Metode Cross

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

BEBERAPA VARIASI PERHITUNGAN DENGAN CARA CROSS

(THE MOMENT-DISTRIBUTION METHOD)

Oleh: Rony Ardiansyah

ABSTRAK
Mengingat banyak ragam cara penyelesaian mekanika teknik dengan cara Cross, baik
perjanjian tanda, cara pelepasan momen primer dan momen imbang yang cukup bervariasi,juga
mempergunakan kekakuan batang baik yang diselaraskan maupun tidak diselaraskan, serta berbagai
istilah dan simbol yang dipergunakan selama ini.
Dalam Artikel ini penulis memadu beberapa sistem, baik sistem atau metode oleh Chu-Kia
Wang maupun Sutomo H.M,dimana mereka mempergunakan perjanjian tanda yang berbeda, kekakuan
yang berbeda, namun memperoleh suatu hasil akhir yang sama. Kemudian sebagai perhitungan kontrol
penulis mempergunakan metode “Single Cycle Moment Distribution Method”. Semua perhitungan
diatas mempergunakan bantuan Microsoft Excel.
Sasaran yang ingin dicapai dengan mengambil suatu contoh soal, berupa balok diatas beberapa
perletakan, adalah untuk menghasilkan suatu hasil perhitungan praktis dengan tingkat akurasi yang
cukup,dan dapat dipertanggung-jawabkan

Considering a lot of manner of is way of the solving of engineering mechanics by


Cross, good of sign convention, way of release of balancing moment and moment primary
(fixed end moment) is which enough variable and also utilize the bar inertia of both for
harmonized by and also is not harmonized, and also various term and symbol utilized during
the time.
In this Article the writer combine some good system;the system or method by Chu-
Kia Wang and also their Sutomo H.M, where utilize the different sign convention, different
inertia, but obtain;get the same end result. Later;Then as calculation control of the writer
utilize the method " Single Cycle Moment Distribution Method". All above calculation utilize
the aid of Microsoft Excel.
The Target which wish reached by taking an example of problem, in the form of
above log some placement, is to yield an practical calculation result with the accuration
storey;level which enough and can be justified

I. PENDAHULUAN ketelitian berapapun, seiring kehendak (Chu


Metode distribusi-momen pada mulanya Kia Wang, Analisa Struktur Lanjutan, 1992)
dikemukakan oleh Prof. Hardy Cross pada
tahun 1930-an dan dipandang sebagai salah II. ANALISA TEORITIK
satu sumbangsih terpenting yang pernah 1. FAKTOR KEKAKUAN (STIFFNESS
diberikan kepada analisa struktur balok – FACTOR) 4EI/L
kontinu dan kerangka kaku. Pada hakekatnya
metode ini merupakan suatu cara untuk  Faktor kekakuan bisa diambil = EI/L
menyelesaikan persamaan-persamaan simultan atau 4EI/L
di dalam metode ubahan sudut dengan  Faktor kekakuan yang diselaraskan
pendekatan berturut-turut, dengan derajat bisa diambil 0,75 dari 4EI/L.

A B
M B .L M B .L
MA 6 EI 3EI
MA MB
= + A2 B2
A A1 B1
EI konstan MB
M A .L M A .L
L
3EI 6 EI

Gambar 2.1. Faktor kekakuan dan pemindahan


θB = - θB1 + θB2 = 0 dihitung dengan cara putaran sudut atau
= - MAL / 6EI + MBL / 3EI = 0 dapat dilihat pada table momen.
= - ½ MA + MB = 0
MB = ½ MA 5. PERJANJIAN TANDA
θA = + θA1 – θA2  Positif “Apabila menyebabkan batang
= + MAL / 3EI – MBL / 6EI berputar searah jarum jam”
= 3 MAL / 12EI  Negatif “ Apabila menyebabkan batang
MA = 12EI / 3EI (θA) = 4EI / L (θA) berputar berlawanan arah jarum jam”.
4EI / L Adalah Faktor Kekakuan
½ Adalah Carry Over Factor 6. MOMEN-MOMEN PENGIMBANG
2. FAKTOR PEMINDAHAN (CARRY OVER (BALANCING MOMENT)
FACTOR)/ FAKTOR INDUKSI = + ½  Apabila momen primer pada titik
 Faktor perpindahan diberi simbol “CO” kumpul adalah (∑M0)
 Terjadi induksi hanya dalam batang  Simbol Balancing Moment adalah
yang sama “BAL”.
 CO = +1/2 BAL.  Dalam buku Sutomo H.M. dipakai
3. FAKTOR DISTRIBUSI (DISTRIBUTION simbol “delta M” (∆M)
FACTOR)
 Faktor distribusi dapat disamakan 7. MOMENT CROSS
dengan perbandingan kekakuan.  Simbol momen desain sama dengan
 Simbol dari Faktor Distribusi adalah momen cross “M”
“FD”  Yang dimaksud Momen Cross dalam
 Dalam buku Sutomo H.M. dipakai buku Sutomo H.M. adalah Momen
simbol “miu” (µ) Desain tapi berlawanan tanda atau
4. MOMEN PRIMER (FIXED END (Mcross= -Mdesain)
MOMENT)  M = M0 + ∆M
 Simbol momen primer adalah “FEM”
 Dalam buku Sutomo H.M. dipakai 8. MOMEN DESAIN
simbol “M ”.0  Momen desain disebut juga “Momen
 Besarnya momen primer untuk berbagai Ujung”.
jenis pembebanan atau perletakan dapat
III. PEMBAHASAN
Kasus ini merupakan balok menerus di atas beberapa perletakan seperti yang terlihat pada gambar
3.1. berikut ini :

24 kN/m 80 kN
6m 6m

C
A 5Ic B 4Ic
10 m 12 m

Gambar 3.1. Balok yang ditinjau (sumber Chu-Kia Wang, 1992)


BAL 0 -0,48 -0,32 -1,2
Jumlah (diakhir siklus 5) -206,6 +186,32 -186,32 0
Tabel 3.1. Distribusi momen untuk balok Proses tersebut dapat diteruskan hingga derajat
kontinu ketelitian berapapun, seiring kehendak.
Titik hubung A B C
Anggota AB BA BC CB
4EI/L 2EIC 2EIC 1,333EIC 1,333EIC
Faktor distribusi …… 0,600 0,400 1,000 Untuk perhitungan cara biasa (kondisi I) dan
Siklus 1
FEM -200 +200 -120 +120 cara modifikasi (kondisi II) dapat dilihat pada
BAL 0 -48 -32 -120
CO -24 0 -60 -16
Siklus 2
BAL 0 +36 +24 +16
Siklus 3
CO +18 0 +8 +12 tabel 3.2 dan tabel 3.3 dengan asumsi
BAL 0 -4,8 -3,2 -12
CO -2,4 0 -6 -1,6
perhitungan sebagai berikut :
Siklus 4
BAL 0 +3,6 +2,4 +1,6
Siklus 5 CO +1,8 0 +0,8 +1,2
Perhitungan cara biasa pada tabel 3.2. dihitung Cheeck      
Change 6.6667 13.3333 6.6667 0.0000
berdasarkan asumsi ; -1/2 (change)… -6.6667 -3.3333 0.0000 -3.3333
Sum………….. 0.0000 10.0000 6.6667 -3.3333
0 rel = sum/(-K) 0.0000 -5.0000 -5.0000 2.5000
 Momen primer pada perletakan sendi
Check Check Check
jepit diambil sama dengan perletakan
jepit-jepit (PL/8) KETERANGAN :
 Kekakuan diambil sama dengan
4EI/L 1. PELEPASAN SERENTAK
2. TIDAK ADA INDUKSI PADA TITIK KE "C "
3. " K " MODIFIKASI ( K.CD = K. DC = 1,3333)
Perhitungan cara modifikasi pada tabel 3.3.
dihitung berdasarkan asumsi ; Sebagai bahan perbandingan perhitungan
analisa statika dengan cara Cross ini yaitu
 Momen primer diambil berdasarkan antara kondisi I dengan kondisi II (modifikasi),
perletakan sendi-jepit (3PL/16) maka perhitungan distribusi momen dengan
 Kekakuan diambil sama dengan 0,75 cara biasa (Kondisi I) disajikan dalam
dari 4EI/L beberapa macam siklus dapat ditampilkan pada
tabel 3.4., tabel 3.5. dan tabel 3.6. berikut ini :
Table 3.2. Distribusi Momen Kondisi I (Cara Biasa)

Joint…… A B C Table 3.4. Distribusi Momen Kondisi


Member… AB BA BC CB I (Cara Biasa) dengan 3
K = 4EI/L 2 2 1.33333 1.33333
cycle DF 0 0.6 0.4 1 Siklus.
FEM 200 -200 120 -120 Joint…… A B C
1 Member… AB BA BC CB
BAL 0 48 32 120
CO 24 0 60 16 Total 206 -183.2 183.2 0
2 Cheeck
BAL 0 -36 -24 -16
CO -18 0 -8 -12 Change 6 16.8 63.2 120
3 -1/2 (change)… -8.4 -3 -60 -31.6
BAL 0 4.8 3.2 12
CO 2.4 0 6 1.6 Sum………….. -2.4 13.8 3.2 88.4
4 0 rel = sum/(-K) 1.2 -6.9 -2.4 -66.33
BAL 0 -3.6 -2.4 -1.6
CO -1.8 0 -0.8 -1.2 Check Check Check
5
BAL 0 0.48 0.32 1.2
CO 0.24 0 0.6 0.16
6
BAL 0 -0.36 -0.24 -0.16 Table 3.5. Distribusi Momen Kondisi
CO -0.18 0 -0.08 -0.12
7
BAL 0 0.048 0.032 0.12
I (Cara Biasa) dengan 4
8 CO 0.024 0 0.06 0.016 Siklus.
BAL 0 -0.036 -0.024 -0.016 Joint…… A B C
9 CO -0.018 0 -0.008 -0.012 Member… AB BA BC CB
BAL 0 0.0048 0.0032 0.012 Total 208.4 -186.8 186.8 0
CO 0.0024 0 0.006 0.0016 Cheeck
10 0 -0.0036 -0.0024 -0.0016
BAL Change 8.4 13.2 66.8 120
CO -0.0018 0 -0.0008 -0.0012 -1/2 (change)… -6.6 -4.2 -60 -33.4
11
BAL 0 0.00048 0.00032 0.0012 Sum………….. 1.8 9 6.8 86.6
CO 0.00024 0 0.0006 0.00016 0 rel = sum/(-K) -0.9 -4.5 -5.1 -64.95
12
BAL   -0.00036 -0.00024 -0.00016 Check Check Check
206.6668
Total 4 -186.66668 186.66668 0
Cheeck
Change 6.66684 13.33332 66.66668 120
-1/2 (change)… -6.66666 -3.33342 -60 -33.33334 Table 3.6. Distribusi Momen Kondisi
Sum………….. 0.00018 9.9999 6.66668 86.66666
0 rel = sum/(-K) -9E-05 -4.99995 -5.00001 -64.999995 I (Cara Biasa) dengan 8
Check Check Check Siklus.
Joint…… A B C
Member… AB BA BC CB
Total 206.684 -186.668 186.668 0
Table 3.3. Distribusi Momen Kondisi Cheeck
II (Cara Modifikasi) Change 6.684 13.332 66.668 120
Joint……
-1/2 (change)… -6.666 -3.342 -60 -33.334
A B C
Member…
Sum………….. 0.018 9.99 6.668 86.666
AB BA BC CB
K= 4EI/L
0 rel = sum/(-K) -0.009 -4.995 -5.001 -64.9995
2 2 1.3333 1.3333
K. MODIFIKASI Check Check Check
(0,75) 2 2 1 0
cycle DF 0 0.6667 0.3333 0
FEM 200 -200 180 0
1 BAL 6.6667 13.33333 6.666667 0 Dari tabel-tabel distribusi momen dengan cara
Total 206.6667 -186.6667 186.6667 0.0000 biasa (kondisi I) terlihat pada siklus yang lebih
sedikit terdapat perbedaan putaran sudut yang 1. Disini "single cycle moment distribution"
berbeda. Semakin banyak siklus distribusi sebagai perhitungan control
momen maka putaran sudut yang dihasilkan 2. Perataan momen baru bisa mencapai
akan semakin akurat. Hasil-hasil ini dapat konvergen pada siklus ke - 10
dilihat pada tabel 3.4 dengan 3 siklus., tabel 3. Sebelum konvergen perhitungan ti-dak
3.5 dengan 4 siklus dan tabel 3.6 dengan 8 boleh dihentikan
siklus.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kemudian pada tabel 3.2 yang menampilkan Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik
distribusi momen dengan kondisi I terlihat beberapa kesimpulan antara lain sebagai
bahwa hasil perhitungan semakin akurat. berikut :
Dimana pada tabel ini, distribusi momen 1. Pada ujung balok, balok kontinu
dihitung hingga siklus ke-12. dengan perletakan sendi , apabila
dihitung dengan kekakuan yang
Sementara itu perhitungan distribusi momen diselaraskan maka besar “K” yang
pada kondisi II atau cara modifikasi hanya diselaraskan adalah sama dengan
memerlukan 1 (satu) siklus saja untuk 0,75 K.
menghasilkan putaran sudut yang sangat 2. Besarnya momen primer akan
akurat. berbeda dalam perhitungan pada
perhitungan cara kekakuan yang
Sebagai perhitungan kontrol, digunakan diselaraskan dengan yang tidak
metode Single Cycle Moment Distribution diselaraskan.
Method yang ditampilkan pada tabel 3.7 3. Perhitungan dengan perlepasan
berikut ini: momen primer atau momen
penimbang, dengan cara perlepasan
Table 3.5. Distribusi Momen dengan satu titik akan menghasilkan
Single Cycle perhitungan yang lebih singkat dan
Siklus ke… Titik A B C lebih akurat dibandingkan dengan
FD 0 0.6 0.4 1
FEM 200 -200 120 -120
cara perlepasan serentak.
Siklus 1 Dist. At. A 60 IND 120 4. Sebagai kontrol pada ujung
Dist. At. B 6 IND 12 8 IND 4 perletakan jepit besarnya momen
Dist. At. C 0 IND 0
Momen 206 -188 188 4 harus sama dengan nol.
Siklus 2 Dist. At. A -2 IND -4 5. Kontrol perhitungan dengan “The
Dist. At. B 0.6 IND 1.2 0.8 IND 0.4
Dist. At. C 0 IND 0
Single Cycle Moment Distribution”
Momen 206.6 -186.8 186.8 0.4 yang menghasilkan momen desain
Siklus 3 Dist. At. A -0.2 IND -0.4 yang sama, adalah disebabkan metode
Dist. At. B 0.06 IND 0.12 0.08 IND 0.04
Dist. At. C 0 IND 0 ini juga diturunkan dari metode
Momen 206.66 -186.68 186.68 0.04 putaran sudut.
Siklus 4 Dist. At. A -0.02 IND -0.04
Dist. At. B 0.006 IND 0.012 0.008 IND 0.004 6. Dari hasil perhitungan pada kondisi I
Dist. At. C 0 IND 0 diperoleh hasil yang hampir sama
Momen 206.666 -186.668 186.668 0.004
Siklus 5 Dist. At. A -0.002 IND -0.004
antara putaran sudut θBA dengan θAB,
Dist. At. B 0.0006 IND 0.0012 0.0008 IND 0.0004 tetapi hasil ini baru diperoleh pada
Dist. At. C 0 IND 0 siklus ke-12.
Momen 206.6666 -186.667 186.6668 0.0004
Siklus 6 Dist. At. A -0.0002 IND -0.0004 7. Dari hasil perhitungan pada kondisi II
Dist. At. B 6E-05 IND 0.00012 8E-05 IND 4E-05 (modifikasi) diperoleh hasil yang
Dist. At. C 0 IND 0
Momen 206.6667   -186.667 186.6667   4E-05
sama antara putaran sudut θBA dengan
Siklus 7 Dist. At. A -2E-05 IND -4E-05 θAB, hanya pada siklus pertama.
Dist. At. B 6E-06 IND 1.2E-05 8E-06 4E-06
Dist. At. C 0 IND 0
IND
8. Dengan hasil kedua perhitungan
Momen 206.6667   -186.667 186.6667   4E-06 tersebut penulis menyarankan agar
Siklus 8 Dist. At. A -2E-06 IND -4E-06 menggunakan perhitungan dengan
Dist. At. B 6E-07 IND 1.2E-06 8E-07 IND 4E-07
Dist. At. C 0 IND 0 cara modifikasi/kondisi II. Dimana
Momen 206.6667   -186.667 186.6667   4E-07 cara ini dinilai lebih praktis, karena
Siklus 9 Dist. At. A -2E-07 -4E-07
Dist. At. B 6E-08 IND 1.2E-07 8E-08
IND
IND 4E-08
hanya memerlukan satu siklus saja
Dist. At. C 0 IND 0 untuk mendapatkan hasil perhitungan
Momen 206.6667   -186.667 186.6667   4E-08 yang cukup akurat.
Siklus 10 Dist. At. A -2E-08 IND -4E-08
Dist. At. B 6E-09 IND 1.2E-08 8E-09 IND 4E-09
Dist. At. C 0 IND 0
Momen 206.6667   -186.667 186.6667   4E-09

Keterangan : V. DAFTAR PUSTAKA


H. M. Soetomo Ir., Perhitungan Cara Cross,
penerbit Departemen Sipil ITB –
HMS ITB, Bandung

Wang C. K., Ph.D.,Analisa Struktur Lanjutan,


Jilid , edisi mahasiswa, penerbit
Erlangga, Jakarta, 1992

Yudhiantoro D., Trik dan Teknik


Menggunakan Microsoft Excel,
penerbit Andi Yogyakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai