Jenis Pembedahan Ca Paru
Jenis Pembedahan Ca Paru
a. Lobektomi
Lobektomi menjadi pilihan utama pada kasus NSCLC yang terdapat di dalam satu
lobus dengan cara mengangkat tumor dan saluran limfatiknya baik di pleura maupun di
sentral. Lobektomi memiliki angka keberhasilan yang paling tinggi dengan angka mortalitas
yang rendah jika pemilihan pasien dilakukan dengan baik. Hasil penelitian Lung Cancer
Study Group yang membandingkan antara lobektomi dengan reseksi laser (wedge resection
atau segmentektomi) pada kanker paru perifer stadium I menemukan bahwa terdapat 3 kali
lipat peningkatan kekambuhan lokal atau rekurensi pada pasien yang menjalani prosedur
reseksi laser jika dibandingkan dengan lobektomi (Korst, 2008; Jusuf et al., 2011; Varlotto et
al., 2011).
b. Sleeve Lobectomy
lobus dengan potongan segmen melingkar yang dekat dengan bronkus utama. Tindakan ini
lobectomy digunakan saat batas bronkus bebas tumor tidak dapat diperoleh dengan
Analisis potong beku yang akurat sangat dibutuhkan untuk menentukan daerah bebas
tumor. Bila tumor menginvasi arteri pulmoner dapat dilakukan teknik arterioplasti pulmoner
komplikasi anastomosis yang rendah, mortalitas yang rendah serta perbaikan fungsi paru
yang lebih baik dibandingkan pneumonektomi. Angka survival 5 tahun setelah reseksi
Progression free survival rates selama 3 tahun dilaporkan sebesar 38% pada grup reseksi
Tindakan bilobektomi dilakukan jika lokasi tumor terdapat di dua lobus yang berbeda,
yang paling sering adalah di lobus tengah dan lobus bawah kanan. Prosedur ini diperlukan
jika tumor melintasi fisura antara lobus bawah dan lobus tengah kanan tumor ukuran besar
yang melibatkan trunkus intermedius yang tidak sesuai untuk sleeve lobectomy dan jika
penyakit mengenai kelenjar getah bening di lobus bawah dan melibatkan lobus tengah.
Bilobektomi memiliki mortalitas 30 hari pascabedah sebanyak 1,4%, morbiditas 47,2% dan
d. Pneumonektomi
lobektomi tidak dapat mengangkat tumor secara keseluruhan serta pasien dapat
keterlibatan bronkus utama secara luas, perlekatan tumor ke proksimal, arteri pulmoner
ekstraperikardial dan lesi lobus atas yang menginvasi arteri pulmoner di lobus bawah.
mortalitas dan morbiditas tindakan ini pada 600 pasien NSCLC memiliki angka kematian
perioperatif sebesar 7% dan 40% pasien mengalami komplikasi respirasi dan kardiovaskular
e. Segmentektomi
keberhasilan reseksi pada pasien NSCLC stadium 1. Teknik operasi segmentektomi lebih
sulit dibandingkan dengan lobektomi karena membutuhkan diseksi kelenjar getah bening
dan kerumitan prosedur tindakan ini untuk tumor dengan ukuran 2 cm atau lebih.
ketahanan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan tindakan lobektomi. Akan tetapi
beberapa penelitian melaporkan diantaranya pada kanker paru stage I dengan tumor ukuran
T1a memiliki angka tahan hidup yang lebih baik dan kekambuhan yang rendah. Penelitian
lain menemukan segmentektomi lebih superior dalam hal tahan hidup dibandingkan wedge
resection pada pasien dengan ukuran tumor yang kecil. Penelitian Okada et al., 2014
menemukan segmentektomi lebih baik dibandingkan lobektomi dalam hal progression free
survival selama 3 tahun. Penelitian ini juga melaporkan tindakan segmentektomi harus
segera diubah ke lobektomi jika saat operasi ditemukan tumor serta keterlibatan kelenjar
getah bening tidak dapat dipastikan (Kozower dan Patterson, 2008; Smith et al., 2013;
f. Wedge Resection
resection dengan meminimalkan jaringan parenkim paru yang direseksi. Teknik ini
digunakan pada pasien dengan toleransi tidak memadai untuk lobektomi. Masalah utama
tindakan ini adalah angka kekambuhan lokal yang tinggi dan angka tahan hidup yang
rendah. Pasien yang menjalani wedge resection memiliki karakteristik usia tua dengan
disfungsi organ preoperatif yang banyak. Jika dibandingkan dengan lobektomi tindakan ini
memiliki angka tahan hidup 5 tahun sebesar 58% dibandingkan 70% pada lobektomi.
Radiasi lokal setelah operasi dibutuhkan setelah tindakan ini untuk mengurangi angka