Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................................. i

Kata Pengantar................................................................................................................. ii

Daftar isi........................................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian IMS..................................................................................................... 3

B. Gejala Umum Penyakit Menular Seksual……………………………………….. 4

C. Penyakit Yang Termasuk Dalam Kelompok IMS………………………………. 5

D. Resiko Kesehatan Yang Dihadapi Remaja………………………………………. 18

E. Cara Penularan…………………………………………………………………… 19

F. Yang Dilakukan Jika Terkena IMS……………………………………………….. 19

G. Cara Mencegah IMS…………………………………………………………….. 20

H. Peran Bidan………………………………………………………………………. 21

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................. 22

B. Saran....................................................................................................................... 22
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan penularan yang cukup cepat.
Tidak dapat disangkal bahwa mata rantai penularan infeksi menular seksual adalah wanita
tunasusila (WTS) yang dapat menyusup dalam kehidupan rumah tangga. Perubahan perilaku
seksual telah menyebabkan timbunya berbagai masalah yang berkaitan dengan infeksi menular
seksual dan kehamilan yang tidak dikehendaki. Bila penyakit infeksi menular seksual sebagian
besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyulit
selanjutnya, berbeda dengan kehamilan yang tidak dikehendaki. Masalah terakhir ini mempunyai
dampak yang lebih luas baik biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan etika.

Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang memerlukan
penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar ke alat genitalia bagian dalam (atas) dan
menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang kurang memuaskan akan menimbulkan
penyakit menjadi menahun (kronis) dengan akibat akhir rusaknya fungsi alat genitalia bagian
dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul.

Dalam pertemuan di Atlanta USA tentang penyakit hubungan seksual, menyatakan bahwa mata
rantai yang ditularkan oleh WTS tidak dapat dihilangkan tetapi hanya mungkin diperkecil
peranannya. Dengan diketemukannya penyakit AIDS yang disebabkan oleh virus dan sampai
sejauh ini belum ada pengobatannya, maka masyarakat akan lebih berhati-hati. Secara kelakar
disebut pula bahwa PID adalah pretty international diseases, oleh karena disebar luaskan oleh
wanita cantik yang berstatus sebagai wanita tunasusila (WTS) atau wanita penghibur.

Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, menjadikan


remaja tegar dalam menghadapi masalah dan mampu mengambil keputusan terbaik bagi dirinya,
maka pelayanan konseling sangat diperlukan remaja. Meskipun kepedulian pemerintah,
masyarakat maupun LSM dalam memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan
reproduksi sudah semakin meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling
masih terbatas. Hal ini antara lain disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan konseling
bagi remaja yang terbatas.Disamping itu, kemampuan tenaga konselor dalam memberikan
konseling kepada remaja di pusat-pusat pelayanan informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi
remaja juga masih terbatas. Atas dasar itulah maka guna mendukung kemampuan SDM dalam
melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja perlu disiapkan tenaga yang terlatih melalui
workshop konseling kesehatan reproduksi remaja.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan IMS ?

2. Apa saja jenis – jenis IMS ?

3. Bagaimana cara penularan IMS ?

4. Apa yang harus kita lakukan kalau terkena IMS?

5. Bagaimana cara mencegah ?

6. Bagaimana peran bidan dalam mengatasi IMS ?

C. TUJUAN

1. Untuk Mengetahui apa itu IMS

2. Untuk Mengetahui jenis – jenis IMS

3. Untuk Mengetahui cara penularan IMS

4. Untuk Mengetahui apa yang harus kita lakukan kalau terkena IMS

5. Untuk Mengetahui cara mencegah IMS

6. Untuk mengetahui Peran bidan dalam mengatasi IMS


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pegertian IMS (Infeksi Menular Seksual)

Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual (PMS) atau dalam bahasa
Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs),Sexually Transmitted Infection (STI)
or Venereal Disease (VD). Dimana pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar
menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga
penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada penyakit yang ada di
kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya (Ditjen
PPM & PL, 1997).

IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang ditularkan
dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS yang sering terjadi adalah
Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, kaena
mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn
antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999).

Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit
yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang
sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama
jenis.

PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul kasus penyakit AIDS yang
menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai sekarang pengobatan yang paling manjur
masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak
dan akibatnya pun cukup fatal, antara lain :

kemandulan

kecacatan

gangguan kehamilan

kanker

kematian

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor, yaitu :
faktor medis dan faktor sosial.
B. Gejala Umum Penyakit Menular Seksual

TABEL GEJALA UMUM PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Gejala Perempuan Laki-laki

Luka Luka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat


kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain.
Tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di
sekitar alat kelamin

Cairan tidak normal Cairan dari vagina bisa Cairan bening atau
gatal, kekuningan, berwarna berasal dari
kehijauan, berbau atau pembukaan kepala penis
berlendir. Duhtubuh bisa atau anus.
juga keluar dari anus.

Sakit pada saat buang air PMS pada wanita biasanya Rasa terbakar atau rasa
kecil tidak menyebabkan sakit sakit selama atau setelah
atau burning urination urination terkadang diikuti
dengan duhtubuh dari
penis

Perubahan warna kulit terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan
bias menyebar ke seluruh bagian tubuh

Tonjolan seperti jengger Tumbuh tomjolan seperti jengger ayam di sekitar alat
ayam kelamin

Sakit pada bagian bawah Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan
perut dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran
reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian
dalam system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi,
dan ovarium)

Kemerahan Kemerahan pada sekitar Kemerahan pada sekitar


alat kelamin, atau diantara alat kelamin, kemerahan
kaki dan sakit di kantong zakar

Gejala lain dari Demam


HIV/AIDS
Keringat malam

Sakit kepala
Kemerahan di ketiak, paha atau leher

Mencret yang terus menerus

Penurunan berat badan secara cepat

Batuk, dengan atau tanpa darah

Bintik ungu kebiruan pada kulit

C. Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS

IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting adalah :

1. Gonoroe (GO) atau kencing nanah

Penyakit gonoroe adalah salah satu penyakit IMS yang disebabkan oleh Neisseria Gonorhoe,
tergolong bakteri diplokokus berbentuk seperti buah kopi. Masa inkubasi (waktu sebelum terjadi
gejala) berkisar antara 3 sampai 5 hari setelah infeksi. Penyakit gonoroe paling banyak dijumpai
dalam jajaran penyakit infeksi menular seksual namun mudah di obati, tetapi jika terlambat atau
pengobatan yang kurang tepat dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.

Infeksi gonore selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvicinflammatory disease (PID).
Infeksi ini sering ditemukan pada trimester pertama sebelum korion berfusi dengan desidua dan
mengisi kavum uteri. Pada tahap lanjut, Neisseria gonorrhoeae diasosiasikan dengan rupture
membrane yang premature, kelahiran premature, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.
Konjungtivitis gonokokol ( ophthalmia neonatorum), manifestasi terserang dari infeksi perinatal,
umumnya ditransmisi selama proses persalinan. Jika tidak terapi, kondisi ini dapat mengarah
pada perforasi kornea dan panoftalmitis. Infeksi neonatal yang lebih jarang termasuk meningitis
sepsis diseminata dengan atritis, serta infeksi genital dan rectal.

a. Infeksi Gonoroe pada Pria

Bentuk yang paling sering adalah uretritis gonore anterior akuta yang dalam bahasa awam
disebutnya juga kencing nanah. Gejala umumnya adalah rasa gatal dan panas diujung kemaluan,
rasa sakit saat kencing dan banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat
bercampur darah.

Pada pemeriksaan akan dijumpai ujung kemaluan merah, membengkak, dan menonjol,
diujungnya bila dipijit akan keluar nanah. Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan yang
tepat dapat menyebar kebagian alat kelamin lainnya seperti kandung kencing, prostat sampai
buah zakar dan salurannya. Dengan pengobatan yang kurang mantap, penyakit akan bersifat
menahun dan menjadi sumber penularan bagi orang lain serta keluarganya.

b. Infeksi Gonoroe pada wanita

Infeksi pertama terkena pada wanita adalah mulut rahim, apalagi bila telah terdapat perlukaan
sehingga penyebarannya kebagian bawah dan bagian atas alat kelamin semakin cepat. Infeksi
mulut rahim disebut servisitis yang bersamaan dengan infeksi vagina (liang senggama)
trikomonas maka gejala klinisnya semakin menonjol yaitu rasa nyeri pada daerah punggung,
mengeluarkan keputihan encer seperti nanah.

Pemeriksaan serviks akan tampak berwarna merah, membengkak, perlukaan, dan tertutup oleh
lendir bernanah. Lendir yang dikeluarkan sangat infeksius (bersifat menginfeksi), sehingga dapat
menyebarkan penyakitnya menuju liang kencing (uretritis) dengan gejala rasa sakit saat kencing,
banyak kencing dan dapt bercampur nanah, pemeriksaan mulut saluran kencing menunjukkan
berwarna merah, bengkak, bila diurut keluar nanah.

 Jenis Tes : Pemeriksaan Nanah


 Penatalaksanaan

Diagnose gonore dapat dipastikan dengan menemukanN.gonorrhoeaae sebagai penyebab baik


secara mikroskopik maupun kultur (biakan). Sensitivitas dan spesifitas dengan pewarnaan Gram
dari sediaan serviks hanya berkisar antara 45-65%, sedangkan sensitivitas dan spesifisitas dengan
kultur sebesar 85-95%. Oleh karena itu untuk infeksi gonore tanpa komplikasi adalah
pengobatan dosis tunggal. Pilihan terapi yang direkomendasikan adalah :

o Terapi Gonorrhoea

- Penisilin (banyak yang resisten)

- Cephalosporin :

Cefixime : 400 mg single dose

Ceftriaxone : 250 mg IM single dose

Cefotaxime : 500 mg IM single dose

- Quinolone (banyak yang resisten)

- Spectinomisin : 2 g IM single dose


2. Herpes Simpleks

Penyakit infeksi hubungan seksual dengan penyebab virus herpes simpleks tipe I dan II. Gejala
klinisnya adalah gejala umum dalam bentuk badan panas, lelah atau cepat lelah, napsu makan
berkurang. Masa manifestasinya (inkubasinya) sekitar 3 minggu. Gejala lokal pada genitalia
terdapat pembentukan vesikel berkelompok diatas kulit, kulit tampak basah dan lebih merah,
terdapt ulkus yang dangkal, kulit keriput (krusta), rasa nyeri yang hebat, sehingga terdapt
kesukaran berjalan.

Pada pria gejala klinisnya lebih ringan, karena sering mendapat pengobatan preventif sendiri,
dibandingkan pada wanita. Pengobatan lokal dengan salep yang mengandung idoksuridin
sedangkan pengobatan sistemik mempergunakan preparat asiklovir yang cukup memberikan
harapan kesembuhan.

Semua virus herpes memiliki ukuran dan morfologi yang sama dan semuanya melakukan
replikasi pada inti sel. Herpes Simplex Virus sendiri dibagi menjadi dua tipe, yaitu Herpes
Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) yang menyebabkan infeksi pada alat kelamin (genital). Tetapi,
bagaimanapun kedua tipe virus tersebut dapat menyebabkan penyakit dibagian tubuh manapun.
HSV-1 menyebabkan munulnya gelembung berisi cairan yang terasa nyeri pada mukosa mulut,
wajah dan sekitar mata. HSV-2 atau herpes genital ditularkan melalui hubungan seksual dan
menyebabkan vagina terlihat seperti bercak dengan luka mungkin muncul iritasi, penurunan
kesadaran yang disertai pusing, dan kekuningan pada kulit (jaundice) dan kesulitan bernapas atau
kejang. Biasanya hilang dalam 2 minggu infeksi, infeksi pertama HSV adalah yang paling berat
dan dimulai setelah masa inkubasi 4 - 6 hari. Gejala yang timbul meliputi nyeri, inflamasi dan
kemerahan pada kulit (eritema) dan diikuti dengan pembentukan gelembung - gelembung yang
berisi cairan bening yang selanutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti dengan
pembentukan keropeng atau kerang (scab). Setelah infeksi pertama, HSV memiliki kemampuan
yang unik untuk bermigrasi sampai pada saraf sensorik tepi menuju spinal ganglia dan
berdormansi sampai diaktifasi kembali. Pengaktifan virus yang berdormansi tersebut dapat
disebabkan penurunan daya tahan tubuh, stres, depresi, alergi pada makanan, demam, trauma
pada mukosa genital, menstruasi, kurang tidur dan sinar ultraviolet.

 Jenis Tes : Tes Darah


 Terapi Herpes Simpleks

Terapi diberikan dalam bentuk krim, pil atau secara intrevena (infus). infeksi pada ibu hamil atau
ibu menyusui, janin atau anaknya maka perlu resep dokter sendiri yang perlu ada tambahan obat
bagi mereka.
a. Infeksi Primer

- Acyckivir 3x400 mg dan Acyclovir 5x200 mg oral (7-10 hari)

- 2x1 g oral (7-10 hari)

b. Infeksi berulang/kambuhan

- Acyclovir 2x800 mg oral (5 hari)

- Valacyclovir 2x500 mg oral (3 hari)

c. Terapi Supresi : yang sering kambuh (> 6x/tahun)

- Acyclovir 400 mg oral 2 kali sehari (6 bln- 1 tahun)

- Valacyclovir 500 mg oral sekali sehari (1 tahun)

3. Sifilis atau raja singa

Penyebab dari sifilis adalah treponema pallidum, orde spirochaetaeas. yang diserang oleh
penyakit ini adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung treponema pallidum.
Stadium lanjut menyerang sistem pembuluh darah dan jantung, otak dan susunan saraf.
Penjalaran menuju janin yang sedang berkembang dalam rahim dapat menimbulkan kelainan
bawaan janin dan infeksi dini saat persalinan.

Masa inkubasinya cukup panjang sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu. Timbul perlukaan di
tempat infeksi masuk, terdapat infitrat (pemadatan karena serbuan sel darah putih) yang
selanjutnya mengelupas dan menimbulkan perlukaan dengan ciri perlukaan dengan permukaan
bersih, berwarna merah, kulit sekitarnya tidak terdapat tanda radang, membengkak, dan
sebagiannya, tidak terasa nyeri, perlukaan mendatar dapat berubah menjadi ulkus karena
dindingnya tegak lurus kedalam, ulkus ini tidak nyeri dan disebut ulkus durum. Penyakit infeksi
dapat menyebar ke daerah kelenjar getah bening regional yang berbentuk soliter artinya tidak ada
pelekatan tanpa rasa nyeri, dan pergerakannya bebas.

 Macam-macam sifilis

A. Sifilis primer

Dalam banyak kasus, yang jelas salah satunya gejala sifilis primer adalah rasa sakit maag di
sebut chancre yang muncul dalam waktu dua sampai enam minggu setelah seseorang menjadi
terinfeksi dengan T. palidum. Biasanya, ulkus muncul pada penis, vulva, vagina atau anus. Hal
ini juga dapat muncul pada leher rahim. Lidah, bibir dan bagian tubuh lainnya.

B. Sifilis sekunder

Gejala yang paling umum adalah ruam lesi kecil mirip dengan penyakit cacar (biasanya cokelat
kemerah-merahan), yang kelompok telah munculnya gatal-gatal yang tidak menghasilkan.
Sementara mereka dapat muncul dimana pada tubuh, gejala sifilis sekunder adalah ruam pada
telapak tangan dan telapak kaki.

C. Sifilis laten

Sifilis laten (tersembunyi)di diagnose ketika seseoranng telah dihasilkan antibody terhadap
bakteri tetapi tidak memiliki gejala infeksi. Sementara orang dengan sifilis laten secara umum
tidak di anggap menular (yang berarti sangat tidak mungkin untuk mengirim bakteri padaorang
lain).

Sifilis laten dapat di bagi menjadi laten awal atau laten lanjut, tergantung pada beberapa lama
orang itu sudah terinfeksi. Orang dengan sifilis laten lanjut (orang-orang yang tidak tahu kapan
infeksi yang di peroleh) untuk memerlukan perawatan lebih agresif di bandingkan dengan infeksi
laten Dini (yang telah terinfeksi kurang dari satu tahun).

D. Sifilis neurosifilis

Hal ini terjadi ketika T.pallidum menginfeksi otak atau sumsum tulang belakang (system saraf
pusat). Infeksi dapat terjadi dalam setiap tahap sifilis bias menyebabkn kerusakan neurologis
yang serius, termasuk kelumpuhan, hilang sensasi fisik, buta dan tuli bertahap. Neurosifilis bisa
cukup berat sehingga menyebabkan cacat permanen atau kematian.

 Jenis Tes : Tes Darah


 Terapi Sifilis

- Penisilin

Benzatin Benzilpenisilin G: 2,4 MIU IM single dose, injeksi 2 tempat

Procain Benzilpenisilin : 600.000 unit IM sekali sehari selama 10-14 hari

- Azitromisin : 500 mg oral sekali sehari selama 10 hari

- Cefriaxone : 1-2 g/hari IM/IV sekali sehari selama 8-10 hari

- Doksisiklin : 200-300 mg/hari oral selama 10-14 hari


- Tetrasiklin : 4x500 mg selama 14 hari

Kondiloma Akuminata (Kutil)

Kondiloma akuminatum (KA) adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh
Human papilloma virus (HPV) yang menyerang kulit alat kelamin. KA disebut juga kutil
kelamin, penyakit jengger ayam atau brondong jagung. KA ditularkan melalui sentuhan
langsung, misalnya trauma pada saat hubungan seksual. Kelainan ini sering ditemukan pada
dewasa muda, terbanyak pada kelompok umur 17-33 tahun, dengan frekuensi yang seimbang
antara pria dan wanita.

Masa inkubasi KA sulit dipastikan, rata-rata sekitar 3 bulan. Pada wanita, lesi KA sering timbul
di liang vagina, labia mayor dan minor, serta sekitar anus. Pada pria, tempat yang sering terkena
adalah glans penis (topi baja), batang penis, daerah rambut kemaluan dan di buah zakar.
Gambaran klinis KA berupa bintil atau benjolan sewarna daging, dengan permukaan tidak
rata/berbenjol-benjol.

 Jenis Tes : Pemeriksaan jaringan dan tes darah


 Terapi Kondiloma Akuminata

~ Obat-obatan:

- Podofilox 0,5% solution atau gel 2xsehari (3hari) diikuti 4 hari bebas terapi

- Imiquimod 5% cream

Sekali sehari sebelum tidur 3 kali seminggu selama 16 minggu, cuci dengan sabun 6-10 jam
setelah diaplikasikan.

 Bedah

- Cryosurgery

- Laser eksisi

- Local eksisi

- Kauterisasi
Klamidia

Penyakit Klamidia tergolong dalam infeksi menular seksual (IMS) pada manusia yang
disebabkan oleh bakteri Chlamidia trachomatis dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara
vaginal, anal, atau oral, dan dapat mengakibatkan bayi tertular dari ibunya selama masa
persalinan. Antara setengah dan tiga perempat dari semua wanita yang mengidap Klamidia pada
leher rahim (cervicitis) tidak memiliki gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi.

Pada pria, infeksi terjadi pada saluran kencing (urethritis) gejalanya : keluarnya putih dari penis
dengan atau tanpa rasa sakit pada kencing (dysuria) dan menyebabkan peradangan pada daerah
pernyimpanan dan kantung sperma (epididymitis).

Gejala yang kadang muncul pada wanita yaitu rasa panas terbakar pada pinggul. Jika Tanpa
perawatan, Klamidia dapat menyebabkan infeksi serius reproduksi dan masalah-masalah
kesehatan lainnya dengan baik jangka pendek maupun jangka panjanglamydia trachomatis, dapat
merusak alat reproduksi manusia dan penyakit mata.

 Jenis Tes : Pemeriksaan cairan atau lendir


 Terapi Klamidia

- Azitromisin : 1 g oral single dose

- Doksisiklin : 2x100 mg selama 7 hari

- Amoksisilin : 3x500 mg oral selama 7 hari

- Eritromisin : 4x500mg oral selama 7 hari

- Clarithromisin: 2x250 mg oral selama 7 hari

- Quinolone :

Levofloksasin : 1x500 mg oral selama 7 hari

Ofloksasin : 2x200 mg oral selama 7 hari

Ulkus Mole (Chancroid) Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi.


Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain :

o Luka lebih dari diameter 2 cm

o Cekung, pinggirnya tidak teratur

o Keluar nanah dan rasa nyeri

o Biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin

o Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha berwarna kemerahan
(bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.

o Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan
penularan infeksi HIV.Tes laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaan Gram dan
Biakan agar selama seminggu.

Hepatitis

Hepatitis diindikasi sebagai salah satu penyakit akibat infeksi virus DNA (hepatitis

B) atau RNA (hepatitis C) yang terjadi pada (organ) hati, yang menyebabkan perasangan

pada sel hati dengan segala akibatnya. Terdeteksi adanya hepatitis virus ABCDEF, namun

yang berkaitan dengan PMS adalah B dan C.

Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh usia. Gejala yang

muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit kepala, diare, nafsu makan menurun,

otot pegal-pegal dan sakit perut, demam tinggi serta vomitus.

1. Hepatitis C

Gejala biasanya baru muncul 10-15 tahun setelah terinfeksi. Gejala yang muncul antara

lain:lelah, mual, kehilangan nafsu makan,vomitus, sakit perut, otot terasa pegal, demam, diare
dan sakit kuning.

~ Cara Penularan
Mediasi penularan hepatitis C yang utama adalah melalui pemakaian jarum suntik yang tidak
disposible. Namun virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual dengan proporsi yang
lebih rendah (yakni dengan pemaparan antara darah wanita menstruasi yang melakukan
hubungan seks dengan perlukaan akibat hepatitis pada pria pasangannya). Untuk mendeteksi,
pemeriksaan anti-hepatitis C virus ditegakkan.

 Pemeriksaan darah sebagai pemeriksaan lab tambahan.

Obat-obatan untuk penderita hepatitis C kronis saat ini telah tersedia, sayangnya terbukti
tidak selalu efektif dan punta efek samping. Gejala terburuk adalah kerusakan hati yang serius.
Menghidari pemaparan spesimen tubuh dan kontak langsung dengan penderita. Hidup sehat dan
teratur sebagai alternatif bijak untuk menghindarinya.

2. Hepatitis B

HbsAg+ berperan menyebarkan virus melalui cairan yang sudah terinfeksi, antara lain: air mani,
darah, cairan vagina ataupun ludah masuk ke tubuh manusia melalui luka yang terbuka dan
bagian tubuh yang memungkinkan untuk infeksi bakteri.

 Tes (diagnosa) HbsAg telah ditemukan hampir pada spesimen tubuh yang terinfeksi, yaitu:
darah, semen, saliva, air mata, ascites, ASI dan urine penderita.
 Terapi untuk penderita virus ini: asimptomatis, interferon.

Istirahat, menghindari stres, tidak melakukan aktivitas berat dan memenuhi kebutuhan nutrisi
dan gizi yang seimbang. Selain itu kurangi dan hindari kebiasaan merokok dan alkoholik.
Antibodi virus ini bersifat seumur hidup setelah penderita terjangkit, namun masih mungkin
terinfeksi hepatitis C. Komplikasi sebagai penyebab utama hepatitis akut,kronik, serosis bahkan
kanker hati.

 Pencegahan

Vaksin yang aman dan adekuat telah tersedia. Pemberiannya dilakukan 3 kali penyuntikan
selama 6 bulan berturut-turut dan semuanya dilakukan di bahu. Hindari sebisa mungkin untuk
tidak terpapar spesimen penderita.

HIV/AIDS

HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya
atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan
tubuh kita untuk berkembang biak. Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) muncul
setelah HIV menyerang sistem kekebalan tubuh kita selam lima hingga sepuluh tahun atau lebih.
penyabab AIDS adalah lymphadenopaty associated virus (LAV),human T cell leucemia virus III
(HTLV III), human T cell lymphotrophic virus. Berntuk virus ini selalu berubah-ubah sehingga
sulit dibuat vaksin dan obat yang dapat menyembuhkan. HIV berkembang dari infeksi menjadi
suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS), dalam 4 fase berikut :

Fase1:
Fase ini dimulai tepat setelah infeksi dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase 1 ini
ditandai dengan perasaan “tidak enak badan” seperti flu, meski pada 20% penderita terjadi flu
yang parah. Tes HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukkan bahwa anda tidak
terinfeksi HIV.

Fase 2:

Fase ini adalah tahap yang terpanjang diantara keempat fase lainnya, bahkan dapat berlangsung
hingga sepuluh tahun. Selama fase ini hampir tidak ada gejala serta penderita terlihat dan merasa
sehat-sehat saja. Padahal sebenarnya, pada fase inilah virus sedang berkembang. Pelan-pelan
HIV menghancurkan sel-sel CD4 dalam darah, yang berjumlah banyak sekali untuk melawan
penyakit. Semakin sedikit sel CD4 yang anda miliki, sistem kekebalan tubuh anda semakin
melemah dan anda akan semakin sulit untuk menghindari penyakit. Memang tubuh akan
melawan dengan cara mengganti sel CD4 yang rusak atau hilang dengan yang baru sebanyak
mungkin, tetapi selalu kalah cepat dibanding dengan pembiakan HIV dalam tubuh anda. Untuk
membantu tubuh dalam memerangi HIV ini, para peneliti telah mengembangkan obat-obatan
antivirus yang bisa dikonsumsi orang-orang dengan HIV.

Fase 3 :

Fase ini dimulai ketika sel CD4 dalam tubuh sudah dikuasai virus yang pada tahap ini sudah
banyak sekalidalam darah. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah gagal, penyakitpun mulai
menyerang. Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasanya dapat dilawan sistem kekebalan
tubh dengan mudah, ironisnya penyakit inilah yang mnguasai dan mengendalikan tubuh yang
terinfeksi HIV dan gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya gejala-gejala ini ringan,
misalnya : lelah, diare, infeksi jamur, demam, berat badan terus menurun, berkeringat pada
malam hari, pembengkakan kelenjar limpa, infeksi pada sekitar area mulut, atau batuk yang
terus-menerus. Tetapi seiring dengan semakin melemahnya sistem kekebalan, gejala-gejala ini
semakin parah.

Fase 4 :
Ketika gejala-gejala penyakit (seperti tuberculosis atau cancer) menjadi semakin parah,
selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan antivirus hanya bisa
memperlambat perkembangan virus ini.

Cara penularannya terutama melalui hubungan seksual dan darah dengan memakai jarum suntik
atau transfusi darah. gejala yang dapat muncul adalah :

1. membesarnya kelenjar getah bening

2. Panas badan sekitar 38oC yang hilang timbul lebih dari 3 bulan, tampa diketahui sebabnya
terutama malam hari.

3. Berat badan menurun lebih dari 10%

4. Napsu makan berkurang

5. Dapat disertai diare (sering buang air bersar yang encer)

 jenis tes :

~ Tes darah Untuk mendeteksi virus HIV : Elisa dan western blood

~ Tes melalui spesimen saliva / ludah (Tes Oral)

D. Resiko kesehatan yang dihadapi remaja

Masa kanak-kanak ke dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan
sosial,sehingga mereka harus menghadapi Masa remaja memang masa transisi tekanan-tekanan
emosi dan sosial yang saling bertentangan. Kebutuhan dan jenis resiko kesehatan reproduksi
yang dihadapi remaja mempunyai ciri yang berbeda dari anak-anak atau pun orang dewasa.

Jenis risiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi remaja antara lain yaitu :
· kehamilan

· aborsi

· penyakit menular seksual (PMS)

· kekerasan seksual

· serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan

Risiko ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, yaitu:

· tuntutan untuk menikah muda dan hubungan seksual

· akses terhadap pendidikan dan pekerjaan

· ketidaksetaraan jender

· kekerasan seksual

· Dan pengaruh media massa maupun gaya hidup.

Khusus bagi remaja putri, mereka kekurangan informasi dasar mengenai keterampilan
menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya. Mereka juga memiliki kesempatan yang
lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal dan pekerjaan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dan pemberdayaan mereka untuk menunda
perkawinan dan kehamilan serta mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki .

Remaja yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan tidak mendapatkan perlindungan dan
kasih sayang orang tua, memiliki lebih banyak lagi faktor-faktor yang berkontribusi, seperti:

o rasa kekhatiran dan ketakutan yang terus menerus


o ancaman sesama remaja jalanan
o pemerasan
o penganiayaan serta tindak kekerasan lainnya
o pelecehan seksual
o dan perkosaan

Para remaja ini berisiko terpengaruh lingkungan yang tidak sehat, termasuk
penyalahgunaan obat, minuman beralkohol, tindakan kriminalitas, serta prostitusi.
E. CARA PENULARAN IMS

Kita bisa terkena IMS melalui hubungan seks yang tidak aman, yang dimaksudkan dengan tidak
aman adalah :

· Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom(zakar masuk ke vagina atau liang
senggama).

· Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)

· Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)

F. YANG HARUS DI LAKUKAN JIKA TERKENA IMS

Kalau terkena IMS atau curiga terkena IMS :

o Cepat ke dokter, IMS harus diobati, tetapi jangan mengobati sendiri. Dokter saja perlu
melakukan tes untuk memastikan IMS yang diderita pasiennya. Obat IMS juga berbeda-
beda tergantung jenis IMS-nya. Cuma dokter yang tahu obat paling tepat untuk IMS yang
diderita. Pergilah ke dokter, klinik, puskesmas atau rumah sakit. ikuti saran dokter atau
petugas kesehatan dan habiskan semua obatnya meski sakit dan gejalanya sudah hilang.
Ajak atau anjurkan semua pasangan seks yang Anda ketahui untuk juga berobat.
o Jangan melakukan hubungan seks selama dalam pengobatan IMS.
o Beberapa IMS meskipun diobati, tidak bisa disembuhkan dan sifatnya kumat-
kumatan. Herpes misalnya, akan kumat pada waktu-waktu tertentu
o Tes IMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu. Biasanya dokter memeriksa
berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang kita rasakan. Jawablah semua pertanyaan
dokter dengan jujur supaya ia dapat memberikan obat yang tepat.

G. CARA MENCEGAH IMS

Pencegahan Penularan lewat seks :

 Absen dari seks atau tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan
kelamin yang masuk kedalam tubuh. Ini sama dengan pantang seks atau puasa seks saat
jauh dari pasangan.
 Berlaku saling setia atau berhubungan hanya dengan seorang yang di pastikan hanya
berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang
sek.
 Cegah infeksi degan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila kita dapat
memastikan kesetiaan pasangan kita atau tidak tau apakan dia pernah menerima transfusi
darah, tato, suntikan, dengan jarum yang tidak steril. Juga bila kita tidak bisa setia kepada
pasangan kita gunakan kondom untuk berhubungan seks baik lewat liang senggama,
lewat mulut atau lubang dubur.

Pencegahan Penularan Cara lainnya :

 Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari
IMS ke dalam tubuh kita.
 Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
 Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak
steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang
bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru biasanya masih dalam plastik dan
dibuka dihadapan kita.

H. PERAN BIDAN DALAM MENGATASI IMS

Sebagai seorang bidan dalam hal ini dapat mengambil perannya sebagai pelaksana yaitu :

 memberikan penyuluhan kepada remaja atau orang dewasa tentang seks, sebelum terjadi
penularan IMS melalui hubungan seksual, betapa bahayanya jika melakukan hubungan
seks bebas seperti berganti-ganti pasangan seks, melakukan hubungan seks lewat dubur
(anal), oral seks.
 Pada seseorang yang telah terkena IMS, bidan disini memberikan konseling memberikan
informasi yang selengkap-lengkapnya tentang IMS, Seseorang yang terkena IMS di
anjurkan untuk tidak berhubungan seks untuk menghindari tertularnya kepada patner
seksnya, Jika melakukan hubungan seks sebaiknya menggunakan kondom, IMS yang
masi dapat disembuhkan sebaiknya penderita di anjurkn untuk melakukan pengobatan
yang rutin.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

IMS (Infeksi Menular Seksual) merupakan salah satu penyakit yang mudah ditularkan melalui
hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan kelainan yang terjadi terutama di
daerah genital. IMS sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh
dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.

Penyakit yang termasuk dalam kelompok IMS di antaranya Gonore (kencing nanah) dan
Kondiloma Akuminata (KA). Prilaku seksual berupa bergonta-ganti pasangan seksual akan
meningkatkan penularan penyakit, Kelompok berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual
yaitu PSK (Pekerja Seks Komersial). Angka penyakit IMS di kalangan PSK (Pekerja Seks
Komersial) tiap tahunnya menunjukkan peningkatan. Saat ini diperkirakan 80%-90% PSK
terinfeksi IMS seperti : Neisseria gonorrhoeae, Herpes simplex vinio tipe 2 dan clamidia. Pekerja
seks memerlukan skrining secara rutin untuk IMS seperti penggunaan kondom tidak sepenuhnya
protektif.

B. SARAN

Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat mengerti
tentang apa yang dimaksud dengan IMS ( Infeksi Menular Seksual ), dan dapat melakukan
berbagai tindak pencegahan, karna ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi
tingkat kejadian pada penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan
pengetahuan pada seluru remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral tersebut karna
dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalah seumur hidup.

Anda mungkin juga menyukai