Anda di halaman 1dari 1

NASKAH KEDAI MAHONI

Monolog :

(Seorang kakek duduk di depan teras di bangku kesayangannya dengan segelas kopi kesukaannya)
Dulu.. Iya dulu sekali..
Masa-masa dimana cinta itu masih ada
Masa masa cinta itu masih bisa aku temui setiap hari
Masa-masa semesta masih mendukung aku menunggu gadisku
Kira-kira 20 tahun lalu
Parasnya cantik, seakan selalu menyapaku dari balik narasi manisnya
Gadis itu selalu…… oia… kalimat yang selalu aku ingat darinya itu “Mas, pasti lagi duduk di bangku sambil
minum kopi tubruk ya?” dan…. Dan aku setia dengan jawabanku dalam hati “masih sama dek, nunggu
kamu nanti bls surat Mas”

Tak ada yang berubah dek... Masih kelu rasanya bibir ini berucap kata cinta dan rindu.
Kenapa?
Diri ini menantang pemiliknya untuk bisa bereksperimen, hingga sejauh mana aku bisa mengungkapkan
dengan kata selain cinta dan rindu Dek..
Terus?
Terus aku harus apa dek sekarang? (Marah pada diri sendiri)
Rasanya ………… (Pantomim masuk bercerita tentang 20 tahun lalu)
Seorang pemuda duduk di depan teras rumah tak sabar menunggu sepucuk surat dari seorang
pak pos, di depan rumah, menuang kopi ke cangkir kesayangannya… dengan wajah gembira selayaknya
anak-anak yang tak sabar mendapat hadiah dari seorang ayah.
Tak lama pak pos datang dengan sepeda bututnya dan berteriak teriak memberitahukan bahwa
surat yang ditunggu telah datang. Dengan sangat gembira pemuda itu loncat gembira dan berlari-lari
gembira.

Anda mungkin juga menyukai