Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Statuta Roma Pengadilan Kejahatan Internasional (seringkali disebut sebagai Statuta


Pengadilan Kejahatan Internasional atau Statuta Roma) adalah traktat yang mendirikan
Pengadilan Kejahatan Internasional. Statuta tersebut diadopsi di sebuah konferensi
diplomatik di Roma pada 17 Juli 1998 dan diterapkan pada 1 Juli 2002. Pada Maret 2016,
124 negara menjadi partai untuk statuta tersebut. Pada beberapa pemikiran lainnya, statuta
tersebut mendirikan fungsi, yuridiksi dan struktur. Statuta Roma menentukan empat inti
kejahatan internasional: genosida, kejahatan melawan kemanusiaan, kejahatan perang, dan
kejahatan agresi. Kejahatan-kejahatan tersebut "tidak menjadi subyek untuk statuta
pembatasan".

Di bawah Statuta Roma, ICC hanya dapat menyelidiki dan mendakwa empat
kejahatan internasional inti tersebut dalam keadaan dimana negara-negara "tak mampu" atau
"tak mengkehendaki" untuk melakukannya pada diri mereka sendiri. Pengadilan tersebut
memiliki yuridiksi atas kejahatan yang hanya jika mereka lakukan di teritorial sebuah partai
negara atau jika tindakan tersebut dilakukan oleh sebuah partai negara; sebuah pengecualian
untuk peraturan tersebut adalah bahwa ICC juga memiliki yuridiksi atas kejahatan-kejahatan
tersebut jika yuridiksinya diotorisasikan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-
Bangsa.1

Berkaitan dengan adanya Undang Undang No.26 tahun 2000 tentang pengadilan
HAM,penyelesaian kasus HAM berat dilakukan di lingkup Peradilan Umum.Hal itu
merupakan wujud dari kepedulian negara terhadap warga negaranya.Negara menyadari
bahwa perlu adanya suatu lembaga yang menjamin akan hak pribadi seseorang.Adanya
Menjamin hak pribadi seseorang inilah diharapkan oleh semua individu individu agar dapat
mengetahui batas haknya dan menghargai hak orang lain.Sehingga diharapkan untuk tidak
terjadi kasus pelanggaran HAM berat untuk kedepannya.

Dengan diundangkannya Undang Undang ini,setidaknya memberikan kesempatan


untuk membuka kasus pelanggaran HAM berat yang pernah terjadi di Negara Indonesia
sebelum adanya Undang Undang ini.

2.Rumusan Masalah

a.Menganalisa perbedaan dan persamaan antara Statute Roma dan UU no.26 tahun 2000
(Materi,Prinsip dan pengaturannya) terhadap Hukum di Indonesia.

b.Bagaimana Implikasi terhadap penegak atau peradilan HAM di Indonesia?


(pengaruh/dampak)

1
Diakses dari sebuah web https://id.wikipedia.org/wiki/Statuta_Roma_Mahkamah_Pidana_Internasional
tanggal 25 Desember 2019
3.Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Artikel ini adalah untuk memahami arti
dari Statute Roma dengan Undang Undang no.26 Tahun 2000,agar individu individu bisa
mempelajari lebih dalam dan membandingkannya dari kedua aturan tersebut di Indonesia
tentang mengetahui bagaimana hubungan antara Negara Hukum dan HAM.
BAB II

PEMBAHASAN

a.Perbedaan dan Persamaan antara Statute Roma dan Undang Undang No.26 Tahun
2000 terhadap Hukum di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai