DISUSUN OLEH
Ikhtiara Fakhrunisa
Puji-puji dan syukur saya panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah saya memuji
dan hanya kepada-Nya lah saya memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta salam saya
haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang
bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Biografi Pahlawan
Kalimantan Selatan Pangeran Antasari”. Pada isi makalah akan diuraikan biografi Pangeran
Antasari guna menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang mata pelajaran
yang saya jalani.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah Indonesia. Saya
menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar perbaikan dapat
dilakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Ikhtiara Fakhrunisa
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apa latar belakang Pangeran Antasari melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda?
2. Apa bentuk perlawanan serta peran Pangeran Antasari dalam melawan kolonial Belanda?
1
Divide et impera adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan
menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih
mudah ditaklukkan, lihat : divide et impera. https://id.wikipedia.org/wiki/Politik_pecah_belah (diakses 19
Januari 2021 pukul 17.45)
4
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah Sultan Hidayatullah ditipu belanda dengan terlebih dahulu menyandera Ratu
Siti (Ibunda Pangeran Hidayatullah) dan kemudian diasingkan ke Cianjur, maka perjuangan
rakyat Banjar dilanjutkan pula oleh Pangeran Antasari. Sebagai salah satu pemimpin rakyat
yang penuh dedikasi maupun sebagai sepupu dari pewaris kesultanan Banjar. Untuk
mengokohkan kedudukannya sebagai pemimpin perjuangan umat Islam tertinggi di Banjar
5
bagian utara (Muara Teweh dan sekitarnya), maka pada tanggal 14 Maret 1862, bertepatan
dengan 13 Ramadhan 1278 Hijriah, dimulai dengan seruan:
“...dengan tegas kami terangkan kepada tuan: Kami tidak setuju terhadap usul minta
ampun dan kami berjuang terus menuntut hak pusaka (kemerdekaan)...”
Dalam peperangan, Belanda pernah menawarkan hadiah kepada siapa pun yang
mampu menangkap dan membunuh Pangeran Antasari dengan imbalan 10.000 gulden.
Namun sampai perang selesai tidak seorangpun mau menerima tawaran ini.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.
8
DAFTAR RUJUKAN