Indonesia
Oleh :
Muhammad Ilham Zakaria
04211740000034
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
KATA PEGANTAR 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Permasalahan 4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hutan 5
2.1.1 Hutan Yang Ada di Indonesia 5
2.1.2 Pemanfaatan Hasil Hutan di Indonesia 7
2.1.4 Pentingnya Pemanfaatan Hutan Yang Berkelanjutan 8
DAFTAR PUSTAKA 18
2
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pemanfaatan Hasil Hutan di Indonesia”.
Makalah ini saya susun dengan maksimal kan tenaga saya dan mendapat bantuan dari
beberapa pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Tentu sebagai manusia tidak lepas dari salah dalam perbuatan, oleh karena itu saya
memohon maaf apabila terdapat kata-kata dalam makalah ini yang menyinggung maupun
tidak mengenakkan bagi pembaca saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata
saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak serta inspirasi
untuk pembaca.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang ada, tujuan saya membuat makalah ini adalah
untuk mengetahui bagaiaman keberlangsungan pemanfaatan hasil hutan yang ada di Indonesia.
Juga untuk menyadarkan pembaca mengenai segala proses yang telah berlangsung selama ini,
agar semua tahu tindakan apa saja yang benar dan yang harus dilakukan. Diharapkan dengan
dibuatnya makalah ini para pembaca dapat memahami dan mulai melakukan tindakan yang
benar juga menyebarkan hal yang baik.
Juga untuk mengenalkan kepada masyarakat jika kita akan mengelolah sebuah hutan
maka ada hal-hal yang harus dilakukan juga mengetahui aturan-aturan yang ada. Alangkah
lebih baiknya jika melakaukan pemanfaatan dengan mempertimbangkan bagaimana keadaan
yang akan mendatang atau lebih tepatnya pemanfaatan yang berkelanjutan.
4
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Hutan
Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang
berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta
menempati daerah yang cukup luas. Hutan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida
(carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, dan pelestari tanah serta
merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling penting. Hutan adalah bentuk
kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil
maupun di benua besar.
Hutan mempunyai bahasa latin bernama sylva, sylvi, atau sylvo yang dapat diartikan
sebagai tempat yang mempunyai luas setidaknya lebih dari ¼ hektar yang berisi begitu
banyak pohon yang tumbuh, disertai unsur biotik ataupun non biotik yang memiliki
ketergantungan satu sama lain.
Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pengertian hutan
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya
tidak dapat dipisahkan. Definisi hutan yang disebutkan di atas, terdapat unsur-unsur yang
meliputi:
a. Suatu kesatuan ekosistem
b. Berupa hamparan lahan
c. Berisi sumber daya alam hayati beserta alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lainnya.
d. Mampu memberi manfaat secara lestari.
5
bahkan luas hutan di provinsi Kalimantan Tengah telah dikeluarkan sejak tahun 1982 dan
sepertinya belum direvisi ulang.
Terdapat macam-macam pula hutan yang ada di Indonesia, berikut merupakan macamnya;
a. Hutan Bakau
Hutan bakau tumbuh di pantai-pantai landai dan berlumpur yang terkena pasang surut.
Hutan bakau sangat penting karena menjadi tempat bagi berbagai jenis ikan dan udang. Hutan
bakau juga dapat melindungi daratan dari pengaruh abrasi dan dapat menjadi penampung
banjir dari pedalaman daratan. Hutan bakau dapat ditemui di Pantai Papua, Sumatra bagian
timur, dan sepanjang pesisir Kalimantan.
b. Hutan Rawa
Hutan rawa meliputi daerah rawa-rawa dengan berbagai jenis tumbuhan seperti
beluntas, pandan, dan ketapang. Jenis hutan ini banyak terdapat di pantai timur Sumatra,
Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
c. Sabana
Sabana adalah padang rumput yang diselingi pepohonan dan banyak terdapat semak
belukar. Sabana umumnya dijumpai di Nusa Tenggara.
d. Hutan Musim
Hutan ini dinamai hutan musim karena memiliki perbedaan kondisi pada musim hujan
dan kemarau yang cukup mencolok. Tumbuhan yang ada di hutan musim pada musim
kewarau biasanya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh lebat kembali.
Tumbuhan yang mengalami peristiwa ini di antaranya pohon jati dan pohon kapok. Hutan ini
biasanya terdapat di daerah bertemperatur tinggi. Hutan musim banyak terdapat di Jawa
Tengah, Jawa Timur, sampai Nusa Tenggara.
6
1. Kayu Agathis (Agathis alba)
2. Kayu Bakau atau Mangrove (Rhizophora mucronata)
3. Kayu Bangkirai (Hopea mengerawan)
4. Kayu Benuang (Octomeles sumatrana)
5. Kayu Duabanga (Duabanga moluccana)
6. Kayu Jelutung (Dyera costulata)
7. Kayu Kapur (Dryobalanops fusca)
8. Kayu Kruing (Dipterocarpus indicus)
9. Kayu Meranti (Shorea sp)
10. Kayu Nyatoh (Palaquium javense)
11. Kayu Ramjin (Gonystylus bancanus)
12. Kayu Jati (Tectona grandis)
13. Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri)
14. Kayu Sengon (Albizzia chinensis) dan lain sebagainya.
1. Rotan
2. Damar
3. Kapur Barus
4. Kemenyan
5. Gambir
6. Kopal
7. Kulit pohon Bakau
8. Gondorukem
9. Terpentin
10. Bambu
11. Sutra Alam
12. Minyak Kayu Putih
13. Madu
7
membatasi eksploitasi yang berlebihan terhadap dua jenis komoditas tersebut dan untuk
meningkatkan lapangan kerja di bidang industri perkayuan yang bersifat padat karya.
8
Dipimpin oleh seorang menteri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Fungsinya membantu Presiden dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang
lingkungan hidup dan kehutanan. KLHK memiliki beberapa Direktorat Jenderal yang
mengurus bidang berbeda:
9
seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Presiden melalui koordinasi Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional.
10
hutan melalui harmonisasi kebijakan, penegakan hukum, pemantauan perizinan, dan segala
hal yang berkaitan dengan perlindungan dan pelestarian lingkungan. Segala bentuk
penyelewengan dana akan diusut oleh KPK.
2.2.2 Dampak
Setiap tahun, Indonesia kehilangan hutan seluas 684.000 hektar akibat pembalakan
liar, kebakaran hutan, perambahan hutan dan alih fungsi hutan. Menurut data yang dirilis
Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources
Assessment (FRA), Indonesia menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan
setelah Brasil yang berada di urutan pertama. Padahal, Indonesia disebut sebagai megadiverse
country karena memiliki hutan terluas dengan keanekaragaman hayatinya terkaya di dunia.
"Menurut data terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Indonesia,
total luas hutan saat ini mencapai 124 juta hektar.
Tapi sejak 2010 sampai 2015, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi kehilangan
luas hutannya yang mencapai 684.000 hektar tiap tahunya," beber Deputi FAO
Representative bidang program di Indonesia, Ageng Herianto, dalam seminar dengan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemerintah Provinsi Sulsel di Hotel
Dalton. Dengan kondisi itu, kata Ageng, FAO dan KLHK melucurkan program kerja sama
penguatan SDM KPH dan Pemberdayaan Komunitas di Hutan Produksi Jeneberang dan
Taman Nasional Bantimurung untuk wilayah Sulawesi selatan. "Kami yakin Indonesia
sedang melakukan upaya berkelanjutan untuk restorasi dan konservasi hutan.
Beberapa bentuk terjadinya kerusakan hutan dipicu oleh berbagai kegiatan seperti :
1. Ilegal logging, yaitu penebangan yang terjadi di suatu kawasan hutan yang dilakukan
secara liar sehingga menurunkan atau mengubah fungsi awal hutan. Meskipun telah
ada larangan keras dari Pemerintah untuk melakukannya, akan tetapi sebagian besar
kalangan masyarakat masih melakukan kegiatan tersebut.
2. Kebakaran hutan, kebanyakan dari peristiwa kebakaran hutan terjadi karena faktor
kesengajaan. Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja membakar hutan
untuk dijadikan lahan perkebunan, pemukiman, peternakan, dan yang lainnya.
3. Perambaan hutan. Para petani yang bercocok tanam tahunan dapat menjadi sebuah
ancaman bagi kelestarian hutan. Mereka bisa dapat memanfaatkan hutan sebagai
lahan baru untuk bercocok tanam. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang semakin
11
pesat juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya perambaan hutan. Hal ini
disebabkan kebutuhan lahan untuk kelangsungan hidup meraka juga semakin
meningkat. Dan hutan menjadi salah satu object yang bisa mereka gunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Serangan hama dan penyakit, jumlah populasi hama yang meledak juga bisa menjadi
salah satu bentuk kerusakan hutan. Hama-hama tersebut dapat menyerang dan
menimbulkan kerusakan pada populasi pohon yang hidup di suatu kawasan hutan.
1. Perubahan iklim
Oksigen (O2) merupakan gas yang melimpah di atmosfer, dimana hutan merupakan produsen
terbesar yang menghasilkan gas tersebut. Selain itu, hutan juga membantu menyerap gas
rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Itulah sebabnya mengapa
ada istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru bumi. Pada saat suatu hutan
mengalami kerusakan, maka hal tersebut bisa berakibat terjadinya peningkatan suhu bumi
serta perubahan iklim yang ekstrem.
Deforestasi juga berdampak pada hilangnya habitat berbagai jenis spesies yang
tinggal di dalam hutan. Menurut National Geographic, sekitar 70% tanaman dan hewan hidup
di hutan. Deforestasi mengakibatkan mereka tidak bisa bertahan hidup disana. Dengan
hilangnya habitat-habitat tersebut, maka hal tersebut akan menyebabkan terjadinya
kepunahan spesies.Hal ini bisa berdampak di berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan
dimana akan musnahnya berbagai spesies yang dapat menjadi object suatu penelitian. Selain
itu, dibidang kesehatan deforestasi bisa berakibat hilangnya berbagai jenis obat yang bisanya
bersumber dari berbagai jenis spesies hutan.
Kita tahu bahwa pohon memiliki peranan yang penting dalam siklus air, yaitu
menyerap curah hujan serta menghasilkan uap air yang nantinya akan dilepaskan ke atmosfer.
Dengan kata lain, semakin sedikit jumlah pohon yang ada di bumi, maka itu berarti
kandungan air di udara yang nantinya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk hujan juga
sedikit. Nantinya, hal tersebut dapat menyebabkan tanah menjadi kering sehingga sulit bagi
tanaman untuk hidup. Selain itu, pohon juga berperan dalam mengurangi tingkat polusi air,
12
yaitu dengan menhentikan pencemaran. Dengan semakin berkurangnya jumlah pohon-pohon
yang ada di hutan akibat kegiatan deforestasi, maka hutan tidak bisa lagi menjalankan
fungsinya dalam menjaga tata letak air.
Word Wildlife Fund (WWF) mengungkapkan bahwa sejak tahun 1960, lebih dari sepertiga
bagian lahan subur di bumi telah musnah akibat kegiatan deforestasi. Kita tahu bahwa pohon
memegang peranan penting untuk menghalau berbagai bencana seperti terjadinya banjir dan
tanah longsor.
Dengan tiadanya pohon, maka pada saat musim hujan tanah tidak bisa menyerap dengan baik
tumpahan air hujan dan mengakibatkan besarnya laju aliran air di permukaan, yang pada
akhirnya akan terjadi banjir bandang. Selain itu, air hujan dapat mengangkut partikel-partikel
tanah sehingga menimbulkan erosi tanah atau tanah longsor.
5. Mengakibatkan kekeringan
Dengan hilangnya daya serap tanah, hal tersebut akan berimbas pada musim kemarau,
dimana dalam tanah tidak ada lagi cadangan air yang seharusnya bisa digunakan pada saat
musim kemarau. Hal ini disebabkan karena pohon yang bertindak sebagai tempat penyimpan
cadangan air tanah tidak ada lagi sehingga Ini akan berdampak pada terjadinya kekeringan
yang berkepanjangan.
Hutan menjadi habitat bagi berbagai jenis spesies hewan dan tumbuh-tumbuhan. Itu berarti
bahwa hutan merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang ada di bumi ini. Kegiatan
deforestasi hutan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahana bagi kekayaan alam
tersebut itu sendiri maupun kekayaan alam lainnya yang ada di tempat lain seperti di laut.
Kerusakan hutan yang terjadi akan membawa akibat terjadinya banjir maupun erosi yang
dapat mengangkut partikel-partikel tanah menuju ke laut yang nantinya akan mengalami
proses sedimentasi atau pengendapan di sana. Hal tersebut tentu saja bisa merusak ekosistem
yang ada di laut, seperti ikan serta terumbu karang.
Eksploitasi hutan secara liar tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab
di kawasan hutan yang ada di darat saja. Kegiatan tersebut juga bisa dilakukan terhadap
hutan-hutan mangrove yang berfungsi untuk melindungi pantai dari terjangan gelombang dan
badai yang berada di pesisir pantai. Jika hal tersebut terus dibiarkan, akan berakibat
terjadinya abrasi pantai .
8. Kerugian ekonomi
13
Hutan merupakan salah satu sumber kekayaan alam, sebagian masyarakat menggantungkan
hidup mereka dari hasil hutan. Jika hutan rusak, maka sumber penghasilan mereka pun juga
akan menghilang. Kerusakan hutan bisa menyebabkan tanah menjadi tandus, sehingga akan
sulit dipergunakan untuk bercocok tanam.
Selain itu, kerusakan hutan bisa memicu terjadinya berbagai macam bencana yang pada
akhirnya akan menimbulkan kerugian, baik itu kerugian material maupun non material.
Banyak orang yang kehilangan lahan, tempat tinggal, maupun anggota keluarga akibat
bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Terjadinya erosi tanah sebagai akibat kerusakan hutan dapat mengangkut partikel-partikel
tanah yang mengandung zat-zat berbahaya seperti pupuk organik memasuki danau, sungai,
maupun sumber air lainnya. Ini akan berakibat penurunan kualitas air yang berada di daerah
tersebut. Dengan kualitas air yang buruk akan berdampak pada tingkat kesehatan yang buruk
pula.
Dari uraian di atas, kita bisa tahu bahwa hutan memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi
kehidupan makhluk-makhluk di sekitarnya, khususnya bagi manusia. Untuk itu, sangatlah
penting bagi kita untuk selalu berupaya menjaga hutan kita agar tetap lestari. Upaya-upaya
yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan melakukan reboisasi atau penanaman kembali
hutan-hutan yang gundul. Dengan Meskipun reboisasi tidak akan benar-benar bisa
memperbaiki kerusakan dan kepunahan ekosistem di hutan, akan tetapi kegiatan tersebut
dapat memfasilitasi hal-hal berikut ini :
14
a. Libatkan LSM-LSM lokal untuk merancang dan melembagakan prosedur
pengaduan fundamental bagi masyarakat yang terkena dampak.
b. Manusia atas perusahan-perusahaan kehutanan yang diusulkan, demi mencegah
keterlibatannya dalam usaha yang berpotensi melanggar hak asasi manusia terhadap
masyarakat setempat, termasuk alokasi konsesi lahan yang sebelumnya diklaim masyarakat
itu.
15
hutan akan tidak menjadi gundul dan hutan akan tetap terjaga kelestariannya dan akan
terhindar dari penyebab pemanasan global.
4. Melakukan penebangan secara konservatif
Melakukan Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang
pohon yang sudah tidak berproduktif lagi di hutan tersebut, sehingga tidak terjadinya
kesalahan penebangan di mana ada pohon yang masih muda atau pohon yang masih bias
berproduktif dan di gunakan di potong secara sembarangan yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi manusia itu sendiri. Menebang pohon yang suda tidak berproduktif lagi juga
akan memberikan lahan untuk menanam kembali pohon-pohon dalam proses penghijauan
serta dapat melestarikan hutan tersebut.
5. Memberikan sangsi bagi penebang yang melakukan penebangan sembarangan
Memberikan sanksi di sini dengan maksud agar penebang yang melakukan
penebangan secara sembarangan jera terhadap apa yang sudah dilakukannya. Selain
masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga harus ikut terlibat dalam
pelestarian hutan. Pemerintah harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan. Sebaiknya,
pemerintah juga memberikan sanksi yang berat bagi para pelakunya, yang bisa membuat
mereka jera dan tidak melakukan kesalahan mereka lagi.
6. Tidak membuang sampah sembarangan di hutan
Contoh kecil dan nyata yang seringkali manusia lakukan adalah dengan tanpa atau
dengan sengaja membuang sampah sembaranagn di hutan. Bahkan putung rokok pun di
buang sembarangan. Hal ini sangat rawan sekali terjadinya bencana yang tidak dinginkan.
Seperti kebakaran hutan yang seringkali di alami oleh negara Indonesia saat ini. Dengan
adanya kebakaran hutan, akan sangat berdampak pada fungsi lingkungan hidup bagi manusia
itu sendiri seperti halnya kabut asap yang dapat menggangu aktivitas sehari hari.
7. Melindungi dan menjaga habitat yang ada di hutan
Keberadaan mahkluk hidup di hutan sangatlah di pentingkan dan perlu juga untuk
dilindungi. Hal ini di perlukan karena keberadaan mahluk hidup ini perlu di jaga agar tidak
mengalami kepunahan yang di sebabkan kebakaran hutan maupun penebangan hutan secara
sembarangan yang telah banyak di lakukan oleh manusia demi kepentingan pribadi mereka.
Kepedulian harus di terapkan oleh manusia saat ini, karena sudah banyak flora dan dauna di
dunia ini yang semakin punah dan terganggu lingkungan dan keberadaanya akibat dari ulah
manusia sehingga kita haru memiliki cara melestarikan flora dan fauna.
8. Tidak mencoret-coret pohon yang ada di hutan
Banyak sekali para remaja atau dewasa yang jika ada suatu kunjungan atau
mendatangi hutan-hutan yang ada di pegunungan banyak sekali hal hal yang sudah di
lakukan. Seperti meninggalkan jejak mereka dengan cara mengukir suatu tulisan di batang
pohon yang ada di hutan tersebut, atau mencoret-coretnya dengan sesuatu yang membuat
kelestarian hutan menjadi berkurang. Hal ini sangat perlu untuk di cegah agar pohon-pohon
tersebut menjadi terjaga dan bersih.
9. Mengurangi penggunaan kertas berlebih
Kertas yang dibuat di pabrik-pabirk sangat perlu di perhatikan dalam jumlah yang di
perlukan dan tidak dihambur-hamburkan atau berlebih karena akan mempercepat proses
terjadinya efek rumah kaca. Dengan menekan produksi penggunaan kertas yang berasal dari
16
pepohonan hutan, hutan akan menjadi tetap terjaga kelestariaannya dan menekan pula proses
penebangan hutan secara berlebih.
10. Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan
Belakangan ini, negara Indonesia maupun negara tetangga lainnya sangat merasakan
dampak dari terjadinya kebakaran hutan yang di alami oleh indonesia saat ini. Dampak
tersebut yakni bencana kabut asap. Kabut asap yang terjadi di Indonesia saat ini terjadi
karena adnya kebakaran hutan yang terjadi dimana-mana. Maka dari itu, pemerintah sangat
perlu mengindentifikasi apa apa yang menyebabkan kebakakaran tersebut terjadi. Selain itu
diperlukan juga untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan yang akan akan merambat dant
erus merambat yang emgakibatkan kabut asap dan merugikan berbagai sektor dalam negara
seperti sektor pendidikan dan sektor perekonomian negara.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Setelah menyelesaikan makalah ini, saya dapat menyimpulkan bahwa dalam
mengelola suatu hutan kita diharapkan menerapkan sistem yang berkelanjutan. Contohnya
kita harus melakukan reboisasi atau pohon yang ditebang harus berusia berapa agar tidak
terus mengikis secara signifikan luas hutan di Indonesia. Juga terdapat berbagai elemen yang
seharusnya ikut serta dalam pemanfaatan hutan di Indonesia seperti BLH, BRG, BIG dan
sebagainya yang seharusnya lebih turun dalam menjaga dan melestarikan hutan. Kita sebagai
masyarakat juga harusnya lebih memahami bagaimana jika hutan terus-terus ditebangi, akan
terjadi kekeringan dan banyak bencana lain jika mengeksploitasi secara berlebih tanpa
adanya perlakuan untuk melestarikan kembali.
3.2. Saran
Sebagai mahasiswa sekarang saya menjadi lebih memiliki pikiran yang terbuka dan
mudah mengkritisi, saran saya terhadap kondisi yang sekarang ini mengenai pemanfaatan hasil
hutan di Indonesia adalah seharusnya kita memiliki lebih banyak wilayah konservasi yang
dilindungi langsung oleh pemerintah dan terus diawasi berkala agar tidak sampai
dieksploitasi secara besar-besaran oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Kita juga harus
mempertahankan kekayaan kita supaya tidak diambil oleh negara asing, baik TNI, POLRI
maupun masyarakat biasa hingga pemerintahan. Dengan kondisi yang sekarang ini sudah
selayaknya juga masyarakat mendapat pembelajaran maupun pen sosialisasian untuk
pemanfaatan hutan yang baik dan benar.
17
DAFTAR PUSTAKA
2. Buku Data dan Informasi Pemanfaatan Hutan Tahun 2010; Direktorat Jendral
Planologi Kehutanan, Kementerian Kehutanan; November 2010.
3. https://arisudev.wordpress.com/2011/07/13/5-jenis-hutan-yang-ada-di-indonesia/
4. https://programsetapak.org/setapak-blog/kamu-harus-tahu-lembaga-lembaga-inilah-
yang-mengurus-lingkungan-indonesia/
5. https://regional.kompas.com/read/2016/08/30/15362721/setiap.tahun.hutan.indonesi
a.hilang.684.000.hektar.
18