Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KE- 14

PENDEKATAN DALAM KONSELING


“KONSELING GESTALT (KONGES)”
Dosen Pembina: Lisa Putriani, M.Pd, Kons

DISUSUN OLEH:
NAMA : FARHAN MUHTADI
NIM : 18006259

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Individu bermasalah karena terjadi
Menekankan konsep-konsep seperti
pertentangan top dog dan keberadaan under
perluasan kesadaran, penerimaan tanggung Berpandangan bahwa manusia dalam
dog. Top dog adalah kekuatan yang
jawab pribadi, urusan yang tak terselesaikan, kehidupannya selalu aktif sebagai suatu
mengharuskan, menuntut, mengancam. Under
penghindaran,dan menyadari saat sekarang. keseluruhan
dog adalah keadaan membela diri, tidak
berdaya, lemah, ingin dimaklumi.

Teori
Tingkah Laku
Konsep-konsep Kepribadian
Salah Suai
Dasar

KONSELING
GESTALT
(KONGES)

Tujuan & Proses Peran


Konseling Konselor

1. Memfokuskan pada perasaan klien,


2. Tugas terapis adalah menantang klien
Mengintegrasikan kepribadian individu itu,
3. Menaruh perhatian pada Bahasa tubuh
karena orang yang bermasalah pada dasarnya
klien,
adalah terpisahnya self dan self imagenya.
4. Berkontrofensi dengan klien
KONSELING GESTALT (KONGES)
A. Konsep-konsep Dasar
Psikoterapi Gestalt menitikberatkan pada semua yang timbul pada saat ini.
Pendekatan ini tidak memperhatikan masa lampau dan juga tidak
memperhatikan yang akan datang. Jadi pendekatan Gestalt lebih menekankan
pada proses yang ada selama terapi berlangsung. Dalam buku Geralt Corey
menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran, penerimaan
tanggung jawab pribadi, urusan yang tak terselesaikan, penghindaran,dan
menyadari saat sekarang.
Bagi Perls, tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena masa lalu
telah pergi dan masa depan belum terjadi,maka saat sekaranglah yang
terpenting. Guna membantu klien untk membuat kontak dengan saat sekarang,
terapis lebih suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan ”apa” dan “bagaimana”
ketimbang “mengapa”, karena pertanyaan mengapa dapat mengarah pada
pemikiran yang tak berkesudahan tentang masa lampau yang hanya akan
membangkitkan penolakan terhadap saat sekarang.
Konsep dasar pendekatan Gestalt adalah Kesadaran, dan sasaran utama
Gestalt adalah pencapaian kesadaran. Menurut buku M.A Subandi
(psikoterapi, hal. 96) kesadaran meliputi:
1. Kesadaran akan efektif apabila didasarkan pada dan disemangati oleh
kebutuhan yang ada saat ini yang dirasakan oleh individu
2. Kesadaran tidak komplit tanpa pengertian langsung tentang kenyataan
suatu situasi dan bagaimana seseorang berada di dalam situasi tersebut.
3. Kesadaran itu selalu ada di sini-dan-saat ini. Kesadaran adalah hasil
penginderaan, bukan sesuatu yang mustahil terjadi.
Dalam buku Geralt Corey (1995), dalam terapi Gestalt terdapat juga
konsep tentang urusan yang tak terselesaikan, yaitu mencakup perasaan-
perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, sakit hati,
kecemasan rasa diabaikan dan sebagainya. Meskipun tidak bisa diungkapkan,
perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan dan fantasi tertentu.
Karena tidak terungkap dalam kesadaran, perasaan itu tetap tinggal dan
dibawa kepada kehidupan sekarang yang menghambat hubungan yang efektif
dengan dirinya sendiri dan orang lain. Dengan ini, di harapkan klien akan
dibawa kesadarannya dimasa sekarang dengan mencoba menyuruhnya
kembali kemasa lalu dan kemudian klien disuruh untuk mengungkapkan apa
yang diinginkannya saat lalu sehingga perasaan yang tak terselesaikan dulu
bisa dihadapi saat ini.

B. Teori Kepribadian
Hendri (2013) menyebutkan bahwa pendekatan konseling ini
berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu
keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari
bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak dan sebagainnya.
Melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. manusia aktif
terdorong ke suatu koordinasi semua bagian tersebut. manusia aktif terdorong
kearah keseluruhan dan integrase pemikiran, perasaan dan tingkah lakunya.
Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggungjawab
pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan
mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. Jadi
hakikat manusia menurut pendekatan konseling ini adalah:
1. Tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya
2. Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam
kaitannya dengan lingkungannya itu
3. Actor bukan reactor
4. Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan
pemikirannya
5. Dapat memilih secara sadar dan bertanggungjawab, mampu mengatur dan
mengarahkan hidupnya secara efektif. Dalam pendekatan ini, kecemasan
dipandang sebagai kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian. Jika
individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpaku pada
masa depan, maka mengalami kecemasan.

C. Tingkah Laku Salah Suai


Individu bermasalah karena terjadi pertentangan top dog dan keberadaan
under dog. Top dog adalah kekuatan yang mengharuskan, menuntut,
mengancam. Under dog adalah keadaan membela diri, tidak berdaya, lemah,
ingin dimaklumi. Perkembangan yang teganggu adalah tidak terjadi
keseimbangan antara apa-apa yang harus ada dan apa-apa yang diinginkan.
Ciri-ciri tingkah laku bermasalah pada individu meliputi:
1. Terjadi pertentang antara keberadaan social dan biologis
2. Individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
3. Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang
4. Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
5. Spectrum tingkah laku bermasalah pada individu meliputi:
a. Kepribadain kaku
b. Tidak mau bebas bertanggungjawab, ingin tetap tergantung
c. Menolak berhubungan dengan lingungan
d. Memelihara unfished business
e. Menolak kebutuhan diri sendiri
f. Melihat diri sendiri dalam kontinum hitam putih

D. Tujuan Konseling dan Proses Konseling


Tujuan konseling gestalt adalah mengintegrasikan kepribadian individu
itu, karena orang yang bermasalah pada dasarnya adalah terpisahnya self dan
self imagenya. Jadi tujuan konseling adalah agar individu itu mampu
mengatur dirinya sendiri (striving to be), untuk itu perlu diperhatikan kekuatan
dan kelemahan yang dimilikinya dan dia harus melepaskan diri dari
ketergantung pada orang lain serta setiap kali haruslah bertanggungjawab.
Focus utama konseling gestalt adalah terletak pada bagaimana keadaan
konseli sekarang serta hambatan-hambatan apa yang muncul dalam
kesadarannya. Oleh karena itu tugas konselor adalah meendorong konseli
untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya serta mau mencoba
menghadapinya. Dalam hal ini perlu diarahkan agar konseli mau belajar
menggunakan perasaannya secara penuh. Untuk itu konseli bida diajak untuk
memilih dua alternatif, ia akan menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau
membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya
sekarang.
E. Peran Konselor
1. Memfokuskan pada perasaan klien, kesadaran pada saat yang sedang
berjalan, serta hambatan terhadap kesadaran
2. Tugas terapis adalah menantang klien sehingga mereka mau manfaatkan
indera mereka sepenuhnya dan berhubungan dengan pesan-pesan tubuh
mereka
3. Menaruh perhatian pada Bahasa tubuh klien, sebagai petunjuk non verbal
4. Secara halus berkonfrontasi dengan klien guna untuk menolong mereka
menjadi sadar akan akibat dari Bahasa mereka

F. Cara Menganalisis Masalah Klien dengan Model Konges


Angel adalah seorang mahasiswi yang menganggap bahwa semua laki-laki
itu tidak baik. Ia menganggap bahwa semua laki-laki selalu menyakiti dan
bersikap kasar. Perilaku Angel cenderung menjauhi laki-laki. Hal ini membuat
ibunya cemas apabila anaknya tidak mendapatkan pasangan hidup pada
akhirnya.
Merekapun mendatangi konselor dengan pendekatan gestalt, ternyata
diketahui bahwa pada masa lalunya, Angel mengalami perlakuan yang buruk
dari ayahnya, sewaktu berusia sekolah dasar, ia seringkali dipukuli dihardik
dengan sangat kasar.
Konselor Gestalt akan berusaha untuk membantu Angel merasakan apa
yang terjadi saat ini. Konselor akan menfasilitasi Angel untuk menunjukkan
situasi yang terjadi saat ini. Pendekatan Gestalt tidak berorientasi pada masa
lalu atau berusaha untuk mengorek perilaku orangtua yang menyebabkan
Angel berperilaku menjauhi laki-laki. Sebab, jika itu dilakukan maka Angel
ini akan berusaha untuk meraih masa lalunya yang hilang, dan dia kan berpikir
menjadi anak kecil. Ini adalah proses yang tidak produktif.
Angel akan dibantu untuk menyadari bahwa perilakunya tidak produktif
dan kemudian mencari perilaku-perilaku yang lebih produtif. Akhirnya, klien
didorong untuk langsung mengalami peerjuangan disini dan sekrang terhadap
urusan yang tak selesai di masa lampau. Dengan mengalami konflik-konflik,
meskipun hanya membicarakannya, klien lambat laun bisa memperluas
kesadarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek  Konseling dan Psikoterapi. Bandung.
Refika Aditama.
Hendri, Novi. 2013. Model –Model Konseling. Medan. Perdana Publising.
Taufik. 2014. Model – Model Konseling. Padang. UNP.
PERTANYAAN
1. Pendekatan Gestalt lebih menekankan pada proses yang….
a. Ada selama terapi berlangsung.
b. Masa lampau
c. Masa kini
d. Masa depan
2. Pendekatan konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya
selalu….
a. Malas
b. Bodoh
c. Pintar
d. Aktif
3. Sebutkan hakikat manusia menurut pendekatan konseling Gestalt?
Jawab:
a. Tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya
b. Merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam
kaitannya dengan lingkungannya itu
c. Actor bukan reactor
d. Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan
pemikirannya
e. Dapat memilih secara sadar dan bertanggungjawab, mampu mengatur dan
mengarahkan hidupnya secara efektif. Dalam pendekatan ini, kecemasan
dipandang sebagai kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian. Jika
individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpaku pada
masa depan, maka mengalami kecemasan.
4. Sebutkan ciri-ciri tingkah laku bermasalah?
Jawab:
a. Terjadi pertentang antara keberadaan social dan biologis
b. Individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
c. Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang
d. Melarikan diri dari kenyataan yang harus dihadapi
e. Spectrum tingkah laku bermasalah pada individu meliputi:
1) Kepribadain kaku
2) Tidak mau bebas bertanggungjawab, ingin tetap tergantung
3) Menolak berhubungan dengan lingungan
4) Memelihara unfished business
5) Menolak kebutuhan diri sendiri
6) Melihat diri sendiri dalam kontinum hitam putih

Anda mungkin juga menyukai