Laporan Tutor Blok 9
Laporan Tutor Blok 9
Disusun oleh:
1. Anisya Febiola Ababelia (Moderator) J2A018037
2. Noor Dyah Permata Sari (Scriber) J2A018016
3. Tsania Nahda Zanuba J2A018003
4. Fidela Matta Nydia J2A018007
5. Aura Syibil Azzahriyah J2A018009
6. Mohammad Dwiky Priambodo J2A018010
7. Ika Puji Lestari J2A018012
8. Aini Ulin Na’mah J2A018014
9. Rasyida Reika Dewinta J2A018019
10. Sandra Mooney J2A018031
11. Isnaini Lailatul Adha Mujiningtyas J2A018034
12. Mohamad Himawan Mahendra Pradana J2A018042
Laporan skenario ini kami susun demi memenuhi tugas yang telah
diberikan kepada kami. Pada kesempatan ini, kami ucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
skenarioini, terutama kepada drg. Dika Agung Bakhtiar selaku dosen tutorial
blok sembilan yang senantiasa membantu dan membimbing kami, sehingga
laporan skenario ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Laporan ini pula kami susun untuk memperluas dan menambah
wawasan kami serta berbagi informasi, ilmu, wawasan para pembaca
khususnya mahasiswa. Kami menyadari banyak sekali kekurangan dalam
laporan tutorial ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi kesempurnaan laporan selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan apa itu stomatognatik
2. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme pengunyahan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan organ yang berperan dalam
pengunyahan dan fungsinya
2
4. Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi temporomandibular joint
5. Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam gerakan
temporomandibular joint
6. Mahasiswa dapat menjelaskan jenis kelenjar saliva
7. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi gigi geligi dan pengunyahan
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu stomatognatik
2. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pengunyahan
3. Mahasiswa dapat mengetahui organ yang berperan dalam pengunyahan
dan fungsinya
4. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi temporomandibular joint
5. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam gerakan
temporomandibular joint
6. Mahasiswa dapat mengetahui jenis kelenjar saliva
7. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi gigi geligi dan pengunyahan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MAPPING
SISTEM
STOMATOGNASI
STOMATOGNASI
PENGUNYAHAN
KELENJAR SALIVA
MAYOR
MAYOR
KELENJAR SALIVA
MINOR
MINOR
2. Mekanisme pengunyahan
1. Gerakan mandibula selama proses pengunyahan dimulai dari gerakan
membuka mandibula yang dilakukan oleh kontraksi muskulus
pterygoideus lateralis.
2. Makanan akan masuk kerongga mulut dan disertai dengan proses
menutupnya mandibula. Gerakan menutup mandibula disebabkan oleh
4
kontraksi muskulus temporalis, muskulus masseter dan muskulus
pterygoideus medialis, sedangkan
muskulus pterygoideus lateralis mengalami relaksasi.
3. Pada saat mandibula menutup perlahan, muskulus temporalis dan
muskulus masseter juga berkontraksi membantu gigi geligi agar
berkontak pada oklusi yang normal
4. Muskulus digastrikus mengalami potensial aksi dan berkontraksi pada
saat mandibula bergerak dari posisi istirahat ke posisi oklusi. Muskulus
digastrikus berperan dalam mempertahankan kontak gigi geligi.
5. Pada saat gigi geligi rahang bawah menekan makanan, tegangan otot
akan meningkat dan pergerakan gigi akan berubah dalam bentuk gerakan
beraturan yang terus menerus.
6. Lidah berperan penting selama proses pengunyahan dalam mengontrol
pergerakan makanan dan membentuk bolus Lidah membawa dan
mempertahankan makanan diantara permukaan oklusal gigi geligi,
membuang benda asing, bagian makanan yang tidak enak rasanya dan
membawa bolus ke palatum sebelum akhirnya ditelan.
5
4. Anatomi temporomandibular joint
TMJ dibentuk oleh kondilus yang terletak pada tulang mandibula dan
fossa pada tulang temporal. Kedua tulang ini dipisahkan oleh discus
artikularis . Struktur sendi temporomandibula terdiri dari fossa glenoidales,
processus kondilodeus, eminentia artikularis, kapsula arikularis, diskus
artikularis, dan membran sinovial.
6
6. Jenis kelenjar saliva
Manusia memiliki kelenjar saliva yang terbagi menjadi kelenjar saliva
mayor dan minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari sepasang kelenjar
parotis, submandibula dan sublingual. Kelenjar saliva minor jumlahnya
ratusan dan terletak di rongga mulut. Kelenjar saliva mayor berkembang
pada minggu ke-6 sampai ke-8 kehidupan embrio dan berasal dari jaringan
ektoderm. Kelenjar saliva minor berasal dari jaringan ektoderm oral serta
endoderm nasofaring dan membentuk sistem tubuloasiner sederhana.
1. Kelenjar parotis
Kelenjar parotis merupakan kelenjar saliva yang terbesar,
terletak di regio preaurikula dan berada dalam jaringan subkutis. Kelenjar
ini memproduksi sekret yang sebagian besar berasal dari sel-sel asini.
Kelenjar parotis terbagi oleh nervus fasialis menjadi kelenjar supraneural
dan kelenjar infraneural. Kelenjar supraneural ukurannya lebih besar
daripada kelenjar infraneural. Kelenjar parotis terletak pada daerah
triangular yang selain kelenjar parotis, terdapat pula pembuluh darah,
saraf, serta kelenjar limfatik.1 Produk dari kelenjar saliva disalurkan
melalui duktus Stensen yang keluar dari sebelah anterior kelenjar parotis,
yaitu sekitar 1,5 cm di bawah zigoma. Duktus ini memiliki panjang
sekitar 4-6 cm dan berjalan ke anterior menyilang muskulus maseter,
7
berputar ke medial dan menembus muskulus businator dan berakhir
dalam rongga mulut di seberang molar kedua atas. Duktus ini berjalan
bersama dengan nervus fasialis cabang bukal.
2. Kelenjar submandibula
Kelenjar submandibula merupakan kelenjar saliva terbesar
kedua setelah kelenjar parotis. Kelenjar ini menghasilkan sekret mukoid
maupun serosa, berada di segitiga submandibula yang pada bagian
anterior dan posterior dibentuk oleh muskulus digastrikus dan inferior
oleh mandibula. Kelenjar ini berada di medial dan inferior ramus
mandibula dan berada di sekeliling muskulus milohioid, membentuk
huruf ”C” serta membentuk lobus superfisial dan profunda.1 Lobus
superfisial kelenjar submandibula berada di ruang sublingual lateral.
Lobus profunda berada di sebelah inferior muskulus milohioid dan
merupakan bagian yang terbesar dari kelenjar. Kelenjar ini dilapisi oleh
fasia leher dalam bagian superfisial. Sekret dialirkan melalui duktus
Wharton yang keluar dari permukaan medial kelenjar dan berjalan di
antara muskulus milohioid. dan muskulus hioglosus menuju muskulus
genioglosus. Duktus ini memiliki panjang kurang lebih 5 cm, berjalan
bersama dengan nervus hipoglosus di sebelah inferior dan nervus
lingualis di sebelah superior, kemudian berakhir dalam rongga mulut di
sebelah lateral frenulum lingual di dasar mulut.
3. Kelenjar sublingual
Kelenjar sublingual merupakan kelenjar saliva mayor yang
paling kecil. Kelenjar ini berada di dalam mukosa di dasar mulut, dan
terdiri dari sel-sel asini yang mensekresi mukus. Kelenjar ini berbatasan
dengan mandibula dan muskulus genioglosus di bagian lateral,
sedangkan di bagian inferior dibatasi oleh muskulus milohioid.
4. Kelenjar saliva minor
Kelenjar saliva minor sangat banyak jumlahnya, berkisar antara
600 sampai 1000 kelenjar. Di antaranya ada yang memproduksi cairan
serosa, mukoid, ataupun keduanya. Masing-masing kelenjar memiliki
duktus yang bermuara di dalam rongga mulut. Kelenjar ini tersebar di
8
daerah bukal, labium, palatum, serta lingual. Kelenjar ini juga bisa
didapatkan pada kutub superior tonsil palatina (kelenjar Weber), pilar
tonsilaris serta di pangkal lidah. Suplai darah berasal dari arteri di sekitar
rongga mulut, begitu juga drainase kelenjar getah bening mengikuti
saluran limfatik di daerah rongga mulut.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem stomatognatik : adalah suatu sistem atau unit fungsional yang
terdiri dari beberapa jaringan dengan asal dan struktur yang bervariasi,
akan tetapi bekerja dalam suatu kesesuaian untuk melaksanakan tugas
masing-masing berdasarKan fungsinya.
Pengunyahan : adalah proses penghancuran partikel makanan
didalam mulut dibantu dengan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar
ludah sehingga merubah ukuran dan konsistensi makanan yang akhirnya
membentk bolus yang mudah ditelan.
2. Fungsi mastikasi : Fungsi pengunyahan memotong dan menggiling
makanan, membantu mencerna sellulosa, memperluas permukaan,
merangsang sekresi saliva, mencampur makanan dengan saliva,
melindungi mukosa, dan mempengaruhi pertumbuhan tulang rahang.
3. Anatomi dari sistem mastikasi : Tulang rahang, temporomandibular joint,
otot mastikasi, persarafan, gigi, glandula salivarius, dan lidah.
3.2. Saran
Setelah memahami tentang sistem pengunyahan diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan ilmu sistem pengunyahan dalam kehidupan sehari –
hari. Dikarenakan terdapat banyaknya kelainan tentang sistem
pengunyahan pada masyarakat, maka masyarakat di himbau dalam
mencegah serta mengatasi segala permasalahan tentang sistem
pengunyahan dan mahasiswa dapat mencari sumber belajar lebih banyak
serti menggali informasi lebih dalam.
10
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Eric W. 2014. Anatomi Untuk Kedokteran Gigi Kepala dan Leher.
Jakarta : EGC
Itjiningsih Wangidaya. 2014. Anatomi Gigi, Ed 2. Jakarta: EGC.
Kardos,T & Kieser Jules. 2000. Clinical Oral Biology. 2nd Ed.Unigraphics
ITS.Dunedin, hal 33-37, 53-62,93-101
Michael schunke. 2016. Atlas Anatomi Manusia Prometheus: Kepala, Leher &
Neuronanatomi, Ed 3. Jakarta: EGC.
Suhartini. 2015. Fisiologi Pengunyahan Pada Sistem Stomatognati. Bagian
Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
Tamin, Susyana., Yassi, Duhita. 2011. Penyakit Kelenjar Saliva dan Peran
Sialoendoskopi untuk Diagnostik dan Terapi. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
11