0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang moderasi beragama. Secara ringkas, moderasi beragama adalah komitmen terhadap agama tanpa berlebihan atau kurang, dengan mempertimbangkan hak vertikal dan horizontal. Tiga tolak ukur moderasi beragama menurut dokumen tersebut adalah menghargai kemanusiaan, kesepakatan bersama, dan ketertiban umum.
Dokumen tersebut membahas tentang moderasi beragama. Secara ringkas, moderasi beragama adalah komitmen terhadap agama tanpa berlebihan atau kurang, dengan mempertimbangkan hak vertikal dan horizontal. Tiga tolak ukur moderasi beragama menurut dokumen tersebut adalah menghargai kemanusiaan, kesepakatan bersama, dan ketertiban umum.
Dokumen tersebut membahas tentang moderasi beragama. Secara ringkas, moderasi beragama adalah komitmen terhadap agama tanpa berlebihan atau kurang, dengan mempertimbangkan hak vertikal dan horizontal. Tiga tolak ukur moderasi beragama menurut dokumen tersebut adalah menghargai kemanusiaan, kesepakatan bersama, dan ketertiban umum.
20010024059 20010024066 20010024080 Pengertian Moderasi Beragama Moderasi sudah menjadi pengertian umum dalam bahasa arab ditulis dengan sebutan ( اﻟﻮﺳﻄﻴﺔal-wasathiyah) yang berarti engah atau moderat. Dalam penjelasannya Ibnu Asyur secara rinci mendefinisikan kata wasath dalam dua aspek.
Wasath menurut etimologi Definisi menurut terminologi yang
berarti sesuatu yang ada berarti adalah nilai-nilai Islam yang ditengah-tengah atau sesuatu terbentuk atas dasar pemikiran yang memiliki dua belah ujung yang lurus dan pertengahan serta yang ukurannya seimbang. cenderung tidak berlebihan dalam hal tertenu. Pengertian Imam Shamsi Ali Imam Shamsi Ali menyimpulkan bahwa moderasi itu adalah komitmen kepada agama apa adanya, tanpa dikurangi atau dilebihkan. Agama dilakukan dengan penuh komitmen, dengan mempertimbangkan hak-hak vertikal (ubudiyah) dan hak-hak horizontal (ihsan). Pengertian Anis Malik Thoha Anis Malik Thoha mengatakan bahwa muslim moderat adalah seorang muslim yang memenuhi islamik prinsiple wassatiyah (prinsip moderasi dalam islam) antara lain tidak ekstrim kanan maupun kiri. Hal ini berarti bahwa muslim harus mampu menjaga dirinya untuk tidak menggunakan kekerasan, melainkan membawa kedamaian dan rahmat untuk semua alam; juga memahami bahwa islam memiliki hukum yang bersifat tetap dan ada yang bisa berubah atau diijtihadkan sesuai perkembangan jaman; 3 TOLOK UKUR MODERASI BERAGAMA MENURUT LUKMAN HAKIM SYAIFUDIN Inti pokok ajaran agama, Kesepakatan bersama. Ketiga, ketertiban umum. yaitu nilai kemanusiaan. Manusia tetaplah memiliki Inti pokok ajaran agama, Setiap agama, inti pokok keterbatasan. ajarannya mengajak untuk Itulah mengapa Tuhan bagaimana manusia yang menghargai dan melindungi menghadirkan keragaman beragam latar belakang harkat dan martabat agar satu sama lain saling bisa hidup bersama kemanusiaan. menyempurnakan. secara tertib. 3 FAKTOR PENTING YANG MEMENGARUHI MODERASI BERAGAMA 1. Memiliki pengetahuan agama maupun pengetahuan social 2. Tidak emosional dalam menjalankan agama 3. Bersikap selalu hati-hati CONTOH STUDI KASUS MODERASI BERAGAMA Ada banyak kasus yang terjadi dengan mengatasnamakan agama, kasus terakhir yang menguat terjadi pada tahun 2018 tepatnya pada Mingu 13 Mei 2018 dan Senin 14 Mei 2018 tentang rangkaian bom bunuh diri di berbagai tempat. Tindakan radikal dan teror atas nama agama seringkali dinilai atas dasar jihad fisabilillah. Makna jihad oleh kelompok mereka dipahami secara literalis-tekstualis. Pemahaman seperti inilah yang berimplikasi pada sikap dan perilaku sosial keagamaan. Studi Kasus di Jawa Timur 1. Masyarakat Jawa Timur sangat terbuka terhadap pendatang berbagai kelompok agama, etnis, suku. 2. Toleransi masyarakat Jawa Timur terlihat dinamis hal tersebut bisa dilihat dari kesediaan masyarakat dalam menerima dan menghormati keyakinan dan agama yang berbeda-beda. 3. Semua rumah ibadah dari enam agama bisa ditemukan di Jawa Timur bahkan ada rumah ibadah Judaisme hanya ada di dua kota di Indonesia yaitu Surabaya dan Manado. 4. Beberapa konflik berbasis sosial keagamaan seperti halnya isu aliran sesat, nabi palsu, kasus Papua dan lainnya berhasil diselesaikan dan dicegah dengan cepat. 5. Berbagai kebudayaan dari empat etnik dan budaya yang dominan (Osing, Mataraman, Arek dan Madura) mampu bersinerji tanpa keinginan untuk saling meniadakan. TERIMA KASIH :) ADA PERTANYAAN?