Anda di halaman 1dari 40

3.

4 Asuhan keperawatan kelompok


Kelompok atau agregat adalah sekumpulan individu yang berinteraksi pada suatu
daerah atau mempunyai karakteristik khusus yang merupakan bagian dari masyarakat
(Standphone & Lancaster, 2016). Asuhan keperawatan kelompok merupakan metode
penyelesaian masalah kesehatan yang di tujukan kepada suatu kelompok dengan menitik
beratkan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabillitatif. Sasaran asuha kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang beresiko
terhadap munculnya masalah kesehatan baik yang terikat ataupun tidak terikat dalam suatu
institusi .
Sasaran asuhan kelompok ini terdiri dari :
a) Sasaran yang tidak terikat institusi antara lain : kelompok balita, kelompok ibu hamil,
kelompok usia lanjut, atau kelompok penderita penyakit tertentu ;
b) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi antara lain : sekolah,
tempat kerja, pesantren, panti asuhan, panti lansia, rumah tahanan atau lembaga
pemasyarakatan (kemkes, 2006). Asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
penegakan diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

3.4.1 pengkajian keperawatan kelompok


Pengkajian merupakan fase awal dari proses asuhan keperawatan kelompok. Tujuan
dari pengkajian kelompok adalah mengidentifikasi kebutuhan kelompok, mengklarifikasi
masalah kesehatan kelompok, mengidentifikasi kekuatan dan sumber-sumber yang ada di
kelompok; serta mengidentifikasi resiko masalah kesehatan yang dapat terjadi pada kelompok
tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan pada pengkajian asuhan keperawatan
kelompok antara lain : 1) Wawancara informan; 2) Observasu partisipan untuk mendapatkan
data terkait kepeecayaan / keyakinan kelompok, norma, nilai , kekuatan, struktur kekasaan,
proses penyelesaian masalah; 3) Survey; 4) Windshield survey untuk mendapatkan data terkai
kehidupan dan lingkungan kelompok yaitu karakteristik maasyarakat, tempat berkumpul,
ritme kehgidupan bermasyarakat, dan adanya ikatan kelompok; 5) Focus Group Discusion; 6)
data sekunder; 7) pemeriksaan fisik.
Komponen yang harus ada pada pengkajian asuhan kelompok berdasarkan panduan
Kemenkes tahun 2012 adalah : (form pengkajian terlampir)
3.4.1.1 Data dasar anggota kelompok meliputi nama; jenis kelamin; tanggal lahir; pendidikan;
agama; suku; keadaan umum; tanda-tanda vital (TTV); status gizi; riwayat penyakit;
alat bantu yang digunakan; pola oalhraga; pola tidur.
3.4.1.2 Pengkajian terkait upaya peningkatan kesehatan yang ada di kelompok meliputi:
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia untuk kelompok; pelayanan kesehatan
yang dimanfaatkan oleh kelompok, fasi litas pendidikan yang tersedia dan fasilitas
pendi dikan yang dapat dimanfaatkan; lingkungan sekitar tempat tinggal anggota
kelompok, status ekonomi (sumbangan, jenis pekerjaan, rata-rata pendapatan
perbulan); status social budaya dan spiritual (sarana ibadah, kegiatan keagamaan,
kepercayaan yang bertentanga dengan penanggulangan masalah kesehatan, serta
kegiatan sosial); komunikasi meliputi alat komunikasi yang digunakan dalam
kelompok serta efektivitas proses komunikasi antar anggota dalam kelompok; fasilitas
rekreasi yang tersedia; serta pengkajian terkait kebiasaan atau perilaku dalam
kelompok berupa pemeliharaan kebersihan diri dan pengelolaan makanan bersih
dan sehat.

3.4.2 Diagnosis Keperawatan Kelompok


Tahapan asuhan keperawatan yang dilakukan sebelum menentukan diagnosis
keperawatan adalah melakukan analisis data hasil pengkajian. Diagnosis
keperawatan merupakan clinical judgment yang berfokus pada respon manusia
terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan atau kerentanan (vulnerrzbility)
terhadap respon dari individu, keluarga, kelompok, atau komunitas (NANDA,
2015-2017). Label diagnosis keperawatan kelompok meliputi aktual, potensial
(promosi kesehatan/ sejahtera/wellness) dan risiko.
Pedoman diagnosis keperawatan keluarga dan kornunitas menggunakan North
Americrzn Nursing Dirzgnosisn Association (NANDA). Akan tetapi, NANDA belum
optimal mengakomodasi diagnosis keperawatan kelompok, sehingga digunakan
juga rumusan diagnosis dari lnternaiionni Classijicaiions for Nursing Practice (ICNP).
Sesuai dengan hasil Kongres Nasional Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas
(IPKKI) II di Yogyakarta, penulisan diagnosis keperawatan kelompok ditulis
tanpa menyebutkan penyebab (etiologi) dari masalah kesehatan yang dialami. Cara
menentukan diagnosis keperawatan yang telah disepakati adalah sebagai berikut: 1)
Mengidentifikasi keluhan klien; 2) Memasukkan domain; 3) Memasukkan kelas: 4)
Melihat definisi diagnosis; 5) Melihat batasan karakteristik. Diagnosis keperawatan
kelompok yang ditetapkan melalui analisis data cukup banyak (lebih dari 1
diagnosis) sehingga perlu dilakukan penetapan prioritas diagnosis keperawatan.
Dalam menetapkan prioritas masalah perlu melibatkan kelompok dalam suatu
pertemuan dengan anggota kelompok. Perawat dalam menentukan prioritas kesadaran
masyarakat akan masalah; 2) motivasi masyarakat dalam memengaruhi penyelesaian
masalah; 4) ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap penyelesaian masalah; 5) beratnya
konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan; 6) mempercepat penyelesaiakan
masalah dengan resolusi yang dapat dicapai ( Stanhope & Lancaster, 2016 ).
Tabel 3.7 Daftar Diagnosis Keperawatan Kelompok

Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnose keperawatan


Kelompok Domain 1 : Kelas 1: 00168 Gaya hidup monoton
Promosi Kesadaran
Kesehatan Kesehatan
Kelas 2: 00257 Sindrom kelemahan lansia
(NANDA)
Manajeme 00231 Risiko sindrom kelemahan lansia
n 00188 Perilaku kesehatan cenderung berisiko
Kesehatan 00078 Ketidakaktifan pemeliharaan
kesehatan
00162 Ketidakefektifan manajemen
kesehatan
Kesiapan meningkatkan manajemen
kesehatan
Manajemen 10029684 Krisis Kesehatan Akut
Perawatan
(ICNP)
Promosi 10023452 Kemampuan performa
Kesehatan mempertahankan kesehatan
(ICNP) 10022234 Penyalahgunaan alcohol
10022425 Penyalahgunaan obat-obatan
10028187 Perilaku seksual sefektif
10022592 Ketidakmampuan menejemen regimen
diet
10022603 Ketidakmampuan menejemen regimen
latihan
10000918 Ketidakmampuan mempertahankan
kesehatan
10022140 Ketidaksiapan meningkatkan
keamanan
100001274 Masalah perilaku seksual
10032386 Risiko terjadinya penyakit
10032355 Risiko cidera lingkungan
10022247 Penyalahgunaan rokok
Manajemen 10029286 Kurang pengetahuan tentang penyakit
Perawatan
jangka
panjang
(ICNP)
Manajemen 10029744 Kekerasan pada anak
eisiko 10029825 Kekerasan lansia
(ICNP) 10029856 Keamanan lingkungan yang efektif
10032289 Risiko kekerasan
10032301 Risiko kekerasan anak
10033489 Risiko pengabaian anak
10032340 Risiko kekerasan lansia
10033489 Risiko pengabaian lansia
10015122 Risiko jatuh
10033236 Risiko pengabaian

3.4.3 Perencanaan Keperawatan Kelompok


Proses perencanaan sebagai upaya untuk menyusun rencana penyelesaiaan masalah
kesehatan yang dialami kelompok atau komunitas dikembangkan berdasarkan intergrasi dari
diagnosis keperawatan NANDAN dan international Classification (NOC), dan Nursing
Intervention C lasification (NIC). Modifikasi penulisan kriteria NOC dan NIC pada diagnosis
keperawatan kelompok menggunakan pendekatan prevensi primer, sekunder, dan tersier.
Tahapan menyusun perencanaan kepereratan adalah sebagai berikut : 1) melakukan
proses analisis data hasil pengkajian; 2) menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan
NANDA atau ICNP; 3) menentukan hasil (outcome ) yang terukur dan dapat dicapai
berdasarkan NOC dengan cara menentukan diagnosis keperawatan; memilih kriteria; memilih
indicator; dan menentukan skala; 4) menentukan intervensi berdasarkan NIC.
Tabel 3.8 Contoh Perencanaan Asuhan Keperawatan Kelompok Intergrasi Dokumentasi

Asuhan Keperawatan Kelompok dengan NANDA/CNP,NOC,NIC


Data Diagnosis Keperawatan NOC NIC
Kode Diagnosis kode hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan kelompok : Perilaku Beresiko pada remaja; tawuran
 terjadi peningkatan 00138 Risiko perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
tawuran remaja kekerasan pada 1805 Pengetahuan; perilaku sehat 6610 Identifikasi risiko
 terbanyak kelompok orang lain 1832 Pengetahuan; promosi kesehatan. 5510 Pendidikan kesehatan
pelajar SMA 1855 Pengetahuan; gaya hidup sehat. 8880 Perlindungan lindungan
 terdapat korban 1600 Kepatuhan perilaku. berisiko
meninggal dunia,luka 1602 Perilaku promosi kesehatan. 8700 Pengembangan program
berat dan luka ringan 1603 Pencarian perilaku sehat. 5510 Pendidikan kesehatan
 Dipicu oleh saling 1606 Partisipasi dalam pengambilan 5520 Fasilitas belajar
mengejek antar siswa keputusan perawatan kesehatan 4920 Mendengarkan secara aktif
 Pengawasan orang tua 174 Keyakinan kesehatan : ancaman 5370 Peningkatan / penambahan
yang kurang yang disarankan 7970 peran
 Belum ada tindakan tegas Monitoring kebijakan
dari pihaksekolah kesehatan
 Pengaruh minuman keras
Beberapa partisipan
menyatakan bahwa picu
masalah pacar
 Konsumsi narkoba
 Kepedulian masyarakat
yang kurang
 Kurang sarana pendukung Prevensi sekunder Prevensi sekunder
untuk menyalurkanbakat 1902 Control resiko 6610 Identifikasi resiko
dan minat kearah 2005 Status kesehatan pelajar 8100 Konsultasi
kegiatanyang positif 2700 Kompetensi komunitas 4310 Terapi aktivitas
 Kurang perhatian orang 1700 Healt beliefs 4340 Latihan asertifness
tua 1705 Health orientation 4350 Manajemen perilaku
 Pengaruh teknologi 4360 Modifikasi perilaku
 Tugas perkembangan 4362 Modifikasi perilaku;
yang belum terpenuhi Kemampuan sosial
4400 Terapi Musik
5330 Manajemen mood
5480 Klarifikasi Nilai
5450 Terapi Kelompok
5430 Dukungan Kelompok
Prevensi tersier Prevensi tersier
2012 Status Kenyamanan; social kultur 5020 Mediasi konflik
2000 Kualitas Hidup 5900 Distraksi
2005 Status Kesehatan Pelajar 5440 Peningkatan system dukungan
2001 Kesehatan spiritual
00018 Risiko cidera fisik Prevensi Primer Prevensi primer
1805 Pengetahuan; prilaku sehat. 6610 Identifikasi risiko
1832 Pengetahuan; promosi kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
1855 Pengetahuan; gaya hidup sehat 8880 Perlindungan lindungan
1600 Kepatuhan perilaku beresiko
1602 Perilaku promosi kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
1603 Pencarian perilaku sehat 5604 Pengajaran kelompok
1606 Partisipasi dalam pengambilan 5520 Fasilitas belajar
keputusan perawatan kesehatan 5370 Peningkatan / penambahan
1704 Health beliefs; perceived threat peran
5562 Edukasi orang tua: Remaja
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
1902 Kontrol resiko 6486 Manajemen lingkungan:
2005 Status kesehatan pelajar keamanan
2700 Kompetensi komunitas 6487 Manajemen lingkungan:
1700 Health beliefs Pencegah kekerasan
1705 Health orientation 4370 Latiahn kontrol implus
8100 Konsultasi
4310 Terapi aktivitas
5450 Terapi kelompok
5430 Dukungan kelompok
Prevensi tersier Prevensi tersier
2012 Status kenyamanan; sosialkultur 5020 Mediasi konflik
2000 Kualitas hidup 5900 Distraksi
2005 Status kesehatan pelajar
2001 Kesehatan spiritual
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Kebutuhan nutrisi anak usia sekolah
Anak kelas III dan IV SD 00188 Perilaku kesehtan Prevensi Primer Prevensi Primer
mayoritas sering jajan diluar cenderung 1805 Pengetahuan; perilaku sehat. 5510 Pendidikan kesehatan
pagar sekolah. beresiko 1832 Pengetahuan; promosi kesehatan. 5520 Memfasilitasi pembelajaran
 Beberapa anak pernah 1854 Pengetahuan; diet sehat 5604 Pengajaran kelompok
absen 3 hari karena diare. 1855 Pengetahuan; gaya hidup sehat 5618 Pengajaran prosedur / tindakan
 Tampak saat jam istirahat 1600 Kepatuhan perilaku Pemasaran social di
anak-anak menyerbu 1621 Kepatuhan perilaku; diet sehat 8750 masyarakat
pedagang. 1602 Perilaku promosi kesehatan Monitoring Kebijakan
 Jenis jajanan seperi 1603 Pencarian prilaku sehat 7970 Kesehtan
‘cilok”, baso goring, dll 1606 Partisipasi dalam pengambilan
dengan saos dengan keputusan perawatan kesehatan
warna merah terang. 1704 Health beliefs; perceifed threar
1209 Motivasi
 Warung sekolah ada 2 Prevensi Sekunder Prevensi sekunder
kios kecil, namun hanya 1902 Kontrol resiko 4310 Terapi aktivitas
menyediakan jajanan 1702 Health beliefs; Perceived Control 4350 Manajemen perilaku
kering gorengan. 2013 Keseinmbangan Pola Hidup 4360 Modifikasi perilaku
 Tempat cuci tangan hanya 1621 Kepatuhan Perilaku; diet sehat 6480 Manajemen lingkungan
3 kran tanpa ada sabun 1934 Keamanan dan kesehatan serta 6486 Manajemen lingkungan;
perawatan lingkungan keamanan
2008 Status kenyamanan 6650 Surveilans
2009 Status kenyamanan; lingkungan 6520 Skrining kesehtan
2006 Status kesehatan individu 7320 Manajemen kasus
2000 Kualitas hidup 7400 Panduan system kesehatan
2005 Status kesehatan peserta didik 7620 Pengontrolan berkala
3014 Kepuasan klien 7726 Preceptor; peserta didik (306)
3015 Kepuasan manajemen kasus 8700 Pengembangan program
3007 Kepuasan terhadap lingkungan fisik
3010 Kepuasan terhadap keamanan
3012 Kepuasan terhadap pengajaran
3005 Kepuasan terhadap fungsi asistensi
2606 Status kesehtan keluarga
2701 Status kesehatan komunitas
2700 Kompetensi komunitas
2807 Efektifitas skrining kesehtan
komunitas
2808 Efektivitas program komunitas
Prevensi Tersier Prevensi tersier
2605 Partisipasi tim kesehatan dalam 7040 Dukungan terhadap caregiver
keluarga 7140 Dukungan keluarga
1504 Dukungan sosial
Data pendukung masalah kesehtan komunitas; kelompok ibu hamil beresiko
Hasil survey 00099 X Ketidakefektifan Prevensi primer Prevensi Primer
ANC ibu hamil : 0 kali pada pemeliharaan 1810 Pengetahuan: kehamilan 5510 Pendidikan kesehatan
usia hamil 0-4 bulan; 0-2 kesehatan (ANC) 1823 Pengetahuan: promosi kesehtan 5520 Fasilitas pembelajaran
kali pada usia 5-9 bulan X 1805 Pengetahuan: prilaku kesehatan 5604 Mengajar: kelompok
Hasil Skrining : 1806 Pengetahuan: sumber kesehatan 7320 Manajemen kasus
Berat badan dan LILA sesuai 1602 Perilaku meningkatkan status 8500 Pengembangan kesehatan
dengan usia kehamilan kesehtan komunitas
Hasil diskusi kelompok 1603 Perilaku mencari pelayanan kesehtan 5510 Pendidikan kesehatan
dengan ibu hamil : 1606 Partisipasi dalam membuat 8700 Pengembangan program
 Tidak boleh periksa keputusan pada perawatan kesehatan 5250 Dukunagn pembuatan
sebelum melewati usia 4 1209 Motivasi keputusan
bulan 7400 Panduan system kesehatan
 Senang mendapat pil Prevensi Sekunder Prevensi sekunder
tambah darah tapi tidak 2006 Status kesehtan personal 6520 Skrining kesehatan
diminum karena takut 1602 Perilaku meningkatkan status 6619 Identifikasi Risiko
takut tensinya naik kesehatan 7330 Culture brokerage
 Banyak aturan terkait 3004 Kepuasan klien: pemenuhan 5250 Dukungan pengambilan
larangan / kewajiban kebutuhan budaya keputusan
makan makanan pada 1603 Perilaku pencarian kesehatan 7110 Peningkatan keterlibatan
waktu tertentu 1607 Perilaku kesehatan: prenatal keluarga
 Dilarang banyak makan 1701 Kepercayaan kesehatan: merasa 7400 Panduan system kesehtan
supaya tidak melahirkan mampu untuk perform 6610 Identifikasi risiko
1702 Kepercayaan kesehatan: merasa Peningkatan kecakapan dalam
bayi besar mampu untuk mengontrol kesehatan (Health Literacy
 Meras tidak berdaya 1703 Kepercayaan kesehtan: merasa Enhancement
dengan aturan karena mampu sebagai sumber 5515 Panduan sistem kesehatan
“pamali” 1704 Kepercayaan kesehatan: merasa 6520 Skrining Kesehtan
Hasil wawancara dengan mampu mengatasi 6610 Identitas Risiko
tokoh masyarakat: 1613 Self-Direction of care 8700 Pengembangan program
 Nilai-nilai yang dianut 2700 Kompetensi komunitas
masyarakat: perempuan 2701 Status kesehatan komunitas
harus langsing, laki-laki 2807 Efektivitas skrining kesehtan
harus kuat, keluarga harus komunitas
mengutamakan laki-laki 2808 Efektivitas program komunitas
 Hasil kolam atau kebun 2810 Kontrol resiko kesehtan komunitas:
dijual sebagai sumber tradisi budaya tiak sehat Deteksi
penghasilan keluarga risiko
1908 Efektivitas Program
Hasil winshield survey: 2808 Kelompok/Komunitas
Warung menyediakan
banyak iakn asin; namun Prevensi Tersier Prevensi Tersier
lauk segar, sayur dan buah 1603 Perilaku mencari pelayanan Self-Efficacy Enhamcement
sedikit kesehatan Rujukan
3004 Kepuasan Klien: Pemenuhan Peningkatan Sistem Dukungan
kebutuhan budaya Dukungan Kelompok
00083 Konflik Prevensi Primer Prevensi primer
pengambilan 1810 Pengetahuan: Kehamilan 5510 Pendidikan kesehatan
keputusan (Nutrisi) 1823 Pengetahuan: Promosi kesehatan 5520 Fasilitas pembelajaran
1805 Pengetahuan: perilaku kesehatan 5604 Pengajaran: kelompok
1854 Pengetahuan: diet sehat
1841 Pengetahuan: Manajemen berat
badan
1606 Partisipasi dalam mengambil
keputusan pada perawatan
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
0906 Pembuatan keputusan 6520 Skrining kesehatan
1700 Health Beliefs 6610 Identitas risiko
1603 Perilaku pencarian kesehatan 5240 Konseling
1607 Perilaku kesehatan prenatal 4410 Penetapan tujuan bersama
1628 Perilaku mempertahankan berat
badan
1606 Partisipasi dalam mengambil
keputusan pada perawatan
Prevensi tersier Prevensi tersier
2605 Partisipasi tim kesehatan dalam 5000 Membangun hubungan yang
keluarga kompleks
1504 Dukungan social 5020 Mediasi konflik
5440 Peningkatan Sistem Dukungan
3.4.4 Inplementasi keperawatan Kelornpok
Fokus pada tahap implementasi adalah bagaimana mencapai
sasarandan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Akantetapi, hal yang
sangat penting dalam implementasi keperawatan kesehatan kelompok adalah
melakukan berbagai tindakan yang berupa promosi kesehatan, memelihara
kesehatan/mengatasi kondisitidak sehat, mencegah penyakitdan dampak
pemulihan. Pada tahap implementasi ini perawat tetap focus pada program
yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Tahap implementasi
keperawatan kelompok memiliki beberapa strategi implementasi diantaranya
proses kelompok, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan
kemitraan (partnership). Implementasi yan gdapat dilakukanpada asuhan
keperawatan kelompok antara lain:
3.4.4.1 Promosi kesehatan : melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan
sesuai kebutuhan kelompok
3.4.4.2 Proses kelompok : memotivasi pembentukan dan membimbing kelompok
swabantu atau peer group
3.4.4.3 Pemberdayaan masyarakat : memantau kegiatan kader kesehatan sesuai
dengan jenis kelompoknya.
3.4.4.4 Kemitraan: melakukan negosiasi/lobbying dan menjalin kerjasama dengan
pihak terkait (Dinas Kesehatan, Puskesmas, Kelurahan, Kecamatan) dalam
melaksanakan implementasi.

3.4.5 Evaluasi Keperawatan Kelompok


Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis
dalam mengukur keberhasilan asuhan keperawatan kelompok yang telah
dilakukan. Jenis-jenis evaluasi menurut waktu pelaksanaan.
3.4.5.1 Evaluasi formatif. Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan
program yang bertujuan memperbaiki pelaksanaan program dan
kemungkinan adanya temuan utama berupa masalah-masalah dalam
pelaksanaan program.
3.4.5.2 Evaluasi sumatif. Evaluasi ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan
program sudah selesai, yang bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan
program dan temuan utama berupa pencapaian apa saja dari pelaksanaan
program.
Sedangkan kriteria penilaian dalam evaluasi terdiri dari: (1) Relevansi
(relevance): Apakah tujuan program mendukung tujuan kebijakan; (2) Keefektifan
(effectiveness): Apakah tujuan program dapat tercapai ?; (3) Efisiensi (efficiency):
Apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling rendah ?; (4) Hasil
(outcomes): Apakah indikator-indikator tujuan program membaik ?; (5) Dampak
(impact): Apakah indicator indicator tujuan kebijakan membaik ?; (6)
Keberlanjutan (sustainability): Apakah perbaikan indikator-indikator terus
berlanjut setelah program selesai
3.5 Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan
keperawatan professional yang merupakan bagian integral dari proses
keperawatan yang berdasarkan pada ilmu keperawatan, yang ditujukan langsung
kepada masyaraka t dengan menekankan pada kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, serta pengobatan dan rehabilitasi. Proses asuhan
keperawatan komunitas adalah metode asuhan yang bersifat alamiah, sistematis,
dinamis, kontinyu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan dari klien individu, keluarga, serta kelompok melalui tahapan
pengkajian, penentuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan intervensi, dan
evaluasi keperawatan (Stanhope & Lancaster, 2016).
3.4.6 Pengkajian Keperawatan Komunitas
Pengkajian komunitas dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi status kesehatan masyarakat (Anderson & Mc. Farlane, 2011).
Pengkajian komunitas dilakukandengan mengaplikasikan beberapa teoridan
konsep model keperawatan yang relevan. Informasi atau data ini dapat diperoleh
secara langsung atau tidak langsung di komunitas.Jenis Data Komunitas
Dalam pengkajian komunitasada beberapa data yang perlu dikumpulkan
meliputi data:
a. Data Inti Komunitas
Data inti komunitas yang dikaji terdiri dari: 1) sejarah / riwayat (riwayat
daerah ini, perubahan daerah ini); 2) demografi (usia, karakteristik jenis kelamin,
distribusi ras dan distribusi etnis); 3) tipe keluarga (keluarga / bukan keluarga,
kelompok); 4) status perkawinan (kawin, janda / duda, single); 5) statistic vital
(kelahiran, kematian kelompok usia dan penyebab kematian); 6) nilai-nilai dan
keyakinan, dan agama.
b. Data Subsistem Komunitas
Data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian komunitas
meliputi:
1) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik: kualitasair, pembuangan limbah, kualitas udara, flora,
ruang terbuka, perumahan, daerah hijau, musim, binatang, kualitas makanan dan
akses.
2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Pelayanan kesehatan dan sosial perlu dikaji di komunitas: Puskesmas,
klinik, rumah sakit, pengobatan tradisional, agen pelayanan kesehatan di rumah,
pusat emergensi, rumah perawatan, fasilitas pelayanan sosial, pelayanan kesehatan
mental, apakah ada yang mengalami sakit akut atau kronis.
3) Ekonomi
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan ekonomi meliputi
karakteristik keuangan keluargadan individu, status pekerja, kategori pekerjaan
dan jumlah penduduk yang tidak bekerja, lokasi industri, pasar dan pusat bisnis.
4) Transportasi dan keamanan
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan transportasi dan keamanan
meliputialat transportasi penduduk dating dan keluar wilayah, transportasi umum
(bus, taksi, angkot, dIl dan transportasi privat (sumber transportasi, transportasi
untuk penyandang cacat). Layanan perlindungan kebakaran, polisi, sanitasi dan
kualitas udara.
5) Politik dan Pemerintahan
Data yang perlu dikumpulkan meliputi:Pemerintahan (RT, RW,
desa/kelurahan, kecamatan, dsb); kelompok pelayanan masyarakat (posyandu,
PKK, karang taruna, posbindu, poskesdes, panti, dIl); Politik (kegiatan politik
yang ada di wilayah tersebut, dan peran peserta partai politik dalam pelayanan
kesehatan).
6) Komunikasi
Data yang dikumpulkan terkait dengan komunikasi dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu: 1) Komunikasi formal meliputi surat kabar, radio dan televisi,
telepon, internet, dan hoiline; 2) komunikasi informalmeliputi: papan
pengumuman, poster, brosur, pengeras suara dari mesjid, dIl.
7) Pendidikan
Data terkait dengan pendidikan meliputi sekolah yang ada di komunitas,
tipe pendidikan, perpustakaan, pendidikan khusus, pelayanan kesehatan di
sekolah, program makan siang di sekolah, akses pendidikan yang lebih tinggi
8) Rekreasi
Data terkait dengan rekreasi yang perlu dikumpulkan meliputi:taman,
area bermain,perpustakaan, rekreasi umum dan privat, fasilitas khusus.
c. Data persepsi
Data persepsi yang dikaji meliputi :
1) Persepsi Masyarakat
Persepsimasyarakatyangdikaji terkaittempat tinggal yaitu bagaimana
perasaan masyarakat tentang kehidupanbermasyarakat yang dirasakan di
lingkungan tempat tinggal mereka, apa yang menjadi kekuatan mereka,
permasalahan, tanyakan pada masyarakat dalam kelompok yang berbeda
(misalnya, lansia, remaja, pekerja, profesional, ibu rumah tangga, dll).
2) Persepsi perawat
Persepsi perawat berupa pernyataan umum tentang kondisikesehatandari
masyarakat apa yang menjadi kekuatan, apa masalahnya atau potensial masalah
yang dapat diidentifikasi.
Sumber data pada data primer berasal dari masyarakat langsung yang
didapat dengan cara: 1) survei epidemiologi; 2)pengamatan epidemiologi; 3)
dan skrining kesehatan. Sedangkan pada data sekunder, data didapatkan dari
data yang sudah ada sebelumnya. Sumber data sekunder didapat dari:
1) Saranapelayanan kesehatan, misalnya rumah sakit, Puskesmas, atau balai
pengobatan.
2) Instansi yang berhubungan dengan kesehatan, misalnya Kementerian
Kesehatan, Dinas Kesehatan, atau Biro Pusat Statistik.
3) Absensi sekolah, industri, dan perusahaan
4) Secara internasional, data dapat diperoleh dari data WHO, seperti: laporan
populasi dan statistik vital, population bulletin, dll.
Data yang dikumpulkan dalam pengkajian keperawatan komunitas dapat
diperoleh dengan metode wawancara, angket, observasi dan pemeriksaan.
Setelah data terkumpul, analisis data komunitas dapat dilakukan dalam beberapa
tahap yaitu kategorisasi, ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan.
1) Kategorisasi. Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Pengkategorian
data pengkajian komunitas diantaranya: a) karakteristik demografi (komposisi
keluarga, usia, jenis kelamin, etnis dan kelompok ras): b) karakteristik
geografis(batas wilayah,jumlahdan besarnya kepala keluarga (KK), ruang
public dan jalan) c) karakteristik sosial-ekonomi (pekerjaan dan jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, dan pola kepemilikar. rumah); d) sumber dan
pelayanan kesehatan (rumal: sakit, Puskesmas, klinik, pusat kesehatan
mental, dll).
2) Ringkasan. Setelah melakukan kategorisasi data, dalam setiap tugas
berikutnya adalah meringkas data dalam setiap kategori. Pernyataan
ringkasan disajikan dalam bentuk ukuran seperti jumlah, bagan dan grafik.
3) Perbandingan adalah melakukan analisis data meliputi identifikasi
kesenjangan data dan ketidaksesuaian. Dan pembanding sangat diperlukan
untuk menetap ke pola atau kecenderungan yang ada atau jika data tidak benar
dan perlu revalidasi yang membutuhkan data asli Perbedaan data dapat
terjadi karena terdapat kesalahan pencatatan data. Contoh perbandingan dapat
dilakukan dengan menggunakan data hasil pengkajian komunitas dan
membandingkannya dengan data lain yang sama yang merupakan setandar
yang ditetapkan untuk suatu wilayah misalnya terkait dengan angka kematian
bayi / IMR disuatu wilayah dibandingkan IMR standar pada tingkat kabupaten
/ kota.
4) Membuat kesimpulan. Setelah data yang dikumpulkan dan dibuat kategori,
ringkasan dan dibandingkan, maka tahap akhir adalah membuat kesimpulan
secara logis dari peristiwa yang kemudian dibuatkan pernyataan penegakan
diagnosis keperawatan komunitas.

Tabel 3.9 Contoh Analisis Data


Kategori data Ringkasan Laporan Kesimpulan
Vital Statistik
Angka Kematian
Vayi/IMR 42/ 1000 kelahiran hidup Angka kematian bayi di
Desa A 38/ 1000 kelahiran hidup desa A lebih tinggi dari
Desa B 34/ 1000 kelahiran hidup desa B dan kabupaten
Kabupaten Mekar Baru Mekar Baru
Penyebab kematian Penyakit jantung 23.2%. Penyebab kematian
Desa A Tuberkulosis 25,3%, paling besar adalah
Kanker 18,2% tuberculosis dan kanker di
Desa B Tuberkulosis 28,3%, Desa B
Penyakit jantung 22,3%
Kanker 24,2%
Kabupaten Mekar Baru Tuberkulosis 20,3%
Penyakit jantung, 24%
Kanker 12,5%

3.5.2 Diagnosis Keperawatan Komuntas


Sesuai hasil Munas IPKKI II di Yogyakarta ditetapkan formulasi diagnosis
keperawatan menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan NANDA (2015-
2017) dan ICNP. Formulasi diagnosis tersebut digunakan tanpa menuliskan
etiologi. Penulisan tersebut sesuai dengan label diagnosis sesuai dengan NANDA
(2015-2017) mencakup diagnosis actual, promosi kesehatan / sejahtera atau
resiko.
Tabel 3.10 Daftar Diagnosis Keperawatan Komunitas

Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnosis keperawatan


Komunita Domain 1 : Kelas 1: 00168 Gaya Hidup Monoton
s Promosi Kesadaran
Kesehatan Kesehatan
Kelas 2: 00257 Sindrom kelemahan Lansia
(NANDA)
Manajemen 00231 Risiko sindrom kelemahan lansia
Kesehatan 00215 Defisiensi kesehatan komunitas
00188 Perilaku kesehatan cenderung
00099 beresiko
Ketidakefektifan pemeliharaan
00078 kesehatan
Ketidakefektifan manajemen
00162 kesehatan diri
Kesiapan meningkatkan manajemen
00080 kesehatan diri.
Ketidakefektifan manajemen
regimen terapeutik keluarga
Manajemen 1002968 Krisis kesehatan akut
perawatan 4
(ICNP)
Promosi 1002345 Kemampuan mempertahankan
kesehatan 2 performa kesehatan
(INCP) Penyalahgunaan alcohol
1002223 Penyalagunaan obat –obatan
4 Perilaku seksual efektif
1002242 Ketidakmampuan memanajemen
5 regimen diet
1002818 Ketidakmampuan memanajemen
7 regimen latihan
1002259 Ketidakmampuan mempertahankan
2 kesehatan
Deficit pengetahuan tentang latihan
1002260 Kurang pengetahuan tentang
3 regimen diet
Kurang pengetahuan tentang
1000091 perilaku seksual
8 Ketidaksiapan meningkatkan
keamanan
1002258 Masalah perilaku seksual
5 Risiko terjadinya penyakit
1002193 Risiko cidera lingkungan
9 Penyalahgunaan rokok

1002999
1

1002214
0

1000127
4
1003238
6
1003235
5
1002224
7
Manajemen 1002928 Kurang pengetahuan tentang
perawatan 6 penyakit
jangka
panjang
(ICNP)
Manajemen 1002974 Kekerasan pada anak
risiko 4 Kekerasan lansia
(ICNP) 1002982 Keamanan lingkungan yang efektif
5 Risiko kekerasan
1002985 Risiko kekerasan anak
6 Risiko pengabaian anak
1003228 Risiko kekerasan lansia
9 Risiko pengabaian lansia
1003230 Risisko jatuh
1 Risiko pengabaian
1003348
9
1003234
0
1003348
9
1001512
2
1003343
6

3.5.3 Perencanaan Keperauiatan Komunitas


Perencanaan yang disusun dalarn keperawatan kesehatan kornunitas
berorentasi pada prornosi kesehatan, pencegahan penyakit, perneliharaan
kesehatan, dan manajernen krisis. Dalarn rnenyusun perencanaan keperawatan
kesehatan kornunitas rnelalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan Prioritas
Penetapan prioritas rnasalah perlu melibatkan masyarakat / komunitas
dalarn suatu perternuan rnusyawarah rnasyarakat. Masyarakat/komunitas akan
memprioritaskan rnasalah yang ada dengan birnbingan atau arahan perawat
kesehatan kornunitas. Perawat dalam rnenentukan prioritas masalah
rnemperhatikan enarn kriteria yaitu: 1) Kesadaran rnasyarakat akan rnasalah;
2) Motivasi rnasyarakat untuk rnenyelesaikan rnasalah; 3) Kernarnpuan
perawat dalam rnernengaruhi penyelesaian rnasalah; 4) Ketersediaan ahli/ pihak
terkait terhadap solusi rnasalah; 5) Beratnya konsekuensi jika rnasalah tidak
terselesaikan; 6) Mernpercepat penyelesaikan rnasalah dengan resolusi yang
dapat dicapai (Stanhope & Lancaster,2016).
b. Menetapkan Sasaran (Goal)
Setelah rnenetapkan prioritas rnasalah kesehatan,langkah selanjutnya adalah
rnenetapkan sasaran. Sasaran rnerupakan hasil yang diharapkan. Dalarn
pelayanan kese-hatan sasaran adalah pernyataan situasi ke depan, kondisi atau
status jangka panjang dan belurn bisa diukur. Berikut ini adalah contoh dari
penulisan sasaran:
1) Meningkatkan cakupan irnunisasi pada bayi
2) Mernperbaiki kornunikasi antara orang tua dan guru
3) Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah
4) Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler

c. Menetapkan Tujuan (Objective)


Tujuan adalah pernyataan hasil yang diharapkan dan dapat diukur, dibatasi
waktu berorentasi pada kegiatan Berikut ini merupakan karakteristik dalam
penulisan tujuan: 1) Menggunakan kata kerja; 2) Menggambarkan tingkah laku
akhir, kualitas penampilan, kuantitas penampilan, bagaimana penampilan
diukur; 3) Berhubungan dengan sasaran (goal); 4) Adanya batasan waktu.
Penulisan tujuan mengacu pada Nursing Outcome Classification (NOC).
d. Menetapkan Rencana Intervensi
Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas,
maka harus mencakup: 1) Hal apa yang akan dilakukan; 2) Waktu atau kapan
melakukannya; 3) Jumlah; 4) Target atau siapa yang menjadi sasaran;
5) Tempat atau lokasi. Hal yang perlu diperhatikan saat menetapkan rencana
intervensi meliputi: 1) Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan
yang ada; 2) Kondisi atau situasi yang ada; 3) Sumber daya yang ada didalam
dan diluar komunitas yang dapat dimanfaatkan; 4) Program yang lalu yang
pernah dijalankan; 5) Menekan kan pada perberdayaan masyarakat;
6) Penggunaan teknologi tepat guna; 7) Mengedepankan upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Penyusunan
rencana keperawatan komunitas menggunakan integrasi mengacu pada NIC.
Tabel 3.10 Contoh Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Komunitas
dengan NANDA/ICNP, NOC, NIC

Data Diagnosis Keperawatan NOC NIC


Kode Diagnosis kode hasil Kode Intervensi
Data pendukung naalah kesehatan komunitas : HIV
 Akses terhadap 00215 Defisiensi Prevensi Primer Prevensi Primer
pelayanan kesehatan Kesehatan 2700 Kompetensi masyarakat 8700 Pengembangan Program
HIV yang minimal Komunitas 2701 Derajat kesehatan masyarakat 4350 Manajemen prilaku
 Tenaga VCT terlatih 4360 Modifikasi perilaku
Puskesmas yang masih 4356 Manajemen prilaku seksual
terbatas 7970 Monitoring kebijakan
 Dukungan sosial kesehatan
kasus HIV yang tidak Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
adekuat 2702 Tingkat kekerasan masyarakat 6520 Skrining Kesehatan
 Adanya temuan kasus 2802 Kontrol terhadap kelompok beresiko : 6652 Surveilans: Komunitas
HIV penularan (HIV) 7160 Menjaga kesuburan
Stigma Masyarakat 2808 Efektivitas Program Masyarakat 7910 Konsultasi
terhadap penderita HIV 8190 Tindak lanjut melalui telepon
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
2808 Program efektivitas komunitas 8180 Konsultasi melalui telepon
1634 Perilaku pemeriksaan kesehatan pribadi 8100 Rujukan
00188 Perilaku Kesehatan Prevensi Primer Prevensi Primer
Beresiko 1606 Partisipasi dalam promosi kesehatan 6402 Dukungan perlindungan
Perilaku promosi kesehatan 5210 Panduan antisipasi
1602 Perilaku mencari kesehatan 6710 Promosi kesehatan
1603 Perawatan diri sendiri 7040 Dukungan pemberi asuhan
1613 Hubungan pasien pengasuh 7100 Promosi integritas keluarga
2204 Kinerja pemberi asuhan keperawatan 7130 Pemeliharaan proses keluarga
2205 Dukungan keluarga
7140 Terapi keluarga
7150 Peningkatan peran
5370
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
2505 Pemulihan Penyalahgunaan: seksual 7320 Manajemen kasus
Kesehatan emosi pemberi asuhan 5510 Pendidikan kesehatan
2506 Kesejahteraan pengasuh 8700 Program pengembangan
2508 Koping Keluarga 8750 Pemasaran sosial
2600 Fungsi keluarga 8820 Manajeman penularan
2602 Status kesehatan keluarga penyakit
2606 Integritas keluarga 6484 Manajemen lingkungan
2603 Partisipasi keluarga dalam perwatan 6520 Skrining kesehatan
2605 secara professional 6610 Identifikasi risiko
6652 Surveilans komunitas
Prevensi tersier Prevensi tersier
2605 Partisipasi tim kesehatan dalam 5000 Membangun hubungan yang
keluarga kompleks
1504 Dukungan sosial 5440 Peningkatan Sistem dukungan
1634 Perilaku pemeriksaan kesehatan pribadi
00099 Ketidakefektifan Prevensi Primer Prevensi Primer
Pemeliharaan 1700 Keyakinan kesehatan 7320 Manajemen kasus
kesehatan 1701 Keyakinan kesehatan kemampuan yang 5510 Pendidikan kesehatan
dirasakan untuk melakukan 8700 Program pengembangan
8750 Pemasaran sosial

Prevensi sekunder Prevensi sekunder


1720 Keyakinan kesehatan: perceived untuk 8820 Manajemen penularan
mengontrol penyakit
1703 Keyakinan kesehatan: sumber daya 6484 Manajemen lingkungan
yang dirasakan 6520 Skrining kesehatan
1704 Keyakinan kesehatan: ancaman 6610 Identifikasi risiko
1705 Orientasi kesehatan 6652 Surveilans komunitas
2701 Derajat kesehatan masyarakat

Prevensi tersier Prevensi Tersier


2605 Partisipasi tim kesehatan dalam 7040 Dukungan terhadap caregiver
keluarga Dukungan keluarga
1504 Dukungan sosial 7140
Data Pendukung masalah kesehatan komunitas kesehatan reproduksi pada remaja
 Kemudahan akses 100012 Problematic Prevensi Primer Prevensi Primer
 Pergaulan bebas 74 Sexual Behaviour 1805 Pengetahuan: kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
 Pola asuh yang tidak 1823 Pengetahuan: promosi kesehatan 1102 Dukungan spiritual: kategori
efektif (sebagian besar 1815 Pengetahuan: fungsi seksual emosional
orang tua lemah dalam 1207 Identitas seksual 7067 Promosi: keterlibatan keluarga
mengatur pergaulan 1302 Koping pemantauan kebijakan (BKR,
dan komunikasi) 1504 Dukungan sosial 491 PKPR, POKJA) Assessing
 Sebagian besar remaja 2202 Pengasuh: homecare health social care needs,
2203 Gangguan gaya hidup: pengasuhan Kategori assement dukungan
di kota besar 2606 Status kesehatan keluarga 7970 kelompok
melakukan perilaku 1902 Keselamatan fisik remaja
seksual 5430
 Hasil FGD Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
menyatakan bahwa 2115 Kesadaran Diri 1003 Konseling pasien
pernah melakuakn 1205 Harga Diri 1062 Dukungan keluarga
hubungan seksual, dan 2807 Efektifitas skrining kesehatan 7140 Peningkatan system dukungan
sebagian atau hamper komunitas perilaku seksual efektif
semua pernah 2000 Kualitas penerangan Pendidikan perilaku seksual
menonton 2001 Kesehatan spiritual 5440 Rujukan
film porno 3012 Kepuasan klien: belajar 1002
 50% hamper tidak Prevensi Tersier Prevensi Tersier
mendapatkan 2600 Koping keluarga 8187 Terapi keluarga
pendidikan seksual 2609 Dukunagn keluarga selama pengobatan 8100 Kesiapan keluarga
 Kehamilan diluar kesadaran diri ditingkatkan
nikah 2115 Harga diri 5390 Peningkatan kesadaran diri
Broken Home 1205 Pengendalian risiko: penyakitmenular pengajaran tentang rehabilitasi
 Perilaku yang labil 1905 Seksual (STD)
 KDP (Kekerasan
Dalam Pacaran)
 Gaya Hidup
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: gizi kurang pada balita
Studi dokumentasi: 00189 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
 Data SKDN posyandu kesehatan 184103 Strategi mencapai berat badan optimal 5510 Pendidikan Kesehatan
di kelurahan X: cenderung (1-3) 5604 Pengajaran: Kelompok
Jumlah balita yang beresiko 184109 Praktik penyediaan makanan seimbang 7400 Panduan Sistem Kesehatan
naik timbangannya (1-3) 5602 Pengajaran: Proses Penyakit
184111 Strategi modifikasi intake makanan (1-
kurang dari 70% (N) 3)
 Data SKDN : 180501 Praktik penyediaan makanan seimbang
D/S<70% (1-3)
 47% balita dikelurahan 162604 Membuat target pencapaian berat badan
X berada di garis (1-3)
kuning (Data KMS) 170514 Fokus mempertahankan perilaku sehat
(1-4)
Hasil angket: 170508 Persepsi bahwa perilaku sehat
 40% ibu yang berhubungan dengan kesehatan
memiliki balita kurang seseorang (1-3)
pengetahuan tentang 170512 Persepsi bahwa kesehatan merupakan
gizi seimbang pada prioritas dalam pilihan gaya hidup
balita 270112 Sattus kesehatan anak (2-3)
 30% balita memiliki
kebiasaan jajan Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
diwarung yang tidak 260629 Skrining kesehatan sesuai umur dari 6520 Skrining kesehatan
sehat anggota keluarga (2-4) 6610 Identifikasi resiko
 10% data kunjungan 180516 Teknik skrining diri (1-3) 5240 Konseling
balita Puskesmas X 190220 Identifikasi faktor resiko (1-4) 4360 Modifikasi Perilaku
 Mengalami masalah 190201 Menyadari faktor resiko personal (1-4) 4410 Penetapan tujuan bersama
infeksi (diare, ISPA) 190221 Menyadari kemampuan merubah
perilaku (1-3)
190202 Memonitor factor resiko yang ada di
lingkungan (1-4)
Hasil Observasi (winshield 190206 Komitmen terhadap strategi mengontrol
survey): resiko (1-3)
162602 Identifikasi penyebab kekurangan berat
 Sebagian balita
badan
memiliki ukuran tubuh Prevensi Tersier Prevensi Tersier
lebih kecil dari 2605 Partisipasi tim kesehatan dalam 7040 Dukungan terrhadap caregiver
usiannya keluarga 7140 Dukungan keluarga
 Sebagian anak 260605 Kesehatan fisik anggota keluarga (2-4) 7120 Mobilisasi keluarga
memiliki kebiasaan 260612 Pertumbuhan fisik anggota keluarga (2- 7910 Konsultasi
jajan diwarung yang 4) 7920 Dokumentasi
tidak sehat 221101 Menyediakan kebutuhan fisik anak (2- 7980 Pencatatan insiden kasus
4) 8100 Rujukan
Hasil wawancara: 221122 Menyediakan gizi sesuai umur (2-4) 8180 Konsultasi telepon
 Sebagian besar ibu 221130 Menyediakan perawatan preventif 8190 Tindak lanjut telepon
menyatakan tidak penggunaan sumber yang ada di 8700 Pengembangan program
mengetahui tanda- komunitas (2-4) 8500 Perkembangan kesehatan
tanda anak kekurangan 221108 Memintaa bantuan dari petugas komunitas
gizi kesehatan professional untuk masalah 7400 Bimbingan terhadap system
 Sebagian besar ibu berat badan (2-4) kesehatan (Health system
menyatakan tidak guidance)
mengetahui tanda- 00099 Ketidakefektifan Prevensi Primer Prevensi Primer
tanda anak kekurangan pemeliharaan 1823 Pengetahuan: promosi kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
gizi kesehatan 1805 Pengetahuan: perilaku sehat 5520 Memfasilitasi pembelajaran
 Sebagian besar ibu 1855 Pengetahuan: gaya hidup sehat 5604 Pengajaran kelompok
tidak mengetahui cara 5618 Pengajaran prosedur / tindakan
mengolah dan Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
memberikan makanan 1600 Kepatuhan perilaku 4350 Manajemen perilaku
seimbang 1602 Perilaku promosi kesehatan 4360 Modifikasi perilaku
 Pada umumnya ibu 1603 Pencarian perilaku sehat 7320 Manajemen kasus
tidak menggunakan 1606 Partisipasi dalam pengambilan 7400 Panduan sistem kesehatan
garam beryodium keputusan perawatan kesehatan. 7620 Pengontrolan berkala
1608 Kontrol gejala 7890 Transportasi; antar fasilitas
1902 Control resiko kesehatan
1908 Deteksi factor resiko 6520 Skrining kesehatan.
1934 Keamanan dan kesehatan serta
perawatan lingkungan
2000 Kualitas hidup
2700 Kompetensi komunitas
2701 Status kesehatan komunitas
2807 Efektivitas skrining kesehatan
komunitas
2808 Efektivitas program komunitas
2802 Kontrol resiko komunitas; penyakit
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
221108 Penggunaan sumber yang ada di 8500 Pengembanagn kesehatan
komuntas masyarakat
8700 Pengembangan program
8750 Pemasaran sosial di
masyarakat
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Risiko DBD
Studi dokumentasi : 00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
 Hasil rekap kejadian kesehatan 1844 Pengetahuan; manajemen sakit akut 5510 Pendidikan kesehatan
kasus DBD periode cenderung 1803 Pengetahuan; proses penyakit 5520 Memfasilitasi pembelajaran
Januari hingga berisiko 1805 Pengetahuan; Perilaku sehat 5604 Pengajaran; kelompok
September, RW”X” 1823 Pengetahuan; Promosi kesehatan 5618 Pengajaran prosedur / tindakan
tertinggi dengan 17 1855 Pengetahuan; gaya hidup sehat 6366 Triese; telepon
kasus dengan 1 kasus 7320 Manajemen penyakit menular
meninggal pada awal
September
Preverensi Sekunder Prevensi Sekunder
 Secara spesifik kasus 1600 Kepatuhan perilaku 4350 Manajemen perilaku
DBD baik di RW “X” 1602 Perilaku promosi kesehatan 4360 Modifikasi perilaku
atau RW “Y” 1603 Pencarian perilaku sehat 6650 Surveilans
terlokalisir pada 1 RT 1606 Partisipasi dalam pengambilan 6550 Proteksi infeksi
dengan rata-rata 5-7 keputusan perawatan kesehatan 7400 Panduan sistem kesehatan
kasus dengan range 1608 Kontrol gejala 7560 Fasilitas kunjungan rumah
waktu 1 – 2 minggu 1704 Health beliefs; perceived threat 7620 Pengontrolan berkala
Hasil angket: 1908 Deteksi factor resiko 7890 Transportasi; antar fasilitas
 72% kemampuan 1934 Keamanan dan kesehatan serta kesehatan
penduduk dalam perawatan lingkungan 8820 Manajemen penyakit menular
mengenali secara dini 2606 Status kesehatan keluarga 6489 Manajemen lingkungan;
penyakit DBD kurang 2700 Kompetensi komunitas komunitas
baik 2701 Status kesehatan komunitas 8880 Proteksi resiko lingkungan,
 52% kemampuan 2806 Respon komunitas terhadap disaster / 6520 Skrining kesehtan.
penduduk dalam KLB
mencegah atau 2807 Efektivitas skrining kesehatan
merawat anggota komunitas
keluarganya dari 2808 Efektivitas program komunitas
penyakit DBD kurang 2802 Kontrol resiko komunitas; penyakit
baik. Prevensi Tersier; Prevensi Tersier;
 46% penduduk yang 2605 Partisipasi tim kesehatan dalam 7040 Dukungan terhadap caregiver
pernah menderita DBD keluarga 7140 Dukungan keluarga
tidak pernah dilakukan 2108 Penggunaan sumber yang ada di 7120 Mobilisasi keluarga
kunjungan rumah oleh komunitas 7910 Konsultasi
tenaga Puskesmas 7920 Dokumentasi
 44% warga yang 7980 Pencatatan insidensi kasus
pernah menderita DBD 8100 Rujukan
tidak pernah 8180 Konsultasi telepon
mendapatkan 8190 Tindak lanjut telepon
penyuluhan tentang 8500 Pengembangan kesehatan
DBD. masyarakat
 42 % warga 8700 Pengembangan program
menyatakan bahwa 8750 Pemasaran di masyarakat
manfaat melakukan
tindakan pencegahan
seperti gerakan 3M
hanya sebatas
lingkungan rumah agar
bersih
 59% hambatan yang
dirasakan dalam
melakukan tindakan
pencegahan karena
tidak ada sanksi
 Angka bebas jentik di
rumah tangga sebesar
58% yang berarti ada
42% rumah tangga
positif jentik
 18% warga
menyatakan yang
paling efektif untuk
mencegah DBD adalah
dilakukan fogging atau
menabur bubuk abate.
Hasil observasi
(winshield survey) ;
 Karakteristik
lingkungan
pemukiman penduduk
khususnya di RW ‘X”
dan RW”Y” padat
dengan SPAL yang
kurang baik.

Hasil Wawancara:
 Kegiatan PSN melalui
gerakan 3M tidak
secara rutin dialkukan,
hanya kalau terjadi
banyak kasus.
 Menggerakan
masyarakat untuk
melakukan gerakan
3M dirasakan sulit.
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: perilaku Bersih Sehat
Observasi: 00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
 Banyak anak-anak kesehatan 1632 Perilaku patuh: aktivitas yang 4350 Manajemen Perilaku
sering mandi disungai cenderung disarankan 4360 Memodifikasi perilaku
 Beberapa keluarga beresiko 1602 Perilaku promkes 5510 Pendidikan Pasien: Pendidikan
diketahui tidak 1606 Partisipasi dalam keputusan perawatan kesehatan
menggunakan air kesehatan 5515 Peningkatan kesadaran
1634 Perilaku skrining kesehatan pribadi kesehatan
bersih 1805 Pengetahuan perilaku kesehatan
1823 Pengetahuan promosi kesehtan
Angket: 1855 Pengetahuan gaya hidup sehat
Yang dirasakan dalam
melakukan tindakan Prevensi sekunder Prevensi Sekunder
 65% kemampuan 1608 Kontrol gejala 4470 Terapi Perilaku
penduduk kelurahan 1625 Perilaku berhenti merokok 4490 Bantuan modifikasi diri
menyebutkan tidak 1902 Kontrol risiko bantuan penghentian merokok
tahu mengenai hal 1924 Kontrol risiko proses infeksi
yang harus dilakukan 1906 Kontrol risiko penggunaan tembakau
agar dapat hidup sehat 1908 Deteksi risiko
 52% kemampuan 1910 Keamanan lingkungan rumah
penduduk dalam Prevensi Tersier Prevensi Tersier
mencegah atau 1504 Dukungan Sosial 8500 Peningkatan Sistem dukungan
merawat anggota 221108 Penggunaan Sumber yang ada di 8700 Pengembangan Kesehatan
keluarganya untuk komunitas Masyarakat
menerapkan PHBS
belum benar
 68% masyarakat tidak
melakukan cuci tangan
sebelum makan
 42% warga
menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan
makn dengan mencuci
tangan terlebih dahulu
atau tidak
 59% hambatan
pencegahan karena
tidak ada sanksi
 33% dari 800 KK
merokok dalam rumah
 Angka bebas jentik
dirumah tangga 85%,
42% positif jentik
 Penyuluhan PHBS
belum dilakukan
dikelurahan C
 Penyuluhan baru
dilakukan pada
beberapa sekolah yang
dekat dengan
puskesmas
 Masyarakat tidak bias
berolahraga rutin
3.5.4. Implementasi Keperauiatan Komunitas
Implementasi merupakan tahap kegiatan selanjutnva setelah perencanaan
kegiatan keperawatan komunitas dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada tahap
implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hal yang sangat penting dalam implementasi keperawatan kesehatan
komunitas adalah melakukan berbagai tindakan yang berupa promosi kesehatan,
memelihara kesehatan/mengatasi kondisi tidak sehat, mencegah penyakit dan dampak
pemulihan. Pada tahap implementasi ini perawat tetap fokus pada program
kesehatan masyarakat yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Tahap
implementasi keperawatan komu nitas memiliki beberapa strategi implementasi
diantaranya proses kelompok, promosi kesehatan dan kernitraan (partnership) .
3.5.5. Eualuasi Keperauiatan Komunitas
Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis
mengenai suatu kebijakan, program dan kegiatan berdasarkan informasi dan hasil
analisis dibandingkan terhadap relevansi, keefektifan biaya, dan keberhasilannya
untuk keperluan pemangku kepentingan.
a. Jenis-jenis evaluasi menurut waktu pelaksanaan.
1) Evaluasi formatif. Evaluasi i n i dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program
yang bertujuan memperbaiki pelaksanaan program dan kemungkinan adanya
temuan utama berupa berbagai masalah dalam pelaksanaan program.
2) Evaluasi sumatif. Evaluasi ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah
selesai, yang bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan temuan utama
berupa pencapaian apa saja dari pelaksanaan program.
b. Prinsip-prinsip evaluasi meliputi :
1) penguatan program;
2) menggunakan berbagai pendekatan;
3) desain eva luasi untuk kriteria penting di komunitas;
4) mencipta kan proses partisipasi;
5) diharapkan lebih fleksibel;
6) Inenlbangun kapasitas.
c. Proses evaluasi meliputi :
1) Menentukan tujuan evaluasi
2) Menyusun desain evaluasi yang kredibel
3) Mendiskusikan rencana evaluasi
4) Menentukan pelaku evaluasi
5) Melaksanakan evaluasi
6) Mendeseminasikan hasil evaluasi
7) Menggunakan hasil evaluasi
d. Kriteria penilaian dalam evaluasi terdiri dari :
1) Relevansi (relevance): Apakah tujuan program mendukung tujuan kebijakan?
2) Keefektifan (effectiveness): Apakah tujuan program dapat tercapai?
3) Efisiensi(efficiency): Apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling rendah?
4) Hasil (outcomes): Apakah indikator tujuan program membaik?
5) Dampak (impact): Apakah indikator tujuan kebijakan membaik?
6) Keberlanjutan (sustl1inllbility): Apakah perbaikan indikator terus berlanjut setelah
program selesai?
3.6. Dokumentasi Asuhan Keperawatan dengan Modifikasi NANDA, NOC, NIC
Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku atau kinerja
dari perawat dalam mem berikan asuhan keperawatan kepada klien.
Pendokumentasian proses asuhan keperawatan merupakan suatu proses yang harus
dilaksanakan oleh perawat sebagai bagian dari standar kerja yang ditetapkan. Kualitas
pendokumentasian keperawatan dapat dilihat dari kelengkapan dan keakuratan di dalam
menuliskan proses keperawatan yang diberikan kepada klien (individu, keluarga,
kelompok, dan komunitas). Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
tertulis atau tercetak yang dapat dijadikan sebagai catatan atau keterangan tertulis dari
seluruh pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien yang mencakup proses
pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan,
serta evaluasi keperawatan.
3.6.1. Tujuan Dokumentasi Keperawatan
Tujuan dari pendokumentasian adalah sebagai berikut :

a. Sebagai sarana komunikasi tertulis untuk mencegah/ Mengutangi kesalahan.


b. Membantu koordinasi tim daiam pelayanan keperawatan kesehatan kerja.
c. Meningkatkan kualitas keperawatan.
d. Membantu perawat mernberikan perawatan.yang optimal dan berkelanjutan.
e. Sebagai pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan,
f. Dapat dijadikan. sebagaibukti yang otentik dalam kasus hukum.
g. Sebagai sarana untuk evaluasiterhadap kemajuan klien terhadap pelayanan
keperawatan yang telah dilakukan.
h. Penelitian, dan pengembangan riset.
i. Dapat dijadikan pedoman dalam menentukan besarnya biaya dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
j. Digunakan dalam proses akreditasi terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.

Prinsip-prinsip pendokumentasian keperawatan meliputi


a. Akurat, ringkas, jelas, dan mudah dibaca.
b. Menggunakan istilah yang sederhana dan menghindarkan istilah yang tidak jelas
atau tidak lazim digunakan.
c. Menuliskan nama klien, usia, jenis kelamin, dan waktu dan tanggal
dilakukannya tindakan keperawatan,
d. Dokumentasikan segera setelah pemberian tindakan keperawatan.
e. Catat setiap respon atau reaksi klien serta setiap perubahan respon klien.
f. Pastikan kebenaran data dan tepat.
g. Kelompokkan data objektifdan subjektif.: ,
h. Tulis menggunakan tinta (jangan pensil), jika salah coret dan ganti dengan yang
benar kemudian tanda tangani.
i. Tulis nama perawat yang memberikan asuhan kepe rawatan dan tanda
tangani.
Strategi perawat dalam: melakukan pendokumentasian agar tidak membutuuhkan waktu
lama dalam peridoku- mentasian:
a. Catatan segera kejadian saat ditemukan-atau setelah melakukan tindakan
keperawatan.
b. Lakukan pencatatan minimal data mayor (penting).
c. Perkirakaan penggunaan waktu, perawatoleh klien dalam catatan.
d. Jangan, mengulang catatan narasi yang telah dicatat dalam format checklist (kecuali
ada hasil penting yang memerlukan kejelasan).
e. Letakkan format dokumentasi sedekat mungkin dan simpan di tempat yang mudah
terlihat.
3.6.2. Komponen dokumentasi asuhan keperawatan
a. Dokumentasi Penggajian
Pengkajian merupakan proses pengumpulan data yang akurat baik melalui pemeriksaan
fisik, observasi, atau wawancara yang digunakan untuk menetapkan diagnosis keperawatan
yang dialami klien. Data yang harus dikaji dalam pengkajian disesuaikan dengan model
pengkajian yang digunakan pada asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas.
b. Dokumentasi Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan "clinical iudgement" yang berfokus pada respon
manusia terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan atau kerentanan (uulnembility)
terhadap respon dari individu keluarga, kelompok, atau komunitas (NAND A, 2015-2017).
Label diagnosis keperawatan mencakup:
1) Aktual
a. Menggambarkan respo manusia respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses
kehidupan yang benar nyata pada individu, keluarga, komunitas.
b. Contoh diagnosis aktual: gangguan pola tidur; ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh; obesitas.
2) Potensial (mencakup promosi kesehatan/ sejahtera / well ness)
a. Penilaian klinis dari motivasi seseorang, keluarga, atau komunitas, dan keinginan
untuk meningkatkan kesejahteraan mewujudkan potensi kesehatan manusia dan
menguatkan perilaku sehat secara khusus, misalnya melalui nutrisi dan olahraga.
b. Contoh diagnosis potensial: kesiapan meningkatkan pengetahuan; kesiapan
meningkatkan pengetahuan.
3) Risiko
c. Menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/proses kehidupan yang
mungkin berkembang dalam kerentanan individu, keluarga, komunitas. Hal ini
didukung oleh berbagai faktor resiko yang berkontribusi pada peningkatan keren
tanan.
d. Contoh diagnosis risiko: Risiko distres spiritual; fisiko kekurangan volume cairan.
c. Dokumentasi rencana Intervensi
Proses perencanaan sebagai upaya untuk menyusun rencana penyelesaian masalah
kesehatan yang dialami individu, keluarga, kelompok atau komunitas dikembangkan
berdasarkan integrasi dari diagnosis keperawatan NANDA, Nursing Outcome
Classification (NOC), dan Nursing Intervention Clasifiaition (NIC). Outcome hams
spesifik, dapat diukur, dapat dimengerti, dan dapat dicapai. Sedang-kan intervensi
mencakup semua tindakan yang dilakukan perawat baik mandiri maupun kolaborassi;
perawatan langsung maupun tidak langsung.
d. Dokumentasi Implementasi
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan Perawat untuk membantu
klien menyelesaikan masalah keperawatan yang dialaminya. Implementasi merupakan
pelaksanaan dari rencana intervensi keperawatan. Implementasi keperawatan dapat berupa
implementasi mandiri atau kolaborasi serta implementasi iangsung atau tidak langsung.
Komponen yang hams ada dalam pendokumentasian implemetasi keperawatan
adalah nama klien; usia; no indeks; hari/tanggal/waktu implementasi: diagnosis
keperawatan; tindakan keperawatan dan hasil;respon klien; paraf dan nama jelas perawat.
e. Dokumentasi Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan membandingkan suatu hasil yang telah dicapai dnegan
standar untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat dan menilai sejauh mana
keberhasilan intervensi yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai