Anda di halaman 1dari 3

Kelas X PIPS 1

Nama Kelompok:
Nurlambang .R.
Rianda Rizky
Puja Fitriani
Putri Tamara
RAJA YANG SOMBONG
Dahulu kala, di sebuah tanah yang jauh hiduplah negri yang di dalamnya adalah
serangga di Negeri ini terdapat 3 Kerajaan besar yaitu Kerajaan Lebah, Semut, dan Kerajaan
bangsa Kecoa, Kecoa adalah kasta yang paling tertinggi di kerajaan, tetapi banyak dari
penduduk yang sebenarnya tidak menyukainya karena sifat yang sombong.
Pada suatu hari yang cerah Raja Kecoa hendak melihat-lihat kerajaannya dengan
pandangan yang penuh kesombongan, tiba-tiba sang Raja tidak sengaja bertabrakan dengan
cacing.
Kecoa (Nurlambang) : Kurang ajar kau Cacing, Serangga rendahan bisa-bisanya kau
menabrak Raja mu yang Agung ini, ada di mana mata mu !
Cacing (Puja Fitriani) : Maafkan saya Raja, saya memang tak begitu bisa melihat, saya
merasakan dengan getaran tanah.
Kecoa (Nurlambang) : Dasar serangga menggelikan, tak memiliki kaki tak memiliki sayap
yang anggun, hanya bisa bergerak dengan tubuh berlendir yang
menjijikan Seharusnya kau tidak layak tinggal di Kerajaanku,
Enyahlah engkau dari jalanku
Sang Cacing hanya menunduk dan menepi, hatinya begitu sakit namun apa daya
sebagian ucapan Raja memang benar adanya.
Lalu Raja kembali melanjutkan perjalanannya,sampai suatu ketika dia menemukan
sebuah tempat yang asing baginya.
Kecoa (Nurlambang) : Tempat apa ini ?, Aku belum pernah ke sini sebelumnya?
Sang Raja Kecoa memasuki wilayah tersebut, dia tak menyadari jika bahaya
mengancam, tiba-tiba dia mencium Aroma harum yang mengitarinya, Dia menyadari bahwa
aroma tersebut berasal dari tanaman yang di sekitarnya.
Kecoa (Nurlambang) : Ini penemuan besar, bagaimana mungkin seluruh Kerajaan tidak
tahu tentang ini atau jangan-jangan mereka menyembunyikan
sesuatu, kalau begitu akanku monopoli ladang ini hahaha.........
Sang Raja Kecoa Pun memanjat Salah satu dari tanaman aneh itu dan mencapai
puncak, sungguh terkejut dia mengetahui tanaman ini tiba-tiba tertutup dengan cepat, Raja
Kecoa pun pasrah dia hanya berteriak minta tolong keluar tiba-tiba cairan busuk
mengelilinginya, kini dia sedang dalam bahaya tiba-tiba Kecoa pun hilang kesadarannya
Cairan mengusik matanya kesadaran mulai kembai, dilihatnya pula Raja lebah dan
Raja Semut.
Raja lebah (Putri) : Kau sudah Sadar Kecoa?
Raja Semut (Rianda) : Sepertinya Aku harus mengambilkan air untuknya.
Raja Kecoa (Nurlambang) : Dimana aku ini ?
Raja Semut (Rianda) : (Sembari memberikan air) Kau sedang di Kerajaanmu
Raja Kecoa (Nurlambang) : Kenapa aku bisa disini
Raja Lebah (Putri) : Kau hampir saja di cerna tanaman pemangsa kantung semar,
Kau sudah tamat jika tidak ada tuan cacing
Raja Kecoa (Nurlambang) : (Dengan Heran) Cacing Tanah ?
Raja Semut (Rianda) : Iya jika tidak ada dia yang meruntuhkan tanah di bawah
tanaman itu kau takkanbisa keluar dan para pasukan ku
takkan bisa menyelamatkan mu
Raja Lebah (Putri) : Iya karena memanjat tanaman itu sama saja cari mati
Raja Kecoa (Nurlambang) : Bagaimana kau bisa menyelamatkan ku ?
Cacing (Puja) : Aku mampu bergerak cepat di dalam tanah Raja, saat aku
mendengar teriakanmu, aku langsung datang dan menggali
tanah dan merubuhkan tempat berpijaknya tanaman
pemangsa itu, Rekanku yang lain langsung mengabarkan pada
beberapa koloni Semut, lalu tak lama kemudian Raja Semut
dan Raja Lebah serta koloninya datang membantu
Raja Lebah (Putri) : Tindakan yang kamu lakukan itu sangat konyol dan
berbahaya kecoa kenapa kau tidak merundingkan dulu dengan
kami
Kecoa hanya bisa tertunduk diam, dia merasa malu dan menyesal dengan
tindakannya, Kecoa melihat ke arah rakyatnya hampir semua menutup hidung mencium
aroma busuk sangat menusuk hidung, kemudian dia pergi menyendiri dan mengundurkan
diri sebagai Raja, harga dirinya runtuh menyesali keegoisan, kesombongan dan keangkuhan

Pesan Moral
Janganlah Sombong dan jangan memandang rendah seseorang karena kita
Semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing

Anda mungkin juga menyukai