Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam
perekonomian modern sekarang ini. Di setiap negara di dunia ini pasti memiliki
lembaga keuangan perbankan, yang salah satunya adalah bank sentral sebagai
pengatur ekonomi dan moneter. Seperti Bank Indonesia yang menjadi bank sental
negara Indonesia. Sebagai bank sentral, bank Indonesia memainkan peran yang
penting dalam perekonomian Indonesia.

Setiap bank seharusnya memiliki tugasnya masing-masing dan memilki tujuan


masing-masing. Bank sentral sendiri dapat berperan sebagai agen pemerintah
yang bertanggung jawab atas pengaturan ekonomi dan moneter dinegara
Indonesia. Bank sentral sendiri harus menjalin kerjasama yang baik dengan
pemerintah agar kebijakan yang sudah diambil dapat berjalan dengan baik.
Bank memiliki tugas dan fungsi yang kompleks dalam perekonimian
Indonesia, tanpa adanya bank sentral dapat dibayangkan bagaimana lalu lintas
perekonomian di Indonesia. Bank sentral sangat diperlukan demi tercapainya
kemakmuran masyarakat Indonesia sendiri.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah Bank Sentral?
2. Apa tugas Bank Sentral ?
3. Apa saja neraca yang ada dalam Bank Sentral ?
4. Apa tujuan Bank Sentral ?
5. Bagaimana hubungan Bank Sentral dengan pemerintah ?
6. Apa saja alat atau instrument kebijakan moneter Bank Sentral

C. Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Bank Sentral
2. Untuk mengetahui apa tugas Bank Sentral
3. Untuk mengetahui neraca dalam Bank Sentral
4. Untuk mengetahui apa tujuan dari Bank Sentral
5. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Bank Sentral baik dengan
pemerintah, maupun lemabaga yang lainnya.
6. Untuk mengetahui apa saja alat maupun instrument kebijakan moneter
Bank Sentral

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya Bank Sentral

Bank Indonesia atau BI adalah Pusat dari segala Bank di Indonesia, karena BI
bisa mencetak uang yang kita gunakan sehari hari. Kita mungkin belum banyak
tahu tentang Bank Indonesia secara keseluruhannya, yang kita tahu mungkin dari
segi pembuatan uang saja. Untuk itu kita sekarang coba untuk mengenal Bank
Indonesia dari awal berdirinya. Sejarah Bank Indonesia di awali Pada 1828 De
Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi
yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Kemudian pada tahun 1953 Bank
Indonesia mengalami perubahan dengan perubahan nama De Javasche Bank
menjadi Bank Indonesia yang memiliki tiga tugas penting yaitu di bidang
moneter, perbankan, dan sistem pembayaraan juga melanjutkan tugas bank secara
komersil dari DJB terdahulu. Kemudian pada tahun 1968 Bank Indoesia
mengalami perubahan lagi dengan mengeluarkan UU Bank Central yang
berfungsi mengatur semua bank yang ada di Indonesia dalam melayani
masyarakat. Bank Indonesia juga membantu pemerintah dalam mendorong
pembangunan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperlancar
produksi. Pada tahun 1999 Indonesia mengalami krisis moneter yang berakibat
tidak stabilnya ekonomi itu membuat Bank Indonesia tujuan tunggal Bank
Indonesia yaitu mencapai dan memilihara kestabilan nilai rupiah. Perubahan lagi
dilakukan pada Tahun 2004,Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen
dengan fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan
wewenang Bank Indonesia termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008,
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2
tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem
keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan
nasional dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan
terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

B. Tugas bank sentral


Bank sentral pada dasarnya mempunyai tugas untuk memelihara supaya
system moneter itu bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin terciptanya
tingkat petumbuhan kredit/ uang yang beredar sesuai dengan yang diperlukan
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa mengakibatkan inflasi. Guna
mencapai sasaran ini bank sentral bertanggung jawab atas dua hal, yakni pertama,
perumusan serta pelaksanaan kebijakan moneter. Kedua, mengatur, mengawasi
serta mengendalikan system moneter. Dalam kaitannya dengan tanggungjawab
yang kedua ini, bank sentral mempunyai tugas :

2
1. Memperlancar lalu lintas pembayaran sehingga dapat cepat dan efisien.
Untuk memenuhi tujuan ini, bank sentral menciptakan uang
kerts.
2. Sebagai pemegang kas pemerintah. Bank sentral memegang peranan
yang penting dalam membantu memperlancar kegiatan keuangan
( penerimaan dan pembayaran) pemerintah denagn cara :
a. Menerima pembayaran pajak
b. Membantu melakukan pembayaran pemerintah
c. Membantu penempatan serta pengedaran surat-surat berharga
pemerintah.
3. Mengatur dan mengawasi kegiatan bank-bank umum.
4. Melakukan pengumpulan serta analisa data ekonomi nasional dan
internasional.
Secara garis besar, beberapa fungsi dan tugas bank sentral :
a) Mencetak dan mengedarkan uang kertas. Tugas ini dilakukan
dalam rangka menjamin tersedianya uang kas yang cukup serta lalu
lintas pembayaran yang efisien.
b) Sebagai banknya, pemegang kas dan penasehat keuangan
pemerintah. Bank sentral membantu memperlancar kegiatan
keuangan pemerintah, dengan cara membantu dalam hal
penerimaan dan pembayaran serta memberi pinjaman dan
penempatan/ pengedaran surat-surat utang negara.
c) Memelihara cadangan bank-bank umum. Tujuannya, untuk
mengatur volume uang yang beredar serta mempermudah proses
pembayaran dengan system clearing.
d) Memelihara cadangan emas dan devisa.
e) Sebagai banknya bank umum serta sumber pengaman terakhir
( lender of the last resort ). Sebagai bankers bank, bank sentral
member pelayanan kepada bank umum sebagaimana halnya bank
umum melayani masyarakat.
f) Pengawasan serta pengendalian kredit perbankan, supaya tercapai
kehidupan perbankan yang sehat.

C. Neraca bank sentral


Dalam kaitannya dengan perumusan serta pelaksanaan kebijakan moneter
perlu dijelaskan terlebih dahulu bentuk umum dari neraca bank sentral yang
merupakan pencerminan dari kegiatannya. Secara singkat pos-pos / rekening
utama adalah sebagai berikut :
1. Kekayaan
Pada prinsipnya kekayaan bank sentral didapat dengan cara
menciptakan uang terhadap dirinya sendiri. Yang termasuk dalam
kekayaan ini adalah :

3
a) Cadangan yang meliputi :
1) Sertifikat emas yakni kewajiban dari pemerintah yang dijamin
dengan emas.
2) Spesial Drawing Right (SDR) . SDR ini hamper sama dengan
sertifikat emas diatas, hanya saja dikeluarkan oleh Dana
Moneter Internasional (IMF) atas persetujuan negara anggota
guna mengatasi kekurangan alat pembayaran internasional.
3) Valuta Asing
Merupakan bentuk cadangan bank sentral yang
diperlukan untuk mengatur system pembayaran internasional
serta kurs valuta asing.
b) Pinjaman yang diberikan (loans), terutama pada bank umum. Bank
umum dapat memperoleh pinjaman ini melalui :
1) Penjualan surat berharga masyarakat yang dimiliki bank
umum tersebut kepada bank sentral.
2) Pinjaman langsung dengan jaminan surat janji membayar
(sering disebut advance) oleh bank umum.
c) Surat berharga. Sebagian terbesar kekayaan ini dalam bentuk surat
berharga pemerintah yang dibeli oleh bank sentral baik dari bank
umum maupun langsung dari masyarakat.
d) Kekayaan lain-lain, dapat berupa tanah, gedung atau peralatan-
peralatan.

2. Uang, yang terdiri dari :


a) Uang kertas bank. Uang kertas bank adalah uang kertas yang
dikeluarkan oleh bank sentral sebagai alat pembayaran yang sah.
b) Deposito.
c) Surplus. Surplus berasal dari : bunga surat berharga yang ditahan,
bunga pinjaman yang diberikan dan dari kegiatan lain. Sebagian
besar dari pendapatan ini diserahkan pada pemerintah sebagai
transfer.
d) Lain-lain. Lain-lain ini terdiri, misalnya, dari pengeluaran yang
belum dibayar.
D. Tujuan Bank Indonesia.
Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang pada Undang-Undang RI nomor
23 tahun 1999 Bab III pasal 7 adalah untuk memelihara dan mencapai kestabilan
rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga dan dipelihara mengingat dampak yang
ditimbulkan apabila suatu mata uang yang tidak stabil sangatlah luas seperti salah
satunya adalah terjadinya inflasi yang sangat memberatkan masyarakat luas. Oleh
karena itu tugas Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan
sangatlah penting.
Adapun maksud dari kestabilan rupiah yang diinginkan Bank Indonesi
adalah :

4
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur atau
tercermin dari perkembangan laju inflasi.
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapt
diiukur atau tercermindari perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain.
Dengan stabilnya nilai mata uang Rupiah, maka akan sangat banyak
manfaat yang diperoleh terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Agar kestabilan nilai Rupiah dapat tercapai dan terpelihara maka Bank
Indonesia memilki tugas antara lain:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistewm pembayaran.
3. Mengatur dan mengawasi bank.
Dalam pelaksanaan tugas diatas pihak lain dilarang melakukan bentuk
campur tangan terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia.

E. Hubungan Kelembagaan

Kedudukan Bank Indonesia Sebagai Lembaga Negara 

Dilhat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan BI sebagai


lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara
seperti Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Mahkamah
Agung. Kedudukan BI juga tidak sama dengan Departemen karena kedudukan BI
berada di luar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus tersebut
diperlukan agar BI dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Otoritas
Moneter secara lebih efektif dan efisien. Meskipun BI berkedudukan sebagai
lembaga negara independen, dalam melaksanakan tugasnya, BI mempunyai
hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, Pemerintah dan
pihak lainnya.

Dalam hubungannya dengan Presiden dan DPR, BI setiap awal tahun anggaran
menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan
moneter dan rencana kebijakan moneter yang akan datang. Khusus kepada DPR,
pelaksanaan tugas dan wewenang setiap triwulan dan sewaktu-waktu bila diminta
oleh DPR. Selain itu, BI menyampaikan rencana dan realiasasi anggaran tahunan
kepada Pemerintah dan DPR. Dalam hubungannya dengan BPK, BI wajib
menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK.

a) Hubungan BI dengan Pemerintah : Hubungan Keuangan

Dalam hal hubungan keuangan dengan Pemerintah, Bank Indonesia membantu


menerbitkan dan menempatkan surat-surat hutang negara guna membiayai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa diperbolehkan membeli

5
sendiri surat-surat hutang negara tersebut.

Bank Indonesia juga bertindak sebagai kasir Pemerintah yang menatausahakan


rekening Pemerintah di Bank Indonesia, dan atas permintaan Pemerintah, dapat
menerima pinjaman luar negeri untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia.

Namun demikian, agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia benar-benar terfokus


serta agar efektivitas pengendalian moneter tidak terganggu, pemberian kredit
kepada Pemerintah guna mengatasi deficit spending - yang selama ini dilakukan
oleh Bank Indonesia berdasarkan undang-undang yang lama - kini tidak dapat lagi
dilakukan oleh Bank Indonesia.

b) Hubungan BI dengan Pemerintah : Independensi dalam Interdependensi

Meskipun Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen, tetap


diperlukan koordinasi yang bersifat konsultatif dengan Pemerintah, sebab tugas-
tugas Bank Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan-
kebijakan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Koordinasi di antara Bank Indonesia dan Pemerintah diperlukan pada sidang


kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang
berkaitan dengan tugas-tugas Bank Indonesia. Dalam sidang kabinet tersebut
Pemerintah dapat meminta pendapat Bank Indonesia.

Selain itu, Bank Indonesia juga dapat memberikan masukan, pendapat serta
pertimbangan kepada Pemerintah mengenai Rancangan APBN serta kebijakan-
kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya.

Di lain pihak, Pemerintah juga dapat menghadiri Rapat Dewan Gubernur Bank
Indonesia dengan hak bicara tetapi tanpa hak suara. Oleh sebab itu, implementasi
independensi justru sangat dipengaruhi oleh kemantapan hubungan kerja yang
proporsional di antara Bank Indonesia di satu pihak dan Pemerintah serta
lembaga-lembaga terkait lainnya di lain pihak, dengan tetap berlandaskan
pembagian tugas dan wewenang masing-masing.

c) Kerjasama BI dengan Lembaga Lain

Menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak bagi keberhasilan tugasnya,


BI senantiasa bekerja sama dan berkoordinasi dengan berbagai lembaga negara
dan unsur masyarakat lainnya. Beberapa kerjasama ini dituangkan dalam nota
kesepahaman (MoU), keputusan bersama (SKB), serta perjanjian-perjanjian, yang
ditujukan untuk menciptakan sinergi dan kejelasan pembagian tugas antar
lembaga serta mendorong penegakan hukum yang lebih efektif.

Beberapa Kerjasama dimaksud adalah dengan pihak-pihak sbb :

6
1. Departemen Keuangan (MoU tentang Mekanisme Penetapan Sasaran,
Pemantauan, dan Pengendalian Inflasi di Indonesia, MoU tentang BI
sebagai Process Agent di bidang pinjaman dan hibah luar negeri
Pemerintah, SKB tentang Penatausahaan Penerbitan Surat Utang
Negara (SUN) dalam rangka penyehatan perbankan)
2. Kejaksaan Agung & Kepolisian Negara : SKB tentang kerjasama
penanganan tindak pidana di bidang perbankan
3. Kepolisian Negara RI dan Badan Intelijen Negara : MoU tentang
Pemberantasan uang palsu
4. Menkokesra, Kementrian Koperasi dan UKM : MoU bidang
Pemberdayaan dan Pengembangan UMKM
5. Perhimpunan Pedagang SUN (Himdasun) : MoU tentang Penyusunan
Master Repurchase Agreement (MRA)
6. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia
tentang Koordinasi Pengelolaan Uang Negara.

d) Hubungan kerjasama internasional yang dilakukan bank indonesia 

BI menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga internasional yang diperlukan


dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Bank Indonesia maupun
Pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi,moneter, maupun perbankan. BI
menjalin kerjasama internasional meliputi bidang-bidang :

1. Intervensi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing


2. Penyelesaian transaksi lintas negara
3. Hubungan koresponde
4. Tukar-menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-
tugas selaku bank sentral
5. Pelatihan/penelitian di bidang moneter dan sistem pembayaran.

Keanggotaan Bank Indonesia di beberapa lembaga dan forum internasional atas


nama Bank Indonesia sendiri antara lain
1. The South East Asian Central Banks Research and Training Centre
(SEACEN Centre)
2. The South East Asian, New Zealand and Australia Forum of Banking
Supervision (SEANZA)
3. The Executive' Meeting of East Asian and Pacific Central Banks
(EMEAP)
4. ASEAN Central Bank Forum (ACBF)
5. Bank for International Settlement (BIS)

Keanggotaan Bank Indonesia mewakili pemerintah Republik Indonesia antara lain


:

1. Association of South East Asian Nations (ASEAN)


2. ASEAN+3 (ASEAN + Cina, Jepang dan Korea)

7
3. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
4. Manila Framework Group (MFG)

6. Alat/ Instrumen Kebijakan Moneter

Kebijaksanaan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter


(biasanya bank sentral) untuk mempenagruhi jumlah uang yang beredar dan kredit
yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Tujuan
utama kebijakan moneter, terutama untuk stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga, serta neraca pembayaran internasional
yang seimbang, maka kebijakan moneter yang yang dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi) instrument/ alat yang dipakai adalah :

1) Politik Pasar Terbuka

Meliputi tindakan menjual dan membeli surat-surat berharga oleh


bank sentral. Tindaka ini akan berpengaruh : pertama, menaikkan
cadangan bank-bank umum yang tersangkut dalam transaksi. Sebab dalam
pembelian surat-surat berharga misalnya, bank sentral akan menambah
cadangan bank umum yang menjual surat berharga tersebut yang ada pada
bank sentral. Akibat tambahan cadangan, maka bank umum dapat
menambah jumlah uang yang beredar ( melalui proses penciptan kredit).
Kedua, tindakan pembelian / penjualan surat berharga akan mempenagruhi
harga (dan dengna demikian juga tingkat bunga) surat berharga.
Akibatnya, tingkat bunga umum juga akan terpenagruhi.

2) Politik Diskonto

Tindakan untuk mengubah-ubah tingkat bunga yang harus dibayar oleh


bank umum dalam hal meminjam dana dari bank sentral. Dengan
menaikkan diskonto, maka ongkos meminjam dana dari bank sentral akan
naik sehingga akan mengurangi keinginan bank umum untuk meminjam.
Akibatnya, jumlah uang yang beredar dapat ditekan /dikurangi. Di negara
yang sudah maju, politik diskonto ini juag mempunayi efek pengumuman
( announcement effect), yakni efek yang ditimbulkan dari adanya
pengumuman (melalui media massa) tentang tingkat diskonto.
Pengumuman ini akan dipakai masyarakat sebagai indikasi ketat tindakan
kebijakan moneter.

3) Politik perubahan cadangan minimum

Seperti telah dijelaskan didepan ( dalam proses pencipataan kredit) bahwa


perubahan cadangan minimum dapat mempenagruhi jumlah uang yang
beredar. Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan, jumlah uang
yang beredar cenderung naik., dan sebaliknya kalau dinaikkan jumlah
uang yang beredar cenderung turun.

8
4) Margin Requirement
Digunakan untuk memabatasi penggunaan kredit untuk tujuan-tujuan
pembelian surat berharga (yang baisanya bersifat spekulatif). Caranya
dengan menetapkan jumlah minimum kas down payment untuk transaksi
surat berharga. Misalnya ditentukan margin requirement 80%, artintya
apabila seseoarng hendak membeli surat berharga, maka 80% harus
dibayar dengan kas dan baru sisanya (20%) boleh dipinjam dari bank.

5) Moral Suasion
Dimkasudkan untuk mempegaruhi sikap lembaga moneter dan individu
yang bergerak dibidang moneter denagn pidato-pidato Gubernur Bank
Sentral, atau publikasi-publikasi, agar supaya bersikap seperti yang
dikehendaki oleh penguasa moneter.

9
BAB III

PENUTUP

\KljA. Kesimpulan
Bank sentral adalah lembaga keuangan yang paling besar dalam suatu
Negara yang memiliki fungsi untuk mengatur peredaran jumlah uang, tingkat
bunga serta kebijakna moneter
Kebijakan Moneter adalah kebijakan ekomomi untuk mengarahkan
perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dan atau di inginkan dengan jalan
mengubah-ubah jumlah uang beredar. Tujuan dari kebijakan moneter adalah
kondisi ekonomi makro yang lebih baik dan atau di inginkan. Kondisi tersebut
dapat di evaluasi dengan perkembangan indicator-indikator ekonomi makro
terutama sebagai berikut:
-        Stabilitas pertumbuhan ekonomi
-        Terciptanya lapangan pekerjaan
-        Stabilitas harga umum (terkendalinya laju inflasi)
-        Stabilitas nilai tukar mata uang

B. Saran
Melalui makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami materi tentang
Bank Sentral secara lebih jelas dan mendalam. Penulis menyarakankan kepada
pemerintah melalui Bank Sentral dapat lebih berhati-hati dalam menentukan
jumlah uang yang beredar di masyarakat secara keseluruhan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Http://www.bi.go.id/id/tentangbi/hubungankelembagaan/negara/contents/Default.
aspx, di akses pada Kamis, 2 Maret 2017.

Http://www.bi.go.id/idtentangbi/hubungankelembagaan/internasional/Contents/D
efault.aspx, diakses pada Jum’at 3 Maret 2017.

Nopirin, 1995, Ekonomi Moneter, Yogyakarta : BPFE.

Kasmir, 2002, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : PT.


RajaGrafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai