A. Pengantar
Sosiologi menjadi salah satu mata pelajaran pada jenjang SMA sejak Kurikulum 1984
sampai dengan Kurikulum 2013. Pada dokumen-dokumen kurikulum di kurun waktu 1984
sd. 2013 tersebut, pembelajaran sosiologi di SMA sesungguhnya memiliki peran yang
strategis dalam membangun kompetensi dan karakter generasi bangsa. Melalui mata
status serta peran masing-masing dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat dimana
mereka tinggal yang tentu saja terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Melalui
pengalaman belajar (learning experience) yang didapatkan siswa dalam mata pelajaran
Sosiologi, diharapkan bisa membentuk siswa SMA yang mampu melakukan refleksi atas
masyarakat. Ini pula yang sesungguhnya menjadi nilai plus yang dimiliki mata pelajaran
sosiologi dimana hal-hal yang dipelajari merupakan hal-hal yang nyata ada di sekeliling
kehidupan siswa dimanapun ia berada. Oleh karena itu, harapan melalui mata pelajaran
sosiologi adalah proses pembelajaran sosiologi di SMA bisa menjadi jembatan bagi siswa
dalam proses pembelajaran mata pelajaran sosiologi di tingkat SMA saat ini. Permasalahan
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 1
tersebut adalah mayoritas pembelajaran sosiologi cenderung mengajarkan doktrin berupa
norma, moral bahkan etika yang sesungguhnya bukan ranah mata pelajaran sosiologi.
Bahkan yang lebih miris lagi adalah pembelajaran sosiologi didominasi penyampaian materi
pembelajaran secara teoritis dengan terlalu (saklek) mengacu pada buku teks atau buku
pelajaran (text book). Konsep-konsep sosiologi dipelajari sebagai sebuah hafalan tentang
pengertian, tujuan dan manfaat semata tanpa tahu apa makna yang terkandung dalam konsep
tersebut. Apalagi sampai jauh mempelajari tentang implikasi dari mempelajari konsep
tersebut bagi diri siswa ketika berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Proses
pembelajaran dengan paradigma seperti itu membawa dampak yang signifikan pada proses
pembelajaran itu sendiri maupun pada substansi materi pembelajaran. Proses pembelajaran
yang cenderung pada hafalan teori dan konsep mendorong pada terjadinya pembelajaran
sosiologi yang pasif di kelas-kelas. Interaksi satu arah dari guru ke siswa menjadi hal yang
dominan. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar sementara siswanya dijejali dengan
teori dan konsep yang harus dihafal tanpa tahu maknanya. Maka tidak mengherankan jika
mata pelajaran sosiologi menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang diminati karena
Untuk itu perlu dikaji kembali untuk refresh bagi guru-guru mata pelajaran soiologi
jenjang SMA yang fokus pada pertanyaan, apa hakekat tujuan pembelajaran sosiologi
jenjang SMA?; seperti apa hakekat pembelajaran sosiologi jenjang SMA?; seperti apa
sosiologi yang bermakna? Bahan ajar ini akan mengulas pembelajaran sosiologi dengan
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 2
B. Pembelajaran Sosiologi
sesungguhnya memiliki peran yang strategis, sebab mata pelajaran sosiologi diharapkan
diri mereka dalam mengambil dan mengungkapkan status serta peran masing-masing dalam
kehidupan sosial dan budaya masyarakat dimana mereka tinggal yang tentu saja terus
mengalami perubahan dari masa ke masa. Dokumen Kurikulum 2013 menegaskan bahwa
Mata pelajaran Sosiologi diajarkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut: 1)
sikap religius dan etika sosial yang tinggi di kalangan peserta didik sehingga memiliki
mencapai tujuan tersebut, materi-materi pembelajaran yang diajarkan dengan berorientasi pada
penumbuhan kesadaran individual dan sosial (kelas X), kepekaan dan kepedulian terhadap
masalah-masalah sosial dan tanggungjawab pemecahan masalah sosial (kelas XI), dan
public sehingga dapat mendorong keterlibatan sosial siswa dalam masyarakatnya. Selain itu,
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 3
mampu meningkatkan rasa ingin tahu, mempertajam analisis sosial, serta memperluas
pandangan siswa dalam menjalani dan terlibat dalam kehidupan kesehariannya dalam
bermasyarakat. Untuk itu tujuan belajar sosiologi adalah untuk mendapatkan imajinasi
sosiologi, sehingga seseorang yang belajar sosiologi bisa memahami setiap gejala sosial
yang ada dalam kehidupan masyarakat. Upaya memahami setiap gejala sosial akan dapat
tercapai jika seseorang tersebut melakukan pengamatan, pengumpulan data dan informasi,
analisis data, mengolah dan menyimpulkan dan mengkomunikasikannya pada orang lain.
pengetahuan sosiologi memiliki karakteristik tersendiri, seperti yang dijelaskan oleh Hanum
Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan produk hubungan
dari kajian tentang masyarakat dan perilaku manusia dengan meneliti kelompok/institusi yang
dibangunnya, seperti keluarga, suku bangsa, komunitas, organisasi sosial, agama, politik, bisnis,
dengan mengembangkan teori yang didasarkan pada observasi ilmiah dan penelitian
ilmiah.
masyarakat dengan segala problematikanya yang ada dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 4
Materi pelajaran sosiologi mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik
analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam
konsep-konsep dasar sosiologi, pendekatan, metode dan teknik analisis untuk mengkaji
berbagai fenomena dan permasalahan yang dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari
ia tinggal maka mereka mampu menganalisisnya dan ia mampu menempatkan diri atau
menyikapinya, bahkan diharapkan mampu tergerak untuk menjadi bagian dari solusi sesuai
Pemahaman yang benar (orthodoksi) akan menumbuhkan yang namanya sikap yang benar
(orthopathi) dan kemudian akan bertumbuh lagi ke arah tindakan yang benar (orthopraksis).
Jadi, materi-materi yang di berikan dalam pembelajaran sosiologi dipahami siswa bukan
sebagai materi yang dihafal, namun sarana refleksi kritis atas realitas sosial atau masalah
sosial di sekitar mereka. Berdasarkan hasil refleksi tersebut mereka diharapkan mampu
sifatnya idealis pragmatis). Tentu saja resolusi sosial yang dilakukan sebatas kemampuan &
keterbatasan.
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 5
3. Pendekatan Pembelajaran Sosiologi di SMA
Pembelajaran sosiologi berkaitan dengan proses mencari tahu segala hal tentang
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
mempelajari tentang gejala, fenomena sosial. Hanum (2005, 2011) mengaskan hal yang
bukanlah hafalan tetapi lebih pada pemahaman dan analisis sehingga siswa harus lebih
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan masyarakat
sekitar juga bahkan gejala alam yang mempengaruhi masyarakat sekitar, serta prospek
Telah diuraikan pada bagian awal tulisan ini bahwa salah satu harapan ideal yang ingin
dicapai dalam pembelajaran sosiologi di tingkat SMA adalah ketika para siswa SMA
mampu tergerak untuk menjadi bagian dari solusi sesuai dengan taraf kemampuan dan
kedudukannya. Untuk mencapai harapan ideal tersebut, selain diperlukan sosok guru
sosiologi yang mampu mengajar, mendidik, menginspirasi dan menggerakkan, maka mutlak
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 6
diperlukan pula sebuah pendekatan pembelajaran sosiologi yang mampu memberikan
pemikiran-pemikiran itu maka penulis berpendapat bahwa sudah tepat kiranya jika
approach) pada proses pembelajarannya sesuai yang ditekankan oleh Kurikulum 2013.
pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga
ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda.
(Permendikbud nomor 65 tahun 2013). Lebih lanjut McCollum (2009) menjelaskan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1)
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 7
saintifik diantaranya adalah model pembelajaran Berbasis Penemuan (Inquiry Learning),
model pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning). Praktik pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
masyarakat atau kehidupan sosial sekitar dan menemukan relevansinya untuk menjawab
masalah-masalah sosial secara riil yang dihadapi masyarakat. Selain itu, juga perlu
riil untuk kemudian dianalisis hingga menemukan solusi alternative pemecahan masalah atas
kasus riil yang diangkat. Dengan pendekatan ilmiah yang menekankan pada pendekatan
induktif dan pembelajara kontekstual tersebut maka pembelajaran sosiologi sangat tidak
tepat jika masih berfokus pada penguasaan konsep-konsep pengetahuan sosiologi dan hanya
mencari contoh atas konsep-konsep yang parsial tersebut pada kehidupan nyata.
yang bermakna adalah pembelajaran sosiologi yang tidak hanya sebatas transfer informasi
dan ilmu pengetahuan saja, namun pembelajaran yang mampu memfasilitasi pembelajar
untuk menjadikan pengetahuan itu sebagai sarana transformasi diri. Apalagi jika dikaitkan
dengan konteks saat ini, bahwa setiap guru sosiologi saat ini menghadapi siswa-siswi
generasi digital (digital native). Generasi tersebut bukan lagi generasi yang pasif dan
terkekang dalam proses belajar. Bagi mereka belajar tidak semata-mata untuk
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 8
menjadi generasi terdidik. Indikator manusia terdidik pada era digital ini bukan lagi mampu
potensi diri mereka dalam mengambil dan mengungkapkan status serta peran masing-
masing dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat dimana mereka tinggal. Konkritnya
Ketika merancang pembelajaran sosiologi yang bermakna perlu ada satu hal yang
hendaknya terus menerus menyertainya, yaitu daya kerativitas dan inovasi guru dalam
meningkatkan hasil belajar, namun yang lebih utama adalah untuk memperbaiki dan
belajar sesuai hakikat dan tujuan pembelajarn sosiologi. Penulis berpandangan bahwa
kreativitas dan inovasi yang tumbuh dalam mengajarkan sosiologi akan berdampak pada
minat dan motivasi siswa yang selama ini menjadi masalah. Sebagai ilustrasi adalah contoh
kreativitas dan inovasi seorang guru sosiologi di SMA di Kota Semarang. Dalam sebuah
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 9
selama mengajarkan materi-materi sosiologi di SMA. Apa yang dilakukan Insriani
sesungguhnya cerminan dari harapan dan tujuan pembelajaran sosiologi yang diharapkan.
bermula dari rendahnya minat belajar sosiologi. Jika dianalisis, maka sumber
sosiologi yang penulis uraikan di awal tulisan ini. Maka kreativitas dan inovasinya muncul
dengan menerapkan strategi yang kreatif dan inovatif dalam mengajarkan sosiologi di
kelasnya antara lain dengan membiasakan mengajukan pertanyaan kritis, eksplorasi artikel
dan gambar/foto, eksplorasi film, penelitian sederhana dan meyusun catatan harian. Lebih
lanjut Insriani (2011) menjelaskan bahwa melalui strategi ini, pembelajaran yang bersifat
kepada siswa untuk membangun pembelajaran secara mandiri dan menjadikan siswa lebih
dekat memahami kenyataan sosial sebagai bagian dari kehidupannya sekaligus sebagai
materi pembelajaran sosiologi. Inspirasi dari pengalaman tersebut adalah bahwa kreativitas
dan inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran sosiologi sangat diperlukan untuk
sangat dimungkinkan untuk dilaksanakan oleh para guru SMA mata pelajaran sosiologi.
Untuk menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif membutuhkan pemahaman yang benar dan
menyeluruh tentang pembelajaran sosiologi yang dibarengi dengan kesadaran guru untuk
Selain itu, kreativitas dan inovasinya dalam menyampaikan materi sosiologi kemudian
eksplorasi film, penelitian sederhana, menyusun catatan harian yang dicontohkan akan
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 10
menumbuhkan daya inovasi dan kreativitas siswa. Makna belajar sosiologi tidak lagi
dimaknai dengan nilai tinggi pada skor ulangan, ujian tengah semester dan ujian akhir
semester semata. Namun dimaknai sebagai mata pelajaran yang memfasilitasi setiap siswanya
E. Pembelajaran Sosiologi
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar dalam menyajikan materi pelajaran. Pembelajaran
dan berinteraksi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Peserta didik/peserta didik adalah
individu yang sedang tumbuh dan berkembang serta mempunyai karakteristik dan kondisi
yang berbeda–beda antara yang satu dengan yang lain, di samping ada persamaan-
perbuatan belajar yang autentik menuntut seni (art) dan ilmu (science) alam membelajarkan.
Esensi yang ingin dicapai dengan kegiatan pembelajaran, bukan tugas pendidik/guru selesai
setelah dia menyampaikan materi pelajaran. Tugas pendidik tercapai kalau peserta
didik/peserta didik belajar, dan terus belajar secara optimal, autentik, dan bermakna dalam
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 11
Pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk memahami dan menggugah daya nalar,
logika dan daya kritis peserta didik/peserta didik terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
lingkungannya maupun dalam masyarakat. Dengan pembelajaran sosiologi yang baik peserta
pengamatan maupun pemahaman. Sesuai dengan objek sosiologi yang telah dikemukakan di
atas maka pembelajaran sosiologi merupakan proses memfasilitasi peserta didik agar dapat
memperoleh pemahaman, pengertian, ilmu dan sikap tentang hubungan manusia dalam
masyarakat.
keterampilan sosial dan menumbuhkan sikap religius, dan etika sosial sebagai wujud
pembelajaran sosiologi ini, selain menumbuhkan kesadaran individual dan sosial peserta didik
sebagai warga Negara; juga menumbuhkan kepekaan dan kepedulian mereka terhadap
Hal itu tidak terlepas dari maksud Undang–undang Republik Indonesia No.20 Tahun
2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Ayat 20 : “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”, konsep pembelajaran yang merupakan proses
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 12
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Di
2) Standar Isi
3) Standar Proses
6) Standar Pengelolaan
yang bermutu. Disamping itu, kedelapan Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
Pada tahun 2013, pemerintah Republik Indonesia megeluarkan kurikulum 2013, dengan
dasar pijakan pola pengembangan kurikulum yang berbeda dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Mata pelajaran Sosiologi merupakan salah satu dari
sebagai berikut:
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 13
1) Peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;
2) Guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar;
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 14
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. (SMA,
2017).
secara konseptual bergeser dengan fokus peserta didik aktif belajar, menggunakan
pendekatan ilmiah, siapa saja adalah guru dan dimana saja adalah kelas Dengan demikian,
strategi dan metode pembelajaran sosiologi yang digunakan guru dalam membelajarkan
ilmiah dalam menguasai, memahami dan menguasai ilmu, sikap dan ketrampilan. Langkah-
langkah tersebut merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah penyelidikan yang bersifat
ilmiah. Sehubungan dengan itu, karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar Isi memberikan
kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang dikembangkan dari
tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan,
tersebut berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 15
harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan menggunakan
pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta didik
pembelajaran antara lain : model inquiry based learning, discovery based learning, problem
mencakup materi pelajaran konsep- konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis
dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan
Materi yang dikembangkan dalam Kurikulum 2006 dan 2013 juga sudah
istilah Standar Kompetensi (SK) sebagai acuan pencapaian tujuan sementara Kurikulum 2013
menggunakan istilah Kompetensi Inti (KI). Kalau dalam kurikulum 2006 aspek kompetensi
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 16
lulusan lebih ditekankan pada aspek pengetahuan maka dalam kurikulum 2013, keseimbangan
soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. KI terbagi ke dalam empat bagian, yakni KI- 1
untuk kompetensi inti sikap spiritual; KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial; KI-3 untuk
kompetensi inti pengetahuan; dan KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan (Depdikbud,
2013). Keempat kompetensi itulah yang menjadi acuan bagi sekolah dalam melakukan proses
Aspek
Kompetens Kelas X Kelas XI Kelas XII
i
Spiritual Menghayati dan Menghayati dan
Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
mengamalkan ajaran
agama yang agama yang dianutnya
agama yang dianutnya
dianutnya
Sosial Menunjukkan perilaku Menunjukkan Menunjukkan perilaku
jujur, perilaku jujur, jujur, disiplin, tanggung
disiplin,tanggung disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
jawab, peduli (gotong jawab, peduli royong, kerjasama,
royong, kerjasama, (gotong royong, damai), santun, responsif
toleran, damai), kerjasama, toleran, dan proaktif, sikap
santun, responsif dan damai), santun, sebagai bagian dari solusi
proaktif, sebagai responsif dan atas berbagai
bagian dari solusi atas proaktif, sebagai permasalahan dalam
berbagai permasalahan bagian dari solusi berinteraksi secara efektif
dalam berinteraksi atas berbagai dengan lingkungan sosial
secara efektif dengan permasalahan dalam dan alam serta dalam
lingkungan sosial dan berinteraksi secara menempatkan diri
alam serta dalam efektif dengan sebagai cerminan bangsa
menempatkan diri lingkungan sosial dan dalam pergaulan dunia.
sebagai cerminan alam serta dalam
bangsa dalam menempatkan diri
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 17
Aspek
Kompetens Kelas X Kelas XI Kelas XII
i
pergaulan dunia sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
Pengetahuan Memahami, menerapkan, Memahami, Memahami, menerapkan,
menganalisis menerapkan, dan menganalisis dan
pengetahuan faktual, menganalisis mengevaluasi
konseptual, prosedural pengetahuan faktual, pengetahuan faktual,
berdasarkan rasa ingin konseptual, prosedural, konseptual, prosedural,
tahunya tentang ilmu dan metakognitif dan metakognitif
pengetahuan, teknologi, berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa
seni, budaya, dan tahunya tentang ilmu ingintahunya tentang ilmu
humaniora dengan pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi,
wawasan kemanusiaan, seni, budaya, dan seni, budaya, dan
kebangsaan, kenegaraan, humaniora dengan humaniora dengan
dan peradaban terkait wawasan kemanusiaan, wawasan kemanusiaan,
penyebab fenomena dan kebangsaan, kebangsaan, kenegaraan,
kejadian, serta kenegaraan, dan dan peradaban terkait
menerapkan pengetahuan peradaban terkait penyebab fenomena dan
prosedural pada bidang penyebab fenomena dan kejadian, serta
kajian yang spesifik kejadian, serta menerapkan pengetahuan
sesuai dengan bakat dan menerapkan prosedural pada bidang
minatnya untuk pengetahuan prosedural kajian yang spesifik
memecahkan masalah pada bidang kajian sesuai dengan bakat dan
yang spesifik sesuai minatnya untuk
dengan bakat dan memecahkan masalah
minatnya untuk
memecahkan masalah
Keterampilan Mengolah, menalar, dan Mengolah, menalar, Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah dan menyaji dalam menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah ranah konkret dan dalam ranah konkret dan
abstrak terkait dengan ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah pengembangan dari dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan yang dipelajarinya di secara mandiri serta
mampu menggunakan sekolah secara bertindak secara efektif dan
metode sesuai kaidah mandiri, bertindak kreatif, dan mampu
keilmuan secara efektif dan menggunakan metode sesuai
kreatif, serta mampu kaidah keilmuan
menggunakan metode
sesuai kaidah
keilmuan
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 18
Untuk mencapai kompetensi, mata pelajaran Sosiologi di SMA dikembangkan memuat di
pemecahan masalah sosial, dan kemampuan untuk melakukan pemberdayaan komunitas. Ruang
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang didapatkan peserta didik. (Permendikbud No. 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, 2016). Secara keseluruhan
X
Individu, kelompok, XI XI
hubungan sosial, lembaga
sosial, keanekaragaman Kelompok sosial, masalah
I
Perubahan sosial,
sosial, penghargaan sosial, konflik, kekerasan, globalisasi, ketimpangan
terhadap hiterogenitas perdamaian, penelitian sosial, pemberdayaan
sosial, metode penelitian sosial berorientasi komunitas, penelitian sosial
sosial pemecahan masalah berorientasi pemberdayaan
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 19
A. Penilaian Pembelajaran Sosiologi
Kurikulum 2013 menekankan bahwa hasil belajar harus melahirkan peserta didik yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap keterampilan dan pengetahuan
yang terintegrasi. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil belajar peserta didik tidak hanya
dilihat dari keberhasilan mereka dalam mencapai prestasi yang tinggi yang hanya dilihat dari
sisi penguasaan materi saja melainkan perlu diperhatikan pula sikap, keterampilan dan
kompetensi oleh setiap peserta didik sesuai rencana pembelajaran. Ditinjau dari dimensi
kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi ranah kognitif, psikomotor,
dan afektif.
lain haruslah mencakup tiga ranah, yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. (Bloom, B.
S., Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H., & Krathwohl, 1956).
ini:
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 20
Susunan hirarkhi KI dan KD tidak harus sama dengan yang terdapat dalam Standar
Isi. Jika susunan KI dan KD belum kronologis, susunan indikator KI dan KD tersebut
dapat dirubah sesuai dengan karakteristik keilmuan Sosiologi. Pada sisi lain juga harus
dipahami bahwa Kompetensi Dasar (KD) merupakan sasaran minimal yang akan dicapai
pada akhir pembelajaran, oleh karena itu memberi peluang untuk dilakukan tambahan
materi lain sehingga tercapai sasaran tambahan sesuai dengan ruang lingkup materi yang
akan dibahas.
Jika diperhatikan secara seksama, isi dari Kompetensi Dasar tersebut terdiri dari dua
ketegori; pertama adalah berkaitan dengan pemahaman konsep dasar, interaksi sosial,
sosialisasi, stratifikasi sosial, diferensiasi sosial, dan sebagainya. Sedangkan yang kedua
Jika konsep dasar dapat dikembangkan atas komponen konsep melebihi tuntutan
Kompetensi Dasar, dengan mengembangkan atas komponen konsep, yang terdiri dari
pengertian, ciri, tujuan atau fungsi, macam atau jenis, faktor yang mempengaruhi, dan
masuknya unsur materi kearifan lokal, budaya alam minangkabau, literasi dan penanaman
nilai karakter. Di samping itu harus diperhatikan konsep-konsep (dalam sebuah materi
yang dipelajari) yang harus dituangkan dalam kolom materi ini sebagai suatu konstruksi
dari fenomena (contoh fakta) yang dapat dilihat di lingkungan sekitar peserta didik. Untuk
ini hanya satu konsep / topik materi yang bisa dibuat secara terpisah. Dalam hal ini, harus
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 21
diperhatikan betul kekhasan konsep materi yang dapat dibuat tabel analisis materinya.
Adapun sebaran materi Sosiologi SMA dapat dilihat pada table di bawah ini.
Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran Sosiologi (Ike Sylvia, Pendidikan Sosiologi UNP) 22
Tabel 3. KI, KD dan Materi Pembelajaran Sosiologi SMA
(Silabus Sosilogi Kurikulum 2013 Revisi)
Kelas X
KOMPETENSI INTI
Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4)
3. Memahami, menerapkan, serta menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural konkret dan ranah abstrak terkait dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya mengenai ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan secara mandiri, dan mampu menggunakan metode
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, sesuai kaidah keilmuan.
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.1. Memahami pengetahuan dasar Sosiologi sebagai 4.1. Menalar suatu gejala sosial di lingkungan sekitar
ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk mengkaji dengan menggunakan pengetahuan sosiologis.
gejala sosial di masyarakat.
Materi Pokok Penerjemahan Sebaran Materi
Fungsi Sosiologi untuk mengenali gejala sosial di 1. Pengertian sosiologi
masyarakat. 2. Sejarah perkembangan sosiologi
a. Sejarah perkembangan sosiologi di Eropa
• Sosiologi sebagai ilmu sosial. b. Sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia
• Realitas sosial sebagai obyek kajian. 3. Karakteristik sosiologi
• Kehidupan sosial sebagai objektivitas. 4. Hakikat sosiologi
• Gejala sosial (tindakan individu, tindakan kolektif,
5. Objek kajian sosiologi
pengelompokkan sosial, interaksi antar individu dan
kelompok sosial dalam kehidupan masyarakat). a. Konsep masyarakat sebagai objek kajian sosiologi
b. Pengertian masyarakat
c. Unsur-unsur masyarakat
d. Objek material
e. Objek formal
6. Pengenalan cabang-cabang ilmu sosiologi (sosiologi
pendidikan, agama, hukum, keluarga, industri,
pembangunan, politik, pedesaan, perkotaan,
kesehatan, dll.)
7. Hubungan sosiologi dengan ilmu lain.
8. Objek kajian sosiologi menurut tokoh
a. Teori-teori sosiologi klasik
1) Auguste Comte (jenjang teologi, metafisika,
positif, dinamika sosial, statika sosial)
2) Emile Durkheim (fakta sosial, 4 tipe bunuh
diri)
3) Max Weber (4 macam tindakan)
4) Karl Marx (kelas sosial (proletar dan borjuis)
dan konflik sosial)
b. Tokoh-tokoh sosiologi modern
1) C. Wright Mills (khayalan sosiologis,
personal troubles of milieu, public issues of
social structure)
2) Peter L. Berger (pengungkapan realitas
sosial)
3) Alverd Vierkandt (situasi-situasi mental)
9. Hakekat gejala sosial.
10. Aspek-aspek gejala sosial. (Perbedaan fenomena dan
gejala sosial)
11. Peran sosiolog (Horton dan Hunt)
12. Manfaat Sosiologi dalam masyarakat (perencanaan
sosial, penelitian sosial, pembangunan, pemecahan
masalah)
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.3. Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk 4.3. Mengaitkan realitas sosial dengan menggunakan
memahami ragam gejala sosial di masyarakat. konsep-konsep dasar Sosiologi untuk mengenali
berbagai gejala sosial di masyarakat.
Materi Pokok Penerjemahan Sebaran Materi
Ragam gejala sosial dalam masyarakat 1. Pengertian struktur sosial
2. Pengertian diferensasi sosial
1. Perbedaan sosial, perbedaan individu, perbedaan 3. Pengertian stratifikasi sosial
antar kelompok, 4. Karakteristik keberagaman (Pierre L. Van den berghe)
2. multidimensi identitas dalam diri subyek 5. Pengertian dan 3 dasar acuan pendidikan multikultural
individual maupun kelompok, 6. Nilai sosial
3. heterogenitas sosial dalam kehidupan masyarakat a. Pengertian
4. Penghargaan, atau penghormatan, terhadap b. Ciri-ciri
keanekaragaman atau hiterogenitas sosial c. Fungsi
d. Klasifikasi
7. Norma sosial
a. Tingkatan norma
b. Jenis norma
8. Sosialisasi
a. Pengertian
b. Proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
1) Pengertian kepribadian
2) 4 tahapan perkembangan diri (George Herbert
Mead)
3) Looking glass self (Charles Horton Cooley)
4) Faktor pembentuk kepribadian (warisan biologis,
lingkunga fisik, kebudayaan, pengalaman
kelompok, pengalaman unik)
c. Agen sosialisasi
d. Bentuk sosialiasi (primer, sekunder)
e. Tipe sosialisasi (formal, informal)
f. Pola sosialisasi (represif, partisipatoris)
9. Pengertian perilaku menyimpang
10. Teori-teori perilaku menyimpang
a. Differential association
b. Labelling theory
c. Teori anomie
11. Hubungan antara perilaku menyimpang dan sosialisasi
yang tidak sempurna
12. Sifat perilaku menyimpang (positif, negatif)
13. Macam-macam perilaku menyimpang
14. Pengertian pengendalian sosial
15. Cara pengendalian sosial (institusi, nonistitusi,
persuasif, koersif, reward, punishment, formal,
informal)
16. Peran lembaga formal dan informal dalam pengendalian
sosial (polisi, pengadilan, adat, tokoh masyarakat,
media massa)
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.4. Memahami berbagai metode penelitian sosial yang 4.4. Melakukan penelitian sosial yang sederhana untuk
sederhana untuk mengenali gejala sosial di mengenali ragam gejala sosial dan hubungan sosial di
masyarakat. masyarakat.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.1. Memahami pengelompokan sosial di 4.1. Menalar tentang terjadinya pengelompokan
masyarakat dari sudut pandang dan sosial di masyarakat dari sudut pandang dan
pendekatan Sosiologis. pendekatan Sosiologis.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.3. Memahami arti penting prinsip kesetaraan 4.3. Menerapkan prinsip-prinsip kesetaraan untuk
untuk menyikapi perbedaan sosial demi mengatasi perbedaan sosial dan mendorong
terwujudnya kehidupan sosial yang damai terwujudnya kehidupan sosial yang damai dan
dan demokratis. demokratis.
Kelas XII
KOMPETENSI INTI
Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) Kompetensi Inti Keterampilan (KI 4)
3. Memahami, menerapkan, serta menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural konkret dan ranah abstrak terkait dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya mengenai ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan secara mandiri, dan mampu menggunakan metode
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, sesuai kaidah keilmuan.
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.1. Memahami berbagai jenis dan faktor-faktor 4.1. Menalar berdasarkan pemahaman dari
perubahan sosial serta akibat yang pengamatan dan diskusi tentang perubahan
ditimbulkannya dalam kehidupan sosial dan akibat yang ditimbulkannya.
masyarakat.
Kompetensi Dasar
ada materi essensial yang tertinggal. Jika tes dilakukan untuk kepentingan post tes
maka seluruh materi esensial yang ada pada pembelajaran pada hari bersangkutan
harus ada, tetapi jika tes formatif, tengah semester atau semester maka diambil
materi essensial secara proporsional. Dalam hal ini standar materi esensial dapat
diambil berdasarkan formula; proses / gerak, fakta setiap gerak, konsep setiap
gerak, dan sebab / akibat setiap gerak. Berdasarkan formula ini maka jumlah
materi esensial setiap pertemuan relatif berbeda dikarenakan oleh perbedaan jumlah
dampak mobilitas sosial. Untuk materi ini setidaknya terdapat 33 materi essensial,
Setelah diketahui pembagian hirarki materi, maka guru harus menemukan fakta,
konsep, dan prinsip pada setiap komponen materi tersebut, dan membuatnya pada setiap
bagian materi. Selain itu, materi sosiologi juga terdiri atas konsep keilmuan. Seperti, pada
Standar Kompetensi Kelas X tingkat SMA Semester I yaitu “ Fungsi Sosiologi untuk
mengenali gejala sosial di masyarakat ”, dan jelas ini merupakan konsep dasar keilmuan, maka
dalam penyusunan materi essensialnya sedikit berbeda dengan materi sosiologi yang
dinamis. Dalam Konsep keilmuan, fakta adalah contoh dari masing-masing komponen
konsep dasar, konsep adalah isi dari masing-masing komponen konsep dasar, dan prinsip
terletak pada bagian komponen faktor yang mempengaruhi, atau sebab akibat, seperti tabel
di bawah ini:
di bawah ini
tujuan pembelajaran dan sebelum itu, dilakukan pemetaan tujuan pembelajaran sebagai
Pembuatan tabel pemetaan tujuan berpedoman kepada tujuan mata pelajaran yang
terdapat pada Standar Isi. Dokumen Kurikulum 2013 menegaskan bahwa Mata pelajaran
sosial; 3) menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi di kalangan peserta
tanggungjawab pemecahan masalah sosial (kelas XI), dan kemampuan untuk melakukan
public sehingga dapat mendorong keterlibatan sosial siswa dalam masyarakatnya. Selain
namun mampu meningkatkan rasa ingin tahu, mempertajam analisis sosial, serta
kesehariannya dalam bermasyarakat. Untuk itu tujuan belajar sosiologi adalah untuk
memahami setiap gejala sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat. Upaya memahami
setiap gejala sosial akan dapat tercapai jika seseorang tersebut melakukan pengamatan,
pengumpulan data dan informasi, analisis data, mengolah dan menyimpulkan dan
budaya dan menganalisis pengaruhnya; 3. Tema-tema esensial dalam sosiologi dipilih dan
bersumber dari kajian tentang masyarakat dan perilaku manusia dengan meneliti
organisasi sosial, agama, politik, bisnis, pemerintahan, dan lain-lain; 4. Materi sosiologi
yang benar (orthopathi) dan kemudian akan bertumbuh lagi ke arah tindakan yang benar
dipahami siswa bukan sebagai materi yang dihafal, namun sarana refleksi kritis atas
realitas sosial atau masalah sosial di sekitar mereka. Berdasarkan hasil refleksi tersebut
(pemecahan masalah yang sifatnya idealis pragmatis). Tentu saja resolusi sosial yang
dilakukan sebatas kemampuan & kedudukan mereka sebagai anggota masyarakat yang
Kelas XI
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3)
3.1. Memahami pengelompokan 4.1. Menalar tentang terjadinya
sosial di masyarakat dari pengelompokan sosial di
sudut pandang dan masyarakat dari sudut pandang
pendekatan Sosiologis. dan pendekatan Sosiologis.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.3. Memahami arti penting 4.3. Menerapkan prinsip-prinsip
prinsip kesetaraan untuk kesetaraan untuk mengatasi
menyikapi perbedaan sosial perbedaan sosial dan
demi terwujudnya kehidupan mendorong terwujudnya
sosial yang damai dan kehidupan sosial yang damai
demokratis. dan demokratis.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.4. Menganalisis konflik sosial dan cara 4.4. Memetakan konflik untuk dapat
memberikan respon untuk melakukan melakukan resolusi konflik dan
resolusi konflik demi terciptanya menumbuh kembangkan
kehidupan yang damai di masyarakat. perdamaian di masyarakat.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.5. Menganalisis cara melakukan 4.5.Melakukan penelitian sederhana yang
pemecahan masalah untuk berorientasi pada pemecahan masalah
mengatasi permasalahan berkaitan dengan permasalahan sosial
sosial, konflik, dan kekerasan
dan konflik yang terjadi di masyarakat
yang terjadi di masyarakat.
sekitar.
Kelas XII
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.1. Memahami berbagai jenis dan 4.1. Menalar berdasarkan
faktor-faktor perubahan sosial pemahaman dari pengamatan
serta akibat yang dan diskusi tentang perubahan
ditimbulkannya dalam sosial dan akibat yang
kehidupan masyarakat. ditimbulkannya.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.3. Memahami faktor penyebab 4.3. Mengolah hasil kajian dan
ketimpangan sosial dan pengamatan tentang
pertautannya dengan ketimpangan sosial sebagai
perubahan sosial ditengah- akibat dari perubahan sosial
tengah globalisasi. ditengah-tengah globalisasi.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD 3) Kompetensi Keterampilan (KD 4)
3.4. Mendeskripsikan cara 4.5. Merancang, melaksanakan dan
melakukan strategi melaporkan aksi pemberdayaan
pemberdayaan komunitas komunitas dengan
dengan mengedepankan nilai- mengedepankan nilai-nilai
nilai kearifan lokal di tengah- kearifan lokal ditengah-tengah
tengah pengaruh globalisasi. pengaruh globalisasi.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Pengetahuan (KD Kompetensi Keterampilan (KD
3) 4)
3.5. Mengevaluasi aksi pemberdayaan 3.6. Mengelaborasikan berbagai alternatif
komunitas sebagai bentuk pemberdayaan sosial yang diperlukan
kemandirian dalam menyikapi untuk mengatasi ketimpangan sosial di
ketimpangan sosial. masyarakat.
N KD Materi Hierarki Tingkatan Klasifikasi Materi yang Integrasi Kata Kerja Penjabaran Integrasi
o Pokok Komponen Kemampua Sesuai Tingkatan Operasional Indikator / Tujuan Tujuan
Materi n Berpikir Kemampuan (KKO) yang Pembelajaran Pembelajaran
Berpikir dan Sesuai (Domain Kognitif) Domain
Klasifikasi Afektif,
Materi (untuk Kognitif,
menurunkan Keterampilan
indikator/tujuan serta Model
pembelajaran) Pembelajaran
yang sesuai
Fakta Konse Prinsi
dapat
(F) p p dilakukan
(K) (P)
setelah Guru
Menerapkan ini Untuk Pilih kata kerja melakukan
termasuk pada memilih operasional untuk Analisis
C3 pada domain tingkatan taksonomi kognitif Materi
kognitif kemampuan yang sesuai
taksonomi berpikir yang
Bloom/Anderson, sesuai materi,
maka kita tidak cek tabel
boleh membuat analisis
tujuan materi
pembelajaran
Cek KKO di esensial, guru
bawah C3, dapat
KD
minimal setara merasakan
dengan C3 atau mana materi
di atasnya C4/ yang tingkat
C5/ C6 kesulitannya
tinggi dan
mana yang
tingkatnya
mudah atau
sedang untuk
dapat
dipahami oleh
peserta
didiknya.
Jika materi
tersebut sulit,
maka pilihlah
domain
kognitif yang
paling dasar
sesuai dengan
KKO KD
nya, Jika
materi
tersebut
dianggap
mudah atau
sedang, guru
bisa memilih
domain
kognitif yang
lebih tinggi
1. Kelas X, KD 3.3 Sosialisasi Pengertian C4 F C4F Menyimpulkan Peserta didik dapat
Sosialisasi menyimpulkan
Menerapkan
pengertian sosialisasi
konsep-konsep
dari berbagai ahli
dasar Sosiologi
untuk memahami
ragam gejala
sosial di
masyarakat
2 Apa yang dimaksud Audience adalah siswa (peserta didik), yakni siapa yang mengikuti
dengan audience, proses pembelajaran.
behaviour, condition,
dan degree? Behaviour adalah perilaku siswa yang dapat diamati selama mengikuti
proses pembelajaran. Rumusan perilaku ini berupa kata kerja aktif
.
Condition adalah persyaratan yang harus dipenuhi, sehingga perilaku
yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh siswa.
Audience: siswa
Behaviour: menjelaskan
Content: tahapan proses terjadinya sosialisasi
Keterampilan
2. Siswa dapat mempraktekan salah satu bentuk sosialisasi.
Audience: siswa
Behaviour: mempraktekkan
Content: bentuk sosialisasi
4 Pola Sosialisasi Peserta didik dapat merinci pola yang terjadi dalam
sosialisasi
Catatan : Tujuan pembelajaran ini akan disempurnakan jika guru telah memilih model
pembelajaran dan pengalaman belajar untuk peserta didik sesuai dengan model
pembelajaran yang dipilih.
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang berfungsi sebagai pedoman dalam
penulisan soal dan perakitan tes. Dengan adanya kisi-kisi, dapat dihasilkan soal yang sama
(paralel) dari segi kedalaman dan cakupan materi. Komponen kisi-kisi terdiri atas identitas
dan matriks. Identitas meliputi jenjang pendidikan, program/jurusan, mata pelajaran,
kurikulum, dan jumlah soal. Matriks berisi kompetensi dasar, materi, indikator soal, level
kognitif, nomor soal, dan bentuk soal.
Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta
didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu sesuai dengan kurikulum yang digunakan
oleh satuan pendidikan. Dari KD tersebut, diidentifikasi materi yang akan diujikan dan
dirumuskan indikator soalnya. Dalam pembuatan soal, pendidik memilih materi esensial.
Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan 4 aspek
sebagai berikut:
1. Urgensi, secara teoritis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai peserta didik;
2. Relevansi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami
bidang lain;
3. Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi dari
yang sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antarjenjang; dan
4. Keterpakaian, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi dalam kehidupan
sehari-hari.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, kompetensi, mata
pelajaran, dan satuan pendidikan.
Syarat indikator yang baik adalah:
1. Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur;
2. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur;
3. Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih; dan
4. Dapat dibuatkan soalnya.
Terdapat dua cara dalam perumusan indikator soal, yaitu menggunakan stimulus dan
tanpa stimulus. Stimulus dapat berupa wacana/ilustrasi, tabel, grafik, diagram, kasus, dan
gambar. Satu stimulus dapat digunakan untuk beberapa butir soal. Bentuk soal pilihan ganda
menggunakan satu kata kerja operasional dan bentuk soal uraian.
Contoh indikator soal yang tidak menggunakan stimulus:
Indikator: Peserta didik2 dapat menentukan model matematika permasalahan konteks dunia nyata1
yang berkaitan dengan sistem persamaan linier tiga variabel3.
Keterangan :
Bagian yang ditandai nomor 1= condition (stimulus)
2= audience (peserta didik)
3= behavior, perilaku yang diukur (proses kognitif)
Contoh Kisi-kisi Penulisan Soal
Jenjang Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Semester :
KD :
Materi :
Kurikulum :