Anda di halaman 1dari 4

ADENOMA PLEUMORFIK PADA PALATUM

(laporan kasus)

Budi Sumarsetyo
FKG Unej/RSD Dr. Soebandi Jember

Absract
Pleumorphic adenoma is adenoma of salivary gland. I'ts a mix tumor which consists of some
component such as epithel, myoepithel, asnd mesenchyme. Pleomorphic adenoma is benigna tumor
that grows slowly and doesn't grow at certain size. However it can be turned into malignant and
become carcinoma. This tumor appears as single mass, solid, elastic, cirular, mobile and painless.
Pleumorphic adenoma in major salivary gland often occur in the parotid gland, but in the minor
salivary gland it often occur on the palatum and upper lip. Etiology of this tumor is not clear, but it can
be caused by enviroment and genetic factor. Surgical treatment for Pleumorphic adenoma has a
good prognosis.. Two Pleumorphic adenoma cases are reported in the Dr.Soebandi hospital, Jember.
53 years old female and 48 years old maleb suffering Pleumorphic adenoma on the palatum mole
and palatum durum. Surgery treatment were done for that patients and the result is good

Key Word : Phleimorphic Adenoma, Palatum, Excition

Korespondensi (Correspondence) : Budi Sumarsetyo, Bagian Ilmu Bedah Mulut, Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember 68121, Indonesia, Telp.(0331)333536, RSUD Dr.Subandi
Jember .

Tumor pada kelenjar saliva relatif kedalam dua kategori, yaitu : (1). Faktor
jarang, presentasenya kurang dari 3 persen internal, yaitu faktor yang berhubungan
dari seluruh tumor pada kepala dan leher, dengan herediter dan faktor-faktor
dan sebagian besar bersifat jinak (Asih, 2008; pertumbuhan, (2). Faktor eksternal seperti
Andirius, 2009). Sebagian besar tumor pada bakteri, virus, jamur, bahan kimia, obat-
kelenjar saliva, sekitar 75% - 85%, terjadi pada obatan, radiasi, trauma, panas, dingin,
kelenjar parotis, dan 80% diantaranya adalah tembakau, atau alkohol (Syafriadi, 2008).
Adenoma Pleomorfik yang bersifat jinak Diagnosis banding untuk Adenoma
(Miloro & Schow, 2003; Asih, 2008). Tumor jinak Pleomorfik adalah tumor maligna: Karsinoma
lain yang mungkin terjadi adalah Kistik Adenoid, Adenokarsinoma Polimorfik
Kistadenoma Papiler Limfomatosa (Tumor derajat rendah, Neoplasma Adnexa dalam,
Warthin) yang sering terjadi pada orang tua dan Neoplasma Mesenkimal. Komplikasi yang
(Andirius, 2009). Sedangkan tumor yang jarang dari Adenoma Pleomorfik adalah
bersifat ganas, paling banyak adalah perubahan ke arah ganas yaitu Karsinoma Ex-
Karsinoma Mukoepidermoid di kelenjar parotis pleomorfik Adenoma (carcinoma ex-
dan Karsinoma Adenoid Kistik di kelenjar pleomorphic adenoma) yang disebut juga
submandibula, kemudian Karsinoma Sel tumor campur jinak yang bermetastasis
Asinar, Adenokarsinoma, Karsinoma Sel (benign metastazing mixed tumors).
Skuamosa dan Tumor Malignan Campur Perawatan tumor pleomorfic
(Andirius, 2009). adenoma adalah dengan pembedahan
Adenoma Pleumorfik merupakan dengan mengupayakan seluruh jaringan
tumor jinak yang tumbuh lambat, konsistensi tumor terangkat. Jika pengambilan tumor
kenyal dengan permukaan yang halus, tidak hati-hati dan meninggalkan sel tumor di
ekspansif, terlokalisir, berkapsul, dapat dalam jaringan mesenkim glandula, maka
digerakkan, tidak bermetastasis (tidak dapat terjadi kekambuhan. Jika tumor ini
mempunyai anak sebar) dan tidak tumbuh didalam jaringan parotis kadangkala
menimbulkan rasa sakit. Tumor dapat nervus fasialis diikutsertakan diambil bersama
membesar mendesak jaringan sekitarnya. jaringan tumor. Prognosis setelah perawatan
Tumor ini merupakan tumor campur (benign baik, dengan angka kesembuhan mencapai
mixed tumor), yang terdiri dari komponen 96 % dan jika terjadi kekambuhan lokal tidak
epitel, mioepitel dan mesenkim dan tersusun menunjukan tanda-tanda keganasan (Asih,
dalam beberapa variasi komponennya 2008).
(Ansori, 2009). Dinamakan pleomorfik karena
terbentuk dari sel-sel epitel dan jaringan ikat Kasus
yang secara histologi dikarakteristik dengan Dilaporkan dua pasien dengan
struktur yang beraneka ragam, biasanya Pleumorfik Adenoma pada palatum yang
terlihat seperti gambaran lembaran, untaian telah dilakukan pembedahan eksisi di Rumah
atau seperti pulau-pulau dari spindel atau sakit Dr. Soebandi Jember dengan hasil baik.
stellata (Elsoin, 2009). Pasien pertama seorang wanita 53
Banyak faktor penyebab atau tahun datang ke RSD Dr. Soebandi Jember
pendukung yang dapat merangsang pada tanggal 23 Februari 2005 dengan
terjadinya Adenoma Pleumorfik, digolongkan keluhan tumbuh benjolan pada palatum
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 7 No. 3 2010 : 15-18

mole, tumbuh lambat sejah 11 tahun pada seluruh palatum mole, batas tidak
sebelumnya dan tidak ada rasa sakit. Saat tegas, permulaan rata dan halus, warna
datang, pasien mengeluhkan benjolan itu mukosa normal, konsistensi padat kenyal,
mengganggu pada waktu menelan. Pada mobile dan tidak ada nyeri tekan (gambar
pemeriksaan intra oral, terdapat benjolan 1a).

Adenoma Pleumorfik pada palatum mole (gambar 1a) dan pada palatum durum (1b)

Pasien kedua seorang laki laki 48 konsistensi padat kenyal, terfiksasi pada dasar
tahun datang pada tanggal 20 Mei 2010 palatum (gambar 1 b). Pada pemeriksaan
dengan keluhan tumbuh benjolan yang mulai radiologis menunjukkan adanya resorpsi pada
diradakan sejak masih di sekolah dasar. tulang palatum dekstra (gambar 1 c).
Benjolan makin membesar dan tidak pernah Hasil pemeriksaan biopsi FNA (Fine
menimbulkan rasa sakit. Keluhan saat datang Needle Aspiration) pada kedua pasien
adalah mengganggu waktu mengajar dinyatakan sebagai Adenoma Pleumorfik.
mengaji. Pada pemeriksaan intra oral Keadaan umum dan gizi kedua pasien baik,
didapatkan benjolan pada palatum durum jantung dan paru klinis dalam keadaan
dekstra yang meluas ke sinistra melewati garis normal, hasil pemeriksaan hematologis dalam
median, batas tidak tegas dan permukaan batas normal. Pasien dipersiapkan
rata dan halus, warna mukosa normal, pembedahan dengan bius umum.

Gambar 1c. Resorbsi tulang palatum durum oleh karena Adenoma Pleumorfik.

16
Adenoma Pleumorfik Pada Palatum (Budi S.)
 

Tatalaksana Kasus pada palatum durum. Insisi pada kasus kedua


Dengan bius umum kedua kasus dibuat sirkuler di margin gingiva palatum, dari
dilakukan eksisi, flap dibuat dengan molar kedua kiri sampai molar kedua kanan.
mempertimbangkan struktur penting yaitu Diibuat flap dengan memisahkan mukosa
arteri, nervus, glandula saliva dan muskulus. yang menutupi masa tumor, kemudian tumor
Pada kasus pertama insisi dilakukan dipisahkan dari jaringan sehat di bawahnya.
pada garis median palatum mole dari distal Setelah tumor terpisah, flap ditutup kembali
menuju mesial sampai kita2 satu sentimeter dengan jahitan (gambar 2a dan 2b)

Gambar 2a dan 2b. Penutupan luka paska operasi.

Pembahasan terhadapnya. Pada kasus pertama,


Pembedahan Adenoma Poleumorfik penyembuhan luka dua minggu paska
pada palatum perlu memperhatikan struktur pembedahan hampir sempurna (gambar 3a),
anatomi prnting yang berdekatan sayangnya proses berikutnya tidak dapat
dengannya. Yang perlu diperhatikan untuk dievaluasi oleh karena pasien tidak kontrol
pembedahan tumor pada palatum durum kembali. Pada kasus kedua, ukuran tumor
adalah; arteri dan nervus palatina mayor, membuat mukosa palatum menipis, sehingga
arteri dan nervus palatina minor, dan mengakibatkan rupturnya mukosa tersebut
glandula saliva. Sedangkan pada palatum saat pembuatan flap (gambar 2b). Minimnya
mole, selain arteri dan nervus palatina mayor, vaskularisasi menyebabkan mukosa di sekitar
adalah; arteri dan nervus palatina lesser, ruptur tersebut nekrosis, tetapi tergantikan
glandula saliva molar minor, tendon dan oleh pertumbuhan mukosa baru yang berasal
serat-serat muskulus levator velli palatina. dari dasar palatum setelah satu bulan paska
Adanya kapsul pada tumor ini teoritis pembedahan (gambar 3b).
menguntungkan pembedahan oleh karena Hasil pemeriksaan histopatologis paska
bisa dipisahkan dari struktur-struktur anatomi bedah pada kedua kasus sesuai dengan
tersebut di atas, sehingga sedikit pemeriksaan FNAB pra bedah, yaitu
kemungkinan menyebabkan kerusakan Adenoma Pleumorfik.

17
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 7 No. 3 2010 : 15-18

Gambar 3a. Dua minggu paska pembedahan Adenoma Pleumorfik kasus pertama, dan gambar 3b.
Satu bulan paska pembedahan Adenoma Pleumorfik kasus kedua.

Kepustakaan
Andirius, C. 2009. Neoplasma Kepala dan Elsoin, Y. 2009. Tumor Kelenjar Liur. Available at
Leher. Available at http://www. http://adamelsoin.blogspot.
scribd.com/doc/15170620/Referat- com/2009/05/tumor-kelenjar-liur.html. [28 Mei
Neoplasma-Kepala-dan-Leher. [28 Mei 2010]. 2010].

Ansori, H. 2009. Gambaran Radiografi Miloro, M and Schow, SR. 2003. Diagnosis and
Adenoma Pleimorfik pada Kelenjar Saliva. Management of Salivary Gland Disorders.
Skripsi. Chapter 20. Contemporary Oral and
Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Maxillofacial Surgery. 442.
Universitas Sumatra Utara.
Syafriadi, M. 2008. Patologi Mulut Tumor
Asih, B. 2008. Referat THT: Tumor Parotis. Neoplastik dan Non Neoplastik Rongga Mulut.
Avalilable at http://koasku. blogspot.com Yogyakarta : Andi Yogyakarta. 31-82.
/2008/12/referat-tht-tumor-parotis.html. [28
Mei 2010].

18

Anda mungkin juga menyukai