Nama :
DAFTAR ISI............................................................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan wilayah dan kota berkaitan erat dengan ruang atau spasial yang di dalamnya
meliputi perencanaan dari berbagai aspek kehidupan, baik dari aspek ekonomi, sosial, politik maupun
budaya. Upaya dalam mendukung suatu perencanaan wilayah dan kota, seorang perencana harus
mampu memikirkan dan memilih tindakan-tindakan yang sesuai agar suatu rencana dapat berjalan
secara lebih efektif dan efisien melalui penyusunan proses perencanaan. Proses perencanaan ini
merupakan tahapan awal dalam kegiatan perencanaan, yang dimulai dari menentukan batas wilayah
perencanaan, identifikasi karakteristik fisik dan non fisik, penyusunan alokasi waktu, kegiatan,
mobilisasi, instrumen/preparat serta target-target yang harus dicapai dalam kegiatan perencanaan
Perencanaan adalah proses yang kontinyu, yang menyangkut pengambilan keputusan atau
pilihan mengenai cara memanfaatan sumber daya yang ada semaksimal mungkin guna mencapai
tujuan-tujuan tertentu di masa depan (Conyers & Hills, 1984). Pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, disebutkan bahwa dalam penataan ruang terdapat 3 (tiga) tahapan yang perlu
dilakukan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Oleh karena itu, perencanaan
merupakan tahap awal dan memiliki posisi penting dalam mengendalikan harkat dan derajat hidup
manusia. Hal tersebut yang menjadi landasan dalam penyusunan proposal teknis studio proses
perencanaan ini.
Laporan akhir studio proses perencanaan ini bermaksud untuk memaparkan profil wilayah
perkotaan dan wilayah perencanaan, serta pemaparan gagasan perencanaan yang diambil dari isu
permasalahan yang ada. Penyusunan profil wilayah ini berdasarkan karakteristik wilayah, keterkaitan
antar aspek, potensi dan masalah yang ada di wilayah perencanaan. Pemaparan gagasan perencanaan
dilakukan berdasarkan potensi, masalah, dan isu yang telah di susun seeblumnya.
Proses perencanaan yang dilakukan pada studio proses perencanaan kali ini dibagi menjadi 3
ruang lingkup yaitu makro, meso dan mikro. Ketiga ruang lingkup tersebut memiliki keterkaitan dan
hubungan yang sangat erat sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan profil wilayah
dan gagasan perencanaan. Adapun fokus wilayah perencanaan yang diambil adalah Kecamatan
RTRW Tahun 2016-2036 wilayah perencanaan merupakan kawasan perkotaan yang berpusat di
Kecamatan Sragen. Fungsi dari pusat perkotaan tersbut ditujukan untuk pemerintahan, pendidikan
dengan skala regional, kesehatan, pelayanan,dll. Sehingga jika dilihat dari fungsi kawasan tersebut
potensi yang dapat dikembang di wilayah perencanaan adalah sebagai pusat aktivitas dari Kabupaten
Sragen, perekonomian juga banyak dikembangkan di kawasan perkotaan dan ketersediaan sarana dan
Wilayah perencanaan juga masih memiliki keanekaragaman potensi yang beragam dan masih
belum dikembangkan secara optimal. Hal ini lah yang menjadi dasar bagi seorang perencana untuk
proses perencanaan di wilayah tersebut, wilayah perencanaan yang dianggap menjadi pusat aktivitas
bagi wilayah di sekitarnya memiliki tantangan yang cukup besar dan hal tersebut menjadi sebuah
peluag untuk pengembangan potensi dan pengatasan masalah serta penyusunan dan pemberian
gagasan perencanaan. Sehingga dengan adanya tindakan tersebut diharapkan wilayah perencanaan
Penyusunan rencana dimaksudkan untuk membuat profil wilayah, dan gagasan perencanaan.
Profil wilayah berasal dari data primer dan sekunder yang penulis dapat dari telaah berbagai literatur.
Gagasan perencanaan yang dibuat dengan menganalisis dari potensi, masalah, dan isu di Wilayah
Perencanaan.
Luaran yang diharapkan dari studio proses perencanaan yaitu dapat merancang,
1) Profil wilayah perencanaan yang berisikan tujuan, sasaran dan aksi yang diambil dari hasil
2) Profil wilayah perkotaan yang berisi tujuan, sasaran, dan aksi yang diambil dari hasil analisis
3) Gagasan perencanaan yangterdiri dari sintesis potensi dan masalah (isu permasalahan) dan
tujuan.
Ruang lingkup digunakan sebagai pembahasan dalam penyusunan Proposal Teknis Studio
Proses Perencanaan. Ruang lingkup wilayah merupakan lingkup identifikasi dan analisis keruangan
sebagai objek wilayah studi yang terbagi menjadi 2 (dua), yaitu ruang lingkup wilayah perencanaan
Ruang lingkup wilayah perencanaan terdiri atas 4 kecamatan yang saling berdekatan, yaitu
Kecamatan Sragen terdiri dari 8 desa atau kelurahan dengan pusat pemerintahan di Kelurahan Sragen
Tengah dengan luas kecamatan 2.727 ha. Kecamatan Karangmalang terdiri dari 10 desa atau
kelurahan, dengan pusat pemerintah berada di Desa Puro. Luas Kecamatan kurang lebih 4.297,82 ha.
Ruang Lingkup wilayah perkotaan dalam hal ini terdiri dari kelurahan yang ada di Kecamatan
Sragen. Kecamatan Sragen itu sendiri terdiri dari 8 desa atau kelurahan dengan pusat pemerintahan di
Kelurahan Sragen Tengah dengan uas Kecamatan 2.727 Ha Berdasarkan data yang diperoleh dari
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010 wilayah perkotaan Kabupaten Sragen
terdiri dari kelurahan Sine, Sragen Kulon, Sragen Tengah, Sragen Wetan, Nglrong, Karang Tengah
dan Tangkil. Wilayah Perkotaan berpusat di Kecamatan Sragen dengan yang dilalui oleh jalan
arteri/utama yang juga menghubungkan antara Provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur, serta dilalui
juga oleh rel kereta api di sepanjang kelurahan Sragen Kulon, Sragen Tengah dan Sragen Wetan.
Akses yang digunakan untuk menuju ke Kecamatan Sragen sebagai wilayah perkotaan juga dapat
diakses dari berbagai arah. Berikut merupakan peta administrasi wilayah perkotaan yaitu Kecamatan
Sragen.
2.1 Gambaran Umum Wilayah
A. Geologi
Struktur penyusun batuan di wilayah perencanaan adalah pleistosen vulkanik di bagian utara
dan pliosen vulkanik di bagian selatan. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah perencanaan terbentuk
dari bekas letusan gunung api pada zaman pleistosen dan pliosen. Dengan struktur pembentuk
berjenis vulkanik maka hal itu juga menandakan bahwa wilayah perencanaan berpotensi menjadi
juga di wilayah perencanaan. Hal itu terjadi karena Kabupaten Sragen berada di daerah Gunung Lawu
purba. Begitu juga dengan Wilayah Perkotaan, dimana wilayah perkotaan berada di Kecamatan
B. Hidrogeologi
Hidrogeologi di wilayah perencanaan terbagi menjadi 4 jenis. Yang pertama akuifer kecil
setempat yang berada di bagian utara. Kedua yaitu akuifer produktif dengan penyebaran sedang, jenis
hidrogeologi ini mendominasi di wilayah perencanaan. Ketiga, akuifer produktifitas sedang yang
berada di bagian utara Kecamatan Sragen dan Kecamatan Ngrampal. Keempat, adalah daerah air
tanah langka yang berada di bagian utara wilayah perencanaan yang berbatasan dengan Kecamatan
Hidrogeologi yang berjenis akuifer sangat berpotensi untuk dijadikan konsumsi rumah
tangga, yaitu dengan menjadikannya sumber mata air sumur. Sementara untuk daerah air tanah langka
harus memanfatkan air permukaan untuk memenuhi kebutuhan air. Memanfaatkan matai air sumur
harus benar benar dengan bijaksana, apabila tidak dengan bijaksana maka akan terjadi penurunan
muka tanah.
Hidrogeologi di Kabupaten Sragen bagian selatan memang memiliki jenis hidrogeologi akuifer
produktif penyebaran sedang. Namun bagian utara dari Kabupaten Sragen adalah daerah air tanah
langka. Wilayah perencanaan yang berada di bagian selatan sampai tengah dari Kabupaten Sragen
berada di bagian utara wilayah perencanaan, semakin ke selatan maka ketinggian akan semakin tinggi,
dimana di bagian selatan mencapai ketinggian 300 meter. Sedangkan untuk Kelerengan di wilayah
perencanaan hanya terdapat 2 klasifikasi. Yaitu kelerengan 0-8% (landai) dan 8-15 % (datar).
Dengan ketinggian mencapai 300 meter dengan kelerengan relatif datar maka penggunaan
lahan cocok untuk perkebunan dan pertanian. selain itu apabila dibangun bangunan untuk dilakukan
pembangunan juga tidak menjadi masalah. Selain itu, walaupun wilayah perencanaan memiliki
ketinggian mencapai 300 meter, tingkat rawan bencana longsor tidak ada dikarenakan kelerengan
Curah Hujan di wilayah perencanaan hanya terdapat 2 klasifikasi yaitu 1500-2000 mm/tahun
(sedang) dan lebih dari 2000 mm/tahun (tinggi). Dengan klasifikasi curah hujan tersebut wilayah
perencanaan memiliki air permukaan yang berlimpah dikarenakan curah hujan yang tinggi. Air
permukaan yang melimpah ini dapat dimanfaatkan untuk mengaliri persawahan dan sebagai cadangan
air. Namun, dengan banyaknya sungai di wilayah perencanaan dengan curah hujan tinggi tersebut
dapat menimbulkan bencana banjir apabila sungai-sungai tersebut sudah tidak dapat menampung
debit air. Kabupaten Sragen sendiri memiliki klasifikasi curah hujan sedang dan tinggi , sehingga
wilayah perencanaan juga memiliki klasifikasi curah hujan sedang dan tinggi.
E. Jenis Tanah
Jenis tanah pada wilayah perencanaan terbagi menjadi 4 jenis, yaitu tanah aluvial, grumosol,
litosol, dan mediteran. Fungsi dari keempat jenis tanah tersebut adalah :
Aluvial
Tanah Aluvial sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian, sehingga sangat cocok dengan
Grumosol
Karena sifatnya yang subur, tanah ini juga cocok untuk lahan pertanian.
Litosol
Tanah litosol sangat berguna apabila ditanami tumbuhan untuk pakan ternak. Tanah litosol
berasal dari batu batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna.
Mediteran
Tanah mediteran kurang cocok apabila dijadikan lahan pertanian, akan tetapi dapat
Kabupaten Sragen sendiri memiliki 5 Jenis tanah, yang tidak ada di wilayah perencanaan
adalah jenis tanah regosol. Tanah regosol sendiri cocok untuk dijadikan lahan pertanian, dikarenakan
tanah regosol sendiri berasal dari tanah aluvial yang baru diendapkan.
F. Rawan Bencana
Rawan Bencana di wilayah perencanaan hanya banjir, hal itu dikarenakan wilayah
perencanaan memiliki banyak sungai dengan intensitas hujan yang tinggi maka sungai sungai tersebut
dapat meluap sewaktu-waktu. daerah rawan banjir ini hanya terdapat di bagian utara dan tengah
wilayah perencanaan. Dengan daerah lain yang tidak terkena rawan banjir maka daerah itu dapat
Daya Dukung Lahan didapat dengan melakukan scoring terhadap 3 aspek fisik alam, yaitu
Kelerengan, Curah Hujan, dan Jenis Tanah. Setelah dilakukan scoring tersebut didapatkan hasil
bahwa wilayah perencanaan didominasi oleh kawasan budidaya, sementara untuk kawasan lindung
berada di perbatasan antara Kecamatan Karangmalang dan Kecamatan Kedawung di bagian timur.
Dengan daya dukung lahan yang didominasi kawasan budidaya maka wilayah perencanaan dapat
Tata Guna Lahan di Wilayah perencanaan didominasi oleh permukiman baik itu pedesaan
maupun perkotaan dan sawah irigasi. Untuk permukiman perkotaan terpusat di tengah dekat dengan
pusat kecamatan. Untuk permukiman pedesaan sendiri relatif menyebar namun mendekati jalan-jalan
utama. Selain sawah irigasi dan permukiman, di wilayah perencanaan juga terdapat kebun, daerah
C. Kesesuaian Lahan
Peta kesesuaian lahan didapat dengan menganalisis Tata Guna Lahan dengan Daya Dukung
Lahan. Hasil analisis itu menghasilkan kesesuaian lahan dimana hasilnya adalah lahan di Kawasan
Perencanaan sudah sesuai dengan peruntukannya. Dengan kesesuaian lahan dengan peruntukannya
Jumlah penduduk di wilayah perencanaan pada tahun 2016 sebanyak 232.254 jiwa dengan
tidak merata di empat kecamatan yang ada di wilayah perencanaan sehingga kepadatan penduduk
disetiap kecamatannya.
perkotaan Kabupaten Sragen. Kepadatan penduduk dan jumlah penduduk di setiap kecamatan
menunjukkan bahwa Kecamatan Sragen memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan kepadatan
D. Sarana Pemerintahan
klasifikasi BPS termasuk dengan angka kepadatan rendah, baik di wilayah perencanaan ataupun
disetiap kecamatannya.
perkotaan Kabupaten Sragen. Kepadatan penduduk dan jumlah penduduk di setiap kecamatan
menunjukkan bahwa Kecamatan Sragen memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan kepadatan
Berikut merupakan grafik yang menujukan jumlah pengguna PDAM di Kabupaten Semaranag
Sumber: www.pdamsragen.com
Berdasarkan grafik diatas, jumlah pengguna PDAM di Kabupaaten Sragen meningkat tiap
tahunnya, dimulai dari tahun 2010 hingga tahun 2016. Pengguna PDAM yang semula berkisar 36.000
Adapun grafik diatas menunjukan hubungan antara jumlah penduduk di Kabupaten Semarang
dengan kebutuhan air bersih. Berdasarkan grafik diatas, diketahiu bahwa jumlah penduduk dan
kebutuhan air bersih sama-sama mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan
pendudu yang menyebabkan peninggkatan jumlah kebutuhan akan air bersih tiap tahunnya
Berdasarkan grafik diatas, diketahiu bahwa jumlah penduduk dan kebutuhan air bersih samasama
mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan pendudu yang menyebabkan
peninggkatan jumlah kebutuhan akan air bersih tiap tahunnya. Pada grafik ini lebih terlihat
peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan air bersih tiap tahunnya di bandingkan dengan
Kabupaten Sragen.
Adapun hubungan antara jumlah penduduk di wilayah perencanaan Kelompok Studio Proses
Perencanaan A1 yang mencakup Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Ungaran Barat,dan Kecamatan
bawah ini.
Pada beberapa bagian wilayah perencanaan khususnya di daerah perkotaan, air bersih yang
digunakan bersumber dari Gunung Lawu. Hal ini dikarenakan tingginya kandungan kapur pada air di
wilayah perencanaan. Apabila masyarakat terus-menerus meminum air dengan kandungan kapur
tinggi dalam jangka waktu lama, dikhawatirkan masyarakat akan mengalami gangguan kesehatan.
Adapun hubungan antara jumlah penduduk di wilayah perkotaan Kelompok Studio Proses
Perencanaan A1 dengan kebutuhan air bersih ditampilkan dalam grafik di bawah ini.
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa jumlah penduduk dan kebutuhan air bersih di
wilayah perencanaan sama-sama mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan
penduduk yang menyebabkan peningkatan jumlah kebutuhan air bersih tiap tahunnya. Pada grafik ini
lebih terlihat peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan air bersih tiap tahunnya dibandingkan
dengan wilayah perencanaan karena penggunaan satuan yang lebih kecil tingkatannya yaitu
TAHUN JUMLAH
2020 66.897
2021 67.165
2022 67.433
2023 67.703
2024 67.974
2025 68.246
2026 68.519
2027 68.793
2028 69.068
2029 69.344
2030 69.622
PETA SD KECAMATAN TUNTANG
Kebutuhan fasilitas pendidikan sesuai dengan arah kebijaksanaan sampai arah jenjang
tingkat menengah. Pengadaan fasilitas pendidikan ditentukan pada upaya pemenuhan sesuai
dengan standart yang telah ditetapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
memenuhi fasilitas pendidikan meliputi jenjang pendidikan menengah (SMP dan SMA), sedang
untuk jejang pendidikn dasar (SD) sudah cukup memenuhi jumlahnya. Apabila secara kuantitas
sudah memenuhi, maka untuk tahapan berikutnya dilakukan peningkatan kualitas masing –
lingkungan, untuk memudahkan pencapaian. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan SMP dan
SMA ditempatkan dengan di tempat – tempat dengan pertimbangan mudah dalam pencapaian
sehingga perlu adanya prasarana jalan. Daya dukung penduduk untuk pengadaan fasilitas
pendidikan dipakai jumlah penduduk pendukung yang ada di wilayah administrasi kota,
mengingat jumlah penduduk dikawasan pemukiman yang masih dalam jangkauan pelayanan
kota.
Berdasarka standart kebutuhan fasilitas pendidikan di wilayah Rencana Deatil tata Ruang
Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang hingga akhir tahun 2030 adalah sebagai
berikut :
Jumlah penduduk di wilayah Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur,
Ungaran Barat, dan Tuntang pada akhir tahun 2030 (231.757) jiwa. Kebutuhan fasilitas
sekolah dasar (SD) mencapai 31 buah dengan luas lahan 11,88 Ha. Apabila kondisi pada saat
sekarang ( tahun 2020) telah terdapat 115 buah SD, maka pada akhir tahun perencanaan
Jumlah pendidikan di wilayah Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur,
Ungaran Barat, dan Tuntang pada akhir tahun 2030 mencapai (231.757) jiwa. Kebutuhan
fasilitas Sekolah Menengah Pertama mencapai 20 buah dengan luas lahan 6,60 Ha. Apabila
kondisi pada saat sekarang (tahun 2020) telah terdapat (29) buah SMP negeri dan swasta,
maka pada akhir tahun perencanaan secara kuantitas telah terpenuhi, namun perlu
meningkatkan kualitasnya.
Jumlah pendidikan di wilayah Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur,
Ungaran Barat, dan Tuntang pada akhir tahun 2030 mencapai (231.757) jiwa. Kebutuhan
fasilitas Sekolah Menengah Atas mencapai 27 buah dengan luas lahan 6,60 Ha. Apabila
kondisi pada saat sekarang (tahun 2020) telah terdapat (22) buah SMA negeri dan swasta,
maka pada akhir tahun perencanaan secara kuantitas telah terpenuhi, namun perlu
meningkatkan kualitasnya.
Fasilitas Kesehatan.
Kebutuhan fasilitas diwilayah Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur,
Ungaran Barat, dan Tuntang meliputi Rumah Sakit, Poliklinik, dan Apotik. Daya dukung
penduduk untuk pengadaan fasilitas kesehatan dipakain jumlah penduduk pendukung yang ada
di wilayah administrasi Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Purwokerto Utara, Purwokerto
Timur, dan Purwokerto Barat dengan mengingat jumlah penduduk di kawasan pemukiman yang
masih dalam jangkauan pelayanan kota. Dari stadart kebutuhan pada akhir tahun perencanaan
maka di wilayah Rencana Detail tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan
a. Rumah Sakit.
Dari data tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah rumah sakit di wilayah Rencana Detail
Tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang (2) buah. Dari prediksi
jumlah penduduk akhir tahun 2030 jumlah penduduk wilayah Rencana Detail tata ruang
Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang mencapai (231.757) jiwa. Dengan
standart kebutuhan penduduk pendukung minimal 240.000 jiwa, sehingga khusus diwilayah
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang
dibutuhkan (0) buah rumah sakit dengan luas lahan 86.400 m² atau 8,640 Ha.
b. Poliklinik.
Dari data tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah Poliklinik di wilayah Rencana Detail
Tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang (8) buah. Dari prediksi
jumlah penduduk akhir tahun 2030 jumlah penduduk wilayah Rencana Detail tata ruang
Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang mencapai (231.757) jiwa. Dengan
standart kebutuhan penduduk pendukung minimal 120.000 jiwa, sehingga khusus diwilayah
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang
dibutuhkan (0) buah poliklinik dengan luas lahan 2.400 m² atau 0,240 Ha.
c. Apotik.
Dari prediksi jumlah penduduk akhir tahun perencanaan / tahun 2030 jumlah penduduk di
wilayah Rencana Detail tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang
mencapai (231.757) jiwa. Dengan standart kebutuhan penduduk pendukung minimal 10.000
jiwa, sehingga khusus di wilayah Rencana Detail tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur,
Ungaran Barat, dan Tuntang dibutuhkan (5) buah apotik dengan kebtuhan luas lahan 1750 m²
atau 0,715 Ha. Kebtuhan fasilitas di wilayah Rencana Detail tata Ruang Kecamatan Ungaran
Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang meliputi (0) buah Rumah Sakit, (0) buah poliklinik, dan
(5) buah Apotik denagn total kebutuhan laham emncapai 107.934 m² atau 10,79 Ha.
Berdasarkan uraian tersebut untuk lebih jelasnya jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan
pada akhir tahun perencanaan dapat dilihat pada table dibawah ini.
Untuk memenuhi kebutuhan yang sehat diperlukan sarana pelayanan air bersih di wilayah
Rencana Detail tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang sehingga
kebutuhan penduduk terlayani dengan layak. Untuk melayani kebutuhan air bersih sekarang
dengan menggunakan air sumur dan memanfaatkan pelayanan PDAM. Dalam pelayanannya
PDAM memanfaatkan sumber Mata Air Ungaran barat – Ungaran timur dengan debit 30
liter/detik dan Mata Air tuntang – Bawen dengan debit 37 liter/detik. Perencanaan system
penyediaan air bersih di Rencana Detail tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat,
dan Tuntang dilakukan dengan mempertimbangkan aspek social, teknis, maupun ekonomis.
Lingkup perencanaan system pelayanan air bersih sebelumnya diawali dengan menentukan hal –
Menentukan perkiraan tingkat pemakaian air bersih domestic maupun non domestic
Rencana pengembangan pelayanan air bersih penduduk untuk keperluan Kecamatan Ungaran
Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang dengan saluran dari PDAM dengan system perpipaan
dengan sumber air sekarang yang sudah ada ditambah dengan peningkatan pemanfaatan Sumber
Air Semen – Sale yang diperkirakan dapat ditingkatkan mencapai 140 liter/detik. Mengingat
kemampuan ekonomi penduduk yang bervariasi sehingga tidak semua penduduk mampu
berlangganan melalui sembungan rumah. Dengan demikian penyediaan air bersih melalui
sumber – sumber / sumur yang diusahakan secara perorangan harus dipertahankan dengan
memberikan penyuluhan tentang ketentuan – ketentuan air yang sehat yang diperoleh dari sumur.
Walaupun masih aktfnya sumur sebagai sumber air bersih bagi masyarakat di wilayah
Rencana Detail tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang, namun
pada akhir tahun perencanaan / tahun 2030 tetap perlu diperhitungkan kebutuhan air bersih
dengan system perpipaan yang dilakukan oleh PDAM. Dengan asumsi bahwa kebutuhan air
bersih 80 liter / orang / hari, dengan kebutuhan untuk perdagangan / perkantoran 10% dari
kebutuhan domestic, kebutuhan untuk fasilita social 10% dari kebutuhan domestic serta dengan
asumsi kehilangan 10% dari total kebutuhan. Maka pada akhir tahun perencaan di wilayah
Rencana Detail tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang dibutuhkan
air bersih (560) m³ / hari atau denag perhitungan bahwa air mengalir dalam waktu 12 jam tiap
hari maka dibutuhkan debit 124 liter / detik. Secara terperinci perhitungan kebutuhan air bersih
di wilayah Rencana Detail tata Ruang Kecamatan Ungaran Timur, Ungaran Barat, dan Tuntang
dapat dilihat dibawah ini, adapun penyebaran jarinagn air bersih dan pengembangannya dapat
peta
BAB IV
a) Potensi
Potensi yang terdapat di Kecamatan Ungaran Timur yaitu adanya UMKM. Terdapat UMKM
yang
berlokasi di Kecamatan Ungaran Timur, seperti usaha jamur crispy, sangkar burung. Masyarakat
masih
merasakan belum maksimalnya kegiatan UMKM terkait dana sehingga UMKM sangkar burung
masih
perlu dikembangkan lebih lanjut dengan diberikannya dana bantuan kepada masyarakat dengan
tujuan
Permasalahan di Ungaran Timur ada 3 (tiga) yaitu kualitas air yang kurang baik,
- Kualitas air yang kurang baik contohnya adalah air sumur. Kondisi air pada sumur warga
menjadi keruh karena adanya kekeringan. Akibatnya, tingkat kapur pada air sumur tinggi,
- Kualitas jalan buruk disebabkan karena jumlah kendaraan berat yang banyak. Kendaraan
berat tersebut melintasi jalanan loak dengan muatan pasir, batu-batuan yang dijadikan bahan
- Pembangunan jalan tol mengakibatkan aliran air dari sawah terputus sehingga terjadi bencana
Ungaran Timur
B. Kecamatan Sragen
a) Potensi
Potensi yang ada di Ungaran Timur cukup banyak. Potensi yang ada yaitu :
- Pada aspek pemerintahan dan ekonomi, Ungaran Timur adalah Ibukota Kabupaten Sragen
- Sumber Daya Manusia di Kecamatan Sragen cukup banyak sehingga dapat dijadikan bagian
dari potensi.
- Jumlah investor yang berinvestasi di Ungaran Timur tinggi, sehingga banyak usaha yang
berdiri dan memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif yang belum
memiliki pekerjaan.
- Kecamatan Sragen memiliki industri rumahan yang berfokus pada batik. Industri rumahan
- Terdapat banyak sarana kesehatan di Kecamatan Sragen. Hal tersebut membuat potensi yang
berada di Kecamatan Sragen bertambah. Dalam rangka memperbaiki kualitas kesehatan yang
ada di Kecamatan Sragen dan Kabupaten Sragen, pemerintah membagikan kartu Saraswati.
- Pengamen jalan sudah tidak ada, karena apabila terdapat pengamen jalanan akan langsung
b) Masalah
C. Kecamatan Karangmalang
a) Potensi
- Penggunaan lahan sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian. Pertanian digunakan
untuk produksi padi dan bawang merah. Hasil panen dari bawang merah biasanya
didistribusikan hingga Jawa Timur. Hasil panen dari padi didistribusikan hingga ke Jawa
Barat.
Karangmalang terdapat Dayu Park dan wisata tersebut merupakan tempat rekreasi dengan
skala internasional. Di Dayu Park, terdapat kebun binatang, aerowisata, dan waterboom.
Selain itu, desa Guworejo terdapat gua, cembung, dan sirkuit motor Cross dan merupakan
- Waduk sebagai sumber air dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Terdapat desa Desmigratif yang berlokasi di Desa Mojorejo Kecamatan Karangmalang. Desa
ini memiliki program dalam pelayanan migrasi, usaha produktif, Community Parenting, dan
koperasi.
- Program desa dalam mengembangkan perpustakaan desa di Desa Puro dan Desa Mojorejo.
Rencana ini sudah ada sejak tahun 2007 dan mendapat dukungan positif dari dari pihak
Kecamatan.
- Aspirasi masyarakat Kecamatan Karanmalang dapat dikembangkan serta didukung oleh pihak
b) Masalah
- Kondisi jalan masih ada yang rusak serta berlubang terutama di daerah pedesaan karena
- Penyediaan TPS dan TPS masih kurang sehingga masih banyak warga yang memiliki
D. Kecamatan Kedawung
a) Potensi
- Lahan pertanian yang ada di Kecamatan Kedawung adalah lahan yang subur untuk menanam
tanaman holtikultura. Karena memiliki lahan yang subur dan setiap musim di beberapa desa
- Terdapat BUMDES (Badan Usada Milik Desa) yang dimiliki oleh tiap desa di Kecamatan
Kedawung.
- Kecamatan Kedawung memiliki lahan pertanian yang subur. Selain itu peternakannya juga
ikut menunjang penghasilan masyarakat seperti peternak bebek, lele, sapi, dan kambing.
- Di beberapa desa di Kecamatan kedawung terdapat kelompok wanita tani dan kelompok tani
direncanakan pembangunan Waterboom yang berskala besar, sehingga kawasan wisata teraglomerasi.
- Terdapat gedung badminton miliki desa yang dapat disewakan, sehingga uang yang masuk
- Terdapat perpustakaan desa yang dikembangkan untuk meningkatkan minat baca anak-anak
di Desa Wonokerso.
- Terdapat hal unik yaitu pesta panen dan kesenian reog di Desa Celep, Kecamatan Kedawung.
b) Masalah
- Prasarana seperti Jalan masih tidak mendukung (Jalan yang rusak, dan beberapa desa di
- Terdapat peternakan bebek, namun telur yang dihasilkan masih telur yang biasa belum diolah
menjadi telur asin karena kurangnya sosialisasi untuk produksi telur asin.
a) Potensi
Potensi yang ada di Kecamatan Sragen cukup banyak. Potensi yang ada yaitu :
- Pada aspek pemerintahan dan ekonomi, Kecamatan Sragen adalah Ibukota Kabupaten Sragen
Sumber Daya Manusia di Kecamatan Sragen cukup banyak sehingga dapat dijadikan bagian
dari potensi.
- Jumlah investor yang berinvestasi di Kecamatan Sragen tinggi, sehingga banyak usaha yang
berdiri dan memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif yang belum
memiliki pekerjaan.
- Kecamatan Sragen memiliki industri rumahan yang berfokus pada batik. Industri rumahan
- Terdapat banyak sarana kesehatan di Kecamatan Sragen. Hal tersebut membuat potensi yang
berada di Kecamatan Sragen bertambah. Dalam rangka memperbaiki kualitas kesehatan yang
ada di Kecamatan Sragen dan Kabupaten Sragen, pemerintah membagikan kartu Saraswati.
- Pengamen jalan sudah tidak ada, karena apabila terdapat pengamen jalanan akan langsung
b) Masalah
- Wilayah perkotaan membutuhkan 39 unit sarana Pendidikan SD namun yang tersedia hanya
33 unit saja, sehingga wilayah perkotaan belum bisa memenuhi kebutuhan penduduk yang
ada.