dengan tambahan sumber daya dan metode syariah yang telah tercantum dalam kitab suci
(Al-Qur’an) atau yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Manajemen Syariah adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil optimal yang
bermuara pada pencarian keridhaan Allah SWT. Langkah yang diambil dalam menjalankan
manajemen tersebut harus berdasarkan aturan-aturan Allah SWT: aturan-aturan yang
tertuang didalam Al-Qur’an, hadis dan beberapa contoh yang dilakukan oleh para sahabat.
Istilah management atau Idarah adalah suatu keadaan timbal balik, berusaha supaya
menaati peraturan yang telah ada. Idarah dalam pengertian umum adalah segala usaha,
tindakan dan kegiatan manusia yang berhubungan dengan perencanaan dan pengendalian
segala sesuatu secara tepat guna.
Al-Qur’an telah memberikan stimulasi mengenai hal ini dalam firman Allah SWT. Dalam
surat Al-Baqarah 282 :
“.... Dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya, yang demikian itu lebih baik disisi Allah dan lebih dapat menguatkan
persaksiandan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan (tulislah mu’amalah itu)
kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu maka
tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menulisnya.”
1. Beriman
Diterangkan dalam surat Ali Imran ayat 28 yang berarti
“Janganlah orang-orang mengambil (memilih) orang-orang kafir menjadi wali
(pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat
demikian, lepaslah ia dari pertolongan Allah”.
2. Bertaqwa
Diterangkan dalam surat An-Naba’ ayat 31 yang berarti:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, mendapat kemenangan.”
3. Azas Keseimbangan dan Keadilan
Menurut Nuruddin (1955) Keadilan dan Keseimbangan adalah suatu konsep yang luas
berkaitan hampir dengan seluruh aspek kehidupan sosial, politik terutama ekonomi.
Dalam Al-Qur’an kata adil disebut sebanyak tiga puluh satu kali. Belum lagi kata-kata
yang semakna seperti al-Qist, al-Wazn (Seimbang) dan al-Wast (Moderat).
4. Musyawarah
Diterangkan dalam surat As-Syuara 38 yang berarti:
“.... Sedang urusan mereka (diputukan) dengan musyawarah diantara mereka.”
Menurut Ibrahim Abu Sin, ada empat hal yang harus dipenuhi untuk dapat
dikategorikan sebagai manajemen Islami, yaitu:
1. Manajemen Islami harus didasari nilai-nilai dan akhlak-akhlak Islam
2. Kompensasi Ekonomis dan penekanan terpenuhinya kebutuhan dasar pekerja
3. Faktor Kemanusiaan dan spiritual sama pentingnya dengan kompensasi
ekonomis
4. Sistem dan struktur organisasi sama pentingnya
Menurut Tarigan (2016:36) Ilmu Ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang
kebahagiaan manusia (human falah) yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya
di bumi atas dasar gotong royong dan partisipasi.
Menurut Yafiz ( 2016) Ekonomi Islam pada dasarnya adalah upaya untuk
mengintegrasikan Islam dan Ekonomi melalui Islamisasi Ilmu Pengetahuan.
Menurut Tarigan (2016: 16) Al-Iqtishad diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi
Ekonomi , Al-Iqtishad diapandang menjadi dua sisi yaitu sifat terpuji dan kesederhanaan
merupakan hal yang baik. Berdasarkan kandungan diatas seseorang yang menjadi pemain
dalam perekonomian (manajemen) harus memiliki pandangan terhadap dua sisi yaitu sifat
terpuji, dimana, seorang manajer harus dapat memberikan tauladan yang baik bagi
bawahannya, dan memiliki kesedarhanaan.