Anda di halaman 1dari 18

NAMA : SAID KHOLIK

NPM : 2141030057
FAKULTAS/PRODI : DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI/MANAJEMEN DAKWAH
MATA KULIAH : MANAJEMEN ORGANISASI ISLAM
KELAS :B

UTS RESUME SELURUH MAKALAH PERTEMUAN KE 1 SAMPAI KE 6

A. Materi ke 1 Manajemen Organisasi Islam

Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur, mengurus atau
mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah manajemen ini,
namun dari sekian banyak definisi tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan
dalam memahami manajemen tersebut, yaitu: Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Terry
mengemukakan pendapatnya tentang manajemen adalah: Manajemen merupakan suatu proses
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya (Siswanto:2006). Sedangkan
Stoner dalam manulang 1983 mengemukakan manajemen adalah: Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi tang telah ditetapkan. (Manulang 1983: 15). Selanjutnya, bila kita mempelajari
literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga
pengertian yaitu:

1. Manajemen sebagai suatu proses,


2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
(Manulang 1983: 15)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbedabeda definisi
yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut
pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social
Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan
tertentu diselenggarakan dan diawasi. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah
kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut
manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu
pengetahuan. Mengenai ini pun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan
mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa
manajemen adalah ilmu, sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-
sia dan pencapain tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alasan mengapa manajemen selalu dibutuhkan
dalam setiap organisasi. Untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan
oganisasi dan pribadi. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuam yang saling
bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang
saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan,
sasaran-sasaran, dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang
berkepentingan dalam organisasi. Untuk mencapai efesiensi dan efektifitas, suatu kerja
organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara adalah dengan cara
efektifitas dan efisiensi (Suhendra 2008: 30)

Sudah pasti, manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu suau proses, yakni sebagai suatu
rangkaian tindakan, kegiatan, atau pekerjaan yang mengarah kepada beberapa sasaran tertent.
Definisi manajemen harus mengakui juga bahwa proses itu dilaksanakan oleh lebih dari satu
orang dalam kebanyakan organisasi

 Organisasi

Selanjutnya organisasi berasal dari bahasa latin „organum‟ yang dapat berarti alat, bagian,
anggota, badan. Dengan demikian organisasi adalah suatu sistem kerjasama sekelompok orang
untuk mencapai tujuan bersama.(Sutarto, 1989; 313). Organisasi juga dapat diartikan sebagai
sistem sosial dan dibentuk atas dasar kepentingan bersama (Mintzberg 2002; 11). Karena
organisasi merupakan sistem sosial konsekuensinya, aktivitas organisasi diatur oleh hukum
sosial dan hukum psikologi. Sama halnya dengan manusia yang memiliki kebutuhan psikologis,
organisasi juga memiliki peran dan status sosial.Perilaku organisasi dipengaruhi oleh dorongan
kelompok dan individu di dalam organisasi.Terdapat dua jenis sistem sosial yang tegak
berdampingan dalam organisasi.

B. Prinsip-prinsip Manajemen Organisasi Islam

Adapun prinsip-prinsip manajemen organisasi dalam persfektif Islam dapat dikemukakan


beberapa prinsip, yaitu:

1. Tidak boros berarti tidak salah guna dan tidak membuang harta, membuang harta sama
halnya dengan mubazir (orang-orang yang boros) adalah orang yang menyalahgunakan,
merusak dan menghambur-hamburkan harta (Al-Isra‟ ayat 26-27) atau efisiensi adalah
sesuatu yang kita kerjakan berkaitan dengan menghasilkan hasil yang optimal dengan
dengan tidak membuang banyak waktu dalam proses pengerjaannya. (Ali Imran 191), di
dalam Alqur‟an dijelaskan; “(`Makan dan minumlah kamu, tetapi jangan berlebihan.
Sesungguhnya Allah tidak suka pemborosan (berlebih-lebihan)”
2. Pengunaan waktu sebaik-baiknya, di dalam Al-qur‟an dijelaskan : “Demi
masa”.Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam merugi. Kecuali orangorang
yangberiman dan beriman dan beramal shaleh, nasehat menasehati dalam kesabaran”.
(Al- „Ashr, ayat 1-3).
3. Disiplin (tepat waktu). Pepatah Arab mengatakan , “waktu itu ibarat pedang, maka
pandai-pandailah mempergunakannya, jika tidak ia akan memotong lehermu”. Nabi

C. Macam-macam Organisasi Islam

Macam-Macam Organisasi Berikut akan dikutip beberapa macam bentuk organisasi


sesuai dengan penekanan terhadap sudut-sudut tertentu yang menjadi ciri khasnya. 1.
Berdasarkan siapa penerima utama, yaitu :

1. Organisasi saling untung, seperti, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,


organisasi keagamaan, serikat, dan sebagainya.
2. Organisasi perusahaan.
3. Organisasi pengabdian seperti sekolah, rumah sakit, dan sebagainya. - Organisasi negara,
yang terutama menguntungkan rakyat banyak seperti departemen, polisi, penelitian, dan
sebagainya.

D. Korelasi Manajemen Dalam Perspektif Al-Quran

Dalam sudut pandang Islam manajemen diistilahkan dengan menggunakan kata al-tadbir
(pengaturan). Kata ini merupakan devirasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat
dalam Al-Quran sepertu dalam surat As-Sajdah ayat 5 sebagai berikut:

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu
hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.

Dari isi kandungan diatas dapatlah diketahui bahwa Allah SWT adalah pengatur alam (Al
Mudabbir/manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam
mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan dijadikan sebagai khalifah di bumi,
maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaima Allah mengatur
alam raya ini

Sebagaimana dalam mengatur pembagian waktu dalam hidup perlunya manajemen untuk bisa
mengelola keteraturan dalam mengatur habbbit yang kita lakukan. Sebagaimana dalam surat QS
Al-Asr ayat 1-3 yakni:

Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan
menasehati supaya menetapi kesabaran.

Pada proses mengatur Perspektif Qurais Sihab dalam tafsir Al Misbah dijelaskan ada ketiga
golongan manusia yang akan selamat dari kerugian kehidupan di dunia ini, yaitu beriman,
mengerjakan kebajikan dan saling menasehati dalam hal kebaikan dan kesabaran. Ayat diatas
juga menjelaskan bahwa sebuah kehidupan di dunia ini perlu diatur dengan baik agar nanti di
alam akhirat kita tidak termasuk individu-individu yang merasakan rugi. Karena pada prinsipnya
setiap manusia memerlukan hidup dalam berkelompok untuk saling bisa berkontribusi dalam
setiap pertolongan maupun dalam bersosialisasi
E. Korelasi Manajemen Dalam Perspektif Hadist

Dalam kajian hadist dan menajemen sendiri sama halnya dengan Al Quran yang dimana
memiliki peranan penting dalam setiap kegiatan menajerial. Karena berangkat dari kajian hadist
juga yang diajarkan dalam tuntunan Rasullah dari setiap kita dalam hidup di dunia ini telah
diatur oleh Allah dan selebihnya kita yang merealisasikan dalam setiap usaha dan tekad, maka
disini penting pula dalam pelaksanaa setiap kegiatan yang

berhubungan dengan menajerial dikorelasikan kedalam sumber-sumber hukum islam yakni Al-
Quran dan Hadist agar setiap yang kita kerjakan dan lainya tidak keluar dari kaidah-kaidah
islam. Dan dalam hadist pun Rasullah sabdakan mengenai hal-hal yang berkaitan tentang
manajerial yakni: Nabi bersabda:

“sesunguhnya Allah mewajibkan perbuatan yang dilakukan dengan baik dalam segala hal, jika
kamu membunuh binatang maka lakukanlah dengan cara yang baik, jika kamu mau
menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik, pertajamlah alat potongnya, kemudian
istirahatkanlah binatangnya.

Kata Ihsan bermakna melakukan sesuatu dengan baik, secara maksimal dan optimal. Bahkan
dalam Hadits itu pada penyembelihan binatang, harus dilakukan dengan cara yang baik dan hati-
hati dan dikaitkan dengan agama, yaitu harus disertai dengan sebutan nama Allah sebelum
menyembelih. Jika tidak menyebutkannya maka penyembelihan tidak sah, ini menunjukkan
bahwa dalam segala sesuatu tidak boleh gegabah dan melakukan segalai seuatu dengan eksesif.
Dengan binatang maupun dengan musuh sekalipun umat Islam tetap dianjurkan berperilaku baik
dan penuh etika, apalagi terhadap sesama muslim.

F. Perspektif Al-Quran Dan Hadist Dalam Manajemen Dalam pandangan Islam

segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya
harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan Mulai dari urusan
terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur
urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam
bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara
efisien dan efektif. Pada dasarnya ajaran islam yang tertuang dalam Al-Qur‟an dan As Sunnah
mengajarkan tentang kehidupan yang serba terarah dan teratur merupakan contoh konkrit adanya
manajemen yang mengarah kepada keteraturan. Puasa, haji dan amaliyah lainnya merupakan
pelaksanaan manajemen yang monomintal. Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat
ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif islam. Manajemen itu telah ada paling tidak
ketika Allah menciptakan alam semesta beserta isinya. Unsur-unsur manajemen dalam
pembuatan alam serta makhluk- makhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit.
Ketika Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-unsur
manajemen tersebut

G. PENGERTIAN IPTEKS IPTEK

merupakan singkatan dari dua komponen yaitu "ilmu pengetahuan dan "teknologi" dan
ada pula yang memasukkan unsur seni di dalamnya sehingga singkatannya menjadi ipteks.
Menurut Ali Syariati dalam buku Cakrawala Islam yang ditulis oleh Amin Rais, Ilmu adalah
pengetahuan manusia tentang dunia fisik dan fenomenanya. Ilmu merupakan imagi mental
manusia mengenai hal yang kongkret. Ia bertugas menemukan hubungan prinsip, kausalitas,
karakteristik di dalam diri manusia, alam, dan entitas - entitas lainnya. Sedangkan kata teknologi
berasal dari bahasa Yunani "teknikos" berarti "teknik". Apabila ilmu bertujuan untuk berbuat
sesuatu, maka teknologi bertujuan untuk membuat sesuatu. Karena itu maka teknologi itu berarti
suatu metode penerapan ilmu untuk keperluan kehidupan manusia. Dari beberapa definisi
tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan merupakan kumpulan
beberapa pengetahuan manusia tentang alam empiris yang disusun secara logis dan sistematis.
Sedangkan Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan tersebut, yang tujuan
sebenarnya adalah untuk kemaslahatan manusia.

H. MASA KEJAYAAN ISLAM BIDANG IPTEKS

Kaum muslimin, pernah memiliki kejayaan di masa lalu. Masa di mana Islam menjadi
pusat sebuah peradaban modern. Peradaban yang dibangun untuk kesejahteraan umat manusia di
muka bumi ini. Masa kejayaan itu bermula saat Rasulullah mendirikan pemerintahan Islam,

yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Di masa Khulafa as Rasyiddin ini Islam
berkembang pesat. Sejarawan Barat beraliran konservatif, Montgomery Watt menganalisa
tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal
pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Andalusia, yang
menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan
menginsiprasi para ilmuwan Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum
muslimin.

Terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya
sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam
abad. Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam pada waktu pertama kalinya memiliki
kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam memiliki tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang
filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah
datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur,
aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi. Kekhilafahan
Abbasiyah tercatat dalam sejarah Islam dari tahun 750-1517 M / 132-923 H. Diawali oleh
khalifah Abu al-‟Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III
(1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun, kekhilafahan ini
mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan pesatnya perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam. Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam
dengan berbagai penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al Khawarizmi (780-850)
yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu.

Berikut ini adalah beberapa penemu atau ilmuan muslim yang sangat berpengaruh terhadap ilmu
pengetahuan yang hingga sekarang masih bermanfaat dan masih digunakan.

1. Al khawarizmi: ia adalah seorang yang menemukan ilmu aljabar di dalam matematika.


2. Ibnu sina ia adalah: membuat buku tentang kedoteran
3. Jabbir ibnu hayyan: ahli kimia yang di kenal sebagai bapak kimia
4. Albiruni: meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan
lingkungan fisik bumi. Dia di nobatkan sebagai bapak antropologi, idiologi
5. Abu alzahwari: penemu tehnik patah tulang dan membuat kitab untuk menyembuhkan
luka pada saat oprasi
6. Ibnu haitham: dikenal sebagai bapak ilmu mata yang mengurai bagai mana mata bekerja
7. Ar razi: orang pertama yang bia menjelaskan tentang penyakit cacar dan juga alergi asma
dan demam sebagai daya mekanisme tubuh.
Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku buku bangsa Arab,
terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu satunya sumber-sumber bagi pengajaran di
perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga
mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para
ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san
Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella

I. HAKEKAT IPTEKS DALAM PERADABAN

Selama perjalanan sejarah, umat manusia telah berhasil menciptakan berbagai macam
kebudayaan. Berbagai macam atau ragam kebudayaan tersebut meliputi tujuh unsur kebudayaan
saja. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan unsur-unsur pokok yang selalu ada pada
setiap kebudayaan masyarakat yang ada dibelahan dunia. Menurut Kluchkhon ketujuh unsur
pokok kebudayaan tersebut meliputi:

1. peralatan hidup (teknologi),


2. sistem mata pencaharian hidup (ekonomi),
3. sistem kemasyarakat (organisasi sosial),
4. Sistem bahasa,
5. kesenian (seni),
6. sistem pengetahuan (ilmu pengatehuan/sains),
7. serta sistem kepercayaan (religi).

Ketujuh unsur budaya tersebut merupakan unsur-unsur budaya pokok yang pasti ada apabila kita
meneliti atau mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Karena ada pada setiap kehidupan
masyarakat manusia di dunia ini, maka ketujuh unsur pokok dari kebudayaan yang ada di dunia
itu sering kali dikatakan sebagai unsur-unsur budaya yang bersifat universal, atau unsur-unsur
kebudayaan universal. Ilmu pengetahuan (sains), peralatan hidup (teknologi), serta kesenian
(seni) atau sering disingkat IPTEKS, termasuk bagian dari unsur-unsur pokok dari kebudayaan
universal tersebut. Maka dapat dipastikan IPTEKS akan kita jumpai pada setiap kehidupan
masyarakat manusia dimanapun berada, baik yang telah maju, sedang berkembang, sampai
masyarakat yang masih sangat rendah tingkat peradabannya. Bahkan pada kehidupan masyarakat
purba atau pada zaman prasejarah sekalipun, ketujuh unsur unsur budaya universal tersebut
telah ada, termasuk IPTEKS, meskipun tentunya pada tingkatan yang sangat sederhana atau
primitif sekali.

Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan
kekuatan pemikiran, di mana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang
ingin mengetahuinya. Berpijak dari pengertian ini, maka ilmu memiliki kandungan unsur-unsur
pokok sebagai berikut:

1. Berisi pengetahuan (knowledge);


2. Tersusun secara sistematis;
3. Menggunakan penalaran;
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain

Sains atau ilmu pengetahuan (di dalamnya menyangkut pula bahwa teknologi), tidak bisa bebas
dari nilai-nilai. Jadi, sesuai dengan sifat sains itu sendiri yang kebenarannya bersifat tidak
mutlak.

J. PENYIKAPAN TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEKS

Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEKyang


sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam
dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalammenghadapi
perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tigakelompok:

1. Kelompok yang menganggap IPTEK modern bersifat netral dan berusahamelegitimasi


hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat ayat Al-Qur‟an yang sesuai.
2. Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajarisejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak
islami.
3. Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya

Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hariyang islami adalah
memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabatmanusia dan meningkatkan
kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEKmenurut Islam adalah sebanding dengan
kemanfaatannya IPTEK itu sendiri.IPTEK akan bermanfaat apabila:
a. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya.
b. Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik).
c. Dapat memberikan pedoman bagi sesama.
d. Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan
mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.

K. KONTRIBUSI IPTEKS DAN SENI TERHADAP DAKWAH

Dalam kontribusi iptek dan seni dalam dakwah islam banyak memberikan perkembangan
di dalam dakwahnya, misalnya pada jaman dahul u ketika para ulama di pulau jawa
menyebarkan ajaran agama Islam mereka menyebarkan dakwahnya melaluikesenian wayang
yang isinya tentang ajaran-ajaran agama Islam. Maka dengan adanyakesenian wayang ini
digunakan sebagai media dakwah Islam dan daya tarik masyarakatuntuk menyaksikan kesenian
wayang tersebut. Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju.
Ada banyak hal yang sudah dihasilkan oleh teknologi untuk dakwah Islam sebagai bagian
dariintegrasi itu sendiri, Al Quran digital, akses hadist shahih yang bisa dilakukan
dimanasaja,silahturahmi yang tidak pernah putus karena sudah ada HP, jejaring sosial
dansebagainya. Bahkan media pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakangame
untuk memperdalam ilmu Islam itu sendiri.

Contok-contoh Kontribusi Iptek dan Seni bagi dakwah Islam

1. Arsitektur masjid yang indah membuat para jamaah senang dan nyaman beribadah.
2. Wayang sebagai media dakwah bagi Wali Songo.
3. Perkembangan busana muslim seperti jilbab.
4. Media dakwah di televisi, internet, koran, dan majalah.
5. Penggunaan internet, blog, dan situs Islami seperti suara Islam, Muslim,dll.
6. Al Quran dan Hadist dalam bentuk digital semuga mempermudah pencarian
ayat,terjemaah, tafsiran Al Quran.
7. Penggunaan LCD sebagai media dakwah sehingga lebih jelas dipahami.

L. Pengembangan IPTEKS Dalam Pandangan Hukum Islam


Berdasarkan tinjauan hukum Islam ilmu tidaklah berkembang kearah yang tidak
terkendali, tapi ia harus bergerak kearah maknawi dan umat manusia berkuasa untuk
mengendalikannya. Kekuasaan manusia atas ilmu pengetahuan dan teknologi harus mendapatkan
tempat yang utuh. Eksistensi ilmu pengetahuan bukan melulu untuk mendesak kemanusiaan,
tetapi kemanusiaan lah yang memegang kehendak mengendalikannya untuk kepentingan dirinya
dalam rangka pengembangan diri kepada sang Pencipta. Konsep ajaran Islam tentang
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian itu didasarkan kepada beberapa
prinsip sebagai berikut:

Pertama, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Islam dikembangkan dalam kerangka tauhid
dan teologi. Teologi yang bukan semata-mata meyakini adanya Allah SWT dalam hati,
mengucapkannya dengan lisan, dan mengamalkannya dengan tingkah laku, melainkan teologi
yang menyangkut aktivitas mental berupa kesadaran manusia yang paling dalam perihal
hubungan manusia dengan Tuhan, lingkungan dan sesamanya. Lebih tegasnya adalah teologi
yang memunculkan kesadaran, yakni suatu “matra yang paling dalam” dari diri manusia yang
memformat pandangan dunianya, yang kemudian menurunkan pola sikap dan tindakan yang
selaras dengan pandangan dunia. Oleh karena itu teologi pada ujungnya akan mempunyai
implikasi yang sangat sosiologis, sekaligus antropologis

Kedua, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Islam hendaknya dikembangkan dalam rangka
bertakwa dan beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sangat penting karena dorongan Al-Qur‟an
untuk mempelajari fenomena alam dan sosial tampak kurang diperhatikan sebagai akibat dan
dakwah Islam yang semula lebih tertuju untuk memperoleh keselamatan di akhirat. Hal ini mesti
diimbangi dengan perintah mengabdi kepada Allah SWT dalam arti yang luas termasuk
mengembangkan IPTEKS

Ketiga, ilmu pengetahuan dan teknologi harus dikembangkan oleh orang-orang Islam yang
memiliki keseimbangan antara kecerdasan akal, kecerdasan emosional dan spiritual yang
dibarengi dengan kesungguhan untuk beribadah kepada Allah SWT dalam arti yang
seluas luasnya. Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi dalam sejarah di abad klasik, di mana
para ilmuwan yang mengembangkan ilmu pengetahuan adalah pribadi yang senantiasa taat
beribadah kepada Allah SWT.
Keempat, ilmu pengetahuan dan teknologi harus dikembangkan dalam rangka yang integral,
yakni bahwa antara ilmu agama dan ilmu dunia walaupun bentuk formal yang berbeda-beda,
namun hakikatnya sama yaitu sama-sama sebagai tanda kekuasaan Allah SWT. Dengan
pandangan yang demikian itu, maka tidak ada lagi perasaan yang lebih unggul antara satu dan
lainnya. Dengan menerapkan keempat macam strategi penggabungan ilmu pengetahuan di atas
maka akan dapat diperoleh keuntungan yang berguna untuk mengatasi masalah kehidupan
masyarakat modern sebagaimana tersebut di atas.

M. Penerapan IPTEKS Dalam Islam

IPTEK dalam prosesnya telah menciptakan peradaban bagi manusia, mengubah wajah
dunia, dan masuk ke setiap lini kehidupan sebagai sarana yang membantu manusia dalam
mencapai tujuan hidupnya. Sehingga manusia berhutang banyak terhadap ipteks. Namun ketika
ipteks berbalik menjadi musibah bagi manusia di saat itulah dipertanyakan kembali untuk apa
seharusnya ipteks itu digunakan? Dalam persoalan ini maka ilmuwan harus kembali pada
persoalan nilai dan etika dalam bingkai ipteks agar ipteks tidak bergerak ke arah yang
membahayakan. Berdasarkan penyajian materi tersebut berikut contoh-contoh penerapan IPTEK
dalam Islam:

Mensinergikan dan mengintegrasikan IPTEKS dengan ajaran Islam.

Menjadikan etika Islam sebagai landasan utama dalam penerapan ipteks terutama dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia.

1. Ipteks menjadi sarana dan prasarana didalam mendukung aktivitas dakwah.


2. Ipteks sebagai sarana untuk memperluas ekspansi dakwah ke seluruh penjuru dunia.
3. Ipteks sebagai metode pendekatan dakwah yang efektif dan efisien terhadap para Mad'u.

N. Hubungan IPTEKS dengan Ilmu Manajemen

Sistem informasi manajemen dengan teknologi informasi sangat berhubungan, karena


keduanya bergerak dibidang informasi (pengolahan) dan teknologi informasi merupakan bagian
dari sistem informasi. Karena sistem informasi dapat tersusun oleh beberapa teknologi informasi.
sehingga apabila teknologi informasi mengalami kerusakan maka mempengaruhi Sistem
informasi atau sistem informasi juga akan mengalami gangguan.

Didalam ilmu manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen sperti fungsi operasional, fungsi
pengawasan dan control, fungsi perencanaan dan pengambilan keputusan, fungsi komunikasi,
dan fungsi interoganisasi. Dan fungsi-fungsi tersebut memiliki keterkaitannya dengan teknologi
informasi,

O. Konsep Manajemen Dalam Perspektif Islam

Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan adil
adalah pimpinan tidak "menganiaya" bawahan dan bawahan tidak merugikan pimpinan maupun
perusahaan yang di tempati. Bentuk penganiayaan yang dimaksudkan adalah mengurangi atau
tidak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan.
Seyogyanya kesepakatan kerja dibuat untuk kepentingan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Manajemen islam harus didasari nilai-nilai dan etika islam. Islam yang ditawarkan berlaku
universal tanpa mengenal ras dan agama. Boleh saja berbisnis dengan label islam dengan segala
labelnya, namun bila nilai-nilai dan akhlak islam dalam melakukan bisnis tersebut ditinggalkan,
maka tidaklah lagi pantas dianggap sebagai islam

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahipun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya pula." (az Zalzalah:7-8).

P. Urgensi Manajemen dalam Islam

Pada dasarnya ajaran islam yang tertuang dalam Al-Qur‟an dan As Sunnah juga Ijma‟
ulama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang serba terarah dan teratur. Teori dan konsep
manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif islam.
Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam semesta beserta isinya.
Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk-makhluk lainnya tidak terlepas
dengan manajemen langit. Ketika Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah
melaksanakan unsur-unsur manajemen tersebut. Kalau sudah ada niat, dan niat itu benar-benar
dioptimalkan tentunya tidak ada yang sukar untuk mencapai keinginan. Dengan demikian apabila
manusia memiliki iman yang kuat dan menyandarkan segala perbuatannya hanya karena Allah
SWT, Insya Allah segala usaha manusia akan tercapai dengan efektif dan efisien.

Q. Aspek-aspek yang dibahas dalam manajemen Islam.

Menurut Didin dan Hendri ada tiga aspek yang dibahas dalammanajemen Islam yaitu:

a. prilaku
b. struktur organisasi,
c. sistem.

Salah satu yang membedakan manjemen konvensional dengan manajemen Islam adalah nilai-
nilai yang dianut. Bila dalam manajemen konvensional, prilaku tidak terikat dengan nilai-nilai
ajaran agama, maka dalam konsep manajemen Islam prilaku seseorang terikat dengan nilai-nilai
tauhid yang dianutnya. Oleh karenanya dalam manajemen Islam arahnya adalah memperbaiki
prilaku, agar seseorang berprilaku benar dan konsisten. Aspek tauhid sangat kuat dalam konsep
manjemen Islam, dimana seseorang dituntut selalu merasa dalam pengawasan Allah SWT

R. Fungsi Perencanaan Perspektif Islam Perencanaan (Planning)

adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan, baik dalam bentuk
pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang
optimal. Demikian pula dalam pendidikan Islam, perencanaan harus dijadikan langkah pertama
yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer. Sebab perencanaan merupakan bagian penting
dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan
berakibat sangat fatal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan
kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan
dikemudian hari.

Allah berfirman dalam Q.S al-Hasyr (59): 18

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Makna umum dari ayat tersebut adalah peringatan dan seruan. Khususnya kepada orang yang
bertaqwa hendaklah ia mengamati terhadap kebaikan dan keburukan apa yang telah ia lakukan
pada kesempatan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk kepentingan di hari esok

S. Konsep dan Fungsi Perencanaan Planning atau perencanaan

adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Dalam
perencanaan terlebih yang harus diperhatikan adalah apa yang harus dilakukan dan siapa yang
akan melakukannya. Jadi, perencanaan di sini berarti memilih sekumpulan kegiatan dan
pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagimana, dan oleh siapa. Analisis
konsep perencanaan Manajemen Pendidikan Islam berbasis al-Qur‟an dan al-Hadits. Dalam hal
ini, yang dimaksud Rasulullah adalah persiapan

a. Tujuan, perumusan tujuan dalam perspektif al-Qur‟an dan Hadits harus berorientasi
penguatan dimensi ibadah. Sehingga nilai-nilai kebenaran harus selalu dijunjung tinggi.
Niat menjadi tolak ukur dalam perumusan tujuan.
b. Program, tujuan yang benar harus disertai dengan cara yang benar.
c. Evaluasi, dalam perspektif Islam evaluasi tidak hanya dilakukan

T. PEMIMPIN SEBAGAI FUNGSI PENGARAHAN

Pengarahan adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan
menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi
kepentingan jangka panjang perusahaan. Bertujuan untuk merealisasi segala rencana yang telah
disusun, menjadi rencana yang realitas tidaklah mudah, oleh karena itu, para manajer harus
tampil dalam fungsi-fungsi lebih lanjut,yaitu: memotivasi (motivating), berkomunikasi
(communicating), dan memimpin (leading).

o Motivasi diartikan sebagai sesuatu keadaan dalam diri seseorang sehingga terdorong
untuk berperilaku dengan cara tertentu. Model-model motivasi dalam organisasi terdiri
dari 3 model yaitu : model tradisional, model hubungan manusia, dan model sumber daya
manusia. Teori-teori motivasi dibedakan atas teori petunjuk, teori isi/kebutuhan, dan teori
proses.
o Peranan Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pemindahan sesuatu yang
bermakna dari satu pihak (komunikator) kepada pihak lain (komunikan),
kemanpuandasar yang diperlukan dalam berkomunikasi adalah
berbicara,mendengar,menulis,dan membaca.

 Fungsi kepemimpinan adalah merupakan suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh
terhadap para bawahan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, dikenal 3 pendekatan
dalam studi kepemimpinan, yaitu :

pendekatan /teori sifat (strait theories),

pendekatan perilaku (behavioral theories) d

pendekatan situasional (situasional/contingency theories).

Menurut James A.F. Stoner, dkk, : Leading (memimpin) adalah proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh
organisasi. Memimpin itu meliputi mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan
untuk melaksanakan tugas yang penting. Hubungan dan waktu bersifat sentral untk kegiatan
memimpin. Sebenarnya, memimpin menyentuh hubungan manajer dengan setiap orang yang
bekerja dengan mereka. Para manajer memimpin untuk membujuk orang lain supaya mau
bergabung dengan mereka dalam mengejar masa depan yang muncul dari langkah merencanakan
dan mengorganisasikan. Dengan menciptakan yang tepat, manajer membantu para karyawannya
untuk bekerja sebaik mungkin. Misalnya Sihartono Sibagariang sebagai pemimpin, ketika ia
memuji Rosa atas bantuannya dan mendorong Sonya membuat desain iklan

U. PENGERTIAN PENGARAHAN (ACTUATING/DIRECTING)

Menurut Dr.H.B Siswanto,M.Si, : Pengarahan adalah suatu proses pembimbingan,


pemberian petunjuk, dan intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Pengarahan berarti menentukan bagi bawahan tentang apa yang harus
mereka kerjakan atau tidak boleh mereka kerjakan. Pengarahan mencakup berbagai proses
operasi standar, pedoman, dan buku panduan, bahkan manajemen berdasarkan sasaran
(management by objective). Pengarahan merupakan metode untuk menyalurkan perilaku
bawahan dalam aktivitas tertentu dan menghindari aktivitas lain dengan menetapkan peraturan
dan standar, kemudian memastikan bahwa peraturan tersebut dipatuhi. Jadi, pengarahan
menentukan atau melarang jenis perilaku tertentu. Koontz dan O‟Donnel (1976 : 449)
mengemukakan:

“Directing is the interpersonal aspect of managing by which subordinates are led to understand
and contribute effectively and efficiently to attainment of enterprise objectives, directing
involves guiding and leading subordinates.”

V. TUJUAN PENGARAHAN
 Menjamin kontinuitas perencanaan
 Membudayakan prosedur standar
 Menghindari kemangkiran yang tidak berarti
 Membina disiplin
 Membina motivasi yang terarah

Menurut Dr.Rohiat, M.Pd, : Directing atau pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan
oleh orang banyak pada waktu yang sama dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dan terdapat pada jalur yang telah ditetapkan, tidak terjadi
penyimpangan penyimpangan yang dapat menimbulkan pemborosan

W. FUNGSI PENGARAHAN

Dalam fungsi pengarahan, manajer memiliki deskripsi pekerjaan sebagai berikut :

 Memberi tahu dan menjelaskan tujuan kepada para bawahan.


 Mengelola dan mengajak para bawahan untuk bekerja semaksimal mungkin.
 Membimbing bawahan untuk mencapai standar operasional (pelaksanaan).
 Mengembangkan bawahan guna merealisasikan kemungkinan sepenuhnya.
 Memberikan orang hak untuk mendengarkan.
 Memuji dan memberikan sanksi secara adil.
 Memberi hadiah melalui penghargaan dan pembayaran untuk pekerjaan yang
diselesaikan dengan baik.
 Memperbaiki usaha penggerakan dipandang dari sudut hasil pengendalian.
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan
agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam
pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat
kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari
manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda.

X. METODE PENGARAHAN

Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :

a. Orientasi Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
b. Perintah Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
c. Delegasi wewenang Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan
sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.

Anda mungkin juga menyukai