Anda di halaman 1dari 3

Pengertian

Gangguan fungsi atau functio laesa adalah reaksi peradangan yang ditandai


dengan nyeri disertai adanya sirkulasi yang abnormal. Mudah untuk mengerti
mengapa bagian yang bengkak dan sakit disertai sirkulasi yang abnormal dan
lingkungan kimiawi lokal yang abnormal berfungsi secara abnormal (Abrams,
1994). Hiperemia pada radang akan meningkatkan suhu lingkungan mikro sel-
sel yang mengganggu fungsi enzim, atau meningkatnya aktivitas metabolisme
pada lokasi radang akan menurunkan pH dan mengganggu fungsi dengan cara
tersebut (Robbins dan Kumar, 1995).

Contoh 

1. sendi yang kaku pada rematik atau gangguan penyerapan cairan dalam
usus pada keadaan diare.
2. Sendi yang kaku pada rematik

3. Luka di kaki yang mengalami infeksi sehingga kaki tidak dapat berfungsi
dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan

Proses

Inflamasi melaksanakan tugas pertahanannya dengan mengencerkan,


menghancurkan atau menetralkan agen berbahaya (misalnya mikroba atau
toksin). Inflamasi kemudian menggerakkan berbagai kejadian yang akhirnya
menyembuhkan dan menyusun kembali tempat terjadinya jejas. Dengan
demikian, inflamasi juga terkait erta dengan proses perbaikan, yang mengganti
jaringan yang rusak dengan regenerasi sel parenkim, dan atau dengan
pengisian setiap defek yang tersisa dengan jaringan parut fibrosa (Kumala et
al., 1998; Mitchel & Cotran, 2003).

Pada saat respon radang meliputi suatu  perangkat kompleks berbagai kejadian
yang sangat harmonis, garis besar suatu inflamasi adalah sebagai berikut.
Stimulus awal radang memicu pelepasan mediator kimia dari plasma atau dari
jaringan ikat. Mediator terlarut itu, bekerja bersama atau secara berurutan,
memperkuat respon awal radang dan mempengaruhi perubahannya dengan
mengatur respon vaskular dan selular berikutnya. Respon radang diakhiri
ketika stimulus yang membahayakan menghilang dan mediator radang telah
hilang, dikatabolisme atau diinhibisi (Mitchel & Cotran, 2003).
Pada bentuk akutnya ditandai oleh tanda klasik : nyeri (dolor), panas (kolor),
kemerahan (rubor), bengkak (tumor), dan hilangnya fungsi (fungsiolesa).
Secara histologis, menyangkut rangkaian kejadian yang rumit, mencakup
dilatasi arteriol, kapiler, dan venula, disertai peningkatan permeabilitas dan
aliran darah; eksudasi cairan, termasuk protein plasma; dan migrasi leukositik
ke dalam fokus peradangan. (Kumala et al., 1998; Spector, 1993)

Menurut Abrams (1995), belum diketahui secara mendalam mekanisme functio


laesa / terganggunya fungsi jaringan yang meradang. Akan tetapi proses
terjadinya inflamasi secara umum dapat digambarkan seperti berikut :

Fungsi

Tujuan dari adanya indikasi peradangan / inflamasi secara umum adalah untuk
mengeluarkan, membuang, dan menetralkan iritan. Efek samping peradangan
adalah hipersensitif akut, deformitas fibrotik, pembentukan keropeng, obstruksi
dan pembatasan mobilitas.

Lili

Functio Laesa
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland,
2002). Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi
belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang
meradang (Abrams, 1995).
Functio laesa berarti gangguan fungsi. Pada keadaan radang maka organ tubuh yang terkena akan
mengalami gangguan fungsi. Misalnya : sendi yang kaku pada rematik atau gangguan penyerapan
cairan dalam usus pada keadaan diare.
Bagaimana dengan infeksi. Infeksi merupakan adalah keadaan jaringan tubuh yang terpapar
mikroorganisme baik oleh bakteri, virus, jamur maupun parasit. Sama seperti radang, infeksi dapat
terjadi baik di permukaan luar tubuh maupun di permukaan rongga dalam tubuh.

Dalam perjalanannya, bagian tubuh yang terinfeksi akan mengalami proses peradangan. Paparan
mikroorganisme pada permukaan tubuh akan merangsang tubuh untuk melakukan penolakan
terhadap agen infeksius tersebut maka muncullah tanda-tanda peradangan seperti di atas. Namun
infeksi dapat juga terjadi belakangan setelah terlebih dulu terjadi radang, inilah yang disebut sebagai
infeksi sekunder. Misalnya saat seorang atlet mengalami cedera otot – pada luka terbuka resiko
terjadinya infeksi tentu jauh lebih mudah dibandingkan luka tertutup. Bagian tubuh yang terluka akan
mengalami peradangan akibat terjadinya kerusakan jaringan, reaksi radang ini merupakan
mekanisme pertahanan tubuh agar kerusakan tidak bertambah luas. Akan tetapi dalam
perjalanannya, permukaan luka dapat saja terpapar oleh mikroorganisme patogen. Keadaan inilah
yang disebut infeksi sekunder, tubuh merespon jauh lebih berat dan adakalanya dibutuhkan
pemberian antibiotik selain obat antiradang (antiinflamasi drugs).
Perjalanan infeksi dimulai jika ada jalur masuk (port d’entry). Lalu setelah melewati masa inkubasi
yaitu waktu dimana agen infeksi masuk ke dalam tubuh sampai munculnya gejala awal infeksi maka
penderita akan mengalami fase akut. Jadi saat seseorang merasakan timbulnya gejala infeksi maka
sebenarnya agen penyebab infeksi itu sendiri telah masuk ke dalam tubuh beberapa waktu
sebelumnya. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua peradangan memerlukan antibiotik, kalaupun
terjadi infeksi, tidak semua infeksi dapat diobati dengan antibiotik sebab infeksi yang penyebabnya
bukan bakteri tentunya tidak efektif diobati dengan antibiotika.  Setelah fase akut beberapa jenis
infeksi dapat sembuh sendiri (self limiting diseases), ada juga yang sembuh dengan intervensi
antibiotika sedangkan yang lainnya tidur (dormant) menjadi fase kronis dan sewaktu-waktu dapat aktif
kembali.
Secara umum radang dan infeksi memilki perbedaan gejala yang sangat tipis, tetapi dengan
memahami perbedaan ini kita berharap bisa mendapatkan pelayanan pengobatan yang rasional,
efektif dan ekonomis.    (dr.Amran)

Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya
jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit
berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.

Jika infeksi sudah cukup lama maka akan timbuh nanah [pes]. Nanah terbentuk karena
"perang" anatara antibody dengan antigen   sehingga timbullah nanah, jika di
tenggorokan disebut dahak [batuk berdahak]. Dengan pemeriksaan nanah/dahak ini kita
bisa mengetahui jenis antigen yang menyebabkan infeksi. Bagaimana jelaskan apa saja
tanda-tanda infeksi? - Gejala dan Tanda-tanda Infeksi Pada Luka.

Anda mungkin juga menyukai