Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ENTAMOEBA HISTOLYTICA

NAMA : Egidius Aldino

NIM : 1809073

Kelas : B II
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang pantas kami ucapkan kepada Allah SWT, yang
karena bimbingan-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalahparasitologi dengan judul
"Entomoeba Histolytica".
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

waikabubak, 4 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN 
A. Pencernaan
B. pernapasan
BAB III PENUTUP 

DAFTAR PUSTAKA 
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
   Entamoeba Histolytica, merupakan kelompok rhizopoda yang bersifat pathogen dan
menyebabkan penyakit diare amoeba. Diare seperti ini biasanya disertai dengan darah dan lender
akibat infeksi Entamoeba Histolytica.
   Entamoeba Histolytica, merupakan protozoa parasit anaerob, bagian genus Entamoeba.
Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica diperkirakan menulari sekitar 50 juta
orang di seluruh dunia. Banyak buku yang menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi
protozoa ini. Namun sumber lain menyatakan setidaknya 90% dari infeksi ini adalah karena
spesies Entamoeba kedua yaitu E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa menjadi transit
infeksi, tetapi tidak ada bukti mengenai kontribusi nyata untuk terjadinya penularan dari kedua
hewan ini.
   Entamoeba Histolytica,  dapat menyebabkan penyakit infeksi seperti penyakit usus
amuba atau disentri amuba yang di sebabkan oleh protozoa ini. Penyakit infeksi yang disebabkan
oleh protozoa ini merupakan penyakit disentri parah dimana kontaminasi ini dapat
terjadi dikarenakan sistem pembuangan air kotor dan tinja tidak dikelola dengan baik sehingga
dapat mencemari makanan dan minuman. Selain itu perilaku tidak mencuci tangan dengan
menggunakan sabun setelah buang air besar dan penanganan makanan yang belum memenuhi
aspek sanitasi makanan menyebabkan mikroorganisme penyebab diare leluasa menginfeksi host
(manusia).
   Adapun hostpes dari protozoa ini adalah manusia dan nama penyakit yang disebabkan
adalah amebiasis.
   Dengan mempelajari Entamoeba histolytica diharapkan kita mampu
menekan terjadinya penularan infeksi Entamoeba histolytica.
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pencernaan

Siklus hidup dimulai dari manusia menelan makanan/minuman yang terkontaminasi oleh
parasit tersebut, di lambung parasit tersebut tercerna, tinggal bentuk kista yang berinti empat
(kista masak) yang tahan terhadap asam lambung masuk ke usus. Disini karena pengaruh
enzym usus yang bersifat netral dan sedikit alkalis, dinding kista mulai melunak, ketika
kista mencapai bagian bawah ileum atau caecum terjadi excystasi menjadi empat
amoebulae.
Amoebulae tersebut bergerak aktif, menginvasi jaringan dan membuat lesi di usus besar
kemudian tumbuh menjadi trophozoit dan mengadakan multiplikasi disitu, proses ini
terutama terjadi di caecum dan sigmoidorectal yang menjadi tempat habitatnya. Dalam
pertumbuhannya amoeba ini mengeluarkan enzym proteolytic yang melisiskan jaringan
disekitarnya kemudian jaringan yang mati tersebut diabsorpsi dan dijadikan makanan oleh
amoeba tersebut. Amoeba yang menginvasi jaringan menjalar dari jaringan yang mati ke
jaringan yang sehat, dengan jalan ini amoeba dapat memperluas dan memperdalam lesi yang
ditimbulkannya, kemudian menyebar melalui cara percontinuitatum, hematogen ataupun
lymphogen mengadakan metastase ke organ-organ lain dan menimbulkan amoebiasis di
organ-organ tersebut.
Metastase tersering adalah di hepar terutama lewat hematogen.
Setelah beberapa waktu oleh karena beberapa keadaan, kekuatan invasi dari parasit menurun
juga dengan meningkatnya pertahanan dan toleransi dari host maka lesi mulai mengadakan
perbaikan. Untuk meneruskan kelangsungan hidupnya mereka lalu mengadakan encystasi,
membentuk kista yang mula-mula berinti satu, membelah menjadi dua, akhirnya menjadi
berinti empat kemudian dikeluarkan bersama-sama tinja untuk membuat siklus hidup baru
bila kista tersebut tertelan oleh manusia.

B. Pernapasan

Anda mungkin juga menyukai