Sap Emfisema K
Sap Emfisema K
DisusunOleh :
M.Bobby Renaldhy AK118095 Reiza Shifa Octora AK118141
M. Ari Rafly AK118108 Safira Nurkannah AK118159
Nurul Nisa AK118130 Sani Ascipa Sa’adah AK118163
Novia Aprilianti AK118126 Septiani Vena AK118167
Shobari
Poppy Nur Septiani AK118133 Sucia Nofianti Dewi AK118180
Putri Aliza Dwi R A AK118137 Siti Novita AK118176
Rina Melania AK118149 Tanti Rosdiana AK118184
Robi Muhammad F AK118155 M. Rizal Azmi AK118113
Kelas K
Langkah-langkahkegiatan
No Fase Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
1 Persiapan - Mempersiapkan kelas
dan mempersiapkan 10 menit
audience.
LAMPIRAN MATERI
A. PengertianPenyakitParuEmfisema
Emfisema merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai
oleh pelebaran ruang udara di dalam paru-paru disertai destruksi jaringan.
Emfisema adalah suatu penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan
pernafasan yang pendek yang disebabkan oleh kesulitan untuk
menghembuskan seluruh udara keluar dari paru-paru karena tekanan udara
yang berlebihan dari kantung udara di dalam paru-paru (alveoli). Normalnya
ketika bernafas, alveoli mengembang ketika udara masuk untuk pertukaran
gas antara alveoli dan darah. Sewaktu menghembuskan nafas, jaringan elastis
di alveoli menyebabkan alveoli kembali menguncup, memaksa udara untuk
keluar dari paru-paru melalui saluran pernafasan.
Pada emfisema, hilangnya elastisitas yang demikian karena kerusakan
akibat bahan kimia dari asap tembakau atau polutan yang menyebabkan
alveoli berekspansi terus menerus dan udara tidak dapat keluar sama sekali.
Ketika jaringan kehilangan elastisitasnya pada saluran pernafasan kecil di atas
alveoli, hal ini menyebabkan terjadinya pengempisan saluran pernafasan, yang
lebih lanjut lagi dapat membatasi udara mengalir keluar. Pada kasus berat, hal
ini dapat menyebabkan pelebaran rongga dada, yang dikenal dengan nama
barrel chest. Orang yang menderita emfisema biasanya bernafas dengan
mengerutkan bibir karena bibir hanya sedikit terbuka ketika mereka
menghembuskan nafas, meningkatkan tekanan pada saluran pernafasan yang
mengempis dan membukanya, membiarkan udara yang terperangkap agar
dapat dikosongkan. Pengobatan seperti bronkoldilator dan kortikosteroid,
tersedia untuk membantu mengurangi gejala. Berhenti merokok adalah satu-
satunya cara untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari kondisi ini.
B. Tipe-tipe Emfisema
1. Emfisema sentriolobular
Merusak ruang udara pada seluruh asinus dan umunya juga merusak paru-
paru bagian bawah. Tipe ini sering disebut centriacinar emfisema, sering
kali timbul pada perokok. Panacinar timbul pada orang tua dan pasien
dengan defisiensi enzim alfa-antitripsin.
3. Emfisema paraseptal
Merusak alveoli lobus bagian bawah yang mengakibatkan isolasi blebs
(udara dalam alveoli) sepanjang perifer paru-paru. Paraseptal emfisema
dipercaya sebagai sebab dari pneumothorax spontan.
Belum diketahui jelas apakan faktor keturunan berperan atau tidak pada
emfisema kecuali pada penderita dengan defisiensi enzim alfa 1
antitripsin. Kerja enzim ini menetralkan enzim proteolitik yang sering
dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan
paru, karena itu kerusakan jaringan lebih jauh dapat dicegah. Defisiensi
alfa 1 antitripsin adalah satu kelainan yang diturunkan secara autosom
resesif. Orang yang sering menderita emfisema paru adalah penderita yang
memiliki gen S atau Z. Emfisema paru akan lebih cepat timbul bila
penderita tersebut merokok.
3. Infeksi
5. Polusi
Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Insiden dan
angka kematian emfisema bisa dikatakan selalu lebih tinggi di daerah yang
padat industrialisasi, polusi udara seperti halnya asap tembakau, dapat
menyebabkan gangguan pada silia menghambat fungsi makrofag alveolar.
Sebagai faktor penyebab penyakit, polusi tidak begitu besar pengaruhnya
tetapi bila ditambh merokok resiko akan lebih tinggi.
6. Pengaruh usia