Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN PERNAFASAN


PPOK ( EMFISEMA PULMONARI )
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1

DisusunOleh :
M.Bobby Renaldhy AK118095 Reiza Shifa Octora AK118141
M. Ari Rafly AK118108 Safira Nurkannah AK118159
Nurul Nisa AK118130 Sani Ascipa Sa’adah AK118163
Novia Aprilianti AK118126 Septiani Vena AK118167
Shobari
Poppy Nur Septiani AK118133 Sucia Nofianti Dewi AK118180
Putri Aliza Dwi R A AK118137 Siti Novita AK118176
Rina Melania AK118149 Tanti Rosdiana AK118184
Robi Muhammad F AK118155 M. Rizal Azmi AK118113

Kelas K

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Masalah Keperawatan : Emfisema salah satu kelompok penyakit yang menjadi masalah
di Indonesia.
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I
Pokok Bahasan : Empisema Pulmonari
Sasaran : Audien SGD kelas k
Waktu : 40 menit
Hari/Tanggal : 16 September 2019
Tempat : Di kelas

I. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang emfisema selama 40 menit para audien bisa
memahami tentang penyakit emfisema.

II. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah diberi penyuluhan/pendidikan kesehatan/pembelajaran selama 40 menit
diharapkan sasaran dapat:
1. Mengetahui definisi tentang penyakit emfisema
2. Mengetahui tipe-tipe penyakit emfisema
3. Mengetahui penyebab penyakit emfisema
4. Menyebutkan tanda-tanda dan gejala penyakit emfisema
5. Mengetahui patofisiologi penyakit emfisema
6. Mengetahui komplikasi penyakit emfisema
7. Mengetahui prognosi penyakit emfisema
8. Menjelaskan cara pencegahan penyakit emfisema
9. Menjelaskan pengobatan penyakit emfisema

III. Pokok Materi Penyuluhan


1. Definisi penyakit emfisema
2. Tipe-tipe penyakit emfisema
3. Penyebab penyakit emfisema
4. Tanda-tanda dan gejala penyakit emfisema
5. Patofisiologi penyakit emfisema
6. Komplikasi penyakit emfisema
7. Prognosis penyakit emfisema
8. Cara pencegahan penyakit emfisema
9. Pengobatan penyakit emfisema

IV. Kegiatan Belajar Mengajar


Metode : Presentasi, diskusi, dan tanya jawab
Media : Leaflet, PPT, Poster

Langkah-langkahkegiatan
No Fase Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
1 Persiapan - Mempersiapkan kelas
dan mempersiapkan 10 menit
audience.

- Memberikan salam dan - Menjawab salam


memperkenalkan diri dan
menyampaikan maksud memperhatikan
dan tujuan mendengarkan

- Apersepsi dengan - Menyampaikan


menanyakan definisi apa yang
penyakit emfisema diketahui tentang
definisi penyakit
emfisema

2 Proses - Membuka pendidikan - Memperhatikan 25 menit


kesehatan dengan dan
menyampaikan tujuan memperkenalkan
dan memperkenalkan diri
diri

- Menjelaskan pada - Memperhatikan


audien tentang penyakit penjelasan pemateri
emfisema, tipe-tipe,
penyebab, tanda dan
gejala, patofisiologi,
komplikasi, prognosi,
pencegahan , serta
pengobatan penyakit
emfisema

- Tanya jawab - Audien bertanya


pada pemateri
3 Penutup - Melakukan evaluasi hasil Memperhatikan dan 5 menit
pendidikan kesehatan, menjawab salam
menyimpulkan materi
yang telah diberikan

- Memberi salam penutup


V. Evaluasi
 Prosedur : Pre dan Post tes
 Bentuk : Pertanyaan
 Jenis tes : Demonstrasi
 Butiran soal
1. Apa definisi emfisema
2. Sebutkan tipe-tipe empisema
3. Sebutkan penyebab penyakit emfisima
4. Sebutkan tanda dan gejala penyakit emfisema
5. Apa saja yang dilakukan untuk mencegah penyakit emfisema
6. Sebutkan pengobatan apa saja yang dilakukan untuk penyakit
emfisema

VI. Lampiran Materi


1. Definisi penyakit emfisema
2. Tipe-tipe penyakit emfisema
3. Penyebab penyakit emfisema
4. Tanda-tanda dan gejala penyakit emfisema
5. Patofisiologi penyakit emfisema
6. Komplikasi penyakit emfisema
7. Prognosis penyakit emfisema
8. Cara pencegahan penyakit emfisema
9. Pengobatan penyakit emfisema

LAMPIRAN MATERI

A. PengertianPenyakitParuEmfisema
Emfisema merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai
oleh pelebaran ruang udara di dalam paru-paru disertai destruksi jaringan.
Emfisema adalah suatu penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan
pernafasan yang pendek yang disebabkan oleh kesulitan untuk
menghembuskan seluruh udara keluar dari paru-paru karena tekanan udara
yang berlebihan dari kantung udara di dalam paru-paru (alveoli). Normalnya
ketika bernafas, alveoli mengembang ketika udara masuk untuk pertukaran
gas antara alveoli dan darah. Sewaktu menghembuskan nafas, jaringan elastis
di alveoli menyebabkan alveoli kembali menguncup, memaksa udara untuk
keluar dari paru-paru melalui saluran pernafasan.
Pada emfisema, hilangnya elastisitas yang demikian karena kerusakan
akibat bahan kimia dari asap tembakau atau polutan yang menyebabkan
alveoli berekspansi terus menerus dan udara tidak dapat keluar sama sekali.
Ketika jaringan kehilangan elastisitasnya pada saluran pernafasan kecil di atas
alveoli, hal ini menyebabkan terjadinya pengempisan saluran pernafasan, yang
lebih lanjut lagi dapat membatasi udara mengalir keluar. Pada kasus berat, hal
ini dapat menyebabkan pelebaran rongga dada, yang dikenal dengan nama
barrel chest. Orang yang menderita emfisema biasanya bernafas dengan
mengerutkan bibir karena bibir hanya sedikit terbuka ketika mereka
menghembuskan nafas, meningkatkan tekanan pada saluran pernafasan yang
mengempis dan membukanya, membiarkan udara yang terperangkap agar
dapat dikosongkan. Pengobatan seperti bronkoldilator dan kortikosteroid,
tersedia untuk membantu mengurangi gejala. Berhenti merokok adalah satu-
satunya cara untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari kondisi ini.

B. Tipe-tipe Emfisema
1. Emfisema sentriolobular

Merupakan tipe yang sering muncul dan memperlihatkan kerusakan


bronkiolus, biasanya pada daerah paru-paru atas. Inflamasi merambah
sampai bronkiolus tetapi biasanya kantung alveolus tetap bersisa.
2. Emfisema panlobular (panacinar)

Merusak ruang udara pada seluruh asinus dan umunya juga merusak paru-
paru bagian bawah. Tipe ini sering disebut centriacinar emfisema, sering
kali timbul pada perokok. Panacinar timbul pada orang tua dan pasien
dengan defisiensi enzim alfa-antitripsin.
3. Emfisema paraseptal
Merusak alveoli lobus bagian bawah yang mengakibatkan isolasi blebs
(udara dalam alveoli) sepanjang perifer paru-paru. Paraseptal emfisema
dipercaya sebagai sebab dari pneumothorax spontan.

C. Penyebab Penyakit Paru Emfisema


1. Merokok

Merokok merupakan penyebab utama emfisema. Terdapat hubungna yang


erat antara merokok dan penurunan volume ekspirasi paksa (FEV)
(Nowak, 2004).
2. Keturunan

Belum diketahui jelas apakan faktor keturunan berperan atau tidak pada
emfisema kecuali pada penderita dengan defisiensi enzim alfa 1
antitripsin. Kerja enzim ini menetralkan enzim proteolitik yang sering
dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan
paru, karena itu kerusakan jaringan lebih jauh dapat dicegah. Defisiensi
alfa 1 antitripsin adalah satu kelainan yang diturunkan secara autosom
resesif. Orang yang sering menderita emfisema paru adalah penderita yang
memiliki gen S atau Z. Emfisema paru akan lebih cepat timbul bila
penderita tersebut merokok.
3. Infeksi

Infeksi dapat menyebabkan kerusakan paru lebih hebat sehingga gejala-


gejalanya pun menjadi lebih berat. Infeksi saluran pernafasan atas pada
seorang penderita bronkhitis kronis hampir selalu melipatkan infeksi paru
bagian bawah, dan menyebabkan kerusakan paru bertambah. Eksaserbasi
bronkhitis kronis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus, yang
kemudian menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri.
4. Hipotesis Elastase-Antielastase

Di dalam paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase dan


antielastase agar tidak terjadi kerusakan jaringan. Perubahan
keseimbangan antara keduanya akan menimbulkan kerusakan pada
jaringan elastis paru. Struktur paru akan berubah dan timbulah emfisema.
Sumber elastase yang penting adalah pankreas, sel-sel PMN, dan
makrofag alveolar (pulmonary alveolar macrophag-PAM). Rangsangan
pada paru antara lain asap rokok dan infeksi menyebabkan elastase
bertambah banyak. Aktivitas sistem antielastase, yaitu sistem enzim alfa 1-
protease-inhibitor terutama enzim alfa 1-antitripsin menjadi menurun.
Akibat yang ditimbulkan karena tidak ada lagi keseimbangan antara
elastase dan antielastase akan menimbulkan kerusakan jaringan elastis
paru dan kemudian emfisema.

5. Polusi

Polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Insiden dan
angka kematian emfisema bisa dikatakan selalu lebih tinggi di daerah yang
padat industrialisasi, polusi udara seperti halnya asap tembakau, dapat
menyebabkan gangguan pada silia menghambat fungsi makrofag alveolar.
Sebagai faktor penyebab penyakit, polusi tidak begitu besar pengaruhnya
tetapi bila ditambh merokok resiko akan lebih tinggi.
6. Pengaruh usia

D. Tanda dan Gejala Emfisema Paru


1. Sesak napas
2. Batuk kronis
3. Sering merasa gelisah
4. Penurunan berat badan
5. Sering merasa kelelahan
6. Berkurangnya nafsu makan
7. Edema
8. Penurunan kemampuan untuk berolahraga

E. Patofisiologi Emfisema Paru


Emfisema merupakan kelainan dimana terjadi kerusakan pada dinding
alveolus yang akan menyebabkan over distensi permanen ruang udara.
Perjalanan udara akan terganggu akibat dari perubahan ini. Kesulitan selama
ekspirasi pada emfisema merupakan akibat dari adanya destruksi dinding
(septum) diantara alveoli, jalan napas kolaps sebagian, dan kehilangan
elastisitas untuk mengerut atau recoil. Pada saaat alveoli dan septum kolaps,
udara akan tertahan diantara ruang alveolus (disebut blebs) dan diantara
parenkim paru-paru (disebut bullae). Proses ini akan menyebabkan
meningkatkan ventilatori pada ‘dead space’ atau area yang tidak mengalami
pertukaran gas atau darah.
Kerja napas meningkat dikarenakan terjadinya kekurangan fungsi jaringan
paru-paru untuk melakukan pertukaran O2 dan CO2. Emfisema juga
menyebabkan destruksi kapiler paru-paru, selanjutnya terjadi penurunan
perfusi O2 dan penurunan ventilasi. Emfisemamasih dianggap normal jika
sesuai dengan usia, tetapi jika hal ini timbul pada pasien yang berusia muda
biasanya berhubungan dengan bronkhitis kronis dan merokok.

F. Komplikasi Emfisema Paru


1. Sering mengalami infeksi ulang pada saluran pernafasan
2. Daya tahan tubuh kurang sempurna
3. Proses peradangan yang kronis di saluran napas
4. Tingkat kerusakan paru makin parah.
5. Pneumonia
6. Atelaktasis
7. Meningkatkan resiko gagal nafas pada pasien.

G. Prognosis Empisema paru


Prognosis jangka pendek maupun jangka panjang bergantung pada umur dan
gejala klinis waktu berobat.
Penderita yang berumur kurang dari 50 tahun dengan :
1. Sesak ringan, 5 tahun kemudian akan terlihat ada perbaikan.
2. Sesak sedang, 5 tahun kemudian 42 % penderita akan sesak lebih berat dan
meninggal.
H. Pencegahan Emfisema paru
1. Berhenti merokok.
2. Menghindari hal-hal yang membuat iritasi pada pernapasan seperti asap
knalpot dan lain sebagainya.
3. Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan kapasitas paru-paru.
4. Menghindari diri dari udara yang dingin karena mampu menghambat
pernapasan.
5. Makanlah makanan yang mengandung banyak nutrisi.

I. Pengobatan Emfisema Paru

Jenis obat yang diberikan pada penderita emfisema paru adalah


1. Bronkodilaor
2. Terapi aerosol
3. Pengobataninfeksi
4. Kortikosteroid
5. oksigenisasi
DAFTAR PUSTAKA

Baughman,D.C& Hackley,J.C.2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Mills,John& Luce,John M.1993. Gawat Darurat Paru-Paru.Jakarta : EGC

Somantri irman. 2007. Keperawatan medikal bedah Asuhan Kperawatan dengan


Ganguuan Sisem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai