Anda di halaman 1dari 60

Sistem

Pencernaan

SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Proses pencernaan dasar
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memin-
I Komponen sistem pencernaan
dahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan
I Mekanisme umum regulasi fungsi pencernaan
yang kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh.
MULUT
Makanan yang ditelan merupakan sumber energi
I Mengunyah
atau bahan bakar yang esensial. Bahan bakar tersebut
I Sekresi liur
digunakan oleh sel untuk menghasilkan AIP untuk
FARING DAN ESOFAGUS melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan
I Menelan energi, misalnya transpor aktif, kontraksi, sintesis,
LAMBUNG dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber ba-
I Motilitas lambung han baku untuk memperbarui dan menambah ja-
I Sekresi lambung ringan rubuh.
I Pencernaan di lambung Tindakan makan tidak secara oromatis menye-
I Penyerapan oleh lambung babkan molekul-molekul jadi yang ada di makanan
SEKRESI PANKREAS DAN EMPEDU tersedia bagi sel tubuh sebagai sumber bahan bakar
I Pankreas eksokrin atau bahan baku. Makanan mula-mula harus di-
I Hati dan sistem empedu
cerna, atau diuraikan secara biokimiawi, menjadi
molekul-molekul kecil sederhana yang dapat diserap
USUS HALUS
dari saluran cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk
I Motilitas usus halus
didistribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal,
I Sekresi usus halus
95o/o dari makanan yang tertelan dapat digunakan
I Pencernaan di usus halus
oleh tubuh. Karena itu, rangkaian dalam akuisisi
I Penyerapan oleh usus halus
nutrien adalah ingesti, pencernaan, penyerapan, dis-
USUS BESAR tribusi, dan pemakaian.
I Motilitas usus besar Di bab ini mula-mula akan disajika.n gambaran
I Sekresi usus besar menyeluruh tenrang sistem pencernaan yaitu fitur-
I Bakteri kolon fitur umum berbagai komponen sistem sebelum kita
I Penyerapan oleh usus besar memulai pembahasan detil saluran cerna dari awal
I Komposisi tinja hingga akhir.
GAMBARAN UMUM HORMON PENCERNAAN

I Sistem pencernaan melakukan empat


proses pencernaan dasar.

Terdapat empat proses pencernaan dasar: motilitas,


se hres i, p encernaan, dan p eryr era? an.

MOTILITAS
Kata motilitas merujuk kepada kontraksi otor yang
mencampur dan mendorong maju isi saluran cerna.

541
Seperti otot polos pembuluh darah, otot polos di dinding Selain itu, sel-sel endokrin yang terletak di dinding
saluran cerna mempertahankan suatu kontraksi tingkat saluran cerna mensekresikan hormon pencernaan ke dalam
rendah yang menetap yang dikenal sebagai tonus. Tonus darah yang membantu pengontrolan motilitas pencernaan
penting untuk mempertahankan tekanan tetap pada isi dan sekresi kelenjar eksokrin.
saluran cerna serta untuk mencegah dindingnya teregang
permanen setelah mengalami distensi. PENCERNAAN
Pada aktivitas tonus yang tetap ini terdapat dua tipe da- Manusia mengonsumsi tiga kategori biokimiawi bahan ma-
sar motilitas saluran cerna: gerakan mendorong (propulsif) kanan kaya energi: karbohidrat, protein, dan lemak. Molekul-
dan gerakan mencampur. Gerahan propulsif mendorong maju molekul besar ini tidak dapat melewati membran plasma
isi saluran cerna, dengan kecepatan pergerakan bervariasi utuh untuk diserap dari lumen saluran cerna ke dalam darah
bergantung pada fungsi yang dilakukan oleh berbagai bagian atau limfe. Kata peircernaan (digestion) merujuk kepada
saluran cerna. Jadi, isi terdorong maju di suatu segmen penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan menjadi
dengan kecepatan yang sesuai agar segmen tersebut dapat satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap, oleh enzim-
melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh, transit makanan enzim yang diproduksi di dalam sisrem pencernaan, sebagai
melalui esofagus berlangsung cepat, yang sesuai karena struk- berikut:
tur ini hanya berfungsi sebagai saluran dari mulut ke lam-
bung. Sebagai perbandingan, di usus halus - tempat utama 1. Bentuk paling sederhana karbohidrat adalah gula seder-
pencernaan dan penyerapan - isi bergerak maju dengan lam- hana ataumonosakarida (molekul "satu gula'), misalnya
bat, menyediakan waktu untuk penguraian dan penyerapan glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam keadaan
makanan. normal sangat sedikit ditemukan dalam makanan (lihat
Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, h. A-13). Sebagian besar karbohidrat yang kita telan
dengan mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerak- berada dalam bentuk polisakarida (molekul "banyak
an ini meningkatkan pencernaan makanan. Kedua, gerakan ini guld'), yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa
mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian yang saling berikatan. Polisakarida yang paling umum
isi saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna. dikonsumsi adalah tepung yang berasal dari sumber
Pergerakan bahan melalui sebagian besar saiuran cerna tanaman. Selain itu, daging mengandung glikogen,
terjadi berkat kontraksi otot polos di dinding organ-organ polisakarida bentuk simpanan dari glukosa di otot. Se-
pencernaan. Pengecualiannya adalah di ujung-ujung saluran lulosa, polisakarida lain dalam makanan, yang ditemu-
mulut di bagian pangkal esofagus di awal dan sfingter ani kan di dinding tumbuhan, tidak dapat dicerna menjadi
-
eksrernus di akhir monosakarida-monosakarida konstituennya oleh getah
- di mana motiliras lebih melibatkan orot
rangka daripada aktivitas otot polos. Karena itu, tindakan pencernaan yang dikeluarkan oleh manusia; karena itu,
mengunyah, menelan, dan defekasi memiliki komponen vo- karbohidrat ini membentu,k serat yang tidak rercerna,
lunter karena otot rangka berada di bawah kontrol sadar. atat " bulk" makanan kita. Selain polisakarida, sumber
Sebaliknya, motilitas di seluruh saluran lainnya dilaksanakan karbohidrat lain yang lebih sedikit dalam makanan
oleh otot polos yang dikontrol oleh mekanisme involunter adalah dalam bentuk disakarida (molekul "dua gula'),
kompleks. termasuk sukrosa (gula pasir, yang terdiri dari satu mo-
lekul glukosa dan satu fruktosa) dan laktosa (gula susu
yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu galak-
SEKRESI tosa). Melalui proses pencernaan, repung, glikogen, dan
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen disakarida diubah menjadi monosakarida konstituen-
saluran cerna oleh kelenjar eksokrin (lihat h. 4) di sepanjang konstituennya, terutama glukosa dengan sejumlah kecil
perjalanan, masing-masing dengan produk sekretorik spe- fruktosa dan galaktosa. Monosakarida ini adalah satuan
sifik. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, karbohidrat yang dapat diserap.
dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses Protein dalam makanan terdiri dari berbagai kombinasi
pencernaan, misalnya enzim, garam empedu, atau mukus. asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida (lihat
Sel-sel sekretorik mengekstraksi dari plasma sejumlah besar h. A-16). Melalui proses pencernaan, protein diuraikan
air dan bahan mentah yang diperlukan untuk menghasilkan terutama menjadi asam-asam amino konstituennya serta
sekresi tertentu tersebut. Sekresi semua getah pencernaan beberapa polipeptida kecil (beberapa asam amino yang
memerlukan energi, baik untuk transpor aktif sebagian bahan disatukan oleh ikatan peptida). Keduanya adalah satuan
mentah ke dalam sel (yang lain berdifusi secara pasif) mau- protein yang dapat diserap.
pun untuk sintesis produk sekretorik oleh retikulum endo- Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam
plasma. Pada rangsangan saraf atau hormon yang sesuai, bentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri dari
sekresi dibebaskan ke dalam lumen saluran cerna. Dalam satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak melekat
keadaaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam padanya (tri artinya 'tigd') (lihat h. A- 1 3). Selama pencer-
suatu bentuk kembali ke darah setelah ikut serta dalam proses naan, dua dari tiga molekul asam lemak tersebut ter-
pencernaan. Kegagalan reabsorpsi ini (misalnya karena mun- pisah, meninggalkan satu monogliserida, satu molekul
tah atau diare) menyebabkan hilangnya cairan yang "di- gliserol dengan satu molekul asam lemak melekat pada-
pinjam' dari plasma ini. nya (mono artinya "satu"). Karena itu, produk akhir

542 Bab 16
OH HOH HOH
Gambar 16-1 Maltosa Glukosa Glukosa
Contoh hidrolisis. Dalam contoh ini, disakarida maltosa (produk penguraian antara dari polisakarida) diuraikan menjadi dua
molekul glukosa dengan penambahan H,O di tempat ikatan.

pencernaan Iemak adalah monogliserida dan asam le- berkontraksi normal'. Saluran cerna, yang berjalan di bagian
mak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. tengah tubuh, mencakup organ-organ berikut (Thbel 16-l):
mulur, faring (tenggorokan); esofagus; lambung; usus halus
Pencernaan dilaksanakan oleh proses hidrolisis ("p.ng-
(terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum); usus besar (se-
uraian oleh air"; lihat h. A-17) enzimatik. Dengan menam-
hum, apendiks, bolon, dan rektum); dan anus. Meskipun
bahkan HrO di tempat ikatan, enzim-enzim dalam sekresi
organ-organ ini bersambungan satu sama lain namun di-
pencernaan menguraikan ikatan-ikatan yang menyatukan
anggap sebagai enriras terpisah karena modifikasi regional,
subunit-subunit molekular di dalam molekul nurrien se-
yang memungkinkan organ-organ tersebut melaksanakan
hingga terjadi pembebasan molekul-molekul kecil (Gambar
aktivitas pencernaan spesifik.
16-1). Pada proses hidrolisis terjadi pengeluaran HrO di tem-
Karena saluran cerna berlanjut dari mulut hingga ke
pat ikatan yang semula menyatukan subunit-subunit kecil
anus maka lumen saluran ini, seperti lumen sedotan, ber-
ini untuk membentuk molekul nutrien. Hidrolisis mengganti
hubungan dengan lingkungan eksternal. Karenanya, isi di
HrO dan membebaskan unit-unit kecil molekul makanan
dalam Iumen saluran cerna secara teknis berada di luar tubuh,
yang dapat diserap. Enzim-enzim pencernaan bersifat spesifik
seperti soda yang anda hisap melalui sedotan bukan me-
untuk ikatan yang dapat dihidrolisis. Sewaktu bergerak me-
rupakan bagian dari sedotan itu. Hanya setelah diserap dari
lalui saluran cerna, makanan menjadi subyek berbagai enzim,
lumen menembus dinding saluran cerna bahan tersebut di,
yang masing-masing menguraikan molekul makanan lebih
anggap sebagai bagian dari tubuh. Hal ini penting karena
lanjut. Dengan cara ini, molekul-molekul makanan yang
kondisi-kondisi yang esensial bagi proses pencer4aan dapat
besar diubah menjadi unit-unit kecil yang dapat diserap
ditoleransi di lumen saluran cerna tetapi tidak dapat di,
melalui proses bertahap progresif, seperri ialur perakitan
toleransi di dalam tubuh sejati. Perhatikan contoh berikut:
yang berjalan terbalik, seiring dengan terdorong majunya isi
saluran cerna. I pH isi Iambung turun hingga serendah 2 akibat sekresi
asam hidroklorida (HCl) oleh lambung, namun di dalam
PENYERAPAN cairan tubuh kisaran pH yang memungkinkan hidup adalah
Di usus halus, pencernaan telah tuntas dan terjadi sebagian 6,8 sampai 8,0.
besar penyerapan. Melalui proses penyerapzrn, unit-unit I Enzim pencernaan yang menghidrolisis protein dalam
kecil makanan yang dapat diserap yang dihasilkan oleh makanan juga dapat menghancurkan jaringan tubuh yang
pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, memproduksinya. (Protein adalah komponen struktural uta-
dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah atau ma sel). Karena itu, setelah enzim-enzim ini disintesis dalam
limfe. Sewaktu kita meneliti saluran cerna dari awal hingga bentuk inaktif, mereka tidak akan diaktifkan sampai men-
akhir, kita akan membahas empar proses motilitas, sekresi, capai lumen, tempat enzim-enzim ini menyerang makanan
pencernaan, dan penyerapan yang berlangsung di masing- yang sebenarnya berada di luar tubuh (yaitu, di dalam lu-
masing organ pencernaan (Thbel 16-1). men) sehingga jaringan tubuh terlindung dari proses pencer-
naan diri,
I Di bagian bawah usus keluar kuadrilion mikroorganisme
I Sistem pencernaan dibentuk oleh salurbn cerna hidup yang normalnya tidak berbahaya dan bahkan berman-
dan organ pencernaan tambahan. faat, namun jika mikroorganisme yang sama ini masuk ke tu-
buh sejati (seperti yang dapat terjadi pada ruptur apendiks),
Sistenr pencernaan terdiri dari saluran cerna (atau traktus mereka dapat sangat berbahaya atau bahkan memarikan.
digestiuus) plus organ pencerna.rn tambahan termasuk [r-
lenjar liur, pankreas eksokrin, dan sistem empedu, yang terdiri
lKarena saluran cerna yang tidak
dari hati dan kandung empedu. Organ-organ eksokrin ini berkontraksi pada mayat memiliki
panjang sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan saluran yang
terletak di luar saluran cerna dan mengalirkan sekresinya
berkontraksi pada keadaan hidup, maka buku-buku teks anatomi
melalui duktus ke dalam lumen saluran cerna. menunjukkan bahwa saluran cerna memiliki panjang 30 kaki
Saluran cerna pada hakikatnya adalah suatu tabung/ dibandingkan dengan panjang 15 kaki yang diperlihatkan di buku-
selang dengan panjang sekitar 4,5 m (15 kaki) dalam keadaan buku teks ilmu faal.

Sistem Pencernaan 643


Tabel 16-r :
't
;',

Anatomi dan fungsi Berbagai Komponen Sistem Pencernaan

ORGAN PENCERNAAN
Mulut dan Kelenjar Liur

Faring dan Esofagus


Lambung
Saluran hidung ")v''
.":
Mulut

Kelenjar liur

Faring Pankreas eksokrin

faringoesofagus

Trakea
Hati
Esofagus

gastroesofagus

Hati
Usus Halus
Lambung

Kandung empedu

Pankreas

Duodenum
Usus Besar
Kolon desendens

Kolon transversum

Kolon asendens

Jejunum

Sekum

lleum

Apendiks

Koloid sigmoid

Rektum

Anus

644 Bab 16
MOTILITAS SEKRESI PENCERNAAN PENYERAPAN
Mengunyah Liur Pencernaan karbohidrat Makanan tidak; beberapa
I Amilase dimulai obat-misalnya, n itrog iserin
I

I Mukus
I Lisozim
Menelan Mukus Tidak ada Tidak ada
Relaksasi reseptif; Getah lambung Pencernaan karbohidrat Makanan tidak; beberapa
peristalsis I HCI berlanjut di korpus lambung; bahan larut lemak, misalnya
I Pepsin pencernaan protein dimulai di alkohol dan aspirin
I Mukus antrum lambung
I Faktor intrinsik

Tidak berlaku Enzim pencernaan pankreas Enzim-enzim pankreas ini Tidak berlaku
I Tripsin,kimotripsin. menyelesaikan pencernaan di
karboksipeptidase lumen duodenum
I Amilase
I Lipase
Sekresi NaHCO, pankreas
Tidak berlaku Empedu Empedu tidak mencerna Tidak berlaku
I Garam empedu apapun, tetapi garam empedu
I Sekresi basa mempermudah pencernaan
I Bilirubin dan penyerapan lemak di
lumen duodenum

Segmentasi; migrating Sukus enterikus Di lumen. di bawah pengaruh Semua nutrien, sebagian
motility complex I Mukus enzim pankreas dan empedu, besar elektrolit, dan air
I Garam pencernaan karbohidrat dan
(Enzim-enzim usus halus tidak protein berlanjut dan
disekresikan tetapi berfungsi pencernaan lemak telah
di dalam membran brush- tuntas; di brush border,
border - disakaridase dan pencernaan karbohidrat dan
aminopeptidase) lemak selesai.
Kontraksi haustra, Mukus Tidak ada Garam dan air; mengubah isi
pergerakan massa menjadi tinja

Sistem Pencernaan 645


I . Makanan adalah partikel asing kompleks yang akan terdapat anyaman saraf yang dikenal sebagai pleksus subrnu-
diserang oleh sistem imun jika berkontak dengan tubuh kosa (pleksus artinya "anyaman").
sejati. Namun, makanan dicerna di dalam lumen menjadi
unit-unit yang dapat diserap misalnya glukosa, asam amino, MUSKULARIS EKSTERNA
dan asam lemak yang tidak dapat dibedakan dari molekul-
Muskularis eksterna, selubung otot polos utama saluran
molekul kaya energi sederhana yang sudah ada di tubuh.
cerna, mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran
cerna, muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan: lapisan
sirhular dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat di
I Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan otot polos dalam (di samping submukosa) meng€-
lapisan.
lilingi saluran. Kontraksi serat-serar melingkar ini mengu-
Dinding saluran cerna memiliki struktur umum yang sama rangi garis tengah lumen, mempersempit saluran di titik
di seluruh panjangnya dari esofagus sampai anus, dengan kontraksi. Kontraksi serat di lapisan luar, yang berjalan longi-
beberapa variasi lokal khas untuk masing-masing bagian. tudinal di sepanjang saluran cerna, memperpendek saluran.
Potongan melintang saluran cerna memperlihatkan empat Bersama-sama, aktivitas kontraktil kedua lapisan otot polos
lapisan jaringan utama (Gambar 16-2, h. 647).Dari lapisan ini menghasilkan gerakan mendorong dan mencampur.
paling dalam ke arah luar adalah mukosa, submukosa, mus- Anyaman saraf lain, pleksus mienterihus, terletak di antara
hularis ehsterna, dan serosa. kedua lapisan otot (mio artinya "otot" ; enterik artinya "usus").
Bersama-sama, pleksus submukosa dan mienterikus, disertai
hormon dan mediator kimiawi lokal, membantu mengatur
MUKOSA
aktivitas usus lokal.
Mukosa melapisi permukaan luminal saluran cerna. Bagian
ini dibagi menjadi tiga lapisan:
SEROSA
I Komponen primer mukosa adalah membran mukosa,
Jaringan ikat paling luar yang menutupi saluran cerna adalah
suatu lapisan epitel sebelah dalam yang berfungsi sebagai
serosa, yang mengeluarkan cairan encer licin (cairan serosa)
permukaan protektifl Lapisan ini juga mengalami modifikasi
yang melumasi dan mencegah gesekan antara organ-organ
di bagian-bagian tertentu untuk sekresi dan absorpsi. Mem- pencernaan dan visera di sekitarnya. Hampir di seluruh pan-
bran mukosa mengandung sel helenjar eksokrin untuk sekresi jang saluran cerna, serosa bersambungan dengan mesente-
getah pencernaan, sel helenjar endokrin untuk sekresi hormon
rium, yang menggantung organ-organ pencernaan dari din-
pencernaan ke dalam darah, dan sel epitelyangkhusus untuk
ding dalam rongga abdomen seperti ambin (Gambar 15-2).
menyerap nutrien yang telah tercerna.
Perlekatanini menghasilkan fiksasi relatif, menopang organ-
I Lamina propria adalah lapisan tengah tipis jaringan organ pencernaan di posisinya yang benar, sementara tetap
ikat tempat epitel berada. Lapisan ini mengandung gut- memberi mereka kebebasan untuk melakukan gerakan men-
associated lymphoid tissue (GALI), y^ng penting dalam
campur dan mendorong.
pertahanan terhadap bakteri usus penyebab penyakit (lihat
h.448).
I Muskularis mukosa, lapisan otot polos yang jarang,
adalah lapisan mukosa terluar yang terletak di samping sub-
I Regulasi fungsi pencernaan bersifat kompleks
mukosa
dan sinergistik.

Permukaan mukosa umumnya berlipatJipat, dengan Motilitas dan sekresi pencernaan diatur secara cermat untuk
banyak bukit dan lembah yang sangat meningkatkan luas memaksimalkan pencernaan dan penyerapan makanan yang
permukaan yang tersedia untuk penyerapan. Derajat pelipat- masuk. Empat faktor berperan dalam mengatur fungsi sistem
an ini bervariasi di bagian saiuran cerna yang berbeda, yaitu pencernaan: (1) fungsi oronom otot polos, (2) pleksus saraf
paling ekstensifdi usus halus tempat penyerapan berlangsung intrinsik, (3) saraf ekstrinsik, dan (4) hormon pencernaan.
maksimal, dan paling sedikit di esofagus yang hanya ber-
fungsi sebagai saluran transit. Pola pelipatan mukosa dapat FUNGSI OTONOM OTOT POLOS
dimodifikasi oleh kontraksi muskularis mukosa. Hal ini pen-
Seperti sel-sel otot jantung yangyang dapat tereksitasi sen-
ting untuk memajankan daerah-daerah yang berbeda pada
diri, sebagian dari sel-sel otot polos adalah sel pemacu yang
permukaan absorptif ke isi lumen.
memperlihatkan variasi ritmik spontan potensial membran.
Jenis utama aktivitas listrik spontan di otot polos pencernaan
SUBMUKOSA adalah (potensial gelombang lambat) (lihat h. 315), yang
Submukosa ("di bawah mukosa") adalah lapisan tebal ja- juga dinamai basic elecnical rhythm (BER, irama listrik
ringan ikat yang menentukan daya regang dan elastisitas sa- dasar) saluran cerna. Sel-sel mirip sel otot tetapi tidak ber-
luran cerna. Bagian ini mengandung pembuluh darah besar kontraksi yang dikenal sebagai sel interstisium Cajal adalah
dan pembuluh limfe, di mana keduanya membentuk cabang- sel pemacu yang memicu aktivitas gelombang lambat siklik.
cabang ke arah dalam ke lapisan mukosa dan ke arah luar ke Sel-sel pemacu ini terletak di batas antara lapisan otot polos
lapisan otot tebal di sekitarnya. Di dalam submukosa juga longitudinal dan sirkular. Gelombang lambat bukan poten-

546 Bab 16
sial'aksi dan tidak secara langsung memicu kontraksi otot; Jika titik awal berada dekat dengan tingkat ambang, seperti
gelombang ini adalah fluktuasi potensial aksi ritmik beralun ketika terdapat makanan di saluran cerna, maka puncak ge-
yang secara siklis memba#a membran mendekati atau men- lombang lambat depolarisasi akan mencapai ambang sehing-
jauhi potensial ambang. Alunan gelombang iambat ini di- ga frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil yang me-
percayai disebabkan oleh variasi siklik pelepasan Ca2- dari nyertainya meningkat. Sebaliknya, jika titik awal jauh dari
retikulum endoplasma dan penyerapan Ca2* oleh mitokon- ambang, seperti ketika tidak terdapat makanan, maka kecil
dria sel pemacu. Jika gelombang ini mencapai ambang di kemungkinannya tercapai ambang sehingga frekuensi poten-
puncak depolarisasi maka di setiap puncak terpicu potensial sial aksi dan aktivitas kontraksi berkurang.
aksi sehingga terjadi siklus-siklus kontraksi otot yang ber- Kecepatan (frekuensi) aktivitas kontraktil ritmik spontan
irama. saluran cerna, misalnya peristalsis di lambung, segmentasi di
Seperti otot jantung, lembaran-lembaran sel otot polos usus halus, dan kontraksi haustra di usus besaq bergantung
tersebut dihubungkan oleh taut celah yang dapat dialiri oleh pada laju inheren yang diciptakan oleh sel-sel pemacu yang
ion-ion bermuatan listrik (lihat h. 66). Dengan cara ini, akti- terlibat. (Perincian spesifik mengenai kontraksi ritmik ini
vitas listrik yang dimulai di sel pemacu saluran cerna menye- akan dibahas ketika kita membicarakan organ-organ yang
bar ke sei-sel otot polos kontraktil di sampingnya. Selain itu, bersangkutan). Intensitas (kekuatan) kontraksi bergantung
bukti baru mengisyaratkan bahwa aktivitas listrik ini juga pada jumlah potensial aksi yang terjadi ketika potensial ge-
dapat menyebar melalui sistem saraf enterik, yang akan segera lombang lambat mencapai ambang, yang selanjutnya ber-
dijelaskan. Karena itu, keseluruhan lembaran oror berperi- gantung pada seberapa lama ambang dipertahankan. Di
laku seperti suatu sinsitium fungsional, mengalami eksitasi ambang, terjadi pengaktifan saluran Ca2- bergerbang voltase
dan kontraksi sebagai satu kesatuan saat ambang tercapai (lihat h. 96) yang menyebabkan influks Ca't ke dalam sel
(lihat h. 314). Jika ambang tidak tercapai maka aktivitas otot polos. Masuknya Ca2. ini menimbuikan dua efek (1)
listrik gelombang lambat terus menyapu ke seluruh lembaran Hal ini berperan dalam fase naik potensial aksi, dengan fase
otot tanpa disertai oleh aktivitas kontraksi. turun ditimbulkan seperti biasanya oleh efluks K-; dan (2)
Apakah ambang tercapai arau ridak bergantung pada Hal ini memicu respons kontraksi (lihat h. 103). Semakin
efek berbagai faktor mekanis, saraf, dan hormon yang mem- besar jumlah potensial aksi, semakin tinggi konsentrasi Ca2*
pengaruhi titik awal osilasi irama gelombang lambat tersebut. sitosol, semakin besar aktivitas jembatan silang, dan semakin

Mesenterium

Serosa

Membran mukosa
Lamina propria
Submukosa '.'Muskularis mukosa ]tu*o"u
Lumen

Duktus berukuran
besar dari kelenjar
pencernaan tambahan
(yi. hati atau pankreas) Pleksus mienterikus
menyalurkan isinya ke
dalam lumen
saluran cerna
Pleksus submukosa
Gambar 16-2
Lapisan dinding saluran cerna. Dinding saluran cerna terdiri dari empat lapisan utama: dari paling dalam ke luar adalah mukosa,
submukosa, muskularis eksterna, dan serosa.

Sistem Pencernaan 647


kuat. kontraksi. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas kedaruratan. Sistem saraf parasimpatis, sebaliknya, mendomi-
kontraksi juga melakukannya dengan mengubah konsentrasi nasi pada situasi tenang "istirahat-dan-cerna", saat berbagai
Ca2. sitosol. Karena itu, tin$kat kontraktilitas dapat berkisar aktivitas pemeliharaan umum misalnya pencernaan dapat ber-
dari tonus rendah hingga gerakan mencampur dan mendorong langsung optimal. Karena itu, serat saraf parasimparis yang
yang kuat dengan mengubah-ubah konsentrasi Ca2- sitosol. menyarafi saluran cerna, yang datang terutama melalui saraf
vagus, cenderung meningkatkan motilitas otot polos dan men-
PLEKSUS SARAF INTRINSIK dorong sekresi enzim dan hormon pencernaan. Yang khas
untuk saraf parasimpatis ke saluran cerna adalah bahwa serat
Pleksus saraf intrinsik adalah dua anyaman urama serat
saraf pascaganglionnya sebenarnya adalah bagian dari pleksus
saraf-pleksus submukosa dan pleksus mienterikus-yang
sarafintrinsik. Serat-serat ini adalah neuron keluaran penghasil
seluruhnya berada di dalam dinding saluran cerna dan ber-
asetilkolin di dalam pleksus. Karena itu, asetilkolin dilepaskan
jalan di sepanjang saluran cerna. Dengan demikian, tidak
sebagai respons terhadap refleks lokal yang seluruhnya dikoor-
seperti sistem tubuh yang lain, saluran cerna memiliki sistem
dinasikan oleh pleksus intrinsik serta terhadap reflefts vagus,
saraf intramuralnya ("di dalam dinding") sendiri, yang
yang bekerja melalui pleksus intrinsik.
mengandung neuron sebanyak di medula spinalis dan mem-
Selain diaktifkan selama lepas muatan simpatis atau
beri saluran ini tingkat regulasi diri yang cukup besar. Ber-
parasimpatis generalisata, saraf otonom, khususnya saraf
sama-sama, kedua pleksus ini sering disebut sistem saraf
vagus, dapat secara tersendiri diaktifkan untuk hanya me-
enterik.
modifikasi aktivitas pencernaan. Salah satu tujuan utama
Pleksus intrinsik mempengaruhi semua aspek aktivitas
pengaktifan spesifik persarafan ekstrinsik adalah untuk me-
saluran cerna. Pleksus intrinsik mengandung berbagai jenis
madukan aktivitas antar berbagai bagian saluran cerna. Se-
neuron. Sebagian adalah neuron sensorik, yang memiliki re-
bagai contoh, tindakan mengunyah makanan secara refleks
septor yang berespons terhadap rangsangan lokal tertentu di
meningkatkan tidak saja sekresi liur tetapi juga sekresi lam-
saluran cerna. Neuron lokal lain menyarafi sel otot polos
bung, pankreas, dan hati melalui refleks vagus sebagai anti-
serta kelenjar eksokrin dan endokrin saluran cerna untuk
sipasi kedatangan makanan.
secara langsung mempengaruhi motilitas saluran cerna,
sekresi getah pencernaan, dan sekresi hormon pencernaan.
Seperti susunan saraf pusat, neuron-neuron sistem saraf en- HORMON PENCERNAAN
terik dihubungkan oleh anrarneuron. Sebagian dari neuron Di dalam mukosa bagian-bagian tertenru saluran cerna ter-
motorik bersifat eksitatorik dan sebagian inhibitorik. Sebagai dapat sel-sel kelenjar endokrin yang, pada stimulasi yang
contoh, neuron yang mengeluarkan asetilkolin sebagai neu- sesuai, mengeluarkan hormon ke dalam darah. Hormon-
rotransmiter mendorong kontraksi otot polos saluran cerna, hormon pencernaan ini dibawa oleh darah ke bagian-bagian
sementara neurotransmiter nitrat obsida dan uasoactiue intesti- lain saluran cerna, tempar hormon-hormon tersebut menim-
nal peptide (peptida usus vasoaktif) bekerja bersama untuk bulkan efek eksitatorik atau inhibitorik pada otot polos dan
menyebabkan relaksasi. Aryaman saraf intrinsik ini rerutama kelenjar eksokrin. Yang menarik, banyak dari hormon yang
mengoordinasikan aktivitas lokal di dalam saluran cerna. sama ini dibebaskan dari neuron di otak, rempamya bekerja
Sebagai gambaran, jika sepotong besar makanan terganjal di sebagai neurotransmiter dan neuromodulator. Selama per-
esofagus maka pleksus-pleksus intrinsik mengoordinasikan kembangan masa mudigah, sel-sel tertenru di jaringan saraf
respons lokal untuk mendorong maju makanan. Aktivitas yang sedang berkembang bermigrasi ke sistem pencernaan,
saraf intrinsik selanjutnya dapat dipengaruhi oleh saraf eks- tempat sel-sel tersebut menjadi sel endokrin.
trinsik.

SARAF EKSTRINSIK I Pengaktifan reseptor mengubah aktivitas


pencernaan melalui refleks saraf dan jalur hormon.
Saraf ekstrinsik adalah serat-serar saraf dari kedua cabang
sistem sarafotonom yang berasal dari luar saluran cerna dan
Dinding saluran cerna mengandung tiga jenis reseptor senso-
menyarafi berbagai organ pencernaan. Saraf otonom mem-
rik yang berespons terhadap perubahan lokal di saluran cer-
pengaruhi motilitas dan sekresi saluran cerna dengan memo- na (l) kemoreseptor yatg peka terhadap komponen kimiawi
difikasi aktivitas yang sedang berlangsung di pleksus intrin- di dalam lumen, (2) mekanoreseptor (reseptor tekanan) yang
sik, mengubah tingkat sekresi hormon pencernaan, arau, peka terhadap peregangan atau tegangan di dinding, dan (3)
pada beberapa kasus, bekerja langsung pada otot polos dan osmoreseptoryang peka terhadap osmolaritas isi lumen.
kelenjar.
Perangsangan terhadap reseptor-reseptor ini memicu re-
Ingatlah bahwa, secara umum, saraf simpatis dan para- fleks saraf atau sekresi hormon, di mana keduanya mengubah
simpatis yang menuju ke suatu jaringan menimbulkan efek
tingkat aktivitas di sel efektor sisrem pencernaan. Sel-sel
berlawanan di jaringan tersebut. Sistem simpatis, yang men-
efektor ini mencakup sel otot polos (untuk memodifikasi
dominasi pada situasi "lawan-ataulari", cenderung meng- modlitas), sel kelenjar eksokrin (untuk mengontrol sekresi
hambat atau memperlambat kontraksi dan sekresi saluran
getah pencernaan), dan sel kelenjar endokrin (untuk meng-
cerna. Efek ini sesuai jika dilihat bahwa proses pencernaan
ubah sekresi hormon pencernaan) (Gambar 16-3). Peng-
bukan prioritas tertinggi ketika tubuh menghadapi suatu aktifan reseptor dapat menimbulkan dua jenis refleks saraf-

548 Bab 16
refleks pendek dan refleks panjang. Ketika jaringan saraf pleks, karena dipengaruhi oleh banyak jalur sinergistik yang
intrinsik mempengaruhi motilitas lokal atau sekresi sebagai saling kait yang dirancang untuk memastikan bahwa ter-
respons terhadap stimulasi lokal spesifik maka semua elemen bentuk respons yang sesuai untuk mencerna dan menyerap
refleks terletak di dalam dinding saluran cerna iru sendiri; makanan yang masuk. Tidak ada di bagian tubuh Iain ter-
sehingga terjadilah reflefts pendek. Aktivitas saraf otonom dapat sedemikian banyak kontrol yang tumpang-tindih.
ekstrinsik dapat berjalan di atas kontrol lokal untuk memo- Kini kita akan "berwisatd' sepanjang saluran cerna, di-
difikasi respons otot polos dan kelenjar, baik untuk meng- mulai dari mulut dan berakhir di anus. Kita akan membahas
hubungkan aktivitas antara berbagai bagian saluran cerna empat proses pencernaan dasar yaitu motilitas, sekresi, pen-
atau untuk memodifikasi aktivitas sistem pencernaan sebagai cernaan, dan penyerapan di masing-masing organ sepanjang
respons terhadap pengaruh eksternal. Karena refleks otonom perjalanan. Tabel 16-1 meringkaskan aktivitas-aktivitas ter-
mencakup jalur-jalur panjang antara susunan sarafpusat dan sebut dan berfungsi sebagai rujukan untuk seluruh bab ini.
sistem pencernaan maka refleks-refleks tersebut dikenal se-
bagai refleks panjang. Selain reflek-refleks sarafini, aktivitas
sistem pencernaan juga dikoordinasikan oleh hormon pen- MULUT
cernaan, yang dirangsang langsung oleh perubahan lokal di
saluran cerna atau oleh refleks pendek atau panjang.
Selain reseptor sensorik di dalam dinding saluran cerna
I Rongga mulut adalah pintu masuk ke saluran
yang memantau isi lumen dan tegangan dinding, membran
cerna.
plasma sel efektor sistem pencernaan juga memiliki protein
Pintu masuk ke saluran cerna adalah dari mulut arau rongga
reseptor yang berikatan dengan dan berespons terhadap hor-
oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung
mon pencernaan, neurotransmiter, dan mediator kimiawi otot dan membantu mengambil, menuntun, dan menam-
lokal.
pung makanan di mulut. Bibir juga memiliki fungsi nonpen-
Dari gambaran umum ini, anda dapat melihat bahwa cernaan; bibir penting untuk berbicara (artikulasi banyak
regulasi fungsi pencernaan merupakan hal yang sangat kom- bunyi bergantung pada bentukan bibir tertentu) dan sebagai

l.
Reseptor di saluran cerna

Self-
excitable
(koniraksi untuk motiliias)

Sel ketenjar ekeokrin


(sekresi getah pencernaan)

Sel kelenjar endokrin


(sekresi hormon pencernaan
dan pankreas)

.-----.-.--+ = refleks pendek ---+ = refleks panjang jalur hormon


Gambar 16-3 ---+ =

Ringkasan jalur-jalur yang mengontrol aktivitas sistem pencernaan.

Sistem Pencernaan 649


reseptor sensorik dalam hubungan antarpribadi (misalnya tekanan lembut berkepanjangan terhadap gigi untuk me-
berciuman). Bibir memiliki kemampuan merasakan sensasi mindahkan gigi secara bertahap ke posisi yang diinginkan.
taktil (senruh) yang ringgi. Gigi dapat menghasilkan gaya yang jauh lebih besar
LangitJangit (palatum;, yang membentuk atap leng- daripada yang diperlukan untuk menyanrap makanan biasa.
kung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Sebagai contoh, geraham pada pria dewasa dapat menghasil-
Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas dan kan gaya penghancur hingga 200 pon, yang cukup untuk
mengunyah atau menghisap berlangsung secara bersamaan. menghancurkan sebuah kacang keras, tetapi kekuatan sebesar
Di belakang tenggorokan menggantung pada palatum suatu ini biasanya tidak digunakan. Pada kenyataannya, derajat
tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup oklusi lebih penting daripada kekuatan menggigit dalam me-
saluran hidung sewaktu menelan. (Uvula adalah struktur nentukan efisiensi mengunyah.
yang terangkat ketika anda mengucapkan "ahh' sehingga Fungsi mengunyah adalah (1) untuk menggiling dan
dokter dapat melihat tenggorokan anda lebih jelas). memecahkan makanan menjadi potongan-potongan yang
Lidah, yang membbntuk dasar rongga mulut, terdiri lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk
dari otot rangka yang dikontrol secara volunter. Gerakan meningkatkan luas permukaan makanan yang akan terkena
lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut se- enzim, (2) untuk mencampur makanan dengan liur, dan (3)
waktu mengunyah dan menelan serta berperan penting da- untuk merangsang kuncup kecap. Yang terakhir tidak saja
lam berbicara. Selain itu, kuncup kecap terletak di lidah menghasilkan rasa nikmat kecap yang subyektif tetapi juga,
(lihat h. 244) . melalui mekanismey' edfonuard, secara reflei<s meningkatkan
Faring adalah rongga di belakang tenggorokan. Bagian sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan
ini berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pencerna- bagi kedatangan makanan.
an (dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut dan Tindakan mengunyah dapat volunter, tetapi sebagian
esofagus, untuk makanan) dan sistem pernapasan (dengan besar mengunyah selama makan adalah refleks ritmik yang
memberi akses antara saluran hidung dan trakea, untuk dihasilkan oleh pengaktifan otot rangka rahang, bibir, pipi,
udara). Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme (akan dan lidah sebagai respons terhadap tekanan makanan pada
untuk menuntun makanan dan udara me-
segera dijelaskan) jaringan mulut.
nuju saluran yang benar setelah melewati faring. Di dinding
samping faring terdapat tonsil, jaringan limfoid yang me-
rupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh.
I Liur memulaipencernaan karbohidrat, penting
dalam higiene mulut, dan mempermudah bicara.

Liur (saliva),sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama


f Gigi berperan untuk mengunyah. dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar liur utama yang terletak
Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur melalui duktus
pendek ke dalam mulut.
atau mengunyah, motilitas mulut yang melibatkan peng-
irisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan Liur mengandrng99,5o/o HrO dan 0,5%o elektrolit dan
oleh gigi. Gigi tertanam kuat di dan menonjol dari tulang protein. Konsentrasi NaCl (garam) liur hanya sepertujuh dari
konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersepsi-
rahang. Bagian gigiyang terlihat dilapisi oleh email, struktur
paling keras di tubuh. Email terbentuk sebelum gigi tumbuh,
kan rasa asin. Demikian juga, diskriminasi rasa manis di-
oleh sel-sel khusus yang lenyap sewaktu gigi muncul. tingkatkan oleh tidak adanya glukosa di liur. Protein liur
yang terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim. Protein-
CATAIAN KLINIS. Karena email tidak dapat diben-
tuk kembali setelah gigi tumbuh maka setiap defek (karies protein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:
dentis atau "lubang") yang terbentuk di email harus ditambal 1. Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui
oleh bahan buatan atau permukaan akan terus tererosi ke kerja arnilase liur, suatu enzim yang menguraikan poli-
dalam pulpa hidup di bawahnya. sakarida menjadi maltosa, suatu disakarida yang terdiri
Gigi atas dan bawah biasanya pas satu sama iain ketika dari dua molekul glukosa (lihat Gambar 16-1, h. 643).
rahang menutup. Oklusi ini memungkinkan makanan di- 2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi
giling dan dihancurkan di antara permukaan gigi. partikel makanan sehingga partikel-partikel tersebut
CATAIAN KLINIS. Ketika gigi tidak berkontak menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya
dengan pas satu sama lain maka gerakan memotong dan mukus yang kental dan licin.
menggiling menjadi tidak sempurna. Maloklusi semacam ini 3. Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkap-
terjadi karena kelainan posisi gigi dan sering disebabkan oleh pertama, dengan lisozim, suaru enzim yang melisiskan
gigi-gigi yang berdesakan dan terlalu besar untuk ruang ra- atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak
hang yang ada atau karena satu rahang bergeser terhadap dinding sel; dan kedua, dengan membilas bahan yang
rahang yang lain. Selain mengunyah menjadi tidak efektif, mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk
maloklusi dapat menyebabkan permukaan gigi aus serta dis- bakteri.
fungsi dan nyeri sendi temporomandibula, tempat tulang- 4. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut yang merangsang
tulang rahang bersendi satu sama lain. Maloklusi sering dapat kuncup kecap. Hanya molekul dalam larutan yang da-
dikoreksi dengan pemasangan kawat gigi, yang menghasilkan pat bereaksi dengan reseptor kuncup kecap. Anda dapat

650 Bab 16
membuktikannya sendiri: Keringkan lidah anda dan ke- Sekresi basal liur yang terus-menerus tanpa rangsangan yang
mudian teteskan gula di arasnya - anda tidak merasakan jelas ditimbulkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah oleh
manis sampai lidah anda dibasahkan. ujung-ujung saraf parasimparis yang berakhir di kelenjar liur.
5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerak- Sekresi basal ini penting untuk menjaga mulut dan teng-
an bibir dan lidah. Kita sulit berbicara jika mulut kita gorokan selalu basah. Selain sekresi terus-menerus tingkat ren-
kering. dah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks
6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan liur, refleks liur sederhana dan terkondisi (Gambar 16-4).
membantu menjaga mulut dan gigi bersih. Aliran liur
yang konstan membantu membilas residu makanan,
REFLEKS LIUR SEDERHANA DAN TERKONDISI
partikel asing, dan sel epitel rua yang terlepas dari mu-
kosa mulut. Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasa- Refleks liur sederhana terjadi ketika kemoresepror dan re-
kan oleh setiap orang yang pernah mengalami bau mu- septor tekan di dalam rongga mulut berespons terhadap ke-
lut ketika saiivasi tertekan sementara, misalnya ketika beradaan makanan. Pada pengaktifan, reseptor-reseptor ini
demam atau mengalami kecemasan berkepanjangan. menghasilkan impuis serat-serat saraf aferen yang membawa
7. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan informasi ke pusat liur, yang terletak di medula batang otak,
asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh seperti semua pusat otak yang mengontrol aktivitas pencer-
bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah. naan. Pusat liur, selanjutnya, mengirim impuls melalui saraf
otonom ekstrinsik ke kelenjar liur untuk meningkatkan se-
Meskipun memiliki banyak fungsi di atas, liur tidak kresi liur. Tindakan kedokteran gigi mendorong sekresi liur
untuk pencernaan dan penyerapan makanan, karena
esensial tanpa adanya makanan karena manipulasi ini mengaktifkan
enzim-enzim yang diproduksi oleh pankreas dan usus halus reseptor tekanan di mulut.
dapat menuntaskan pencernaan makanan meskipun tidak Pada refleks liur terkondisi, atau didapat, salivasi ter-
terdapat liur dan sekresi lambung. jadi tanpa stimulasi oral. Hanya berpikia meiihat, mencium,
CATAIAN KLINIS. Masalah utama yang berkaitan atau mendengar pembuatan makanan yanglezat memicu sa-
dengan berkurangnya sekresi liur, suatu kondisi yang dinamai livasi meialui refleks ini. Kita semua pernah mengalami "liur
xerostomia, adalah kesulitan mengunyah dan menelan, ke- menetes" ketika mengantisipasi sesuatu yang lezat untuk
sulitan bicara kecuali yang bersangkutan sering menyeruput dimakan. Ini adalah respons yang dipelajari berdasarkan
air ketika berbicara, dan peningkatan mencolok karies dentis pengalaman sebelumnya. Sinyal yang berasal dari luar mulut
kecuali jika diambil tindakan pencegahan khusus. dan secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makan be-
kerja melalui korteks serebri untuk merangsang pusat liur di
medula.
I Sekresi liur berlangsung terus-menerus dan
dapat ditingkatkan oleh refleks.
PENGARUH OTONOM PADA SEKRESI LIUR
Secara rerata, sekitar 1 sampai 2 liter liur dikeluarkan setiap Pusatliur mengontrol derajat pengeluaran liur melalui saraf
hari, berkisar dari laju basal spontan terus-menerus sebesar 0,5 otonom yang menyarafi kelenjar liur. Tidak seperti sistem saraf
ml/mnt hingga laju aliran maksimal sekitar 5 ml/mnt sebagai otonom di tempat lain di tubuh, respons simpatis dan para-
respons terhadap rangsangan kuat misalnya menghisap jeruk. simpatis di kelenjar liur tidak antagonistik. Baik stimulasi

Korteks serebri

l*

Reseptor tekanan
dan kemoreseptor
di mulut
a
I
*',-" seoernana
)
I
Saraf otonom

Kelenjar liur

Gambar 15-4
Kontrol sekresi liur I Sekresi liur

Sistem Pencernaan 651


simpatis maupun parasimpads meningkatkan sekresi liur tetapi nelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka
jumlah, karakteristik, dan mekanismenya berbeda. Stimulasi gerakan ini tidak bisa dihentikan. Mungkin anda pernah
parasimpatis, yang memiliki efek dominan dalam sekresi liur, mengalaminya ketika sepotong besar permen secara tak
menghasilkan liur yang segera keluar, encer, jumlahnya banyak, sengaja terselip ke bagian belakang tenggorokan anda, me-
dan kaya enzim. Stimulasi simpatis, sebaliknya, menghasilkan micu proses menelan tanpa anda inginkan.
liur dengan volume terbatas, kental, dan kaya mukus. Karena
stimulasi simpatis menghasilkan lebih sedikit liur maka mulut
terasa lebih kering daripada biasanya selama keadaan-keadaan di I Selama tahap orofaring menelan, makanan
mana sistem simpatis dominan, misalnya situasi penuh stres. dicegah masuk ke jalur yang salah.
Karena itu, orang sering merasa mulutnya kering karena rasa
Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus.
cemas ketika akan berpidato.
Thhap orofaring berlangsung sekitar I detik dan terdiri dari
Sekresi liur adaiah satu-satunya sekresi pencernaan yang
pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk
seluruhnya berada di bawdh kontrol saraf. Semua sekresi pen-
ke esofagus. Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus
cernaan lainnya diatur oleh refleks sistem sarafdan hormon.
diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke
lubangJubang lain yang berhubungan dengan faring. Dengan
kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke
I Pencernaan di mulut bersifat minimal; tidak mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea.
terjadi penyerapan nutrien.
Semua ini diatur oleh aktivitas-aktivitas terkoordinasi berikut
Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida men- (Gambar 16-5):
jadi disakarida oleh amilase. Namun, sebagian besar pencer- I Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga
naan oleh enzim ini dilakukan di korpus lambung setelah agar makanan tidak masuk kembali ke rnulut sewaktu me-
massa makanan dan liur tertelan. Asam menginaktif:kan ami- nelan.
lase, tetapi di bagian tengah makanan, di mana asam lam- I Uvula terangkat dan menekan bagian belakang teng-
bung belum sampai, enzim liur ini terus berfungsi selama gorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga
beberapa jam. makanan tidak masuk ke hidung
Tidak terjadi penyerapan makanan di mulut. Yang pen- I Makan dicegah masuk ke trakea terurama oleh elevasi
ting, sebagian obat dapat diserap oleh mukosa oral, contoh laring dan penutupan erat pita suara di pintu masuk laring
utamanya adalah nitrogliserin, obat vasodilator yang kadang atau glotis. Bagian pertama trakea adalah laring, ata: uoice
digunakan oleh pasien jantung untuk menghilangkan se- box, yang dilintangi oleh pita suara (lihat h. 500). Sewaktu
rangan angina (lihat h. 360) yang berkaitan dengan iskemia menelan, pita suara melakukan tugas yang tidak berkaitan
miokardium (lihat h. 344). dengan berbicara. Kontraksi otot-orot laring mendekatkan
kedua pita suara satu sama lain sehingga pintu masuk glotis
tertutup. Bolus juga mendorong suatu lipatan kecil jaringan
FARING DAN ESOFAGUS tulang rawan, epiglotis (epi artinya "di atas"), ke belakang
menutupi glotis sebagai proteksi tambahan agar makanan
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah tidak masuk ke saluran napas.
menelan. Sebagian besar dari kita berpikir bahwa menelan I Yang bersangkutan tidak melakukan upaya respirasi ke-
adalah tindakan terbatas memindahkan makanan keluar mu- tika saluran napas secara temporer tertutup sewaktu menelan,
lut menuju esofagus. Namun, menelan sebenarnya adalah karena pusat menelan secara singkat menghambat pusat per-
keseluruhan proses memindahkan makanan dari mulut me- napasan di dekatnya.
lalui esofagus hingga ke lambung. I Dengan laring dan trakea terrurup, otot-oror faring ber-
kontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esofagus.

I Menelan adalah refleks tuntas atau gagal


terprogram secara berurutan, I Sfingter orofaring mencegah udara masuk
saluran cerna sewaktu bernapas.
Menelan dimulai ketika suatu bolus, atau gumpalan makan-
an yang telah dikunyah atau encer, secara sengaja didorong Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus yang ter-
oleh lidah ke belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus bentang antara faring dan lambung (lihatTabel 16-1,h.644).
merangsang reseptor-reseptor tekanan faring, yang mengirim Struktur ini, yang sebagian besar terletak di rongga thoraks,
impuls aferen ke pusat menelan yang terletak di medula menembus diafragma dan menyaru dengan lambung di
batang otak. Pusat menelan kemudian secara refleks meng- rongga abdomen beberapa senrimeter di bawah diafragma.
aktifkan dalam urutan yang sesuai otot-otot yang terlibat Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter.
dalam proses menelan. Menelan adalah refleks yang paling Sfingter adalah struktur oror berbentuk cincin yang, ketika
rumit di tubuh. Pada proses menelan, terjadi pengaktifan tertutup, mencegah lewatnya sesuatu melalui saluran yang
berbagai respons yang sangat terkoordinasi dalam suatu pola dijaganya. Sfingter esofagus atas adalah sfingtn faringoaofa-
tuntas atau gagal spesifik dalam suatu periode waktu. Me- gus, dan sfingter esofagus bawah adalah sfingter gasmoesofagus.

652 Bab 15
Pusat menelan
menghambat pusat
pernapasan di
batang otak
Saluran
hidung Elevasi uvula
Langit-langit mencegah makanan
keras masuk ke saluran
hidung
Langit-langit
lunak Posisi lidah
Uvula mencegah makanan
Faring masuk kembali ke
mulut
Epiglotis
Epiglotis tertekan
ke bawah menutupi
Esofagus
glotis sebagai
Trakea mekanisme tambahan
untuk mencegah
makanan masuk ke
saluran napas

Glotis pada pintu masuk laring Aposisi erat pita suara melintangi glotis
mencegah makanan masuk ke
saluran napas (dilihat dari atas)
(a) (b)
Gambar 15-5
Tahap orofaring menelan. (a) Posisi struktur-struktur orofaring saat istirahat. (b) Perubahan yang terjadi selama tahap orofaring
menelan untuk mencegah bolus makanan masuk ke saluran yang salah.

Kita pertama-tama akan membahas peran sfingter faringo- bolus ke bagian di depannya yang masih melemas (Gambar
esofagus, kemudian proses transit makanan di esofagus, dan 16-6). Gelombang peristaltik memerlukan waktu sekitar 5
akhirnya pentingnya sfi ngter gastroesofagus. sampai 9 detik unruk mencapai ujung bawah esofagus.
Karena esofagus terpajan ke tekanan intrapleura sub- Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan,
atmosfer akibat aktivitas pernapasan (lihat h. 502) maka ter- dengan persarafan melalui saraf vagus.
bentuk gradien tekanan antara atmosfer dan esofagus. Ke- Jika bolus yang tertelan besar atau lengket, misalnya
cuali sewaktu menelan, sftngter faringoesofagus menjaga potongan roti lapis selai kacang, tidak dapat didorong men-
pintu masuk ke esofagus selalu tertutup untuk mencegah capai lambung oleh gelombang peristalsis primer, maka bolus
masuknya udara dalam jumlah besar ke dalam esofagus dan yang tertahan tersebut akan meregangkan esofagus, merang-
lambung sewaktu bernapas. Udara hanya diarahkan ke dalam sang reseptor tekanan di dindingnya. Akibatnya, terjadi
saluran napas. Jika tidak, maka saluran cerna akan menerima pengaktifan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat,
banyak gas, yang dapat menimbulkan sendawa. Sewaktu yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat pe-
menelan, sfingter ini terbuka dan memungkinkan bolus regangan. Gelombang peristaltik kedua ini tidak melibat-
masuk ke dalam esofagus. Seteiah bolus berada di dalam kan pusat menelan, dan yang bersangkutan tidak menyadari
esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran napas kejadiannya. Peregangan esofagus juga secara refleks mening-
terbuka, dan bernapas kembali dilakukan. Tahap orofaring katkan sekresi liur. Bolus yang terperangkap akhirnya terlepas
selesai, dan sekitar 1 detik telah berlalu sejak proses menelan dan bergerak maju melalui kombinasi pelumasan oleh liur
perrama kali dimulai. tambahan yang tertelan dan gelombang peristaltik kedua
yang kuat. Peristalsis esofagus sedemikian efektif sehingga
anda dapat menghabiskan sepiring hidangan dalam posisi
I Gelombang peristaltik mendorong makanan terbalik dan semua makanan akan segera terdorong ke dalam
melalui esofagus. lambung.

Thhap esofagus dari proses menelan kini dimulai. Pusat


menelan memicu gelombang peristaltik primer yang me- I Sfingter gastroesofagus mencegah refluks isi
nyapu dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di
lambung.
depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung.
Kata peristalsis merujuk kepada kontraksi otot polos sirkular Kecuali sewaktu menelan, sffngter gastroesofagus tetap ber-
berbentuk cincin yang bergerak progresif maju, mendorong kontraksi untuk mempertahankan sawar antara lambung

Sistem Pencernaan 653


tengah atau utama lambung adalah korpus. Lapisan otot
polos di fundus dan korpus relatiftipis, tetapi bagian bawah
lambung, antrum, memiliki oror yang jauh lebih tebal.
Perbedaan ketebalan otor ini memiliki peran penting-dalam
Bolus
motilitas lambung di kedua regio tersebur, seperti segera
akan anda ketahui. Juga terdapat perbedaan kelenjar di mu-
Kontraksi peristaltik kosa regio-regio ini, sepeni akan dijelaskan nanti. Bagian
berbentuk cincin yang terminal lambung adalah sffngter pilorus, yang bekerja
menyapu ke bagian
sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus,
bawah esofagus
duodenum.

I Lambung menyimpan makanan dan memulai


Gambar 16-6 pencernaan protein,
Peristalsis di esofagus. Sewaktu menyapu menuruni esofagus,
kontraksi peristaltik mendorong bolus ke bagian yang Lambung melakukan tiga fungsi utama:
melemas di depannya, menggiring bolus menuju lambung.
1. Fungsi terpenting lambung adalah menyimpan makanan
yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus
halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan
dan penyerapan yang optimal. Diperlukan waktu
beberapa jam untuk mencerna dan menyerap satu porsi
dan esofagus, mengurangi kemungkinan refluks isi lambung makanan yang dikonsumsi hanya dalam bilangan me nit.
yang asam ke dalam esofagus. Jika isi lambung akhirnya Karena usus halus adalah tempat utama pencernaan dan
mengalir balik meskipun terdapat sfingter maka keasamaan penyerapan, maka lambung perlu menyimpan makanan
isi lambung ini mengiritasi esofagus, menyebabkan rasa tak dan menyalurkannya secara mencicil ke duodenum
nyaman di esofagus yang dikenal sebagai beartburn. (Jantung dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus
itu sendiri tidak terkena sama sekali). halus.
Sewaktu gelombang peristalsis menyapu menuruni eso-
fagus, sfingter gastroesofagus melemas secara refleks sehingga
bolus dapat masuk ke dalam lambung. Setelah bolus masuk
ke lambung, proses menelan tuntas dan sftngter gastroesofa-
gus kembali berkontraksi.
Fundus
Otot
Sfingter
polos
I Sekresi esofagus seluruhnya bersifat gastroesofagus

protektif.

Sekresi esofagus seluruhnya terdiri dari mukus. Pada kenya- Korpus


taannya, mukus disekresikan di sepanjang saluran cerna oleh Lipatan
sel kelenjar penghasil mukus di mukosa. Dengan menghasil- lambuno
Sfingter
kan pelumasan, mukus esofagus mengurangi kemungkinan pilorus
kerusakan esofagus oleh tepi-tepi ta.jam makanan yang baru
masuk. Selain itu, mukus melindungi dinding esofagus dari
asam dan enzim di getah lambung jika terjadi refluks lam-
bung.
Keseluruhan waktu transit di faring dan esofagus hanya
sekitar 6 sampai 10 detik, terlalu singkat untuk terjadinya Mukosa
pencernaan atau penyerapan di bagian ini. Kini kita bergerak oksintik
ke perhentian berikutnya, lambung.
l*' Daerah Antrum
kelenjar
pylorus
LAMBUNG Gambar 16-7
Anatomi lambung. Lambung dibagi menjadi tiga bagian
Lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk J y"rg berdasarkan perbedaan struktural dan fungsional-fundus,
terletak antara esofagus dan usus halus. Organ ini dibagi korpus, dan antrum. Lapisan mukosa lambung dibagi menjadi
mukosa oksintik dan daerah kelenjar pilorus berdasarkan
menjadi tiga bagian berdasarkan pembedaan anatomik, his- perbedaan dalam sekresi kelenjar.
tologis, dan fungsional (Gambar 16-7). Fundus adalah ba-
gian lambung yang terletak di atas lubang esofagus. Bagian

654 Bab 16
2. Iambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui
enzim yang memulai pencernaan protein. fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena
3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang lapisan otot di fundus dan korpus tipis maka kontraksi di
tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi bagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kon-
lambung untuk menghasilkan campuran cairan kentai traksi menjadi jauh lebih kuat karena oror di sini lebih tebal.
yang dikenal sebagai kimus. Isi lambung harus diubah Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur ber-
menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum. langsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung

Kini kita akan dari esofagus disimpan di bagian korpus yang relatif tenang
membahas bagaimana lambung
melaksanakan fungsi-fungsi di atas selagi kita meneliti empat
tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya
proses pencernaan dasar-motilitas, sekresi, pencernaan, dan
tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kan-
tung gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke
penyerapan-yang berkaitan dengan lambung. Dimulai dari
motilitas, lambung memiliki motilitas yang kompleks dan antfum, tempat berlangsungnya pencampuran.
berada di bawah banyak sinyal regulatorik. Empat aspek
motilitas lambung adalah (1) pengisian, (2) penyimpanan,
(3) pencampuran, dan (4) pengosongan. Kita mulai dengan I Pencampuran makanan berlangsung di
pengisian lambung. antrum.

Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan


I Pengisian lambung melibatkan relaksasi dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap
gelombang peristaltik anrrum mendorong kimus maju
reseptif.
menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter pilorus
Ketika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, normalnya menyebabkan sfingter ini nyaris rerrurup. Lubang
tetapi volume lambung dapat bertambah hingga sekitar 1
yang terbentuk cukup besar untuk dilalui oleh air dan cairan
liter (1000 ml) saat makan. Lambung dapat menampung lain tetapi terlalu kecil untuk kimus kental kecuali jika kimus
peningkatan volume 20 kali lipat tersebut dengan tidak didorong oleh kontraksi peristaltik antrum yang kuat. Bah-
banyak mengalami perubahan regangan di dindingnya dan kan demikianpun dari 30 ml kimus yang dapat ditampung
peningkatan tekanan intralambung, meialui mekanisme oleh antrum, biasanya hanya beberapa mililiter isi antrum
berikut. Bagian interior lambung membentuk lipatanJipatan yang terdorong ke duodenum pada setiap gelombang peris-
dalam. Sewaktu makan, lipatan menjadi lebih kecil dan nyaris taltik. Sebelum lebih banyak kimus yang rerperas keluar, ge-
mendatar sewaktu lambung sedikit melemas seriap kali lombang peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menye-
makanan masuk, seperti ekspansi bertahap kantung es yang babkan sfingter ini berkontraksi lebih kuat, menutup pintu
sedang diisi. Relaksasi refleks lambung sewaktu menerima keluar dan mencegah mengalirnya kimus lebih lanjut ke duo-
makanan ini disebut relaksasi reseptif; relaksasi ini denum. Massa kimus antrum yang sedang terdorong maju
meningkatkan kemampuan lambung menampung tambahan tetapi tidak dapat masuk ke duodenum rertahan mendadak
volume makanan dengan hanya menyebabkan sedikit di sfingter yang terturup dan memantul balik ke dalam
peningkatan tekanan lambung. Namun, jika makanan yang antrum, hanya untuk didorong kembali ke sfingter dan me-
dikonsumsi lebih dari 1 liter maka lambung mengalami mantul balik oleh gelombang peristaltik baru (Gambar 16-g).
peregangan berlebihan dan tekanan intralambung meningkat Gerakan maju mundur ini mencampur kimus secara merata
sehingga yang bersangkutan merasa tidak nyaman. Relaksasi di antrum.
reseptif dipicu oleh tindakan makan dan diperantarai oleh
sarafvagus.
I Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh
faktor di duodenum.
I Makanan disimpan di korpus
lambung. Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltik antrum
adalah gaya pendorohg untuk mengosongkan isi lambung.
Sekelompok sel pemacu yang terletak di regio fundus bagian Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelom-
atas lambung menghasilkan potensial gelombang lambat bang kontraksi sebelum sfingter pilorus menutup erar ter-
yang menyapu ke bawah sepanjang lambung menuju sfingter utama bergantung pada kekuatan peristalsis. Intensitas peris-
pilorus dengan frekuensi tiga kali per menit. Poia ritmik talsis antrum dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh
depolarisasi spontan ini-irama listrik dasar atau BER berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; karena itu,
lambung-terjadi terus-menerus dan mungkin disertai oleh pengosongan lambung diatur baik oleh faktor lambung
kontraksi lapisan otot polos sirkular. Lapisan otot polos ini maupun duodenum (Thbel 16-2). Faktor-faktor ini mem-
dapat mencapai ambang oleh aliran arus dan mengalami pengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepola-
potensial aksi, bergantung pada tingkat eksitabilitas lapisan risasi atau menghiperpolarisasi otot polos lambung. Eksi
tersebut, yang pada gilirannya memulai gelombang peristal- tabilitas ini, selanjutnya, adalah penenru derajat aktivitas
tik yang menyapu ke seluruh lambung seiring BER dengan peristaltik antrum. Semakin besar eksitabilitas, semakin se-
frekuensi tiga kali per menit. ring BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar tingkat

Sistem Pencernaan 655


Sfingter
gastroesofagus

Sfingter pilorus
Duodenum

Arah
gerakan
kontraksi
Gerakan
peristaltik
kimus Kontraksi
peristaltik

ffi Kontraksi peristaltik dimulai di fundus atas dan


menyapu turun menuju sfingter pilorus.
Ketika kontraksi peristaltik mencapai sfingter pilorus,
sfingter menutup erat dan proses pengosongan
berhenti.
Kontraksi menjadi lebih kuat sewaktu mencapai
@ antrum yang berotot tebal. Ketika kimus yang sedang terdorong maju menumbuk
sfingter yang tertutup, kimus ini terpantul balik
€b Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mendorong ke antrum. Kimus mengalami pencampuran sewaktu
kimus maju. terdorong maju dan terpantul mundur kembali
Senagian kecil kimus terdorong melewati sfingteryang ke antrum pada setiap kontraksi peristaltik.
4F
sedikit terbuka ke dalam duodenum. Semakin kuat
kontraksi antrum, semakin banyak kimus yang masuk
ke duodenum pada setiap gelombang kontraksi.

Gambar 16-8
Pengosongan dan pencampuran lambung akibat kontraksi peristaltik antrum.

aktivitas peristaltik di antrum, dan semakin cepat laju pengo- pengosongan iambung. Duodenum harus siap menerima
songan lambung. kimus dan dapat menunda pengosongan lambung dengan
mengurangi aktivitas peristaltik di lambung sampai duo-
denum siap menampung lebih banyak kimus. Bahkan jika
FAKTOR DI LAMBUNG YANG MEMPENGARUHI LAJU
lambung teregang dan isinya berada dalam bentuk cair, lam-
PENGOSONGAN LAMBUNG
bung tidak dapat mengosongkan isinya sampai duodenum
Faktor utama di lambung yang mempengaruhi kekuatan siap mengolah kimus.
kontraksi adalah jumlah kimus di lambung. Jika hal-hal lain Empat faktor duodenum rerpenting yang mempenga-
setara maka lambung mengosongkan isinya dengan kecepat- ruhi pengosongan lambung adalah lemab, asam, hipertonisi-
an yang sebanding dengan volume kimus di dalamnya setiap tas, dan ?eregangan. Adanya satu atau lebih rangsangan ini di
saat. Peregangan lambung memicu peningkatan modlitas duodenum akan mengaktifkan reseptor duodenum yang se-
Iambung melalui efek langsung peregangan pada otot polos suai, memicu respons saraf atau hormon yang mengerem
serta melalui keterlibatan pleksus intrinsik, saraf vagus, dan motilitas lambung dengan mengurangi eksitabilitas otor po-
hormon lambung gas*in. (Sumber, kontrol, dan fungsi lain los lambung. Penurunan aktivitas antrum kemudian mem-
hormon ini akan dijelaskan kemudian). perlambat laju pengosongan lambung.
Selain itu, derajat fluiditas kimus di lambung mem-
pengaruhi pengosongan lambung. Isi lambung harus diubah I Respons saraf diperantarai melalui pleksus saraf intrinsik
(refleks pendek) dan saraf otonom (refleks panjang). Secara
menjadi bentuk cair kental merata sebelum disalurkan ke
duodenum. Semakin cepat tingkat keenceran yang sesuai ter- kolektifl refl eks-ref etra ini disebut refleks enterogastrik.
capai, semakin cepat isi lambung siap dievakuasi. I Respons hormon melibatkan pelepasan beberapa hormon
yang secara kolektif dikenal sebagai enterogastron dari mu-
kosa duodenum. Darah membawa hormon-hormon ini ke
FAKTOR DI DUODENUM YANG MEMPENGARUHI lambung, tempat mereka menghambat kontraksi antrum un-
LAJU PENGOSONGAN LAMBUNG tuk mengurangi pengosongan lambung. Dua enterogastron
Meskipun lambung berpengaruh namun faktor-faktor di terpenting adalah sekretin dan kolesistokinin (CCK). Se-
duodenum sangat penting dalam mengontrol kecepatan kretin adalah hormon pertama yang ditemukan (1902). Ka-

556 Bab 15
Tabel 16-2
Faktor yang Mengatur Motilitas dan Pengosongan Lambung

EFEK PADA MOTILITAS DAN PENGOSONGAN


FAKTOR CARA REGULASI LAMBUNG

Di Dalam Lambung
Volume kimus Peregangan menimbulkan efek langsung Peningkatan volume merangsang motilitas dan
pada eksitabilitas otot polos lambung, serta pengosongan
bekerja melalui pleksus intrinsik, saraf
vagus, dan gastrin
Derajat fluiditas Efek langsung; isi harus berbentuk cair Peningkatan fluiditas mempercepat pengosongan
(keenceran) sebelum dievakuasi
Di Dalam Duodenum
Adanya lemak, asam, Memulai refleks enterogastrik atau memicu Faktor-faktor di duodenum ini menghambat
hipertonisitas, atau pelepasan enterogastron (kolesistokinin. motilitas dan pengosongan lambung lebih lanjut
peregangan sekretin) sampai duodenum mengatasi faktor-faktor yang
ada
Di Luar Sistem Pencernaan
Emosi Mengubah keseimbangan otonom Merangsang atau menghambat motilitas dan
pengosongan
Nyeri hebat Meningkatkan aktivitas simpatis Menghambat motilitas dan pengosongan

rena merupakan produk sekretorik yang masuk ke darah, terutama dari pankreas. Asam yang belum ternetralkan akan
bahan ini dinamai sekretin. Kata kolesisrohinin berasal dari mengiritasi mukosa duodenum dan menginaktifkan enzim-
kenyataan bahwa hormon ini juga menyebabkan kontraksi enzim pencernaan pankreas yang disekresikan ke dalam
kandung empedu yang berisi empedu (kole artinya "empedu"; lumen duodenum. Karena itu, masuk akal jika asam yang
bisto artinya "kantung"; dan hinin artinya "kontraksi"). belum ternetralkan di duodenum akan menghambat pengo-
Sekretin dan CCK adalah hormon pencernaan utama yang songan lebih lanf ut isi lambung yang asam sampai netralisasi
melakukan fungsi penting selain berfungsi sebagai entero- selesai.
gastron. I Hipertonisitas. Sewakru molekul-molekul protein darr

Marilah kita teliti mengapa berbagai rangsang di duo-


tepung dicerna di lumen duodenum terjadi pembebasan
sejumlah besar molekul asam amino dan glukosa. Jika pe-
denum ini (iemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan) per-
nyerapan molekul asam amino dan glukosa ini tidak meng-
lu menunda pengosongan lambung (bekerja melalui refleks
imbangi kecepatan pencernaan protein dan karbohidrar ma-
enterogastrik atau salah satu enterogastron).
ka sejumlah besar molekul akan tetap berada di kimus dan
I Lemak. Lemak dicerna dan diserap lebih lambat dari- meningkatkan osmolaritas isi duodenum. Osmolaritas ber-
pada nutrien lain. Selain itu, pencernaan dan penyerapan gantung pada jumlah molekul yang ada, bukan ukurannya,
lemak berlangsung hanya di dalam lumen usus halus. Karena dan satu molekul protein dapat diuraikan menjadi beberapa
itu, ketika lemak sudah ada di duodenum, pengosongan ratus molekul asam amino, yang masing-masing memiliki
lambung lebih lanjut ke dalam duodenum terhenti sampai aktivitas osmotik setara dengan molekul protein semula. Hal
usus halus selesai memproses lemak yang ada di dalamnya. yang sama berlaku untuk satu molekul besar tepung, yang
Pada kenyataannya, iemak adalah perangsang paling kuat menghasilkan banyak molekul glukosa berukuran kecil na-
untuk menghambat motilitas lambung. Hal ini jelas ketika mun dengan aktivitas osmorik serara. Karena dapat berdifusi
anda membandingkan laju pengosongan makanan tinggi le- bebas menembus dinding duodenum maka air masuk ke
mak (setelah enam jam hidangan yang mengandung daging lumen duodenum dari plasma jika osmolaritas duodenum
berlemak plus telur mungkin masih ada di lambung) dengan meningkat. Air daiam jumiah besar yang masuk ke usus dari
makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan protein plasma akan menyebabkan peregangan usus dan, yang lebih
(hidangan dengan daging tanpa lemak dan kentang mungkin penting, gangguan sirkulasi karena berkurangnya volume
sudah tidak ada lagi di lambung dalam tiga jam). (Untuk plasma. Untuk mencegah efek-ef'ek ini, pengosongan lam-
pembahasan mengenai makanan sebelum melakukan suatu bung secara refeks dihambat jika osmolariras isi duodenum
pertandingan atletik, lihat fitur boks di h. 658 Lebih Dekat mulai meningkat. Karena itu, jumlah makanan yang masuk
dengan Fisiologi Olahraga). ke duodenum untuk dicerna lebih lanjut menjadi partikel-
I Asam. Karena lambung mengeluarkan asam hidroklo- partikel yang lebih kecil dan aktif osmotis berkurang sampai
rida (HCl), maka kimus yang masuk ke duodenum sangat proses penyerapan memiliki kesempatan untuk menyusul.
asam. Kimus ini dinetralkan oleh natrium bikarbonat I Peregangaz. Kimus yang terlalu banyak di duodenum
(NaHCO.) yang disekresikan ke dalam lumen duodenum akan menghambat pengosongan isi lambung lebih lanjut agar

Sistem Pencernaan 657


Lebih Dekat dengan Fisiologi Olahraga
Makan Sebelum Pertandingan: Apa yang Masuk dan Apa yang Keluar?
Banyak pelatih dan atlet sangat Manfaat terbesar makanan yang aktivitas osmotiknya menarik air
mempercayai ritual makanan khusus prapertandingan adalah mencegah dari tubuh dan meningkatkan volume
sebelum pertandingan. Sebagai lapar selagi bertanding. Karena urin, yaitu dua hal yang tidak diingin-
contoh, suatu tim sepak bola selalu lambung mungkin memerlukan waktu kan selama pertandingan. Pilihan yang
sarapan steak sebelum bertanding. satu sampai empatjam untuk kosong baik untuk makanan sebelum pertan-
Yang lain mungkin menambahkan maka atlet perlu makan paling tidak dingan antara lain adalah roti, pasta,
pisang dalam santapan sebelum tiga sampai empat jam sebelum nasi, kentang, gelatin, dan jus buah.
bertanding. Apakah ritual ini pertandingan dimulai. Sebelum Karbohidrat kompleks ini tidak saja
bermanfaat? bertanding atlet sebaiknya tidak akan telah dikosongkan dari lambung
Banyak penelitian telah dilakukan mengonsumsi makanan dalam jumlah jika dikonsumsi satu sampai empat jam
untuk menentukan efek makanan berlebihan. Makanan yang tertinggal sebelum pertandingan tetapi juga
sebelum bertanding pada prestasi di lambung selama pertandingan membantu mempertahankan kadar
atletik. Meskipun penelitian laborato- dapat menyebabkan mual dan glukosa darah selama bertanding.
rium membuktikan bahwa bahan-bahan mungkin muntah. Keadaan ini dapat Meskipun tampaknya logis jika kita
tertentu misalnya kafein meningkatkan diperparah oleh rasa cemas, yang mengonsumsi sesuatu yang manis
daya tahan, namun belum ditemukan memperlambat pencernaan dan sesaat sebelum bertanding untuk
adanya bahan makanan yang akan menunda pengosongan lambung menghasilkan "tambahan tenaga",
sangat meningkatkan kinerja atlet. melalui sistem saraf simpatis. makanan atau minuman tinggi gula
Pelatihan yang telah dilakukan atlet Pilihan terbaik adalah makanan seyogianya dihindari karena dapat
adalah penentu utama prestasi. yang mengandung banyak karbohidrat memicu pelepasan insulin. lnsulin
Meskipun tidak ada makanan tertentu serta rendah lemak dan protein. adalah hormon yang meningkatkan
yang memberi manfaat khusus sebelum Tujuannya adalah mempertahankan pemasukan glukosa ke dalam sel.
suatu kompetisi, beberapa pilihan kadar glukosa darah dan simpanan Setelah seseorang mulai berolahraga,
makanan sebenarnya malah mengham- karbohidrat di tubuh dan menghindari sensitivitas terhadap insulin meningkat
bat atlet. Sebagai contoh, hidangan penumpukan makanan yang belum (lihat h. 77), yang menurunkan kadar
steak banyak mengandung lemak dan tercerna di lambung sewaktu bertan- glukosa plasma. Kadar glukosa plasma
mungkin memerlukan waktu lebih lama ding. Makanan tinggi karbohidrat yang turun memicu rasa lelah dan
untuk dicerna sehingga malah dapat dianjurkan karena lebih cepat meningkatkan pemakaian glikogen
mengganggu kinerja tim sepakbola dan dikosongkan dari lambung daripada otot, yang dapat membatasi kinerja
karenanya perlu dihindari. Namun, ritual makanan yang mengandung lemak dalam pertandingan yang memerlukan
makan yang tidak mengganggu prestasi atau protein. Karbohidrat tidak daya tahan seperti maraton. Karena
atletik, misalnya makan pisang, tetapi menghambat pengosongan lambung itu, konsumsi gula tepat sebelum
memberi tambahan semangat atau melalui pelepasan enterogastron, kompetisi malah dapat menghambat
percaya diri tidaklah berbahaya dan sementara lemak dan protein melaku- kinerja bukannya memberi tambahan
harus dihargai. Orang mungkin memberi kannya. Lemak pada khususnya tenaga seperti yang dicari.
arti tertentu pada suatu makanan, dan menghambat pengosongan lambung Dalam satu jam pertandingan, atlet
kepercayaan mereka pada praktek- dan lambat dicerna. Pemrosesan sebaiknya hanya minum air untuk
praktek ini dapat memberi perbedaan metabolik terhadap protein menghasil- memastikan hidrasi yang cukup.
antara menang dan kalah. kan zat sisa bernitrogen misalnya urea

duodenum memiliki waktu untuk memproses kelebihan


volume kimus yang sedang ditampungnya sebelum duode- I Lambung tidak secara aktif ikut serta dalam
num menerima kimus tambahan. muntah.

CATAIN KLINIS. Muntah, atau emesis/vomitus, ekspulsi


isi lambung keluar melalui mulut, tidak terjadi karena
I Emosi dapat mempengaruhi motilitas
paksa
peristalsis terbalik di lambung, seperri yang mungkin di-
lambung.
perkirakan. Sebenarnya lambung itu sendiri tidak secara aktif
Faktor lain yang tidak berkaitan dengan pencernaan, misal- berperan dalam muntah. Lambung, esofagus, dan sfingter-
nya emosi, juga dapat mengubah motilitas lambung dengan sfingter terkaitnya semua meiemas sewaktu muntah. Gaya
bekerja melalui saraf otonom untuk mempengaruhi derajat utama penyebab ekspulsi, yang mengejutkan, berasal dari
eksitabilitas otot polos lambung. Meskipun efek emosi pada kontraksi otot-otot pernapasan-yaitu diafragma (otot inspi-
motilitas lambung bervariasi dari orang ke orang dan tidak rasi utama) dan otot abdomen (otot ekspirasi aktif).
selalu dapat diperkirakan namun kesedihan dan rasa takut Tindakan kompleks muntah dikoordinasikan oleh pu-
umumnya cenderung mengurangi motilitas, sementara ke- sat muntah di medula batang otak. Muntah dimulai dengan
marahan dan agresi cenderung meningkatkannya. Selain inspirasi dalam dan penurupan glotis. Kontraksi diafragma
pengaruh emosi, nyeri hebat dari bagian tubuh manapun menekan ke bawah ke lambung sementara secara bersamaan
cenderung menghambat motiliras, tidak hanya di lambung kontraksi otor-otot perut menekan rongga abdomen, me-
tetapi di seluruh saluran cerna. Respons ini ditimbulkan oleh ningkatkan tekanan intraabdomen dan memaksa visera
peningkatan akriviras simparis. abdomen bergerak ke atas. Sewaktu lambung yang melemas

658 Bab 15
terperas antara diafragma di atas dan rongga abdomen yang
mengecil di bawah, isi lambung terdorong ke atas melalui I Getah pencernaan lambung disekresikan oleh
sfingter-sfingter yang melemas dan esofagus serta keluar me- kelenjar yang terletak di dasar foveola gastrika.
lalui mulut. Glotis tertutup, sehingga bahan muntah tidak
Setiap hari lambung mensekresikan sekitar 2 liter getah lam-
masuk ke saluran napas. Uvula juga terangkar untuk menu-
bung. Sel-sel yang mengeluarkan getah iambung berada di la-
tup saluran hidung. Siklus muntah dapat berulang beberapa
pisan dalam lambung, mukosa lambung, yang dibagi menjadi
kali sampai lambung kosong. Muntah biasanya didahului
dua daerah berbeda: (i) mukosa olsintik, yang melapisi kor-
oleh pengeluaran liur berlebihan, berkeringat, peningkatan
pus dan fundus; dan (2) daerah kelenjar pilorus (pylaric gland
denyut jantung, dan sensasi mual, yang semuanya khas untuk
area,PG-L), yang melapisi antrum. Permukaan luminal lam-
lepas muatan generalisata sistem saraf otonom.
bung berisi lubang-lubang kecil (foveola) dengan kantung da-
lam yang terbentuk oleh pelipatan masuk mukosa lambung.
PENYEBAB MUNTAH Bagian pertama dari invaginasi ini disebut foveola gastrica,
Muntah dapat dipicu oleh sinyal aferen ke pusat muntah dari yang di dasarnya terletak kelenjar lambung. Berbagai sel
sejumlah reseptor di seluruh tubuh. Penyebab muntah men- sekretorik melapisi bagian dalam invaginasi ini, sebagian ekso-
cakup yang berikut: krin dan sebagian endokrin atau parakrin (Thbel 16-3). Mari-
lah kita melihat sel-sel sekretorik eksokrin terlebih dulu.
I Stimulasi taktil (sentuh) di bagian belakang tenggo-
Di dinding foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksin-
rokan, yaitu salah satu rangsangan paling kuat. Sebagai con-
tik ditemukan tiga jenis sel sekretorik eksokrin lambung:
toh, memasukkan jari tangan ke belakang tenggorokan atau
bahkan keberadaan penekan lidah atau instrumen gigi di I Sel mukus (mucous) melapisi foveola gastrica dan pintu
bagian belakang mulut sudah cukup untuk merangsang masuk kelenjar. Sel-sel ini mengeluarkan mukus encer.
sebagian orang tersedak atau bahkan muntah. (Mucous adalah kata sifat; mucus adalah kata benda).
I Iritasi atau peregangan lambung dan duodenum. I Bagian lebih dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh
I Peningkatan tekanan intrakranium, misalnya yang di- chief cell dan sel parietal. Chief cell yang jumlahnya lebih
sebabkan oleh perdarahan otak. Karena itu, muntah setelah banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen.
cedera kepala dianggap sebagai tanda buruk; hal ini meng- I Sel parietal (atau oksintik) mengeluarkan HCI dan
isyaratkan pembengkakan atau perdarahan di dalam rongga faktor irutrinsih (ohsintik artinya "tajam", gambaran untuk
kranium. produk sekretorik HCI yang poten dari sel ini).
I Rotasi atau akselerasi kepala yang menyebabkan pusing Sekresi eksokrin ini semuanya dibebaskan ke dalam lumen
bergoyang misalnya mabuk perjalanan. lambung. Secara kolektil, berbagai sekresi ini membentuk
I Bahan kimia, termasuk obat atau bahan berbahaya yang getah lambung.
memicu muntah (yaitu, emetik) dengan bekerja pada bagian Beberapa sel punca juga ditemukan di foveola gastrica. Sel-
atas saluran cerna atau dengan merangsang kemoreseptor di sel ini cepat membelah dan berfungsi sebagai sel induk dari
chemoreceptor *igger aaza khusus di samping pusar mun- semua sel baru di mukosa lambung. Sel anak yang dihasilkan
tah di otak. Pengaktifan zona ini memicu refleks muntah. dari pembelahan sel bermigrasi keluar foveola untuk menjadi sel
Sebagai contoh, obat kemoterapi yang digunakan untuk epitel permukaan atau bermigrasi masuk ke dalam ke kelenjar
mengobati kanker sering menyebabkan muntah dengan be- lambung, tempar sel-sel tersebut berdiferensiasi menjadi chief
keria pada chemoreceptor tiger zone. cell atau sel parietal. Melalui aktivitas ini, keseluruhan mukosa
I Muntah psikogenik akibat faktor emosi, termasuk yang lambung diganti setiap sekitar tiga hari. Pertukaran yang sering
menyertai pemandangan atau bau yang memualkan atau ini merupakan hal penting karena isi lambung yang sangat asam
pada situasi stres lainnya. menyebabkan sel-sel mukosa mengalami aus dan mudah rusak.
Di antara foveola gastrica, mukosa lambung dilapisi
EFEK MUNTAH oleh sel epitel permukaan, yang mengeluarkan mukus kental
tebal basayang membentuk lapisan setebal beberapa milimeter
Pada muntah yang berlebihan tubuh mengalami kehilangan
di atas permukaan mukosa.
banyak cairan darl asam yang secara normal akan direabsorpsi.
Kelenjar lambung di PGA rerurama mengeluarkan mu-
Penurunan volume plasma yang terjadi dapat menyebabkan
kus dan sejumiah kecil pepsinogen; tidak ada asam yang di-
dehidrasi dan masalah sirkulasi, dan kehilangan asam dari
keluarkan dari bagian ini, berbeda dari mukosa oksintik.
Iambung dapat menyebabkan alkalosis metabolik (lihat h. 634).
Marilah kita membahas produk-produk eksokrin dan
Namun, muntah tidak selalu berbahaya. Muntah ter-
perannya da-lam pencernaan secara lebih detil.
batas yang dipicu oleh iritasi saluran cerna dapat bermanfaat
dalam mengeluarkan bahan perusak dari lambung dan tidak
membiarkannya ada di lambung untuk kemudian diserap. I Asam hidroklorida mengaktifkan
Pada kenyataannya, emetik kadang-kadang digunakan sete- pepsinogen.
lah seseorang secara tidak sengaja menelan suatu racun untuk
secara cepat mengeluarkan bahan tersebut dari tubuh. Sel parietal secaraaktif mensekresikan HCI ke dalam lumen
Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang mo- foveola gastrica, yang selanjutnya menyalurkan bahan ini ke
tilitas lambung dan akan beralih ke sekresi lambung. lumen lambung. Akibat sekresi HCI ini, pH isi lumen turun

Sistem Pencernaan 659


Mukosa oksintik
/
't. ,'"/ //
//
":/ / li
/U - Mukosa
Lumen
lambung

Daerah
kelenjar
pilorus

- Submukosa

Di mukosa oksintik

Sel epitel permukaan

I,
;rl
li
ii
Gastric tll;, Tabel 5-2
pit il"
-I lt. Gambaran Umum Struktur dan Fungsi Komponen Utama
ti:, Otak
I ..t;
JENIS 5EL PRODUK YANG PERANGSANG FUNGSIGFUNGSI)
SEKRETORIK DISEKRESIKAN SEKRESI PRODUK SEKRESI
Kelenjar
lambung iii
i!*:
,:' t.
'!.' '{, *!..
+4lir,
Mukus basa Stimulasi Melindungi mukosa
+,. mekanis oleh isi dari cedera mekanis,
i'[: 1
; \;,:;::; pepsin, dan asam
llir lill,,l
,:.!r, ,,lli;"
Pepsinogen ACh, gastrin Jika diaktifkan
{il, i memulai pencenaan
{iFr'i
$E1 protein

Di daerah
kelenjar pilorus

i
,il

.1ll

ii

;::
l
,il
rlilr;
tilli'
G:t,,

li':t.
,,€r,

Menghambat sel
parietal, G, dan sel ECL

560 Bab 16
hingga serendah 2. Ion hidrogen (H-) dan ion klorida (Cl ) oleh sel parietal dari proses metabolik atau berdifusi masuk
secara aktif dipindahkan oleh pompa berbeda di membran dari darah. Kombinasi HrO dan CO, menyebabkan terben-
plasma sel parietal. Ion hidrogen secara aktif dipompa me- tuknya HrCO3, yang mengalami penguraian parsial untuk
lawan gradien konsentrasi yang sangat besaq dengan kon- menghasilkan H- dan HCO3 . H- yang dihasilkan pada haki-
sentrasi H- di lumen mencapai 3 juta kali konsentrasinya di katnya menggantikan H- yang disekresikan.
darah. Klorida disekresikan oleh mekanisme transpor aktif HCO, Iang terbentuk dipindahkan ke dalam plasma
sekunder melawan gradien konsentrasi yang jauh lebih kecil oleh penukar CI-HCO; di membran basolateral sel pa-
(hanya 1,5 kali). rietal. Penukar ini memindahkan CI- ke dalam sel parietal
melalui rranspor aktif sekunder (lihat h. 79). Grdorong oleh
MEKANISME SEKRESI H- DAN CI. gradien HCO3 , pembawa ini memindahkan HCO. keluar
sel menuju plasma menuruni gradien konsentrasinya dan
H. yang disekresikan tidak dipindahkan dari plasma tetapi
secara bersamaan memindahkan Cl dari plasma ke dalam sel
berasal dari proses metabolik di dalam sel parietal (Gambar
parietal melawan gradien elektrokimiawinya. Penukar ini
16-9). Secara spesifik, H- yang akan disekresikan berasal dari
meningkatkan konsentrasi Cl' di dalam sel parietal, mem-
penguraian molekul HrO menjadi Ht dan OH (ion hidrok-
bentuk gradien konsentrasi antara sel parietal dan lumen
sil) di dalam sel parietal. Ht ini disekresikan ke dalam lumen
lambung. Berkat gradien konsentrasi ini dan karena interior
oleh H.-K. AIPase di membran luminal sel parietal. Pem-
sel lebih negatif dibandingkan dengan isi lumen maka Cl
bawa transpor aktif primer ini juga memompa Kt ke dalam
yang bermuatan negatif yang dipompa masuk ke sel oleh
sel dari lumen, serupa dengan pompa Na--K. ATPase yang
penukar di membran basolateral berdifusi keluar sel menu-
sudah anda kenal. K- yang dipindahkan tersebut kemudian
runi gradien elektrokimiawinya melalui saluran di membran
secara pasif mengalir kembali ke dalam lumen melalui salur-
luminal menuju lumen lambung, menyelesaikan proses
an K- sehingga kadar K- tidak berubah oleh proses sekresi H-
sekresi C1'.
ini.
Sementara itu OH yang dihasilkan oleh penguraian HrO
dinetralkan dengan berikatan dengan H- baru yang dihasilkan FUNGSI HCI
dari asam karbonat (HrCO3). Sel parietal mengandung banyak Meskipun HCI sebenarnya tidak mencerna apapun (yaitu, tidak
enzim barbonat anhidrase (ca). Dengan keberadaan karbonat menguraikan ikatan kimiawi nutrien), narnun zat ini melakukan
anhidrase, HrO cepat berikatan dengan COr, yang diproduksi fungsi-fungsi spesifik yang membantu pencernaan:

Lumen
lambung

-- = Transpor aktif primer -- = Transpor aktif sekunder


ca = karbonat anhidrase
Garnbar 16-9
Mekanisme sekresi HCl. Sel parietal lambung secara aktif mensekresi H. dan Cl rnelalui kerja dua pompa terpisah. lon hidrogen
disekresikan ke dalam lumen oleh pompa transport aktif H{K. ATPase primer di membran luminal sel parietal. K- yang dipindahkan ke
dalam sel oleh pompa ini segera keluar melalui saluran K* di membran luminal sehingga ion ini mengalami daur ulang antara sel dan
lumen. H* yang disekresikan berasal dari penguraian HrO menjadi H. dan OH-. OH dinetralkan oleh H. lain yang berasal dari HrCO,
yang dihasilkan di dalam sel dari CO, yang diproduksi secara metabolis di sel atau berdifusi masuk dari plasma. Klorida disekreaikan
oleh transpor aktif sekunder. Dengan didorong oleh gradien konsentrasi HCO, , penukar Cl - HCO,- di membran basolateral
memindahkan HCO3 yang dihasilkan dari penguraian HrCO, ke dalam plasma menuruni gradien konsentrasinya dan secara
bersamaan memindahkan Cl- ke dalam sel parietal melawan gradien konsentrasinya. Sekresi klorida tuntas ketika Cl yang masuk dari
plasma berdifusi keluar sel menuruni gradien elektrokimiawinya melalui saluran Cl-di membran luminal menuju lumen lambung.

Sistem Pencernaan 661


1. Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi en- Otokatalisis
zim aktif, pepsin, dan membentuk medium asam yang
I
optimal bagi aktiviras pepsin.
Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otor,
mengurangi ukuran partikel makanan besar menjadi le-
bih kecil.
eensir{osen
----->
Pepsin
-l
,"n""rn""n

). Menyebabkan denaturasi proteiu yaitu, menguraikan 1


-@-ffif
tro,",n
bentuk fina1 protein yang berupa gulungan (pelipatan)
Lumen
sehingga ikatan peptida lebih terpajan ke enzim. lambung HCr I
Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikro-
4.
organisme yang tertelan bersama makanan, meskipun
-iffi
Fragmen peptida
sebagian tetap lolos dan terus tumbuh dan berkembang
di usus besar.

I Pepsinogen,setelah diaktifkan, memulai


pencernaan protein.

Konstituen pencernaan utama sekresi lambung adalah pep-


sinogen, suatu molekul enzim inaktif yang diproduksi oleh
chief cell. Pepsinogen disimpan di sitoplasma chief cell di da-
lam vesikei sekretorik yang dikenal sebagai granula zimogen.
Dari granula ini enzim tersebut dibebaskan secara eksositosis
dengan stimulasi yang sesuai (lihat h. 30). Ketika pepsinogen
disekresikan ke dalam iumen lambung, HCI memuruskan
sepotong kecil molekul, mengubahnya menjadi bentuk aktif ;' +$

enzim, pepsin (Gambar 16-10). Setelah terbentuk, pepsin


bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilkan
.:
lebih banyak pepsin. Mekanisme semacam ini, di mana
bentuk aktif suatu enzim mengaktifkan molekul enzim yang
sama, disebut proses otokatalisis ("pengaktifan diri"). :F: W : Berbagai asam amino
Pepsin memulai pencernaan protein dengan memurus-
: Pemutusan enzimatik suatu ikatan kimia
kan ikatan-ikatan asam amino tertentu untuk menghasilkan |
fragmen-fragmen peptida (rantai pendek asam amino); en- Gambar 16-10
zim ini bekerja paling efektif dalam lingkungan asam yang Pengaktifan pepsinogen di lumen lambung. Di lumen, asam
dihasilkan oleh HCI. Karena dapat mencena protein maka hidroklorida (HCl) mengaktifkan pepsinogen menjadi bentuk
pepsin harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif aktifnya, pepsin, dengan memutuskan sepotong kecil
fragmen. Setelah diaktifkan, pepsin mengaktifkan secara
sehingga zat ini tidak mencerna protein-protein sel di tem- otokatalisis lebih banyak pepsinogen dan memulai pencer-
patnya terbentuk. Karena itu, pepsin dipertahankan dalam naan protein. Sekresi pepsinogen dalam bentuk inaktif
bentuk inaktif pepsinogen sampai zat ini mencapai lumen mencegahnya mencerna struktur-struktur protein sel di
lambung, tempat ia diaktifkan oleh HCI yang disekresikan tempatnya terbentuk.
ke dalam lumen oleh jenis sei lain.

I Mukus bersifat protektif. I Karena bersifat basa, mukus membantu melindungi


lambung dari cedera asam karena menetralkan HCI di dekat
Permukaan mukosa lambung ditutupi oleh suatu lapisan lapisan dalam lambung, tetapi tidak mengganggu fungsi HCI
mukus yang berasal dari sel epitel permukaan dan sel mukus. di lumen. Sementara pH di lumen dapat serendah 2, pH di
Mukus ini berfungsi se bagai sawar protektif terhadap beberapa lapisan mukus di permukaan sel mukosa adalah sekitar 7.
bentuk cedera yang dapat mengenai mukosa lambung:

I Berkat sifat pelumasannya, mukus melindungi mukosa I Faktor intrinsik penting untuk menyerap
lambung dari cedera mekanis.
vitamin 8.,r.
I Mukus membantu mencegah dinding lambung
mencerna dirinya sendiri, karena pepsin terhambat jika Faktor intrinsik, produk sekretorik lain sel parietal selain
berkontak dengan lapisan mukus yang menutupi bagian HCl, penting dalam penyerapan vitamin B,,,. Vitamin ini
dalam lambung. (Namun, mukus tidak mempengaruhi hanya dapat diserap jika berikatan dengan faktor intrinsik.
aktivitas pepsin di lumen, tempat pencernaan protein Pengikatan kompleks faktor intrinsik-vitamin B,, dengan re-
makanan berlangsung tanpa gangguan). septor khusus yang hanya terdapat di ileum terminal, bagian

662 Bab X6
terakhir usus halus, memicu endositosis (yang diperantarai kan peningkatan sekresi HCI waktu pencernaan makanan.
oleh reseptor) kompleks ini di lokasi tersebut (lihat h. 33). Gastrin juga bersifat trofk (mendorong pertumbuhan) mu-
Vitamin B,, esensial untuk pembentukan normal sel kosa lambung dan usus halus sehingga kemampuan sekresi
darah merah. mukosa-mukosa tersebut terpelihara.
CATAIAN KLINIS. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B,, I Histamin, suatu z t yang bekeja secara parakrin, di-
tidak diserap sehingga produksi eritrosit terganggu dan timbul bebaskan dari sel ECL sebagai respons terhadap ACh dan
anemia pernisiosa (lihat h. 427). Anemia pernisiosa biasanya gastrin. Histamin bekerja lokal pada sel-sel parietal sekitar
disebabkan oleh serangan otoimun terhadap sel parietal (lihat untuk mempercepar sekresi HCl.
h. 475). Kondisi ini diobati dengan pen)'untikan terarur vita- I Somatostatin dibebaskan dari sel D sebagai respons
min B,, yang memintas mekanisme absorptif saluran cerna. terhadap asam. Zat ini bekerja lokal secara parakrin melalui
umpan balik negatif untuk menghambat sekresi sel parietal,
sel G, dan sel ECL, sehingga sel penghasil HCI dan jalur
I Sef parietal dan chief celldipengaruhi oleh stimulatoriknya yang paling kuat inaktif.
banyak jalur regulatorik.
Dari daftar ini tampak jelas bahwa terdapat banyak
Selain sel sekretorik elaokrin lambung, terdapat sel sekretorik pembawa pesan kimiawi yang selain mempengaruhi sel pa-
lain di kelenjar lambung yang mengeluarkan faktor regulato- rietal dan chief cell, juga masing-masing saling mempenga-
rik endokrin dan parakrin dan bukan produk-produk yang ruhi. Kemudian, ketika kita membahas fase-fase sekresi
berperan dalam pencernaan nutrien di lumen lambung (lihat lambung, akan diperlihatkan situasi-situasi saar faktor-faktor
h. 123). Sel-sei sekretorik ini diperiihatkan di Thbel 16-3: regulatorik ini dibebaskan.

I Sel endokrin yang dikenal sebagai sel G dan hanya di-


temukan di foveola gastrica PGA mengeluarkan hormon I Kontrol sekresi lambung melibatkan tiga
gastri n ke dalam darah. fase.
I Enterochromaff.n-lihe cell (ECL cell) yang tersebar di
antara sel parietal dan chief cell di kelenjar lambung mukosa Laju sekresi lambung dapat dipengaruhi oleh (1) faktor-
oksintik mengeluarkan histamin yang bekerja secara para- faktor yang muncul bahkan sebelum makanan mencapai
krin. lambung, (2) faktor-fakror yang disebabkan oleh keberadaan
I Sel D, yang tersebar di kelenjar-kelenjar dekat pilorus makanan di lambung, dan (3) faktor-faktor di duodenum
tetapi lebih banyak di duodenum, mengeluarkan somatostatin setelah makanan meninggalkan lambung. Karena itu, sekresi
yang bekerja secara parakrin. dibagi menjadi tiga fase-fase sefalik, lanrbung, dan
Ketiga faktor regulatorik dari foveola gastrica ini bersama filrl""t
dengan neurorransmiter as eti lko lin (AC h) berperan mengon-
trol sekresi getah pencernaan lambung. Sel parietal memiliki FASE SEFALIK
reseptor terpisah untuk masing-masing dari pembawa pesan Fase sefalik sehresi lambuag merujuk kepada peningkatan
kimiawi ini. Tiga darinya-ACh, gastrin, dan histamin-ber- sekresi HCI dan pepsinogen yang terjadi melalui mekanisme
sifat stimulatorik. Zat-zat ini menyebabkan peningkatan umpan sebagai respons terhadap rangsangan yang bekerja di
sekresi HCI dengan mendorong penyisipan tambahan H--K. kepala bahkan sebelum makanan mencapai lambung (sefallk
AIPase ke membran plasma sel parietal. Zat regulatorik artinya "kepala'). Memikirkan, mencicipi, mencium,
keempat-somatostarin-menghambat sekresi HCl. ACh dan mengunyah, dan menelan makanan meningkatkan sekresi
gastrin juga meningkatkan sekresi pepsinogen meialui efek lambung oleh aktivitas vagus melaiui dua cara. Pertama, sti-
stimulatoriknya pada chief cell. Kini kita aan membahas mulasi vagus terhadap pleksus intrinsik mendorong pening-
masing-masing pembawa pesan kimiawi ini secara lebih detil katan sekresi ACh, yang pada gilirannya menyebabkan pe-
(Tabel 16-3) ningkatan sekresi HCI dan pepsinogen oleh sel sekretorik.
I Asetilkolin adalah neurorransmiter yang dibebaskan Kedua, stimulasi vagus pada sel G di dalam PGA menyebab-
dari pleksus saraf intrinsik sebagai respons terhadap refleks kan pembebasan gastrin, yang pada gilirannya semakin me-
lokal pendek maupun stimulasi vagus. ACh merangsang sel ningkatkan sekresi HCI dan pepsinogen, dengan efek HCI
parietal dan chief cell serta sel G dan sel ECL. mengalami potensiasi (diperkuat) oleh pelepasan histamin
I Sel G mengeluarkan hormon gastrin ke dalam darah yang dipicu gastrin (Thbel l6-4).
sebagai respons terhadap produk-produk protein di lumen
lambung dan sebagai respons terhadap ACh. Seperti sekretin FASE LAMBUNG
dan CCK, gastrin adalah hormon pencernaan urarna. Setelah Fase lambung sekresi lambung berawal ketika makanan benar-
diangkut oleh darah kembali ke korpus dan fundus lambung, benar mencapai lambung. Rangsangan yang bekerja di lam-
gastrin merangsang sel parietal dan chief cell, mendorong bung-yait:.r prorein, l<hrsrsnya potongan peptida; peregangan;
sekresi getah lambung yang sangat asam. Selain merangsang kafein; dan a lk o h o l-meningkatkan sekresi lambung melalui
langsung sel parietal, gastrin secara tak langsung mendorong jalur-jalur eferen yang rumpang tindih. Sebagai contoh,
sekresi HCI dengan merangsang sel ECL untuk mengeluar- protein di lambung, perangsang paling kuat, merangsang
kan histamin. Gastrin adalah faktor utama yang menyebab- kemoreseptor yang mengaktifkan pleksus saraf intrinsik, yang

Sistem Pencernaan 663


Tabel 16-4
Stimulasi Sekresi Lambung

FASE RANGSANGAN M EKANISM E EKSITATORIK UNTUK M EN INGKATKAN SEKRESI LAMBUNG

Fase Sefalik Rangsangandi I +Saraf + + Chief cell dan JSekresi


Sekresi kepala-melihat, I f intrinsik lACh+ sel parietal lambung
Lambung mencium,mengecap, $v"or.__J
mengunyah, menelan 1 lj s"t c
makanan
ECL lHistamin

+
Fase Lambung Rangsangan di + Saraf ---* + Chief celldan tsekresi
Sekresi lambung-protein a intrinsik lACh- sel parietal lambung
Lambung (fragmen peptida), *+lVagus --'l
peregangan, kafein, rI ,

alkohol

selanjutnya merangsang sel sekretorik. Selain itu, prorein I Sewaktu makanan secara bertahap mengalir habis ke
menyebabkan pengaktifan serat vagus ekstrinsik ke lambung. duodenum, perangsang utama meningkatnya sekresi lam-
Aktivitas vagus semakin meningkatkan stimulasi saraf intrin- bung-adanya protein di lambung-lenyap.
sik pada sel sekretorik dan memicu pelepasan gastrin. Protein I Setelah makanan meninggalkan lambung, getah lam.
juga secara langsung merangsang pengeluaran gastrin. Gas- bung menumpuk sedemikian sehingga pH lambung turun
trin, pada gilirannya, adalah perangsang kuat bagi sekresi sangat rendah. Penurunan pH di dalam lumen lambung
HCI dan pepsinogen lebih lanjut serta juga menyebabkan ini terjadi terutama karena protein makanan yang semula
pengeluaran histamin, yang semakin meningkatkan sekresi mendapar HCI tidak lagi terdapat di lumen karena lam-
HCl. Melalui jalur-jalur yang sinergistik dan tumpang tindih bung telah kosong. (Ingatlah bahwa protein berfungsi
ini, protein menginduksi sekresi getah iambung yang sangat sebagai dapar yang baik; lihat h. 624). Somatostatin di-
asam dan kaya pepsin, melanjutkan pencernaan protein yang bebaskan sebagai respons terhadap tingkat keasaman lam-
menjadi pemicu proses ini (Tabel 16-4). bung yang tinggi ini. Melalui mekanisme umpan balik,
Ketika lambung teregang oleh makanan kaya protein sekresi lambung berkurang akibat efek inhibitorik soma-
yang perlu dicerna, respons-respons sekretorik ini merupakan tostatin.
hal yang sesuai. Kafein dan, dengan tingkat yang lebih ren- I Rangsangan yang sama yang menghambat motilitas
dah, alkohol juga merangsang sekresi getah lambung yang lambung (lemak, asam, hipertonisitas, atau peregangan di
sangat asam, meskipun tidak terdapat makanan. Asam yang duodenum yang ditimbulkan oleh pengosongan isi lambung
tidak dibutuhkan ini dapat mengiritasi lapisan dalam lam- ke dalam duodenum) juga menghambat sekresi lambung.
bung dan duodenum. Karena itu, orang dengan tukak atau Refleks enterogastrik dan enterogastron menekan sel-sel
hiperasiditas lambung seyogianya menghindari kafein dan sekretorik lambung sementara keduanya secara bersamaan
minuman beralkohol. mengurangi eksitabilitas sel otot polos lambung. Respons
inhibitorik ini adalah fase usus sekresi lambung.
FASE USUS
Fase usus sebresi lambung mencakup faktor-faktor yang berasal I Sawar mukosa lambung melindungi lapisan
dari usus halus yang mempengaruhi sekresi lambung. Se- dalam lambung dari sekresi lambung.
mentara fase-fase lain bersifat eksitatorik, fase ini inhibitorik.
Fase usus penting untuk menghentikan aliran getah lambung Bagaimana lambung dapat menampung cairan yang sangar
sewaktu kimus mulai mengalir ke dalam usus halus, suatu asam dan enzim-enzim proteolitik tanpa mengalami kerusak-
topik yang kini akan kita bicarakan. an sendiri? Anda telah mempelajari bahwa mukus memben-
tuk lapisan pelindung. Selain itu, lapisan mukosa itu sendiri
membentuk sawar-sawar lain untuk mencegah perusakan
I Sekresi lambung secara bertahapmenurun oleh asam lambung. Pertama, membran luminal sel mukosa
sewaku kimus mengalir dari lambung ke dalam lambung hampir impermeabel terhadap H- sehingga asam
duodenum. tidak dapat menembus ke daiam sel dan merusaknya. Selain
itu, tepi-tepi lateral sel-sel ini disatukan dekat batas lumi,
Anda kini mengetahui faktor-faktor yang mengaktifkan nalnya oleh taut erat/kedap sehingga asam tidak dapat me-
sekresi lambung sebelum dan sewaktu makan, tetapi bagai- rembes di antara sel dari lumen ke dalam submukosa di
mana aliran getah lambung terhenti ketika tidak lagi di- bawahnya (lihat h. 77). Sifat mukosa lambung yang me"
butuhkan? Sekresi lambung secara bertahap dikurangi me- mungkinkan lambung menampung asam ranpa mencederai
lalui tiga cara setelah lambung kosong (Thbel l6-5)' dirinya sendiri membenruk sawar mukosa lambung

664 Bab 15
Tabel 16-5
lnhibisi Sekresi Lambung

BAGIAN RANGSANGAN MEKANISME INHIBITORIK UNTUK SEKRESI LAMBUNG

Saraf intrinsik
Lenyapnya protein
Korpus dan dan peregangan Vagus JSekresi
Antrum ketika lambung lambung
kosong Sel G -------------------------_ JGastrin
r* .;Histamin

sel parietal--l
,-------*-
Antrum dan Akumulasi asam Set D ---------lsomatostatin{-- set G l-rSekresr
Duodenum I+ SeIECL
I
I
tambung

Duodenum Lemak
(Fase Usus Asam
Jsekresi dan
Sekresi Hipertonisitas motilitas lambung
LambunE) Peregangan

(Gambar 16-11). Mekanisme protektif ini diperkuat oleh Pencernaan oleh getah lambung itu sendiri berlangsung
kenyataan bahwa keseluruhan lapisan dalam lambung diganti di antrum lambung, tempar makanan dicampur merata
setiap tiga hari. Karena cepatnya perganrian mukosa maka dengan HCI dan pepsin, yang mengawali pencernaan pro-
sel-sel biasanya telah diganti sebelum mereka cukup iama tein.
mengalami aus dan kerusakan akibat lingkungan isi lambung
yang "keras" tersebut.
CATAIAN KLINIS. Meskipun adanya proteksi oleh I Lambung menyerap alkohol dan aspirin tetapi
mukus, sawar mukosa lambung, dan pergantian sel yang tidak makanan.
cepat, sawar kadang-kadang rerganggu dan dinding lam-
bung mengalami cedera oleh isinya yang asam dan Tidak ada makanan atau air yang diserap ke dalam darah
mengandung enzim tersebut. Jika hal ini terjadi maka melalui mukosa lambung. Namun, dua bahan non-nutrien
terbentuk erosi, atau tukak peptik, di dinding lambung. dapat diserap langsung dari lambung - eril alkohol dan aspi-
Refluks berlebihan lambung ke dalam esofagus serta pe- rln. Alkohol bersifat agak larut lemak sehingga zat ini dapat
nyaluran berlebihan isi lambung yang asam ke dalam duo- berdifusi melalui membran lemak sel epitel yang melapisi
denum juga dapat menyebabkan tukak peptik di lokasi- bagian dalam lambung dan dapat masuk ke darah melalui
lokasi ini. (Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai kapiler submukosa. Meskipun dapat diserap oleh mukosa
tukak, lihat fitur boks di h. 667, Konsep, Tantangan, dan lambung namun alkohol diserap bahkan lebih cepat oleh
Kontroversi). mukosa usus halus, karena luas permukaan untuk penye-
Kini kita beralih ke dua proses pencernaan yang rersisa rapan di usus halus jauh lebih besar daripada di lambung.
di lambung, pencernaan dan penyerapan lambung. Karena itu, penyeiapan alkohol terjadi lebih lambat jika
pengosongan lambung tertunda sehingga alkohol lebih lama
berada di lambung yang penyerapannya lambat. Karena le-
I Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus mak adalah perangsang duodenum paling kuat untuk meng-
larnbung; pencernaan protein dimulai di antrum. hambat motilitas lambung maka konsumsi makanan kaya
lemak (misalnya susu utuh, pizza, atau kacang-kacangan)
Dua proses pencernaan terpisah berlangsung di dalam lam- sebelum atau selama ingesti alkohol menunda pengosongan
bung. Di korpus lambung, makanan berada dalam keadaan iambung dan mencegah alkohol menimbulkan efeknya
setengah padat karena kontraksi peristaltik di bagian ini dengan cepat.
terlalu lemah untuk melakukan pencampuran. Karena di CATAIAN KLINIS. Kategori lain bahan yang diserap
korpus lambung makanan tidak dicampur dengan sekresi oleh mukosa lambung mencakup asam lemah, terutama
lambung maka di sini tidak banyak berlangsung pencernaan (aspirin). Dalam lingkungan yang sangar
asam as€tilsalisilat
protein. Namun, di bagian dalam massa makanan, pencerna- asam lumen iambung, asam-asam lemah hampir tidak
an karbohidrat berianjut di bawah pengaruh amilase liur. mengalami ionisasi sama sekali; yaitu, H. dan anion ter-
Meskipun asam menginaktifkan amilase liur namun bagian kaitnya tetap menyaru. Dalam bentuk tidak terionisasi,
dalam massa makanan vang tidak rercampur, bebas dari asam-asam lemah ini larut lemak sehingga dapat diserap
cepat dengan menembus membran plasma sel epitel yang

Sistem Pencernaan 665


lsi lumen Sawar mukosa lambung terdiri dari
Lapisan mukus komponen-komponen berikut yang
HCt HCt HCt

\-/ o -rto to memungkinkan lambung menampung


asam tanpa mencederai dirinya sendiri:
I
I
,) o lvlembran luminal sel mukosa lambung
l:i. impermeabel terhadap H. sehingga
#T t lmpermeabel HCI tidak dapat menembus ke dalam
Y
Chief cell I terhadap HCI sel ini.
Sel pafieffi,
) o Sel-sel disatukan oleh taut erat/kedap
yang mencegah HCI menembus di
antara sel-sel tersebut.

Sel-sel yang melapisi mukosa


@ fapisan mukus di atas mukosa
lambung memberi proteksi tambahan.
lambung (termasuk yang melapisi
Submukosa gastric pit dan kelenjar)
---{--- =Atiran dihambat

Garnbar 16-11
Sawar mukosa lambung.

melapisi lambung. Sebagian besar obat lain tidak diserap fungsi berbeda di bawah kontrol mekanisme regulatorik
sampai mencapai usus halus sehingga obat-obat ini tidak yang berlair.ran.
cepat me nimbulkan elrek.
Setelah menuntaskan pembahasan kita tentang lam-
bung, kita akan bergerak ke bagian selanjutnya dari saluran I Pankreas eksokrinmengeluarkan enzim
cerna, usus halus dan organ-organ pencernaan tambahan pencernaan dan cairan encer alkalis.
yang mengeluarkan sekresinya ke dalam lumen usus halus.
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri
dari dua komponen: (1) enzim pankreas yang secara aktif
disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus dan (2)
SEKRESI PANKREAS DAN EMPEDU /arutan cair basa yang secara aktifdisekresikan oleh sel duktus
yang melapisi duktus pankreatikus. Komponen encer alkalis
Ketika disalurkan ke dalam usus halus, isi lambung akan ber-
banyak mengandung natrium bikarbor.rat (NaHCO.).
campur tidak saja dengan getah yang dikeluarkan oleh mu-
Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disinpan di
kosa usus halus tetapi juga dengan sekresi pankreas eksokrin
dalarn granula zimogen setelah diproduksi, kemudian dilepas-
dan hati yang disalurkan ke dalam lumen duodenum. Kita kan dengan eksositosis sesuai kebutuhan. Enzim-enzim pan-
akan membahas peran masing-masing organ pencernaan kreas ini penting karena hampir mencerna makanan secara
tambahan ini sebelum kita meneliti kontribusi usus halus itu
sempurna tanpa adanya sekresi pencernaan lain. Sel-sel asinus
sendiri.
mer-rgeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu men,
cerna ketiga kategori makanan: (1) enzim proteolitik unruk
pencernaan protein, (2) amilase pankreas untuk pencernaan
t Pankreas adalah carnpuran jaringan eksokrin karbohidrat, dan (l) lipase pankreas untuk mencerna lemak.
dan endokrin.

Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak ENZIM PROTEOLITIK PANKREAS
di belakang dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama Tiga enzim proteolitik utama pankreas adalah nipsinogen, ki-
duodenum (Gambar 16-12). Kelenjar campuran ini mengan- motripsinogen, dan pro karbo ksipeptidase, yang masing-masing
dung jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang disekresikan dalam bentuk inaktif. Setelah tripsinogen di-
predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik sekresikan ke dalam lumen duodenum, bahan ini diakdf:l<an
mirip anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai menjadi bentuk aktifnya yaitu tripsin oleh enterokinase
asinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirnya (juga dikenal sebagai enteropeptidase), suatu enzim yang
bermuara di duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terbenam di membran luminal sel-sel yang melapisi mukosa
terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau- duodenum. Tiipsin kemudian secara otokatalisis mengaktif-
pulau Langerhans, yang tersebar di seluruh pankreas. kan lebih banyak tripsinogen. Seperti pepsinogen, tripsino-
Hormon-hormon terpenting yang disekresikan oleh sel gen harus tetap inaktif di dalam pankreas untuk mencegah
pulau-pulau Langerhans adalah insulin dan glukagon (Bab enzim proteolitik ini mencerna protein sel tempat ia terben-
19). Pankreas eksokrin dan endokrin berasal dari jaringan tuk. Karena itu, tripsinogen retap inaktif sampai zat ini men-
berbeda selama perkembar.rgan masa mudigah dan hanya me- capai lumen duodenum, di mana enterokinase memicu pro-
miliki kesamaan lokasi. Meskipun sama-sama terlibat dalam ses pengaktifan, yang kemudian berlanjut secara otokatalitis.
metabolisme molekul nutrien namun keduanva memiliki Sebagai proteksi tambahan, pankreas juga menghasilkan ba-

666 Bab"l6
Konsep" Tantangaffi, dan Kontroversi
Tukak: Ketika Kuman Menerobos pagar
Tukak peptik adalah erosi yang
biasanya berawal di lapisan mrkora infeksi atau cedera parah. Situasi stres
lambung dan dapat menembus ke yang terus-menerus sering berkaitan
lapisan-lapisan dalam dinding lam_ dengan pembentukan tuliak, mungkin
bung. Tukak ini terjadi ketikJsawar karena respons emosi terhadap str6s
mukosa lambung terganggu sehingga dapat merangsang sekresi lambung
pepsin dan HCI bekerja pada dinding yang berlebihan.
lambung bukannya pada makanan ji Jika sawar mukosa lambung rusak,
lumen. Aliran balik berulang getah maka asam dan pepsin berdifusi ke
lambung yang asam ke dalam esofagus dalam mukosa dan submukosa di
atau asam yang berlebihan yang bawahnya, dengan konsekuensi
mengalir ke duodenum dari lambung patofisiologik yang serius. Erosi
juga dapat menyebabkan tukak pepiik permukaan atau tukak, secara
di tempat-tempat tersebut. progresif membesar seiring dengan
Penyebab pasti tukak selama ini semakin banyaknya asam dan pepsin
belum diketahui, tetapi dalam suatu yang masuk dan terus merusak dinding
penemuan mengejutkan pada awal lambung. Dua dari konsekuensi palingl
tahun 1990-an bakteri Helicobacterium serius tukak adalah: (1) perdarahan
pylori dituding sebagai penyebab lebih karena kerusakan kapiler submukosa
dari B0o/o tukak peptik. Tiga puluh dan (2) perforasi, atau erosi total
persen populasi memiliki H. pylori. I:l"rgr: dinding tambung, menye_
babkan ke.luarnya isi lambung yang
Mereka yang memiliki bakteri lambat
ini berisiko 3 sampai l2 kali lipat poten ke dalam rongga abdomen.-
mengalami tukak dalam 10 sampai 20 Terapi tukak mencakup antibiotik,
Helicobacter pylori penyekat reseptor histamin H_2, dan
tahun mengalami infeksi dibandingkan Helicobacter pylorl, bakteri yang
mereka yang tidak mengidap bakteri inhibitor pompa proton. Dengan
bertanggung jawab atas sebagiin ditemukannya komponen infeksi pada
ini. Mereka juga berisiko lebih tinggi besar kasus tukak peptik, memiliki
mengalami kanker lambung. sebagian besar tukak, antibiotik kini
flagela yang memungkinkannya
Selama bertahun-tahun, para menjadi terapi pilihan. Obat_obat lain
menggali terowongan di bawah juga digunakan tersendiri atau
ilmuwan mengabaikan kemungkinan lapisan protektif mukus yang melapisi
bahwa tukak dapat dipicu oleh suatu dikombinasikan dengan antibiotik.
bagian dalam lambung
agen infeksi, karena bakteri biasanya dekade sebelum penemuan H.
.Dua
tidak dapat bertahan di lingkungan pylon, para peneliti menemukan suatu
yang sangat asam seperti di lumen antihistamin (si metidi n) yang secara
H. pylori berperan dalam pemben_ spesif ik menghambat reieptor histamin
lambung. Satu pengecualian, H. pylori tukan tukak dengan mengeluarkan
menggunakan beberapa strategi untuk H-2, tipe reseptor yang berikatan
toksin yang menyebabkan peradangan dengan histamin yang dibebaskan dari
bertahan di lingkungan yang tJk persisten, atau gastrltr s u pe rf i si a I
ramah ini. pertama, organisme ini lambung. Reseptor ini berbeda dari
kronik, di tempat kolonisasinya. H. reseptor H-l yang berikatan dengan
dapat bergerak karena dilengkapi oleh pylori juga memperlemah sawar
empat sampai enam flagela (apendiks histamin yang terlibat dalam penlyakit
mukosa lambung dengan mengganggu alergi pernapasan. Karena itu,
mrnp pecu! lihat gambar penyerta), taut erat antara sel-sel epitel lambung
yang memungkinkan mereka bergerak antihistamin tradisional yang diguna_
sehingga mukosa lambung lebih bocJr kan untuk alergi pernapasan lmlsalnya
dan berdiam di bawah lapisan tebll daripada normal.
mukus alkalis lambung. Di sini bakteri hay fever dan asma) tidak efektif
Sendiri atau bersama dengan untuk tukak, sebaliknya simetidin tidak
ini terlindung dari isi lambung yang tersangka kuman ini, faktor lain juga
sangat asam. Selain itu, H. pylori bermanfaat untuk masalah
diketahui berperan dalam pembeniuk_ pernapasan.
cenderung berdiam di antrum, yang an tukak. Pajanan berulang ke bahan
tidak mengandung sel parietal Golongan obat baru Iain yang
kimia tertentu dapat merusak sawar digunakan untuk mengobati tuklk
penghasil asam meskipun HCI dari
mukosa lambung; bahan yang menghambat sekresi asam dengan
bagian atas lambung tetap mencapai terpenting dalam hal ini adalah etil
antrum. Bakteri juga menghasilkan secara langsung menghambat
alkohol dan obat antiinflamasi fompa
urease, suatu enzim yang menguraikan yang memindahkan H- ke dalam lumen
nonsteroid (OAINS), misalnya aspirin, lambung. Apa yang dinamai inhibitor
urea, suatu produk akhir metabolisme ibuprofen, atau obat yang iebih poten
protein, menjadi amonia (NU.) dan pompa proton ini (H. adalah proton
untuk mengobati artritis atau proses telanjang tanpa elektronnya) mem_
COr. Amonia berfungsi sebagii dapar peradangan kronik lainnya. Sawar
(lihat h. 630) yang menetralkan asam bantu mengurangi efek korosif HCI
sering rusak pada pasien yang pada jaringan yang terpajan.
lambung secara lokal di sekitar H. pytori. mengalami penyakit berat misalnya

han kimia yang dikenal sebagai inhibitor tripsin, yang aktif, masing-masing adalah kimotripsin dan kar_
menghambat kerja tripsin jika secara tak sengaja terjadi
pengl
f.:,lk
boksipeptidase, di dalam lumen duodenum. iarena itu, jika
aktifan tripsinogen di dalam pankreas.
enterokinase telah mer.rgaktifkan sebagian dari
Kimotripsinogen dan prokarbolisipeptidase, enzim tripsin maka
tripsin kemudian melaksanakrn pror., pengaktifan
proteolitik pankreas lainnya, diubah ol.h iiprin menjadi selanjut-
ftya.

Sistem Feneernean 687


Duktus biliaris
dari hati Lambung

Duodenum

Hormon
(insulin,
glukagon)

rl,;i+,i' ;.,,_

ILF:'
?
#,:ffi
r#' ,r.-+
;r:",
!,E35.1 6'';,1+-\* '1,'

: -"
t,lr\.
t"
ii".,
t.*:M"d;
;i:"'#+
Bagian endokrin
Sel duktus Sel asinus pankreas
mengeluarkan mengeluarkan (lslet Langerhans)
larutan enzim
NaHCO. cair pencernaan

T Bagian kelenjar
Bagian eksokrin pankreas pankreas sangat
(Sel asinus dan duktus) diperbesar.

Gambar 16-12
Gambaran skematik bagian eksokrin dan endokrin pankreas. Pankreas eksokrin mensekresikan ke dalam lumen duodenum
getah pencernaan yang mengandung enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh sel asinus dan larutan NaHCO. cair yang
disekresikan oleh sel duktus. Pankreas endokrin mengeluarkan hormon insulin dan glukagon ke dalam darah.

Masing-masing dari enzim proteolitik ini menyerang disekresikan di liur dan getah lambung). Lipase pankreas
ikatan peptidayang berbeda. Produk akhir vang terbentuk menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida
dari proses ini adalah campuran rantai peptida pendek dan dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat di-
asam amino. Mukus yang disekresikan oleh sel usus melin- serap. Seperti amilase, lipase disekresikan dalam bentuk aktif
dungi dinding usus halus dari pencernaan oleh enzim-enzim karena tidak ada risiko pencernaan diri oleh lipase. Tiiglise-
proteolitik yang aktif tersebut. rida bukan komponen struktural sel pankreas.

AMILASE PANKREAS INSUFISIENSI PANKREAS


Seperti amilase liur, amilase pankreas berperan dalam pen- CATAIAN KLINIS. Jika terjadi defisiensi enzim-enzim pan-
cernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida menjadi kreas maka pencernaan makanan menjadi tidak tuntas.
disakarida maltosa. Amilase disekresikan dalam getah pan- Karena pankreas adalah satu-satunya sumber lipase yang ber-
kreas dalam bentuk aktif, karena amilase aktif tidak mem- makna maka defisiensi enzim pankreas menyebabkan maldi-
bahayakan sel sekretorik. Sel-sel ini tidak mengandung gesti lemak yang serius. Gambaran klinis utama insufisiensi
polisakarida. pankreas eksokrin adalah steatorea, atau peningkatan lemak
yang tak tercerna di tinja. Hingga 600lo sampai 707o lemak
LIPASE PANKREAS yang terteian mungkin diekskresikan di tinja. Pencernaan
Lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu- protein dan karbohidrar terganggu dengan derajat lebih ren-
satunya enzim di seluruh saluran cerna yang dapat mencerna dah karena enzim-enzim liur, lambung, dan usus halus ikut
lemak. (Pada manusia, lipase dalam jumlah tak bermakna berperan mencerna bahan makanan ini.

668 Bab 16
SEKRESI ALKALIS CAIR PANKREAS memicu respons, serta juga membantu mencerna karbohi-
Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal pada lingkungan drat. Berbeda dari lemak dan protein, karbohidrat tidak ber-
yang netral atau sedikit basa, namun isi lambung yang sangar pengaruh langsung pada sekresi enzim pencernaan pankreas.
asam dialirkan ke dalam lumen duodenum di dekat tempat Ketiga jenis enzim pencernaan pankreas dikemas ber-
keluarnya enzim pankreas ke dalam duodenum. Kimus asam sama dalam granula zimogeq, sehingga semua enzim pan-
ini harus cepat dinetralkan di lumen duodenum, tidak saja kreas dibebaskan bersama-sama pada eksositosis granula.
agar enzim pankreas berfungsi optimal tetapi juga untuk Karena itu, meskipun jumlah total enzim yang dibebaskan
mencegah kerusakan mukosa duodenum akibat asam. Cairan bervariasi bergantung pada lenis makanan yang dikonsumsi
basa (kaya NaHCOT) yang disekresikan oleh sel duktus (sekresi paling banyak dirangsang oleh lemak) namun per-
pankreas ke dalam lumen duodenum memiliki fungsi pen- bandingan enzim-enzim yang dibebaskan tidak berbeda ber-
ting menetralkan kimus asam sewaktu kimus masuk ke da- dasarkan jenis makanan. Yaitu, makanan tinggi protein tidak
lam duodenum dari lambung. Sekresi NaHCO, cair ini ada- menyebabkan pelepasan enzim pencernaan dengan proporsi
lah komponen terbanyak sekresi pankreas. Volume sekresi enzim proteolitik yang lebih besar. Namun, bukti menun-
pankreas berkisar antara 1 dan 2 liter sehari, bergantung pada jukkan bahwa dapat terjadi penyesuaian jangka panjang
ienis dan derajar stimulasi. dalam proporsi jenis enzim sebagai respons adaptifterhadap
perubahan berkepanjangan dalam diet. Sebagai contoh, pada
perubahan jangka panjang ke diet tinggi protein akan di-
I Sekresi eksokrin pankreas diatur oleh sekretin produksi enzim proteolitik dengan proporsi yang lebih besar.
dan CCK. Kolesistokinin mungkin berperan dalam adaptasi enzim
pencernaan pankreas terhadap perubahan diet.
Sekresi eksokrin pankreas diatur terutama oleh mekanisme
Seperti gastrin yang bersifat trofik bagi lambung dan
hormon. Selama fase sefalik pencernaan, terjadi sekresi pan-
usus halus, CCK dan sekretin juga memiliki efek trofik pada
kreas dalam jumlah terbatas akibat stimulasi parasimpatis,
pankreas eksokrin untuk mempertahankan integritasnya.
disertai peningkatan simbolik terjadi selama fase lambung
Kini kita akan melihat kontribusi unit pencernaan tam-
sebagai respons terhadap gastrin. Namun, stimulasi utama
bahan lainnya, hati dan kandung empedu.
sekresi pankreas terjadi selama fase usus pencernaan ketika
kimus berada di usus halus. Pelepasan dua enterogasrron
utama, sekrerin dan kolesistokinin (CCK) sebagai respons
terhadap kimus di duodenum berperan sentral dalam I Hati melakukan berbagai fungsi penting,
mengontrol sekresi pankreas (Gambar 15-13). termasuk menghasilkan empedu.

PERAN SEKRETIN DALAM SEKRESI PANKREAS Seiain getah pankreas, produk sekretorik lain yang dialirkan
ke lumen duodenum adalah empedu. Sistem empedu
Dari faktor-faktor yang merangsang pelepasan enrerogastron
mencakup hati, handung empedu, dan saluran-saluran
(lemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan), perangsang
terkaitnya.
utama yang secara spesifik untuk pelepasan sekretin adalah
asam di duodenum. Sekretin, selanjutnya, dibawa oleh darah
ke pankreas, tempat zat ini merangsang sel-sel duktus untuk FUNGSI HATI
meningkatkan sekresi cairan encer kaya NaHCO, ke dalam
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tu-
duodenum. Meskipun rangsangan lain dapar menyebabkan
buh; organ ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia
pelepasan sekretin namun merupakan hal yang sesuai jika
utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah
perangsang paling kuat adalah asam karena sekretin men-
sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan pe-
dorong sekresi pankreas yang bersifat alkalis untuk menetral-
nyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi yang
kan asam. Mekanisme ini merupakan sistem kontrol untuk
tidak berkaitan dengan pencernaan, termasuk yang berikut:
memelihara netralitas kimus di usus. Jumlah sekretin yang
dikeluarkan proporsional dengan jumlah asam yang masuk 1. Memproses secara merabolis ketiga kategori utama nu-
ke duodenum sehingga jumlah NaHCO" yang disekresikan trien (karbohidrat, protein, dan lemak) setelah zavzar
serara dengan keasaman duodenum. ini diserap dari saluran cerna.
2. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan
PERAN CCK DALAM SEKRESI PANKREAS hormon serta obat dan senyawa asing lain.
Kolesistokinin penting dalam mengatur sekresi enzim pen- 3. Membentuk protein plasma, rermasuk protein yang
cernaan pankreas. Perangsang utama pelepasan CCK dari dibutuhkan untuk pembekuan darah dan yang untuk
mukosa duodenum adalah adanya lemak dan, dengan tingkat mengangkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol
yang lebih rendah, produk protein. Sistem sirkulasi meng- dalam darah.
angkut CCK ke pankreas tempat zar ini merangsang sel asi- 4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak
nus pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim pencernaan. viramin.
Di antara enzim-enzim ini terdapat lipase dan enzim pro- 5" Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama
teolitik, yang mencerna lebih lanjut lemak dan protein yang dengan ginjal.

Sistem Pencernaan 669


Asam Produk lemak
di lumen dan protein
duodenum di lumen duodenum

1 Pembebasan 1 Pembebasan
sekretin dari CCK dari
mukosa duodenum mukosa duodenum
(Sekretin
diangkut j\,lie nei.ialka n (CCK diangkut Mencerna
oleh darah) oleh darah)
+ +
Sel duktus Sel asinus
pankreas pankreas

t Sekresi enzim
I Sekresi larutan cair
pencernaan pankreas
NaHCO, ke dalam
ke dalam lumen
lumen duodenum
duodenum

Gambar 16-13 -l
Kontrol hormon atas sekresi eksokrin pankreas.

6. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat yang membawa produk yang diserap dari saluran cerna
adanya makrofag residennya (lihat h. 433). langsung ke hati untuk diproses, disimpan, atau didetoksift-
7. Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin ada- kasi sebelum produk-produk ini memperoleh akscs ke sirku,
lah produk penguraian yang berasal dari destruksi sel lasi umum. Di dalam hati, vena porta kembali bercabang-
darah merah tua. cabang menjadi anyaman kapiler (sinusoid hati) untuk
memungkinkan terjadinya pertukaran antara darah dan he-
Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini namun
patosit sebelum darah mengalir ke dalam vena hepatika, yang
tidak banyak spesialisasi ditemukan di antara sel-sel hati. Setiap
kemudian menyatu dengan vena kava inferior.
sel hati, atau hepatosit, melakukan beragam tugas metabolik
dan sekretorik yang sama (hepato artinya "hati", slr artinya
"sel"). Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang ber-
kembang maju di dalam setiap hepatosit. Satu-satunya fungsi H Lsbulus hati dipisahkan oleh pembuluh darah
hati yang tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivitas dan saluran ernpedu.
fagosit yang dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal
sebagai sel Kupffer.
sebagai lobulus, yaitu susunan jaringan berbentuk heksa-
gonal mengelilingi satu vena sentral (Gambar 16-15a). Di
ALIRAN DARAH HATI setiap enam sudut luar lobulus terdapat tiga pembuluh:
Untuk melaksanakan beragam tugas ini, susunan anatomik cabang arteri hepatika, cabang vena porra hati, dan duktus
hati memungkinkan setiap hepatosit berkontak langsung biliaris. Darah dari cabang arteri hepatika dan vena porta
dengan darah dari dua sumber: darah arteri yang datang dari mengalir dari perifer lobulus ke ruang kapiler luas yang
aorta dan darah vena yang datang langsung dari saluran disebut sinusoid yang berjalan di antara jejeran sel hati ke
cerna. Seperti sel lain, hepatosit menerima darah arteri segar vena sentral seperti jari-jari roda sepeda (Gambar 16-15b).
melalui arteri hepatika, yang menyalurkan oksigen dan Sel Kupffer melapisi bagian dalam sinusoid serra menelan
metabolit-metabolit darah untuk diproses oleh hati. Darah dan menghancurkan sel darah merah dan bakteri yang me-
vena juga masuk ke hati melalui sistem porta hati, suatu lewatinya dalam darah. Hepatosit-heparosit tersusun antara
koneksi vaskular unik dan kompleks antara saluran cerna sinusoid dalam lempeng-lempeng yang tebalnya dua sel, se-
dan hati (Cambar 16-14). Vena-vena yang mengalir dari sa- hingga masing-masing tepi lateral menghadap ke genangan
luran cerna tidak langsung menuju ke vena kava inferior, darah sinusoid. Vena sentral di semua lobulus hati menyatu
vena besar yang mengembalikan darah ke jantung. Namun untuk membentuk vena hepatika, yang mengalirkan darah
vena-vena dari lambung dan usus masuk ke vena porta hati, keluar dari hati. Saluran tipis pengangkut empedu, kana-

670 Bab '16


I Empedu secara terus-menerus disekresikan oleh
hati dan dialihkan ke kandung empedu di antara
waktu makan.
Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sffng-
ter Oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum ke-
cuali sewaktu pencernaan makanan (Gambar 16-16). Ketika
sfingter ini tertutup, sebagian besar empedu yang disekresikan
oleh hati dialihkan balik ke dalam kandung empedu, suatu
struktur kecil berbentuk kantung yang terselip di bawah tetapi
tidak langsung berhubungan dengan hati. Karena itu, empedu
tidak diangkut langsung dari hati ke kandung empedu. Em-
pedu kemudian disimpan dan dipekatkan di kandung empedu
di antara waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke
duodenum akibat efek kombinasi pengosongan kandung em-
pedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati. Jumlah
empedu yang disekresikan per hari berkisar dari 250 mlsampai
I lirer, berganrung pada derajat perangsangan.

I Garam empedu didaur ulang melalui sirkulasi


enterohepatik.
Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu ga ram
empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin (semua berasal dari akti-
vitas hepatosit) dalam suatu. cairan encer alhalis (ditambahkan
oleh sel duktus) serupa dengan sekresi NaHCO. pankreas. Mes-
kipun empedu tidak mengandung enzim pencernaan apapun
nalrrun bahan ini penting dalam pencernaan dan penyerapan
lemak, terutama melalui aktivitas garam empedu.
Gararn empedu adalah turunan kolesterol. Garam-
garam ini secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan
akhirnya masuk ke duodenum bersama dengan konstituen
empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu diserap
kembali ke dalam darah oleh mekanisme rranspor aktif khu,
@ ffuti menerima darah dari dua sumber: di ileum terminal. Dari sini garam empedu
sus yang terletak
Oaran arteri, yang menyediakan O, bagi hati dan dikembalikan ke sistem porta hati, yang meresekresikannya
@ mengandung metabolit darah untuk diproses oleh hati, ke dalam empedu. Daur ulang garam empedu ini (dan se-
disalurkan oleh arteri hepatika. bagian dari konstituen empedu lainnya) antara usus halus
fU) Oarafr vena yang berasal dari saluran cerna dibawa dan hati disebut sirkulasi enterohepatik (enrero artinya
oleh vena porta hepatika ke hati untuk pemrosesan dan "untts"; hepatik artinya "hati") (Gambar 16-16).
penyimpanan nutrien yang baru diserap.
Jumlah total garam empedu di tubuh adalah sekitar 3
@ Oarafr meninggalkan hati rnelalui vena hepatika sampai 4 g, namun dalam satu kali makan mungkin dikeluar-
kan 3 sampai 15 g garam empedu ke dalam duodenum.
Gambar 15-14
Gambaran skematik aliran darah hati. Jelaslah, garam-garam empedu harus didaur ulang beberapa
kali sehari. Biasanya hanya sekitar 5o/o dari empedu yang
disekresikan keluar dari tubuh melalui tinja setiap hari. Ke-
hilangan garam empedu ini diganti oleh pembentukan garam
empedu baru oleh hati; dengan demikian, jumlah total garam
likulus biliaris, berjalan di antara sel-sel di dalam setiap
empedu dijaga konstan.
lempeng hati. Hepatosit terus-menerus mengeluarkan emp€-
du ke dalam saluran tipis ini, yang mengangkut empedu ke
duktus biliaris di tepi lobulus. Duktus-duktus biliaris dari I Gararn empedu membantu pencernaan dan
berbagai lobulus menyatu untuk akhirnya membentuk duk-
penyerapan lemak.
tus biliaris komunis, yang mengangkut empedu dari hati ke
duodenum. Setiap hepatosit berkontak dengan sinusoid di Caram empedu membantu pencernaan Iemak melalui efek
satu sisi dan kanalikulus biliaris di sisi lain. deterjennya (emulsifikasi) dan mempermudah penyerapan

Sistem Pencernaan 67"1


Cabang vena
;'#;'.n Vena sentrai porta hepatika
porta
Cabang Duktus
hepatika
arteri hepatika I bitiaris
Kanalikulus
I
biliaris r{ffi4;. Gen.lei
Jaringan ikat
hepatosit
(sel hati)
/

Sel Kupffer
Kanalikulus
biliaris

3.q
Y(E
O'!

Vena porta
hepatika
I

Ke Genjel hepatosit
duktus (sel hati)
hepatikus Lempeng hati
Sinusoid Arteri
hepatika Vena sentral
(a) (b)
Gambar 16-15
Anatomi hati. (a) Lobulus hati. (b) Potongan lobulus hati berbentuk baji.

lemak dengan ikut serta dalam pembentukan misel (micelle),


Kedua fungsi berkaitan dengan struktur garam empedu
Marilah kita lihat bagaimana.

EFEK DETERJEN GARAM EMPEDU


Duktus biliaris
Istilah efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam
empedu untuk mengubah globulus (gumpalan) lemak
besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak
tetesan/butiran lemak dengan garis tengah masing-masing
I mm yang membentuk suspensi di dalam kimus cair
sehingga luas permukaan yang tersedia untuk tempat li-
pase pankreas bekerja bertambah. Gumpalan lemak, be-
rapapun ukurannya, terutama terdiri dari molekul trigli-
serida yang belum tercerna. Untuk mencerna iemak, lipase
harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida.
Karena tidak larut dalam air maka trigliserida cenderung
menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan
usus halus yang banyak mengandung air. Jika garam em-
pedu tidak mengemulsifikasi gumpalan besar lemak ini,
maka lipase dapat bekerja hanya pada permukaan gum-
palan besar tersebut dan pencernaan lemak akan sangat
lama.
Garam empedu memiliki efek deterjen serupa dengan
Gambar 16-16 deterjen yang anda gunakan untuk membersihkan lemak
Sirkulasi enterohepatik garam empedu. Sebagian besar garam ketika mencuci piring. Molekul garam empedu mengan-
empedu didaur ulang antara hati dan usus halus melalui dung bagian yang larut lemak (suatu steroid yang berasal
sirkulasi enterohepatik (tanda panah biru). Setelah ikut serta dari kolesterol) plus bagian larut air yang bermuatan ne-
dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian besar
garam empedu direabsorpsi oleh transpor aktif di ileum gatif. Garam empedu terserap di permukaan butiran lemak;
terminal dan dikembalikan melalui vena porta hepatika ke yaitu, bagian larut lemak garam empedu iarut dalam butir-
hati, yang kembali mensekresikannya ke dalam empedu. an lemak, meninggalkan bagian larut air yang bermuatan

672 Bab'16
menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut (Gambar yang sama saling tolak-menolak, maka gugus-gugus ber-
16-17a). Gerakan mencampur oleh usus memecah-mecah muatan negatif di permukaan butiran lemak menyebabkan
butiran lemak besar menjadi butiran-butiran yang lebih butiran tersebut saling menjauh (Gambar l5-l7b). Daya
kecil. Butiran-butiran kecil ini akan cepat bergabung kem- tolak listrik ini mencegah butir-butir kecil kembali ber-
bali jika tidak ada garam empedu yang terserap di per- gabung membentuk gumpalan lemak besar sehingga meng-
mukaannya dan menciptakan selubung muatan negatif hasilkan emulsi lemak yang meningkatkan permukaan yang
larut air di permukaan setiap butiran kecil. Karena muatan tersedia untuk kerja lipase.

Bagian larut HrO


yang bermuatan *!" *r'
\l
negatif (satu gugus
karboksil di ujung
rantai glisin atau taurin) hrJ
\)v
t*o F
Bagian larut lemak
a\\ \ *\ ) Butiran lemak
halus dengan
(berasal dari kolesterol)
*\.t molekul garam
empedu terserap
di permukaannya
(a)

*)
;j",:J"Jf*., I
;\l
.--<l I U,-,-
v

/*/ nu=.:
-
1_
/\
\ \*, / \*J
,- *)/
-\0; j -\ do--**:ob{
*',-
*t/
*C) :
'*
,o*
/-\
'\
- ---,O
/'*
€+xdo=
n
Y {-*-rff* f?\
\ / '\ /
r*
\*r-"l *t/ \*\ ( \*\-l. /
.*17
*\Uq__ v
c.U a/
*,--\r-;<J:_"a h\)l7
-/f) v^\--r ,n\]-*
\ \ -,^) aJ
--,-ny\*
{\
\* /*rv \_ !_ \
(b)
Gambar'16-'17
Struktur skematik dan fungsi garam empedu. (a) Gambaran skematik struktur garam empedu dan adsorpsinya ke permukaan
butiran keeil lemak. Garam empedu terdiri dari bagian larut lemak yang larut dalam butiran lemak dan bagian larut air yang
bermuatan negatif yang menonjol dari permukaan butiran. (b) Pembentukan emulsi lemak melalui efek garam empedu. Ketika
butiran besar lemak terurai menjadi butiran-butiran yang lebih kecil oleh kontraksi usus, garam-garam empedu terserap ke
permukaan butiran halus, membentuk selubung yang terdiri dari komponen garam empedu larut air bermuatan negatif yang
menyebabkan butiran-butiran halus tersebut saling tolak. Efek ini menyebabkan butiran-butiran lemak terpisah dan tidak
kembali menyatu, meningkatkan luas permukaan lemak yang tersedia untuk pencernaan oleh lipase pankreas. Butiran lemak
teremulsifikasi ini bergaris tengah sekitar 1 mm.

Sistem Pencernaan 673


Meskipun garam empedu meningkatkan luas permuka- untuk mengangkut bahan-baharr tak larut air melalui isi lu-
an yang tersedia untuk diproses oleh enzim lipase pankreas men yang cair. Bahan larut lemak terpenting yang diangkut
namun lipase saja tidak dapat menembus lapisan garam- di dalam misel adalah produk-produk pencernaan lemak
garam empedu yang terserap di permukaan butiran halus (monogliserida dan asam lemak bebas) serta vitamin larut
emulsi lemak. Untuk memecahkan dilema ini, pankreas lemak, yang semuanya diangkut ke tempat penyerapannya
mengeluarkan polipeptida kolipase bersama dengan lipase. dengan cara ini. Jika tidak menumpang di dalam misel yang
Kolipase berikatan dengan lipase dan garam empedu di per- larut air ini, berbagai nutrien ini akan mengapung di per-
mukaan butiran lemak sehingga lipase melekat ke tempat mukaan kimus (seperti minyak rerapung di atas air), dan ti-
kerjanya. dak pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.
Selain itu, kolesterol, suatu bahan yang sangar ridak
PEMBENTUKAN MISEL larut air, larut dalam inti hidrofobik misel. Mekanisme ini
penting dalam homeostasis kolesterol. Jumlah kolesterol yang
Caram empedu-bersama dengan kolesterol dan lesitin, yang
dapat diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah
juga merupakan konstituen empedu-berperan penting da-
relatif garam empedu dan lesitin dibandingkan dengan ko-
lam mempermudah penyerapan lemak melalui pembenrukan
lesterol.
misel. Seperti garam empedu, lesitin memiliki bagian yang
CATAIAN KLINIS. Jika sekresi kolesterol oleh hati
larut lemak dan bagian yang larut air, semenrara kolesterol
berbeda jauh dengan sekresi garam empedu dan lesitin (ter-
hampir sama sekali tak larut dalam air. Daiam suatu misel,
lalu banyak kolesterol atau terlalu sedikit garam empedu dan
garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-
lesitin) maka kelebihan kolesterol dalam empedu mengendap
kelompok kecil dengan bagian larut lemak menyatu di
menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal menjadi batu
bagian tengah membentuk inti hidrofobik ("takut air"),
empedu. Salah satu pengobatan batu empedu yang mengan-
sementara bagian larut air membentuk selubung hidrofilik
("senang air") di sebelah luar (Gambar 16-18). Sebuah misel
dung kolesterol adalah ingesti garam empedu untuk me-
r.ringkatkan jumlah garam empedu dalam upaya melarutkan
memiliki garis tengah 4 sampai 7 nm, sekitar sepersejuta
batu kolesterol. Namun, hanya sekitar 75o/o 6atu empedu
ukuran emulsi butiran lemak. Misel, karena larut dalam air
berasal dari kolesterol. Sebanyak 25o/o lainnya terbentuk oleh
berkat selubung hidrofiliknya, dapat melarutkan bahan tak
endapan abnormal konstituen empedu lainnya, bilirubin.
larut air (dan karenanya larut lemak) di bagian tengahnya.
Karena itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan
I Bilirubin adalah produk sisa yang diekskresikan
ke dalam empedu.

\r-
a \L tc Bilirubin, konstituen utama lainnya pada empedu,
sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi merupakan
sama

Wo'
\LI produk sisa yang diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin
I adalah pigmen empedu urama yang berasal dari penguraian
rnti *imrrriohrhS

Selubung hidrofilik a)>


)b,t{ sel darah merah usang. Rentang usia tipikal sel darah merah
di dalam sistem sirkulasi adalah 120 hari. Sel darah merah

Q S"rr" larut
-
lemak C
r1\-\ yang telah usang dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang
melapisi bagian dalam sinusoid hati dan di tempat-tempat
lain di tubuh. Bilirubin adalah produk akhir penguraian
Kolesterol YO bagian hem (yang mengandung besi) hemoglobin yang
terkandung di dalam sel darah merah usang ini (lihat h. 423).
Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara
i aktif disekresikan ke dalam empedu.
augiun larut air

A Baoian larut lemak ?!i Bagian larut air


Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan
empedu berwarna kuning. Di da.lam saluran cerna, pigmen ini
Bagian larut lemak
l._J if
dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri, menghasilkan warna
Garam empedu Lesitin tinja yang coklat khas. Jika tidak terjadi sekresi bilirubin, se-
Gambar 16-18 perti ketika duktus biliaris tersumbat total oleh batu empedu,
Gambaran skematik sebuah misel. Konstituen empedu (garam tinja berwarna putih keabuan. Dalam keadaan normal sejum-
empedu, lesitin, dan kolesterol) menyatu untuk membentuk lah kecil bilirubin direabsorpsi oleh usus kembali ke darah, dan
misel yang terdiri dari selubung hidrofilik (larut air) dan inti
hidrofobik (larut lemak). Karena selubung luar misel larut air ketika akhirnya diekskresikan di urin, bilirubin ini berperan
maka produk-produk pencernaan lemak, yang tidak larut air, besar menyebabkan warna urin kuning. Ginjal tidak dapat
dapat dibawa melalui isi lumen yang mengandung air ke mengekskresikan bilirubin sampai bahan ini telah dimodifikasi
permukaan absorptif usus halus dengan larut di dalam inti ketika mengalir melewati hati dan usus.
misel yang larut lemak. Gambar ini tidak sesuai dengan skala
pada butiran emulsi lemak di Gambar 16-17b. Emulsi butiran CATAIAN KLINIS. Jika bilirubin dibentuk terlalu ce-
lemak berukuran 1 juta kali lebih besar darlpada sebuah pat daripada laju ekskresinya maka bahan ini menumpuk di
misel, yang garis tengahnya 4 sampai 7 nm. tubuh dan menyebabkan ikterus. Pasien dengan penyakit ini

674 Bab 16
tampak kekuningan, di mana warna ini paling mudah terlihat CATAIAN KLINIS. Karena menyimpan empedu pekat
di bagian putih mara. Ikterus dapat ditimbulkan oleh tiga cara maka kandung empedu adalah tempar utama terjadi peng-
berbeda: endapan konstituen-konsriruen empedu pekat menjadi batu
empedu. Untungnya, kandung empedu tidak berperan esensial
l. Ihterus prabati (masalah terjadi "sebelum hati") atau
dalam pencernaan, sehingga pengangkatannya sebagai terapi
hemolitih, disebabkan oleh pemecahan (hemolisis) ber-
untuk batu empedu atau penyakit kandung empedu lain tidak
lebihan sel darah merah, yang menyebabkan hati men-
menimbulkan masalah khusus. Empedu yang disekresikan di
dapat lebih banyak bilirubin daripada kemampuan
antara waktu makan disimpan di duktus biliaris komunis,
mengekskresikannya.
yang menjadi melebar.
2. Ibterus hati (masalah terletak di "hati") terjadi ketika
Selama pencernaan makanan, saat kimus mencapai usus
hati mengalami penyakit dan tidak dapat menangani
halus, adanya makanan, khususnya produk lemak di lumen
bilirubin bahkan dalam jumlah normal.
duodenum memicu pelepasan CCK. Hormon ini merang-
3. Ihterus pascahati (masalah terjadi "setelah hati"), atau
sang kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter Oddi,
obstruktif, terjadi ketika saluran empedu tersumbat
sehingga empedu dikeluarkan ke dalam duodenum, rempar
misalnya oleh batu empedu sehingga bilirubin tidak
bahan ini secara tepar membantu pencernaan dan penyerap-
dapat dieliminasi di rinja.
an lemak yang memicu pelepasan CCK.

I Garam empedu adalah perangsang paling kuat I Hepatitis dan sirosis merupakan penyakit hati
peningkatan sekresi empedu.
tersering.
Sekresi empedu dapat ditingkatkan oleh mekanisme kimiawi,
CAaIAIAN KLINIS. Hepatitis adalah penyakit peradangan
hormon, dan saraf:
hati yang terjadi karena bermacam penyebab, termasuk infeksi
I Mekanisme kimiaui (garam empedu). Setiap bahan yang virus atau pajanan ke bahan toksik, seperti alkohol, karbon
meningkatkan sekresi empedu oleh hati disebut koleretik. tetraklorida, dan obat penenang rerrenru. Keparahan hepatitis
Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Di berkisar dari ringan dengan gejala reversibel hingga kerusakan
antara waktu makan, empedu disimpan di kandung empedu, hati akut masif dengan kemungkinan kematian dini akibat
tetapi sewaktu makan empedu disalurkan ke dalam duodenum gagal hati akut.
oleh kontraksi kandung empedu. Setelah ikut serta dalam Peradangan hati yang berulang atau berkepanjangan,
pencernaan dan penyerapan lemak, garam empedu biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat me-
direabsorpsi dan dikembalikan oieh sirkulasi enterohepatik nyebabkan sirosis, suatu keadaan di mana hepatosit yang ru-
ke hati, tempat zar-zat ini bekerja sebagai koleretik poten sak diganti secara permanen oleh jaringan ikat. Jaringan hati
untuk merangsang sekresi empedu lebih lanjut. Karena itu, memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi, dalam
sewaktu makan, ketika garam empedu dibutuhkan dan keadaan normal mengalami pertukaran sel secara gradual.
sedang digunakan, sekresi empedu oleh hati meningkat. Jika sebagian jaringan hati rusak maka jaringan yang hilang
I Mekanisme hormon (sehretin). Selain meningkatkan se- dapat diganti dengan meningkatkan laju pembelahan sel.
kresi NaHCO, cair oleh pankreas, sekretin juga merangsang Namun seberapa cepat hepatosit dapat diganti memiliki
peningkatan sekresi empedu alka.lis cair oleh duktus biliaris batas. Seiain hepatosit, sejumlah kecil fibroblas (sel jaringan
tanpa disertai oleh peningkatan setara garam-garam empedu. ikat) tersebar di antara lempeng-lempeng hati dan mem-
I Mekanisme saraf (saraf uagus). Stimrrlasi vagus pada hati bentuk rangka penunjang hati. Jika hati terpajan ke bahan
berperan kecil dalam sekresi empedu selama fase sefalik toksik misalnya alkohol sedemikian sering sehingga hepatosit
pencernaan, yang mendorong peningkatan aliran empedu baru tidak dapat dibentuk cukup cepat untuk mengganti sel
hati bahkan sebelum makanan mencapai lambung atau usus. yang rusak maka fibroblas yang lebih kuat mer.gambil alih
dan berkembang berlebihan. Jaringan ikat ekstra ini tidak
banyak memberi ruang bagi pertumbuhan kembali hepatosit.
I Kandung empedu menyimpan dan memekatkan Karena itu, sewaktu sirosis terjadi secara perlahan, jaringan
empedu di antara waktu makan dan hati aktif secara bertahap berkurang yang akhirnya menye-
mengeluarkan isinya sewaktu makan, babkan gagal hari kronik.
Setelah membahas organ-organ pencernaan tambahan
Meskipun faktor-faktor yang baru dijelaskan meningkatkan yang mengalirkan produk eksokrinnya ke dalam lumen usus
sekresi empedu oleh hati selama dan setelah makan, namun halus, kini kita akan meneliti kontribusi usus halus itu
sekresi empedu oleh hati berlangsung secara rerus-menerus. sendiri.
Di antara waktu makan, empedu yang disekresikan tersebut
dialihkan ke kandung empedu, rempar bahan ini disimpan
dan dipekatkan. Tianspor aktif garam keluar dari kandung
USUS HALUS
empedu, dengan air mengikuti secara osmotis, menyebabkan
konsentrasi konstituen-konstituen organik meningkat 5 sam- Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan
pai 10 kali lipat. penyerapan berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lan-

Sistem Pencernaan 675


jut setelah isi lumen mengalir melewati usus halus, dan tidak ganti. Dengan cara ini, kimus dipotong, digiling, dan di-
terjadi penyerapan nutrien lebih ianjut, meskipun usus besar campur secara merata. Kontraksi-kontraksi ini dapat diban-
menyerap sejumlah kecil garam dan air. Usus halus terletak dingkan dengan memencet t:ul:,e pastry dengan tangan anda
bergelung di dalam rongga abdomen, terbentang antara lam- untuk mencampur isinya.
bung dan usus besar. Usus halus dibagi menjadi tiga segmen-
duodenum, jejunum, dan ileum. INISIASI DAN KONTROL SEGMENTASI
Seperti biasa, kita akan membahas motilitas, sekresi, Kontraksi segmentasi dimulai oleh sel-sel pemacu usus halus,
pencernaan, dan penyerapan di usus halus, dalam urutan ter- yang menghasilkan irama listrik basal (BER) serupa dengan
sebut. Motilitas usus halus mencakrp segmentasi dan mi- BER lambung yang mengarur peristalsis di lambung. Jika
gratingmotiliqt complex. Marilah kita lihat segmentasi terlebih BER usus halus membawa lapisan otot polos sirkular ke
dahulu. ambang, maka terjadilah kontraksi segmentasi, dengan fre-
kuensi segmentasi mengikuti frekuensi BER.
Tingkat kepekaan otot polos sirkular dan karenanya
I Kontraksi segmentasi mencampur dan intensitas kontraksi segmentasi dapat dipengaruhi oleh pe-
mendorong secara perlahan kimus. regangan usus, oleh hormon gastrin, dan oleh aktivitas saraf
ekstrinsik. Semua faktor ini mempengaruhi eksitabilitas sel
Segmentasi, metode motiiitas utama usus halus sewaktu
otot polos usus halus dengan menggeser potensial awal di
pencernaan makanan, mencampur dan mendorong kimus
sekitar mana BER berosilasi mendekati atau menjauhi am-
secara perlahan. Segmentasi terdiri dari kontraksi otot polos
bang. Segmentasi berkurang atau berhenti di antara waktu
sirkular yang berulang dan berbentuk cincin di sepanjang
makan tetapi menjadi kuat segera setelah makan. Saat
usus halus; di antara segmen-segmen yang berkontraksi
makanan pertama masuk ke usus halus, duodenum dan ileum
terdapat daerah-daerah rileks yang mengandung sedikit bolus
mulai melakukan kontraksi segmentasi secara bersamaan.
kimus. Cincin kontraktil terbentuk setiap beberapa senti-
Duodenum mulai melakukan segmentasi terutama sebagai
meteq membagi usus halus menjadi segmen-segmen seperti
respons terhadap peregangan lokal yang ditimbulkan oleh
rangkaian sosis. Cincin kontraktil ini tidak menyapu di se-
keberadaan kimus. Segmentasi ileum yang kosong, sebalik-
panjang usus seperti halnya gelombang peristaltik. Setelah
nya, ditimbulkan oleh gastrin yang disekresikan sebagai res-
suatu periode singkat, segmen-segmen yang berkontraksi
pons terhadap keberadaan kimus di lambung, suatu mekanis-
melemas, dan kontraksi berbentuk cincin ini muncul di
me yang dikenal sebagai reflels gastroileum. Saraf eftstrinsik
bagian-bagian yang sebelumnya melemas (Gambar 16-19).
dapat memodifikasi kekuatan kontraksi ini. Stimulasi para-
Kontraksi baru mendorong kimus di bagian yang semula
simpatis meningkatkan segmentasi, sementara stinulasi sim-
rileks untuk bergerak ke kedua arah ke bagian-bagian yang
patis me nekan aktiviras segmenrasi.
kinimelemas di sampingnya. Karena itu, segmen yang baru
melemas menerima kimus dari kedua segmen yang berkon-
FUNGSI SEGMENTASI
traksi tepat di
belakang dan depannya. Segera setelah itu,
bagian-bagian yang berkontraksi dan melemas kembali ber- Pencampuran yang dilakukan oleh segmenrasi memiliki
fungsi rangkap yaitu mencampur kimus dengan getah pen-
cernaan yang disekresikan ke dalam lumen usus halus dan
memajankan semua kimus ke permukaan absorptif mukosa
usus halus.
Segmentasi tidak saja melakukan pencampuran tetapi
juga secara perlahan menggerakkan kimus menelusuri usus
halus. Bagaimana hal ini dapat terjadi, ketika setiap kontraksi

I\ t t I \ I \ segmental mendorong kimus ke kedua arah (maju dan mun-


dur)? Kimus secara perlahan bergerak maju karena frekuensi
segmentasi menurun di sepanjang usus halus. Sel-sel pemacu
di duodenum secara spontan mengalami depolarisasi lebih
cepat daripada sel-sel serupa yang ada di bagian hilir usus,
dengan kontraksi segmentasi terjadi di duodenum pada ke-

\ I\ I \ / \ I cepatan 12 kali per menit dibandingkan dengan hanya 9 kali


per menit di ileum terminal. Karena segmentasi terjadi lebih
sering di bagian atas usus halus daripada di bagian bawah,
maka secara rerata, lebih banyak kimus yang terdorong maju
daripada yang terdorong mundur. Karenanya, kimus secara
Gambar 15-19 perlahan bergerak dari bagian atas ke bagian bawah usus
Segmentasi. Segmentasi terdiri dari kontraksi-kontraksi halus, dengan terdorong maju-mundur selama perjalanannya
berbentuk cincin di sepanjang usus halus. Dalam hitungan agar terjadi pencampuran yang merara dan penyerapan.
detik, segmen yang semula berkontraksi melemas dan bagian
yang semula melemas berkontraksi. Kontraksi osilatif ini Mekanisme propulsif yang lambat ini mengunrungkan karena
mencampur kimus dengan merata di dalam lumen usus halus. menyediakan cukup waktu bagi berlangsungnya proses pen-

676 Bab 16
cernaan dan penyerapan. Isi usus halus biasanya memerlukan
3 sampai 5 jam untuk melintasi usus halus.
I Taut ileosekum mencegah kontaminasi usus
halus oleh bakteri kolon.

I Migrating motility complex menyapu usus


Di pertemuan antara usus halus dan usus besar, bagian
terakhir ileum mengalirkan isinya ke dalam sekum (Gambar
hingga bersih di antara waktu makan.
15-20). Dua faktor berperan dalam kemampuan bagian ini
Ketika sebagian besar makanan telah diserap, kontraksi seg- berfungsi sebagai sawar antara usus halus dan usus besar. Per-
mentasi berhenti dan diganti di antara waktu makan oleh tama, susunan anatomiknya sedemikian sehingga terbentuk
migrating motility complex, atau "pembantu rumah tangga lipatan jaringan berbentuk katup menonjol dari ileum ke da-
usus". Motilitas di antara waktu makan ini berbentuk gelom- lam lumen sekum. Ketika isi ileum terdorong maju, katup
bang peristaltik lemah berulang yang bergerak dalam jarak ileosekum ini dengan mudah terbuka, tetapi lipatan jaringan
pendek ke hilir sebelum lenyap. Gelombang berawal di lam- ini akan tertutup €rar kerika isi sekum berupaya mengalir
bung dan bermigrasi menelusuri usus; setiap gelombang pe- balik. Kedua, otot polos di beberapa sentimeter terakhir din-
ristaltik baru dimulai di tempat yang sedikit lebih ke hilir di ding ileum menebal, membentuk sfingter yang berada di
usus halus. Gelombang peristaltik pendek ini memerlukan bawah kontrol saraf dan hormon. Sffngter ileosekum ini
waktu sekitar 100 sampai 150 menit untuk akhirnya bermigra- hampir selalu berkonstriksi, paling tidak dengan kekuatan
si dari larnbung ke ujung usus halus, dengan setiap kontral<si ringan. Tekanan di sisi sekum sfingter menyebabkan otor ini
menyapu maju sisa-sisa makanan sebelumnya plus debris mu- berkontraksi lebih kuat; peregangan di sisi ileum menyebab-
kosa dan bakteri menuju kolon, seperti "pembantu rumah kan sfingter melemas, suatu reaksi yang diperantarai oleh
tangga usus" yang baik. Setelah akhir usus halus tercapai. pleksus intrinsik di daerah ini. Dengan cara ini, pertemuan
siklus dimulai kembali dan terus berulang sampai kedatangan ileosekum mencegah isi usus besar yang penuh bakteri men-
makanan berikutnya. Migrating motiliryt complex diperkirakan cemari usus halus dan pada saat yang sama memungkinkan
diatur di antara waktu makan oleh hormon motilin, yang isi ileum masuk ke dalam kolon. Jika bakteri-bakteri kolon
disekresikan selama keadaan tidak makan oleh sel-sel endokrin memperoleh akses ke usus halus kaya nutrien maka mereka
mukosa usus halus. Ketika makanan berikutnya tiba, aktivitas akan cepat berkembang biak. Relaksasi sfingter ditingkatkan
segmental kembali dimulai dan migrating motility complex oleh pelepasan gastrin pada permulaan makan, saat terjadi
terhenti. Pelepasan motilin dihambat oleh makan. peningkatan aktivitas lambung. Relaksasi ini memungkinkan

Gambar t6-20
Kontrol katup/sfingter ileosekum. Pertemuan antara ileum dan usus besar adalah katup ileosekum, yang dikelilingi oleh otot
polos tebal, sfingter ileosekum. Tekanan di sisi sekum mendorong katup tertutup dan menyebabkan kontraksi sfingter, men-
cegah isi kolon yang penuh bakteri mencemari usus halus yang kaya nutrien. Katup/sfingter terbuka dan memungkinkan isi
ileum masuk ke usus besar sebagai respons terhadap tekanan di sisi ileum katup dan terhadap hormon gastrin yang dikeluarkan
sewaktu makanan berikutnya masuk lambung.

Sistem Pencernaan 677


serat yang tidak tercerna dan zat terlarut yang tidak diabsorpsi CATAIAN KLINIS. Suatu penyakit yang cukup sering
dari makanan sebelumnya terdorong maju sewaktu makanan dijumpai, intoleransi laktosa, melibatkan defi siensi laktase,
baru masuk ke saluran cerna. yaitu disakaridase yang spesifik untuk pencernaan laktosa,
atau gula susu. Sebagian besar anak berusia kurang dari 4
tahun memiliki laktase yang memadai, tetapi enzim ini dapat
I Sekresi usus halus tidak mengandung enzim secara bertahap lenyap sehingga pada banyak orang dewasa,
pencernaan apapun. aktivitas laktase berkurang arau tidak ada. Ketika orang
dengan defisiensi laktase mengonsumsi susu kaya laktosa atau
Setiap hari sel-sel kelenjar eksokrin di mukosa usus halus produk susu maka laktosa yang tidak tercerna akan tetap
mensekresikan ke dalam lumen sekitar 1,5 liter larutan cair berada di lumen dan menimbulkan beberapa konsekuensi
garam dan mukus yang disebut sukus enterikus ("jus usus"). yang berkaitan. Pertama, akumulasi laktosa yang tidak ter-
Sekresi meningkat seteiah makan sebagai respons terhadap cerna menciptakan gradien osmorik yang menarik HrO ke
stimulasi lokal mukosa usus halus oleh adanya kimus. dalam lumen usus. Kedua, bakteri yang hidup di usus besar
'Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi memiliki kemampuan menguraikan laktosa sehingga mereka
dan melumasi. Selain itu, sekresi cair menyediakan banyak segera menyerang laktosa untuk digunakan sebagai bakteri-
HrO untuk berperan dalam pencernaan makanan oleh en- bakteri tersebut energi, menghasilkan sejumlah besar gas
zim. Ingatlah bahwa pencernaan melibatkan hidrolisis * pe- CO, dan metana dalam prosesnya. Peregangan usus oleh
mutusan ikatan oleh reaksi dengan HrO-yang berlangsung cairan dan gas menimbulkan nyeri (kejang) dan diare. Bayi
paling efisien jika semua reaktan berada dalam larutan. dengan intoleransi laktosa juga dapat mengalami malnutrisi.
Tidak ada enzim pencernaan yang disekresikan ke da- Akhirnya kita siap untuk membahas penyerapan nu-
lam getah usus ini. Usus halus memang mensintesis enzim trien. Sampai tahap ini belum ada penyerapan makanan, air,
pencernaan, tetapi enzim-enzim ini berfungsi di dalam mem- atau elektrolit^
bran brush-bordrr sel epitel yang melapisi bagian dalam lu-
men dan tidak disekresikan langsung ke dalam lumen.

I Usus halus beradaptasi


sangat baik untuk
I Enzim usus halus menyelesaikan pencernaan di
melakukan peran utamanya yaitu penyerapan.
dalam membran hrush horder. Semua produk pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein,
serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air, normalnya
Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim
diserap oieh usus halus tanpa pandang bulu. Hanya penye-
pankreas, dengan pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi
rapan kalsium dan besi yang biasanya disesuaikan dengan
empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak di-
kebutuhan tubuh. Karena itu, semakin banyak makanan
reduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida
yang dikonsumsi, semakin banyak yang akan dicerna dan
dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan
diserap, seperti yang telah dirasakan oleh orang-orang yang
menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam
berupaya keras mengontrol berat badan mereka.
amino, dan karbohidrat diubah menjadi disakarida dan be-
Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan
berapa monosakarida. Karena itu, pencernaan lemak telah
jejunum; hanya sedikit yang terjadi di ileum, bukan karena
selesai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbo-
ileum tidak memiliki kemampuan menyerap tetapi karena se-
hidrat dan protein belum tuntas.
bagian besar penyerapan telah diselesaikan sebelum isi usus men-
Di permukaan luminai sel-sel epitel usus halus terdapat
capai ileum. Usus halus memiliki kapasitas absorptif cadangan
tonjolan-tonjolan khusus seperti rambut, mikrovilus, yang
yang besar. Sekitar 500/o usus halus dapat diangkat tanpa banyak
membentuk brush border (lihat h. 50). Membran piasma
mengganggu penyerapan-dengan satu pengecualian. Jika ileum
brush border mengandung tiga kategori enzim yang melekat
terminal di"ngk"t maka penyerapan vitamin B,, dan garam
ke membran'
empedu akan terganggu, karena mekanisme transpor khusus
1. Enterokinase, yang mengaktifkan enzim pankreas trip- untuk kedua bahan ini hanya terdapat di bagian ini. Semua
sinogen. bahan lain dapat diserap di seluruh panjang usus halus.
2. Disakaridase (maltase, sukrase, dan laktase), yang Mukosa yang melapisi bagian dalam usus halus telah
menuntaskan pencernaan karbohidrat dengan menghi- beradaptasi sangar baik untuk fungsi absorptifnya karena dua
drolisis disakarida yang tersisa (masing-masing maltosa, alasan: (1) mukosa ini memiliki luas permukaan yang sangar
sukrosa, dan laktosa) menjadi monosakarida konstituen- besat dan (2) sel-sel epitel di lapisan ini memiliki beragam
nya. mekanisme transpor khusus.
3. Aminopeptidase, yang menghidrolisis fragmen-frag-
men peptida kecil menjadi komponen-komponen asam ADAPTASI YANG MENINGKATKAN LUAS
aminonya sehingga pencernaan protein selesai.
PERMUKAAN USUS HALUS
Karena itu, pencernaan karbohidrat dan protein dituntaskan Modifikasi-modifikasi khusus berikut pada mukosa usus ha-
di brush border (Tabel 16-6 meringkaskan proses-proses pen- lus sangat meningkatkan luas permukaan yang tersedia untuk
cernaan untuk ketiga kategori nutrien utama). absorpsi (Gambar l6-2'l ):

678 Bab 16
Tabel 16-6
Proses Feniernaan untu'kTig;, Kategori Utama Nutrien

ENZIM UNTUK SATUAN


MENCERNA TEMPAT KERJA NUTRIEN YANG
NUTRIEN NUTRIEN SUMBER ENZIM ENZIM KERJA ENZIM DAPAT DISERAP
Karbohidrat Amilase Kelenjar liur Mulut dan korpus Menghidrolisis polisakarida
Iambung menjadi disakarida

Pankreas eksokrin Lumen usus halus


Disakaridase Sel epitel usus Brush border usus Menghidrolisis disakarida Monosakarida,
(maltase, sukrase, halus halus menjadi monosakarida khususnya glukosa
laktase)
Protein Pepsin Chief cell lambung Antrum lambung Menghidrolisis protein
menjadi fragmen peptida
Tripsin, Pankreas eksokrin Lumen usus halus Menyerang fragmen-
kimotripsin, fragmen peptida yang
ka rboksi peptidase berbeda
Aminopeptidase 5el epitel usus Brush border usus Menghidrolisis fragmen Asam amino dan
halus halus peptida menjadi asam beberapa peptida
amino kecil
Lipase Pankreas eksokrin Lumen usus halus Menghidrolisis trigliserida Asam lemak dan
menjadi asam lemak dan monogliserida
monogliserida
Garam empedu Hati Lumen usus halus Mengemulsifikasi globulus
(bukan enzim) besar lemak untuk diserang
oleh lipase pankreas

I Permukaan dalam usus halus membentuk lipatan-lipatan barley, dan r7r. Produk padi-padian ini banyak rerdapat di
sirkular permanen yang dapat dilihat dengan mata telanjang makanan olahan. Penyakit ini adalah suaru gangguan imu-
dan meningkatkan luas permukaan tiga kali lipat. nologik kompleks di mana pajanan ke giuten merangsang
I Dari permukaan yang terlipat ini terbentuk tonjolan, secara abnormal pengaktifan respons sel T yang merusak vilus
tonjolan mikroskopik berbentuk jari yang dikenal sebagai usus: jumlah vilus berkurang, mukosa menjadi datar, dan
vilus, yang menyebabkan lapisan dalam tampak sepefti be- brush border menjadi pendek dan tumpul (Gambar 16-23).
ludru dan meningkatkan luas permukaan 10 kali lipat lagi Karena lenyapnya vilus ini mengurangi luas permukaan yang
(Gambar 16-22). Permukaan setiap vjlus dilapisi oleh sel-sel tersedia untuk penyerapan maka peny€rapan semua nuuien
epitel yang berselang-seling dengan sel mukus. terganggu. Penyakit ini diterapi der.rgan elin.rinasi gluten dari
I Dari permukaan luminal sel-sel epitel ini juga terbentuk dier.
tonjolan-tonjolan halus mirip rambut yang disel:v bruih
border atau mikrovilus sehingga luas permukaan meningkat STRUKTUR VILUS
20 kali lipat lagi. Setiap sel epitel memiliki hingga 3000 Penyerapan menembus dinding saluran cerna melibatkan
sampai 6000 mikrovilus, yang hanya dilihat dengan transpor transepitel serupa dengan perpindahan bahan me-
"dapat
mikroskop elektron. Enzim-enzim usus halus melaksanakan nembus tubulus ginjal (lihat h. 569). Setiap vilus memiliki
fungsinya di dalam membran brush border ini. komponen-komponen utama berikut (Gambar l6-21 c):
Secara bersama-sama, lipatan, vilus, dan mikrovilus menye- I Sel epitel yang menutupi permukaan zllzs. Sel-sel epitel
babkan luas permukaan luminal usus halus 600 kali lipat disatukan dibatas lateral oleh ralrr erar, yang membatasi
lebih besar daripada jika usus ini hanya berupa pipa dengan lewatnya isi lumen di antara sel-sel, meskipun raur erat di
panjang dan garis tengah yang sama dan dilapisi bagian usus halus iebih bocor daripada yang terdapat di lambung. Di
dalamnya oleh permukaan yang datar. Pada kenyataannya, batas luminalnya, sel epitel memiliki pembawa/pengangkut
jika permukaan usus halus dibentangkan hingga datar maka untuk menyerap nutrien spesifik dan elektrolit dari lumen
luasnya akan menutupi sebuah lapangan tenis. serta enzim pencernaan yang melekat ke membran yang me-
CATAIAN KLINIS. Malabsorpsi (gangguan penye- nuntaskan pencernaan karbohidrat dan protein.
rapan) dapat disebabkan oleh kerusakan arau pengurangan I Inti jaringan ikat. Inti ini dibentuk oleh lamina propria.
luas permukaan usus halus. Salah satu penyebab yang umum I Anyaman bapiler. Setiap vilus didarahi oleh sebuah arte-
adalah enteropati gluten, yang juga dikenal sebagai celiac riol yang bercabang-cabang membentuk anyaman kapiler di
disease. Pada penyakit ini, usus halus pasien sangat peka dalam inti vilus. Kapiler-kapiler ini kemudian kembali me-
terhadap gluten, suatu, konstituen protein pada gandum, nyatu membentuk venula yang mengalir menjauhi viius.

Sistem Pencernaan 679


Gambar 16-21
Permukaan absorptif usus halus. (a) Struktur makroskopik
usus halus. (b) Satu lipatan sirkular mukosa usus halus, yang
secara kolektif meningkatkan luas permukaan penyerapan
tiga kali lipat. (c) Tonjolan mikroskopik berbentuk jari yang
dikenal sebagai yllus. Secara kolektif, vilus-vilus ini
meningkatkan luas permukaan menjadi 10 kali lipat lagi. (d)
Gambaran mikroskop elektron sebuah sel epitel vilus, yang
(a)
memperlihatkan adanya mikrovilus di nrembran luminalnya;
mikrovilus meningkatkan luas permukaan 20 kali lipat lagi.
Secara total, modifikasi permukaan ini meningkatkan luas
permukaan absorptif usus halus 600 kali lipat.
Lipatan
sirkular

(b)

Sel epitel

E
c
Mucous cell l
I
G
f

_ vilus
:
o
Lakteal sentral =
o
o
d
c
.q
(c)
@

{JAfnUar I ft)"ll
Pada foto mikroskop elektron ini tampak vilus menonjol dari
Kriptus
Lieberkr-ihn
mukosa usus halus.

Arteriol
Venula
Pembuluh limfe
cairan interstisium di dalam inti jaringan ikat vilus, dan
kemudian menembus dinding pembuluh kapiler atau limfe.
Seperti transpor ginjai, penyerapan di usus mungkin aktif
Mikrovilus
atau pasif, dengan penyerapan aktif memerlukan pengeluaran
{brush b*rder)
energi paling tidak selama salah satu tahap transpor rranse-
pitelnya.
(d) $el epitel

I Lapisan mukosa mengalami pertukaran


yang cepat.

Terdapat invaginasi dangkal, yang dikenal sebagai luiptus


Lieberkiihn (Gambar 1,6-21c), melekuk masuk ke dalam
permukaan mukosa di antara vilus. Tidak seperri feveola gas-
trica, kriptus-kriptus internal ini tidak mengeluarkan enzim
pencernaan, tetapi mengeluarkan air dan elektrolit, yang
I Pembuluh limfe terminal. Setiap vilus mendapat sebuah
bersama dengan mukus yang dikeluarkan oleh sel-sel di
pembuluh limfe buntu yang dikenal sebagai lakteal sentral,
permukaan vilus, membentuk sukus enterikus.
yang menempati bagian tengah inti vilus.
Selain itu, kriptus berfungi sebagai rempar 'pembibit-
Selama proses penyerapan, bahan-bahan yang tercerna an". Sel-sel epitel yang melapisi usus halus terlepas dan di-
masuk ke anyaman kapiler atau lakteal sentral. Agar dapat ganti dengan kecepatan tinggi akibat tingginya aktivitas
diserap, bahan harus menembus sel epitel, berdifusi meialui mitotik sel punca di kriptus. Sel-sel baru yang secara rerus-

680 Bab 16
Brush border korosif mudah rusak dan tidak berumur panjang sehingga
mereka harus terus-menerus diganti oleh sel baru yang masih
segar.

Sel-sel tua yang terlepas ke dalam Iumen tidak seluruh-


nya keluar dari tubuh. Sel-sel ini dicerna, dengan konsrituen-
konstituennya diserap ke dalam darah dan digunakan kem-
bali, antara lain, untuk sintesis sel baru.
Selain sel punca, sel Paneth juga ditemukan di kriptus.
Sel Paneth memiliki fungsi pertahanan yaitu menjaga sei
punca. Sel-sel ini menghasilkan dua bahan kimia yang meng-
usir bakteri: (\) lisozim, enzim pelisis bakteri yang juga ter-
dapat di liur; dan (2) defensin, protein kecil dengan kemam-
E puan antibakteri.
E
o
o Kini kita mengalihkan perhatian ke cara-cara bagaimana
o
lapisan epitel usus halus mengalami spesialisasi untuk me-
laksanakan penyerapan isi lumen dan mekanisme yang digu-
Enteropati gluten Brush border nakan untuk menyerap secara normal konstituen-konstituen
makanan spesifik.

tFt;t t I PenyerapanNa* dependen energi mendorong


E
penyerapan pasif Hro.
E
o
! Natrium dapat diserap secara pasif maupun aktif. Jika gradien
o
elektrokimia mendorong perpindahan Na- dari lumen ke
dalam darah maka dapat terjadi difusi pasif anrara seI-sel
epitel usus melalui taur erar yang "bocor" ke dalam cairan
Pengurangan brush - border pada enteropati gluten. interstisium di dalam vilus. Perpindahan Na. menembus sel
(a) Mikrograf elektron brush border sel epitel usus halus memerlukan energi dan melibatkan dua pembawa berbeda,
orang normal. (b) Mikrograf elektron brush borderyang serupa dengan proses reabsorpsi Na* menembus tubulus
pendek dan gempal pada sel epitel usus halus seorang pasien
dengan enteropati gluten. ginjal (lihat h. 570 dan 574). Natrium secara pasif masuk ke
(Sumber: Thomas W. Sheehy, M.D.; Robert L. Slaughter, M.D.; sel epitel menembus batas Iuminal secara sendiri melalui
The Malabsorption Syndrome by Medcom, lnc. Diproduksi saluran Na* atau didampingi oleh glukosa arau asam amino
kembali atas izin Medcom, Inc.) melalui pembawa kotranspor. Natrium dipompa secara aktif
keluar sel di batas basolateral ke dalam cairan interstisium di
ruang lateral antara sel-sel rempar sel-sel tersebut tidak di-
menerus diproduksi di kriptus bermigrasi naik ke vilus dan, satukan oleh taut erat. Dari cairan interstisium, Na* berdifusi
dalam prosesnya, mendorong sel-sel tua di ujung vilus ke ke dalam kapiler.
dalam lumen. Dengan cara ini, Iebih dari 100 juta sel usus Seperti tubulus ginjal di bagian-bagian awal nefron,
dilepaskan setiap menit. Perjalanan keseluruhan dari kriptus penyerapan C1', H,O, glukosa, dan asam amino dari usus
ke puncak adalah sekitar tiga hari, sehingga lapisan epitel halus dikaitkan dengan penyerapan Nat dependen energi ini.
usus halus diganti setiap sekitar tiga hari. Karena tingginya Korida secara pasif mengalir menuruni gradien iistrik yang
tingkat pembelahan sel ini maka sel punca kriptus sangat tercipta oleh absorpsi Na- dan dapat juga secara aktif di-
peka terhadap kerusakan oleh radiasi dan obat antikanker, di absorpsi jika dibutuhkan. Sebagian besar penyerapan HrO di
mana keduanya menghambat pembelahan sel. saluran cerna bergantung pada pembawa aktif yang me,
Sel-sel baru mengalami beberapa perubahan sewakru mompa Na- ke dalam ruang lateral, menyebabkan terbentuk-
bermigrasi ke atas vilus. Konsentrasi enzim-enzim brush nya daerah terkonsentrasi dengan tekanan osmorik tinggi di
border menrngkat dan kapasitas untuk menyerap membaik, daerah lokal antara sel-sel, serupa dengan situasi di ginjal
sehingga sel-sel di ujung vilus memiliki kemampuan men- (lihat h. 576). Tekanan osmotik tinggi yang bersifat lokal ini
cerna dan menyerap tertinggi. Tepat setelah berada di pun- memicu HrO berpindah dari lumen menembus sel (dan
cak, sel-sel ini kemudian didorong oleh sel-sel baru yang mungkin dari lumen melalui raut erar yang bocor) ke dalam
bermigrasi. Karena itu, isi lumen terus-menerus terpajan ke ruang lateral. Air yang masuk ruang ini mengurangi tekanan
sel-sel yang berperangkat optimal untuk menuntaskan proses osmotik tetapi meningkatkan tekanan hidrostatik (cairan).
pencernaan dan penyerapan secara efisien. Selain itu, seperti Akibatnya, H,O terbilas keluar dari ruang lateral menuju
di lambung, pertukaran cepat sel-sel di usus halus adalah hal bagian interior vilus, rempar zar ini diserap oleh anyarnan
yang esensial karena kondisi lingkungan lumen usus yang kapiier. Sementara itu, lebih banyak Na- dipompa ke dalam
"keras". Sel-sel yang terpajan ke isi lumen yang abrasif dan ruang lateral untuk mendorong absorpsi H,O lebih banyak.

Sistem Pencernaan 681


dengan penyerapan glukosa dan galaktosa. Karena itu, glu-
I Karbohidrat dan protein diserap oleh transpor kosa, galaktosa, dan asam amino semuanya mendapar "rum-
aktif sekunder dan masuk ke darah. pangan gratis" untuk masuk dari transpor Na- yang membu-
tuhkan energi. Peptida kecil memperoleh jalan masuk melalui
Penyerapan produk akhir pencernaan karbohidrat dan pro-
pembawa yang berbeda dan diuraikan menjadi asam-asam
tein melibatkan sistem rranspor yang diperantarai oleh pem-
amino konstituennya oleh aminopeptidase di membran brush
bawa khusus yang memerlukan pengeluaran energi dan ko-
transpor Nat, dan kedua kategori produk akhir ini disalurkan
border atau oleh peptidase intrasel. Seperti monosakarida,
asam amino masuk ke anyaman kapiler di dalam vilus.
ke dalam darah.

PENYERAPAN KARBOH IDRAT


I Lemak yang telah dicerna diabsorpsi secara
Karbohidrat makanan dicerna diusus halus untuk diserap pasif dan masuk ke limfe.
terutarna dalam bentuk disakarida maltosa (produk pencernaan
polisakarida), sukrosa, dan laktosa (Gambar \ 6-24). Disakaridase Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohi-
yang terletak di membran brush border sel epitel usus menerus- drat dan protein, karena sifat tidak larutnya lemak dalam air
kan penguraian disakarida ini menjadi unit-unit monosakarida mer.rimbulkan masalah rerrentu. Lemak harus dipindahkan
yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa. dari kimus cair melalui larutan cairan tubuh, meskipun lemak
Glukosa dan galaktosa diserap oleh transpor aktif se- tidak larut air. Karena itu, lemak harus menjalani serangkaian
kunder, di mana pembawa kotranspor di membran luminal transformsi fisik dan kimiawi untuk mengatasi masalah ini
memindahkan monosakarida dan Na. dari lumen ke dalam selama pencernaan dan penyerapannya (Gambar 16-26).
interior sel usus. Bekerjanya pembawa kotranspor ini, yang
tidak secara langsung menggunakan energi, bergantung pada
GAMBARAN SINGKAT EMULSIFIKASI DAN
gradien konsentrasi Nat yang tercipta oleh pompa Na.-Kt
basolateral yang menggdnakan energi (lihat h. 79). Glukosa
PENCERNAAN LEMAK
(atau galaktosa), setelah dipekatkan di sel oleh pembawa ko- Ketika isi lambung dikosongkan ke dalam duodenum, lemak
transpor, meninggalkan sel menuruni gradien konsentrasi yang tertelan bergumpal membentuk agregar butir-butir be-
melalui pembawa pasif di membran basoiateral untuk masuk sar trigliserida yang mengapung di kimus. Ingatlah bahwa
ke darah di dalam vilus. Selain terjadi penyerapan glukosa melalui efek deterjen garam empedu di lumen usus halus,
melalui sel oleh pembawa kotranspor, terdapat bukti bahwa butiran-butiran besar ini terurai menjadi emulsi lemak yang
cukup banyak glukosa melintasi sawar epitel melalui raut erar terdiri dari butiran-butiran halus sehingga luas permukaan
yang bocor di antara sel-sel epitel. Fruktosa diserap ke dalam lemak untuk dicerna oieh lipase pankreas sangat meningkat.
darah hanya dengan difusi terfasilitasi (transpor pasif yang Produk pencernaan lipase (monogliserida dan asam lemak
diperantarai oleh pembawa, lihat h. 76). bebas) juga tidak terlalu larut air, sehingga sangat sedikit dari
produk-produk akhir pencernaan lemak ini yang dapat ber-
difusi menembus kimus cair untuk mencapai lapisan absorp-
PENYERAPAN PROTEIN
tif usus. Namun, komponen-komponen empedu rnemper-
Baik protein yang dicerna (dari makanan) maupun protein mudah penyerapan produk-produk akhir asam lemak ini
endogen (di dalam tubuh) yang masuk ke lumen saluran dengan membentuk misel.
cerna dari tiga sumber berikut dicerna dan diserap:

1. Enzim pencernaan, yang semuanya adalah protein, yang PENYERAPAN LEMAK


disekresikan ke dalam lumen.
Ingadah bahwa misel adalah partikel larut air yang dapat
2. Protein di dalam sel yang terdorong hingga lepas dari vi-
mengangkut produk-produk akhir pencernaan lernak di dalam
lus ke dalam lumen selama proses pertukaran mukosa.
interiornya yang larut lemak. Setelah misel mencapai membran
3. Sejumlah kecil protein plasma yang normalnya bocor
luminal sel epitei, monogliserida dan asam lemak bebas secara
dari kapiler ke dalam lumen saluran cerna.
pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran
Sekitar 20 sampai 40 g protein endogen masuk ke lumen sel epitel untuk masuk ke interior sel ini. Setelah produk-produk
setiap hari dari ketiga sumber ini. Jumlah ini dapat berjumlah lemak meninggalkan misel dan diserap menembus membran sel
lebih dari jumlah protein yang berasal dari makanan. Semua epitel, misel dapat menyerap monogliserida dan asam lemak
protein endogen harus dicerna dan diserap bersama dengan bebas lain, yang telah dihasilkan dari pencernaan molekul-
protein makanan unruk mencegah terkurasnya simpanan molekul trigliserida lain dalam emulsi lemak.
protein tubuh. Asam-asam amino yang diserap dari protein Garam-garam empedu secara terus-menerus mengulangi
makanan dan endogen rerutama digunakan untuk mem- fungsi melarutkan lemak di sepanjang usus halus sampai se-
bentuk proiein baru di tubuh. mua lemak terserap. Kemudian garam-garam empedu itu
Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap ter- sendiri direabsorpsi di ileum terminal oleh transpor aktif
utama berada dalam bentuk asam amino dan beberapa po- khusus. Ini adalah suaru proses yang efisien, karena garam
tongan kecil peptida (Gambar 16-25). Asam amino diserap empedu dalam jumlah relatif sedikit sudah dapat memper-
menembus sel usus oleh transpor aktif sekunder, serupa mudah pencernaan dan penyerapan lemak dalam iumlah besar,

682 Bab 16
.t"'.,rt..

@@
Transpor
aktif sekunder
dependen
energi dan Na'

Sel epitel vilus

o Polisakarida makanan yaiiu tepung dan glikogen diubah menjadi disakarida maltosa melalui efek amilase liur
dan pankreas.
Maltosa dan disakarida makanan laktosa dan sukrosa masing-masing diubah menjadi monosakaridanya oleh disakaridase
@ (maltase, laktase, dan sukrase) yagn terletak di brush border sel epitel usus halus.

Monosakarida glukosa dan galaktosa terserap ke dalam interior sel dan akhirnya masuk ke darah melalui transpor aktif
@ sekunder dependen energi dan Na-.
Monosakarida fruktosa diserap ke dalam tubuh dengan difusi terfasilitasi pasif.
@
Gambar 16-24
Pencernaan dan penyerbpan karbohidrat

Sistem Pencernaan 683


ry,:.,:i

$el epitet vilus

Protein makanan dan endogen dihidrolisis menjadi asam-asam amino konstituennya dan beberapa fragmen peptida kecil oleh
pepsin lambung dan gnzim proteolitik pankreas.

Asam amino diserap ke dalam sel epitel usus halus dan akhirnya masuk ke darah melalui transpor aktif sekunder dependen
energi dan Na-. Berbagai asam amino diangkut oleh pembawa yang bersifat spesifik.

PeptiOa kecil, yang diserap oleh tipe pembawa tersendiri, dipecah menjadi asam-asam amino pembentuknya oleh
€l aminopeptidase di brush border sel epitel atau oleh peptidase intrasel.

Gambar 16-25
Pencernaan dan penyerapan protein

684 Bab 16
Karena tidak larut air maka lemak harus
menjalani serangkaian transformasi agar
dapat dicerna dan diserap
Lemak makanan dalam bentuk globulus
lemak besar yang terdiri dari trigliserida
diemulsifikasi oleh efek deterjen garam-
garam empedu menjadi suspensi butiran-
butiran halus lemak. Emulsi lemak ini
mencegah menggumpalnya butiran-
butiran lemak sehingga meningkatkan
luas permukaan yang tersedia untuk
diserang oleh lipase pankreas.
Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi
)- -( )-
-(_\_-/_ monogliserida dan asam lemak bebas.
_\_/_ ffi eroduk-produk tak larut air ini dibawa ke
Emulsi lemak bagian interior misel yang larut air, yang

_oo_o
dibentuk oleh garam empedu dan
konstituen empedu lainnya, ke permukaan
luminal sel epitel usus halus.
Ketika misel mendekati permukaan epitel
absorptif, monogliserida dan asam lemak
meninggalkan misel dan secara pasif
berdifusi menembus lapis ganda lemak
membran luminal.
@ Monogliserida dan asam lemak bebas
diresintesis menjadi trigliserida di dalam
sel epitel.

Lumen

Misel
\c: Cnr
C \:OY
,Li
lct
C
o
:

C
oLl
*
Difusi
misel
Misel n lo
\-*FG;;lJ
Penyerapan pasif
["Jffiti;:;"n" I o
lipoprotein + ffi TristiseriOatrigliserida ini menyatu dan
dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein

><
Sel epitel vilus
untuk membentuk kilomikron yang larut
air yang kemudian dikeluarkan dengan
(Eksositosis) eksositosis melalui membran basal sel.
Kilomikron tidak dapat menembus
Lakteal
membran basal kapiler darah, sehingga
sentral
masuk ke pembuluh limfe, lakteal sentra.

Gambar 16-25
Pencernaan dan penyerapan lemak.

dengan setiap garam empedu melakukan fungsi pengangkut- retikulum endoplasma sel epitel), yang menyebabkan butiran
nya berulang-ulang sebelum akhirnya direabsorpsi. lemak tersebut larut air. Butiran lemak besar yang telah di-
Setelah berada di interior sel epitel, monogliserida dan bungkus ini, yang dikenal sebagai kilomikron, dikeluarkan
asam iemak bebas diresintesis menjadi trigliserida. Tiigli- oleh eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di
serida-trigliserida ini menyatu menjadi butiran-butiran ialu dalam vilus. Kilomikron kemudian masuk ke lakteal sentral
dibungkus oleh suatu iapisan lipoprotein (disintesis oleh dan bukan ke kapiler karena perbedaan struktural antara

Sistem Pencernaan 685


kedua pembuluh ini. Kapiler memiliki membran basal (suatu Setelah diserap secara aktif ke dalam sel epitel usus ha-
lapisan luar polisakarida) yang mencegah kilomikron masuk, lus, besi memiliki dua kemungkinan:
tetapi pembuluh limfe tidak memiliki penghalang ini. Karena
l Besi yang segera dibutuhkan untuk produksi sel darah
itu, lemak dapat diserap ke dalam pembuluh limfe tetapi merah diserap ke dalam darah untuk disalurkan ke sum-
tidak dapat langsung ke dalam darah.
sum tulang, tempat pembentukan sel darah merah. Besi
Penyerapan atau transfer sebenarnya monogliserida dan
diangkut dalam darah oleh protein plasma, yang dikenal
asam lemak bebas dari kimus menembus membran luminal
sebagai transferin, sebagai pembawanya. Hormon yang
sel epitel usus adalah suatu proses pasif,, karena produk-
berperan merangsang produksi sel darah merah, eritro-
produk akhir lemak yang larut lemak hanya larut dan mele-
poietin (lihat h. 425), dipercayai juga meningkatkan pe-
wati bagian lemak membran. Namun, keseluruhan rangkaian
nyerapan besi dari sel usus ke dalam darah. Besi yang
kejadian yang diperlukan untuk absorpsi lemak memerlukan
diserap kemudian digunakan untuk membentuk hemo-
energi. Sebagai contoh, garam empedu disekresikan secara
globin bagi sel darah merah baru.
aktif oleh hati, dan resinstesis trigliserida dan pembentukan
2. Besi yang tidak segera dibutuhkan akan tetap tersimpan
kilomikron di dalam sel epitel adalah proses yang aktif.
di dalam sel epitel dalam bentuk granular yang disebut
feritin, yang tidak dapat diserap ke dalam darah. Jika
I Penyerapan vitamin umumnya berlangsung pasif. kadar besi dalam darah terlalu tinggi maka kelebihan besi
dapat dibuang dari darah ke sel epitel usus dalam bentuk
Vitamin larut air terutama diserap secara pasif bersama air, feritin yang tak larut ini. Besi yang disimpan sebagai fe-
sedangkan vitamin larut lemak dibawa dalam misel dan di- ritin akan keluar melalui tinja dalam tiga hari karena sel-
serap secara pasif bersama produk-produk akhir pencernaan sel epitel yang mengandung granula ini terlepas selama
lemak. Sebagian vitamin juga dapat diserap oleh pembawa, regenerasi mukosa. Besi dalam jumlah besar di rinja me-
jika diperlukan. Vitamin B,, bersifat unik yaitu bahwa bahan nyebabkan tinja berwarna gelap, nyaris hitam.
ini harus berikatan dengan faktor intrinsik lambung agar
dapat diserap melalui proses endositosis yang diperantarai PENYERAPAN KALSIUM
oleh reseptor di ileum terminal.
Jumlah kalsium (Ca'z-) yang diserap juga diatur. Penyerapan
Ca2- sebagian dilakukan oleh difusi pasif tetapi umumnya
dengan transpor aktif, Vitamin D sangat meningkatkan trans-
I Penyerapan besi dan kalsium diatur.
por aktif ini. Vitamin D melaksanakan efek ini hanya setelah
Berbeda dari penyerapan elektrolit lain yang hampir sem- ia diaktifkan di hati dan ginjal, suatu proses yang didorong
purna dan tidak dikontrol, besi dan kalsium dalam makanan oleh hormon paratiroid. Karena itu, sekresi hormon paratiroid
dapat tidak diserap seluruhnya karena penyerapan keduanya meningkat sebagai respons terhadap penurunan konsentrasi
berada di bawah pengaturan, bergantung pada kebutuhan Catt dalam darah. Dalam keadaan normal, sekitar 1000 mg
tubuh akan elektrolit tersebut. Ca2- dikonsumsi setiap hari namun hanya dua pertiga diserap
di usus halus dan sisanya keluar melalui tinja.
PENYERAPAN BESI
Besi esensial bagi pembentukan hemogiobin. Asupan besi I Sebagian besar nutrien yang diserap segera
normalnya adalah 15 sampai 20 mg per hari, tetapi pria melewati hati untuk diproses.
biasanya menyerap 0,5 sampai 1 mg/hari ke dalam darah,
dan wanita menyerap sedikit lebih banyak, 1,0 sampai 1,5 Venula yang meninggalkan vilus usus halus, bersama dengan
mg/hari (wanita memerlukan lebih banyak besi karena pembuluh-pembuluh dari saluran cerna lainnya, mengaiir-
mereka secara berkala kehilangan besi melalui darah haid). kan isinya ke dalam vena porta hati, yang membawa darah ke
Penyerapan besi ke dalam darah melibatkan dua lang- hati. Karena itu, segala sesuatu yang diserap ke dalam kapiler
kah utama: (1) penyerapan besi dari lumen ke dalam sel epitel pencernaan mula-mula harus melewati pabrik biokimia hati
usus halus dan (2) penyerapan besi dari sel epitel ke dalam sebelum masuk ke sirkulasi umum. Karena itu, produk-
darah (Gambar 16-27). produk pencernaan karbohidrat dan protein disalurkan ke
Besi secara aktif dipindahkan dari lumen ke dalam sel dalam hati tempat banyak dari produk kaya energi ini segera
epitel, dengan wanita memiliki tempat transpor aktif sekitar mengalami pemrosesan metabolik. Selain itu, bahan-bahan
empat kali lebih banyak daripada pria. Tingkat penyerapan berbahaya yang mungkin terserap didetoksifikasi oleh hati
besi yang masuk oleh sel epitel bergantung pada jenis besi sebelum memperoleh akses ke sirkulasi umum. Setelah me-
yang dikonsumsi (besi fero, Fe2., lebih mudah diserap dari- lewati sirkulasi porta, darah vena dari sistem pencernaan
pada besi feri, Fe3-). Juga, adanya bahan lain di lumen dapat mengalir ke vena kava dan kembali ke jantung untuk di-
meningkatkan atau menghambat penyerapan besi. Sebagai distribusikan ke seluruh tubuh, membawa glukosa dan asam
contoh, vitamin C meningkatkan penyerapan besi, terutama amino untuk digunakan oleh jaringan.
dengan mereduksi besi feri menjadi fero. Fosfat dan oksalat, Lemak, yang tidak dapat menembus kapiler usus, di-
sebaliknya, berikatan dengan besi yang masuk untuk mem- serap oieh lakteal sentral dan masuk ke sistem limfe, memin-
bentuk garam besi tak larut yang tidak dapat diserap. tas sistem porta hati. Kontraksi vilus, yang dilakukan oieh

586 Bab 16
o Besi yang tidak
diserap oleh sel
Q lrnyu sebagian dari besi yang tertelan
berada dalam bentuk yang dapat diserap.
_-

@ffii^
Besi dalam diet yang diserap ke dalam sel
@ epitel usus halus dan segera dibutuhkan
untuk produksi sel darah merah dipindahkan

o @
ke daiam darah.

Oi Oaran, besi yang diserap diangkut ke


sumsum tulang dalam bentuk terikat ke
transferin, suatu proiein pengangkut
dalam plasma.

@ Aesi dalam makanan yang diserap namun


tidak segera digunakan disimpan di sel epitet
sebagai feritin, yang tidak dapat dipindahkan
ke dalam darah.

Ketenifran besi dalam darah dapat dibuang


@ ke kompartemen feritin.
Feritin-
kompartemen @ Aesi yang tidak digunakan ini keluar di tinya
besi yang sewaktu sel-sel epitel yang mengandung
tidak ke feritin tersebut lerlepas.
dalam darah S"tuin itu, besi dalam makanan yang tidak
@
diserap juga akan keluar melalui tinja.

Besi yang diserap ke


dalam darah; berikatan

Gambar 16-27
Penyerapan besi.

mr.rskularis mukosa, secara periodik menekan iakteal sentral getah pencernaan yang berasal dari plasma. Ingatlah bahwa
dan "memeras" limfe keluar dari pembuluh ini. pembuluh- plasma adalah sun-rber- sekresi pencernaan, karena sel-sel
pembuluh limfe akhirnya menyaru untuk membe ntuk t/uletus sekretorik n.rengekstraksi bahan-bahan mentah untuk produk
thorasikus, suatu pembuluh limfe besar yang mengalirkan sekretoriknya dari plasma. Karena keseluruhan volume plas-
isinya ke sistem vena di dada. Dengan cara ini lemak akhir- ma har.rya sekitar 2,75 liter maka penyerapan harus men,
nya memperoleh akses ke darah. Lemak yar.rg diserap dibawa dekati sekresi agar volume plasma tidak turun tajam.
oleh sirkulasi sistemik ke hati dan jaringan tubuh lainr.rya. Dari 9500 ml cairan yang masuk ke lumen usus halus per
Karena itu, hati tidak memiliki kesempatan untuk bekerja hari, sekitar 95o/o, atau 9000 ml cairan, norma.lnya diserap oieh
pada lemak yang rercerna, sampai lemak telah diencerkar.r usus halus kembali ke dalam plasma, dengan hanya 500 ml isi
oleh darah dalam sistem sirkulasi umum. Pengenceran lemak usus halus masuk ke kolon. Karena itu, tubuh tidak kehilangan
mer.rcegah hati menerima terlalu banyak lemak yang tidak getah pencernaan. Setelah konstituen-konsriruen gerah di-
dapat ditanganinya dalam satu waktu. sekresikan ke dalam lumen saluran cerna dan melaksanakan
fungsinya, konstituen-konsriruen rersebut dikembalikan ke plas_
ma. Satu-satunya produk sekretorik yang lolos dari tubuh adalah
I Penyerapan ekstensif oleh usus halus seimbang bilirubin, suatu produk sisa yang harus dieliminasi.
dengan sekresi.

Usus halus dalam keadaan normal menyerap sekitar 9 liter


cairan per hari dalam bentuk H.O dan zat terlarut, rermasuk
I Dalam keadaan normal terjadi keseimbangan
biokimiawi antara lambung, pankreas, dan usus
unit-unit nutrien yang dapat diserap, vitamin, dan elektrolit.
halus.
Bagaimana hal ini dapat terjadi, ketika manusia nor.malnya
hanya n-renelan sekitar 1250 ml cairan dan mengonsumsi Karena berbagai getah pencernaan dalam keadaan normal di_
1250 g makanan padat (yang 8\o/onya adalah H,O) per hari serap kembali ke dalam plasma maka keseimbangan asam-
(lihat h. 6 I 5)? Tabel 1 6-7 menggambarkan pcn1.e iapan hariarr
basa tubuh tidak terganggu oleh proses pencernaan. Namun,
besar-besaran yang dilakukan oleh usus halus. Setiap hari se- jika penyerapar.r dan sekresi tidak sejalan saru sama lain maka
kitar 9500 ml H,O dan zat terlarut masuk ke usus halus. dapat terjadi gangguan asam-basa. Gambar 16-2g adalah
Perhatikan bahwa dari 9500 ml ini, hanya 2500 ml masuk rir.rgkasan keseimbangan biokimiawi yang normalnya rer_
dari lingkungan eksternal. Sisa 7000 ml (7 liter) cairan adalah dapat di antara lambung, pankreas, dan usus halus. Darah

Sistem Pencernaan 687


adalah diare. Keadaan ini ditandai oleh keluarnya bahan tinja
Tabel 16-7 yang sangat cair, sering dengan peningkatan frekuensi defekasi.
Volume yang Diserap oleh Usus Halus dan Usus Besar Setiap Seperti muntah, efek diare dapat bermanfaat atau merugikan.
Hari Diare bermanfaat ketika pengosongan cepat usus mempercepat
Volume yang masuk ke usus halus per hari eliminasi bahan berbahaya dari tubuh. Namunt yang keluar
tidak saja sebagian dari bahan yang ditelan tetapi juga sebagian
Ditelan { Makanan 1250 g*
produk sekretorik yang seharusnya direabsorpsi. Pengeluaran
\ Minuman 1250 ml
berlebihan isi usus menyebabkan dehidrasi, hilangnya nutrien,
1500 ml dan asidosis metabolik karena keluarnya HCO.- fthat h. 633).
Li ur
Sumber Getah lambung 2000 ml Sifat tinja yang encer ini biasanya disebabkan karena usus halus
Disekresikan Getah pankreas 1500 ml tidak mampu menyerap cairan seperti normal. Cairan yang
dari plasma Empedu 500 ml tidak terserap ini keluar sebagai tinja.
Getah usus 1500 ml
Penyebab diare adalah sebagai berikut:
9500 ml
l. Penyebab tersering diare adalah motilitas usus halus
Volume yang diserap oleh usus halur per hari 9000 ml
yang berlebihan, yang disebabkan oleh iritasi lokal din-
Volume yang masuk ke kolon dari usus halus per 500 ml
hari ding usus oleh infeksi bakteri atau virus atau stres emo-
Volume yang diserap oleh kolon per hari 350 ml sional. Tiansit cepat isi usus halus tidak memungkinkan
Volume tinja yang dikeluarkan dari kolon per hari 150 g* penyerapan cairan secara adekuat.
*Satu mililiter HrO memiliki berat 1 g. Karena itu, karena tingginya 2. Diare juga dapat terjadi ketika partikel-partikel osmotis
persentase HrO dalam makanan dan minuman maka kita dapat aktif terdapat dalam jumlah berlebihan, seperti yang
secara kasar menganggap satu gram makanan atau tinja sama terjadi pada defisiensi iaktase, di lumen saluran cerna.
dengan satu mililiter cairan.
Partikel-partikel ini menyebabkan cairan masuk dan ter-
tahan di lumen sehingga fluiditas tinja meningkat.
), Toksin bakteri Wbrio cholera (penyebab kolera) dan
arteri yang masuk ke lambung mengandung antara lain Cl-,
mikroorganisme tertentu lainnya mendorong sekresi
CO,, HrO, dan Nat. Selama sekresi HCl, sel parietal lam-
cairan dalam jumlah berlebihan oleh mukosa usus halus
bung mengekstraksi CI , COr, dan HrO dari plasma (CO,
sehingga terjadi diare hebat. Diare yang terjadi sebagai
dan HrO esensial untuk sekresi H-) dan menambahkan
respons terhadap toksin dari agen infeksi adalah penye-
HCO. ke dalamnya (HCO. terbentuk dalam proses pem- bab gtama kematian pada anak di negara-negara yang
bentukan H.). HCO3 diangkut ke dalam plasma sebagai pe-
sedang berkembang. Untungnya, tersedia teraPi rehidrdsi
nukar untuk Cl yang disekresikan. Kadar Na- plasma tidak
oral yang manjur dan murah yang memanfaatkan pem-
berubah oleh proses sekresi lambung. Karena HCO, adalah
bawa kotranspor glukosa usus untuk menyelamatkan
ion alkalis maka darah vena yang meninggalkan lambung jiwa jutaan anak tersebut. (Untuk rincian mengenai
lebih basa daripada darah arteri yang disalurkan ke organ ini.
terapi rehidrasi oral, lihat fitur boks di h. 690 Konsep,
Namun, keseimbangan asam-basa keseluruhan di tubuh
Tantangan, dan Kontroversi).
tidak berubah karena sel duktus pankreas mengekstraksi
HCO, (bersama Na-) dalam jumlah setara dari plasma untuk
menetralkan kimus lambung yang asam yang masuk ke usus
d"$stjs ffiF5&,tr'
halus. Di dalam lumen usus, sekresi NaHCO, pankreas yang
basa menetralkan sekresi HCI lambung, menghasilkan NaCl Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum
dan H'CO.. Kedua molekul terakhir masing-masing mem- (Gambar 16-29). Sekum membentuk kantung buntu di ba-
bentuk Nat dan Cl'plus CO, dan HrO. Keempat konstituen wah pertemuan antara usus halus dan usus besar di katup
ini (Na-, Cl , COr, dan HrO) diserap oleh epitel usus ke da- ileosekum. Tonjolan kecil seperti jari di dasar sekum adalah
lam plasma. Perhatikan bahwa konstituen-konstituen ini per- apendiks, suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosit
sis sama dengan yang terdapat di darah arteri yang masuk ke (lihat h. 448). Kolon, yang membentuk sebagian besar usus
lambung. Karena itu, melalui interaksi-interaksi ini, dalam besar, tidak bergelung seperti usus halus tetapi terdiri dari
keadaan normal tubuh tidak mengalami penambahan atau tiga bagian yang relatif lurus - kolon asendens, kolon trans'
pengurangan netto asam atau basa selama pencernaan. uersum, dan kolon desendens. Bagian terakhir kolon desendens
membentuk huruf S, membentuk kolon sigmoid (sigmoid
artinya "berbentuk S"), kemudian lurus untuk membentuk
I Diare menyebabkan hilangnya cairan dan rektum (rektum artinya "lurus").
elektrolit.
CATAIAN KLINIS. Ketika terjadi muntah atau diare. proses I Usus besar terutama adalah organ pengering
netralisasi normal ini tidak dapat berlangsung. Kita telah dan penyimpan.
membahas muntah di bagian tentang modlitas lambung.
Gangguan umum lain pada saluran cerna yang dapat menye- Kolon normalnya menerima sekitar 500 ml kimus dari usus
babkan terganggunya keseimbangan cairan dan asam-basa halus per hari. Karena sebagian besar pencernaan dan pe-

588 Bab 16
Lumen
saluran cerna Sel parietal
lambung

Co.
H'+ Ct-
H.o

Na*

HCO;

I
HCO; * Na'

H. + HCO3-
I
H,CO.
I
co, + H,o

Gambar 16-28
Keseimbangan biokimiawi di antara lambung, pankreas, dan usus halus. Ketika pencernaan dan penyerapan berlangsung
normal, tidak terjadi penambahan atau pengurangan netto asam atau basa atau bahan kimia lain dari cairan tubuh
proses pencernaan. Sewaktu mensekresikan HCI, sel parietal lambung mengekstraksi Cl-, CO/ dan
lkibj't
HrO dari dan menambahan
HCor- ke dalam darah. Sel duktus pankreatikus mengekstraksi Hco3-serta Na* dari darah sei,,raktu s6kresi NaHCor. oi dalim
lumen usus halus, NaHCO, pankreas menetralkan HCI Iambung untuk membentuk NaCl dan HrCO' yang terurai rienjadi
CO, dan
Hro. Kemudian sel-sel usus menyerap Na., Cl , Co, da1 Hro ke dalam darah sehingga konstituin-konstituen yang diekstraksi
dari
darah sewaktu sekresi lambung dan pankreas diglnti kembali.

nyerapan telah diselesaikan di usus halus maka isi yang di- longitudinal yang terpisah, taeniae coli, yang berjalan di
salurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tak ter- sepanjang usus besar. teniae coli ini lebih pendek daripada
cerna (misalnya selulosa), komponen empedu yang tidak otot polos sirkular dan lapisan mukosa di bawahnya jika ke-
diserap, dan cairan. Kolon mengekstraksi HrO dan garam dua lapisan ini dibentangkan datar. Karena itu, lapisan-
dari isi lumennya. Apa yang terringgal dan akan dikeluarkan Iapisan di bawahnya disatukan membentuk kantung atau
disebut feses (tinja). Fungsi utama usus besar adalah untuk haustra, seperti rok panjang mengembang yang diikat di
menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain bagian pinggang yang menyempit. Haustra bukanlah sekedar
yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian besar kumpulan permanen yang pasif; haustra secara aktif berganti
massa dan karenanya membantu mempertahankan keter- lokasi akibat kontraksi lapisan otot polos sirkular.
aturan buang air.
Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan
tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai rempat penyerap-
I Kontraksi haustra secara perlahan mengaduk isi an dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kon-
kolon maju-mundur. traksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel
otot polos kolon. Kontralsi ini, yang menyebabkan kolon
Lapisan otot polos longitudinal luar tidak mengelilingi usus membentuk haustra, serupa dengan segmentasi usus halus
besar secara penuh. Lapisan ini terdiri dari tiga pita otot tetapi terjadi jauh lebih jarang. .Waktu di antara dua kontraksi

Sistem Pencernaan 689


Kbnsep, Tantangafi, dan Kontrovensi
Terapi Rehidrasi Oral: Pemberian Larutan Sederhana yang dapat Menyelamatkan Nyawa
Mikroorganisme penyebab diare akhir dari aktivitas berbagai pembawa dalam sel epitel vilus untuk selanjutnya
misalnya Vibrio cholera, yang menye- ini adalah penyerapan garam dan HrO ke darah. Karena HrO secara osmotis
babkan kolera, adalah penyebab yang disekresikan bersama dengan mengikuti penyerapan Na* maka
utama kematian anak di bawah lima nutrien yang telah tercerna. Dalam ingesti larutan glukosa dan garam
tahun di seluruh dunia. Masalah keadaan normal, penyerapan garam mendorong penyerapan cairan ke
kesehatan ini terutama menonjol di dan HrO melebihi sekresinya sehingga dalam darah dari saluran usus tanpa
negara-negara yang sedang berkem- tidak hanya terjadi penghematan memerlukan penggantian cairan
bang, kamp pengungsi, dan di tempat cairan yang disekresikan tetapi juga melalui vena.
lain di mana kondisi sanitasi yang penyerapan garam dan HrO yang Bukti pertama kemampuan TRO
buruk mendorong penyebaran masuk. menyelamatkan nyawa di lapangan
mikroorganisme sementara obat dan Kolera dan sebagian besar mikroba terjadi pada tahun 1971 ketika
petugas kesehatan kurang tersedia. penyebab diare menimbulkan diare beberapa juta pengungsi membanjiri
Untungnya telah dikembangkan suatu dengan merangsang sekresi Cl dan/ lndia dari Bangladesh yang sedang
pengobatan yang murah, mudah atau mengganggu penyerapan Na* dilanda perang. Dari ribuan pengungsi
diperoleh, dan mudah pemakaiannya- (lihat h. 92). Akibatnya, lebih banyak yang menjadi korban kolera dan
terapi rehidrasi oral-untuk mengatasi cairan yang disekresikan dari darah ke penyakit diare lainnya, lebih dari 30%
diare yang berpotensi mematikan ini. dalam lumen daripada yang kemudian meninggal akibat sulitnya diperoleh
Terapi ini memanfaatkan pembawa dipindahkan kembali ke dalam darah. cairan dan jarum steril untuk terapi
transpor aktif sekunder di membran Kelebihan cairan tersebut dikeluarkan intravena. Namun, di satu kamp
luminal sel epitel vilus. melalui tinja sehingga tinja menjadi pengungsi, di bawah pengawasan
Marilah kita bahas patofisiologi encer khas diare. Yang lebih penting, sekelompok ilmuwan yang telah
diare dan melihat bagaimana terapi hilangnya cairan dan elektrolit yang melakukan eksperimen dengan terapi
rehidrasi oral yang sederhana dapat datang dari darah menyebabkan rehidrasi oral, para keluarga diajari
menyelamatkan nyawa. 5elama pencer- dehidrasi. Penurunan volume plasma cara memberikan TRO kepada korban
naan makanan, sel-sel kriptus usus efektif dapat menyebabkan kematian diare, yang sebagian besar adalah anak
halus normalnya mengeluarkan sukus dalam hitungan hari atau bahkan jam, kecil. Larutan intravena yang langka
enterikus, yaitu larutan garam dan bergantung pada keparahan kehilang- dicadangkan untuk mereka yang tidak
mukus, ke dalam lumen. Sel-sel ini an cairan. mampu minum. Kematian akibat diare
secara aktif memindahkan Cl-ke dalam Sekitar 50 tahun yang lalu, para berkurang menjadi 3% di kamp ini,
lumen, mendorong transpor pasif dokter mempelajari bahwa penggan- dibandingkan dengan angka kematian
paralel Na. dan HrO dari darah ke tian cairan dan elektrolit yang hilang yang 10 kali lipatnya pada para
dalam lumen. Cairan menghasilkan melalui vena dapat menyelamatkan pengungsi lainnya.
lingkungan encer yang diperlukan agar nyawa sebagian besar korban diare. Berdasarkan bukti ini, World Health
enzim dapat menguraikan nutrien Namun, di banyak bagian dunia, tidak Organization (WHO) mulai secara
menjadi unit-unit yang dapat diserap. tersedia fasilitas, peralatan, dan agresif mempromosikan TRO. Paket-
Glukosa dan asam amino, masing- petugas yang memadai untuk mem- paket kering untuk TRO kini diproduksi
masing adalah satuan karbohidrat dan berikan terapi rehidrasi intravena. secara lokal di lebih dari 60 negara.
protein yang dapat diserap, diserap Dengan demikian jutaan anak tetap WHO memperkirakan bahwa sekitar
oleh transpor aktif sekunder. Mekanis- menderita diare tiap tahunnya. 30% anak di dunia yang terjangkit
me penyerapan ini menggunakan Pada tahun 1966, para peneliti diare diterapi dengan campuran dalam
pembawa kotranspor Nalglukosa mengetahui bahwa sistem pembawa kemasan ini atau versi rumahannya. Di
(atau asam amino) yang terletak di kotranspor Nalglukosa tidak ter- Amerika Serikat, larutan oral ini dapat
membran luminal sel epitel vilus (lihat pengaruh oleh mikroba penyebab dibeli di apotik dan supermarket.
h. 79). Selain itu, pembawa Na. aktif diare. Penemuan ini mendorong Diperkirakan I juta anak di seluruh
yang lain yang tidak berkaitan dengan dikembangkannya terapi rehidrasi oral dunia diselamatkan oleh TRO per
penyerapan nutrien memindahkan Na., (TRO). Jika di lumen terdapat Na. dan tahunnya.
secara pasif diikuti oleh Cl dan HrO, glukosa maka pembawa kontranspor
dari lumen ke dalam darah. Hasil mengangkut keduanya dari lumen ke

haustra dapat mencapai tiga puluh menit, sementara kon-


traksi segmentasi di usus halus berlangsung dengan frekuensi
I Gerakan massa mendorong tinja bergerak
9 sampai 12 kali per menit. Lokasi kantung haustra secara
jauh.
bertahap berubah sewaktu segmen yang semula melemas dan Tiga atau empat kali sehari, umumnya setelah makan, terjadi
membentuk kantung mulai berkontraksi secara perlahan se- peningkatan mencolok motilitas saat segmen-segmen besar
mentara bagian yang tadinya berkontraksi melemas secara kolon asendens dan transversum berkontraksi secara simul-
bersamaan untuk membentuk kantung baru. Gerakan ini ti- tan. mendorong tinja sepertiga sampai tiga perempat panjang
dak mendorong isi usus tetapi secara perlahan mengaduknya kolon dalam beberapa detik. Kontraksi masif ini, yang secara
maju-mundur sehingga isi kolon terpajan ke mukosa penye- tepat dinamai gerakan massa, mendorong isi kolon ke bagian
rapan. Kontraksi haustra umumnya dikontrol oleh refleks- distal usus besar, tempat bahan disimpan sampai terjadi
refleks lokal yang melibatkan pleksus intrinsik. defekasi.

690 Bab 15
Kolon transversum

,;-
\" 3q I
I

1
.i ri i ioi;r,*',+:i,,r,,,niEiii.ij'd{1!rj'{.' Haustra
; 'i '.18
' i iirrl.
ll i,i
lr
laenlae +:
,ll
:r+
jjl:.
i r ,':'l'
coli r , ;i.
rr,, a.+- Kolon
''!: ,r.r desendens

:;#
s

Apendiks
Rektum sigmoid

-
Sfingter ani internus " h"t
(otot polos) --T-' Sfingter ani eksternus
,: (otot rangka)
Kanalis analis
Gambar'16-29
Anatomi usus besar.

Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks semuia teregang secara perlahan melemas, dan keinginan un-
gastrokolon yang diperantarai dari lambung ke kolon oleh tuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya
gastrin dan saraf oronom ekstrinsik, yang menjadi pemicu mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali
utama gerakan massa di kolon. Pada banyak orang, refleks meregangkan rektum sema memicu refleks defekasi. Selama
ini paling jelas setelah sarapan dan sering diikuti oleh ke- periode inaktivitas, kedua sfingter tetap berkontraksi untuk
inginan untuk buang air besar. Karena itu, ketika makanan menjamin kontinensia tinja.
masuk ke saluran cerna, rerpicu refleks-refleks yang memin- Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan
dahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk menyedia- mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen
kan tempat bagi makanan yang baru masuk. Refleks gas- dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan.
troileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke Tindakan ini sangat meningkatkan tekanan intraabdomen,
dalam usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi ko- yang membantu mendorong rinja.
lon ke dalam rektum, memicu refleks defekasi.

I Terjadi konstipasijika tinja terlalu kering.


I Feses dikeluarkan oleh refleks defekasi.
Jika defekasi ditunda terlalu lama maka dapat terjadi
Ketika gerakan massa di kolon mendorong tinja ke dalam konstipasi (sembelit). Ketika isi kolon tertahan lebih lama
rektum, peregangan yang terjadi di rektum merangsang re- daripada normal maka HrO yang diserap dari tinja me-
septor regang di dinding rektum, memicu refleks defekasi. ningkat sehingga tinja menjadi kering dan keras. Variasi
Refleks ini menyebabkan sffngter ani internus (yaitu otot normal frekuensi defekasi di antara individu berkisar dari
polos) melemas dan rektum dan kolon sigmoid berkontraksi setiap makan hingga sekali seminggu. Ketika frekuensi
lebih kuat. Jika sffngter ani eksternus (yaitu otot rangka) berkurang melebihi apa yang normal bagi yang bersang-
juga melemas maka terjadi defekasi. Karena otot rangka, kutan maka dapat terjadi konstipasi berikut gejala-gejala
sfingter ani eksternus berada di bawah kontrol volunter. Pe- terkaitnya. Gejala-gejala ini mencakup rasa tidak nyaman
regangan awal dinding rektum disertai oleh timbulnya tas^ di abdomen, nyeri kepala tumpul, hilangnya nafsu makan
ingin buang air besar. Jika keadaan tidak memungkinkan yang kadang disertai mual, dan depresi mental. Berbeda
defekasi maka pengencangan sfingter ani eksternus secara dari anggapan umum, gejala-gejala ini tidak disebabkan
sengaja dapat mencegah defekasi meskipun refleks defekasi oleh toksin yang diserap dari bahan tinja yang tertahan.
telah aktif. Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang Meskipun me tabolisme bakteri menghasilkan bahan-

Sistem Pencernaan 69l


bahdn yang mungkin toksik di kolon namun bahan-bahan perkirakan terdapat 500 sampai 1000 spesies bakteri yang
ini normalnya mengalir melalui sistem porta dan dising- berbeda hidup di kolon. Mikroorganisme kolon ini biasanya
kirkan oleh hati sebelum dapat mencapai sirkulasi siste- tidak saja tidak membahayakan tetapi pada keinyataannya
mik. Gejala-gejala yang berkaitan dengan konstipasi dapat bermanfaat. Sebagai contoh, bakteri penghuni (1)
disebabkan oleh distensi berkepanjangan usus besar, ter- meningkatkan imunitas usus dengan berkompetisi mempe-
utama rektum; gejala segera hilang setelah peregangan rebutkan nutrien dan ruang dengan mikroba yang berpotensi
mereda. patogen (lihat h. 487); (2) mendorong modlitas kolon; (3)
Kemungkinan penyebab tertundanya defeksi yang da- membantu memelihara integritas mukusa kolon; dan (4)
pat menimbulkan konstipasi mencakup (l) mengabaikan ke- memberi kontribusi nutrisi. Sebagai contoh, bakteri mensin-
inginan untuk buang air besar; (2) berkurangnya motilitas tesis vitamin K yang dapat diserap dan meningkatkan ke-
kolon karena usia, emosi, atau diet rendah serat; (3) obstruksi asaman kolon sehingga mendorong penyerapan kalsium,
gerakan feses di usus besar oleh tumor lokal atau spasme magnesium, dan seng. Selain itu, berbeda dari anggapan se-
kolon; dan (4) gangguan reflela defekasi, misalnya karena belumnya, sebagian dari glukosa yang dibebaskan selama
cedera jalur-jalur saraf yang terlibat. pemrosesan serat makanan oleh bakteri diserap oleh mukosa
CATAIAN KLINIS. Jika bahan tinja yang mengeras kolon.
tersangkut di apendiks maka sirkulasi normal dan sekresi
mukus di tempat tersebut dapat terganggu. Penlmmbatan ini
menyebabkan peradangan apendiks, atau apendisitis. Apen- I Usus besar menyerap garam dan air; mengubah
diks yang meradang sering membengkak dan terisi oleh pus, isi lumen menjadi feses.
dan jaringan dapat mati akibat gangguan sirkulasi lokal. Jika
tidak diangkat dengan pembedahan maka apendiks yang Sebagian penyerapan berlangsung di dalam kolon, tetapi
sakit dapat pecah, menumpahkan isinya yang penuh kuman dengan tingkatan yang lebih rendah daripada di usus halus.
ke dalam rongga abdomen. Karena permukaan lumen kolon cukup halus maka luas per-
mukaan absorptifnya jauh lebih kecil daripada usus halus.
Selain itu kolon tidak dilengkapi oleh mekanisme transpor
I Sekresi usus besar seluruhnya bersifat khusus seperti yang dimiliki oleh usus halus. Jika motilitas
protektif, usus halus yang tinggi menyebabkan isi usus cepat masuk ke
kolon sebelum absorpsi nutrien tuntas maka kolon tidak
Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. dapat menyerap sebagian besar bahan ini dan bahan akan
Tidak ada yang diperlukan karena pencernaan telah selesai keluar sebagai diare.
sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan
larutan mukus basa (NaHCOu) y^ng fungsinya adalah me- HrO. Natrium diserap secara aktil Cl- mengikuti secara pasif
lindungi mukosa usus besar dari cedera mekanis dan kimiawi. menuruni gradien listrik, dan HrO mengikuti secara osmotis.
Mukus menghasilkan pelumasan untuk mempermudah feses Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang
bergerak, sementara NaHCOu menetralkan asam-asam iritan disintesis oleh bakteri kolon.
yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal. Sekresi me- Melalui absorpsi garam dan HrO terbentuk massa
ningkat sebagai respons terhadap stimulasi mekanis dan tinja yang padat. Dari 500 g bahan yang masuk ke kolon
kimiawi mukosa kolon yang diperantarai oleh refleks pendek setiap hari dari usus halus, kolon normalnya menyerap se-
dan persarafan parasimpatis. kitar 350 ml, meninggalkan 150 g feses untuk dikeluarkan
Tidak terjadi pencernaan di usus besar karena tidak ter- dari tubuh setiap hari (lihat Tabel 16-7). Bahan feses ini
dapat enzim pencernaan. Namun, bakteri kolon mencerna biasanya terdiri dari 100 g HrO dan 50 g bahan padat, ter-
sebagian dari selulosa untuk kepentingan mereka. masuk selulosa yang tidak rercerna, bilirubin, bakteri, dan
sejumlah kecil garam. Karena itu, berbeda dari pandangan
umum, saluran cerna bukan saluran ekskresi utama untuk
I Kolon mengandung beragam bakteri yang mengeluarkan zat sisa dari tubuh. Produk sisa utama yang
bermanfaat. diekskresikan di tinja adalah bilirubin. Konstituen-konsti-
tuen tinja lain adalah residu makanan yang tidak terserap
Karena gerakan kolon yang lambat maka bakteri memiliki dan bakteri, yang sebenarnya tidak pernah menjadi bagian
waktu untuk tumbuh dan menumpuk di usus besar. Se- dari tubuh.
baliknya, di usus halus isi biasanya dipindahkan secara cepat
sehingga bakteri tidak dapat tumbuh. Selain itu, mulut, lam-
bung, dan usus halus mengeluarkan bahan-bahan antibak- I Gas usus diserap atau dikeluarkan.
teri, tetapi kolon tidak. Namun, tidak semua bakteri yang
tertelan dihancurkan oleh lisozim dan HCl. Bakteri yang Kadang-kadang, selain feses yang keluar dari anus, gas
bertahan hidup terus berkembang di usus besar. Jumlah usus, atau flatus, juga keluar. Gas ini terutama berasal dari
bakteri yang hidup di kolon manusia adalah sekitar 10 kali dua sumber: (1) udara yang tertelan (hingga 500 ml udara
lebih banyak daripada jumlah sel yang ada di tubuh manusia. mungkin tertelan ketika makan) dan (2) gas yang di-
Secara kolektif, massa bakteri ini memiliki berat 1000 g. Di- produksi oleh fermentasi bakteri di kolon. Adanya gas

692 Bab 16
yang mengalir melalui isi lumen menimbulkan suara ber- konstituen lain di lumen duodenum yang mengharuskan
kumur yang dikenal sebagai borborigmi. Bersendawa, perlambatan sekresi lambung.
mengeluarkan sebagian besar udara yang tertelan dari
lambung, tetapi sebagian masuk ke usus. Di usus biasanya SEKRETIN
hanya sedikit terdapat gas karena gas cepar diserap atau
Sewaktu lambung mengosongkan isinya ke dalam duode-
diteruskan ke dalam kolon. Sebagian besar gas di kolon
disebabkan oleh aktivitas bakteri, dengan jumlah dan sifat
num, adanya asam di duodenum merangsang pelepasan
sekretin, yang melakukan fungsi-fungsi terkait berikut ini:
gas bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi dan
karakteristik bakteri kolon. Sebagian makanan, misalnya 1. Menghambat pengosongan lambung untuk mencegah
kacang-kacangan, mengandung tipe-tipe karbohidrat yang masuknya lebih banyak asam ke dalam duodenum sam-
tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi dapat diserang pai asam yangada telah dinetralkan.
oleh bakteri penghasil gas. Banyak dari gas ini yang di- 2. Menghambat sekresi lambung untuk mengurangi jum-
serap melalui mukosa usus. Sisanya dikeluarkan melalui lah asam yang diproduksi.
anus. 3. Merangsang sel-sel duktus pankreatikus untuk menam-
Untuk secara selektif mengeluarkan gas ketika feses juga bah volume sekresi encer NaHCO,, yang mengalir ke
ada di rektum, yang bersangkutan secara sengaja mengon- dalam duodenum untuk menetralkan asam.
traksikan otot-otot abdomen dan sfingter ani eksternus secara 4. Merangsang sekresi empedu kaya NaHCO, oleh hati
bersamaan. Ketika kontraksi abdomen meningkatkan tekan- yang juga dialirkan ke duodenum untuk membantu
an yang menekan sfingter ani eksternus yang menutup maka proses netralisasi. Netralisasi kimus yang asam di duo-
terbentuk gradien tekanan yang memaksa udara keluar denum membantu mencegah kerusakan dinding duo-
dengan kecepatan tinggi melalui lubang anus yang berbentuk denum dan membentuk lingkungan yang sesuai untuk
celah dan terlalu sempit untuk keluarnya feses. Lewatnya fungsi optimal enzim-enzim pencernaan pankreas yang
udara dengan kecepatan tinggi menyebabkan tepi-tepi lu- dihambat oleh asam.
bang anus bergetar, menghasilkan nada rendah khas yang 5. Bersama CCK, sekretin bersifat trofik bagi pankreas
menyertai keluarnya gas. eksokrin.

ccK
GAMBARAN UMUM HORMON Sewaktu terjadi pengosongan lambung, lemak dan nutrien
PENCERNAAN lain masuk ke duodenum. Nutrien ini, khususnya lemak
dan, dengan tingkat yang lebih rendah, produk protein,
Sepanjang pembahasan kita tentang pencernaan, kita telah menyebabkan pelepasan CCK, yang melakukan fungsi-fungsi
berulang kali menyebutkan berbagai fungsi tiga hormon pen- terkait berikut:
cernaan utama: gastrin, sekretin, dan CCK. Sekarang marilah
1. Menghambat moriliras dan sekresi lambung, sehingga
kita padukan semua fungsi di atas sehingga anda dapat waktu untuk pencernaan dan penyerapan nutrien yang
mengetahu.i peran adaptif keseluruhan interaksi-interaksi
sudah ada di duodenum cukup.
ini. Selain itu, kita akan memperkenalkan hormon pen- 2. Merangsang sel asinus pankreas untuk meningkatkan
cernaan yang ditemukan lebih belakangan, GIP
sekresi enzim pankreas, yang melanjutkan pencernaan
nurrien-nutrien ini di duodenum (efek ini sangat pen-
GASTRIN
ting untuk pencernaan lemak, karena lipase pankreas
Protein di lambung merangsang pelepasan gastrin, yang me- adalah satu-satunya enzim yang mencerna lemak).
lakukan fungsi-fungsi berikut: 3. Menyebabkan kontraksi kandung empedu dan relaksasi
sfingter Oddi sehingga empedu dialirkan ke dalam duo-
1. Bekerja melalui beragam cara untuk meningkatkan se-
denum untuk mempermudah pencernaan dan penyerap-
kresi HCI dan pepsinogen. Kedua bahan ini, selanjut-
an lemak. Efek deterjen garam empedu sangar penring
nya, adalah faktor utama yang memulai pencernaan
bagi kemampuan lipase pancreas dalam melaftsanakan
protein yang memicu sekresinya.
tugasnya. Berbagai efek CCK ini beradaptasi baik dengan
2. Meningkatkan moriliias lambung, merangsang motilitas
penanganan lemak dan nurrien lain yang keberadaannya
ileum, melemaskan sfingter ileosekum, dan memicu
di duodenum memicu pelepasan hormon ini.
gerakan massa di kolon - fungsi-fungsi yang semuanya
ditujukan untuk menjaga isi usus tetap bergerak maju
4. Selain itu, sekretin dan CCK, yang sama-sama memiliki
efek stimulatorik kuat pada pankreas eksokrin, bersifat
sewaktu kedangan makanan baru.
trofik bagi jaringan ini.
3. Bersifat trofik tidak saja untuk mukosa lambung tetapi
juga untuk mukosa usus halus, membanru memelihara 5. CCK juga diperkirakan berperan dalam perubahan
lapisan dalam saluran cerna agar tetap berfungsi opti,
adaptifjangka panjang dalam proporsi enzim pankreas
yang diproduksi sebagai respons terhadap perubahan
mal.
diet yang berkepanjangan.
Dapatlah diperkirakan bahwa sekresi gastrin dihambat 6. Selain mempermudah pencernaan nutrien yang tertelan,
oleh akumulasi asam di lambung dan oleh adanya asam dan CCK adalah regulator penting asupan makanan. Hor-

Sistem Pencernaan 693


mon ini berperan kunci dalam rasa kenyang, yaitu sen- ke iingkungan internal oleh sistem pernapasan, tetapi semua
sasi bahwa tubuh sudah cukup makan (lihat h. 704). nutrien, HrO, dan berbagai elektrolit yang dibutuhkan un-
tuk mempertahankan homeostasis diperoleh melalui saluran
GIP cerna. Makanan yang besar dan kompleks diuraikan oleh
sistem pencernaan menjadi unir-unit kecil yang dapat di-
Hormon yang baru ditemukan dikeluarkan oleh duodenum
serap. Molekul nutrien kecil kaya energi ini dipindahkan
ini, GIP, membantu mendorong pemrosesan metabolik nu-
menembus epitel usus halus menu.iu darah untuk disalurkan
trien setelah nutrien tersebut terserap. Hormon ini semula
ke sel-sel mengganti nutrien yang terus-menerus digunakan
dinamai gastric inhibitory peptide (GIP) atas perkiraan peran-
untuk menghasilkan AIP serta untuk tumbuh dan mem-
nya sebagai suatu enterogastron. Bahan ini semula dipercaya
perbaiki jaringan. Demikian juga, HrO, garam, dan elektrolit
menghambat motilitas dan sekresi lambung, serupa dengan
lain yang tertelan diserap oleh usus ke dalam darah.
sekretin dan CCK. Saat ini kontribusi GIP dalam hal ter-
Tidak seperti regulasi di sebagian besar sistem tubuh,
sebut dianggap minimal. Hormon ini malah merangsang pe-
regulasi aktivitas pencernaan tidak ditujukan untuk mem-
lepasan insulin oleh pankreas sehingga sekarang dinamai
pertahankan homeostasis. Jumlah nutrien dan HrO yang
glucose-dqtendent insulinonophic peptidc (juga GIP).
dikonsumsi berada di bawah kontrol, tetapi jumlah bahan
Hormon ini kembali memperlihatkan sifat adaptif yang
(yang telah tertelan) yang diserap oleh saluran cerna umum-
sangat baik. Segera setelah makanan diserap, tubuh perlu
nya ddak dapat dikontrol, dengan sedikit pengecualian.
mengubah proses metaboliknya untuk menggunakan dan
Mekanisme lapar mengatur asupan makan untuk membantu
menyimpan nutrien yang baru datang tersebut. Aktivitas
mempertahankan keseimbangan energi (Bab 17), dan meka-
metabolik fase absorptif ini umumnya berada di bawah kon-
nisme haus mengontrol asupan HrO untuk membantu ke-
trol insulin (lihat h. 779 dan782). GIP, yang dirangsang oleh
seimbangan HrO (Bab 15). Namun, kita sering mengabaikan
keberadaan makanan di saluran cerna, memicu pelepasan
mekanisme-mekanisme kontrol ini, dan sering makan atau
insulin sebagai antisipasi untuk penyerapan makanan, me-
minum ketika kita tidak lapar arau haus. Setelah bahan
lalui mekanisme umpan. Insulin sangat penting dalam
makanan ini berada di saluran cerna maka saluran cerna tidak
mendorong penyerapan dan penyimpanan glukosa. Karena
mengubah-ubah laju penyerapan nutrien, HrO, atau elek-
itu, glukosa di duodenum meningkatkan sekresi GIP
trolit sesuai kebutuhan tubuh (kecuali besi dan kalsium);
Gambaran ringkas tentang fungsi hormon pencernaan
saluran cerna mengoptimalkan kondisi untuk mencerna dan
yang multipel, adaptif, dan terpadu ini memberi contoh
menyerap semua yang tertelan. Memang benar adanya, anda
betapa efisiennya tubuh manusia bekerja.
adalah apa yang anda makan (what you eat h uhat lou ger).
Sistem pencernaan berada di bawah banyak proses regulasi,
tetapi proses-proses ini tidak dipengaruhi oleh keadaan nutrisi
PERSPEKTIF BAB lNl: FOKUS PADA atau hidrasi'tubuh. Berbagai mekanisme kontrol ini diatur
HOIVI EOSTASIS oleh komposisi dan volume isi saluran cerna sehingga laju
motilitas dan sekresi getah pencernaan akan optimal untuk
Untuk mempertahankan sifat konstan lingkungan internal, pencernaan dan penyerapan makanan yang tertelan.
bahan-bahan yang digunakan oleh tubuh (misalnya nutrien Jika seseorang mengonsumsi dan menyerap nutrien
kaya energi dan Or) atau bahan yang keluar tanpa terkontrol kaya energi dalam jumlah berlebihan maka kelebihan energi
dari tubuh (misalnya penguapan HrO dari saluran napas ini akan disimpan, misalnya di jaringan adiposa (lemak) se-
atau pengeluaran garam melalui keringat) harus secara terus- hingga kadar molekul nutrien dalam darah dijaga konstan.
menerus diganti oleh pasokan baru bahan tersebut dari ling- Kelebihan ingesti HrO dan elektrolit dikeluarkan di urin
kungan eksternal. Semua bahan pengganti ini kecuali O, agar kadar konstituen-konstituen ini dalam darah terjaga
diperoleh dari saluran cerna. Pasokan segar O, dipindahkan konstan.

RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 641-649) (3) Lemak makanan dalam bentuk trigliserida dicerna
I Empat proses pencernaan dasar adalah motilitas, sekresi, menjadi unit-unit yang dapat diserap yaitu monogliserida
pencernaan, dan penyerapan. dan asam lemak bebas.
I Tiga kelas nutrien kaya energi dicerna menjadi unit-unit Sistem pencernaan terdiri dari saluran cerna dan organ
yang dapat diserap sebagai berikut: (1) Karbohidrat ma- pencernaan tambahan (kelenjar liur, pankreas eksokrin,
kanan dalam bentuk polisakarida tepung dan glikogen dan sistem empedu). (Liharlah Tabel 16-l).
dicerna menjadi unit-unit monosakarida yang dapat di- Saluran cerna adalah saluran kontinyu yang berjalan dari
serap, terutama glukosa. (Lihatlah Gambar 16-I). (2) Pro- mulut hingga anus, dengan modifikasi-modifikasi lokal
tein makanan dicerna menjadi unit-unit yang dapat di- yang mencerminkan spesialisasi regional untuk melak-
serap yaitu asam amino dan beberapa polipeptida kecil. sanakan fungsi pencernaan.

694 Bab 16
I Lumen saluran cerna berhubungan dengan lingkungan terjadi karena kontraksi peristaltik yang kuat. (Lihatkh
eksternal sehingga isinya secara teknis berada di luar tu- Gambar 16-8).
buh; susunan ini memungkinkan makanan dicerna tanpa I Pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor berikut di
menyebabkan tubuh sendiri tercerna selama proses ber- lambung dan duodenum. (1) Volume dan fuiditas kimus
langsung. di lambung cenderung meningkatkan pengosongan isi
I Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan di sebagian iambung. (2) Faktor duodenum, yaitu faktor dominan
besar panjangnya. Dari bagian paling dalam keluar adalah yang mengontrol pengosongan lambung, cenderung me-
mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. nunda pengosongan lambung sampai duodenum siap me-
(Liharlah Gambar 1 6-2). nerima dan memproses lebih banyak kimus. Faktor-faktor
I Aktivitas pencernaan diatur secara cermat oleh mekanis- spesifik di duodenum yang menunda pengosongan lam-
me otonom, saraf (intrinsik dan ekstrinsik), dan hormon bung adalah lemak, asam, hipertonisiras, dan peregangan.
untuk memastikan bahwa makanan yang tertelan diguna- Faktor-faktor ini menunda pengosongan lambung dengan
kan secara maksimal oleh tubuh untuk produksi energi menghambat aktivitas peristaltik lambung oleh refeks
dan penyediaan bahan mentah. (Lihatlah Gambar 16-3). enterogastrik dan enterogastron (sekretin dan kolesisto-
kinin) yang disekresikan oleh mukosa duodenum. (Lihar
Mulut (h.649-652)
lah Gambar 16-8 dan Tabel I6-2).
I Motilitas: Makanan masuk ke sistem pencernaan me- I Sekresi: Sekresi ke dalam lumen lambung mencakup (1)
lalui mulut, tempat makanan dikunyah dan dicampur
HCI (dari sel parietal), yang mengaktifkan pepsinogen,
dengan liur untuk mempermudah penelanannya.
mendenaturasi protein, dan mematikan bakteri; (2) p.p-
I Sekresi: Enzim liur, amilase, memulai pencernaan kar- sinogen (dari chief cell), yang setelah diaktifkan, memulai
bohidrat. Liur esensial untuk berbicara dan berperan penting
pencernaan protein; (3) mukus (dari sel mukus), yang
dalam kesehatan gigi, lebih penting daripada fungsi pen-
membentuk lapisan protektif yang beperan dalam sawar
cernaannya yang minor. Sekresi liur dikontrol oleh pusat liur
mukosa lambung, memungkinkan lambung menampung
di medula, diperantarai oleh persarafan oronom kelenjar liur.
isi lumennya yang "keras" tanpa ia sendiri tercerna; dan
(Lihatlah Gambar I 6-4).
(4) faktor intrinsik (dari sel parietal), yang berperan pen-
I Pencernaan: Amilase liur mulai mencerna polisakarida ting dalam penyerapan vitamin B,r, suatu konstituen yang
menjadi disakarida maltosa, suaru proses yang berlanjut di
esensial bagi produksi sel darah merah. (Lihatkh Tabel
lambung setelah makanan tertelan sampai amilase akhirnya
16-3 dan Gambar 16-9, 16-10, dan 16-11).
diinaktifkan oleh getah lambung yang asam. (Lihatlah Gam-
I Lambung juga mengeluarkan faktor regulatorik parakrin
bar 16-I dan Thbel 16-6, h. 679).
dan endokrin berikut: (1) hormon gastrin (dari sel G),
I Penyerapan: Tidak terjadi penyerapan nutrien di mulut. yang berperan besar dalam merangsang sekresi lambung;
Faring dan Esofagus (h.652-654) (2) histamin parakrin (dari sel ECL), suatu perangsang
I Motilitas: Setelah proses mengunyah, lidah mendorong kuat sekresi asam oleh sel parietal; dan (3) somatostatin
bolus makanan ke bagian belakang tenggorokan, yang parakrin (dari sel D), yang menghambat sekresi lambung.
memicu refleks menelan. Pusat menelan di medula (Lihatlah Tabel I 6-3) .

mengoordinasikan sekelompok aktivitas kompleks yang I Sekresi lambung berada di bawah mekanisme kontrol
menyebabkan penutupan saluran napas dan terdorongnya yang kompleks. Sekresi lambung meningkat selama fase
makanan melalui faring dan esofagus ke dalam lambung. sefalik dan fase lambung sekresi lambung, sebelum dan
(Liharlah Gambar 16-5 dan 16-6). selama makan oleh mekanisme yang melibatkan respons
I Sekresi: Sekresi esofagus, mukus, bersifat protektif. saraf vagus eksitatorik dan saraf intrinsik bersama dengan
I Pencernaan dan penyerapan: Tidak terjadi pencernaan efek stimulatorik gastrin dan histamin. Setelah makanan
dan penyerapan nutrien di faring atau esofagus. keluar dari lambung, sekresi lambung berkurang karena
hilangnya faktor-faktor stimulatorik, pelepasan somato-
Lambung (h.654-666) statin yang bersifat nienghambat, dan efek inhibitorik
I Lambung, suatu struktur berbentuk kantung yang terletak reflek enterogastik dan enterogastron selama fase usus
antara esofagus dan usus halus, menyimpan makanan sekresi lambung. (Lihatlah Tabel 16-4 dan t6-).
untuk beberapa waktu sampai usus halus siap mem- f Pencernaan: Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus
prosesnya lebih lanjut untuk penyerapan final. (Lihatlah lambung di bawah pengaruh amilase liur. Pencernaan
Gambar 16-/. protein dimulai oleh pepsin di antrum lambung, tempat
I Motilitas: Empat aspek motilitas lambung adalah peng- kontraksi peristaltik yang kuat mencampur makanan
isian, penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan dengan sekresi lambung, mengubahnya menjadi cam-
lambung. puran cairan kental yang dikenal sebagai |l.mus. (Lihatlah
I Pengisian lambung dipermudah oleh relaksasi reseprif Tabel 15-6, h.679.
otot lambung yang diperantarai oleh saraf vagus. I Penyerapan: Tidak ada nutrien yang diserap di lambung.
I Penyimpanan lambung berlangsung di korpus lambung,
tempat kontraksi peristaltik dinding orot yang tipis terlalu Sekresi Pankreas dan Empedu (h.666-675)
lemah untuk mencampur isi lambung. I Sekresi pankreas eksokrin dan empedu dari hati mengalir
I Pencampuran lambung di antrum yang berdinding tebal ke lumen duodenum.

Sistem Pencernaan 595


Sekresi pankreas mencakup (1) enzim pencernaan poren Pencernaan: Enzim pankreas melanjutkan pencernaan
dari sel asinus, yang mencerna ketiga kategori makanan; karbohidrat dan protein di lumen usus halus. Enzim-
dan (2) larutan NaHCO, cair dari sel duktus, yang me- enzim brush border :usrts halus menuntaskan pencernaan
netralkan kimus asam yang masuk ke duodenum dari karbohidrat dan protein. Lemak dicerna seluruhnya di
lambung. Netralisasi ini penting untuk melindungi duo- lumen usus halus, oleh lipase pankreas. (Lihatkh Tabel
denum dari cedera asam dan memungkinkan enzim pan- t6-6, h. 579).
kreas, yang diinaktifkan oleh asam, melakukan fungsi Penyerapan: Lapisan dalam usus halus beradaptasi baik
pencernaannya yang penting. (Lihatkh Gambar I 6-i 2). untuk melaksanakan fungsi pencernaan dan penyerapan-
Enzim pencernaan pankreas mencakup (l) enzim pro- nya. Lipatan-lipatannya mengandung banyak tonjolan
teolitik tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksi- berbentuk jari, vilus, yang juga memiliki tonjolan yang
pepddase, yang disekresikan dalam bentuk inaktif dan lebih halus, mikrovilus. Bersama-sama, modifikasi-modi-
diaktifkan di lumen duodenum ketika terpajan ke ente- fikasi permukaan ini sangat meningkatkan luas permuka-
rokinase dan tripsin aktif; (2) amilase pankreas, yang me- yang tersedia unruk menemparkan enzim-enzim yang
lanjutkan pencernaan karbohidrat; dan (3) lipase, yang ^n
terikat ke membran dan untuk melakukan penyerapan
melaksanakan pencernaan lemak. (Lihatlah Tabel I6-6, h. aktif dan pasif. (Lihatlah Gambar 16-21, j6-22, dan 16-
679). 23). Lapisan dalam yang luar biasa ini diganti setiap
Sekresi pankreas terurama berada di bawah kontrol sekitar tiga hari untuk memasrikan kesehatan dan fungsi
hormon, yang memadankan komposisi getah pankreas optimal sel-sel epitel yang menghadapi lingkungan lumen
dengan kebutuhan di lumen duodenum. Sekretin me- yang "keras".
rangsang sel duktus pankreatikus, dan kolesistokinin Proses penyerapan Na. yang dependen energi meng-
(CCK) merangsang sel asiwl (Lihatlah Gambar 16-13). hasilkan tenaga pendorong bagi penyerapan Cl-, aia
Hati, organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh, glukosa, dan asam amino. Semua produk yang diserap
melakukan beragam fingsi. (Lihatlah Gambar 16-Ir. ini masuk ke darah. (Lihatlah Gambar 16-24 dan 16-
Kontribusinya dalam pencernaan adalah sekresi empedu, 2r.
yang mengandung garam-garam empedu. I Karena tidak larut dalam air maka produk-produk pen-
I Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek cernaan lemak harus menjalani serangkaian transformasi
deterjen dan mempermudah penyerapan lemak dengan agar dapat diserap secara pasifuntuk akhirnya masuk ke
membentuk misel larut air yang dapat mengangkut produk pembuluh Lmfe. (Liharlah Gambar I6-26).
tak larut air pada pencernaan lemak ke rempat penyerap- I Usus halus menyerap hampir semua yang ada di dalam
annya. (Lihatkh Gambar 16-17 dan 16-IS). lumennya, dari makanan yang ditelan hingga sekresi pen-
I Di antara waktu makan, empedu disimpan dan dipekat- cernaan hingga sel epitel yang terlepas. (Lihartah Gambar
kan di kandung empedu, yang dirangsang oleh kolesis- 16-28). Berbeda dari penyerapan nutrien, air, dan se-
tokinin untuk berkontraksi dan mengaiirkan empedunya bagian besar elektrolit yang nyaris sempurna dan tidak
ke dalam duodenum sewaktu pencernaan makanan. Se- dikontrol, penyerapan besi dan kalsium bervariasi dan
telah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, berada di bawah kontrol. (Lihatlah Gambar j6-2n.
garam-garam empedu direabsorpsi dan dikembalikan me- Hanya sejumlah kecil cairan dan residu makanan yang
lalui sistem porta hati ke hati, rempat mereka tidak saja tidak tercerna yang disalurkan ke usus besar. (Lihatlah
diresekresikan tetapi juga bekerja sebagai koleretik kuat Tabel I6-7).
yang merangsang sekresi lebih banyak empedu. (Lihatlah
Gambar 16-14 dan 16-16). Usus Besar (h. 588-693) (Lihatkh Gambar t6-29)
I Empedu juga mengandung bilirubin, suaru turunan peng- I Kolon terutama berfungsi untuk memekatkan dan me-
uraian hemoglobin, yaitu produk ekskretorik utama di tinja. nyimpan residu makanan yang tidak tercerna (serat, selu-
losa dinding tumbuhan yang tidak tercerna) cian bilirubin
Usus Halus (h.675-6S8) sampai dapat dieliminasi dari tubuh sebagai feses.
I Usus halus adalah rempar urama unruk pencernaan dan Motilitas: Kontraksi haustra secara perlahan mengaduk
Penyerapan. isi kolon maju-mundur untuk mencampur dan memper-
I Motilitas: Segmentasi, motilitas utama
usus halus selama mudah penyerapan sebagian besar cairan dan elektrolit
pencernaan makanan, secara merata mencampur makan- yang tersisa. Gerakan massa beberapa kali sehari, biasanya
an dengan getah pankreas, empedu, dan usus halus untuk setelah makan, mendorong feses dalam jarak jauh. per-
mempermudah pencernaan; motiliras ini juga memajan- gerakan feses ke rektum memicu refeks defekasi, yang
kan produk pencernaan ke permukaan absorptif. (Lihattah dapat dicegah secara sengaja oleh yang bersangkutan
Gambar 16,19). dengan mengontraksikan sfingter ani eksternus sampai
I Di antara waktu makan, migrating motility complex me- waktu yang tepat untuk eliminasi.
nyapu bersih lumen. Sekresi: Sekresi mukus basa usus besar terutama berfungsi
I Sekresi: Getah yang disekresikan oleh usus halus tidak sebagai pelindung.
mengandung enzim pencernaan apapun. Enzim-enzim Pencernaan dan penyerapan: Tidak terjadi sekresi enzim
yang disintesis oleh usus halus bekerja di dalam membran pencernaan atau penyerapan nutrien di kolon karena
brush border sel epitel. (Lihatlah Gambar l6-23a). pencernaan dan penyerapan semua nutrien telah selesai

696 Bab 16
di usus halus. Penyerapan sebagian dari garam dan air melalui saluran cerna, dan pemeliharaan integritas mu-
yang terringgal mengubah isi kolon menjadi feses. kosa lambung dan usus halus.
Sekretin dibebaskan rerurama sebagai respons terhadap
Gambaran Umum Hormon Pencernaan (h.693-694) keberadaan asam di duodenum, dan efeknya menetralkan
I Tiga hormon pencernaan yang utama adalah gastrin dari asam di iumen duodenum serta memelihara integritas
mukosa lambung serta sekretin dan kolesistokinin dari pankreas el.<sokrin.
mukosa duodenum. Masing-masing hormon ini melaku- Kolesistokinin rerurama dibebaskan sebagai respons rer-
kan banyak fungsi yang saling berkaitan. hadap adanya produk lemak di duodenum, dan efeknya
I Gastrin dibebaskan terutama sebagai respons terhadap mengoptimalkan kondisi untuk pencernaan lemak dan
adanya produk protein di lambung, dan efeknya adalah nutrien lain serta untuk mempertahankan integritas
meningkatkan pencernaan protein, pergerakan bahan pankreas eksokrin.

SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-58) 3. menutup saluran d. penutupan sfingter
1. Lambung melemas sewaktu munrah. (Benar atau salah) napasketika gastroesofagus.
2. Tingkat penyerapan nutrien dari saluran cerna bergan- menelan e. bolus terdorong ke
tung pada kebutuhan tubuh. (Benar atau sakh?) 4. memicu refleks bagian belakang
3. Asam dalam keadaan normal tidak dapat menembus ke menelan mulut oleh lidah
dalam atau di antara sel-sel yang melapisi bagian dalam 5. mencegah f. aposisi rapat pita
lambung, yang memungkinkan lambung mampu me- masuknya makanan suara
nampung asam tanpa mencederai diri sendiri. (Benar kembali ke mulut
atau salah) sewaktu menelan
4. Makanan yang tidak diserap oleh usus halus akan di- 6. menurup saluran
serap oleh usus besar. (Benar atau salah?) hidung ketika
5. Pankreas endokrin mengeluarkan sekretin dan CCK. menelan
(Benar atau salah?) 14. Gunakan kode jawaban di kanan untuk mengidentifikasi
6. Protein terus hilang dari tubuh melalui sekresi pencer- karakteristik bahan-bahan yang tercanrum:
naan dan sel epitel yang terlepas, yang keluar bersama 1. mengaktifkan pepsinogen a. pepsin
tinja. (Benar atau salah?) 2. menguraikan.jaringan b. mukus
7. Ketika makanan secara mekanis diuraikan dan dicam- ikat dan serat oror c. HCI
pur dengan sekresi lambung, campuran cairan kental 3. bersifat basa d. faktor intrinsik
yang terbentuk dikenal sebagai ... 4. dapat bekerja secara e. histamin
8.
Refleks pencernaan yang melibatkan saraf otonom di- otokatalisis
kenal sebagai refleks ..., sedangkan refleks yang semua 5. memulai pencernaan
elemen lengkung refleksnya terletak di dalam dinding protein
usus dikenal sebagai refleks... 6. esensial untuk penyerapan
9. Dua bahan yang diserap oleh mekansime transpor vitamin B,,
khusus yang ada di ileum terminal adalah ... dan ... 7. menghambat amilase
10. Keseluruhan lapisan dalam usus halus diganti baru se- 8. melapisi mukosa lambung
tiap sekitar ... hari. 9. defisien pada anemia pernisiosa
11. Koleretik yang paling kuat adalah . .. 10. berfungsi sebagai pelumas
72. Mana dari yang berikut buhan merupakan fungsi liur? I 1. mematikan bakteri yang tertelan
memulai pencernaan karbohidrat 12. adalah perangsang kuat untuk sekresi asam
^. mempermudah
b. penyerapan glukosa menembus mu-
kosa mulut Pertanyaan Esai
c. mempermudah bicara 1. Jelaskan empat proses pencernaan dasar!
d. memiliki efek antibakteri 2. Sebutkan tiga kategori bahan makanan kaya energi dan
e. berperan penring dalam higiene mulut unit-unit yang dapat diserap dari masing-masingnya!
13. Cocokkan yang berikur: 3. Sebutkan komponen sistem pencernaanl Jelaskan anato-
1. mencegahudara a. penurupansfingter mi potongan melintang saluran cernal
masuk ke esofagus faringoesofagus 4. Apa empar faktor umum yang berperan dalam regulasi
sewaktu bernapas b. elevasi uvula fungsi sistem pencernaan? Apa peran masing-masing?
2. mencegah isi lambung c. posisi lidah 5. Jelaskan jenis motilitas di masing-masing komponen
kembali ke esofagus. menekan langit- saluran cernal Faktor yang mengontrol masing-
langit keras masing tipe motilitas?
^pa

Sistem Pencernaan 697


6. Sebutkan komposisi getah pencern aan yallgdisekresikan 15. Jelaskan proses pertukaran/pergantian mukosa di lam-
oleh setiap komponen sistem pencernaan! Jelaskan bung dan usus halus!
faktor-faktor yang mengontrol masing-masing sekresi
pencernaan!
Latihan Kuantitatif (Solusi di h. A-58)
7.
Sebutkan enzim-enzim yang berperan daiam pencerna-
1. Misalnya satu butir lemak di usus adalah sebuah bola
dengan garis tengah 1 cm.
an masing-masing kategori bahan makanan! Sebutkan
sumber dan kontrol sekresi masing-masing enzim!
a. Berapa rasio luas permukaan terhadap volume butir
lemak ini? (Petunjuk: Luas permukaan bola adalah 4
8. Mengapa sebagian enzim disekresikan daiam bentuk
inaktifr Bagaimana enzim-enzim diaktifkan? rf , dan volume adalah 413 rr3).
9. Proses absorpsi apay^r\g berlangsung di masing-masing b. Kini, misalnya bola ini diemulsifikasi menjadi 100
komponen saluran cerna? Apa adaptasi khusus usus ha- butiran yang ukurannya hampir sama. Berapa rasio
lus untuk meningkatkan kapasitas absorpsinya?
rerata luas permukaan terhadap volume masing-
masing butiran lemak ini?
10. Jelaskan mekanisme penyerapan untuk garam, air, kar-
bohidrat, protein, dan lemak! c. Berapa kali lebih besar luas permukaan total 100
1 1. Apa kontribusi organ pencernaan tambahan? Apa fungsi butiran ini dibandingkan dengan satu butiran se-
mula?
nondigestif hati?
12. Ringkaskan fungsi masing-masing dari ketiga hormon d. Bagaimana volume total berubah akibat emulsifikasi
ini?
pencernaan utama!
73. Apaproduk sisa yang diekskresikan di tinja?
14. Bagaimana muntah terjadi? Apa penyebab dan konse-
kuensi muntah, diare, dan konstipasi?

UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-58) 4. Setelah diekstraksi dari darah oleh hati, bilirubin di-
1. Mengapa pasien yang sebagian besar lambungnya di- konjugasikan (digabungkan) dengan asam glukuronat
angkat untuk mengobati kanker lambung atau penyakit oleh enzim glukuronil transferase di dalam hati. Hanya
tukak peptik yang parah harus makan dalam jumlah bila berada dalam bentuk terkonjugasi barulah bilirubin
sedikit tetapi sering dan bukan tiga kali sehari seperti dapat diekskresikan secara aktif ke dalam empedu. Un-
biasanya? tuk beberapa hari pertama kehidupan, hati belum dapat
2. Jumlah sel imun di gut associated lymphoid tissus (GAfT) menghasilkan glukuronil transferase dalam jumlah me-
yang terdapat di mukosa diperkirakan sama dengan madai. Jelaskan bagaimana defisiensi enzim transien ini
jumlah total sel pertahanan ini di bagian tubuh sisanya. menyebabkan keadaan ikterus pada neonatus yang
Perkirakan apa makna adaptif dari kemampuan per- sering dijumpai!
tahanan yang ekstensif pada sistem pencernaan inil 5 Jelaskan mengapa pengangkatan lambung atau ileum
3. Bagaimana defekasi dapat dilakukan oleh pasien yang terminal menyebabkan anemia pernisiosal
lumpuh dari pinggang ke bawah akibat cedera medula
spinalis bawah?

KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-58) coklat. Apa kemungkinan besar penyebab gejala-gejalanya?
Thomas \7 mengalami nyeri tajam di abdomen kanan atas Jelaskan mengapa masing-masing gejala ini terjadi pada
setelah menyantap makanan tinggi lemak. la juga menyadari penyakit tersebutl
bahwa tinjanya kini berwarna putih keabuan dan bukan

698 Bab 15
SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE
Situs PhysioEdge memperkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang bab ini, periksalah Case History 6: Just Stress.
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih
lanjut dan riset. Masuklah ke: Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTirac' College
Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
http://biologr.brookscole. com/sherwoodhp6
Pilihlah Chapter I6 dari menu drop-d.oun atavklik salah satu InfoTiac College Edition, perpusrakaan riset online anda di,
http ://infotrac.thomsonlearning.com
dari banyak pilihan lain, termasuk Case Histories, yang

Sistem Pencernaan 699


Komponen yang Penting dalam
Keseimbangan Energi dan Pengaturan Suhu

Homeostasis: ,,:
Di antara faktor-faktor yang secara' homeostasis
'dipertahankan' adalah ketersediaan rnutrien
$istern t&.tbL!l'! kaya energi untuk sel dan suhu linglungan inter,nal,
rn€mpertahenkerl Hipotalamus membantu mengatur asupan makanan,
yang sangat Benting dalam keseimbangan energi.
hen'le*stasis
Hipotalamus juga membantu mempertahankan
suhu tubuh. Organ ini dapat mengubah:ubah
produksi panas oleh otot rangka dan dapat
menyesuaikan pengeluaran panas dari permukaan
kullt dengan memvariasikan jumlah darah hangat
yang mengalir ke pembuluh kulit dan dengan
rnengontrol prod uksi keringal; :
{us.$€€r$y;r:nxtr*:rt;r,1{*i*,i'€{'-.*.:,.;1i59n3r:f *ti!t i

${*rnsostasis €sesxsiei
hag$ kclangsungem
Lii..*
i ltuqH -^t
ssl

Otot rangka
Sel
Setiap sel memerlukan energi
untuk melakukan fungsi-fungsi yang
esensial bagi kelangsungan hidupnya
sendiri dan untuk melaksanakan kontribusi
khusus bagi pemeliharaan homeostasis.
Semua energi yang digunakan oleh sel
akhirnya disediakan dari makanan. Suhu
tubuh harus dipertahankan pada tingkat
yang cukup konstan untuk mencegah
perubahan-perubahan tak diinginkan
pada laju reaksi kimia di dalam
sel dan mencegah kerusakan
pada protein-protein sel

Asupan makanan sangat penting untuk menjalankan aktivitas suhu tubuhnya. Mereka juga harus memiliki mekanisme untuk
sel. Agar berat tubuh konstan, nilai kalori makanan harus mendinginkan tubuh jika tubuh mendapat terlalu banyak
sama dengan kebutuhan energi total. Keseimbangan energi, panas dari aktivitas otot rangka yang menghasilkan panas
dan karenanya berat tubuh, harus dipertahankan terutama atau dari lingkungan eksternal yang panas. 5uhu tubuh harus
dengan mengontrol asupan makanan. diatur karena laju reaksi kimia sel bergantung pada suhu, dan
Pengeluaran energi menghasilkan panas, yang penting panas berlebihan merusak protein-protein sel.
dalam regulasi suhu. Manusia, biasanya berada di lingkungan Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk
yang lebih dingin daripada tubuhnya, sehingga harus secara mempertahankan keseimbangan energi dan suhu tubuh.
terus-menerus menghasilkan panas untuk mempertahankan

700

Anda mungkin juga menyukai