Bab 16.sistem
Bab 16.sistem
Pencernaan
SEKILAS ISI
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
I Proses pencernaan dasar
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memin-
I Komponen sistem pencernaan
dahkan nutrien, air, dan elektrolit dari makanan
I Mekanisme umum regulasi fungsi pencernaan
yang kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh.
MULUT
Makanan yang ditelan merupakan sumber energi
I Mengunyah
atau bahan bakar yang esensial. Bahan bakar tersebut
I Sekresi liur
digunakan oleh sel untuk menghasilkan AIP untuk
FARING DAN ESOFAGUS melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan
I Menelan energi, misalnya transpor aktif, kontraksi, sintesis,
LAMBUNG dan sekresi. Makanan juga merupakan sumber ba-
I Motilitas lambung han baku untuk memperbarui dan menambah ja-
I Sekresi lambung ringan rubuh.
I Pencernaan di lambung Tindakan makan tidak secara oromatis menye-
I Penyerapan oleh lambung babkan molekul-molekul jadi yang ada di makanan
SEKRESI PANKREAS DAN EMPEDU tersedia bagi sel tubuh sebagai sumber bahan bakar
I Pankreas eksokrin atau bahan baku. Makanan mula-mula harus di-
I Hati dan sistem empedu
cerna, atau diuraikan secara biokimiawi, menjadi
molekul-molekul kecil sederhana yang dapat diserap
USUS HALUS
dari saluran cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk
I Motilitas usus halus
didistribusikan ke sel-sel. Dalam keadaan normal,
I Sekresi usus halus
95o/o dari makanan yang tertelan dapat digunakan
I Pencernaan di usus halus
oleh tubuh. Karena itu, rangkaian dalam akuisisi
I Penyerapan oleh usus halus
nutrien adalah ingesti, pencernaan, penyerapan, dis-
USUS BESAR tribusi, dan pemakaian.
I Motilitas usus besar Di bab ini mula-mula akan disajika.n gambaran
I Sekresi usus besar menyeluruh tenrang sistem pencernaan yaitu fitur-
I Bakteri kolon fitur umum berbagai komponen sistem sebelum kita
I Penyerapan oleh usus besar memulai pembahasan detil saluran cerna dari awal
I Komposisi tinja hingga akhir.
GAMBARAN UMUM HORMON PENCERNAAN
MOTILITAS
Kata motilitas merujuk kepada kontraksi otor yang
mencampur dan mendorong maju isi saluran cerna.
541
Seperti otot polos pembuluh darah, otot polos di dinding Selain itu, sel-sel endokrin yang terletak di dinding
saluran cerna mempertahankan suatu kontraksi tingkat saluran cerna mensekresikan hormon pencernaan ke dalam
rendah yang menetap yang dikenal sebagai tonus. Tonus darah yang membantu pengontrolan motilitas pencernaan
penting untuk mempertahankan tekanan tetap pada isi dan sekresi kelenjar eksokrin.
saluran cerna serta untuk mencegah dindingnya teregang
permanen setelah mengalami distensi. PENCERNAAN
Pada aktivitas tonus yang tetap ini terdapat dua tipe da- Manusia mengonsumsi tiga kategori biokimiawi bahan ma-
sar motilitas saluran cerna: gerakan mendorong (propulsif) kanan kaya energi: karbohidrat, protein, dan lemak. Molekul-
dan gerakan mencampur. Gerahan propulsif mendorong maju molekul besar ini tidak dapat melewati membran plasma
isi saluran cerna, dengan kecepatan pergerakan bervariasi utuh untuk diserap dari lumen saluran cerna ke dalam darah
bergantung pada fungsi yang dilakukan oleh berbagai bagian atau limfe. Kata peircernaan (digestion) merujuk kepada
saluran cerna. Jadi, isi terdorong maju di suatu segmen penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan menjadi
dengan kecepatan yang sesuai agar segmen tersebut dapat satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap, oleh enzim-
melaksanakan tugasnya. Sebagai contoh, transit makanan enzim yang diproduksi di dalam sisrem pencernaan, sebagai
melalui esofagus berlangsung cepat, yang sesuai karena struk- berikut:
tur ini hanya berfungsi sebagai saluran dari mulut ke lam-
bung. Sebagai perbandingan, di usus halus - tempat utama 1. Bentuk paling sederhana karbohidrat adalah gula seder-
pencernaan dan penyerapan - isi bergerak maju dengan lam- hana ataumonosakarida (molekul "satu gula'), misalnya
bat, menyediakan waktu untuk penguraian dan penyerapan glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam keadaan
makanan. normal sangat sedikit ditemukan dalam makanan (lihat
Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, h. A-13). Sebagian besar karbohidrat yang kita telan
dengan mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerak- berada dalam bentuk polisakarida (molekul "banyak
an ini meningkatkan pencernaan makanan. Kedua, gerakan ini guld'), yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa
mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian yang saling berikatan. Polisakarida yang paling umum
isi saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna. dikonsumsi adalah tepung yang berasal dari sumber
Pergerakan bahan melalui sebagian besar saiuran cerna tanaman. Selain itu, daging mengandung glikogen,
terjadi berkat kontraksi otot polos di dinding organ-organ polisakarida bentuk simpanan dari glukosa di otot. Se-
pencernaan. Pengecualiannya adalah di ujung-ujung saluran lulosa, polisakarida lain dalam makanan, yang ditemu-
mulut di bagian pangkal esofagus di awal dan sfingter ani kan di dinding tumbuhan, tidak dapat dicerna menjadi
-
eksrernus di akhir monosakarida-monosakarida konstituennya oleh getah
- di mana motiliras lebih melibatkan orot
rangka daripada aktivitas otot polos. Karena itu, tindakan pencernaan yang dikeluarkan oleh manusia; karena itu,
mengunyah, menelan, dan defekasi memiliki komponen vo- karbohidrat ini membentu,k serat yang tidak rercerna,
lunter karena otot rangka berada di bawah kontrol sadar. atat " bulk" makanan kita. Selain polisakarida, sumber
Sebaliknya, motilitas di seluruh saluran lainnya dilaksanakan karbohidrat lain yang lebih sedikit dalam makanan
oleh otot polos yang dikontrol oleh mekanisme involunter adalah dalam bentuk disakarida (molekul "dua gula'),
kompleks. termasuk sukrosa (gula pasir, yang terdiri dari satu mo-
lekul glukosa dan satu fruktosa) dan laktosa (gula susu
yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu galak-
SEKRESI tosa). Melalui proses pencernaan, repung, glikogen, dan
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen disakarida diubah menjadi monosakarida konstituen-
saluran cerna oleh kelenjar eksokrin (lihat h. 4) di sepanjang konstituennya, terutama glukosa dengan sejumlah kecil
perjalanan, masing-masing dengan produk sekretorik spe- fruktosa dan galaktosa. Monosakarida ini adalah satuan
sifik. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, karbohidrat yang dapat diserap.
dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses Protein dalam makanan terdiri dari berbagai kombinasi
pencernaan, misalnya enzim, garam empedu, atau mukus. asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida (lihat
Sel-sel sekretorik mengekstraksi dari plasma sejumlah besar h. A-16). Melalui proses pencernaan, protein diuraikan
air dan bahan mentah yang diperlukan untuk menghasilkan terutama menjadi asam-asam amino konstituennya serta
sekresi tertentu tersebut. Sekresi semua getah pencernaan beberapa polipeptida kecil (beberapa asam amino yang
memerlukan energi, baik untuk transpor aktif sebagian bahan disatukan oleh ikatan peptida). Keduanya adalah satuan
mentah ke dalam sel (yang lain berdifusi secara pasif) mau- protein yang dapat diserap.
pun untuk sintesis produk sekretorik oleh retikulum endo- Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam
plasma. Pada rangsangan saraf atau hormon yang sesuai, bentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri dari
sekresi dibebaskan ke dalam lumen saluran cerna. Dalam satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak melekat
keadaaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam padanya (tri artinya 'tigd') (lihat h. A- 1 3). Selama pencer-
suatu bentuk kembali ke darah setelah ikut serta dalam proses naan, dua dari tiga molekul asam lemak tersebut ter-
pencernaan. Kegagalan reabsorpsi ini (misalnya karena mun- pisah, meninggalkan satu monogliserida, satu molekul
tah atau diare) menyebabkan hilangnya cairan yang "di- gliserol dengan satu molekul asam lemak melekat pada-
pinjam' dari plasma ini. nya (mono artinya "satu"). Karena itu, produk akhir
542 Bab 16
OH HOH HOH
Gambar 16-1 Maltosa Glukosa Glukosa
Contoh hidrolisis. Dalam contoh ini, disakarida maltosa (produk penguraian antara dari polisakarida) diuraikan menjadi dua
molekul glukosa dengan penambahan H,O di tempat ikatan.
pencernaan Iemak adalah monogliserida dan asam le- berkontraksi normal'. Saluran cerna, yang berjalan di bagian
mak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. tengah tubuh, mencakup organ-organ berikut (Thbel 16-l):
mulur, faring (tenggorokan); esofagus; lambung; usus halus
Pencernaan dilaksanakan oleh proses hidrolisis ("p.ng-
(terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum); usus besar (se-
uraian oleh air"; lihat h. A-17) enzimatik. Dengan menam-
hum, apendiks, bolon, dan rektum); dan anus. Meskipun
bahkan HrO di tempat ikatan, enzim-enzim dalam sekresi
organ-organ ini bersambungan satu sama lain namun di-
pencernaan menguraikan ikatan-ikatan yang menyatukan
anggap sebagai enriras terpisah karena modifikasi regional,
subunit-subunit molekular di dalam molekul nurrien se-
yang memungkinkan organ-organ tersebut melaksanakan
hingga terjadi pembebasan molekul-molekul kecil (Gambar
aktivitas pencernaan spesifik.
16-1). Pada proses hidrolisis terjadi pengeluaran HrO di tem-
Karena saluran cerna berlanjut dari mulut hingga ke
pat ikatan yang semula menyatukan subunit-subunit kecil
anus maka lumen saluran ini, seperti lumen sedotan, ber-
ini untuk membentuk molekul nutrien. Hidrolisis mengganti
hubungan dengan lingkungan eksternal. Karenanya, isi di
HrO dan membebaskan unit-unit kecil molekul makanan
dalam Iumen saluran cerna secara teknis berada di luar tubuh,
yang dapat diserap. Enzim-enzim pencernaan bersifat spesifik
seperti soda yang anda hisap melalui sedotan bukan me-
untuk ikatan yang dapat dihidrolisis. Sewaktu bergerak me-
rupakan bagian dari sedotan itu. Hanya setelah diserap dari
lalui saluran cerna, makanan menjadi subyek berbagai enzim,
lumen menembus dinding saluran cerna bahan tersebut di,
yang masing-masing menguraikan molekul makanan lebih
anggap sebagai bagian dari tubuh. Hal ini penting karena
lanjut. Dengan cara ini, molekul-molekul makanan yang
kondisi-kondisi yang esensial bagi proses pencer4aan dapat
besar diubah menjadi unit-unit kecil yang dapat diserap
ditoleransi di lumen saluran cerna tetapi tidak dapat di,
melalui proses bertahap progresif, seperri ialur perakitan
toleransi di dalam tubuh sejati. Perhatikan contoh berikut:
yang berjalan terbalik, seiring dengan terdorong majunya isi
saluran cerna. I pH isi Iambung turun hingga serendah 2 akibat sekresi
asam hidroklorida (HCl) oleh lambung, namun di dalam
PENYERAPAN cairan tubuh kisaran pH yang memungkinkan hidup adalah
Di usus halus, pencernaan telah tuntas dan terjadi sebagian 6,8 sampai 8,0.
besar penyerapan. Melalui proses penyerapzrn, unit-unit I Enzim pencernaan yang menghidrolisis protein dalam
kecil makanan yang dapat diserap yang dihasilkan oleh makanan juga dapat menghancurkan jaringan tubuh yang
pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, memproduksinya. (Protein adalah komponen struktural uta-
dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah atau ma sel). Karena itu, setelah enzim-enzim ini disintesis dalam
limfe. Sewaktu kita meneliti saluran cerna dari awal hingga bentuk inaktif, mereka tidak akan diaktifkan sampai men-
akhir, kita akan membahas empar proses motilitas, sekresi, capai lumen, tempat enzim-enzim ini menyerang makanan
pencernaan, dan penyerapan yang berlangsung di masing- yang sebenarnya berada di luar tubuh (yaitu, di dalam lu-
masing organ pencernaan (Thbel 16-1). men) sehingga jaringan tubuh terlindung dari proses pencer-
naan diri,
I Di bagian bawah usus keluar kuadrilion mikroorganisme
I Sistem pencernaan dibentuk oleh salurbn cerna hidup yang normalnya tidak berbahaya dan bahkan berman-
dan organ pencernaan tambahan. faat, namun jika mikroorganisme yang sama ini masuk ke tu-
buh sejati (seperti yang dapat terjadi pada ruptur apendiks),
Sistenr pencernaan terdiri dari saluran cerna (atau traktus mereka dapat sangat berbahaya atau bahkan memarikan.
digestiuus) plus organ pencerna.rn tambahan termasuk [r-
lenjar liur, pankreas eksokrin, dan sistem empedu, yang terdiri
lKarena saluran cerna yang tidak
dari hati dan kandung empedu. Organ-organ eksokrin ini berkontraksi pada mayat memiliki
panjang sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan saluran yang
terletak di luar saluran cerna dan mengalirkan sekresinya
berkontraksi pada keadaan hidup, maka buku-buku teks anatomi
melalui duktus ke dalam lumen saluran cerna. menunjukkan bahwa saluran cerna memiliki panjang 30 kaki
Saluran cerna pada hakikatnya adalah suatu tabung/ dibandingkan dengan panjang 15 kaki yang diperlihatkan di buku-
selang dengan panjang sekitar 4,5 m (15 kaki) dalam keadaan buku teks ilmu faal.
ORGAN PENCERNAAN
Mulut dan Kelenjar Liur
Kelenjar liur
faringoesofagus
Trakea
Hati
Esofagus
gastroesofagus
Hati
Usus Halus
Lambung
Kandung empedu
Pankreas
Duodenum
Usus Besar
Kolon desendens
Kolon transversum
Kolon asendens
Jejunum
Sekum
lleum
Apendiks
Koloid sigmoid
Rektum
Anus
644 Bab 16
MOTILITAS SEKRESI PENCERNAAN PENYERAPAN
Mengunyah Liur Pencernaan karbohidrat Makanan tidak; beberapa
I Amilase dimulai obat-misalnya, n itrog iserin
I
I Mukus
I Lisozim
Menelan Mukus Tidak ada Tidak ada
Relaksasi reseptif; Getah lambung Pencernaan karbohidrat Makanan tidak; beberapa
peristalsis I HCI berlanjut di korpus lambung; bahan larut lemak, misalnya
I Pepsin pencernaan protein dimulai di alkohol dan aspirin
I Mukus antrum lambung
I Faktor intrinsik
Tidak berlaku Enzim pencernaan pankreas Enzim-enzim pankreas ini Tidak berlaku
I Tripsin,kimotripsin. menyelesaikan pencernaan di
karboksipeptidase lumen duodenum
I Amilase
I Lipase
Sekresi NaHCO, pankreas
Tidak berlaku Empedu Empedu tidak mencerna Tidak berlaku
I Garam empedu apapun, tetapi garam empedu
I Sekresi basa mempermudah pencernaan
I Bilirubin dan penyerapan lemak di
lumen duodenum
Segmentasi; migrating Sukus enterikus Di lumen. di bawah pengaruh Semua nutrien, sebagian
motility complex I Mukus enzim pankreas dan empedu, besar elektrolit, dan air
I Garam pencernaan karbohidrat dan
(Enzim-enzim usus halus tidak protein berlanjut dan
disekresikan tetapi berfungsi pencernaan lemak telah
di dalam membran brush- tuntas; di brush border,
border - disakaridase dan pencernaan karbohidrat dan
aminopeptidase) lemak selesai.
Kontraksi haustra, Mukus Tidak ada Garam dan air; mengubah isi
pergerakan massa menjadi tinja
Permukaan mukosa umumnya berlipatJipat, dengan Motilitas dan sekresi pencernaan diatur secara cermat untuk
banyak bukit dan lembah yang sangat meningkatkan luas memaksimalkan pencernaan dan penyerapan makanan yang
permukaan yang tersedia untuk penyerapan. Derajat pelipat- masuk. Empat faktor berperan dalam mengatur fungsi sistem
an ini bervariasi di bagian saiuran cerna yang berbeda, yaitu pencernaan: (1) fungsi oronom otot polos, (2) pleksus saraf
paling ekstensifdi usus halus tempat penyerapan berlangsung intrinsik, (3) saraf ekstrinsik, dan (4) hormon pencernaan.
maksimal, dan paling sedikit di esofagus yang hanya ber-
fungsi sebagai saluran transit. Pola pelipatan mukosa dapat FUNGSI OTONOM OTOT POLOS
dimodifikasi oleh kontraksi muskularis mukosa. Hal ini pen-
Seperti sel-sel otot jantung yangyang dapat tereksitasi sen-
ting untuk memajankan daerah-daerah yang berbeda pada
diri, sebagian dari sel-sel otot polos adalah sel pemacu yang
permukaan absorptif ke isi lumen.
memperlihatkan variasi ritmik spontan potensial membran.
Jenis utama aktivitas listrik spontan di otot polos pencernaan
SUBMUKOSA adalah (potensial gelombang lambat) (lihat h. 315), yang
Submukosa ("di bawah mukosa") adalah lapisan tebal ja- juga dinamai basic elecnical rhythm (BER, irama listrik
ringan ikat yang menentukan daya regang dan elastisitas sa- dasar) saluran cerna. Sel-sel mirip sel otot tetapi tidak ber-
luran cerna. Bagian ini mengandung pembuluh darah besar kontraksi yang dikenal sebagai sel interstisium Cajal adalah
dan pembuluh limfe, di mana keduanya membentuk cabang- sel pemacu yang memicu aktivitas gelombang lambat siklik.
cabang ke arah dalam ke lapisan mukosa dan ke arah luar ke Sel-sel pemacu ini terletak di batas antara lapisan otot polos
lapisan otot tebal di sekitarnya. Di dalam submukosa juga longitudinal dan sirkular. Gelombang lambat bukan poten-
546 Bab 16
sial'aksi dan tidak secara langsung memicu kontraksi otot; Jika titik awal berada dekat dengan tingkat ambang, seperti
gelombang ini adalah fluktuasi potensial aksi ritmik beralun ketika terdapat makanan di saluran cerna, maka puncak ge-
yang secara siklis memba#a membran mendekati atau men- lombang lambat depolarisasi akan mencapai ambang sehing-
jauhi potensial ambang. Alunan gelombang iambat ini di- ga frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil yang me-
percayai disebabkan oleh variasi siklik pelepasan Ca2- dari nyertainya meningkat. Sebaliknya, jika titik awal jauh dari
retikulum endoplasma dan penyerapan Ca2* oleh mitokon- ambang, seperti ketika tidak terdapat makanan, maka kecil
dria sel pemacu. Jika gelombang ini mencapai ambang di kemungkinannya tercapai ambang sehingga frekuensi poten-
puncak depolarisasi maka di setiap puncak terpicu potensial sial aksi dan aktivitas kontraksi berkurang.
aksi sehingga terjadi siklus-siklus kontraksi otot yang ber- Kecepatan (frekuensi) aktivitas kontraktil ritmik spontan
irama. saluran cerna, misalnya peristalsis di lambung, segmentasi di
Seperti otot jantung, lembaran-lembaran sel otot polos usus halus, dan kontraksi haustra di usus besaq bergantung
tersebut dihubungkan oleh taut celah yang dapat dialiri oleh pada laju inheren yang diciptakan oleh sel-sel pemacu yang
ion-ion bermuatan listrik (lihat h. 66). Dengan cara ini, akti- terlibat. (Perincian spesifik mengenai kontraksi ritmik ini
vitas listrik yang dimulai di sel pemacu saluran cerna menye- akan dibahas ketika kita membicarakan organ-organ yang
bar ke sei-sel otot polos kontraktil di sampingnya. Selain itu, bersangkutan). Intensitas (kekuatan) kontraksi bergantung
bukti baru mengisyaratkan bahwa aktivitas listrik ini juga pada jumlah potensial aksi yang terjadi ketika potensial ge-
dapat menyebar melalui sistem saraf enterik, yang akan segera lombang lambat mencapai ambang, yang selanjutnya ber-
dijelaskan. Karena itu, keseluruhan lembaran oror berperi- gantung pada seberapa lama ambang dipertahankan. Di
laku seperti suatu sinsitium fungsional, mengalami eksitasi ambang, terjadi pengaktifan saluran Ca2- bergerbang voltase
dan kontraksi sebagai satu kesatuan saat ambang tercapai (lihat h. 96) yang menyebabkan influks Ca't ke dalam sel
(lihat h. 314). Jika ambang tidak tercapai maka aktivitas otot polos. Masuknya Ca2. ini menimbuikan dua efek (1)
listrik gelombang lambat terus menyapu ke seluruh lembaran Hal ini berperan dalam fase naik potensial aksi, dengan fase
otot tanpa disertai oleh aktivitas kontraksi. turun ditimbulkan seperti biasanya oleh efluks K-; dan (2)
Apakah ambang tercapai arau ridak bergantung pada Hal ini memicu respons kontraksi (lihat h. 103). Semakin
efek berbagai faktor mekanis, saraf, dan hormon yang mem- besar jumlah potensial aksi, semakin tinggi konsentrasi Ca2*
pengaruhi titik awal osilasi irama gelombang lambat tersebut. sitosol, semakin besar aktivitas jembatan silang, dan semakin
Mesenterium
Serosa
Membran mukosa
Lamina propria
Submukosa '.'Muskularis mukosa ]tu*o"u
Lumen
Duktus berukuran
besar dari kelenjar
pencernaan tambahan
(yi. hati atau pankreas) Pleksus mienterikus
menyalurkan isinya ke
dalam lumen
saluran cerna
Pleksus submukosa
Gambar 16-2
Lapisan dinding saluran cerna. Dinding saluran cerna terdiri dari empat lapisan utama: dari paling dalam ke luar adalah mukosa,
submukosa, muskularis eksterna, dan serosa.
548 Bab 16
refleks pendek dan refleks panjang. Ketika jaringan saraf pleks, karena dipengaruhi oleh banyak jalur sinergistik yang
intrinsik mempengaruhi motilitas lokal atau sekresi sebagai saling kait yang dirancang untuk memastikan bahwa ter-
respons terhadap stimulasi lokal spesifik maka semua elemen bentuk respons yang sesuai untuk mencerna dan menyerap
refleks terletak di dalam dinding saluran cerna iru sendiri; makanan yang masuk. Tidak ada di bagian tubuh Iain ter-
sehingga terjadilah reflefts pendek. Aktivitas saraf otonom dapat sedemikian banyak kontrol yang tumpang-tindih.
ekstrinsik dapat berjalan di atas kontrol lokal untuk memo- Kini kita akan "berwisatd' sepanjang saluran cerna, di-
difikasi respons otot polos dan kelenjar, baik untuk meng- mulai dari mulut dan berakhir di anus. Kita akan membahas
hubungkan aktivitas antara berbagai bagian saluran cerna empat proses pencernaan dasar yaitu motilitas, sekresi, pen-
atau untuk memodifikasi aktivitas sistem pencernaan sebagai cernaan, dan penyerapan di masing-masing organ sepanjang
respons terhadap pengaruh eksternal. Karena refleks otonom perjalanan. Tabel 16-1 meringkaskan aktivitas-aktivitas ter-
mencakup jalur-jalur panjang antara susunan sarafpusat dan sebut dan berfungsi sebagai rujukan untuk seluruh bab ini.
sistem pencernaan maka refleks-refleks tersebut dikenal se-
bagai refleks panjang. Selain reflek-refleks sarafini, aktivitas
sistem pencernaan juga dikoordinasikan oleh hormon pen- MULUT
cernaan, yang dirangsang langsung oleh perubahan lokal di
saluran cerna atau oleh refleks pendek atau panjang.
Selain reseptor sensorik di dalam dinding saluran cerna
I Rongga mulut adalah pintu masuk ke saluran
yang memantau isi lumen dan tegangan dinding, membran
cerna.
plasma sel efektor sistem pencernaan juga memiliki protein
Pintu masuk ke saluran cerna adalah dari mulut arau rongga
reseptor yang berikatan dengan dan berespons terhadap hor-
oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung
mon pencernaan, neurotransmiter, dan mediator kimiawi otot dan membantu mengambil, menuntun, dan menam-
lokal.
pung makanan di mulut. Bibir juga memiliki fungsi nonpen-
Dari gambaran umum ini, anda dapat melihat bahwa cernaan; bibir penting untuk berbicara (artikulasi banyak
regulasi fungsi pencernaan merupakan hal yang sangat kom- bunyi bergantung pada bentukan bibir tertentu) dan sebagai
l.
Reseptor di saluran cerna
Self-
excitable
(koniraksi untuk motiliias)
650 Bab 16
membuktikannya sendiri: Keringkan lidah anda dan ke- Sekresi basal liur yang terus-menerus tanpa rangsangan yang
mudian teteskan gula di arasnya - anda tidak merasakan jelas ditimbulkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah oleh
manis sampai lidah anda dibasahkan. ujung-ujung saraf parasimparis yang berakhir di kelenjar liur.
5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerak- Sekresi basal ini penting untuk menjaga mulut dan teng-
an bibir dan lidah. Kita sulit berbicara jika mulut kita gorokan selalu basah. Selain sekresi terus-menerus tingkat ren-
kering. dah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks
6. Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan liur, refleks liur sederhana dan terkondisi (Gambar 16-4).
membantu menjaga mulut dan gigi bersih. Aliran liur
yang konstan membantu membilas residu makanan,
REFLEKS LIUR SEDERHANA DAN TERKONDISI
partikel asing, dan sel epitel rua yang terlepas dari mu-
kosa mulut. Kontribusi liur dalam hal ini dapat dirasa- Refleks liur sederhana terjadi ketika kemoresepror dan re-
kan oleh setiap orang yang pernah mengalami bau mu- septor tekan di dalam rongga mulut berespons terhadap ke-
lut ketika saiivasi tertekan sementara, misalnya ketika beradaan makanan. Pada pengaktifan, reseptor-reseptor ini
demam atau mengalami kecemasan berkepanjangan. menghasilkan impuis serat-serat saraf aferen yang membawa
7. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan informasi ke pusat liur, yang terletak di medula batang otak,
asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh seperti semua pusat otak yang mengontrol aktivitas pencer-
bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah. naan. Pusat liur, selanjutnya, mengirim impuls melalui saraf
otonom ekstrinsik ke kelenjar liur untuk meningkatkan se-
Meskipun memiliki banyak fungsi di atas, liur tidak kresi liur. Tindakan kedokteran gigi mendorong sekresi liur
untuk pencernaan dan penyerapan makanan, karena
esensial tanpa adanya makanan karena manipulasi ini mengaktifkan
enzim-enzim yang diproduksi oleh pankreas dan usus halus reseptor tekanan di mulut.
dapat menuntaskan pencernaan makanan meskipun tidak Pada refleks liur terkondisi, atau didapat, salivasi ter-
terdapat liur dan sekresi lambung. jadi tanpa stimulasi oral. Hanya berpikia meiihat, mencium,
CATAIAN KLINIS. Masalah utama yang berkaitan atau mendengar pembuatan makanan yanglezat memicu sa-
dengan berkurangnya sekresi liur, suatu kondisi yang dinamai livasi meialui refleks ini. Kita semua pernah mengalami "liur
xerostomia, adalah kesulitan mengunyah dan menelan, ke- menetes" ketika mengantisipasi sesuatu yang lezat untuk
sulitan bicara kecuali yang bersangkutan sering menyeruput dimakan. Ini adalah respons yang dipelajari berdasarkan
air ketika berbicara, dan peningkatan mencolok karies dentis pengalaman sebelumnya. Sinyal yang berasal dari luar mulut
kecuali jika diambil tindakan pencegahan khusus. dan secara mental dikaitkan dengan kenikmatan makan be-
kerja melalui korteks serebri untuk merangsang pusat liur di
medula.
I Sekresi liur berlangsung terus-menerus dan
dapat ditingkatkan oleh refleks.
PENGARUH OTONOM PADA SEKRESI LIUR
Secara rerata, sekitar 1 sampai 2 liter liur dikeluarkan setiap Pusatliur mengontrol derajat pengeluaran liur melalui saraf
hari, berkisar dari laju basal spontan terus-menerus sebesar 0,5 otonom yang menyarafi kelenjar liur. Tidak seperti sistem saraf
ml/mnt hingga laju aliran maksimal sekitar 5 ml/mnt sebagai otonom di tempat lain di tubuh, respons simpatis dan para-
respons terhadap rangsangan kuat misalnya menghisap jeruk. simpatis di kelenjar liur tidak antagonistik. Baik stimulasi
Korteks serebri
l*
Reseptor tekanan
dan kemoreseptor
di mulut
a
I
*',-" seoernana
)
I
Saraf otonom
Kelenjar liur
Gambar 15-4
Kontrol sekresi liur I Sekresi liur
652 Bab 15
Pusat menelan
menghambat pusat
pernapasan di
batang otak
Saluran
hidung Elevasi uvula
Langit-langit mencegah makanan
keras masuk ke saluran
hidung
Langit-langit
lunak Posisi lidah
Uvula mencegah makanan
Faring masuk kembali ke
mulut
Epiglotis
Epiglotis tertekan
ke bawah menutupi
Esofagus
glotis sebagai
Trakea mekanisme tambahan
untuk mencegah
makanan masuk ke
saluran napas
Glotis pada pintu masuk laring Aposisi erat pita suara melintangi glotis
mencegah makanan masuk ke
saluran napas (dilihat dari atas)
(a) (b)
Gambar 15-5
Tahap orofaring menelan. (a) Posisi struktur-struktur orofaring saat istirahat. (b) Perubahan yang terjadi selama tahap orofaring
menelan untuk mencegah bolus makanan masuk ke saluran yang salah.
Kita pertama-tama akan membahas peran sfingter faringo- bolus ke bagian di depannya yang masih melemas (Gambar
esofagus, kemudian proses transit makanan di esofagus, dan 16-6). Gelombang peristaltik memerlukan waktu sekitar 5
akhirnya pentingnya sfi ngter gastroesofagus. sampai 9 detik unruk mencapai ujung bawah esofagus.
Karena esofagus terpajan ke tekanan intrapleura sub- Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan,
atmosfer akibat aktivitas pernapasan (lihat h. 502) maka ter- dengan persarafan melalui saraf vagus.
bentuk gradien tekanan antara atmosfer dan esofagus. Ke- Jika bolus yang tertelan besar atau lengket, misalnya
cuali sewaktu menelan, sftngter faringoesofagus menjaga potongan roti lapis selai kacang, tidak dapat didorong men-
pintu masuk ke esofagus selalu tertutup untuk mencegah capai lambung oleh gelombang peristalsis primer, maka bolus
masuknya udara dalam jumlah besar ke dalam esofagus dan yang tertahan tersebut akan meregangkan esofagus, merang-
lambung sewaktu bernapas. Udara hanya diarahkan ke dalam sang reseptor tekanan di dindingnya. Akibatnya, terjadi
saluran napas. Jika tidak, maka saluran cerna akan menerima pengaktifan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat,
banyak gas, yang dapat menimbulkan sendawa. Sewaktu yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat pe-
menelan, sfingter ini terbuka dan memungkinkan bolus regangan. Gelombang peristaltik kedua ini tidak melibat-
masuk ke dalam esofagus. Seteiah bolus berada di dalam kan pusat menelan, dan yang bersangkutan tidak menyadari
esofagus, sfingter faringoesofagus menutup, saluran napas kejadiannya. Peregangan esofagus juga secara refleks mening-
terbuka, dan bernapas kembali dilakukan. Tahap orofaring katkan sekresi liur. Bolus yang terperangkap akhirnya terlepas
selesai, dan sekitar 1 detik telah berlalu sejak proses menelan dan bergerak maju melalui kombinasi pelumasan oleh liur
perrama kali dimulai. tambahan yang tertelan dan gelombang peristaltik kedua
yang kuat. Peristalsis esofagus sedemikian efektif sehingga
anda dapat menghabiskan sepiring hidangan dalam posisi
I Gelombang peristaltik mendorong makanan terbalik dan semua makanan akan segera terdorong ke dalam
melalui esofagus. lambung.
protektif.
654 Bab 16
2. Iambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan Sekali dimulai, gelombang peristaltik menyebar melalui
enzim yang memulai pencernaan protein. fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pilorus. Karena
3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang lapisan otot di fundus dan korpus tipis maka kontraksi di
tertelan dihaluskan dan dicampur dengan sekresi bagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang kon-
lambung untuk menghasilkan campuran cairan kentai traksi menjadi jauh lebih kuat karena oror di sini lebih tebal.
yang dikenal sebagai kimus. Isi lambung harus diubah Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur ber-
menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum. langsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung
Kini kita akan dari esofagus disimpan di bagian korpus yang relatif tenang
membahas bagaimana lambung
melaksanakan fungsi-fungsi di atas selagi kita meneliti empat
tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya
proses pencernaan dasar-motilitas, sekresi, pencernaan, dan
tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kan-
tung gas. Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke
penyerapan-yang berkaitan dengan lambung. Dimulai dari
motilitas, lambung memiliki motilitas yang kompleks dan antfum, tempat berlangsungnya pencampuran.
berada di bawah banyak sinyal regulatorik. Empat aspek
motilitas lambung adalah (1) pengisian, (2) penyimpanan,
(3) pencampuran, dan (4) pengosongan. Kita mulai dengan I Pencampuran makanan berlangsung di
pengisian lambung. antrum.
Sfingter pilorus
Duodenum
Arah
gerakan
kontraksi
Gerakan
peristaltik
kimus Kontraksi
peristaltik
Gambar 16-8
Pengosongan dan pencampuran lambung akibat kontraksi peristaltik antrum.
aktivitas peristaltik di antrum, dan semakin cepat laju pengo- pengosongan iambung. Duodenum harus siap menerima
songan lambung. kimus dan dapat menunda pengosongan lambung dengan
mengurangi aktivitas peristaltik di lambung sampai duo-
denum siap menampung lebih banyak kimus. Bahkan jika
FAKTOR DI LAMBUNG YANG MEMPENGARUHI LAJU
lambung teregang dan isinya berada dalam bentuk cair, lam-
PENGOSONGAN LAMBUNG
bung tidak dapat mengosongkan isinya sampai duodenum
Faktor utama di lambung yang mempengaruhi kekuatan siap mengolah kimus.
kontraksi adalah jumlah kimus di lambung. Jika hal-hal lain Empat faktor duodenum rerpenting yang mempenga-
setara maka lambung mengosongkan isinya dengan kecepat- ruhi pengosongan lambung adalah lemab, asam, hipertonisi-
an yang sebanding dengan volume kimus di dalamnya setiap tas, dan ?eregangan. Adanya satu atau lebih rangsangan ini di
saat. Peregangan lambung memicu peningkatan modlitas duodenum akan mengaktifkan reseptor duodenum yang se-
Iambung melalui efek langsung peregangan pada otot polos suai, memicu respons saraf atau hormon yang mengerem
serta melalui keterlibatan pleksus intrinsik, saraf vagus, dan motilitas lambung dengan mengurangi eksitabilitas otor po-
hormon lambung gas*in. (Sumber, kontrol, dan fungsi lain los lambung. Penurunan aktivitas antrum kemudian mem-
hormon ini akan dijelaskan kemudian). perlambat laju pengosongan lambung.
Selain itu, derajat fluiditas kimus di lambung mem-
pengaruhi pengosongan lambung. Isi lambung harus diubah I Respons saraf diperantarai melalui pleksus saraf intrinsik
(refleks pendek) dan saraf otonom (refleks panjang). Secara
menjadi bentuk cair kental merata sebelum disalurkan ke
duodenum. Semakin cepat tingkat keenceran yang sesuai ter- kolektifl refl eks-ref etra ini disebut refleks enterogastrik.
capai, semakin cepat isi lambung siap dievakuasi. I Respons hormon melibatkan pelepasan beberapa hormon
yang secara kolektif dikenal sebagai enterogastron dari mu-
kosa duodenum. Darah membawa hormon-hormon ini ke
FAKTOR DI DUODENUM YANG MEMPENGARUHI lambung, tempat mereka menghambat kontraksi antrum un-
LAJU PENGOSONGAN LAMBUNG tuk mengurangi pengosongan lambung. Dua enterogastron
Meskipun lambung berpengaruh namun faktor-faktor di terpenting adalah sekretin dan kolesistokinin (CCK). Se-
duodenum sangat penting dalam mengontrol kecepatan kretin adalah hormon pertama yang ditemukan (1902). Ka-
556 Bab 15
Tabel 16-2
Faktor yang Mengatur Motilitas dan Pengosongan Lambung
Di Dalam Lambung
Volume kimus Peregangan menimbulkan efek langsung Peningkatan volume merangsang motilitas dan
pada eksitabilitas otot polos lambung, serta pengosongan
bekerja melalui pleksus intrinsik, saraf
vagus, dan gastrin
Derajat fluiditas Efek langsung; isi harus berbentuk cair Peningkatan fluiditas mempercepat pengosongan
(keenceran) sebelum dievakuasi
Di Dalam Duodenum
Adanya lemak, asam, Memulai refleks enterogastrik atau memicu Faktor-faktor di duodenum ini menghambat
hipertonisitas, atau pelepasan enterogastron (kolesistokinin. motilitas dan pengosongan lambung lebih lanjut
peregangan sekretin) sampai duodenum mengatasi faktor-faktor yang
ada
Di Luar Sistem Pencernaan
Emosi Mengubah keseimbangan otonom Merangsang atau menghambat motilitas dan
pengosongan
Nyeri hebat Meningkatkan aktivitas simpatis Menghambat motilitas dan pengosongan
rena merupakan produk sekretorik yang masuk ke darah, terutama dari pankreas. Asam yang belum ternetralkan akan
bahan ini dinamai sekretin. Kata kolesisrohinin berasal dari mengiritasi mukosa duodenum dan menginaktifkan enzim-
kenyataan bahwa hormon ini juga menyebabkan kontraksi enzim pencernaan pankreas yang disekresikan ke dalam
kandung empedu yang berisi empedu (kole artinya "empedu"; lumen duodenum. Karena itu, masuk akal jika asam yang
bisto artinya "kantung"; dan hinin artinya "kontraksi"). belum ternetralkan di duodenum akan menghambat pengo-
Sekretin dan CCK adalah hormon pencernaan utama yang songan lebih lanf ut isi lambung yang asam sampai netralisasi
melakukan fungsi penting selain berfungsi sebagai entero- selesai.
gastron. I Hipertonisitas. Sewakru molekul-molekul protein darr
658 Bab 15
terperas antara diafragma di atas dan rongga abdomen yang
mengecil di bawah, isi lambung terdorong ke atas melalui I Getah pencernaan lambung disekresikan oleh
sfingter-sfingter yang melemas dan esofagus serta keluar me- kelenjar yang terletak di dasar foveola gastrika.
lalui mulut. Glotis tertutup, sehingga bahan muntah tidak
Setiap hari lambung mensekresikan sekitar 2 liter getah lam-
masuk ke saluran napas. Uvula juga terangkar untuk menu-
bung. Sel-sel yang mengeluarkan getah iambung berada di la-
tup saluran hidung. Siklus muntah dapat berulang beberapa
pisan dalam lambung, mukosa lambung, yang dibagi menjadi
kali sampai lambung kosong. Muntah biasanya didahului
dua daerah berbeda: (i) mukosa olsintik, yang melapisi kor-
oleh pengeluaran liur berlebihan, berkeringat, peningkatan
pus dan fundus; dan (2) daerah kelenjar pilorus (pylaric gland
denyut jantung, dan sensasi mual, yang semuanya khas untuk
area,PG-L), yang melapisi antrum. Permukaan luminal lam-
lepas muatan generalisata sistem saraf otonom.
bung berisi lubang-lubang kecil (foveola) dengan kantung da-
lam yang terbentuk oleh pelipatan masuk mukosa lambung.
PENYEBAB MUNTAH Bagian pertama dari invaginasi ini disebut foveola gastrica,
Muntah dapat dipicu oleh sinyal aferen ke pusat muntah dari yang di dasarnya terletak kelenjar lambung. Berbagai sel
sejumlah reseptor di seluruh tubuh. Penyebab muntah men- sekretorik melapisi bagian dalam invaginasi ini, sebagian ekso-
cakup yang berikut: krin dan sebagian endokrin atau parakrin (Thbel 16-3). Mari-
lah kita melihat sel-sel sekretorik eksokrin terlebih dulu.
I Stimulasi taktil (sentuh) di bagian belakang tenggo-
Di dinding foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksin-
rokan, yaitu salah satu rangsangan paling kuat. Sebagai con-
tik ditemukan tiga jenis sel sekretorik eksokrin lambung:
toh, memasukkan jari tangan ke belakang tenggorokan atau
bahkan keberadaan penekan lidah atau instrumen gigi di I Sel mukus (mucous) melapisi foveola gastrica dan pintu
bagian belakang mulut sudah cukup untuk merangsang masuk kelenjar. Sel-sel ini mengeluarkan mukus encer.
sebagian orang tersedak atau bahkan muntah. (Mucous adalah kata sifat; mucus adalah kata benda).
I Iritasi atau peregangan lambung dan duodenum. I Bagian lebih dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh
I Peningkatan tekanan intrakranium, misalnya yang di- chief cell dan sel parietal. Chief cell yang jumlahnya lebih
sebabkan oleh perdarahan otak. Karena itu, muntah setelah banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen.
cedera kepala dianggap sebagai tanda buruk; hal ini meng- I Sel parietal (atau oksintik) mengeluarkan HCI dan
isyaratkan pembengkakan atau perdarahan di dalam rongga faktor irutrinsih (ohsintik artinya "tajam", gambaran untuk
kranium. produk sekretorik HCI yang poten dari sel ini).
I Rotasi atau akselerasi kepala yang menyebabkan pusing Sekresi eksokrin ini semuanya dibebaskan ke dalam lumen
bergoyang misalnya mabuk perjalanan. lambung. Secara kolektil, berbagai sekresi ini membentuk
I Bahan kimia, termasuk obat atau bahan berbahaya yang getah lambung.
memicu muntah (yaitu, emetik) dengan bekerja pada bagian Beberapa sel punca juga ditemukan di foveola gastrica. Sel-
atas saluran cerna atau dengan merangsang kemoreseptor di sel ini cepat membelah dan berfungsi sebagai sel induk dari
chemoreceptor *igger aaza khusus di samping pusar mun- semua sel baru di mukosa lambung. Sel anak yang dihasilkan
tah di otak. Pengaktifan zona ini memicu refleks muntah. dari pembelahan sel bermigrasi keluar foveola untuk menjadi sel
Sebagai contoh, obat kemoterapi yang digunakan untuk epitel permukaan atau bermigrasi masuk ke dalam ke kelenjar
mengobati kanker sering menyebabkan muntah dengan be- lambung, tempar sel-sel tersebut berdiferensiasi menjadi chief
keria pada chemoreceptor tiger zone. cell atau sel parietal. Melalui aktivitas ini, keseluruhan mukosa
I Muntah psikogenik akibat faktor emosi, termasuk yang lambung diganti setiap sekitar tiga hari. Pertukaran yang sering
menyertai pemandangan atau bau yang memualkan atau ini merupakan hal penting karena isi lambung yang sangat asam
pada situasi stres lainnya. menyebabkan sel-sel mukosa mengalami aus dan mudah rusak.
Di antara foveola gastrica, mukosa lambung dilapisi
EFEK MUNTAH oleh sel epitel permukaan, yang mengeluarkan mukus kental
tebal basayang membentuk lapisan setebal beberapa milimeter
Pada muntah yang berlebihan tubuh mengalami kehilangan
di atas permukaan mukosa.
banyak cairan darl asam yang secara normal akan direabsorpsi.
Kelenjar lambung di PGA rerurama mengeluarkan mu-
Penurunan volume plasma yang terjadi dapat menyebabkan
kus dan sejumiah kecil pepsinogen; tidak ada asam yang di-
dehidrasi dan masalah sirkulasi, dan kehilangan asam dari
keluarkan dari bagian ini, berbeda dari mukosa oksintik.
Iambung dapat menyebabkan alkalosis metabolik (lihat h. 634).
Marilah kita membahas produk-produk eksokrin dan
Namun, muntah tidak selalu berbahaya. Muntah ter-
perannya da-lam pencernaan secara lebih detil.
batas yang dipicu oleh iritasi saluran cerna dapat bermanfaat
dalam mengeluarkan bahan perusak dari lambung dan tidak
membiarkannya ada di lambung untuk kemudian diserap. I Asam hidroklorida mengaktifkan
Pada kenyataannya, emetik kadang-kadang digunakan sete- pepsinogen.
lah seseorang secara tidak sengaja menelan suatu racun untuk
secara cepat mengeluarkan bahan tersebut dari tubuh. Sel parietal secaraaktif mensekresikan HCI ke dalam lumen
Kini kita telah menyelesaikan pembahasan tentang mo- foveola gastrica, yang selanjutnya menyalurkan bahan ini ke
tilitas lambung dan akan beralih ke sekresi lambung. lumen lambung. Akibat sekresi HCI ini, pH isi lumen turun
Daerah
kelenjar
pilorus
- Submukosa
Di mukosa oksintik
I,
;rl
li
ii
Gastric tll;, Tabel 5-2
pit il"
-I lt. Gambaran Umum Struktur dan Fungsi Komponen Utama
ti:, Otak
I ..t;
JENIS 5EL PRODUK YANG PERANGSANG FUNGSIGFUNGSI)
SEKRETORIK DISEKRESIKAN SEKRESI PRODUK SEKRESI
Kelenjar
lambung iii
i!*:
,:' t.
'!.' '{, *!..
+4lir,
Mukus basa Stimulasi Melindungi mukosa
+,. mekanis oleh isi dari cedera mekanis,
i'[: 1
; \;,:;::; pepsin, dan asam
llir lill,,l
,:.!r, ,,lli;"
Pepsinogen ACh, gastrin Jika diaktifkan
{il, i memulai pencenaan
{iFr'i
$E1 protein
Di daerah
kelenjar pilorus
i
,il
.1ll
ii
;::
l
,il
rlilr;
tilli'
G:t,,
li':t.
,,€r,
Menghambat sel
parietal, G, dan sel ECL
560 Bab 16
hingga serendah 2. Ion hidrogen (H-) dan ion klorida (Cl ) oleh sel parietal dari proses metabolik atau berdifusi masuk
secara aktif dipindahkan oleh pompa berbeda di membran dari darah. Kombinasi HrO dan CO, menyebabkan terben-
plasma sel parietal. Ion hidrogen secara aktif dipompa me- tuknya HrCO3, yang mengalami penguraian parsial untuk
lawan gradien konsentrasi yang sangat besaq dengan kon- menghasilkan H- dan HCO3 . H- yang dihasilkan pada haki-
sentrasi H- di lumen mencapai 3 juta kali konsentrasinya di katnya menggantikan H- yang disekresikan.
darah. Klorida disekresikan oleh mekanisme transpor aktif HCO, Iang terbentuk dipindahkan ke dalam plasma
sekunder melawan gradien konsentrasi yang jauh lebih kecil oleh penukar CI-HCO; di membran basolateral sel pa-
(hanya 1,5 kali). rietal. Penukar ini memindahkan CI- ke dalam sel parietal
melalui rranspor aktif sekunder (lihat h. 79). Grdorong oleh
MEKANISME SEKRESI H- DAN CI. gradien HCO3 , pembawa ini memindahkan HCO. keluar
sel menuju plasma menuruni gradien konsentrasinya dan
H. yang disekresikan tidak dipindahkan dari plasma tetapi
secara bersamaan memindahkan Cl dari plasma ke dalam sel
berasal dari proses metabolik di dalam sel parietal (Gambar
parietal melawan gradien elektrokimiawinya. Penukar ini
16-9). Secara spesifik, H- yang akan disekresikan berasal dari
meningkatkan konsentrasi Cl' di dalam sel parietal, mem-
penguraian molekul HrO menjadi Ht dan OH (ion hidrok-
bentuk gradien konsentrasi antara sel parietal dan lumen
sil) di dalam sel parietal. Ht ini disekresikan ke dalam lumen
lambung. Berkat gradien konsentrasi ini dan karena interior
oleh H.-K. AIPase di membran luminal sel parietal. Pem-
sel lebih negatif dibandingkan dengan isi lumen maka Cl
bawa transpor aktif primer ini juga memompa Kt ke dalam
yang bermuatan negatif yang dipompa masuk ke sel oleh
sel dari lumen, serupa dengan pompa Na--K. ATPase yang
penukar di membran basolateral berdifusi keluar sel menu-
sudah anda kenal. K- yang dipindahkan tersebut kemudian
runi gradien elektrokimiawinya melalui saluran di membran
secara pasif mengalir kembali ke dalam lumen melalui salur-
luminal menuju lumen lambung, menyelesaikan proses
an K- sehingga kadar K- tidak berubah oleh proses sekresi H-
sekresi C1'.
ini.
Sementara itu OH yang dihasilkan oleh penguraian HrO
dinetralkan dengan berikatan dengan H- baru yang dihasilkan FUNGSI HCI
dari asam karbonat (HrCO3). Sel parietal mengandung banyak Meskipun HCI sebenarnya tidak mencerna apapun (yaitu, tidak
enzim barbonat anhidrase (ca). Dengan keberadaan karbonat menguraikan ikatan kimiawi nutrien), narnun zat ini melakukan
anhidrase, HrO cepat berikatan dengan COr, yang diproduksi fungsi-fungsi spesifik yang membantu pencernaan:
Lumen
lambung
I Berkat sifat pelumasannya, mukus melindungi mukosa I Faktor intrinsik penting untuk menyerap
lambung dari cedera mekanis.
vitamin 8.,r.
I Mukus membantu mencegah dinding lambung
mencerna dirinya sendiri, karena pepsin terhambat jika Faktor intrinsik, produk sekretorik lain sel parietal selain
berkontak dengan lapisan mukus yang menutupi bagian HCl, penting dalam penyerapan vitamin B,,,. Vitamin ini
dalam lambung. (Namun, mukus tidak mempengaruhi hanya dapat diserap jika berikatan dengan faktor intrinsik.
aktivitas pepsin di lumen, tempat pencernaan protein Pengikatan kompleks faktor intrinsik-vitamin B,, dengan re-
makanan berlangsung tanpa gangguan). septor khusus yang hanya terdapat di ileum terminal, bagian
662 Bab X6
terakhir usus halus, memicu endositosis (yang diperantarai kan peningkatan sekresi HCI waktu pencernaan makanan.
oleh reseptor) kompleks ini di lokasi tersebut (lihat h. 33). Gastrin juga bersifat trofk (mendorong pertumbuhan) mu-
Vitamin B,, esensial untuk pembentukan normal sel kosa lambung dan usus halus sehingga kemampuan sekresi
darah merah. mukosa-mukosa tersebut terpelihara.
CATAIAN KLINIS. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B,, I Histamin, suatu z t yang bekeja secara parakrin, di-
tidak diserap sehingga produksi eritrosit terganggu dan timbul bebaskan dari sel ECL sebagai respons terhadap ACh dan
anemia pernisiosa (lihat h. 427). Anemia pernisiosa biasanya gastrin. Histamin bekerja lokal pada sel-sel parietal sekitar
disebabkan oleh serangan otoimun terhadap sel parietal (lihat untuk mempercepar sekresi HCl.
h. 475). Kondisi ini diobati dengan pen)'untikan terarur vita- I Somatostatin dibebaskan dari sel D sebagai respons
min B,, yang memintas mekanisme absorptif saluran cerna. terhadap asam. Zat ini bekerja lokal secara parakrin melalui
umpan balik negatif untuk menghambat sekresi sel parietal,
sel G, dan sel ECL, sehingga sel penghasil HCI dan jalur
I Sef parietal dan chief celldipengaruhi oleh stimulatoriknya yang paling kuat inaktif.
banyak jalur regulatorik.
Dari daftar ini tampak jelas bahwa terdapat banyak
Selain sel sekretorik elaokrin lambung, terdapat sel sekretorik pembawa pesan kimiawi yang selain mempengaruhi sel pa-
lain di kelenjar lambung yang mengeluarkan faktor regulato- rietal dan chief cell, juga masing-masing saling mempenga-
rik endokrin dan parakrin dan bukan produk-produk yang ruhi. Kemudian, ketika kita membahas fase-fase sekresi
berperan dalam pencernaan nutrien di lumen lambung (lihat lambung, akan diperlihatkan situasi-situasi saar faktor-faktor
h. 123). Sel-sei sekretorik ini diperiihatkan di Thbel 16-3: regulatorik ini dibebaskan.
+
Fase Lambung Rangsangan di + Saraf ---* + Chief celldan tsekresi
Sekresi lambung-protein a intrinsik lACh- sel parietal lambung
Lambung (fragmen peptida), *+lVagus --'l
peregangan, kafein, rI ,
alkohol
selanjutnya merangsang sel sekretorik. Selain itu, prorein I Sewaktu makanan secara bertahap mengalir habis ke
menyebabkan pengaktifan serat vagus ekstrinsik ke lambung. duodenum, perangsang utama meningkatnya sekresi lam-
Aktivitas vagus semakin meningkatkan stimulasi saraf intrin- bung-adanya protein di lambung-lenyap.
sik pada sel sekretorik dan memicu pelepasan gastrin. Protein I Setelah makanan meninggalkan lambung, getah lam.
juga secara langsung merangsang pengeluaran gastrin. Gas- bung menumpuk sedemikian sehingga pH lambung turun
trin, pada gilirannya, adalah perangsang kuat bagi sekresi sangat rendah. Penurunan pH di dalam lumen lambung
HCI dan pepsinogen lebih lanjut serta juga menyebabkan ini terjadi terutama karena protein makanan yang semula
pengeluaran histamin, yang semakin meningkatkan sekresi mendapar HCI tidak lagi terdapat di lumen karena lam-
HCl. Melalui jalur-jalur yang sinergistik dan tumpang tindih bung telah kosong. (Ingatlah bahwa protein berfungsi
ini, protein menginduksi sekresi getah iambung yang sangat sebagai dapar yang baik; lihat h. 624). Somatostatin di-
asam dan kaya pepsin, melanjutkan pencernaan protein yang bebaskan sebagai respons terhadap tingkat keasaman lam-
menjadi pemicu proses ini (Tabel 16-4). bung yang tinggi ini. Melalui mekanisme umpan balik,
Ketika lambung teregang oleh makanan kaya protein sekresi lambung berkurang akibat efek inhibitorik soma-
yang perlu dicerna, respons-respons sekretorik ini merupakan tostatin.
hal yang sesuai. Kafein dan, dengan tingkat yang lebih ren- I Rangsangan yang sama yang menghambat motilitas
dah, alkohol juga merangsang sekresi getah lambung yang lambung (lemak, asam, hipertonisitas, atau peregangan di
sangat asam, meskipun tidak terdapat makanan. Asam yang duodenum yang ditimbulkan oleh pengosongan isi lambung
tidak dibutuhkan ini dapat mengiritasi lapisan dalam lam- ke dalam duodenum) juga menghambat sekresi lambung.
bung dan duodenum. Karena itu, orang dengan tukak atau Refleks enterogastrik dan enterogastron menekan sel-sel
hiperasiditas lambung seyogianya menghindari kafein dan sekretorik lambung sementara keduanya secara bersamaan
minuman beralkohol. mengurangi eksitabilitas sel otot polos lambung. Respons
inhibitorik ini adalah fase usus sekresi lambung.
FASE USUS
Fase usus sebresi lambung mencakup faktor-faktor yang berasal I Sawar mukosa lambung melindungi lapisan
dari usus halus yang mempengaruhi sekresi lambung. Se- dalam lambung dari sekresi lambung.
mentara fase-fase lain bersifat eksitatorik, fase ini inhibitorik.
Fase usus penting untuk menghentikan aliran getah lambung Bagaimana lambung dapat menampung cairan yang sangar
sewaktu kimus mulai mengalir ke dalam usus halus, suatu asam dan enzim-enzim proteolitik tanpa mengalami kerusak-
topik yang kini akan kita bicarakan. an sendiri? Anda telah mempelajari bahwa mukus memben-
tuk lapisan pelindung. Selain itu, lapisan mukosa itu sendiri
membentuk sawar-sawar lain untuk mencegah perusakan
I Sekresi lambung secara bertahapmenurun oleh asam lambung. Pertama, membran luminal sel mukosa
sewaku kimus mengalir dari lambung ke dalam lambung hampir impermeabel terhadap H- sehingga asam
duodenum. tidak dapat menembus ke daiam sel dan merusaknya. Selain
itu, tepi-tepi lateral sel-sel ini disatukan dekat batas lumi,
Anda kini mengetahui faktor-faktor yang mengaktifkan nalnya oleh taut erat/kedap sehingga asam tidak dapat me-
sekresi lambung sebelum dan sewaktu makan, tetapi bagai- rembes di antara sel dari lumen ke dalam submukosa di
mana aliran getah lambung terhenti ketika tidak lagi di- bawahnya (lihat h. 77). Sifat mukosa lambung yang me"
butuhkan? Sekresi lambung secara bertahap dikurangi me- mungkinkan lambung menampung asam ranpa mencederai
lalui tiga cara setelah lambung kosong (Thbel l6-5)' dirinya sendiri membenruk sawar mukosa lambung
664 Bab 15
Tabel 16-5
lnhibisi Sekresi Lambung
Saraf intrinsik
Lenyapnya protein
Korpus dan dan peregangan Vagus JSekresi
Antrum ketika lambung lambung
kosong Sel G -------------------------_ JGastrin
r* .;Histamin
sel parietal--l
,-------*-
Antrum dan Akumulasi asam Set D ---------lsomatostatin{-- set G l-rSekresr
Duodenum I+ SeIECL
I
I
tambung
Duodenum Lemak
(Fase Usus Asam
Jsekresi dan
Sekresi Hipertonisitas motilitas lambung
LambunE) Peregangan
(Gambar 16-11). Mekanisme protektif ini diperkuat oleh Pencernaan oleh getah lambung itu sendiri berlangsung
kenyataan bahwa keseluruhan lapisan dalam lambung diganti di antrum lambung, tempar makanan dicampur merata
setiap tiga hari. Karena cepatnya perganrian mukosa maka dengan HCI dan pepsin, yang mengawali pencernaan pro-
sel-sel biasanya telah diganti sebelum mereka cukup iama tein.
mengalami aus dan kerusakan akibat lingkungan isi lambung
yang "keras" tersebut.
CATAIAN KLINIS. Meskipun adanya proteksi oleh I Lambung menyerap alkohol dan aspirin tetapi
mukus, sawar mukosa lambung, dan pergantian sel yang tidak makanan.
cepat, sawar kadang-kadang rerganggu dan dinding lam-
bung mengalami cedera oleh isinya yang asam dan Tidak ada makanan atau air yang diserap ke dalam darah
mengandung enzim tersebut. Jika hal ini terjadi maka melalui mukosa lambung. Namun, dua bahan non-nutrien
terbentuk erosi, atau tukak peptik, di dinding lambung. dapat diserap langsung dari lambung - eril alkohol dan aspi-
Refluks berlebihan lambung ke dalam esofagus serta pe- rln. Alkohol bersifat agak larut lemak sehingga zat ini dapat
nyaluran berlebihan isi lambung yang asam ke dalam duo- berdifusi melalui membran lemak sel epitel yang melapisi
denum juga dapat menyebabkan tukak peptik di lokasi- bagian dalam lambung dan dapat masuk ke darah melalui
lokasi ini. (Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai kapiler submukosa. Meskipun dapat diserap oleh mukosa
tukak, lihat fitur boks di h. 667, Konsep, Tantangan, dan lambung namun alkohol diserap bahkan lebih cepat oleh
Kontroversi). mukosa usus halus, karena luas permukaan untuk penye-
Kini kita beralih ke dua proses pencernaan yang rersisa rapan di usus halus jauh lebih besar daripada di lambung.
di lambung, pencernaan dan penyerapan lambung. Karena itu, penyeiapan alkohol terjadi lebih lambat jika
pengosongan lambung tertunda sehingga alkohol lebih lama
berada di lambung yang penyerapannya lambat. Karena le-
I Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus mak adalah perangsang duodenum paling kuat untuk meng-
larnbung; pencernaan protein dimulai di antrum. hambat motilitas lambung maka konsumsi makanan kaya
lemak (misalnya susu utuh, pizza, atau kacang-kacangan)
Dua proses pencernaan terpisah berlangsung di dalam lam- sebelum atau selama ingesti alkohol menunda pengosongan
bung. Di korpus lambung, makanan berada dalam keadaan iambung dan mencegah alkohol menimbulkan efeknya
setengah padat karena kontraksi peristaltik di bagian ini dengan cepat.
terlalu lemah untuk melakukan pencampuran. Karena di CATAIAN KLINIS. Kategori lain bahan yang diserap
korpus lambung makanan tidak dicampur dengan sekresi oleh mukosa lambung mencakup asam lemah, terutama
lambung maka di sini tidak banyak berlangsung pencernaan (aspirin). Dalam lingkungan yang sangar
asam as€tilsalisilat
protein. Namun, di bagian dalam massa makanan, pencerna- asam lumen iambung, asam-asam lemah hampir tidak
an karbohidrat berianjut di bawah pengaruh amilase liur. mengalami ionisasi sama sekali; yaitu, H. dan anion ter-
Meskipun asam menginaktifkan amilase liur namun bagian kaitnya tetap menyaru. Dalam bentuk tidak terionisasi,
dalam massa makanan vang tidak rercampur, bebas dari asam-asam lemah ini larut lemak sehingga dapat diserap
cepat dengan menembus membran plasma sel epitel yang
Garnbar 16-11
Sawar mukosa lambung.
melapisi lambung. Sebagian besar obat lain tidak diserap fungsi berbeda di bawah kontrol mekanisme regulatorik
sampai mencapai usus halus sehingga obat-obat ini tidak yang berlair.ran.
cepat me nimbulkan elrek.
Setelah menuntaskan pembahasan kita tentang lam-
bung, kita akan bergerak ke bagian selanjutnya dari saluran I Pankreas eksokrinmengeluarkan enzim
cerna, usus halus dan organ-organ pencernaan tambahan pencernaan dan cairan encer alkalis.
yang mengeluarkan sekresinya ke dalam lumen usus halus.
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri
dari dua komponen: (1) enzim pankreas yang secara aktif
disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus dan (2)
SEKRESI PANKREAS DAN EMPEDU /arutan cair basa yang secara aktifdisekresikan oleh sel duktus
yang melapisi duktus pankreatikus. Komponen encer alkalis
Ketika disalurkan ke dalam usus halus, isi lambung akan ber-
banyak mengandung natrium bikarbor.rat (NaHCO.).
campur tidak saja dengan getah yang dikeluarkan oleh mu-
Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disinpan di
kosa usus halus tetapi juga dengan sekresi pankreas eksokrin
dalarn granula zimogen setelah diproduksi, kemudian dilepas-
dan hati yang disalurkan ke dalam lumen duodenum. Kita kan dengan eksositosis sesuai kebutuhan. Enzim-enzim pan-
akan membahas peran masing-masing organ pencernaan kreas ini penting karena hampir mencerna makanan secara
tambahan ini sebelum kita meneliti kontribusi usus halus itu
sempurna tanpa adanya sekresi pencernaan lain. Sel-sel asinus
sendiri.
mer-rgeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu men,
cerna ketiga kategori makanan: (1) enzim proteolitik unruk
pencernaan protein, (2) amilase pankreas untuk pencernaan
t Pankreas adalah carnpuran jaringan eksokrin karbohidrat, dan (l) lipase pankreas untuk mencerna lemak.
dan endokrin.
Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak ENZIM PROTEOLITIK PANKREAS
di belakang dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama Tiga enzim proteolitik utama pankreas adalah nipsinogen, ki-
duodenum (Gambar 16-12). Kelenjar campuran ini mengan- motripsinogen, dan pro karbo ksipeptidase, yang masing-masing
dung jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang disekresikan dalam bentuk inaktif. Setelah tripsinogen di-
predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik sekresikan ke dalam lumen duodenum, bahan ini diakdf:l<an
mirip anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai menjadi bentuk aktifnya yaitu tripsin oleh enterokinase
asinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirnya (juga dikenal sebagai enteropeptidase), suatu enzim yang
bermuara di duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terbenam di membran luminal sel-sel yang melapisi mukosa
terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau- duodenum. Tiipsin kemudian secara otokatalisis mengaktif-
pulau Langerhans, yang tersebar di seluruh pankreas. kan lebih banyak tripsinogen. Seperti pepsinogen, tripsino-
Hormon-hormon terpenting yang disekresikan oleh sel gen harus tetap inaktif di dalam pankreas untuk mencegah
pulau-pulau Langerhans adalah insulin dan glukagon (Bab enzim proteolitik ini mencerna protein sel tempat ia terben-
19). Pankreas eksokrin dan endokrin berasal dari jaringan tuk. Karena itu, tripsinogen retap inaktif sampai zat ini men-
berbeda selama perkembar.rgan masa mudigah dan hanya me- capai lumen duodenum, di mana enterokinase memicu pro-
miliki kesamaan lokasi. Meskipun sama-sama terlibat dalam ses pengaktifan, yang kemudian berlanjut secara otokatalitis.
metabolisme molekul nutrien namun keduanva memiliki Sebagai proteksi tambahan, pankreas juga menghasilkan ba-
666 Bab"l6
Konsep" Tantangaffi, dan Kontroversi
Tukak: Ketika Kuman Menerobos pagar
Tukak peptik adalah erosi yang
biasanya berawal di lapisan mrkora infeksi atau cedera parah. Situasi stres
lambung dan dapat menembus ke yang terus-menerus sering berkaitan
lapisan-lapisan dalam dinding lam_ dengan pembentukan tuliak, mungkin
bung. Tukak ini terjadi ketikJsawar karena respons emosi terhadap str6s
mukosa lambung terganggu sehingga dapat merangsang sekresi lambung
pepsin dan HCI bekerja pada dinding yang berlebihan.
lambung bukannya pada makanan ji Jika sawar mukosa lambung rusak,
lumen. Aliran balik berulang getah maka asam dan pepsin berdifusi ke
lambung yang asam ke dalam esofagus dalam mukosa dan submukosa di
atau asam yang berlebihan yang bawahnya, dengan konsekuensi
mengalir ke duodenum dari lambung patofisiologik yang serius. Erosi
juga dapat menyebabkan tukak pepiik permukaan atau tukak, secara
di tempat-tempat tersebut. progresif membesar seiring dengan
Penyebab pasti tukak selama ini semakin banyaknya asam dan pepsin
belum diketahui, tetapi dalam suatu yang masuk dan terus merusak dinding
penemuan mengejutkan pada awal lambung. Dua dari konsekuensi palingl
tahun 1990-an bakteri Helicobacterium serius tukak adalah: (1) perdarahan
pylori dituding sebagai penyebab lebih karena kerusakan kapiler submukosa
dari B0o/o tukak peptik. Tiga puluh dan (2) perforasi, atau erosi total
persen populasi memiliki H. pylori. I:l"rgr: dinding tambung, menye_
babkan ke.luarnya isi lambung yang
Mereka yang memiliki bakteri lambat
ini berisiko 3 sampai l2 kali lipat poten ke dalam rongga abdomen.-
mengalami tukak dalam 10 sampai 20 Terapi tukak mencakup antibiotik,
Helicobacter pylori penyekat reseptor histamin H_2, dan
tahun mengalami infeksi dibandingkan Helicobacter pylorl, bakteri yang
mereka yang tidak mengidap bakteri inhibitor pompa proton. Dengan
bertanggung jawab atas sebagiin ditemukannya komponen infeksi pada
ini. Mereka juga berisiko lebih tinggi besar kasus tukak peptik, memiliki
mengalami kanker lambung. sebagian besar tukak, antibiotik kini
flagela yang memungkinkannya
Selama bertahun-tahun, para menjadi terapi pilihan. Obat_obat lain
menggali terowongan di bawah juga digunakan tersendiri atau
ilmuwan mengabaikan kemungkinan lapisan protektif mukus yang melapisi
bahwa tukak dapat dipicu oleh suatu dikombinasikan dengan antibiotik.
bagian dalam lambung
agen infeksi, karena bakteri biasanya dekade sebelum penemuan H.
.Dua
tidak dapat bertahan di lingkungan pylon, para peneliti menemukan suatu
yang sangat asam seperti di lumen antihistamin (si metidi n) yang secara
H. pylori berperan dalam pemben_ spesif ik menghambat reieptor histamin
lambung. Satu pengecualian, H. pylori tukan tukak dengan mengeluarkan
menggunakan beberapa strategi untuk H-2, tipe reseptor yang berikatan
toksin yang menyebabkan peradangan dengan histamin yang dibebaskan dari
bertahan di lingkungan yang tJk persisten, atau gastrltr s u pe rf i si a I
ramah ini. pertama, organisme ini lambung. Reseptor ini berbeda dari
kronik, di tempat kolonisasinya. H. reseptor H-l yang berikatan dengan
dapat bergerak karena dilengkapi oleh pylori juga memperlemah sawar
empat sampai enam flagela (apendiks histamin yang terlibat dalam penlyakit
mukosa lambung dengan mengganggu alergi pernapasan. Karena itu,
mrnp pecu! lihat gambar penyerta), taut erat antara sel-sel epitel lambung
yang memungkinkan mereka bergerak antihistamin tradisional yang diguna_
sehingga mukosa lambung lebih bocJr kan untuk alergi pernapasan lmlsalnya
dan berdiam di bawah lapisan tebll daripada normal.
mukus alkalis lambung. Di sini bakteri hay fever dan asma) tidak efektif
Sendiri atau bersama dengan untuk tukak, sebaliknya simetidin tidak
ini terlindung dari isi lambung yang tersangka kuman ini, faktor lain juga
sangat asam. Selain itu, H. pylori bermanfaat untuk masalah
diketahui berperan dalam pembeniuk_ pernapasan.
cenderung berdiam di antrum, yang an tukak. Pajanan berulang ke bahan
tidak mengandung sel parietal Golongan obat baru Iain yang
kimia tertentu dapat merusak sawar digunakan untuk mengobati tuklk
penghasil asam meskipun HCI dari
mukosa lambung; bahan yang menghambat sekresi asam dengan
bagian atas lambung tetap mencapai terpenting dalam hal ini adalah etil
antrum. Bakteri juga menghasilkan secara langsung menghambat
alkohol dan obat antiinflamasi fompa
urease, suatu enzim yang menguraikan yang memindahkan H- ke dalam lumen
nonsteroid (OAINS), misalnya aspirin, lambung. Apa yang dinamai inhibitor
urea, suatu produk akhir metabolisme ibuprofen, atau obat yang iebih poten
protein, menjadi amonia (NU.) dan pompa proton ini (H. adalah proton
untuk mengobati artritis atau proses telanjang tanpa elektronnya) mem_
COr. Amonia berfungsi sebagii dapar peradangan kronik lainnya. Sawar
(lihat h. 630) yang menetralkan asam bantu mengurangi efek korosif HCI
sering rusak pada pasien yang pada jaringan yang terpajan.
lambung secara lokal di sekitar H. pytori. mengalami penyakit berat misalnya
han kimia yang dikenal sebagai inhibitor tripsin, yang aktif, masing-masing adalah kimotripsin dan kar_
menghambat kerja tripsin jika secara tak sengaja terjadi
pengl
f.:,lk
boksipeptidase, di dalam lumen duodenum. iarena itu, jika
aktifan tripsinogen di dalam pankreas.
enterokinase telah mer.rgaktifkan sebagian dari
Kimotripsinogen dan prokarbolisipeptidase, enzim tripsin maka
tripsin kemudian melaksanakrn pror., pengaktifan
proteolitik pankreas lainnya, diubah ol.h iiprin menjadi selanjut-
ftya.
Duodenum
Hormon
(insulin,
glukagon)
rl,;i+,i' ;.,,_
ILF:'
?
#,:ffi
r#' ,r.-+
;r:",
!,E35.1 6'';,1+-\* '1,'
: -"
t,lr\.
t"
ii".,
t.*:M"d;
;i:"'#+
Bagian endokrin
Sel duktus Sel asinus pankreas
mengeluarkan mengeluarkan (lslet Langerhans)
larutan enzim
NaHCO. cair pencernaan
T Bagian kelenjar
Bagian eksokrin pankreas pankreas sangat
(Sel asinus dan duktus) diperbesar.
Gambar 16-12
Gambaran skematik bagian eksokrin dan endokrin pankreas. Pankreas eksokrin mensekresikan ke dalam lumen duodenum
getah pencernaan yang mengandung enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh sel asinus dan larutan NaHCO. cair yang
disekresikan oleh sel duktus. Pankreas endokrin mengeluarkan hormon insulin dan glukagon ke dalam darah.
Masing-masing dari enzim proteolitik ini menyerang disekresikan di liur dan getah lambung). Lipase pankreas
ikatan peptidayang berbeda. Produk akhir vang terbentuk menghidrolisis trigliserida makanan menjadi monogliserida
dari proses ini adalah campuran rantai peptida pendek dan dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat di-
asam amino. Mukus yang disekresikan oleh sel usus melin- serap. Seperti amilase, lipase disekresikan dalam bentuk aktif
dungi dinding usus halus dari pencernaan oleh enzim-enzim karena tidak ada risiko pencernaan diri oleh lipase. Tiiglise-
proteolitik yang aktif tersebut. rida bukan komponen struktural sel pankreas.
668 Bab 16
SEKRESI ALKALIS CAIR PANKREAS memicu respons, serta juga membantu mencerna karbohi-
Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal pada lingkungan drat. Berbeda dari lemak dan protein, karbohidrat tidak ber-
yang netral atau sedikit basa, namun isi lambung yang sangar pengaruh langsung pada sekresi enzim pencernaan pankreas.
asam dialirkan ke dalam lumen duodenum di dekat tempat Ketiga jenis enzim pencernaan pankreas dikemas ber-
keluarnya enzim pankreas ke dalam duodenum. Kimus asam sama dalam granula zimogeq, sehingga semua enzim pan-
ini harus cepat dinetralkan di lumen duodenum, tidak saja kreas dibebaskan bersama-sama pada eksositosis granula.
agar enzim pankreas berfungsi optimal tetapi juga untuk Karena itu, meskipun jumlah total enzim yang dibebaskan
mencegah kerusakan mukosa duodenum akibat asam. Cairan bervariasi bergantung pada lenis makanan yang dikonsumsi
basa (kaya NaHCOT) yang disekresikan oleh sel duktus (sekresi paling banyak dirangsang oleh lemak) namun per-
pankreas ke dalam lumen duodenum memiliki fungsi pen- bandingan enzim-enzim yang dibebaskan tidak berbeda ber-
ting menetralkan kimus asam sewaktu kimus masuk ke da- dasarkan jenis makanan. Yaitu, makanan tinggi protein tidak
lam duodenum dari lambung. Sekresi NaHCO, cair ini ada- menyebabkan pelepasan enzim pencernaan dengan proporsi
lah komponen terbanyak sekresi pankreas. Volume sekresi enzim proteolitik yang lebih besar. Namun, bukti menun-
pankreas berkisar antara 1 dan 2 liter sehari, bergantung pada jukkan bahwa dapat terjadi penyesuaian jangka panjang
ienis dan derajar stimulasi. dalam proporsi jenis enzim sebagai respons adaptifterhadap
perubahan berkepanjangan dalam diet. Sebagai contoh, pada
perubahan jangka panjang ke diet tinggi protein akan di-
I Sekresi eksokrin pankreas diatur oleh sekretin produksi enzim proteolitik dengan proporsi yang lebih besar.
dan CCK. Kolesistokinin mungkin berperan dalam adaptasi enzim
pencernaan pankreas terhadap perubahan diet.
Sekresi eksokrin pankreas diatur terutama oleh mekanisme
Seperti gastrin yang bersifat trofik bagi lambung dan
hormon. Selama fase sefalik pencernaan, terjadi sekresi pan-
usus halus, CCK dan sekretin juga memiliki efek trofik pada
kreas dalam jumlah terbatas akibat stimulasi parasimpatis,
pankreas eksokrin untuk mempertahankan integritasnya.
disertai peningkatan simbolik terjadi selama fase lambung
Kini kita akan melihat kontribusi unit pencernaan tam-
sebagai respons terhadap gastrin. Namun, stimulasi utama
bahan lainnya, hati dan kandung empedu.
sekresi pankreas terjadi selama fase usus pencernaan ketika
kimus berada di usus halus. Pelepasan dua enterogasrron
utama, sekrerin dan kolesistokinin (CCK) sebagai respons
terhadap kimus di duodenum berperan sentral dalam I Hati melakukan berbagai fungsi penting,
mengontrol sekresi pankreas (Gambar 15-13). termasuk menghasilkan empedu.
PERAN SEKRETIN DALAM SEKRESI PANKREAS Seiain getah pankreas, produk sekretorik lain yang dialirkan
ke lumen duodenum adalah empedu. Sistem empedu
Dari faktor-faktor yang merangsang pelepasan enrerogastron
mencakup hati, handung empedu, dan saluran-saluran
(lemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan), perangsang
terkaitnya.
utama yang secara spesifik untuk pelepasan sekretin adalah
asam di duodenum. Sekretin, selanjutnya, dibawa oleh darah
ke pankreas, tempat zat ini merangsang sel-sel duktus untuk FUNGSI HATI
meningkatkan sekresi cairan encer kaya NaHCO, ke dalam
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tu-
duodenum. Meskipun rangsangan lain dapar menyebabkan
buh; organ ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia
pelepasan sekretin namun merupakan hal yang sesuai jika
utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah
perangsang paling kuat adalah asam karena sekretin men-
sekresi garam empedu, yang membantu pencernaan dan pe-
dorong sekresi pankreas yang bersifat alkalis untuk menetral-
nyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi yang
kan asam. Mekanisme ini merupakan sistem kontrol untuk
tidak berkaitan dengan pencernaan, termasuk yang berikut:
memelihara netralitas kimus di usus. Jumlah sekretin yang
dikeluarkan proporsional dengan jumlah asam yang masuk 1. Memproses secara merabolis ketiga kategori utama nu-
ke duodenum sehingga jumlah NaHCO" yang disekresikan trien (karbohidrat, protein, dan lemak) setelah zavzar
serara dengan keasaman duodenum. ini diserap dari saluran cerna.
2. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan
PERAN CCK DALAM SEKRESI PANKREAS hormon serta obat dan senyawa asing lain.
Kolesistokinin penting dalam mengatur sekresi enzim pen- 3. Membentuk protein plasma, rermasuk protein yang
cernaan pankreas. Perangsang utama pelepasan CCK dari dibutuhkan untuk pembekuan darah dan yang untuk
mukosa duodenum adalah adanya lemak dan, dengan tingkat mengangkut hormon steroid dan tiroid serta kolesterol
yang lebih rendah, produk protein. Sistem sirkulasi meng- dalam darah.
angkut CCK ke pankreas tempat zar ini merangsang sel asi- 4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak
nus pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim pencernaan. viramin.
Di antara enzim-enzim ini terdapat lipase dan enzim pro- 5" Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama
teolitik, yang mencerna lebih lanjut lemak dan protein yang dengan ginjal.
1 Pembebasan 1 Pembebasan
sekretin dari CCK dari
mukosa duodenum mukosa duodenum
(Sekretin
diangkut j\,lie nei.ialka n (CCK diangkut Mencerna
oleh darah) oleh darah)
+ +
Sel duktus Sel asinus
pankreas pankreas
t Sekresi enzim
I Sekresi larutan cair
pencernaan pankreas
NaHCO, ke dalam
ke dalam lumen
lumen duodenum
duodenum
Gambar 16-13 -l
Kontrol hormon atas sekresi eksokrin pankreas.
6. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat yang membawa produk yang diserap dari saluran cerna
adanya makrofag residennya (lihat h. 433). langsung ke hati untuk diproses, disimpan, atau didetoksift-
7. Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin ada- kasi sebelum produk-produk ini memperoleh akscs ke sirku,
lah produk penguraian yang berasal dari destruksi sel lasi umum. Di dalam hati, vena porta kembali bercabang-
darah merah tua. cabang menjadi anyaman kapiler (sinusoid hati) untuk
memungkinkan terjadinya pertukaran antara darah dan he-
Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini namun
patosit sebelum darah mengalir ke dalam vena hepatika, yang
tidak banyak spesialisasi ditemukan di antara sel-sel hati. Setiap
kemudian menyatu dengan vena kava inferior.
sel hati, atau hepatosit, melakukan beragam tugas metabolik
dan sekretorik yang sama (hepato artinya "hati", slr artinya
"sel"). Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang ber-
kembang maju di dalam setiap hepatosit. Satu-satunya fungsi H Lsbulus hati dipisahkan oleh pembuluh darah
hati yang tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivitas dan saluran ernpedu.
fagosit yang dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal
Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal
sebagai sel Kupffer.
sebagai lobulus, yaitu susunan jaringan berbentuk heksa-
gonal mengelilingi satu vena sentral (Gambar 16-15a). Di
ALIRAN DARAH HATI setiap enam sudut luar lobulus terdapat tiga pembuluh:
Untuk melaksanakan beragam tugas ini, susunan anatomik cabang arteri hepatika, cabang vena porra hati, dan duktus
hati memungkinkan setiap hepatosit berkontak langsung biliaris. Darah dari cabang arteri hepatika dan vena porta
dengan darah dari dua sumber: darah arteri yang datang dari mengalir dari perifer lobulus ke ruang kapiler luas yang
aorta dan darah vena yang datang langsung dari saluran disebut sinusoid yang berjalan di antara jejeran sel hati ke
cerna. Seperti sel lain, hepatosit menerima darah arteri segar vena sentral seperti jari-jari roda sepeda (Gambar 16-15b).
melalui arteri hepatika, yang menyalurkan oksigen dan Sel Kupffer melapisi bagian dalam sinusoid serra menelan
metabolit-metabolit darah untuk diproses oleh hati. Darah dan menghancurkan sel darah merah dan bakteri yang me-
vena juga masuk ke hati melalui sistem porta hati, suatu lewatinya dalam darah. Hepatosit-heparosit tersusun antara
koneksi vaskular unik dan kompleks antara saluran cerna sinusoid dalam lempeng-lempeng yang tebalnya dua sel, se-
dan hati (Cambar 16-14). Vena-vena yang mengalir dari sa- hingga masing-masing tepi lateral menghadap ke genangan
luran cerna tidak langsung menuju ke vena kava inferior, darah sinusoid. Vena sentral di semua lobulus hati menyatu
vena besar yang mengembalikan darah ke jantung. Namun untuk membentuk vena hepatika, yang mengalirkan darah
vena-vena dari lambung dan usus masuk ke vena porta hati, keluar dari hati. Saluran tipis pengangkut empedu, kana-
Sel Kupffer
Kanalikulus
biliaris
3.q
Y(E
O'!
Vena porta
hepatika
I
Ke Genjel hepatosit
duktus (sel hati)
hepatikus Lempeng hati
Sinusoid Arteri
hepatika Vena sentral
(a) (b)
Gambar 16-15
Anatomi hati. (a) Lobulus hati. (b) Potongan lobulus hati berbentuk baji.
672 Bab'16
menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut (Gambar yang sama saling tolak-menolak, maka gugus-gugus ber-
16-17a). Gerakan mencampur oleh usus memecah-mecah muatan negatif di permukaan butiran lemak menyebabkan
butiran lemak besar menjadi butiran-butiran yang lebih butiran tersebut saling menjauh (Gambar l5-l7b). Daya
kecil. Butiran-butiran kecil ini akan cepat bergabung kem- tolak listrik ini mencegah butir-butir kecil kembali ber-
bali jika tidak ada garam empedu yang terserap di per- gabung membentuk gumpalan lemak besar sehingga meng-
mukaannya dan menciptakan selubung muatan negatif hasilkan emulsi lemak yang meningkatkan permukaan yang
larut air di permukaan setiap butiran kecil. Karena muatan tersedia untuk kerja lipase.
*)
;j",:J"Jf*., I
;\l
.--<l I U,-,-
v
/*/ nu=.:
-
1_
/\
\ \*, / \*J
,- *)/
-\0; j -\ do--**:ob{
*',-
*t/
*C) :
'*
,o*
/-\
'\
- ---,O
/'*
€+xdo=
n
Y {-*-rff* f?\
\ / '\ /
r*
\*r-"l *t/ \*\ ( \*\-l. /
.*17
*\Uq__ v
c.U a/
*,--\r-;<J:_"a h\)l7
-/f) v^\--r ,n\]-*
\ \ -,^) aJ
--,-ny\*
{\
\* /*rv \_ !_ \
(b)
Gambar'16-'17
Struktur skematik dan fungsi garam empedu. (a) Gambaran skematik struktur garam empedu dan adsorpsinya ke permukaan
butiran keeil lemak. Garam empedu terdiri dari bagian larut lemak yang larut dalam butiran lemak dan bagian larut air yang
bermuatan negatif yang menonjol dari permukaan butiran. (b) Pembentukan emulsi lemak melalui efek garam empedu. Ketika
butiran besar lemak terurai menjadi butiran-butiran yang lebih kecil oleh kontraksi usus, garam-garam empedu terserap ke
permukaan butiran halus, membentuk selubung yang terdiri dari komponen garam empedu larut air bermuatan negatif yang
menyebabkan butiran-butiran halus tersebut saling tolak. Efek ini menyebabkan butiran-butiran lemak terpisah dan tidak
kembali menyatu, meningkatkan luas permukaan lemak yang tersedia untuk pencernaan oleh lipase pankreas. Butiran lemak
teremulsifikasi ini bergaris tengah sekitar 1 mm.
\r-
a \L tc Bilirubin, konstituen utama lainnya pada empedu,
sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi merupakan
sama
Wo'
\LI produk sisa yang diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin
I adalah pigmen empedu urama yang berasal dari penguraian
rnti *imrrriohrhS
Q S"rr" larut
-
lemak C
r1\-\ yang telah usang dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang
melapisi bagian dalam sinusoid hati dan di tempat-tempat
lain di tubuh. Bilirubin adalah produk akhir penguraian
Kolesterol YO bagian hem (yang mengandung besi) hemoglobin yang
terkandung di dalam sel darah merah usang ini (lihat h. 423).
Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara
i aktif disekresikan ke dalam empedu.
augiun larut air
674 Bab 16
tampak kekuningan, di mana warna ini paling mudah terlihat CATAIAN KLINIS. Karena menyimpan empedu pekat
di bagian putih mara. Ikterus dapat ditimbulkan oleh tiga cara maka kandung empedu adalah tempar utama terjadi peng-
berbeda: endapan konstituen-konsriruen empedu pekat menjadi batu
empedu. Untungnya, kandung empedu tidak berperan esensial
l. Ihterus prabati (masalah terjadi "sebelum hati") atau
dalam pencernaan, sehingga pengangkatannya sebagai terapi
hemolitih, disebabkan oleh pemecahan (hemolisis) ber-
untuk batu empedu atau penyakit kandung empedu lain tidak
lebihan sel darah merah, yang menyebabkan hati men-
menimbulkan masalah khusus. Empedu yang disekresikan di
dapat lebih banyak bilirubin daripada kemampuan
antara waktu makan disimpan di duktus biliaris komunis,
mengekskresikannya.
yang menjadi melebar.
2. Ibterus hati (masalah terletak di "hati") terjadi ketika
Selama pencernaan makanan, saat kimus mencapai usus
hati mengalami penyakit dan tidak dapat menangani
halus, adanya makanan, khususnya produk lemak di lumen
bilirubin bahkan dalam jumlah normal.
duodenum memicu pelepasan CCK. Hormon ini merang-
3. Ihterus pascahati (masalah terjadi "setelah hati"), atau
sang kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter Oddi,
obstruktif, terjadi ketika saluran empedu tersumbat
sehingga empedu dikeluarkan ke dalam duodenum, rempar
misalnya oleh batu empedu sehingga bilirubin tidak
bahan ini secara tepar membantu pencernaan dan penyerap-
dapat dieliminasi di rinja.
an lemak yang memicu pelepasan CCK.
I Garam empedu adalah perangsang paling kuat I Hepatitis dan sirosis merupakan penyakit hati
peningkatan sekresi empedu.
tersering.
Sekresi empedu dapat ditingkatkan oleh mekanisme kimiawi,
CAaIAIAN KLINIS. Hepatitis adalah penyakit peradangan
hormon, dan saraf:
hati yang terjadi karena bermacam penyebab, termasuk infeksi
I Mekanisme kimiaui (garam empedu). Setiap bahan yang virus atau pajanan ke bahan toksik, seperti alkohol, karbon
meningkatkan sekresi empedu oleh hati disebut koleretik. tetraklorida, dan obat penenang rerrenru. Keparahan hepatitis
Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Di berkisar dari ringan dengan gejala reversibel hingga kerusakan
antara waktu makan, empedu disimpan di kandung empedu, hati akut masif dengan kemungkinan kematian dini akibat
tetapi sewaktu makan empedu disalurkan ke dalam duodenum gagal hati akut.
oleh kontraksi kandung empedu. Setelah ikut serta dalam Peradangan hati yang berulang atau berkepanjangan,
pencernaan dan penyerapan lemak, garam empedu biasanya berkaitan dengan alkoholisme kronik, dapat me-
direabsorpsi dan dikembalikan oieh sirkulasi enterohepatik nyebabkan sirosis, suatu keadaan di mana hepatosit yang ru-
ke hati, tempat zar-zat ini bekerja sebagai koleretik poten sak diganti secara permanen oleh jaringan ikat. Jaringan hati
untuk merangsang sekresi empedu lebih lanjut. Karena itu, memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi, dalam
sewaktu makan, ketika garam empedu dibutuhkan dan keadaan normal mengalami pertukaran sel secara gradual.
sedang digunakan, sekresi empedu oleh hati meningkat. Jika sebagian jaringan hati rusak maka jaringan yang hilang
I Mekanisme hormon (sehretin). Selain meningkatkan se- dapat diganti dengan meningkatkan laju pembelahan sel.
kresi NaHCO, cair oleh pankreas, sekretin juga merangsang Namun seberapa cepat hepatosit dapat diganti memiliki
peningkatan sekresi empedu alka.lis cair oleh duktus biliaris batas. Seiain hepatosit, sejumlah kecil fibroblas (sel jaringan
tanpa disertai oleh peningkatan setara garam-garam empedu. ikat) tersebar di antara lempeng-lempeng hati dan mem-
I Mekanisme saraf (saraf uagus). Stimrrlasi vagus pada hati bentuk rangka penunjang hati. Jika hati terpajan ke bahan
berperan kecil dalam sekresi empedu selama fase sefalik toksik misalnya alkohol sedemikian sering sehingga hepatosit
pencernaan, yang mendorong peningkatan aliran empedu baru tidak dapat dibentuk cukup cepat untuk mengganti sel
hati bahkan sebelum makanan mencapai lambung atau usus. yang rusak maka fibroblas yang lebih kuat mer.gambil alih
dan berkembang berlebihan. Jaringan ikat ekstra ini tidak
banyak memberi ruang bagi pertumbuhan kembali hepatosit.
I Kandung empedu menyimpan dan memekatkan Karena itu, sewaktu sirosis terjadi secara perlahan, jaringan
empedu di antara waktu makan dan hati aktif secara bertahap berkurang yang akhirnya menye-
mengeluarkan isinya sewaktu makan, babkan gagal hari kronik.
Setelah membahas organ-organ pencernaan tambahan
Meskipun faktor-faktor yang baru dijelaskan meningkatkan yang mengalirkan produk eksokrinnya ke dalam lumen usus
sekresi empedu oleh hati selama dan setelah makan, namun halus, kini kita akan meneliti kontribusi usus halus itu
sekresi empedu oleh hati berlangsung secara rerus-menerus. sendiri.
Di antara waktu makan, empedu yang disekresikan tersebut
dialihkan ke kandung empedu, rempar bahan ini disimpan
dan dipekatkan. Tianspor aktif garam keluar dari kandung
USUS HALUS
empedu, dengan air mengikuti secara osmotis, menyebabkan
konsentrasi konstituen-konstituen organik meningkat 5 sam- Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan
pai 10 kali lipat. penyerapan berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lan-
676 Bab 16
cernaan dan penyerapan. Isi usus halus biasanya memerlukan
3 sampai 5 jam untuk melintasi usus halus.
I Taut ileosekum mencegah kontaminasi usus
halus oleh bakteri kolon.
Gambar t6-20
Kontrol katup/sfingter ileosekum. Pertemuan antara ileum dan usus besar adalah katup ileosekum, yang dikelilingi oleh otot
polos tebal, sfingter ileosekum. Tekanan di sisi sekum mendorong katup tertutup dan menyebabkan kontraksi sfingter, men-
cegah isi kolon yang penuh bakteri mencemari usus halus yang kaya nutrien. Katup/sfingter terbuka dan memungkinkan isi
ileum masuk ke usus besar sebagai respons terhadap tekanan di sisi ileum katup dan terhadap hormon gastrin yang dikeluarkan
sewaktu makanan berikutnya masuk lambung.
678 Bab 16
Tabel 16-6
Proses Feniernaan untu'kTig;, Kategori Utama Nutrien
I Permukaan dalam usus halus membentuk lipatan-lipatan barley, dan r7r. Produk padi-padian ini banyak rerdapat di
sirkular permanen yang dapat dilihat dengan mata telanjang makanan olahan. Penyakit ini adalah suaru gangguan imu-
dan meningkatkan luas permukaan tiga kali lipat. nologik kompleks di mana pajanan ke giuten merangsang
I Dari permukaan yang terlipat ini terbentuk tonjolan, secara abnormal pengaktifan respons sel T yang merusak vilus
tonjolan mikroskopik berbentuk jari yang dikenal sebagai usus: jumlah vilus berkurang, mukosa menjadi datar, dan
vilus, yang menyebabkan lapisan dalam tampak sepefti be- brush border menjadi pendek dan tumpul (Gambar 16-23).
ludru dan meningkatkan luas permukaan 10 kali lipat lagi Karena lenyapnya vilus ini mengurangi luas permukaan yang
(Gambar 16-22). Permukaan setiap vjlus dilapisi oleh sel-sel tersedia untuk penyerapan maka peny€rapan semua nuuien
epitel yang berselang-seling dengan sel mukus. terganggu. Penyakit ini diterapi der.rgan elin.rinasi gluten dari
I Dari permukaan luminal sel-sel epitel ini juga terbentuk dier.
tonjolan-tonjolan halus mirip rambut yang disel:v bruih
border atau mikrovilus sehingga luas permukaan meningkat STRUKTUR VILUS
20 kali lipat lagi. Setiap sel epitel memiliki hingga 3000 Penyerapan menembus dinding saluran cerna melibatkan
sampai 6000 mikrovilus, yang hanya dilihat dengan transpor transepitel serupa dengan perpindahan bahan me-
"dapat
mikroskop elektron. Enzim-enzim usus halus melaksanakan nembus tubulus ginjal (lihat h. 569). Setiap vilus memiliki
fungsinya di dalam membran brush border ini. komponen-komponen utama berikut (Gambar l6-21 c):
Secara bersama-sama, lipatan, vilus, dan mikrovilus menye- I Sel epitel yang menutupi permukaan zllzs. Sel-sel epitel
babkan luas permukaan luminal usus halus 600 kali lipat disatukan dibatas lateral oleh ralrr erar, yang membatasi
lebih besar daripada jika usus ini hanya berupa pipa dengan lewatnya isi lumen di antara sel-sel, meskipun raur erat di
panjang dan garis tengah yang sama dan dilapisi bagian usus halus iebih bocor daripada yang terdapat di lambung. Di
dalamnya oleh permukaan yang datar. Pada kenyataannya, batas luminalnya, sel epitel memiliki pembawa/pengangkut
jika permukaan usus halus dibentangkan hingga datar maka untuk menyerap nutrien spesifik dan elektrolit dari lumen
luasnya akan menutupi sebuah lapangan tenis. serta enzim pencernaan yang melekat ke membran yang me-
CATAIAN KLINIS. Malabsorpsi (gangguan penye- nuntaskan pencernaan karbohidrat dan protein.
rapan) dapat disebabkan oleh kerusakan arau pengurangan I Inti jaringan ikat. Inti ini dibentuk oleh lamina propria.
luas permukaan usus halus. Salah satu penyebab yang umum I Anyaman bapiler. Setiap vilus didarahi oleh sebuah arte-
adalah enteropati gluten, yang juga dikenal sebagai celiac riol yang bercabang-cabang membentuk anyaman kapiler di
disease. Pada penyakit ini, usus halus pasien sangat peka dalam inti vilus. Kapiler-kapiler ini kemudian kembali me-
terhadap gluten, suatu, konstituen protein pada gandum, nyatu membentuk venula yang mengalir menjauhi viius.
(b)
Sel epitel
E
c
Mucous cell l
I
G
f
_ vilus
:
o
Lakteal sentral =
o
o
d
c
.q
(c)
@
{JAfnUar I ft)"ll
Pada foto mikroskop elektron ini tampak vilus menonjol dari
Kriptus
Lieberkr-ihn
mukosa usus halus.
Arteriol
Venula
Pembuluh limfe
cairan interstisium di dalam inti jaringan ikat vilus, dan
kemudian menembus dinding pembuluh kapiler atau limfe.
Seperti transpor ginjai, penyerapan di usus mungkin aktif
Mikrovilus
atau pasif, dengan penyerapan aktif memerlukan pengeluaran
{brush b*rder)
energi paling tidak selama salah satu tahap transpor rranse-
pitelnya.
(d) $el epitel
680 Bab 16
Brush border korosif mudah rusak dan tidak berumur panjang sehingga
mereka harus terus-menerus diganti oleh sel baru yang masih
segar.
682 Bab 16
.t"'.,rt..
@@
Transpor
aktif sekunder
dependen
energi dan Na'
o Polisakarida makanan yaiiu tepung dan glikogen diubah menjadi disakarida maltosa melalui efek amilase liur
dan pankreas.
Maltosa dan disakarida makanan laktosa dan sukrosa masing-masing diubah menjadi monosakaridanya oleh disakaridase
@ (maltase, laktase, dan sukrase) yagn terletak di brush border sel epitel usus halus.
Monosakarida glukosa dan galaktosa terserap ke dalam interior sel dan akhirnya masuk ke darah melalui transpor aktif
@ sekunder dependen energi dan Na-.
Monosakarida fruktosa diserap ke dalam tubuh dengan difusi terfasilitasi pasif.
@
Gambar 16-24
Pencernaan dan penyerbpan karbohidrat
Protein makanan dan endogen dihidrolisis menjadi asam-asam amino konstituennya dan beberapa fragmen peptida kecil oleh
pepsin lambung dan gnzim proteolitik pankreas.
Asam amino diserap ke dalam sel epitel usus halus dan akhirnya masuk ke darah melalui transpor aktif sekunder dependen
energi dan Na-. Berbagai asam amino diangkut oleh pembawa yang bersifat spesifik.
PeptiOa kecil, yang diserap oleh tipe pembawa tersendiri, dipecah menjadi asam-asam amino pembentuknya oleh
€l aminopeptidase di brush border sel epitel atau oleh peptidase intrasel.
Gambar 16-25
Pencernaan dan penyerapan protein
684 Bab 16
Karena tidak larut air maka lemak harus
menjalani serangkaian transformasi agar
dapat dicerna dan diserap
Lemak makanan dalam bentuk globulus
lemak besar yang terdiri dari trigliserida
diemulsifikasi oleh efek deterjen garam-
garam empedu menjadi suspensi butiran-
butiran halus lemak. Emulsi lemak ini
mencegah menggumpalnya butiran-
butiran lemak sehingga meningkatkan
luas permukaan yang tersedia untuk
diserang oleh lipase pankreas.
Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi
)- -( )-
-(_\_-/_ monogliserida dan asam lemak bebas.
_\_/_ ffi eroduk-produk tak larut air ini dibawa ke
Emulsi lemak bagian interior misel yang larut air, yang
_oo_o
dibentuk oleh garam empedu dan
konstituen empedu lainnya, ke permukaan
luminal sel epitel usus halus.
Ketika misel mendekati permukaan epitel
absorptif, monogliserida dan asam lemak
meninggalkan misel dan secara pasif
berdifusi menembus lapis ganda lemak
membran luminal.
@ Monogliserida dan asam lemak bebas
diresintesis menjadi trigliserida di dalam
sel epitel.
Lumen
Misel
\c: Cnr
C \:OY
,Li
lct
C
o
:
C
oLl
*
Difusi
misel
Misel n lo
\-*FG;;lJ
Penyerapan pasif
["Jffiti;:;"n" I o
lipoprotein + ffi TristiseriOatrigliserida ini menyatu dan
dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein
><
Sel epitel vilus
untuk membentuk kilomikron yang larut
air yang kemudian dikeluarkan dengan
(Eksositosis) eksositosis melalui membran basal sel.
Kilomikron tidak dapat menembus
Lakteal
membran basal kapiler darah, sehingga
sentral
masuk ke pembuluh limfe, lakteal sentra.
Gambar 16-25
Pencernaan dan penyerapan lemak.
dengan setiap garam empedu melakukan fungsi pengangkut- retikulum endoplasma sel epitel), yang menyebabkan butiran
nya berulang-ulang sebelum akhirnya direabsorpsi. lemak tersebut larut air. Butiran lemak besar yang telah di-
Setelah berada di interior sel epitel, monogliserida dan bungkus ini, yang dikenal sebagai kilomikron, dikeluarkan
asam iemak bebas diresintesis menjadi trigliserida. Tiigli- oleh eksositosis dari sel epitel ke dalam cairan interstisium di
serida-trigliserida ini menyatu menjadi butiran-butiran ialu dalam vilus. Kilomikron kemudian masuk ke lakteal sentral
dibungkus oleh suatu iapisan lipoprotein (disintesis oleh dan bukan ke kapiler karena perbedaan struktural antara
586 Bab 16
o Besi yang tidak
diserap oleh sel
Q lrnyu sebagian dari besi yang tertelan
berada dalam bentuk yang dapat diserap.
_-
@ffii^
Besi dalam diet yang diserap ke dalam sel
@ epitel usus halus dan segera dibutuhkan
untuk produksi sel darah merah dipindahkan
o @
ke daiam darah.
Gambar 16-27
Penyerapan besi.
mr.rskularis mukosa, secara periodik menekan iakteal sentral getah pencernaan yang berasal dari plasma. Ingatlah bahwa
dan "memeras" limfe keluar dari pembuluh ini. pembuluh- plasma adalah sun-rber- sekresi pencernaan, karena sel-sel
pembuluh limfe akhirnya menyaru untuk membe ntuk t/uletus sekretorik n.rengekstraksi bahan-bahan mentah untuk produk
thorasikus, suatu pembuluh limfe besar yang mengalirkan sekretoriknya dari plasma. Karena keseluruhan volume plas-
isinya ke sistem vena di dada. Dengan cara ini lemak akhir- ma har.rya sekitar 2,75 liter maka penyerapan harus men,
nya memperoleh akses ke darah. Lemak yar.rg diserap dibawa dekati sekresi agar volume plasma tidak turun tajam.
oleh sirkulasi sistemik ke hati dan jaringan tubuh lainr.rya. Dari 9500 ml cairan yang masuk ke lumen usus halus per
Karena itu, hati tidak memiliki kesempatan untuk bekerja hari, sekitar 95o/o, atau 9000 ml cairan, norma.lnya diserap oieh
pada lemak yang rercerna, sampai lemak telah diencerkar.r usus halus kembali ke dalam plasma, dengan hanya 500 ml isi
oleh darah dalam sistem sirkulasi umum. Pengenceran lemak usus halus masuk ke kolon. Karena itu, tubuh tidak kehilangan
mer.rcegah hati menerima terlalu banyak lemak yang tidak getah pencernaan. Setelah konstituen-konsriruen gerah di-
dapat ditanganinya dalam satu waktu. sekresikan ke dalam lumen saluran cerna dan melaksanakan
fungsinya, konstituen-konsriruen rersebut dikembalikan ke plas_
ma. Satu-satunya produk sekretorik yang lolos dari tubuh adalah
I Penyerapan ekstensif oleh usus halus seimbang bilirubin, suatu produk sisa yang harus dieliminasi.
dengan sekresi.
588 Bab 16
Lumen
saluran cerna Sel parietal
lambung
Co.
H'+ Ct-
H.o
Na*
HCO;
I
HCO; * Na'
H. + HCO3-
I
H,CO.
I
co, + H,o
Gambar 16-28
Keseimbangan biokimiawi di antara lambung, pankreas, dan usus halus. Ketika pencernaan dan penyerapan berlangsung
normal, tidak terjadi penambahan atau pengurangan netto asam atau basa atau bahan kimia lain dari cairan tubuh
proses pencernaan. Sewaktu mensekresikan HCI, sel parietal lambung mengekstraksi Cl-, CO/ dan
lkibj't
HrO dari dan menambahan
HCor- ke dalam darah. Sel duktus pankreatikus mengekstraksi Hco3-serta Na* dari darah sei,,raktu s6kresi NaHCor. oi dalim
lumen usus halus, NaHCO, pankreas menetralkan HCI Iambung untuk membentuk NaCl dan HrCO' yang terurai rienjadi
CO, dan
Hro. Kemudian sel-sel usus menyerap Na., Cl , Co, da1 Hro ke dalam darah sehingga konstituin-konstituen yang diekstraksi
dari
darah sewaktu sekresi lambung dan pankreas diglnti kembali.
nyerapan telah diselesaikan di usus halus maka isi yang di- longitudinal yang terpisah, taeniae coli, yang berjalan di
salurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tak ter- sepanjang usus besar. teniae coli ini lebih pendek daripada
cerna (misalnya selulosa), komponen empedu yang tidak otot polos sirkular dan lapisan mukosa di bawahnya jika ke-
diserap, dan cairan. Kolon mengekstraksi HrO dan garam dua lapisan ini dibentangkan datar. Karena itu, lapisan-
dari isi lumennya. Apa yang terringgal dan akan dikeluarkan Iapisan di bawahnya disatukan membentuk kantung atau
disebut feses (tinja). Fungsi utama usus besar adalah untuk haustra, seperti rok panjang mengembang yang diikat di
menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain bagian pinggang yang menyempit. Haustra bukanlah sekedar
yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian besar kumpulan permanen yang pasif; haustra secara aktif berganti
massa dan karenanya membantu mempertahankan keter- lokasi akibat kontraksi lapisan otot polos sirkular.
aturan buang air.
Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan
tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai rempat penyerap-
I Kontraksi haustra secara perlahan mengaduk isi an dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kon-
kolon maju-mundur. traksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel
otot polos kolon. Kontralsi ini, yang menyebabkan kolon
Lapisan otot polos longitudinal luar tidak mengelilingi usus membentuk haustra, serupa dengan segmentasi usus halus
besar secara penuh. Lapisan ini terdiri dari tiga pita otot tetapi terjadi jauh lebih jarang. .Waktu di antara dua kontraksi
690 Bab 15
Kolon transversum
,;-
\" 3q I
I
1
.i ri i ioi;r,*',+:i,,r,,,niEiii.ij'd{1!rj'{.' Haustra
; 'i '.18
' i iirrl.
ll i,i
lr
laenlae +:
,ll
:r+
jjl:.
i r ,':'l'
coli r , ;i.
rr,, a.+- Kolon
''!: ,r.r desendens
:;#
s
Apendiks
Rektum sigmoid
-
Sfingter ani internus " h"t
(otot polos) --T-' Sfingter ani eksternus
,: (otot rangka)
Kanalis analis
Gambar'16-29
Anatomi usus besar.
Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks semuia teregang secara perlahan melemas, dan keinginan un-
gastrokolon yang diperantarai dari lambung ke kolon oleh tuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya
gastrin dan saraf oronom ekstrinsik, yang menjadi pemicu mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali
utama gerakan massa di kolon. Pada banyak orang, refleks meregangkan rektum sema memicu refleks defekasi. Selama
ini paling jelas setelah sarapan dan sering diikuti oleh ke- periode inaktivitas, kedua sfingter tetap berkontraksi untuk
inginan untuk buang air besar. Karena itu, ketika makanan menjamin kontinensia tinja.
masuk ke saluran cerna, rerpicu refleks-refleks yang memin- Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan
dahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk menyedia- mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen
kan tempat bagi makanan yang baru masuk. Refleks gas- dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan.
troileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke Tindakan ini sangat meningkatkan tekanan intraabdomen,
dalam usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi ko- yang membantu mendorong rinja.
lon ke dalam rektum, memicu refleks defekasi.
692 Bab 16
yang mengalir melalui isi lumen menimbulkan suara ber- konstituen lain di lumen duodenum yang mengharuskan
kumur yang dikenal sebagai borborigmi. Bersendawa, perlambatan sekresi lambung.
mengeluarkan sebagian besar udara yang tertelan dari
lambung, tetapi sebagian masuk ke usus. Di usus biasanya SEKRETIN
hanya sedikit terdapat gas karena gas cepar diserap atau
Sewaktu lambung mengosongkan isinya ke dalam duode-
diteruskan ke dalam kolon. Sebagian besar gas di kolon
disebabkan oleh aktivitas bakteri, dengan jumlah dan sifat
num, adanya asam di duodenum merangsang pelepasan
sekretin, yang melakukan fungsi-fungsi terkait berikut ini:
gas bergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi dan
karakteristik bakteri kolon. Sebagian makanan, misalnya 1. Menghambat pengosongan lambung untuk mencegah
kacang-kacangan, mengandung tipe-tipe karbohidrat yang masuknya lebih banyak asam ke dalam duodenum sam-
tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi dapat diserang pai asam yangada telah dinetralkan.
oleh bakteri penghasil gas. Banyak dari gas ini yang di- 2. Menghambat sekresi lambung untuk mengurangi jum-
serap melalui mukosa usus. Sisanya dikeluarkan melalui lah asam yang diproduksi.
anus. 3. Merangsang sel-sel duktus pankreatikus untuk menam-
Untuk secara selektif mengeluarkan gas ketika feses juga bah volume sekresi encer NaHCO,, yang mengalir ke
ada di rektum, yang bersangkutan secara sengaja mengon- dalam duodenum untuk menetralkan asam.
traksikan otot-otot abdomen dan sfingter ani eksternus secara 4. Merangsang sekresi empedu kaya NaHCO, oleh hati
bersamaan. Ketika kontraksi abdomen meningkatkan tekan- yang juga dialirkan ke duodenum untuk membantu
an yang menekan sfingter ani eksternus yang menutup maka proses netralisasi. Netralisasi kimus yang asam di duo-
terbentuk gradien tekanan yang memaksa udara keluar denum membantu mencegah kerusakan dinding duo-
dengan kecepatan tinggi melalui lubang anus yang berbentuk denum dan membentuk lingkungan yang sesuai untuk
celah dan terlalu sempit untuk keluarnya feses. Lewatnya fungsi optimal enzim-enzim pencernaan pankreas yang
udara dengan kecepatan tinggi menyebabkan tepi-tepi lu- dihambat oleh asam.
bang anus bergetar, menghasilkan nada rendah khas yang 5. Bersama CCK, sekretin bersifat trofik bagi pankreas
menyertai keluarnya gas. eksokrin.
ccK
GAMBARAN UMUM HORMON Sewaktu terjadi pengosongan lambung, lemak dan nutrien
PENCERNAAN lain masuk ke duodenum. Nutrien ini, khususnya lemak
dan, dengan tingkat yang lebih rendah, produk protein,
Sepanjang pembahasan kita tentang pencernaan, kita telah menyebabkan pelepasan CCK, yang melakukan fungsi-fungsi
berulang kali menyebutkan berbagai fungsi tiga hormon pen- terkait berikut:
cernaan utama: gastrin, sekretin, dan CCK. Sekarang marilah
1. Menghambat moriliras dan sekresi lambung, sehingga
kita padukan semua fungsi di atas sehingga anda dapat waktu untuk pencernaan dan penyerapan nutrien yang
mengetahu.i peran adaptif keseluruhan interaksi-interaksi
sudah ada di duodenum cukup.
ini. Selain itu, kita akan memperkenalkan hormon pen- 2. Merangsang sel asinus pankreas untuk meningkatkan
cernaan yang ditemukan lebih belakangan, GIP
sekresi enzim pankreas, yang melanjutkan pencernaan
nurrien-nutrien ini di duodenum (efek ini sangat pen-
GASTRIN
ting untuk pencernaan lemak, karena lipase pankreas
Protein di lambung merangsang pelepasan gastrin, yang me- adalah satu-satunya enzim yang mencerna lemak).
lakukan fungsi-fungsi berikut: 3. Menyebabkan kontraksi kandung empedu dan relaksasi
sfingter Oddi sehingga empedu dialirkan ke dalam duo-
1. Bekerja melalui beragam cara untuk meningkatkan se-
denum untuk mempermudah pencernaan dan penyerap-
kresi HCI dan pepsinogen. Kedua bahan ini, selanjut-
an lemak. Efek deterjen garam empedu sangar penring
nya, adalah faktor utama yang memulai pencernaan
bagi kemampuan lipase pancreas dalam melaftsanakan
protein yang memicu sekresinya.
tugasnya. Berbagai efek CCK ini beradaptasi baik dengan
2. Meningkatkan moriliias lambung, merangsang motilitas
penanganan lemak dan nurrien lain yang keberadaannya
ileum, melemaskan sfingter ileosekum, dan memicu
di duodenum memicu pelepasan hormon ini.
gerakan massa di kolon - fungsi-fungsi yang semuanya
ditujukan untuk menjaga isi usus tetap bergerak maju
4. Selain itu, sekretin dan CCK, yang sama-sama memiliki
efek stimulatorik kuat pada pankreas eksokrin, bersifat
sewaktu kedangan makanan baru.
trofik bagi jaringan ini.
3. Bersifat trofik tidak saja untuk mukosa lambung tetapi
juga untuk mukosa usus halus, membanru memelihara 5. CCK juga diperkirakan berperan dalam perubahan
lapisan dalam saluran cerna agar tetap berfungsi opti,
adaptifjangka panjang dalam proporsi enzim pankreas
yang diproduksi sebagai respons terhadap perubahan
mal.
diet yang berkepanjangan.
Dapatlah diperkirakan bahwa sekresi gastrin dihambat 6. Selain mempermudah pencernaan nutrien yang tertelan,
oleh akumulasi asam di lambung dan oleh adanya asam dan CCK adalah regulator penting asupan makanan. Hor-
RINGKASAN BAB
Pendahuluan (h. 641-649) (3) Lemak makanan dalam bentuk trigliserida dicerna
I Empat proses pencernaan dasar adalah motilitas, sekresi, menjadi unit-unit yang dapat diserap yaitu monogliserida
pencernaan, dan penyerapan. dan asam lemak bebas.
I Tiga kelas nutrien kaya energi dicerna menjadi unit-unit Sistem pencernaan terdiri dari saluran cerna dan organ
yang dapat diserap sebagai berikut: (1) Karbohidrat ma- pencernaan tambahan (kelenjar liur, pankreas eksokrin,
kanan dalam bentuk polisakarida tepung dan glikogen dan sistem empedu). (Liharlah Tabel 16-l).
dicerna menjadi unit-unit monosakarida yang dapat di- Saluran cerna adalah saluran kontinyu yang berjalan dari
serap, terutama glukosa. (Lihatlah Gambar 16-I). (2) Pro- mulut hingga anus, dengan modifikasi-modifikasi lokal
tein makanan dicerna menjadi unit-unit yang dapat di- yang mencerminkan spesialisasi regional untuk melak-
serap yaitu asam amino dan beberapa polipeptida kecil. sanakan fungsi pencernaan.
694 Bab 16
I Lumen saluran cerna berhubungan dengan lingkungan terjadi karena kontraksi peristaltik yang kuat. (Lihatkh
eksternal sehingga isinya secara teknis berada di luar tu- Gambar 16-8).
buh; susunan ini memungkinkan makanan dicerna tanpa I Pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor berikut di
menyebabkan tubuh sendiri tercerna selama proses ber- lambung dan duodenum. (1) Volume dan fuiditas kimus
langsung. di lambung cenderung meningkatkan pengosongan isi
I Dinding saluran cerna memiliki empat lapisan di sebagian iambung. (2) Faktor duodenum, yaitu faktor dominan
besar panjangnya. Dari bagian paling dalam keluar adalah yang mengontrol pengosongan lambung, cenderung me-
mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. nunda pengosongan lambung sampai duodenum siap me-
(Liharlah Gambar 1 6-2). nerima dan memproses lebih banyak kimus. Faktor-faktor
I Aktivitas pencernaan diatur secara cermat oleh mekanis- spesifik di duodenum yang menunda pengosongan lam-
me otonom, saraf (intrinsik dan ekstrinsik), dan hormon bung adalah lemak, asam, hipertonisiras, dan peregangan.
untuk memastikan bahwa makanan yang tertelan diguna- Faktor-faktor ini menunda pengosongan lambung dengan
kan secara maksimal oleh tubuh untuk produksi energi menghambat aktivitas peristaltik lambung oleh refeks
dan penyediaan bahan mentah. (Lihatlah Gambar 16-3). enterogastrik dan enterogastron (sekretin dan kolesisto-
kinin) yang disekresikan oleh mukosa duodenum. (Lihar
Mulut (h.649-652)
lah Gambar 16-8 dan Tabel I6-2).
I Motilitas: Makanan masuk ke sistem pencernaan me- I Sekresi: Sekresi ke dalam lumen lambung mencakup (1)
lalui mulut, tempat makanan dikunyah dan dicampur
HCI (dari sel parietal), yang mengaktifkan pepsinogen,
dengan liur untuk mempermudah penelanannya.
mendenaturasi protein, dan mematikan bakteri; (2) p.p-
I Sekresi: Enzim liur, amilase, memulai pencernaan kar- sinogen (dari chief cell), yang setelah diaktifkan, memulai
bohidrat. Liur esensial untuk berbicara dan berperan penting
pencernaan protein; (3) mukus (dari sel mukus), yang
dalam kesehatan gigi, lebih penting daripada fungsi pen-
membentuk lapisan protektif yang beperan dalam sawar
cernaannya yang minor. Sekresi liur dikontrol oleh pusat liur
mukosa lambung, memungkinkan lambung menampung
di medula, diperantarai oleh persarafan oronom kelenjar liur.
isi lumennya yang "keras" tanpa ia sendiri tercerna; dan
(Lihatlah Gambar I 6-4).
(4) faktor intrinsik (dari sel parietal), yang berperan pen-
I Pencernaan: Amilase liur mulai mencerna polisakarida ting dalam penyerapan vitamin B,r, suatu konstituen yang
menjadi disakarida maltosa, suaru proses yang berlanjut di
esensial bagi produksi sel darah merah. (Lihatkh Tabel
lambung setelah makanan tertelan sampai amilase akhirnya
16-3 dan Gambar 16-9, 16-10, dan 16-11).
diinaktifkan oleh getah lambung yang asam. (Lihatlah Gam-
I Lambung juga mengeluarkan faktor regulatorik parakrin
bar 16-I dan Thbel 16-6, h. 679).
dan endokrin berikut: (1) hormon gastrin (dari sel G),
I Penyerapan: Tidak terjadi penyerapan nutrien di mulut. yang berperan besar dalam merangsang sekresi lambung;
Faring dan Esofagus (h.652-654) (2) histamin parakrin (dari sel ECL), suatu perangsang
I Motilitas: Setelah proses mengunyah, lidah mendorong kuat sekresi asam oleh sel parietal; dan (3) somatostatin
bolus makanan ke bagian belakang tenggorokan, yang parakrin (dari sel D), yang menghambat sekresi lambung.
memicu refleks menelan. Pusat menelan di medula (Lihatlah Tabel I 6-3) .
mengoordinasikan sekelompok aktivitas kompleks yang I Sekresi lambung berada di bawah mekanisme kontrol
menyebabkan penutupan saluran napas dan terdorongnya yang kompleks. Sekresi lambung meningkat selama fase
makanan melalui faring dan esofagus ke dalam lambung. sefalik dan fase lambung sekresi lambung, sebelum dan
(Liharlah Gambar 16-5 dan 16-6). selama makan oleh mekanisme yang melibatkan respons
I Sekresi: Sekresi esofagus, mukus, bersifat protektif. saraf vagus eksitatorik dan saraf intrinsik bersama dengan
I Pencernaan dan penyerapan: Tidak terjadi pencernaan efek stimulatorik gastrin dan histamin. Setelah makanan
dan penyerapan nutrien di faring atau esofagus. keluar dari lambung, sekresi lambung berkurang karena
hilangnya faktor-faktor stimulatorik, pelepasan somato-
Lambung (h.654-666) statin yang bersifat nienghambat, dan efek inhibitorik
I Lambung, suatu struktur berbentuk kantung yang terletak reflek enterogastik dan enterogastron selama fase usus
antara esofagus dan usus halus, menyimpan makanan sekresi lambung. (Lihatlah Tabel 16-4 dan t6-).
untuk beberapa waktu sampai usus halus siap mem- f Pencernaan: Pencernaan karbohidrat berlanjut di korpus
prosesnya lebih lanjut untuk penyerapan final. (Lihatlah lambung di bawah pengaruh amilase liur. Pencernaan
Gambar 16-/. protein dimulai oleh pepsin di antrum lambung, tempat
I Motilitas: Empat aspek motilitas lambung adalah peng- kontraksi peristaltik yang kuat mencampur makanan
isian, penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan dengan sekresi lambung, mengubahnya menjadi cam-
lambung. puran cairan kental yang dikenal sebagai |l.mus. (Lihatlah
I Pengisian lambung dipermudah oleh relaksasi reseprif Tabel 15-6, h.679.
otot lambung yang diperantarai oleh saraf vagus. I Penyerapan: Tidak ada nutrien yang diserap di lambung.
I Penyimpanan lambung berlangsung di korpus lambung,
tempat kontraksi peristaltik dinding orot yang tipis terlalu Sekresi Pankreas dan Empedu (h.666-675)
lemah untuk mencampur isi lambung. I Sekresi pankreas eksokrin dan empedu dari hati mengalir
I Pencampuran lambung di antrum yang berdinding tebal ke lumen duodenum.
696 Bab 16
di usus halus. Penyerapan sebagian dari garam dan air melalui saluran cerna, dan pemeliharaan integritas mu-
yang terringgal mengubah isi kolon menjadi feses. kosa lambung dan usus halus.
Sekretin dibebaskan rerurama sebagai respons terhadap
Gambaran Umum Hormon Pencernaan (h.693-694) keberadaan asam di duodenum, dan efeknya menetralkan
I Tiga hormon pencernaan yang utama adalah gastrin dari asam di iumen duodenum serta memelihara integritas
mukosa lambung serta sekretin dan kolesistokinin dari pankreas el.<sokrin.
mukosa duodenum. Masing-masing hormon ini melaku- Kolesistokinin rerurama dibebaskan sebagai respons rer-
kan banyak fungsi yang saling berkaitan. hadap adanya produk lemak di duodenum, dan efeknya
I Gastrin dibebaskan terutama sebagai respons terhadap mengoptimalkan kondisi untuk pencernaan lemak dan
adanya produk protein di lambung, dan efeknya adalah nutrien lain serta untuk mempertahankan integritas
meningkatkan pencernaan protein, pergerakan bahan pankreas eksokrin.
SOAL LATIHAN
Pertanyaan Obyektif (Jawaban di h. A-58) 3. menutup saluran d. penutupan sfingter
1. Lambung melemas sewaktu munrah. (Benar atau salah) napasketika gastroesofagus.
2. Tingkat penyerapan nutrien dari saluran cerna bergan- menelan e. bolus terdorong ke
tung pada kebutuhan tubuh. (Benar atau sakh?) 4. memicu refleks bagian belakang
3. Asam dalam keadaan normal tidak dapat menembus ke menelan mulut oleh lidah
dalam atau di antara sel-sel yang melapisi bagian dalam 5. mencegah f. aposisi rapat pita
lambung, yang memungkinkan lambung mampu me- masuknya makanan suara
nampung asam tanpa mencederai diri sendiri. (Benar kembali ke mulut
atau salah) sewaktu menelan
4. Makanan yang tidak diserap oleh usus halus akan di- 6. menurup saluran
serap oleh usus besar. (Benar atau salah?) hidung ketika
5. Pankreas endokrin mengeluarkan sekretin dan CCK. menelan
(Benar atau salah?) 14. Gunakan kode jawaban di kanan untuk mengidentifikasi
6. Protein terus hilang dari tubuh melalui sekresi pencer- karakteristik bahan-bahan yang tercanrum:
naan dan sel epitel yang terlepas, yang keluar bersama 1. mengaktifkan pepsinogen a. pepsin
tinja. (Benar atau salah?) 2. menguraikan.jaringan b. mukus
7. Ketika makanan secara mekanis diuraikan dan dicam- ikat dan serat oror c. HCI
pur dengan sekresi lambung, campuran cairan kental 3. bersifat basa d. faktor intrinsik
yang terbentuk dikenal sebagai ... 4. dapat bekerja secara e. histamin
8.
Refleks pencernaan yang melibatkan saraf otonom di- otokatalisis
kenal sebagai refleks ..., sedangkan refleks yang semua 5. memulai pencernaan
elemen lengkung refleksnya terletak di dalam dinding protein
usus dikenal sebagai refleks... 6. esensial untuk penyerapan
9. Dua bahan yang diserap oleh mekansime transpor vitamin B,,
khusus yang ada di ileum terminal adalah ... dan ... 7. menghambat amilase
10. Keseluruhan lapisan dalam usus halus diganti baru se- 8. melapisi mukosa lambung
tiap sekitar ... hari. 9. defisien pada anemia pernisiosa
11. Koleretik yang paling kuat adalah . .. 10. berfungsi sebagai pelumas
72. Mana dari yang berikut buhan merupakan fungsi liur? I 1. mematikan bakteri yang tertelan
memulai pencernaan karbohidrat 12. adalah perangsang kuat untuk sekresi asam
^. mempermudah
b. penyerapan glukosa menembus mu-
kosa mulut Pertanyaan Esai
c. mempermudah bicara 1. Jelaskan empat proses pencernaan dasar!
d. memiliki efek antibakteri 2. Sebutkan tiga kategori bahan makanan kaya energi dan
e. berperan penring dalam higiene mulut unit-unit yang dapat diserap dari masing-masingnya!
13. Cocokkan yang berikur: 3. Sebutkan komponen sistem pencernaanl Jelaskan anato-
1. mencegahudara a. penurupansfingter mi potongan melintang saluran cernal
masuk ke esofagus faringoesofagus 4. Apa empar faktor umum yang berperan dalam regulasi
sewaktu bernapas b. elevasi uvula fungsi sistem pencernaan? Apa peran masing-masing?
2. mencegah isi lambung c. posisi lidah 5. Jelaskan jenis motilitas di masing-masing komponen
kembali ke esofagus. menekan langit- saluran cernal Faktor yang mengontrol masing-
langit keras masing tipe motilitas?
^pa
UNTUK DIRENUNGKAN
(Penjelasan di h. A-58) 4. Setelah diekstraksi dari darah oleh hati, bilirubin di-
1. Mengapa pasien yang sebagian besar lambungnya di- konjugasikan (digabungkan) dengan asam glukuronat
angkat untuk mengobati kanker lambung atau penyakit oleh enzim glukuronil transferase di dalam hati. Hanya
tukak peptik yang parah harus makan dalam jumlah bila berada dalam bentuk terkonjugasi barulah bilirubin
sedikit tetapi sering dan bukan tiga kali sehari seperti dapat diekskresikan secara aktif ke dalam empedu. Un-
biasanya? tuk beberapa hari pertama kehidupan, hati belum dapat
2. Jumlah sel imun di gut associated lymphoid tissus (GAfT) menghasilkan glukuronil transferase dalam jumlah me-
yang terdapat di mukosa diperkirakan sama dengan madai. Jelaskan bagaimana defisiensi enzim transien ini
jumlah total sel pertahanan ini di bagian tubuh sisanya. menyebabkan keadaan ikterus pada neonatus yang
Perkirakan apa makna adaptif dari kemampuan per- sering dijumpai!
tahanan yang ekstensif pada sistem pencernaan inil 5 Jelaskan mengapa pengangkatan lambung atau ileum
3. Bagaimana defekasi dapat dilakukan oleh pasien yang terminal menyebabkan anemia pernisiosal
lumpuh dari pinggang ke bawah akibat cedera medula
spinalis bawah?
KASUS KLINIS
(Penjelasan di h. A-58) coklat. Apa kemungkinan besar penyebab gejala-gejalanya?
Thomas \7 mengalami nyeri tajam di abdomen kanan atas Jelaskan mengapa masing-masing gejala ini terjadi pada
setelah menyantap makanan tinggi lemak. la juga menyadari penyakit tersebutl
bahwa tinjanya kini berwarna putih keabuan dan bukan
698 Bab 15
SUMBER BACAAN PHYSIOEDGE
Situs PhysioEdge memperkenalkan aspek-aspek klinis fisiologi manusia. Untuk
Situs untuk buku ini berisi banyak alat bantu belajar yang bab ini, periksalah Case History 6: Just Stress.
bermanfaat, serta banyak petunjuk untuk bahan bacaan lebih
lanjut dan riset. Masuklah ke: Untuk anjuran bacaan, konsultasilah ke InfoTirac' College
Edition/Research di situs PhysioEdge atau pergi langsung ke
http://biologr.brookscole. com/sherwoodhp6
Pilihlah Chapter I6 dari menu drop-d.oun atavklik salah satu InfoTiac College Edition, perpusrakaan riset online anda di,
http ://infotrac.thomsonlearning.com
dari banyak pilihan lain, termasuk Case Histories, yang
Homeostasis: ,,:
Di antara faktor-faktor yang secara' homeostasis
'dipertahankan' adalah ketersediaan rnutrien
$istern t&.tbL!l'! kaya energi untuk sel dan suhu linglungan inter,nal,
rn€mpertahenkerl Hipotalamus membantu mengatur asupan makanan,
yang sangat Benting dalam keseimbangan energi.
hen'le*stasis
Hipotalamus juga membantu mempertahankan
suhu tubuh. Organ ini dapat mengubah:ubah
produksi panas oleh otot rangka dan dapat
menyesuaikan pengeluaran panas dari permukaan
kullt dengan memvariasikan jumlah darah hangat
yang mengalir ke pembuluh kulit dan dengan
rnengontrol prod uksi keringal; :
{us.$€€r$y;r:nxtr*:rt;r,1{*i*,i'€{'-.*.:,.;1i59n3r:f *ti!t i
${*rnsostasis €sesxsiei
hag$ kclangsungem
Lii..*
i ltuqH -^t
ssl
Otot rangka
Sel
Setiap sel memerlukan energi
untuk melakukan fungsi-fungsi yang
esensial bagi kelangsungan hidupnya
sendiri dan untuk melaksanakan kontribusi
khusus bagi pemeliharaan homeostasis.
Semua energi yang digunakan oleh sel
akhirnya disediakan dari makanan. Suhu
tubuh harus dipertahankan pada tingkat
yang cukup konstan untuk mencegah
perubahan-perubahan tak diinginkan
pada laju reaksi kimia di dalam
sel dan mencegah kerusakan
pada protein-protein sel
Asupan makanan sangat penting untuk menjalankan aktivitas suhu tubuhnya. Mereka juga harus memiliki mekanisme untuk
sel. Agar berat tubuh konstan, nilai kalori makanan harus mendinginkan tubuh jika tubuh mendapat terlalu banyak
sama dengan kebutuhan energi total. Keseimbangan energi, panas dari aktivitas otot rangka yang menghasilkan panas
dan karenanya berat tubuh, harus dipertahankan terutama atau dari lingkungan eksternal yang panas. 5uhu tubuh harus
dengan mengontrol asupan makanan. diatur karena laju reaksi kimia sel bergantung pada suhu, dan
Pengeluaran energi menghasilkan panas, yang penting panas berlebihan merusak protein-protein sel.
dalam regulasi suhu. Manusia, biasanya berada di lingkungan Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk
yang lebih dingin daripada tubuhnya, sehingga harus secara mempertahankan keseimbangan energi dan suhu tubuh.
terus-menerus menghasilkan panas untuk mempertahankan
700