PENDAHULUAN
I.1 Pendahuluan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Motilitas
Kontraksi otot yang mencampur & mendorong isi saluran pencernaan. Seperti
otot polos vaskuler, otot polos di dinding saluran pencernaan tyerus menerus
berkontraksi dengan kekuatan yang rendah yang dikenal sebagai tonus.
Tonus :
2
Mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap
Mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanent setelah
mengalami distensi/peregangan.
2. Gerakan mencampur
Fungsi :
Mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerakan tersebut membantu
pencernaan makanan.
Mempermudah penyerapan dengan memanjakan semua bagian isi usus ke
permukaan penyerapan saluran pencernaan.2
2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan
oleh kelenjar-kelenjar eksokrin.
Sekresi pencernaan berupa : air, elektroli, enzim, garam empedu atau mucus.
Sekresi semua getah pencernaan memerlukan energi untuk :
Transport aktif bahan mentah ke sel
Sintesis produk sekretorik oleh reticulum endoplasma
3. Pencernaan
Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya
kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-
enzim yang diproduksi di dalam system pencernaan.
3
Karbohidrat → Polisakarida / Disakarida → diubah menjadi monosakarida.
amilase
Polisakarida (kanji & glikogen) → glukosa + glukosa.
Disakarida : sukrase
sukrosa → glukosa + fruktosa
latase
laktosa → glukosa + galatosa
4. Penyerapan
Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus.
Melalui proses penyerapan, satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari
proses pencernaan tersebut, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit , dipindahkan
dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.
Saluran Pencernaan :
1. mulut
2. faring (tenggorokan)
3. esophagus
4. lambung
5. usus halus (duodenum, jejunum dan ileum)
6. usus besar
4
1. Mukosa
Bagian ini dibagi atas 3 lapisan :
a. Membrane mukosa.
Lapisan epitel bagian dalam yang berfungsi sebagai permukaan protektif. Mengalami
modifikasi di daerah-daerah tertentu untuk sekresi & absorpsi.
Mengandung :
Sel eksokrin : untuk sekresi getah pencernaan
Sel endokrin : untuk sekresi hormone saluran pencernaan.
Sel epitel : untuk penyera[an nutrient.
b. Lamina Propria
Tempat epitel melekat
Dilewati pembuluh darah, pembuluh limfe & serat saraf.
Mengandung GALT (Gut Assosiated Lymphoid Tissue) → penting dalam
pertahanan melawan bakteri usus.
c. Mukosa Muskularis
Lapisan otot polos di sebelah luar → sebelah lapisan mukosa
Permukaan mukosa bergelombang → luas permukaan untuk absorpsi sangat
meningkat.
2. Submukosa
Lapisan tebal jaringan ikat yang menyebabkan saluran pencernaan punya
elastisitas & distensibilitas.
Punya pembuluh darah & pembuluh limfe yang besar
Terdapat jaringan saraf → pleksus submukosa, yyangmemebantu mengontrol
aktivitas local masing-masing bagian usus.
3. Muskularis Ekterna
Lapisan otot polo utama di saluran pencernaan yang mengelilingi sub mukosa.
Terdiri 2 bagian :
a. Lapisan sirkuler dalam
Kontraksinya menyebabkan konstriksi atau penurunan garis tengah lumen di
titik kontraksi.
b. Lapisan longitudinal luar
Kontraksinya menyebabkan saluran memendek bersama-sama, aktivitas
kontrakti lapisan otot polos menyebabkan gerakan propulsive dan mencampur.
Pleksus Mienterikus
Jaringan saraf yang terlatak diantara kedua otot polos bersakma dengan pleksusu
submukosa membantu aktivitas otot polos local.
4. Serosa
Mengeluarkan caairan serosa encer yang melumasi & mencegah gesekan antara organ-
organ pencernaan dan visera di sekitarnya.
Berhubungan dengan mesenterium sehingga organ pencernaan terfiksai relative.
5
II.3 Pengaturan Fungsi Pencernaan
System saraf enteric, keduanya terdapat pada saluran pencernaan dari esophagus
sampai anus. Secara langsung mempengaruhi motilitas saluran pencernaan, sekresi
getah saluran pencernaan dan sekresi hormone pencernaan.
3. Saraf Ekstreisik
Saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan & mempersarafi berbagai organ
pencernaan. Saraf otonom,
Saraf simpatis : menghambat kontraksi dan sekresi saluran penceranaa
Saraf Parasimpatis : melalui saraf vagus cenderung meningkatkan motilitas otot
polos dan mendorong sekresi enzim dan hormone pencernaan.
6
Diangkut oleh darah ke bagian lain saluran pencernaan tempat hormone bekerja
(eksitatorik/inhibitorik) pada sel otot polos atau kelenjar eksokrin.
Pengaktifan Reseptor
Ada 2 jenis refleks saraf:
1. Refleks pendek
Jika jaringan saraf intrinsic pengaruhi sekresi / motilitas local sebagai respon
terhadap rangsangan local spesifik.
2. Refleks panjang
Aktivitas saraf otonom ekstinsik turut bekerja pada control lokan. Melibatkan
jalur-jalur panjang antara SSP dan system pencernaan.
1. Mulut
Mulut atau rongga oral adalah jalan masuk menuju system pencernaan dan
berisi organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum
terletak di anatar gigi dan bibir, dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama
dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum durum(keras) dan palatum molle
(lunak) di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan orofaring di bagian belakang.
a. Bibir tersususn dari otot rangka dan jaringan ikat. Organ ini berfungsi untuk
menerima makanan dan produksi wicara juga respon sensorik.
b. Lidah diletakan pada dasar mulut oleh frenulun lingua. Tersusun dari otot
rangka yang dikendaikan secara volunteer. Fungsinya untuk memadu makanan
waktu menguyah dan menelan, untuk berbicara. Pada lidah juga terdapat papil-
papil pengecap.
7
c. Kelenjar Saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari
saluran encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung
mucus. Ada 3 pasang kelenjar saliva :
Kelenjar Parotid adalah kelejar saliva terbesar, terletak agak kebawah
dan didepan telinga.
Kelenjar submaksilaris (submandibularis) kurang lebih sebesar kacang
kenari dan terletak di permukaan dalam pada mandibula.
Kelenjar sublingual terletak di dasar mulut dan membuka melalui
duktus sublingual kecil menuuju ke dasar mulut.
Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa, yaitu 98% air dan mengandung enzim
amylase serta berbagai jenis ion (Natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium), juga sekresi
mucus yang lebih kental dan lebih sedikit yang mengandung glikoprotein (musin), ion,
dan air.
Fungsi saliva :
Sekresi Saliva
Rata-rata 1-2 liter /hari
Kecepatan basal 0,5 ml/menit – maximal 5ml/menit.
Bersifat konstan dan kontinu → karena stimulasi konstan tingkat rendah ujung-
ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar saliva.
Rangsang Parasimpatis :
dominant
pengeluaran saliva encer, jumlah besar, kaya enzim.
Rangsang Simpatis :
8
menghasilkan volume saliva jauh lebih sedikit, kental &
kaya mucus.
Secara Mikro :
Bagian luar bibir di liputi kulit biasa, terdidri atas epidermis dan dermis,
terdapat epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk dengan lapisan dermis di
bawahnya yang merupakan jaringan ikat yang agaka padat.
Bagian merah bibi dilapisi epitel berlapis gepengtanpa lapisan tanduk, bentuk sel
gepeng, besar, dan jernih. Sedangkan bagian dalam bibir merupakan epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk.
Pada Lidah, terdapat 3 jenis papil yakni papilla sirkumvalat, ukuran papil besar
dan hanya terdapat pada pangkal lidah berderet sepanjang linea terminalis. Kemudian
papil filiformis, yang bentuknya mirip lembaran benang dengan ujung runcing.
Terdapat pada hamper seluruh permukaan lidah. Yang ketiga adalah papil
fungiformis bentuknya mirip jamur, terdapat diantara paila formis. Papil ini menonjol
diatas permuakann lidah, terdapat epitel berlapis gepeng dan sering mempunyai
lapisan tanduk.2
2. Faring
Faring merupakan rongga di belakang tenggorokan juga merupakan saluran
bersama untuk system pencernaan dan pernapasan. Pada faring terdapat tonsil, organ
limfoid yang merupakan bagian dari system pertahanan tubuh.
Mastikasi / Mengunyah
Tujuan :
Menggiling dan memecah makanan menjadi lebih kecil untuk membantu proses
menelan.
Mencampur makanan dengn saliva
Merangsang papil pengecap
Dapat bersifat volunteer. Suatu refleks ritmik yang ditimbulkan oleh pengaktivan otot-
otot rangka pada rahang, bibir, pipi, lidah sebagai respon terhadap tekanan makanan ke
jaringan mulut.
Otot pengunyah dipersarafi oleh cabang motorik dari saraf cranial kelima. Proses
mengunyah dikontrol oleh nucleus dalam batang otak. Gerakan mengunyah dapat
dirangsang oleh :
1. perangsangan formation retikularis dekat pusat batang otak untuk pengecapan
2. perangsangan area di hipotalamus, amigdala, dan korteks sersbri dekat area
sensoris untuk pengecapan dan penghidu.
3. Esofagus
Saluran berotot, lurus memanjang antara faring dan lambung. Pada kedua ujung
terdapat sfingter :
ujung atas : sfingter faringoesofagus
ujung bawah : sfingter ggastroesofagus
9
Secara Mikro :
Tunika Mukosa esophagus dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk. Dibawahnya terdapat lamina propria yang terdidri atas jaringan
ikat jarang.
Tunika Submukosa berupa jaringan ikat jarang, didalamnya terdapat
kelenjar esophagus yang bersifat mukoserosa. Pada sajian tertentu sering
ditemukan pleksusu sub mukosus Meissneri yang biasanya terdiri atas
sel ganglion otonom dan serat saraf.
Tunika muskularis, terdiri atas 2 lapisan yang sebelah dalam berupa
tunika muskularis sirkularis berupa berkas serat otot polos melingkar
sedangkan sebelah luar adalah tunika muskularis longitudinal berupa
berkas serat otot polos memanjang.
Tunika adventitia terdiri atas jaringan ikat jarang, tidak di liputi
peritoneum.2
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan osephagus adalah menelan, atau
deglutition. Menelan adalah proses pemindahan makanan dari mulut melalui
osephagus ke lambung.
Bolus (bola makanan) didorong lidah ke bagian belakang mulut ke faring,
merangsang reseptor tekanan di faring, kemudian terjadi pengiriman impuls aferen ke
pusat menelan di medulla, secara refleks mengaktivkan otot-otot dalam proses menelan.
Menelan dimulai secara volunteer, kemudian proses tidak dapat dihentikan. Pusat
menelan adalah daerah di medulla dan pons bagian bawah. Impuls motorik dari pusat
menelan ke farinf dan esophagus bagian atas, dijalarkan oleh : saraf cranial ke-5, ke-9,
ke-10, dam ke-12 serta beberapa saraf servical superior.
Selama menelan :
Sfingter faringoesofagus berkontraksi, terbuka sehingga bolus masuk ke esophagus,
sfingter menutup, saluran pernapasa terbuka dan bernapas lagi, tahap oroaring selesai.
Tahap Esofagus
Pada pusat menelan, adanya rangsangan dari N.X (vagus) sehingga menimbulkan
adanya gelombang peristaltic primer yang mendorong bolus di depannya melewati
esophagus ke lambung.
Tahapan Menelan
1. Tahap orofaring / faringeal
Berlangsung kurang lebih 1 detik
Perpindahan bolus dari mulut melalui faring & masuk esophagus
Trakea tertutup, esophagus terbuka, suatu gelombang peristaltic cepat
berasal dari faring mendorong bolus makanan ke dalam esophagus
bagian atas.
2. Tahap Esofagus
Selama menelan, makanan di cegah masuk mulut dan hidung dengan cara :
10
Posisi lidah menekan langit-langit keras
Uvula terangkat & tersangkut di bagian belakang tenggorokan, sehingga
saluran hidung tertutup.
Makanan dicegah masuk trakea oleh elevasi laring dan penutupan erat
oleh pita suara melintasi lubang laring (glottis)
Laring dan trakea tertutup sehingga otot-otot faring mendorong bolus ke
esophagus.1
Sekresi Esophagus
4. Lambung
Lambung adalah ogan berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga
abdomen di bawah diafragma. Ukuran dan bentuk bervariasi pada setiap individu.
Region-regio lambung terdiri dari bagian jantung, fundus, badan organ dan bagian
pylorus.
Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esophagus dan
lambung.
Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esophagus
Badan lambung adalah bagian yang berdilatasi di bawah fundus, yang
membentuk duapertiga bagian lambung. Tepi medial badan lambung yang
konkaf disebut kurvatur kecil, tepi lateralnya yang konfeks di sebut kurvatura
besar.
Bagian pylorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka ke
duodenum. Antrum pylorus mengarah ke mulut pylorus yang dikelilingi
sfingter pylorus muskularis tebal.
11
Histoogi Dinding Lambung.
Ada tiga lapisan jaringan dasar (mukosa, submukosa, dan jaringan muskularis)
beserta modifikasinya.
Fungsi Lambung
1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya
interval waktu yang panjang antara saat makan dan kemampuan
menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat
terakomodasi di bagian bawah saluran. Lambung tidak memilikiperan
mendasar dalam kehidupan dan dapat di angkat, asalkan makanan yang di
makan sedikt dan seriang
2. Produksi kimus. Aktivitas lambung menyebabkan terbentuknya
kimus(massa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari
bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum.
3. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin
dan asam klorida.
4. Produksi mucus. Mucus yang dihasilkan oleh kelenjar membentuk bariel
setebal 1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari
sekresinya sendiri.
12
6. Absorpsi. Absorpsi nutrient yang berlangsung dalam lambung hanya
sedikit. Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alcohol diabsorpsi pada
dinding lambung. Zat terlarut dalam ait terabsorpsi dalam jumlah yang tidak
jelas.
Sekresi Lambung
d. kelenjar pylorus, terletak pada regia antrum pylorus. Kelenjar ini mensekresi
mucus dan gastrin, suatu hormone peptide yang berpengaruh besar dalam
proses sekresi lambung.4
2. Tiga Tahap Sekresi lambung dinamakan sesuai dengan regia tempat terjadinya
stimulus. Factor saraf dan hormone terlibat.
2.Asam amino dan protein dalam makanan yang separuh tercerna dan zat kimia
(alcohol dan kafein) juga meningkatkan sekresi lambung melalui refleks local.
13
Merangsang sekresi lambung
Meningkatkan motilitas sekresi usus dan lambung
Mengkonstiksi sfingter esophagus bawah dan merelaksasi sfingter
pylorus.
Efek tambahan, seperti stimulasi sekresi pancreas dan peningkatan
motilitas usus.
c. Tahap Usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus
halus yang kemudian memicu factor saraf dan hormone.
Digesti dalam lambung terjadi karena cairan lambung memicu digesti protein dan
lemak.
1. digesti protein. Pepsinogen (disekresi sel chief) diubah menjadi pepsin oleh
asam klorida. Pepsin adalah enzim proteolitik, yang hanya dapat bekerja dengan
pH dibawah 5. Enzim ini menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Lambung
janin, memproduksi rennin, enzim yang mengkoagulasi protein susu, dan
menguraikannya memnbentuk dadi (curd)
2. lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak susu menjadi
asam lemak dan gliserol tapi aktivitasnya terbatas dalam kadar ph yang rendah.
3. karbohidrat. Amylase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja
pada pH netral. Enzim ini terbawa bersama bolus. Lambung tidak mensekresi
enzim untuk mencerna karbohidrat.
14
dari duodenum. Factor-faktor hormone dan saraf mencegah terjadinya
pengisian yang berlebihan pada usus dan memberikan waktu yang lebih
lama untuk digesti dalam usus halus.
sinyal umpan balik memungkinkan kimus memasuki usus halus pada
kecepatan tertentu sehingga dapat diproses.
5. Usus Halus
Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagin besar pencernaan dan
penyerapan. Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter
pylorus sampai ke katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar.
Panjangnya 6,3 m, diameter 2,5 m.
Dibagi 3 bagian :
1. duodenum, adalah bagian yang terpendek (25-30 cm).
2. yeyunum, adalah bagian yang selanjutnya. Panjangnya kira-kira 1-1,5 m.
3. ileum, (2-2,5 m) merentang sampai menyatu dengan usus besar.
Motilitas
Gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan,
memungkinkan produk akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absorptive,
dan mendorong zat sisa memasuki usus besar. Pergerakan ini dipicu oleh peregangan
dan secara refleks dikendalikan oleh SSO.
15
b. Vili adalah jutaan tonjolan menyerupai jari yang memanjang ke lumen
permukaan mukosa. Vili hanya ditemukan pada usus halus, setiap vilus
mengandung jarring-jaring kapiler dan pembuluh limfe yang disebut laktel.
c. Mikrovili adalah lipatan-lipatan menonjol kecil pada membrane sel yang
muncul pada tepi yang berhadapan dengan sel-sel epitel.
6. Usus besar
Usus besar terutama berfungsi sebagai ogan penyimpanan dan pengeringan.
Terdiri dari :
1. Kolon
Asendens
Transverses
Desendens
2. Sigmoid
3. Sekum
4. Apendiks (jaringan limfoid yang mengandung limfosit)
5. Rektum
16
Lapisan otot polos longitudinal disebut Taenia koli
Kontraksi gabungan antara otot sirkuler dan longitudinal menyebabkan
bagian usus besar yang tidak terangsang menonjol keluar seperti
kantong yang disebut Haustra.
Dalam keadaan normal, kolon menerima kurang lebih 500 ml kimus
/hari, terdiri dari :
a. residu makanan yang tidak dapat dicerna
b. komponen empedu yang tidak dapat diserap
c. sisa cairan
Fungsi Utama Kolon :
penyerapan air dan elektrolit
menyimpan feses sebelum defekasi
Refleks gastroileum : memindahkan usus halus yang tersisa ke dalam usus besar
Refleks gastrokolon :
1. mendorong isi kolon ke dalam rectum yang memicu refleks devekasi.
2. diperantarai oleh gastrin dari lambung ke kolon dan leh saraf otonom
ekstrinsik
3. jelas terlihat setelah sarapan pagi dan diikiuti keinginan kuat untuk segera
defekasi
17
Gerakan massa dapat juga ditimbulkan oleh perangsangan kuat
system sarf parasimpatis atau peregangan yang berlebihan pada satu segmen
kolon.
Defekasi
Gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke rectum terjadi peregangan
rectum sehingga merangsang reseptor regang di dinding rectum kemudian memicu
refleks defekasi.
Refleks disebabkan oleh :
Sfingter anus internus (otot polos) meelemas
Rectum dan kolon sigmoid kontrkasi kuat
Bila sfingter anus eksternus (otot rangka) melemas maka terjadi defekasi. Bila
defekasi ditunda, dinding rectum yang semula teregang akan melemas, keinginan untuk
buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong lebih banyak
feses ke rectum. Pada periode non aktif, kedua sfingter anus berkontraksi untuk
memastikan tidak ada pengeluaran feses.
Konstipasi
Konstipasi terjadi jika defekasi tertunda terlalu lama. Jika isi kolon tertahan
dalam waktu lama dari nomal, jumlah H2O yang diserap akan melebihi normal,
sehingga feses menjadi kering dan keras. Variasi frekuansi defekasi tergantung pada
individu, dapat setiap kali makan sampai sekali seminggu.
Bila feses keras tersangkut di apendiks, menyebabkan obstruksi sirkulasi dan sekresi
mucus sehingga mengakibatkan terjadinya peradangan apendiks (apendisistis),
(bengkak dan terisi pus).
18
Sekresi Usus besar
Sekresi kolon terdiri dari larutan mucus alkalis (HCO3-), yang fungsinya adalah
untuk melindungi mukosa usus besar dari cedera kimia dan mekanis. Mucus
menghasilkan pelumas untuk memudahkan feses lewat, sedangkan larutan mucus
alkalis menetralkan asam-asam iritan yang dihasilkan oleh fermentasi local bakteri.
Melalui perantara refleks-refleks panjang dan persarfan parasimpatis, sekresi meningkat
sebagai respon terhadap rangsangan mekanis dan kimiawi terhadap mukosa kolon.
Di dalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim-enzim
pencernaan. Namun, bakteri kolon melakukan pencernaan terhadapa sebagian selulosa
dan menggunakan untuk kepentingan metabolisme mereka sendiri.
Borborigmi adalah suara berdeguk karena adanya gas yang tersaring dalam lumen.
Sendawa (eruktasi) ialah pengeluaran udara yang tertelan dari lambung. Sebagian
besar gas yang masuk atau terbentuk di usus besar di serap melalui mukosa usus,
sisanya dikeluarkan lewat anus.
Pengeluaran Gas
Otot-otot abdomen dan sfingter anus eksternus secara volunteer dan simultan
berkontraksi. Pada saat kontraksi, otot-otot abdomen meningkatkan tekanan intra
abdomen, melawan sfingter anus yang berkontraksi, terjadi gradient tekanan yang
mendorong udara keluar dengan kecepatan tinggi melalui lubang anus yang terlalu
kecil untuk dilalui feses padat, timbul suara bernada rendah yang kha
19
Pancreas
Terdiri dari 2 bagian :
1. bagian eksokrin
kelompok sel sekretorik yang membentuk asinus, atau yang
berhubungan dengan duktus, bermuara di duodenum.
2. bagian endokrin
terdiri dari pulau-pulau Langerhans
mensekresikan insulin & glukogen
Pancreas Eksokrin
Menskersi :
sekresi enzimatik → oleh sel asinus
sekresi natrium bikarbinat (NaHCO3) oleh sel duktus.
Tiga Jenis Enzim Pankreas :
enzim proteolitik pancreas → untuk pencernaan protein
amylase pancreas → pencernaan KH
lipase pancreas → pencernaan lemakk..
Enzim Proteolitik :
1. Tripsinogen
2. Kimotripsinogen
3. Prokarboksipeptidase
Ketiganya merangsang ikatan peptide yang berbeda, disekresikan dalam bentuk inaktiv.
Amylase Pancreas
Mengubah polisakarida menjadi disakarida
Disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak berbahaya
Lipase Pancreas
Enzim yang menuntaskan pencernaan lemak
Menghidrolisis trigliserida menjadi mono monogliserid + asam lemak
Disekresi dalam bentu aktif
20
Hati
Organ metabolic terbesar dan terpenting di tubuh. Hati penting untuk sekresi
garam empedu, dan fungsi lain yakni :
1. pengolahan metabolic KH, lemak dan protein setelah penyerapan di saluran
pencernaan
2. detoksifiksi/ degradasi zat-zat sisa, hormone, obat dan senyawa asing.
3. sintesis berbagai protein plasma
4. penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan vitamin, dll.
Garam Empedu
turunan kolesterol
aktif disekresikan ke empedu
ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak di duodenum,
sebagian besar direabsorpsi ke darah oleh transportasi aktif khusus yang
ada di ileum terminal, kemudian dikemblikan ke hati melalui system
porta hepatica, disebut Sikulasi Enterohepatik.
Protein yang disajikan keusus halus untuk diserap terutama berada dalam bentuk asam
amino & beberapa fragmen peptide kecil. Asam amino diserap menembus sel usus
melalui transportasi aktif sekunder, yang bergantung pada Natrium & energi. Berbagai
asam amino diangkut oleh aminopeptidase di brush order atau oleh peptidase intrasel.
21
c. Penyerapan Lemak
Karena tidak larut dalam air, lemak harus menjalani serangkaian transformasi
agar dapat dicerna & diserap. Lemak dalam makanan yang ada dalam bentuk
trigliserida diemulsifikasi oleh efek deterjen garam-garam empedu. Emulsi lemak ini
mencegah penyatuan butir-butir lemak, sehingga luas permukaan yang dapat di serang
oleh lipase pancreas meningkat. Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi
monogliserida & asam lenak bebas. Produk-produk yang tidak larut air ini diangkut
oleh misel yang larut air yang di bentuk oleh garam empedu dan konstituen empedu
lainnya, ke permukaan luminal sel epitel usus halus. Setelah meninggalkan misel dan
berdifusi secara pasif menembus membrane luminal, monogliserid dan asam lemak
bebas di sinteis ulang menjadi trigliserida di sel epitel. Trigliserid- trigliserid ini
kemudian menyatu da dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein untuk membentuk
kilomikron yang larut air. Kilomikron kemudian dikeluarkan melalui membrane basal
sel secara eksositosis. Kilomikron tidak mampu menembus membrane basal kapiler,
sehingga mereka masuk ke dalam pembuluh life yaitu lacteal pusat.
1.Amylase
Sebagian berasal dari kelenjar liur & sebagian dari pancreas eksokrin
Tempat kerjanya pada mulut & korpus lambung, sebagian pada lumen
usus halus
Menghidrolisis polisakarida menjadi disakarida
3. Pepesin
Berasal dari sel uatam lambung
Bekerja pada natrum lambung
Menghidrolisis proteinmenjadi fagmen peptide
5. Aminopeptidase
Berasal dar ssel epitel usus halus
Bekerja pada brush border usus halus
Menghidrolisis fragmen peptide menjadi asam amino
Dapat menyerap asam amino dan beberapa peptide kecil
22
6. Lipase
Berasal dari pancreas eksokrin
Bekerja pada lumen usus halus
Menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak + monogliseria
1. Gastrin
Berasal dari sel-sel G di darah. Stimulasi utama untuk sekresi protein di kelenjar
pylorus lambung.
Fungsi :
Mrangsang sel parietal dan sel utama
Meningktkan motilitas lambung
2. Sekretin
Berasal dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama untuk
sekrsei asam di lumen duodenum. Fungsi :
Merangsang motilitas ileum
Melemaskan sfingter ielosekum
Menginduksi gerakan massa di kolon
Bersifat tropic bagi mukosa lambung dan usus halus
3. Kolesistokinin
Berasal dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama untuk
sekresi nutrient di lumen duodenum, terutam produk lemak & produk protein
denga tingkat yang lebih rendah.
Fungsi :
Menghambat sekresi lambung
Merangsang sekrsei NaHCO3 encer oleh sel-sel duktus pancreas
Merangsang sekresi empedu kaya NaHCO3 oleh hati
Bersifat trofik bagi pancreas eksokrin
Menghambat pengosongan lambung
Menghambat sekresi lambung
Merangsang sekresi enzim-enzim pencernaan oleh sel-sel asinus pancreas
23
Menghambat pengosongan lambung
Menghambat sekresi lambung
Merangsang sekresi insulin oleh pancreas.5
24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
25
Daftar Pustaka
26