Anda di halaman 1dari 11

TOPIK USUS HALUS DAN USUS BESAR

Dr.Muhammad Budi Syahputra,M.Biomed


TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi usus halus ( kontraksi, brush border dan penyerapan)
Mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi Usus besar ( penyimpanan, pengeringan, reflek
defekasi, dan konstipasi ).
PENDAHULUAN
Usus Halus
Usus halus adalah tempat terminal untuk pencernaan makanan, absorpsi nutrisi dan sekresi
endokrin. Usus halus merupakan bagian terpanjang dari traktus gastrointestinalis dan
terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai plica ileocaecale. Struktur berupa tabung ini
panjangnya sekitar 6-7 meter dengan diameter yang menyempit dari permulaan sampai ujung
akhir, yang terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
•Duodenum (usus dua belas jari) : bagian pertama usus halus yang panjang nya 25
cm,berbentuk sepatu kuda.pada saluran ini bermuara dua saluran,yaitu saluran getah pancreas
dan saluran empedu
saluran getah pangkreas dan saluran empedu masuk kedalam duodenum pada suatu lubang
yang di sebut ampula hepatopankreatika atau ampula vateri.saluran empedu menghasilkan
getah empedu(bilus) yang dihasilkan oleh hati.
getah empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak.pangkreas yang terdapat di bawah
lambung menghasilkan getah pancreas.
getah pangkreas menghasilkan enzim pencernaan seperti:
a. Amylase : untuk mengubah zat tepung menjadi gula.
b. Tripsin : untuk mengubah protein atau pepton menjadi asam amino.
c. Lipase : untuk mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
• Yeyunum (usus kosong) : menepati duaperlima sebelah atas dari usus halus yang
selebihnya.pada bagian inilah pencernaan diselesaikan.pada usus ini juga terjadi pencernaan
secara kimiawi.kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan seperti yang di
hasilkan pangkreas.
• Ileum (usus penyerapan) : sedangkan ileum menepati tigaperlima akhir.pada bagian ini sari
sari makanan hasil proses pencernaan diserap.makanan akan diserap oleh jonjot usus.asam
amino dab glukosa,vitamin,garam mineral akan diangkut oleh kapiler darah sedangkan asam
lunak gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil atau pembuluh getah bening usus menuju
kepembuluh balik besar bawah selangka

Usus Besar
Usus besar terutama menghilangkan bahan limbah dari tubuh kita. Usus besar memiliki panjang
ialah sekitar 1m dan membentuk bagian terakhir dari saluran pencernaan. Dalam pencernaan
tidak berlangsung di dalam usus besar dan hanya sekitar 4% dari penyerapan cairan, khususnya
air, terjadi di sana. Dinding bagian dalam usus besar tidak memiliki villi dan memiliki luas
permukaan serap yang sangat rendah. Fungsi usus besar termasuk penyerapan air dan limbah
metabolik bakteri seperti K dan produksi bahan limbah yang disebut dengan feses.

Banyak bakteri hidup dan berkembang biak di daerah ini karena menyediakan bahan makanan
yang tidak tercerna sebagai substrat untuk fermenrtasi bakteri.

MATERI
USUS HALUS
Secara fungsional, usus halus adalah bagian yang sangat penting dari saluran pencernaan
karena tidak hanya mencerna sebagian besar isi makanan tetapi juga dimaksudkan untuk
menyerap partikel makanan yang terakhir dicerna. Ini adalah tempat di mana hampir semua
penyerapan berlangsung termasuk nutrisi, garam empedu, vitamin, dan sebagainya. Beberapa
fungsi usus halus adalah sebagai berikut:

•Penetralan

Sebagian makanan yang berasal dari perut dicerna melalui lubang pilorus yang bersifat sangat
asam, tetapi enzim yang hadir dalam duodenum dan bagian lain dari usus halus tidak dapat
melakukan aktivitas sebagai katalis biologi. Jadi sebagai yang pertama dan fungsi utama usus,
lubang pilorus berfungsi sebagai media penetralanmakanan dan enzim yang dibuat untuk
bertindak dengan cara yang paling efisien.

Pencernaan

Sebagian besar pencernaan kimia terjadi di usus halus (duodenum). Bahkan, duodenum hanya
bertanggung jawab untuk pencernaan penyerapan makana. Pankreas mengeluarkan enzim
pencernaan, yang memasuki usus halus melalui saluran pankreas. Selain itu, pankreas juga
melepaskan bikarbonat ke dalam usus halus di bawah pengaruh hormon secretin, untuk
menetralkan asam berpotensi. Nutrisi yang menjalani pencernaan pertama kali di usus halus
adalah karbohidrat, protein dan lipid. Dalam usus halus karbohidrat akan dipecah menjadi gula
sederhana (monosakarida – glukosa). Misalnya, karbohidrat yang terdegradasi dari
oligosakarida menjadi monosakarida oleh amilase pankreas, setelah itu dua enzim lain:
dextrinase dan glukoamilase akan lebih menghancurkannya.

Kandungan empedu juga mengeluarkan empedu ke dalam duodenum, yang bertanggung jawab
untuk pemecahan lemak makanan, bersama dengan lipase pankreas. Empedu menyelubungi
molekul lemak dan bentuk gumpalan yang dikenal sebagai misel, yang sekarang dapat diserap
oleh sel-sel yang melapisi usus halus.

Protein dan peptida, di sisi lain, dipecah menjadi asam amino. Degradasi protein dimulai di
perut dan terus berlangsung di usus halus Enzim proteolitik disekresikan oleh pankreas
memecah peptida menjadi peptida yang lebih halus Selain itu, sikat enzim perbatasan pankreas
disebut carboxypeptidase membagi satu asam satu pada suatu waktu.

Lipase pankreas menurunkan trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.

•Penyerapan

Ini adalah satu-satunya bagian di mana hampir semua penyerapan makanan dicerna, seperti
penyerapan vitamin dan garam. Untuk asupan nutrisi ke dalam aliran darah, ada sel-sel khusus
(misalnya enterosit) yang memfasilitasi proses penyerapan.
Proses pencernaan makanan di usus halus terbagi menjadi 2 jenis, yakni:

Kontraksi Segmental
Segmentasi meruapakan metode motilitas utama usus halus mencampur dan mendorong
secara perlahan kimus. Kontraksi segmentasi berberntuk cincin karena di dukung oleh otot
polos usus halus. Kontraksi ini terjadi si sepanjang usus. Cincin-cincin kontraktil ini timbul setiap
beberapa sentimeter membagi usus halus menjadi segmen-segmen kecil. Cincin kontraktil ini
tidak menyapu ke seluruh panjang usus tetapi seperti bergantian melakukan kontraksi.

Bagian yang berkontraksi kemudian relaksasi, sedangkan bagian yang relaksasi berganti
menjadi kontraksi. Dengan cara kontraksi tersebut, kimus akan dicampur dan dihancurkan
secara merata. 

Fungsi pencampuran yaitu mencampurkan kimus dengan getah pencernaan, memajankan


seluruh kimus ke permukaan absortif mukosa usus halus, dan menggerakan kimus menuju usus
besar walalupun terjadi sangat lambat. Kimus dapat berjalan ke depan karena frekuensi
kontraksi otot polos semakin berkurang sepanjang usus halus. Jadi frekuensi kontraksi di
duodenum lebih besar dibandingkan di ileum. Hal ini disebabkan sel-sel pemacu di duodenum
lebih cepat mengalami depolarisasi dibandingkan dengan ileum.

Kecepatan kontraksi di duodenum 12 kali permenit, dibandingkan ileum hanya 9 kali permenit.
Oleh karena itu, kimus akan terdorong secara perlahan. Mekanisme pendorongan makanan
yang lambat ini menguntungkan terjadinya proses pencernaan dan penyerapan makanan
dengan baik.

Perjalanan makanan biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melewati usus halus.
Kontraksi segmental terjadi diawali oleh sel-sel pemicu usus halus yang menghasilkan irama
listrik dasar (BER, Basic Electrical Rhythm). BER membawa otot polos ke ambang kemudian
kontraksi segmental akan terinduksi.

Tingkat ketanggapan otot polos sirkuler dan intensitas kontraksi segmental dapat dipengaruhi
oleh hormon gastrin dan oleh aktivitas saraf ekstrinsik. Sewaktu makanan pertama kali masuk
ke usus halus, duodenum maupun ileum akan melakukan kontraksi. Duodenum berkontraksi
sebagai respon adanya karena ada peregangan lokal karena adanya kimus, sedangkan kontraksi
ileum ditimbulkan oleh gastrin yang disekresikan oleh keberadaan kimus di lambung, disebut
juga reaksi gastroileum.

Saraf-saraf ekstrinsik juga mempengaruhi kontraksi usus halus. Rangsangan parasimpatis


meningkatkan segmentasi sedangkan rangsangan simpatis menekan aktivitas segmentasi

Kompleks motilitas migratif

Setelah sebagian besar makanan sudah selesai diserap, kontraksi segmental berhenti,
kemudian digantikan oleh kompleks motilitas migratif. Motilitas ini berupa gelombang
peristaltik repetitif lambat yang berjalan singkat ke arah hulu usus sebelum lenyap. Gelombang
ini memerlukan waktu sekitar 100-150 menit untuk bermigrasi dari lambung sampai bagian
akhir usus halus dengan setiap kontraksi menyapu semua sisa makanan sebelumnya ditambahn
debris mukosa dan bakteri ke arah kolon. Diperkiraan proses ini dipengaruhi hormon motilin
yang belum dapat dipastikan keberadaanya. Sewaktu makanan berikutnya datang aktivitas
segmental kembali dicetuskan dan kompleks migratif berhenti.

Katup Ileosekum

Makanan yang telah melewati usus halus, ileum, akan menuju ke usus besar, sekum. Perjalanan
makanan ke usus besar akan melewati katup ileosekum. Katup ini berfungsi untuk sawar antara
usus halus dan usus besar. Selain itu terdapat sfingter ileosekum yang mengatur kontraksi otot
polos agar makanan dapat masuk ke usus besar dan tidak kembali lagi ke usus halus.

Sekresi usus halus


Kelenjar eksokrin di mukosa usus halus mengeluarkan lbh krg 1,5 liter larutan garam dan mukus
cair (sukus enterikus) per hari ke dalam lumen, fungsinya:
›Proteksi
›Lubrikasi
›Ikut serta dalam pencernaan makanan secara enzimatik
Rangsangan paling kuat terhadap sekresi adalah stimulasi lokal kimus pada mukosa usus halus
Dari permukaan luminal sel2 epitel usus halus terbentuk tonjolan2 spt rambut yg diperkuat
oleh aktin à brush border
Brush border mengandung 3 enzim :
›Enterokinase
mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen
›Gol.disakaridase
menghidrolisis disakarida yg tersisa mjd monosakarida penyusunnya
›Gol.aminopeptidase
menghidrolisis fragmen peptida kecil mjd komponen asam aminonya
•Penyerapan
Ini adalah satu-satunya bagian di mana hampir semua penyerapan makanan dicerna, seperti
penyerapan vitamin dan garam. Untuk asupan nutrisi ke dalam aliran darah, ada sel-sel khusus
(misalnya enterosit) yang memfasilitasi proses penyerapan.

FAAL USUS BESAR


Propulsi pencampuran makanan dalam saluran pencernaan
GERAKAN KOLON
 Fungsi utama kolon :
1. Absorpsi air dan elektrolit dari kimus membentuk feses yang padat
2. Penimbunan feses sampai dapat dikeluarkan
3. Setengah bagian kolon berhubungan dengan absorpsi dan setengah bagian distal
berhubungan dengan penyimpanan.
4. Pergerakan kolon secara normal sangat lambat yang terdiri dari :
a. gerakan mencampur “haustrasi”
b. gerakan mendorong “pergerakan massa”
a. Gerakan mencampur “haustrasi”
 Konstriksi-konstriksi sirkular yang besar terjadi dalam usus besar.
 2,5 cm otot sirkular akan berkontraksi → kadang menyempitkan lumen kolon sampai
tersumbat.
 Pada saat yang sama, otot longitudinal kolon, yang terkumpul menjadi 3 pita
longitudinal yang disebut taenia coli, akan berkontraksi.
 Kontraksi gabungan dari kedua otot tsb → bagian usus besar yang tidak terangsang
menonjol keluar memberikan bentuk serupa kantung yang disebut haustrasi.
 Setiap haustrasi mencapai intensitas puncak dalam waktu 30 s dan kemudian
menghilang 60 s berikutnya.
Kontraksi bergerak lambat terutama pada sekum dan kolon asenden.

Timbul dorongan isi kolon ke depan

Beberapa menit kemudian, timbul kontraksi haustrae baru pada daerah lain yang brdekatan
Bahan feses secara lambat dalam usus besar diaduk dan diputar

sehingga bahan feses secara bertahap bersentuhan dengan permukaan mukosa usus besar

cairan& zat-zat terlarut secara progresif dabsorpsi

Hingga hanya terdapat 80-200 ml feses yang dikeluarkan setiap hari
 Kontraksi haustrae yang lambat berlangsung persisten yang membutuhkan waktu 8-15
jam untuk menggerakan kimus dari katup ileosekal ke kolon.
 Sementara kimusnya sendiri menjadi feses dengan karakteristik lumpur setengah padat
bukan lagi setengah cair.

b. Gerakan mendorong “pergerakan massa”


 Pergerakan massa adalah jenis peristaltik yang dimodifikasi yang ditandai oleh rangkaian
peristiwa :
1. Timbul sebuah cincin konstriksi sebagai respons dari tempat teregang atau teriritasi di
kolon, biasanya pada kolon transversum
2. Kemudian dengan cepat kolon sepanjang 20 cm atau lebih, pada bagian distal cincin
konstriksi tadi akan kehilangan haustrasinya dan justru berkontraksi sebagai 1 unit,
mendorong maju materi feses pada segmen ini sekaligus menuruni kolon.
1 rangkaian pergerakan massa biasanya menetap selama 10 sampai 30 menit

Lalu mereda dan mungkin timbul kembali setengah hari kemudian

Bila pergerakan sudah mendorong massa feses ke dalam rektum

Keinginan untuk defekasi
 Timbulnya gerakan massa dipermudah oleh refleks gastrokolik dan duodenokolik,
refleks-refleks tersebut disebabkan oleh distensi lambung dan duodenum.
Defekasi
Sewaktu gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke dalam rektum

Terjadi peregangan rektum

Merangsang reseptor regang di dinding rektum memicu refleks defekasi

 Sfingter anus internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas & rektum serta kolon
sigmoid berkontraksi kuat
 Sfingter anus eksternus (terdiri dari otot rangka) juga melemas

Defekasi
(Defekasi biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang melbatkan kontraksi simultan
otot-otot abdomen & ekspirasi paksa dengan glotis tertutup.
Manuver ini menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen yang membantu pengeluaran
feses)

FUNGSI SEKRESI SALURAN PENCERNAAN


Sekresi usus besar
 Sekresi yang dominan pada usus besar adalah mukus.
 Usus besar di dalam epitelnya hampir tidak mengandung enzim, karena pencernaan
telah selesai sampai sebelum kimus mencapai kolon.
 Mukus ini mengandung ion bikarbonat dalam jumlah sedang yang disekresi oleh
beberapa sel epitel yang tidak menyekresi mukus.
Fungsi mukus dan ion bikarbonat :
 Mukus dalam usus besar melindungi dinding usus terhadap ekskorasi
 Mukus menyediakan suatu bahan lengket untuk melekatkan bahan feses bersama-sama
 Mukus melindungi dinding usus dari sejumlah besar aktivitas bakteri yang berlangsung
di dalam feses
 Mukus ditambah sifat basa dari sekresi (pH 8 dari natrium bikarbonat) menyediakan
sawar untuk menjaga agar asam yang terbentuk di dalam tinja tidak menyerang dinding
usus.

Diare yang disebabkan sekresi berlebihan air & elektrolit sebagai respon terhadap iritasi :
Segmen usus besar teriritasi (mis : infeksi bakteri)

Mukosa menyekresikan sejumlah besar air & elektrolit selain sekresi mukus alkali kental yang
normal

Sekresi ini berfungsi untuk mengencekan faktor pengiritasi & menyebabkan pergerakan cepat
tinja menuju anus

Diare

Pencernaan dan absorpsi dalam traktus gastrointestinal :


Pembentukan feses
± 1500 ml kimus secara normal melewati katup ileosekal ke dalam usus besar setiap harinya

Sebagian besar air dan elektrolit di dalam kimus ini diabsorpsi di dalam kolon

 < 100 ml cairan untuk diekskresikan dalam feses
 Pada dasarnya semua ion diabsorpsi, hanya meninggalkan 1-5 miliekuivalen dari masing-
masing ion Na & Cl untuk hilang dalam feses
 Sebagian besar absorpsi dalam usus besar terjadi pada pertengahan proksimal kolon →
kolon pengabsorpsi
 Kolon bagian distal pada prinsipnya berfungsi sebagai tempat penyimpanan feses
sampai waktu yang tepat untuk ekskresi feses → kolon penyimpanan

Absorpsi & sekresi elektrolit dan air


 Mukosa usus halus mempunyai kemampuan absorpsi Na tinggi & gradien potensial
listrik yang diciptakan oleh absorpsi Na juga menyebabkan absorpsi Cl.
 Adanya taut erat di antara sel-sel epitel usus lebih erat daripada di usus halus →
mencegah difusi kembali ion-ion ini
 Sekresi ion bikarbonat → membantu menetralisir produk akhir asam dari kerja bakteri di
dalam usus.
 Absorpsi ion Na & Cl menciptakan gradien osmotik di sepanjang usus besar yang
kemudian menyebabkan absorpsi air.
Kemampuan absorpsi maksimal usus besar
Usus besar dapat mengabsorpsi maks : 5-8 liter cairan dan elektrolit setiap hari

Bila jumlah cairan yang masuk ke usus besar total melebihi jumlah ini

Kelebihan cairan akan muncul dalam feses sebagai diare
Toksin yang berasal dari kolera atau infeksi bakteri lainnya sering menyebabkan kripta
pada ileum terminalis dan usus besar menyekresikan 10 liter atau lebih cairan setiap
harinya → menimbulkan diare berat & sering mematikan
Kerja bakteri dalam kolon
 Bakteri mencernakan sejumlah kecil selulosa.
 Zat-zat lain yang terbentuk adalah vit. K, vit. B12, tiamin,riboflavin dan bermacam-
macam gas yang menyebabkan flatus di dalam kolon, khususnya CO2, hidrogen, dan
metana.

Komposisi feses
 Normalnya feses terdiri atas ¾ air dan ¼ bahan-bahan padat (yang tersusun atas 30%
bakteri mati, 10-20% lemak, 10-20% bahan inorganik, 2-3% protein & 30% serat-serat
makanan yang tidak dicerna dan unsur-unsur kering dari getah pencernaan, seperti
pigmen empedu & sel-sel epitel yang terlepas)
 Warna coklat feses → disebabkan oleh sterkobilin dan urobilin dari bilirubin.
 Bau (bervariasi dari 1 orang ke orang lainnya) : bergantung pada flora bakteri kolon
masing-masing orang & pada jenis makanan yang dimakan.
 Produk yang benar-benar mengeluarkan bau : indol, skatol, merkaptan, dan hidrogen
sulfida

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton and Hall : Textbook of Medical Physiology, 12th edition, Saunder Elsevier, 2011
2. Fox : Human Physiology, 8th edition, The McGraw-Hill Companies, 2003

Anda mungkin juga menyukai