REPUBLIK INDONESIA
NOMOR /K/I-XIII.2/ /2020.......
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
1
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4654);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5165);
4. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2017
tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara;
5. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2018
tentang Penyusunan Peraturan, Instruksi, Surat Edaran,
Keputusan, dan Pengumuman pada Badan Pemeriksa
Keuangan;
6. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa
Keuangan;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
pada Pemerintah Daerah;
8. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
5/K/I-XIII.2/8/2010 tentang Petunjuk Teknis Kodering Temuan
Hasil Pemeriksaan;
9. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
4/K/I-XIII.2/5/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan
Kertas Kerja Pemeriksaan;
10. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
2/K/I-XIII.2/7/2012 tentang Juknis Pemahaman dan Pengujian
Sistem Pengendalian Internal Pemeriksaan Keuangan;
11. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
5/K/I-XIII.2/10/2013 tentang Petunjuk Teknis Penetapan Batas
Materialitas Pemeriksaan Keuangan;
2
12. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
4/K/I-XIII.2/7/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan
Keuangan;
13. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
5/K/I-XIII.2/8/2014 tentang Petunjuk Teknis Uji Petik
Pemeriksaan Keuangan;
14. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
5/K/I-XIII.2/10/2015 tentang Pedoman Manajemen Pemeriksaan;
15. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
3/K/I-XIII.2/4/2017 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Risiko
Pemeriksaan Keuangan;
16 Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor
9/K/I-XIII.2/8/2017 tentang Pedoman Penyusunan dan Revisi
Perangkat Lunak pada Badan Pemeriksa Keuangan;
MEMUTUSKAN:
3
BAB XI : PERENCANAAN PEMERIKSAAN LKPD:
PEMERIKSAAN INTERIM
BAB XII : PEMERIKSAAN ATAS BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH (BLUD)
BAB XIII : PENUTUP
KETIGA : Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, Keputusan Badan Pemeriksa
Keuangan Nomor 3/K/I-XIII.2/3/2016 tentang Buku Panduan
Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2020
4
ANGGOTA, ANGGOTA,
ANGGOTA, ANGGOTA,
ANGGOTA, ANGGOTA,
ANGGOTA,
5
LAMPIRAN : KEPUTUSAN BPK-RI
NOMOR : /K/I-XIII.2/ /2020
TANGGAL : 2020
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
01 Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemeriksaan
LKPD sebagai
merupakan salah satu tugas pokok Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tugas pokok
BPK
sebagai pelaksanaan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara dan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan. LKPD merupakan pertanggungjawaban kepala daerah,
yaitu gubernur/bupati/walikota atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran tertentu. LKPD tersebut
disusun dengan menggunakan suatu sistem akuntansi keuangan
daerah dan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
02 Pemeriksaan atas LKPD merupakan jenis pemeriksaan keuangan yang Opini atas
laporan
dilakukan oleh BPK dengan tujuan memberikan pernyataan opini keuangan
tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam LKPD. Sesuai
dengan penjelasan Pasal 16 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan
yang didasarkan pada kriteria (i) kesesuaian dengan standar akuntansi
pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures),
(iii) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv)
efektivitas Sistem Pengendalian Intern (SPI).
03 Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Komponen
laporan
Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri keuangan
berbasis
(Permendagri) Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar akrual
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah,
Pemerintah Daerah (Pemda) diwajibkan menyajikan laporan keuangan
berbasis akrual yang terdiri dari tujuh komponen yaitu Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL),
Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan Atas Laporan Keuangan
(CaLK).
04 Penerapan atas ketentuan di atas harus dipahami oleh Pemeriksa BPK Pemutakhiran
Juknis
untuk melaksanakan pemeriksaan atas LKPD berbasis akrual. Panduan Pemeriksaan
LKPD
Pemeriksaan LKPD dimutakhirkan untuk menyesuaikan dengan
perubahan peraturan dan kondisi terkini. Mengacu pada Pedoman
Penyusunan dan Revisi Perangkat Lunak pada BPK, nomenklatur
Panduan Pemeriksaan LKPD diubah menjadi Petunjuk Teknis (Juknis)
Pemeriksaan LKPD.
Tujuan
05 Juknis ini disusun untuk membantu pencapaian kualitas pemeriksaan Tujuan Juknis
Pemeriksaan
sebagaimana dipersyaratkan dalam Standar Pemeriksaan Keuangan LKPD
Negara (SPKN) dan memberikan panduan penerapan atas SPKN,
Juklak, dan Juknis terkait pemeriksaan keuangan yang telah ada di
BPK.
06 Tujuan penyusunan juknis ini sebagai berikut:
a. memberikan panduan bagi pemeriksa dalam melaksanakan
perencanaan, pekerjaan lapangan, dan pelaporan hasil
pemeriksaan LKPD; dan
b. memberikan keseragaman pemahaman atas metodologi
pemeriksaan keuangan LKPD dan sebagai dasar dalam
menggunakan pertimbangan profesional (professional judgement).
07 Dengan adanya Juknis Pemeriksaan LKPD ini, para pemeriksa
diharapkan dapat:
a. melaksanakan prosedur pemeriksaan yang diperlukan dalam
pemeriksaan LKPD dengan menggunakan pendekatan
pemeriksaan berbasis risiko (Risk Based Audit Approach) secara
memadai; dan
b. memiliki persamaaan cara pandang dan persepsi terkait
permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan LKPD, yang
pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pemeriksaan atas
LKPD.
Lingkup Bahasan
08 Juknis Pemeriksaan LKPD ini mengatur metodologi dalam pemeriksaan Lingkup Juknis
Pemeriksaan
LKPD yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan LKPD
hasil pemeriksaan. Juknis ini memberikan referensi bagi pemeriksa
dalam hal penerapan Juklak Pemeriksaan Keuangan untuk entitas
Pemda.
09 Pengaturan metodologi pemeriksaan LKPD yang diatur dalam juknis
pemeriksaan ini juga berkaitan/mengacu pada langkah-langkah
pemeriksaan keuangan yang diuraikan dalam Petunjuk Teknis (Juknis)
terkait pemeriksaan keuangan seperti Keputusan Badan Pemeriksa
Keuangan Nomor 2/K/I-XIII.2/7/2012 tentang Juknis Pemahaman dan
Pengujian Sistem Pengendalian Internal Pemeriksaan Keuangan,
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3/K/I-XIII.2/4/2017
tentang Petunjuk Teknis Penilaian Risiko Pemeriksaan Keuangan,
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 5/K/I-XIII.2/10/2013
tentang Petunjuk Teknis Penetapan Batas Materialitas Pemeriksaan
Keuangan, dan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 5/K/I-
XIII.2/8/2014 tentang Petunjuk Teknis Uji Petik Pemeriksan Keuangan.
Dasar Hukum
10 Dasar hukum penyusunan Juknis Pemeriksaan LKPD adalah sebagai Dasar hukum
Juknis
berikut: Pemeriksaan
LKPD
a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4654);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5165);
d. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2017
tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara;
e. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2018
tentang Penyusunan Peraturan, Instruksi, Surat Edaran, Keputusan,
dan Pengumuman pada Badan Pemeriksa Keuangan;
f. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa
Keuangan;
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah;
h. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 5/K/I-XIII.2/8/2010
tentang Petunjuk Teknis Kodering Temuan Hasil Pemeriksaan;
i. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 4/K/I-XIII.2/5/2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kertas Kerja
Pemeriksaan;
j. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 2/K/I-XIII.2/7/2012
tentang Juknis Pemahaman dan Pengujian Sistem Pengendalian
Internal Pemeriksaan Keuangan;
k. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 5/K/I-XIII.2/10/2013
tentang Petunjuk Teknis Penetapan Batas Materialitas Pemeriksaan
Keuangan;
l. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 4/K/I-XIII.2/7/2014
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan;
m. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 5/K/I-XIII.2/8/2014
tentang Petunjuk Teknis Uji Petik Pemeriksan Keuangan;
n. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 5/K/I-XIII.2/10/2015
tentang Pedoman Manajemen Pemeriksaan;
Sistematika
11 Juknis Pemeriksaan LKPD ini terdiri dari 12 bab, yakni satu bab tentang Sistematika
Juknis
pendahuluan dan sebelas bab yang menguraikan metodologi Pemeriksaan
LKPD
pemeriksaan LKPD beserta konsep dan teori auditing yang
mendasarinya. Juknis Pemeriksaan LKPD ini dilengkapi dengan
lampiran yang berisi formulir dan contoh format yang terkait dengan
pembahasan masing-masing bab.
12 Untuk memperkaya wawasan terkait pemeriksaan LKPD dan mengasah
pertimbangan profesional, Pemeriksa diharapkan membaca Frequently
Asked Question (FAQ) Pemeriksaan LKPD. FAQ tersebut berisi
pembahasan permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi
pemeriksa beserta solusinya.
13 Tahapan yang dilakukan dalam pemeriksaan LKPD mengacu pada
metodologi pemeriksaan yang diatur dalam Keputusan Badan
Pemeriksa Keuangan Nomor 4/K/I-XIII.2/7/2014 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan. Sedangkan proses dan
pengelolaan pemeriksaan mengacu pada Keputusan Badan Pemeriksa
Keuangan Nomor 5/K/I-XIII.2/10/2015 tentang Pedoman Manajemen
Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat PMP. Hal-hal yang dibahas
dalam Juknis Pemeriksaan LKPD adalah hal-hal penting yang sering
muncul dalam Pemeriksaan LKPD dan Pemeriksa biasanya
menemukan kesulitan dalam melaksanakannya. Oleh karena itu, urutan
antarbab dalam Juknis Pemeriksaan LKPD ini tidak dapat dibaca
sebagai urutan pemeriksaan. Pemeriksa diharapkan membaca dan
memahami bab yang relevan dengan pelaksanaan prosedur
pemeriksaan terkait. Sebagai contoh: Saat pemeriksaan, dalam
Program Pemeriksaan (P2) Pemeriksa diminta untuk melakukan
analisis risiko. Untuk itu, Pemeriksa dapat langsung membaca Bab III
mengenai Pemahaman dan Penilaian Risiko. Demikian juga, apabila
Pemeriksa mendapatkan kesulitan untuk memutuskan perlakuan
terhadap suatu kasus yang ditemui dalam pemeriksaan di lapangan,
Pemeriksa dapat mengacu pada FAQ.
14 Juknis Pemeriksaan LKPD ini disusun dengan sistematika sebagai
berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai latar
belakang, tujuan, lingkup bahasan, dasar hukum, dan
sistematika Juknis Pemeriksaan LKPD.
BAB II
PROSEDUR ANALITIS
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Standar Audit (SA) 315 Respons
Terhadap Risiko yang Telah Dinilai
Para. 6: Prosedur penilaian risiko harus mencakup berikut:
(a) permintaan keterangan dari manajemen, dan personel lain dalam entitas yang
menurut pertimbangan auditor kemungkinan memiliki informasi yang mungkin
membantu dalam mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material karena
kecurangan atau kesalahan; (Ref: Para. A6)
(b) prosedur analitis; dan (Ref: Para. A7–A10)
(c) observasi dan inspeksi (Ref: Para. A11)
(b) mengevaluasi keandalan data yang dijadikan rasio oleh auditor untuk
mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio, dengan
memperhitungkan sumber, komparabilitas, serta sifat dan relevansi
informasi yang tersedia, dan pengendalian atas penyusunannya;
(Ref: Para. A12–A14)
(c) mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio dan
mengevaluasi apakah ekspektasi tersebut telah cukup tepat untuk
mengidentifikasi kesalahan penyajian yang, baik secara individu atau
ketika diagregasikan dengan kesalahan penyajian lainnya, dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan
keuangan; dan (Ref: Para. A15)
(d) menentukan jumlah perbedaan antara jumlah tercatat dengan nilai
yang diharapkan yang dapat diterima tanpa memerlukan investigasi
lebih lanjut seperti yang disyaratkan oleh paragraf 7. (Ref: Para. A16)
• Para. 6: Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur analitis
mendekati akhir audit yang membantu auditor ketika membentuk kesimpulan
keseluruhan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan konsisten
dengan pemahaman auditor atas entitas. (Ref: Para. A17–A19)
Gambaran Umum
01 Prosedur analitis merupakan evaluasi terhadap informasi keuangan Pengertian
prosedur
yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara analitis
data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya atau antara
data keuangan dengan data nonkeuangan.
02 Asumsi dasar penerapan prosedur analitis adalah bahwa hubungan Asumsi dasar
prosedur
yang masuk akal di antara data dapat diharapkan tetap ada dan analitis
berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang sebaliknya. Kondisi tertentu
yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam hubungan ini mencakup
antara lain, peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan
akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji.
03 Prosedur analiis dapat dilakukan sebagai prosedur untuk penilaian Standar Audit
terkait
risiko maupun prosedur pengujian substantif. Lebih lanjut Pemeriksa
harus memperhatikan ketentuan dalam Standar 315 tentang
Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material
melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya, serta SA 520
tentang Prosedur Analitis.
04 Secara umum, pelaksanaan prosedur analitis dilakukan dengan Tahapan
prosedur
tahapan- tahapan sebagai berikut. analitis
Data yang
Akun Digunakan Ekspektasi yang Dikembangkan Risiko Salah Saji
Realisasi LRA, BKU Realisasi Pendapatan (LRA) = Total nilai Kurang/lebih saji
Pendapatan dan kredit Rekening Kasda + Penerimaan penerimaan
(LRA) Rekening Sah di luar Kas Daerah (Dana BOS, dsb)
Kas Daerah + Kas di Bendahara Penerimaan –
Pengembalian Belanja pada Tahun
Berjalan
Realisasi LRA, Reg Realisasi Belanja (LRA) = Total SP2D Kurang/lebih saji
Belanja (LRA) SP2D, Reg dan Total SP3B (Surat Permintaan belanja
SP3B Pengesahan Pendapatan dan Belanja)
[A2] - pengembalian sisa Uang
Persediaan (UP) – pengembalian sisa
belanja (kontra pos)
Data yang
Akun Digunakan Ekspektasi yang Dikembangkan Risiko Salah Saji
Aset Tetap LRA, Neraca, Saldo Aset Tetap per Hibah aset tetap
(AT) 31 Des 200X = (So Aset Tetap per 31 yang tidak
(harga Des 200X-1) + Belanja Modal +/- mutasi diungkapkan,
perolehan) masuk/keluar Aset Tetap selain dari penghapusan Aset
Belanja Modal Tetap (AT) tidak
diungkapkan, salah
penganggaran
sehingga aset tetap
kurang/lebih saji
Utang Jangka LRA dan Saldo Utang Jangka Panjang per 31 Lebih/kurang saji
Panjang dan Neraca Desember 200x = Saldo Utang Jangka akun utang atau
Bagian Lancar Panjang per 31 Desember 200x-1 – akun
Utang Jangka Pengeluaran Pembiayaan Utang Jangka pembiayaan,
Panjang Panjang - Bagian Lancar Utang Jangka kekurangan
Panjang + Penerimaan Pembiayaan dari pengungkapan atas
Utang Jangka Panjang selisih yang
mungkin terjadi
Utang PFK Neraca dan Utang PFK per 31 Desember 200x = Lebih/kurang saji
LAK saldo utang PFK per 31 Desember utang PFK, selisih
200x-1 + penerimaan PFK - fisik dan catatan
pengeluaran PFK SiLPA
Data yang
Akun Digunakan Ekspektasi yang Dikembangkan Risiko Salah Saji
Belanja Barang LO, Neraca, Beban Persediaan (LO)* = Belanja Lebih/kurang saji
Jasa – LRA Barang dan Jasa Persediaan (LRA) + akun Belanja
Persediaan dan Saldo Persediaan Awal Tahun – Saldo Barang Jasa –
Beban Persediaan Akhir Tahun +/- mutasi Persediaan dan
Persediaan persediaan non APBD Beban Persediaan
*) Rumus ini hanya dapat diterapkan
bagi Pemda yang menggunakan
metode pencatatan periodik.
1. Analisis Data
09 Analisis data dilakukan dengan menguji ketepatan penjumlahan antar Analisis data
11 Setelah BPK menerima laporan keuangan dari Pemda, pemeriksa harus Analisis data
setelah LK
terlebih dahulu melakukan pengujian mengenai ketepatan penjumlahan unaudited
diterima
akun-akun dalam laporan keuangan maupun penjumlahan rinciannya di
CaLK. Penjumlahan rincian di CaLK juga harus dipastikan sesuai
dengan jumlah yang dicantumkan di laporan keuangan. Pengujian juga
meliputi analisis vertikal dan analisis horizontal untuk mengetahui
apakah terdapat kesalahan atau ketidaksinkronan dalam laporan
keuangan sehingga dapat diperoleh pertimbangan untuk dilanjutkan
dengan pengujian substantif. Pengujian tersebut harus
didokumentasikan dalam KKP dan hasilnya dikomunikasikan kepada
pimpinan entitas. Apabila ditemukan kesalahan dalam penjumlahan,
ketidaksesuaian angka laporan keuangan dengan CaLK, dan
ketidaksesuaian lainnya, maka entitas harus melakukan perbaikan
terlebih dahulu sebelum laporan keuangan tersebut diserahkan secara
resmi kepada BPK.
Perlu diingat bahwa pada saat melakukan prosedur analitis, harus
diperoleh keyakinan bahwa seluruh transaksi yang terjadi pada
satu TA tercermin dalam LKPD TA tersebut. Hal tersebut harus
tercermin dalam LRA, Neraca, LAK, LO, Laporan Perubahan SAL,
LPE, dan/atau CaLK.
Misalnya:
Penerimaan di bendahara penerimaan yang belum disetorkan ke Kas
Daerah (Kasda) pada akhir tahun anggaran harus tercermin dalam kas
di bendahara penerimaan pada Neraca per 31 Desember.
Penerimaan utang Pemda harus tercermin dalam penerimaan
pembiayaan pada LRA dan pengakuan utang pada Neraca per 31
Desember.
Adanya pengakuan Utang PFK harus tercermin dalam saldo Kas di
Neraca per 31 Desember dan dijelaskan dalam CaLK.
12 Analisis data dilakukan dengan menguji hubungan antarakun dalam Analisis
vertikal dan
Neraca, LRA, LAK, LO, Laporan Perubahan SAL, dan LPE, baik analisis analisis
horizontal
secara vertikal maupun horizontal.
a) Analisis Vertikal
13 Analisis vertikal dilakukan dengan melihat hubungan akun dalam satu Analisis
vertikal
jenis laporan keuangan saja, misalnya analisis antarakun Neraca saja,
atau antarakun LRA saja, atau antarakun LAK saja, atau antarakun LO
saja. Tujuannya yaitu untuk menentukan keseimbangan dan kebenaran
saldo tiap akun dalam LRA, Neraca, LAK, dan LO. Analisis ini dilakukan
dengan menjaga keseimbangan antarjurnal dalam satu laporan,
sehingga dapat dipastikan bahwa tiap akun dalam laporan keuangan
telah disajikan dengan angka yang benar dan seimbang.
Uraian Persamaan
SiLPA tahun berjalan harus sama dengan total SiLPA = Total Pendapatan – Total Belanja
pendapatan dikurangi total belanja dan transfer dan Transfer + Total Penerimaan
ditambah total penerimaan pembiayaan Pembiayaan – Total Pengeluaran
dikurangi dengan total pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan
Uraian Persamaan
Uraian Persamaan
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi harus Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi =
sama dengan Arus Masuk Kas dari Aktivitas Arus Masuk Kas dari Aktivitas Operasi - Arus
Operasi dikurangi Arus Keluar Kas dari Aktivitas Keluar Kas dari Aktivitas Operasi
Operasi.
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi harus Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi =
sama dengan Arus Masuk Kas dari Aktivitas Arus Masuk Kas dari Aktivitas Investasi -
Investasi dikurangi Arus Keluar Kas dari Arus Keluar Kas dari Aktivitas Investasi
Aktivitas Investasi.
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan harus Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan =
sama dengan Arus Masuk Kas dari Aktivitas Arus Masuk Kas dari Aktivitas Pendanaan -
Pendanaan dikurangi Arus Keluar Kas dari Arus Keluar Kas dari Aktivitas Pendanaan
Aktivitas Pendanaan.
Uraian Persamaan
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris harus Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris =
sama dengan Arus Masuk Kas dari Aktivitas Arus Masuk Kas dari Aktivitas Transitoris -
Transitoris dikurangi Arus Keluar Kas dari Arus Keluar Kas dari Aktivitas Transitoris
Aktivitas Transitoris.
Saldo Akhir Kas Tahun Sebelumnya harus Saldo Akhir Kas Tahun Sebelumnya =
sama dengan Saldo Awal Kas. Saldo Awal Kas
Saldo Akhir Kas harus sama dengan Saldo
Awal Kas ditambah Kenaikan (Penurunan) Saldo Akhir Kas = Saldo Awal Kas +
Kas. Kenaikan/(Penurunan) Kas + Koreksi
SILPA tahun sebelumnya + Kas Lainnya di
Bendahara (selain BUD)
[A4]
Uraian Persamaan
Surplus/Defisit LO harus sama dengan total Surplus/Defisit LO= Total Pendapatan (LO) -
Pendapatan (LO) dikurangi total Beban (LO) Total Beban (LO) + Surplus/(Defisit) kegiatan
ditambah (dikurangi) total Kegiatan non operasional (LO) + Total Pos Luar Biasa
Nonoperasional (LO) ditambah (dikurangi) Pos (LO)
Luar Biasa (LO)
[A5]
Uraian Persamaan
SAL Akhir harus sama dengan SAL Awal SAL Akhir (LP SAL) = SAL Awal (LP SAL) -
dikurangi Penggunaan SAL sebagai Penggunaan SAL (LP SAL) + SiLPA/(SiKPA)
penerimaan pembiayaan tahun berjalan Tahun Berjalan (LP SAL) + Koreksi
ditambah Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Kurang/(Lebih) Kesalahan Pembukuan
Anggaran Tahun Berjalan ditambah Koreksi Tahun Sebelumnya (LP SAL)+ Lain-Lain (LP
Lebih/Kurang Kesalahan Pembukuan Tahun SAL)
Sebelumnya
SAL Awal (LP SAL) = SAL Akhir Tahun
sebelumnya (LP SAL)
Uraian Persamaan
Ekuitas akhir harus sama dengan ekuitas awal Ekuitas akhir (LPE) = ekuitas awal (LPE) +
ditambah (dikurangi) surplus/defisit LO surplus/(defisit) LO (LPE) + koreksi
ditambah (dikurangi) koreksi yang terkait ekuitas[A6] (LPE)
dengan ekuitas
• Jika terdapat nilai koreksi yang terkait
dengan ekuitas dalam LPE yang belum
dapat dijelaskan agar dilakukan penelusuran
dan menjadi fokus pemeriksaan. Apabila
tidak dapat dijelaskan sampai dengan
berakhirnya pemeriksaan agar diungkapkan
dalam TP.
b) Analisis Horizontal
20 Analisis horizontal dilakukan dengan melihat hubungan antar akun Analisis
horizontal
dalam unsur laporan keuangan yang berbeda, misalnya akun LRA
dengan akun neraca, akun LRA dengan akun LAK, akun LO dengan
LPE dan Neraca, ataupun kesesuaian dengan nilai yang disajikan
dalam LAK dan apakah sudah cukup diungkapkan dalam CaLK. Tujuan
dilakukan analisis horizontal adalah untuk menentukan keseimbangan
dan kebenaran saldo tiap akun dalam Neraca, LRA, LAK, LO, Laporan
Perubahan SAL, LPE, serta kecukupan pengungkapan dalam CaLK.
Uraian Persamaan
SiLPA di LRA harus sama dengan Kas di SiLPA (LRA) = Kas di Kas Daerah + Kas di
Kas Daerah ditambah Kas di Bendahara Bendahara Pengeluaran + Kas di Bendahara
Pengeluaran ditambah Kas di Bendahara Penerimaan + Setara Kas + Saldo kas di
Penerimaan ditambah Setara Kas ditambah Bendahara yang berasal dari transaksi yang
dengan Saldo kas di Bendahara yang disahkan melalui mekanisme SP3B – Utang PFK
berasal dari transaksi yang disahkan (Neraca)
melalui mekanisme SP3B dikurangi dengan
Utang PFK di neraca. • Jika terdapat selisih agar dilakukan penelusuran
dan menjadi fokus pemeriksaan. Apabila selisih
tersebut tidak dapat dijelaskan sampai dengan
berakhirnya pemeriksaan agar diungkapkan
dalam TP
Uraian Persamaan
Uraian Persamaan
Arus Kas Masuk dari Aktivitas Operasi (LAK) Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Operasi
harus sama dengan Total Pendapatan Daerah (LAK) = Total Pendapatan Daerah (LRA) –
(LRA) dikurangi Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah Lainnya yang
Lainnya yang berasal dari Penjualan Aset Berasal dari Penjualan Aset Tetap dan Aset
Tetap dan Aset Lainnya Lainnya (LRA)
Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi harus Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Operasi =
sama dengan Belanja Operasi ditambah Belanja Operasi + Belanja Tak Terduga (di
Belanja Tak Terduga (di LRA) dan Belanja LRA) + Belanja Transfer (di LRA)
Transfer (di LRA)
Arus Kas Masuk dari Aktivitas Investasi (LAK) Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Investasi
harus sama dengan Pencairan Dana (LAK) = Pencairan Dana Cadangan +
Cadangan ditambah Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari
yang berasal dari penjualan Aset Tetap dan Penjualan Aset Tetap dan Aset Lainnya
Aset Lainnya (di LRA) ditambah Pencairan (LRA) + Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan yang Dipisahkan + Penerimaan Penjualan
Daerah yang Dipisahkan dan ditambah Investasi Nonpermanen
Penerimaan Penjualan Investasi Nonpermanen
Arus Kas Keluar dari aktivitas Investasi (LAK) Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Investasi
harus sama dengan Belanja Modal (di LRA) (LAK) = Belanja Modal (di LRA) +
ditambah Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran Penyertaan
Penyertaan Modal Pemda dan ditambah Modal Pemda + Pembiayaan Pengeluaran
Pembiayaan Pengeluaran Pembelian Investasi Pembelian Investasi Nonpermanen
Nonpermanen
Arus Kas Masuk dari aktivitas Pendanaan Arus Kas Masuk Dari Aktivitas Pendanaan
(LAK) harus sama dengan Penerimaan (LAK) = Penerimaan Pendanaan Di LRA
Pendanaan di LRA (selain penggunaan SiLPA). (Selain Penggunaan SiLPA)
Uraian Persamaan
Arus Kas Keluar dari aktivitas Pendanaan Arus Kas Keluar Dari Aktivitas Pendanaan
(LAK) harus sama dengan Pengeluaran (LAK) = Pengeluaran Pendanaan di LRA
Pendanaan di LRA.
Catatan : Jika terdapat selisih agar dilakukan penelusuran dan menjadi fokus
pemeriksaan. Apabila selisih tersebut tidak dapat dijelaskan sampai dengan berakhirnya
pemeriksaan agar diungkapkan dalam TP.
Uraian Persamaan
Saldo akhir Kas tahun lalu (LAK) harus sama Saldo Akhir Kas Tahun Lalu (LAK) = Saldo
dengan saldo awal Kas tahun berjalan (LAK), awal Kas Tahun Berjalan (LAK) = Saldo Akhir
saldo akhir Kas di neraca tahun lalu, dan Kas Tahun lalu (Neraca) = Saldo Awal Kas
saldo awal Kas di neraca tahun berjalan. Tahun Berjalan (Neraca)
Apabila terdapat selisih harus diungkapkan
dalam CaLK
Saldo akhir kas di neraca tahun berjalan harus Saldo Akhir Kas Tahun Berjalan (Neraca) =
sama dengan saldo akhir Kas di LAK tahun Saldo Akhir Kas Tahun Berjalan (LAK) =
berjalan. Silpa (LRA) - Utang PFK Tahun Berjalan.
Saldo Utang PFK di neraca tahun berjalan Saldo Utang PFK per 31 desember 200x
harus sama dengan saldo Utang PFK di neraca (Neraca) = Saldo Utang PFK Tahun per 31
tahun sebelumnya ditambah Penerimaan PFK desember 200x-1 (Neraca) + Penerimaan PFK
tahun berjalan dikurangi Pengeluaran PFK Tahun 200x – Pengeluaran PFK Tahun 200x
tahun berjalan di LAK. (LAK)
Catatan :
a. Jika terdapat selisih agar dilakukan penelusuran dan menjadi fokus pemeriksaan.
Apabila selisih tersebut tidak dapat dijelaskan sampai dengan berakhirnya
pemeriksaan agar diungkapkan dalam TP.
b. Bahwa nilai saldo penerimaan dan pengeluaran PFK pada LAK harus merupakan
nilai saldo hasil kosolidasian antara BUD dan Bendahara Pengeluaran (wajib pungut
PFK).
Tabel 11. Analisis Horizontal antara LRA dan Laporan Perubahan SAL
Uraian Persamaan
SilPA di LRA harus sama dengan Saldo SiLPA pada LRA = Saldo Anggaran Lebih
Anggaran Lebih (SAL) akhir pada Laporan (SAL) Akhir pada Laporan Perubahan SAL
Perubahan SAL
SiLPA Tahun Sebelumnya pada LRA harus SiLPA Tahun 200x-1 (LRA) = SilPA Tahun
sama dengan Penggunaan SiLPA 200x-1 (LP SAL) = Saldo Awal Tahun 200x
ditambah/(dikurangi) koreksi SiLPA pada (LP SAL)
Laporan Perubahan SAL harus sama dengan
Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya pada SiLPA Tahun 200x-1 (LRA) = Anggaran
LRA harus sama dengan Saldo Anggaran Lebih Penggunaan SAL sebagai Penerimaan
(SAL) Awal pada Laporan Perubahan SAL Pembiayaan Tahun 200x (LRA) = Saldo
penggunaan SAL Tahun 200x (LP SAL).
Catatan : Jika terdapat selisih agar dilakukan penelusuran dan menjadi fokus
pemeriksaan. Apabila selisih tersebut tidak dapat dijelaskan sampai dengan berakhirnya
pemeriksaan agar diungkapkan dalam TP.
Ilustrasi penerapan analisis horizontal antara LRA dan Laporan Perubahan SAL
sebagaimana di bawah ini.
Uraian Persamaan
Ekuitas Awal pada LPE harus sama dengan Ekuitas Awal (LPE) = Ekuitas Tahun
Ekuitas Akhir pada Neraca Tahun Sebelumnya Sebelumnya (Neraca)
Surplus/Defisit pada LO harus sama dengan Surplus/Defisit (LO) = Surplus/Defisit (LPE)
Surplus/Defisit pada LPE
Ekuitas akhir pada LPE harus sama dengan Ekuitas akhir (LPE) = Ekuitas (Neraca)
Ekuitas pada Neraca
Ilustrasi penerapan analisis horizontal antara LO, LPE, dan Neraca sebagai
berikut.
Uraian Persamaan
Pendapatan Pajak (LO) harus sama dengan Pendapatan Pajak (LO) = Pendapatan Pajak
Pendapatan Pajak (LRA) dikurangi Piutang (LRA) - Saldo Piutang Pajak Awal Tahun +
Pajak Awal Tahun ditambah Piutang Pajak Saldo Piutang Pajak Akhir Tahun
Akhir Tahun
Pendapatan Retribusi (LO) harus sama dengan Pendapatan Retribusi (LO) = Pendapatan
Pendapatan Retribusi (LRA) dikurangi Piutang Retribusi (LRA) – Saldo Piutang Retribusi
Retribusi Awal Tahun ditambah Piutang Awal Tahun + Saldo Piutang Retribusi Akhir
Retribusi Akhir Tahun dikurangi Pendapatan Tahun – Saldo Pendapatan Retribusi yang
Retribusi yang Diterima Dimuka pada Neraca Diterima Dimuka Tahun Akhir (Neraca) +
ditambah dengan Saldo Awal Pendapatan Saldo Awal Pendapatan Retribusi Diterima di
Retribusi Diterima di Muka pada Neraca Muka (Neraca)
Pendapatan Bagi Hasil Pajak (LO) harus sama Pendapatan Bagi Hasil Pajak (LO) =
dengan Pendapatan Bagi Hasil Pajak (LRA) Pendapatan Bagi Hasil Pajak (LRA) – Saldo
dikurangi Piutang Bagi Hasil Pajak Awal Tahun Piutang Bagi Hasil Pajak Awal Tahun +
ditambah Piutang Bagi Hasil Pajak Akhir Tahun Saldo Piutang Bagi Hasil Pajak Akhir Tahun
dikurangi Pendapatan Bagi Hasil Pajak yang – Saldo Pendapatan Bagi Hasil Pajak
Diterima Dimuka (Neraca) ditambah dengan Diterima Dimuka Akhir (Neraca) + Saldo
Saldo Awal Pendapatan Bagi Hasil Pajak Awal Pendapatan Bagi Hasil Pajak Diterima
Diterima di Muka pada Neraca di Muka (Neraca)
Beban Persediaan pada LO harus sama Beban Persediaan (LO) = Belanja Barang
dengan Belanja Barang dan Jasa yang dan Jasa yang Menghasilkan Persediaan
Menghasilkan Persediaan pada LRA ditambah (LRA) + Saldo Persediaan Awal Tahun –
Persediaan Awal Tahun dikurangi Saldo Saldo Persediaan Akhir Tahun (Neraca) +/-
Persediaan Akhir Tahun (Neraca) Lebih/Kurang mutasi persediaan non APBD
mutasi persediaan non APBD
Beban Penyusutan (LO) harus sama dengan Beban Penyusutan (LO) = Akumulasi
Akumulasi Penyusutan Akhir Tahun dikurangi Penyusutan Akhir Tahun – Akumulasi
Akumulasi Penyusutan Awal Tahun Penyusutan Awal Tahun
Gambar 4. Ilustrasi Penerapan Analisis Horizontal antara LO, LRA, dan Neraca
2. Teknik Prediktif
27 Teknik prediktif bisa dilakukan dengan membandingkan realisasi dan Teknik
prediktif
anggaran akun-akun di laporan realisasi anggaran. Perbedaan
signifikan yang terjadi bisa menjadi indikasi permasalahan yang
seharusnya diungkapkan pada CaLK.
28 Selain itu, teknik prediktif dapat juga dilakukan dengan menghitung Contoh teknik
prediktif
jumlah tertentu dan membandingkan dengan catatan-catatan atau
rumusan lain untuk mengetahui adanya indikasi permasalahan yang
akan diuji lebih lanjut dalam pengujian substantif. Contoh teknik
prediktif adalah memprediksi (memperkirakan) belanja pemeliharaan
kendaraan dinas tahun berjalan, dengan melihat data dan jumlah
kendaraan tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, pada TA 2017 terdapat
penambahan 40 (empat puluh) unit kendaraan dinas operasional roda
empat dari pembelian. Penambahan tersebut dapat diperkirakan akan
c) Analisis Rasio
30 Analisis rasio dilakukan dengan menguji hubungan antarakun di dalam Contoh rasio
keuangan
laporan keuangan. Beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan
untuk mengukur akuntabilitas Pemda yaitu.
a. Rasio Kemandirian Keuangan (RKK)
Rasio ini menunjukkan kemampuan Pemda dalam membiayai sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada
masyarakat, yang diformulasikan sebagai berikut.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
RKK=
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat/Provinsi dan Pinjaman
d) Analisis Tren
32 Analisis tren adalah analisis yang dilakukan dengan membandingkan Pengertian
analisis tren
akun yang sama untuk periode lebih dari dua tahun sehingga diperoleh
gambaran mengenai kecenderungan dari suatu akun dalam LKPD.
Analisis kecenderungan ini umumnya digunakan dalam membuat
prediksi keuangan. Misalnya prediksi pencapaian pajak daerah pada
tahun yang diperiksa berdasarkan data atau informasi
kecenderungan pencapaian pajak daerah beberapa periode yang lalu.
33 Analisis tren tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, Mekanisme
analisis tren
perhitungan matematis dalam persentase ataupun diagram untuk
mengetahui kecenderungan dari akun-akun dalam Neraca dan LRA.
34 Analisis tren mengidentifikasi pola-pola dari kecenderungan (perubahan-
perubahan yang terjadi dalam beberapa periode yang telah lalu)
sebagai dasar dari evaluasi dan prediksi keadaan atau perubahan di
masa sekarang.
BAB III
PEMAHAMAN DAN PENILAIAN RISIKO
SPKN PSP 200 Standar Pelaksanaan
• Para. 8d: Risiko pemeriksaan adalah risiko terjadinya kemungkinan bahwa
temuan, kesimpulan, dan/atau rekomendasi Pemeriksa tidak benar atau tidak
lengkap, sebagai akibat dari faktor-faktor seperti bukti yang tidak cukup
dan/atau tidak tepat, prosedur pemeriksaan yang tidak memadai, atau kelalaian
yang disengaja maupun informasi yang menyesatkan.
• Para. 14: Pemeriksa harus memperoleh pemahaman atas entitas dan/atau hal
pokok/informasi hal pokok yang diperiksa yang diperlukan untuk
mengidentifikasi permasalahan, menentukan materialitas, risiko, jenis dan
sumber bukti, serta auditabilitas.
• Para. 16: Pemeriksa harus menilai dan merespons risiko pemeriksaan dengan
menggunakan pertimbangan profesional.
• Para. 17: Pemeriksa harus mengidentifikasi dan mengukur risiko material
sebagai akibat dari kecurangan.
• Para. 18: Pemeriksa harus memutakhirkan penilaian dan respons terhadap
risiko tersebut sepanjang proses pemeriksaan dengan menggunakan
pertimbangan profesional.
Gambaran Umum
DR = AR / (IR X CR)
Ket:
AR : Risiko Pemeriksaan
IR : Risiko Bawaan
CR : Risiko Pengendalian
DR : Risiko Deteksi
03 Berkaitan dengan pemahaman dan penilaian risiko, Pemeriksa harus Standar Audit
terkait
memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam:
a. SPAP SA 315 tentang Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko
Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman Atas Entitas dan
Lingkungannya.
b. SPAP SA 330 tentang Respon Auditor Terhadap Risiko yang Telah
Dinilai.
Penilaian Risiko
Jumlah Bukti
Kondisi AR IR CR DR
Pemeriksaan
1 Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah
2 Tinggi Rendah Moderat Moderat Moderat
3 Tinggi Rendah Tinggi Moderat Moderat
4 Tinggi Moderat Rendah Moderat Moderat
5 Tinggi Moderat Moderat Moderat Moderat
6 Tinggi Moderat Tinggi Rendah Tinggi
7 Tinggi Tinggi Rendah Moderat Moderat
8 Tinggi Tinggi Moderat Rendah Tinggi
9 Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
1 2 3 4 5 6 7 8
Saldo akun mungkin berada dibawah 50% dari OM, tetapi akun
tersebut dapat menjadi signifikan berdasarkan pertimbangan nilai
transaksi yang besar dan judgement professional Pemeriksa.
Misalnya: Akun Kas pada Bendahara Pengeluaran yang bersaldo
Rp23 juta ditetapkan sebagai akun signifikan walaupun 50% (lima
puluh persen) dari OM sebesar Rp50 miliar. Penetapan ini karena
risiko Kas pada Bendahara Pengeluaran tinggi, sehingga
kemungkinan terjadi salah saji yang tinggi pada akun kas ini.
Kolom 3 (AR: Identifikasi)
Diisi berdasarkan tingkat risiko pemeriksaan, yakni sebesar 5%
(lima persen).
Kolom 4 (IR: Identifikasi)
Diisi berdasarkan tingkat risiko bawaan pada akun yang
bersangkutan, dengan ketentuan:
IR rendah (L) = 30% (tiga puluh persen)
IR sedang (M) = 70% (tujuh puluh persen)
IR tinggi (H) = 100% (seratus persen)
Kolom 5 (CR: Identifikasi)
Diisi berdasarkan tingkat risiko pengendalian pada akun yang
bersangkutan, dengan ketentuan:
CR rendah (L) = 30% (tiga puluh persen)
CR sedang (M) = 70% (tujuh puluh persen)
CR tinggi (H) = 100% (seratus persen)
Kolom 6 (DR)
Diisi berdasarkan perhitungan Audit Risk Model (DR = AR/ (IR x
CR)), dengan ketentuan:
DR rendah (L) = 1% - 10%
DR sedang (M) = 11% - 32%
DR tinggi (H) = 33% - 56%
Kolom 7 (Strategi Pemeriksaan)
Diisi dengan strategi pemeriksaan yang ditetapkan, apakah akan
dilakukan pengujian substantif mendalam, moderat, atau terbatas.
Apakah akan dilakukan uji pengendalian atau tidak. Strategi
pemeriksaan tersebut ditetapkan berdasarkan hasil tingkat Risiko
Deteksi pada kolom (6). Sesuai dengan RBA maka penentuan
strategi pemeriksaan didasarkan pada tingkat risiko deteksi pada
suatu akun. Contohnya semakin rendah risiko deteksi maka
semakin tinggi efektivitas prosedur substantif yang dilaksanakan.
Dengan demikian, Pemeriksa bisa mengalokasikan sebagian besar
sumber daya baik dari jumlah Pemeriksa, cakupan dan kedalaman
prosedur pemeriksaan substantif atas akun tersebut.
Risiko
Strategi Pemeriksaan Umum
Deteksi
BAB IV
MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LKPD
SPKN PSP 200 Standar Pelaksanaan
• Para. 14: Pemeriksa harus memperoleh pemahaman atas entitas dan/atau hal
pokok/informasi hal pokok yang diperiksa yang diperlukan untuk mengidentifikasi
permasalahan, menentukan materialitas, risiko, jenis dan sumber bukti, serta
auditabilitas.
• Para. 21: Pemeriksa harus mempertimbangkan materialitas pada seluruh proses
pemeriksaan dengan menggunakan pertimbangan profesional.
• Para. 22: Pemeriksa harus memutakhirkan penilaian terhadap materialitas
sepanjang proses pemeriksaan berdasarkan penilaian risiko dengan menggunakan
pertimbangan profesional.
• Para. A16: Sesuatu dapat dinilai material jika pengetahuan mengenai hal tersebut
mungkin akan memengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP). Materialitas meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif.
• Para. A17: Hal-hal yang menjadi pertimbangan profesional dalam menentukan
tingkat materialitas antara lain kebutuhan pengguna LHP, misalnya perhatian dari
para pemangku kepentingan, kepentingan umum, dan dampak bagi masyarakat;
karakteristik bawaan pada suatu hal atau sekelompok hal; konteks keterjadian
suatu hal; dan persyaratan perundang-undangan.
Gambaran Umum
18 Pemeriksa perlu mempertimbangkan hasil penilaian risiko pada saat Hasil penilaian
risiko pada
pemeriksaan interim. Hasil penilaian risiko pada saat pemeriksaan saat
pemeriksaan
interim tersebut merupakan pemutakhiran perkembangan terakhir interim
kondisi SPI dan risiko pemeriksaan pada entitas yang dapat berubah.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, tingkat materialitas yang
ditetapkan dapat disesuaikan menjadi tingkat tertentu.
19 Hasil penilaian risiko pada saat pemeriksaan interim memuat Cara
menetapkan
kesimpulan tingkat risiko atas beberapa faktor sebagai berikut: tingkat risiko
yang
a. Opini terakhir tahun sebelumnya berpengaruh
dalam
Opini terakhir tahun sebelumnya tersebut sekaligus juga perhitungan
materialitas
mencerminkan intensitas permasalahan-permasalahan tahun
sebelumnya yang berasal dari pemeriksaan keuangan.
b. Hasil pemeriksaan tahun anggaran yang diperiksa
Hasil pemeriksaan tahun anggaran yang diperiksa yang dimaksud
adalah yang berasal dari pemeriksaan kinerja, Pemeriksaan
Dengan Tujuan Tertentu (PDTT), maupun pemeriksaan interim
yang dilakukan oleh BPK.
c. Efektivitas tindak lanjut
d. Integritas personil kunci
Yang dimaksud Manajemen dan Personil Kunci adalah Kepala
Daerah, Sekretaris Daerah, Kepala SKPKD (BUD, Kepala BPKD)
dan Dispenda.
e. Efektivitas atas SPI
f. Potensi adanya kecurangan (fraud) dalam dua tahun anggaran
terakhir.
Cara menetapkan tingkat risiko yang berpengaruh dalam perhitungan
materialitas diilustrasikan pada Lampiran IV.1 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
20 Kesimpulan atas tingkat risiko pemeriksaan tersebut memiliki kontribusi Perhitungan
rate
terhadap tingkat (rate) materialitas, sehingga perhitungan rate OM materialitas
awal
menjadi sebagaimana pada Tabel berikut.
Hasil
% Kontribusi Risiko
Penilaian
No. Level Entitas Terhadap % AR Rate OM
Tingkat
OM
Risiko
1 6 10,00% 5% 0,50%
2 7 17,50% 5% 0,88%
3 8 25,00% 5% 1,25%
4 9 32,50% 5% 1,63%
5 10 40,00% 5% 2,00%
Hasil
% Kontribusi Risiko
Penilaian
No. Level Entitas Terhadap % AR Rate OM
Tingkat
OM
Risiko
6 11 47,50% 5% 2,38%
7 12 55,00% 5% 2,75%
8 13 62,50% 5% 3,13%
9 14 70,00% 5% 3,50%
10 15 77,50% 5% 3,88%
11 16 85,00% 5% 4,25%
12 17 92,50% 5% 4,63%
13 18 100,00% 5% 5,00%
𝑁𝑁
𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝑂𝑂𝑂𝑂 ∗ � �
𝑇𝑇
Keterangan:
TM = Tingkat Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
OM = Overall materiality atau nilai materialitas awal tingkat laporan
N = Nilai saldo akun yang bersangkutan (akun-akun neraca, LRA, atau LO)
T = Total nilai akun yang diperiksa pada masing-masing neraca, LRA, dan LO
f. Alokasi pada suatu akun tidak boleh melebihi 50% dari OM (batas
akun signifikan). Selain itu, akun-akun dalam LRA dan LO yang
sama (serupa), maka dengan pertimbangan konservatif dapat
dialokasikan nilai TM yang terkecil.
g. Setelah Pemeriksa melakukan pengalokasian TM secara
proporsional, Pemeriksa dimungkinkan untuk melakukan
penyesuaian atas nilai TM akun-akun tertentu sesuai dengan
pertimbangan professional, misalnya apabila Pemeriksa menilai
bahwa TM akun kas diberi alokasi nilai tertentu yang berbeda dari
perhitungan yang proporsional. Pertimbangan kualitatif tersebut
diantaranya memperhatikan risiko risiko kesalahan penyajian
material, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan, dan
faktor kualitatif lainnya. Misalnya akun Dana Perimbangan memiliki
saldo yang besar sehingga termasuk sebagai akun signifikan.
Namun, akun ini jumlah transaksinya tidak terlalu banyak sehingga
mudah dalam mengujinya. Maka Pemeriksa dapat memberikan
alokasi TM yang lebih rendah dari perhitungan TM secara kuantitatif.
h. Pertimbangan kualitatif yang digunakan dalam menentukan akun
signifikan maupun penentuan TM harus sejalan dengan hasil
penilaian risiko atas setiap akun sebagaimana diuraikan dalam Bab
IV tentang Penilaian Risiko Pemeriksaan. Penilaian risiko tersebut
bisa merupakan penilaian risiko pada saat pemeriksaan interim atau
hasil penilaian pada saat persiapan pemeriksaan. Misalnya, akun
Kas memiliki risiko kesalahan penyajian yang tinggi (RoMM), maka
Pemeriksa dapat mempertimbangan nilai TM yang lebih rendah dari
perhitungan TM secara kuantitatif.
26 Contoh perhitungan TM dapat dilihat pada Lampiran IV.2 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
29 Dari skema tersebut, terlihat bahwa AR, IR, CR, DR, dan TM bersama-
sama mempengaruhi tingkat kecukupan bukti audit.
30 AR berhubungan terbalik dengan bukti audit. Makin rendah tingkat AR, Skema AR, IR,
CR, DR, dan
makin banyak bukti audit yang harus dikumpulkan dan dilakukan TM
pengujian. Makin banyaknya bukti audit tersebut dikarenakan pada
tingkat AR yang lebih rendah, Pemeriksa hanya bersedia menanggung
risiko pemeriksaan yang lebih rendah, sehingga Pemeriksa harus
memperluas prosedur pemeriksaannya dengan memperbanyak bukti
pemeriksaan yang harus dilakukan pengujian. Di sisi lain, IR maupun
CR memiliki hubungan lurus dengan kebutuhan bukti audit. Misalnya,
makin tinggi tingkat CR mengindikasikan makin tidak efektif tingkat
pengendalian intern yang terkait dengan akun tersebut. Dalam kondisi
tersebut, Pemeriksa tidak dapat mengandalkan bahwa kemungkinan
BAB V
UJI PETIK PEMERIKSAAN (AUDIT SAMPLING)
Gambaran Umum
01 Uji petik adalah pemilihan beberapa unsur dalam suatu populasi Pengertian uji
petik
sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan atas keseluruhan populasi.
Uji petik secara teknis adalah penerapan prosedur pemeriksaan
terhadap kurang dari 100% (seratus persen) unsur dalam suatu
populasi pemeriksaan yang relevan, sedemikian rupa, sehingga semua
unit sampel memiliki peluang yang sama untuk dipilih.
02 Tujuan uji petik adalah untuk memperoleh bukti pemeriksaan yang Tujuan uji
petik
cukup dan tepat. Bukti tersebut harus memberikan basis memadai bagi
Pemeriksa untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara
keseluruhan. Prosedur pemeriksaan untuk memperoleh bukti antara
lain: inspeksi, pengamatan (observasi), wawancara (permintaan
keterangan), konfirmasi eksternal, penghitungan ulang, pelaksanaan
kembali, prosedur analitis, survei, dan pengukuran.
09 Hubungan metode uji petik dengan jenis pengujian dalam pendekatan Hubungan
metode uji
uji petik statistik adalah sebagai berikut: petik dengan
jenis
pengujian
10 Hubungan metode uji petik dengan jenis pengujian dalam pendekatan Hubungan
risiko
uji petik statistik adalah sebagai berikut: pengendalian
awal dengan
pendekatan
pemeriksaan
Risiko
Pendekatan Pemeriksaan
Pengendalian
Sangat tidak mengandalkan pengendalian. Pemeriksa dapat
High (Maximum) melakukan pengujian substantif langsung tanpa test of
control (substantive approach).
Sebagian mengandalkan pengendalian. Pemeriksa dapat
melakukan test of control yang kemudian dilanjutkan dengan
Medium
pengujian substantif (test of control and substantive
approach)
Sangat mengandalkan pengendalian. Pemeriksa harus
melakukan test of control untuk memastikan apakah desain
Low pengendalian internal telah efektif diimplementasikan. Hasil
pengujian pengendalian dipertimbangkan untuk penentuan
kedalaman pengujian substantive
Low 3% - 5%
Boks 1
CONTOH PENERAPAN METODE UJI PETIK ATRIBUT (ATTRIBUTE SAMPLING)
Sebagai bagian dari pengujian atas pos belanja, pemeriksa melakukan pengujian
pengendalian terhadap otorisasi SPM.
Penetapan tujuan pengujian: uji petik ini dilakukan untuk menguji apakah proses
pengendalian dalam penerbitan SPM sebagai dokumen otorisasi untuk transaksi
belanja berjalan efektif.
Penetapan atribut dan deviasi: Karena pengujian ditujukan untuk mengetahui
pengendalian terhadap otorisasi SPM, maka atributnya yang ditetapkan adalah SPM
telah diotorisasi oleh Pengguna Anggaran, sedangkan deviasinya adalah jika ada
SPM yang dicairkan namun tidak diotorisasi atau diotorisasi tapi tidak oleh pejabat
yang berwenang.
Pendefinisian populasi dan unit sampling: Populasi yang akan diambil sampelnya
berupa 20.000 lembar SPM.
Penentuan metode pemillihan sampel: simple random sampling.
Penetapan TKT: Pemeriksa menetapkan TKT sebesar 5%.
Penetapan tingkat keandalan: Pemeriksa menetapkan tingkat keandalan sebesar
95%, atau tingkat RACRL (risiko menilai risiko pengendalian terlalu rendah) sebesar
5%.
Penetapan DTK: Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya pemeriksa
menetapkan DTK sebesar 2%.
Penentuan ukuran sampel ditetapkan dengan merujuk pada tabel ukuran sampel
untuk uji petik atribut dengan tingkat keandalan/keyakinan 95% seperti yang
tercantum pada Lampiran V.1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini. Pada tabel tersebut dengan tingkat keyakinan 95%, pilih DTK sebesar
2% dan TKT sebesar 5%, diperoleh jumlah sampel sebesar 181 unsur. Dengan
melihat tabel tersebut, selain diperoleh ukuran sampel, juga diperoleh nilai Achieved
UPL (kesalahan yang masih dapat diterima) yang ditunjukkan dengan angka dalam
kurung di samping ukuran sampel, yaitu 4.
Pemilihan sampel: Setelah jumlah sampel yang harus dipilih diketahui, maka
pemeriksa harus memilih sampel tersebut dari keseluruhan populasi. Dalam hal ini
pemeriksa harus memilih 181 unsur diantara 20.000 lembar SPM yang ada. Teknik
penyeleksian 181 unsur dari 20.000 dapat dilakukan dengan memilih teknik pemilihan
sampel tertentu, misalnya simple random sampling.
Pelaksanaan pengujian: Setelah 181 SPM terpilih sebagai sampel, pemeriksa
memeriksa atribut yang ditetapkan sebelumnya, berupa SPM yang ditandatangani
oleh Pengguna Anggaran. Pemeriksa harus mencatat berapa kali ia menemukan SPM
yang tidak diotorisasi dengan semestinya.
Evaluasi hasil uji petik: Setelah memeriksa 181 SPM, pemeriksa menemukan terdapat
3 lembar SPM yang tidak diotorisasi dengan semestinya, jumlah kesalahan tersebut
kemudian dibandingkan dengan Achieved UPL yang diperoleh sebelumnya, yaitu 4.
Karena jumlah kesalahan yang diperoleh masih lebih kecil dari nilai Achieved UPL,
maka pemeriksa dapat menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan efektif
namun terdapat risiko sebesar 5% bahwa pemeriksa salah memberikan kesimpulan.
Keterangan:
n : Ukuran Sampel
NB : Nilai buku (Nilai yang tercatat untuk setiap unsur)
RF : Faktor keandalan (Reliability Factor), yaitu suatu faktor
untuk menyatakan risiko atas penerimaan yang salah,
dengan asumsi tidak ada kekeliruan (nol kekeliruan).
RF0 (untuk kekeliruan yang diharapkan = nol, atau U)
disajikan pada Lampiran V.2 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
SST : Salah saji yang tertoleransi (Tolerable Misstatement),
yaitu salah saji maksimum yang boleh ada dalam
populasi tanpa membuat laporan keuangan dianggap
memberikan pandangan/ pengarahan yang salah
(misleading).
DSS : Dugaan Salah Saji (DSS), yaitu estimasi Pemeriksa
pemeriksa atas salah saji moneter dalam populasi.
Biasanya hal ini diestimasikan berdasarkan
pengalaman masa lalu dan pengetahuan mengenai
entitas yang diperiksa.
EF : Faktor ekspansi (Expansion Factor), yaitu suatu faktor
atas salah saji yang diharapkan, juga menggambarkan
penerimaan yang salah. Nilai faktor ekspansi disajikan
pada Lampiran V.2 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
UML1 − UML0
Peningkatan (Addition) = NB X1
n
UML1
Sehingga, Max = NB X1
n
UML0 UML1 − UML0
= NB X1 + NB X1
n n
n : Ukuran sampel
Boks 2 :
CONTOH PENERAPAN METODE UJI PETIK SATUAN MATA UANG
(MONETARY UNIT SAMPLING)
Pemeriksa menggunakan metode uji petik satuan mata uang untuk
menilai kewajaran saldo piutang. Akun piutang bernilai
Rp50.000.000.000, pemeriksa mentolerir risiko beta sebesar 5%,
Besarnya kesalahan maksimum yang dapat ditolerir adalah
Rp600.000.000 dan pemeriksa memperkirakan adanya kesalahan
sebesar Rp50.000.000.
Diasumsikan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat dua
overstatement, yaitu Rp5.000.000 dari nilai buku Rp10.000.000 dan
Rp16.000.000 dari nilai buku Rp20.000.000.
3. Hitung Max:
3 4,8 − 3
Max = 50.000.000.000 × × 1 + 50.000.000.000 × × 0,5 +
288 288
6,3 − 4,8
50.000.000.000 × × 0,8
288
= 885.416.667
4. Kesimpulan
Dengan hasil di atas, Pemeriksa 95% (sembilan puluh lima persen)
yakin bahwa nilai moneter dari overstatement dalam akun piutang tidak
melebihi Rp885.416.667. Namun karena nilai ini melebihi SST, yaitu
Rp600 juta, maka Pemeriksa mungkin menolak NB berdasarkan hasil
pengujiannya.
Penentuan risiko deteksi dapat dilihat pada Bab III pada Tabel
15 Hubungan Masing-masing Risiko dengan Jumlah Bukti
Pemeriksaan dan Tabel 16 Pengaruh Masing-masing Risiko
Terhadap Lingkup Pengujian Terinci.
2) Penentuan persentase ukuran sampel pemeriksaan
berdasarkan rating risiko deteksi sebagai berikut:
*Ukuran sampel Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara prosedur analitis terinci,
pengujian mendalam atas SPI, dan pengujian terinci atas saldo (termasuk pengujian terhadap
fraud) sesuai dengan strategi pemeriksaan sebagaimana dijelaskan pada BAB 3.
Ukuran sampel
Akun Risiko Deteksi
pemeriksaan*
Kas Low 100%
Khusus untuk pemeriksaan Kas di BUD, pemeriksa harus melakukan cash opname dan
perhitungan kas untuk menguji kebenaran formal dan materiil saldo kas per tanggal neraca
serta menguji kebenaran transaksi dalam Laporan Arus Kas.
Contoh : Ilustrasi
penentuan
OPD untuk uji
Sesuai hasil perhitungan tersebut di atas, ukuran sampel petik
pemeriksaan untuk akun “Belanja Daerah” adalah Rp180 miliar.
Pemeriksa harus menentukan OPD-OPD yang akan diuji petik
untuk dapat memenuhi nilai ukuran sampel pemeriksaan Rp180
miliar, yaitu :
Gambar 7. Ilustrasi Penentuan OPD untuk Uji Petik
* Untuk pemeriksaan kas diambil dari nilai transaksi dari tahun anggaran berjalan (mutasi
debet dan kredit) bukan dari saldo akhir pada tanggal pelaporan.
** Khusus untuk pemeriksaan aset tetap, penentuan ukuran sampel pemeriksaan dapat
menggunakan basis nilai mutasi aset tetap tahun berjalan, sepanjang berdasarkan hasil
pemeriksaan sebelumnya, entitas telah melakukan inventarisasi ulang dan penilaian
kembali atas aset tetap serta telah didokumentasikan, dicatat, dan dilaporkan secara
memadai.
Misalnya: Populasi adalah 2000 dokumen senilai Rp2 miliar dan risiko
gabungan tinggi. Setelah menggunakan pertimbangan sebelumnya,
didapatkan jumlah sampel sebesar 10% x 2000 = 200 atau senilai
Rp500juta. Namun demikian, waktu pemeriksaan sangat sempit dan
SDM yang dimiliki hanya sedikit. Oleh karena itu pemeriksa memutuskan
untuk mengurangi sampel menjadi 100 sampel. Jika pemeriksa
memutuskan untuk memodifikasi jumlah sampel berdasarkan
pertimbangan profesional, maka pemeriksa harus menuangkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut dalam KKP. Pemeriksa dapat
memperbesar cakupan pemeriksaan jika berdasarkan hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa nilai akun dikoreksi secara
signifikan.
Dalam memilih unit sampel berupa akun yang akan disampel dan
diuji, pemeriksa mempertimbangkan siklus akun terkait. Misalnya:
ketika pemeriksa memutuskan akan mengambil sampel akun
belanja modal, maka pemeriksa sekaligus akan mengambil sampel
pada akun aktiva tetap terkait belanja modal tersebut.
e. Evaluasi Hasil Uji Petik Evaluasi hasil
uji petik
Setelah melakukan pengujian dan menemukan ada beberapa
kesalahan, pemeriksa tidak dapat langsung memproyeksikan
kesalahan tersebut ke populasi. Pemeriksa harus menggunakan
judgement dengan beberapa pertimbangan:
1) Frekuensi terjadinya kesalahan. Jika kesalahan yang ditemukan
hanya kasus yang terjadi pada satu waktu tertentu maka
kesimpulan akan berbeda dengan kesalahan yang sudah umum
terjadi dan frekuensi keterjadiannya pada beberapa waktu tertentu
dalam satu tahun. Misalnya, kesalahan yang terjadi 3 kali dalam
setahun dan umum terjadi seperti kesalahan mata anggaran
belanja barang ke belanja modal akan menyebabkan pemeriksa
berkesimpulan kesalahan serupa banyak terjadi dan
mempengaruhi kewajaran akun. Sedangkan kesalahan yang tidak
umum terjadi dan hanya terjadi dalam satu waktu tertentu mungkin
menyebabkan pemeriksa berkesimpulan kesalahan sejenis tidak
banyak terjadi dan tidak mempengaruhi kewajaran akun.
2) Unsur tindak pidana. Jika terdapat unsur tindak pidana dalam satu
temuan maka pemeriksa harus waspada dan berupaya
memperluas pengujian untuk mendapatkan keyakinan awal bahwa
indikasi tindak pidana terjadi atau tidak. Pemeriksa sebaiknya
mempertimbangkan bahwa tindak pidana tersebut mempengaruhi
kewajaran akun.
3) Penyebab kesalahan apakah disebabkan oleh sistem aplikasi atau
kesalahan personil. Jika kesalahan disebabkan karena kelemahan
sistem aplikasi maka kemungkinan besar kesalahan akan
mempengaruhi kewajaran akun.
f. Mendokumentasikan perencanaan, pemilihan, pengujian dan evaluasi Dokumentasi
hasil. uji petik
BAB VI
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
SPKN PSP 100 Standar Umum pada bagian Dokumentasi Pemeriksaan
• Para 29: Pemeriksa harus menyusun dokumentasi pemeriksaan yang memadai
secara tepat waktu pada seluruh tahapan pemeriksaan dan memberikan
pemahaman yang jelas atas prosedur pemeriksaan yang dilakukan, pertimbangan
profesional, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat.
• Para 30: Pemeriksa harus menyusun dokumentasi pemeriksaan guna memberikan
informasi yang jelas dan memadai. Melalui dokumentasi tersebut, Pemeriksa lain
yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan atas pemeriksaan tersebut dapat
memahami sifat, waktu, lingkup, dan hasil dari prosedur pemeriksaan yang
dilaksanakan, bukti yang diperoleh dalam mendukung temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi pemeriksaan, serta alasan dibalik semua hal signifikan yang
dibutuhkan dalam mengambil pertimbangan profesional dan kesimpulan terkait.
• Para 31: BPK harus mengembangkan sistem dokumentasi pemeriksaan yang
efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Gambaran Umum
05 Agar sesuai dengan fungsi dan manfaatnya, KKP harus memenuhi Syarat
dokumentasi
syarat-syarat berikut: KKP
c. indeks KKP;
d. referensi silang (cross reference) yang menggambarkan hubungan
antar KKP dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
hasil pemeriksaan, termasuk pula hubungan dengan KKP periode
sebelumnya (bila diperlukan);
e. catatan pemeriksa terkait dengan informasi yang disajikan dalam
KKP tersebut; dan
f. simpulan pemeriksa yang didukung oleh hasil analisis sesuai
dengan lingkup program pemeriksaan.
07 KKP dilengkapi dengan kode dan simbol tertentu secara konsisten dan Kode dan
Simbol dalam
sistematik. Kode dan simbol tersebut meliputi indeksasi KKP; referensi KKP
silang (cross reference) antar KKP pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan serta KKP sebelumnya;
tickmark; dan tanda reviu. Penggunaan kode atau simbol pada KKP
harus dijelaskan pemeriksa. Penjelasan tersebut termasuk dalam KKP
1. Indeksasi KKP
09 Pemeriksaan LKPD diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kelompok indeksasi
yaitu:
a. KKP Indeks A KKP Indeks A
6 Lembar B.1.1.1.CT.01
Pelaksanaan
Pengujian
Pengendalian
2. Penyusunan KKP
10 KKP yang disusun secara manual maupun melalui media Aplikasi SiAP Identitas yang
harus ada
LK harus memuat informasi mengenai identitas BPK (simbol dan nama), pada KKP
pernyataan “Kertas Kerja Pemeriksaan”, entitas dan tahun yang
diperiksa, nomor kode indeks KKP, nama/initial, tanggal dan paraf,
simbol analisis (tickmark) dan pemberian referensi silang (cross
reference).
15 NR No Respon Bila tidak ada jawaban untuk tujuan lain Diletakkan di samping
kanan angka
16 PBC Prepared By Untuk menandakan bahwa suatu daftar Diletakkan disudut kiri
Client dibuat oleh auditee atas dan ditulis
tanggal terimanya
5. Pereviuan KKP
17 Pereviuan KKP dilakukan oleh Ketua Tim, Pengendali Teknis, dan/atau Reviu KKP
dalam lembar KKP yang direviu. Contoh lembar reviu dapat dilihat pada
Lampiran VI.6 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
18 Pereviu KKP memberikan identitas nama/inisial, paraf, dan tanggal
penyampaian hasil reviunya untuk ditindaklanjuti oleh Anggota Tim
apabila diperlukan atau tanggal penyampaian ke jenjang lebih tinggi
untuk pereviuan dan/atau persetujuan.
6. Pelabelan KKP
19 KKP yang telah selesai direviu oleh Pengendali Teknis, dimasukkan ke Pelabelan
KKP
dalam kardus sesuai dengan urutan/hasil pekerjaan pemeriksa
(perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan) dan
setiap kardus diberikan label kardus seperti Gambar 9 berikut.
Gambar 9. Label Kardus
20 Setiap kardus dan odner juga dibuatkan daftar isi (format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VI.7 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini) untuk mempermudah pencarian
dokumen. Daftar isi kardus berisi rangkuman dokumen apa saja yang
tersimpan dalam kardus tersebut seperti Gambar 10.
Gambar 10. Daftar Isi Kardus
21 Jika dalam satu odner terdiri dari beberapa dokumen KKP, maka untuk
mempermudah pencarian KKP, diberikan penanda batas untuk setiap
KKP seperti Gambar 11.
Gambar 11. Penanda Batas KKP
7. Penyerahan KKP
22 Ketua Tim pemeriksaan menyerahkan seluruh KKP dari tahap Penyerahan
KKP
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan kepada
Kepala Subauditorat dengan tembusan kepada pemberi tugas paling
lama 10 hari kerja setelah tanggal surat keluar LHP. Penyerahan KKP
dilakukan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima KKP seperti pada
Lampiran VI.8 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
8. Pemberian TPRM
23 KKP yang telah diserahkan kemudian direviu untuk memperoleh Pemberian
TPRM
keyakinan mutu, dan diberikan Tanda Reviu Pengendalian Mutu
(TRPM) pejabat. Pengendalian mutu dibahas lebih lanjut pada BAB X
tentang Pengendalian dan Penjaminan Mutu atas Pemeriksaan.
9. Penyimpanan KKP
24 KKP yang telah direviu dikemas ke dalam media penyimpanan serta Penyimpanan
KKP
diberi stiker TRPM oleh pejabat, disimpan dalam tempat penyimpanan
satuan kerja pelaksana BPK di bidang pemeriksaan yang bersangkutan
(subauditorat) secara rapi, sistematis, dan aman selama dua tahun dari
tahun pemeriksaan dilakukan. Lamanya penyimpanan di subauditorat
juga berdasarkan pertimbangan dari Kepala Subauditorat mengenai
nilai guna dari KKP terkait.
25 Untuk penyimpanan KKP yang sistematis dan jelas serta memudahkan Identitas KKP
13. Pemusnahan
35 Pemusnahan KKP dilakukan oleh subbag terkait sesuai dengan Pemusnahan
KKP
ketentuan pengelolaan arsip dalam peraturan perundang-undangan
dan memperoleh persetujuan tertulis dari Pejabat Pengelola KKP
dan/atau pemberi tugas yang relevan dengan KKP yang dimusnahkan
tersebut. Pemusnahan dituangkan dalam berita acara pemusnahan
sesuai dengan ketentuan pengelolaan arsip dalam peraturan
perundang-undangan. Berita acara pemusnahan KKP atau arsip
tersebut disampaikan pula kepada pejabat pengelola KKP dan/atau
pemberi tugas untuk keperluan pengendalian dan bukti pemusnahan
KKP.
BAB VII
FORMULASI TEMUAN PEMERIKSAAN LKPD
SPKN PSP 100 Standar Umum
• Para 22: Apabila terdapat risiko ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berindikasi kecurangan dan ketidakpatutan yang
secara signifikan memengaruhi hal pokok/informasi hal pokok yang diperiksa,
Pemeriksa harus memodifikasi prosedur untuk mengidentifikasi terjadinya
kecurangan dan/atau ketidakpatutan, serta menentukan dampaknya terhadap hal
pokok/informasi hal pokok yang diperiksa.
• Para 23: Pemeriksa harus mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berindikasi kecurangan, ketidakpatutan,
dan/atau kerugian negara/daerah, serta ketidakpatuhan yang berpengaruh
langsung dan material terhadap hal pokok/informasi hal pokok yang diperiksa
sesuai ketentuan.
• Para 19: Jika auditor menduga kemungkinan terjadi ketidakpatuhan, maka auditor
harus membahas hal tersebut dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak-
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Jika manajemen atau, jika relevan,
pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tidak dapat memberikan
informasi memadai yang mendukung kepatuhan entitas terhadap peraturan
perundang-undangan dan, dalam pertimbangan auditor, dampak dugaan
ketidakpatuhan tersebut material terhadap laporan keuangan, maka auditor harus
mempertimbangkan keputusan untuk memperoleh advis hukum. (Ref: Para. A15–
A16)
Gambaran Umum
01 Sesuai UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Kriteria Opini
antara lain:
a. prinsip keadilan, maksudnya TP BPK tidak boleh merugikan suatu
pihak demi menguntungkan pihak yang lain. Karena pada dasarnya,
TP itu harus memberikan manfaat langsung dan tidak langsung
terhadap proses pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik.
b. prinsip kejujuran, artinya setiap TP BPK harus mengungkapkan
secara menyeluruh (full disclosure) atas fakta dan data yang
ditemukan oleh pemeriksa selama melaksanakan pemeriksaan
tanpa ada yang ditutup-tutupi.
c. prinsip profesionalisme, artinya TP BPK harus dihasilkan oleh
pemeriksa yang kompeten dan menguasai bidang/objek
pemeriksaan yang menjadi temuan sehingga kualitas TP menjadi
lebih tinggi.
07 Untuk memberikan panduan dalam membuat laporan atas temuan hasil
pemeriksaan LKPD supaya setiap pemeriksa BPK memiliki persamaan
persepsi tentang penyusunan TP yang berkualitas, maka dinilai perlu
untuk menyusun panduan formulasi TP atas LKPD tersebut.
08 Panduan formulasi TP atas LKPD ini bertujuan untuk: Tujuan
panduan
a. memudahkan penyusunan TP LKPD oleh anggota tim pemeriksa; formulasi TP
No Judul TP Kriteria TP
1 Aset tetap Tanah Keadaan diatas tidak sesuai dengan Peraturan
yang disajikan dalam Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016
Neraca Pemerintah tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik
Kabupaten B belum Negara:
didukung bukti 1. Pasal 296 ayat (1) yang menyatakan bahwa
kepemilikan sebesar Pengelola Barang, Pengguna Barang
Rp123.456.789,00 dan/atau kuasa Pengguna Barang wajib
melakukan pengamanan barang milik negara
yang berada dalam penguasaannya.
2. Pasal 296 ayat (2) yang menyatakan bahwa
Pengamanan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. pengamanan fisik;
b. pengamanan administrasi; dan
c. pengamanan hukum.
3. Pasal 297 ayat (1) dan ayat (2) yang
menyatakan bahwa bukti kepemilikan barang
milik daerah wajib disimpan dengan tertib dan
aman serta penyimpanan bukti kepemilikan
barang milik daerah dilakukan oleh Pengelola
Barang.
2 Temuan kekurangan Kontrak pekerjaan yang bersangkutan,
volume pekerjaan disesuaikan dengan pasal-pasal yang dilanggar
atau keterlambatan
penyelesaian
pekerjaan
No Judul TP Kriteria TP
3 Belanja Perjalanan Keadaan tersebut tidak sesuai dengan Peraturan
Dinas Ganda pada Gubernur/Bupati/Walikota tentang Tata Cara
Beberapa Kegiatan Penganggaran dan Pertanggungjawaban
di Dinas Kesehatan Perjalanan Dinas.
Sebesar
Rp123.456.789,00
4 Pengendalian Keadaan di atas tidak sesuai dengan Peraturan
Internal dan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011
Pertanggungjawaban beserta perubahannya tentang Pedoman
Belanja Bantuan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
Hibah, Bantuan Bersumber dari APBD. (Pasalnya disesuaikan
Sosial, Bantuan dengan kondisi pelanggaran yang terjadi).
Keuangan dan Bagi
Hasil Ke Desa
Sebesar
Rp123.456.789,00
Tidak Memadai
23 Berikut ini contoh pengungkapan kriteria dalam TP yang terlalu umum Contoh kriteria
TP yang bias
(bias).
Tabel 31. Tabel Kriteria TP yang Umum
No Judul TP Kriteria TP
1 Pengadaan Barang dan Permasalahan tersebut melanggar Peraturan
Jasa pada Kegiatan di Pemerintah No. 12 Tahun 2019 tentang
Dinas Koperasi, Usaha Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 3 ayat (1)
Mikro Kecil Menengah yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan
(UMKM), Perindustrian, daerah dilakukan secara tertib, efisien,
Perdagangan dan ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung
Pertanian Kota X jawab dengan memperhatikan rasa keadilan,
Melebihi Ketetapan kepatutan, manfaat untuk masyarakat, serta taat
Harga Tertinggi Sebesar pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rp123.456.789,00
2 Kekurangan Volume Keadaan tersebut tidak sesuai dengan Peraturan
Pekerjaan pada Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Kegiatan pembangunan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Gedung Sekolah pada
Dinas Pendidikan Kota D
Tahun Anggaran 2009
Senilai
Rp123.456.789,00
No Judul TP Kriteria TP
3 Nilai Penyertaan Modal Hal tersebut bertentangan dengan PP 71 Tahun
Berupa Aset Tetap ke 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah,
PD Pasar Bermartabat Lampiran I, yang menyatakan bahwa
Sebesar karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah
Rp123.456.789,00 Tidak ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan
Dapat Diyakini dalam informasi akuntansi sehingga dapat
Kewajarannnya memenuhi tujuannya. Salah satunya pada poin
(b) Andal yaitu Informasi dalam laporan
keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material,
menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika
hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan.
Temuan SPI
31 Dalam pemeriksaan laporan keuangan, Pemeriksa diharuskan untuk Identifikasi
defisiensi
memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal yang relevan pengendalian
dengan audit pada saat mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan intern
penyajian material. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut,
Pemeriksa mempertimbangkan pengendalian internal untuk merancang
prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisi yang bersangkutan,
namun bukan untuk tujuan menyatakan opini atas efektivitas
pengendalian internal yang bersangkutan. Pemeriksa mengidentifikasi
defisiensi dalam pengendalian internal tidak hanya dalam proses
penilaian risiko tetapi juga pada tahap-tahap audit lain. Defisiensi yang
teridentifikasi yang harus dikomunikasikan oleh auditor kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen.
32 Berdasarkan SPAP-SA 265, defisiensi dalam pengendalian internal Defisiensi
pengendalian
terjadi bila: internal
menurut SA
265
Temuan Kepatuhan
36 SPKN PSP 100 para. 20 mengatur bahwa Pemeriksa harus merancang Pengaruh
temuan
pemeriksaan untuk memberikan keyakinan yang memadai guna kepatuhan
mendeteksi ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang- yang langsung
undangan, kontrak, dan produk hukum lainnya yang berpengaruh dan material
Komunikasi TP
46 Sesuai dengan PMP, Ketua Tim menyampaikan konsep TP yang telah Komunikasi
TP dengan
di-review oleh Pengendali Mutu dan Pengendali teknis kepada pejabat entitas
entitas yang diperiksa untuk dimintakan komentar instansi.
47 Setelah penyampaian TP, Pelaksana Fungsional Pemeriksa dalam hal
ini Pengendali Teknis dan/atau Ketua Tim dapat menyelenggarakan
diskusi dengan pimpinan entitas dan/atau pejabat yang diperiksa.
Diskusi tersebut sebagai forum untuk menanggapi TP sebelum TP
diserahkan kepada pimpinan entitas yang diperiksa. Diskusi
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengklarifikasi permasalahan yang
diungkap dalam konsep TP. Pemeriksa mendokumentasikan
pelaksanaan diskusi tersebut dalam risalah diskusi.
48 Tim Pemeriksa (Pengendali Teknis dan/atau Ketua Tim) agar
mengomunikasikan kepada pimpinan entitas dampak TP terhadap
kewajaran penyajian laporan keuangan.
BAB VIII
PENYUSUNAN LHP
LHP Keuangan
Sistematika LHP
04 Hasil pemeriksaan atas LKPD disajikan dengan sistematika sebagai LHP atas LK
Pemda
berikut:
a. LHP atas Laporan Keuangan. Laporan ini memuat:
1) Hasil pemeriksaan yang memuat opini BPK atas kewajaran
Laporan Keuangan entitas;
2) Gambaran Umum Pemeriksaan;
3) Laporan Keuangan entitas yang telah diperiksa.
Penyajian laporan keuangan entitas harus memuat Surat
Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh
pimpinan entitas sebagai pihak yang bertanggun jawab dalam
penyajian laporan keuangan, disertai dengan tempat dan
tanggal. Pada bagian akhir masing-masing komponen laporan
keuangan juga harus ditandatangani oleh pimpinan entitas.
b. LHP atas SPI dan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-
undangan. Laporan ini memuat:
1) hasil pemeriksaan yang memuat resume permasalahan terkait
kelemahan SPI dan ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan;
2) hasil pemeriksaan atas SPI dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan; dan
3) ikhtisar pemantauan TLHP sebelumnya.
05 Selain kedua laporan tersebut, dimungkinkan adanya pelaporan lain
sesuai dengan harapan pemberi tugas. Misalnya adanya pelaporan
khusus terkait penilaian atas pengungkapan atau informasi yang
berkaitan dengan prestasi kinerja.
Opini
08 LHP atas laporan keuangan berisi simpulan atau opini kewajaran Unsur-unsur
LHP
laporan keuangan. Format opini laporan keuangan atas Pemda pada
prinsipnya mengacu pada SPAP-SA 700, SA 705, dan SA 706 dengan
beberapa penyesuaian.
09 Unsur pokok LHP atas laporan keuangan meliputi:
a. Suatu Judul “Laporan Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan”.
b. Laporan pada lembar opini terdiri atas beberapa bagian yang
masing-masing diberi subjudul, terdiri atas: bagian pendahuluan,
tanggung jawab entitas atas laporan keuangan, tanggung jawab
BPK, opini, dan laporan atas SPI dan Kepatuhan.
c. Paragraf pendahuluan menyatakan dasar hukum pemeriksaan,
pernyataan bahwa Pemeriksa telah melakukan pemeriksaan,
identifikasi entitas yang diperiksa, unsur laporan keuangan yang
diperiksa serta periode laporan keuangannya.
d. Paragraf terkait tanggung jawab entitas atas laporan keuangan
mencakup suatu penjelasan bahwa manajemen entitas
bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan
pengendalian intern yang memadai.
e. Paragraf terkait tanggung jawab BPK harus menyatakan:
1) tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan opini atas
laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan;
2) pemeriksaan dilakukan berdasarkan SPKN;
3) SPKN mengharuskan BPK untuk mematuhi kode etik, serta
merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari kesalahan penyajian material;
4) gambaran tentang proses pemeriksaan meliputi pengujian
bukti-bukti yang mendukung angka-angka dan pengungkapan
dalam laporan keuangan;
5) prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan
profesional, termasuk penilaian risiko kesalahan penyajian
yang material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan;
Management Letter
BAB IX
PANDUAN PENYUSUNAN OPINI
SPAP SA 700 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan Atas Laporan Keuangan
• Para 10: Auditor harus merumuskan suatu opini tentang apakah laporan keuangan
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
• Para 16: Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasian bila auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Gambaran Umum
10 Pemberian opini atas laporan keuangan harus didasarkan pada Salah saji atas
laporan
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah disajikan keuangan
secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Penyajian laporan keuangan secara
wajar artinya bahwa tidak terdapat salah saji yang material dalam
pelaporan keuangan. Salah saji yang mempengaruhi opini adalah salah
saji yang tidak dapat dikoreksi dengan alasan (1) entitas tidak bersedia
melakukan koreksi akuntansi, dan (2) secara teknis koreksi tersebut
tidak dapat dilakukan karena terikat pada peraturan perundang-
undangan.
11 Salah saji dapat diklasifikasikan: Klasifikasi
salah saji
a. Kesesuaian pilihan kebijakan akuntansi
1) kebijakan akuntansi yang dipilih tidak konsisten dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku; atau
2) laporan keuangan, termasuk catatan terkait, tidak
merepresentasikan transaksi dan kejadian yang sebenarnya
(underlying transactions and events) sehingga penyajian yang
wajar tidak dapat dilakukan.
b. Penerapan kebijakan akuntansi terpilih
1) manajemen tidak secara konsisten menerapkan kebijakan
akuntansi tersebut sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan, termasuk ketika manajemen tidak menerapkan
kebijakan akuntansi secara konsisten antarperiode atau
antartransaksi yang sejenis (konsistensi penerapan); atau
2) terjadi kesalahan penerapan kebijakan akuntansi (misalnya
karena kesalahan yang tidak disengaja dalam menerapkan
kebijakan akuntansi).
c. Kesesuaian atau kecukupan pengungkapan dalam laporan
keuangan
1) laporan keuangan tidak memasukkan semua hal yang perlu
diungkapkan sesuai yang dipersyaratkan dalam SAP;
2) pengungkapan dalam laporan keuangan tidak disajikan sesuai
dengan SAP; atau
3) laporan keuangan tidak mengungkapkan hal-hal yang
dipersyaratkan untuk mencapai penyajian yang wajar (fair
presentation).
12 Salah saji dapat disebabkan oleh (1) ketidakpatuhan terhadap peraturan Penyebab
salah saji
perundang-undangan; (2) kecurangan (fraud); dan (3) ketidakpatutan.
Ketidakpatutan merupakan perbuatan yang tidak masuk akal dan di luar
praktik-praktik yang lazim. Salah saji juga dapat terjadi karena tidak
efektifnya pengendalian intern.
13 Sementara itu, temuan yang berkaitan dengan penyimpangan dari TP atas salah
saji laporan
prinsip akuntansi haruslah diperoleh setelah Pemeriksa melaksanakan keuangan
pemeriksaan sesuai dengan standar, dalam arti tidak ada pembatasan
lingkup. Pelanggaran terhadap prinsip akuntansi meliputi pertimbangan
atas: (1) apakah prinsip akuntansi yang dipilih untuk diterapkan sudah
berlaku umum, prinsip akuntansi sudah tepat sesuai keadaan, dan
laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi yang
cukup dapat mempengaruhi penggunaan, pemahaman dan penafsiran,
(2) apakah informasi diiktisarkan dengan semestinya, (3) apakah
laporan keuangan mencerminkan peristiwa atau kejadian yang
mendasarinya, dan (4) apakah prinsip akuntansi telah diterapkan secara
konsisten dengan penjelasan mengenai alasan dan dampaknya.
14 Beberapa petunjuk yang mengisyaratkan adanya pelanggaran terhadap
standar akuntansi, misalnya dalam kesimpulan Pemeriksa menyatakan:
a. akun ... lebih saji/kurang saji sebesar........... ;
b. informasi .... yang tidak diungkap dapat menyesatkan pembaca
laporan keuangan;
c. hal ini tidak sesuai dengan PSAP ... ; atau
d. Inkonsistensi tersebut dapat mengakibatnya terganggunya daya
banding laporan keuangan.
4. Materialitas
17 Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi Materialitas
5. Pervasiveness
22 Saat menentukan tingkat materialitas dari suatu kesalahan penyajian, Pervasiveness
23 Suatu salah saji dikatakan pervasive apabila salah saji tersebut memiliki Dasar
pertimbangan
pengaruh pada akun lain. Pertimbangan atas pervasive dapat pervasiveness
didasarkan pada faktor-faktor berikut:
a. Kompleksitas Kompleksitas
a. penting tidaknya salah saji atau potensi salah saji dikaitkan dengan
asersi. Jika hanya menyangkut asersi valuation dan presentation,
opini yang diberikan bisa WDP. Namun, jika menyangkut asersi
existency atau occurrence, right and obligation dan completeness,
opini yang diberikan dapat Tidak Wajar atau Tidak Menyatakan
Pendapat; dan
b. luas atau tidaknya akibat dari salah saji atau risiko kemungkinan
salah saji baik jumlah akun yang terpengaruh maupun jumlah
laporan yang terpengaruh.
Sebagai contoh:
a. kelemahan pengendalian intern dalam pencatatan aset tetap di satu
OPD saja (tidak terjadi di OPD lain), tidak mengharuskan
Pemeriksa melakukan pengecualian atas seluruh akun aset tetap;
b. temuan mengenai adanya aset tetap yang belum direvaluasi,
harusnya hanya berpengaruh terhadap aset yang diperoleh
Jenis Opini
Pembatasan Pelanggaran
Lingkup SAP
WDP
WDP
Keterbatasan
Pelanggaran SAP
Material Lingkup
Sangat
Material TMP TW
Mulai
Ya Pemeriksa menemukan Ya
penyimpangan dari Dampak yang
Tidak Tidak mungkin (possible
prinsip akuntansi
(salah saji) effect) atas salah saji
material? yang tidak terdeteksi
material?
Tidak Ya Tidak
Apakah salah Dampak yg mungkin
Apakah terdapat kondisi
saji bersifat atas salah saji yang
yang perlu dikomunikasikan
pervasive? tidak terdeteksi
untuk menarik perhatian?
bersifat pervasive?
Tidak
Wajar Tanpa
Pengecualian
(WTP)
Ya
Ya
WTP Dengan
Paragraf
Penekanan Suatu
Hal/ penekanan hal
lain
Wajar Dengan
Pengecualian
(WDP)
Tidak Menyatakan
Tidak Wajar
Pendapat
(TW)
(TMP)
37 Berdasarkan TP yang telah diungkap dalam LHP atas SPI dan Matriks
perumusan
Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan, Tim opini
Pemeriksaan menyusun matriks usulan perumusan opini dengan format
sebagaimana disajikan dalam Lampiran IX.3 dan Lampiran IX.4 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
38 Apabila dilakukan pembahasan lebih lanjut oleh Penanggung Jawab
beserta Tim terkait atas kesimpulan pada Lampiran IX.4 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini, maka
dituangkan dalam notulensi tersendiri yang berisikan keputusan final
atas rumusan opini yang akan ditetapkan.
Contoh Opini
41 Dalam pemeriksaan LKPD, BPK menerbitkan LHP yang terdiri dari LHP LHP keuangan
atas Laporan Keuangan serta LHP atas Kelemahan SPI dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-undangan. Selain kedua laporan
tersebut, dimungkinkan adanya pelaporan lain sesuai dengan harapan
pemberi tugas. Misalnya adanya pelaporan khusus terkait penilaian atas
informasi aspek kinerja tertentu. Untuk itu, tanggal LHP tersebut
haruslah sama.
42 Berdasarkan SPAP 2013, SA 700 paragraf A38, tanggal laporan Tanggal
laporan
Pemeriksa adalah tanggal ketika prosedur pemeriksaan telah secara Pemeriksa
substansial selesai dilaksanakan dan kesimpulan berdasarkan bukti
pemeriksaan yang cukup dan tepat telah dapat diperoleh.
BAB X
PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU
LKPD
diterima Supervisi
Pemeriksaan
Surat Perintah Surat Tugas Selesainya Konsep LHP yang Penerbitan LHP
Persiapan Pelaksanaan Pelaksanaan telah disetujui dengan Surat Keluar
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Lapangan Penanggungjawab Kepala Perwakilan
BAB XI
PERENCANAAN PEMERIKSAAN LKPD:
PEMERIKSAAN INTERIM
Gambaran Umum
06 Tahapan Pemeriksaan Interim terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yaitu Tahapan
pemeriksaan
persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan yang secara rinci terdiri dari interim
kegiatan sebagai berikut:
Gambar 15. Tahapan Pemeriksaan Interim
1. Tahap Persiapan
07 Tahap persiapan meliputi kegiatan evaluasi atas hasil pemeriksaan Tahap
persiapan
sebelumnya, pemerolehan Laporan Keuangan Interim, enentuan objek
dan lingkup pemeriksaan interim, dan penentuan tujuan pemeriksaan.
09 Langkah selanjutnya adalah meminta LKPD yang telah disusun oleh Pemerolehan
laporan
entitas yang bersangkutan sesuai dengan periode yang telah keuangan
interim
ditentukan/disepakati sebelumnya (Semesteran atau Triwulanan atau
LKPD per 31 Oktober).
2. Tahap Pelaksanaan
16 a. Lakukan evaluasi atas desain SPI. Jika tidak terdapat pemutakhiran Langkah
pengujian
desain SPI objek yang menjadi cakupan pemeriksaan, Pemeriksa pengendalian
dan
dapat memanfaatkan hasil evaluasi desain SPI tahun sebelumnya. penentuan
Jika terdapat pemutakhiran desain SPI, lakukan analisis dan sampling
identifikasikan kelemahan desain SPI tersebut dan dampaknya:
b. Lakukan pengujian atas implementasi SPI, dan identifikasi
kelemahan implementasi SPI dan dampaknya.
c. Buat daftar kelemahan desain dan implementasi SPI serta
dampaknya.
d. Uji tingkat signifikansi setiap kelemahan desain dan penerapan SPI
serta uji tingkat keterjadiannya dan kemungkinan keterjadiannya.
Semakin tinggi tingkat keterjadiannya dan kemungkinan
keterjadiannya, semakin diprioritaskan menjadi objek yang akan
diuji lebih lanjut dalam pemeriksaan subtantif/terinci.
f) Penyusunan TP
g) Dokumentasi pemeriksaan
20 Setiap prosedur yang dilaksanakan pada pemeriksaan interim, harus Dokumentasi
pemeriksaan
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi pemeriksaan mengacu
pada standar audit yang terkait, khususnya SA 230 tentang
Dokumentasi Audit.
3. Tahap Pelaporan
21 Tahap pelaporan pada pemeriksaan interim akan menjadi input bagi Tahap
pelaporan
pemeriksaan terinci. Terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan
pad tahap pelaporan, yaitu sebagai berikut.
BAB XII
PEMERIKSAAN ATAS
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
Gambaran Umum
pertanggungjawaban APBD.
Salah satu perbedaan pengelolaan keuangan BLUD dengan OPD pada
umumnya adalah berkaitan dengan Akuntansi dan Pelaporan
pertanggungjawabannya. Namun sebagai kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan, maka BLUD juga diharuskan untuk melaksanakan Sistem
Akuntansi yang berdasarkan SAP sebagaimana yang dilaksanakan
oleh OPD. Hal ini perlu dilaksanakan agar Laporan Keuangan BLUD
dapat dikonsolidasikan ke LKPD.
Lingkup Bahasan
02 Pada bagian ini tidak membahas secara spesifik terkait pedoman Penyajian
laporan
pemeriksaan keuangan Pemda yang memiliki BLUD. Secara umum keuangan
BLUD sesuai
metodologi pemeriksaan yang dilakukan sama dengan pemeriksaan dengan SAP
laporan keuangan OPD. Bab ini membahas beberapa penekanan terkait
dengan penyajian laporan keuangan BLUD sesuai dengan PSAP
Nomor 13. Berdasarkan PSAP Nomor 13 tersebut, dan Permendagri
Nomor 79 Tahun 2018, BLUD menyajikan laporan keuangan sesuai
dengan SAP bukan SAK. Dengan demikian tidak dibutuhkan langkah-
langkah pemeriksaan tambahan terkait penyajian laporan keuangan
yang dikonversi dari SAK ke SAP.
03 Tujuan pemeriksaan satuan kerja BLUD pada LKPD adalah untuk Tujuan
pemeriksaan
menyakinkan bahwa LKPD tidak mengandung salah saji yang material
pada akun-akun BLUD.
04 Beberapa risiko yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan LK BLUD
antara lain:
a. terdapat penyalahgunaan pendapatan BLUD dan pembebanan tarif
yang tidak sesuai ketentuan;
b. terdapat rekening BLUD yang tidak dilaporkan;
c. rekening BLUD yang dibuka tidak sesuai peruntukannya;
d. terdapat pendapatan yang tidak dicatat dan/atau penggunaan
langsung oleh bendahara atau kasir;
e. pendapatan dan/atau Belanja BLUD belum disahkan oleh Fungsi
BUD;
f. sistem akuntansi dan aplikasi pelaporan keuangan yang ada belum
mendukung penerapan PSAP 13;
g. ketidakakuratan saldo awal;
h. terdapat perbedaan saldo kas pada BLUD dalam LKPD dengan
saldo yang disajikan dalam LK OPD; dan
i. tidak tereliminasinya akun-akun resiprokal (aset, kewajiban,
beban, & pendapatan LO yang berasal dari transaksi antara BLU
dengan OPD yang membawahinya dan/atau pada tingkat LKPD.
1. Tahap Penganggaran
dalam KKP.
BAB XIII
PENUTUP
GLOSARIUM
A
Analisis/Reviu : Aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk
digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut
kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan
maknanya.
APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD
dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Asersi : Pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara
implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain
(pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi
merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh
manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
Audited : Telah diaudit.
B
Best Practice : Suatu cara paling efisien (upaya paling sedikit) dan
efektif (hasil terbaik) untuk menyelesaikan suatu tugas,
berdasarkan suatu prosedur yang dapat diulangi yang
telah terbukti manjur untuk banyak orang dalam jangka
waktu yang cukup lama.
D
Dana Bantuan : Dana yang disediakan oleh pemerintah untuk membiayai
Operasional Sekolah operasional nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar
(BOS) sebagai pelaksana program wajib belajar.
Defisiensi : Kekurangan.
F
Frequently Asked : Kumpulan tanya jawab.
Question (FAQ)
Fraud : Tindakan curang yang dilakukan sedemikian rupa,
sehingga menguntungkan diri sendiri, kelompok, atau
pihak lain (perorangan, perusahaan, atau institusi).
I
Ikhtisar Hasil : Dokumen yang disusun yang memuat ringkasan
Pemeriksaan Semester mengenai hasil pemeriksaan yang signifikan, hasil
(IHPS) pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil
pemeriksaan, dan hasil pemantauan penyelesaian
pengenaan ganti kerugian negara/daerah dalam satu
semester.
Indeksasi : Proses penomoran.
J
Judgement : Pertimbangan.
Juklak : Petunjuk pelaksanaan adalah perangkat lunak yang
memuat cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan
pelaksanaannya dalam proses pemeriksaan dan
penunjang. Dalam konteks proses pemeriksaan, Juklak
memuat metode, teknik, dan langkah-langkah
pemeriksaan secara umum terhadap suatu tujuan
pemeriksaan tertentu.
Juknis : Petunjuk teknis adalah pedoman dalam proses
pemeriksaan atau proses penunjang yang memuat
metode, teknik, dan langkah-langkah pemeriksaan atau
penunjang secara rinci terhadap tahapan kegiatan.
K
Kebijakan : Rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman
dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat
diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok
sektor swasta, serta individu.
Kinerja : Capaian keluaran/hasil/dampak dari kegiatan/
program/sasaran sehubungan dengan penggunaan
sumber daya pembangunan.
Kode Etik : Suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik
sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang
ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat
difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala
macam tindakan yang secara logika-rasional umum
(common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
L
Laporan Hasil : Bentuk pertanggungjawaban tertulis dari proses
Pemeriksaan (LHP) pemeriksaan yang berisi hasil analisis atas temuan
pemeriksaan yang diperoleh saat pelaksanaan
pemeriksaan.
M
Materialitas : Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi
akuntansi yang, dipandang dari keadaan-keadaan yang
melingkupinya, memungkinkan pertimbangan yang
dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi
menjadi berubah atau dipengaruhi oleh penghilangan
atau salah saji tersebut.
Mutakhir : Terakhir/terbaru/modern.
O
Opini : Pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa
mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan.
Opini Tidak Menyatakan : Auditor menolak memberikan pendapat artinya tidak ada
Pendapat (TMP) opini yang diberikan. Opini jenis ini diberikan jika auditor
tidak bisa meyakini apakah laporan keuangan wajar atau
tidak. Opini ini bisa diterbitkan jika auditor menganggap
ada ruang lingkup audit yang dibatasi oleh perusahaan/
pemerintah yang diaudit, misalnya karena auditor tidak
bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa
menyimpulkan dan menyatakan laporan sudah disajikan
dengan wajar.
Opini Tidak Wajar (TW) : Opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan
mengandung salah saji material, atau dengan kata lain
laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya. Jika laporan keuangan mendapatkan opini
jenis ini, berarti auditor meyakini laporan keuangan
perusahaan/pemerintah diragukan kebenarannya,
sehingga bisa menyesatkan pengguna laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan.
Opini Wajar Dengan : Opini audit yang diterbitkan jika sebagian besar informasi
Pengecualian (WDP) dalam laporan keuangan bebas dari salah saji material,
kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi
pengecualian. Sebagian akuntan memberikan julukan
little adverse (ketidakwajaran yang kecil) terhadap opini
jenis ini, untuk menunjukan adanya ketidakwajaran
dalam item tertentu, namun demikian ketidakwajaran
tersebut tidak mempengaruhi.
Opini Wajar Tanpa : Opini audit yang akan diterbitkan jika laporan
Pengecualian (WTP) keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas
dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan
opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-
bukti audit yang dikumpulkan, pemerintah dianggap telah
menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan,
kesalahannya dianggap tidak material dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan.
Output : Keluaran.
P
Panduan/Seri Panduan : Dokumen pengaturan arahan lainnya yang tidak
mengikat dan tidak perlu melalui proses legislasi.
Panduan/Seri Panduan adalah suatu referensi yang
dapat memberikan pemahaman dalam pelaksanaan
suatu kegiatan tertentu (bersifat spesifik) dan bersifat
tidak mengikat perseorangan atau satuan kerja.
Pedoman : Naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat
umum dan mengikat di lingkungan pelaksana BPK yang
perlu dijabarkan ke dalam petunjuk teknis atau prosedur
operasional standar dan penerapannya disesuaikan
dengan karakteristik satuan kerja yang bersangkutan.
REFERENSI
TIM PENYUSUN
Juknis Pemeriksaan LKPD ini disusun atas kerjasama
Tim Pokja Pemeriksaan LKPD – Direktorat Litbang
No Indeks :
Dibuat Oleh :
Direviu Oleh :
Disetujui Oleh :
PROSEDUR ANALITIS ANTAR AKUN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………. TA 20NN
Analisis Vertikal
Analisis vertikal dalam LRA
Uraian Unaudited Audited
Silpa (LRA) = Pendapatan (LRA) - Belanja dan Transfer Daerah (LRA) + Penerimaan Pembiayaan (LRA) -
Pengeluaran Pembiayaan (LRA)
Silpa LRA Tahun Berjalan (LRA) 102.908.463.819,62 102.908.463.819,62
Total Pendapatan Tahun Berjalan (LRA) 1.093.254.985.846,70 1.093.254.985.846,70
Total Belanja dan Transfer Tahun Berjalan (LRA) 1.021.996.019.106,42 1.021.996.019.106,42
Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan (LRA) 37.012.847.079,34 37.012.847.079,34
Pengeluaran Pembiayaan Tahun Berjalan (LRA) 5.363.350.000,00 5.363.350.000,00
Selisih - -
Seharusnya tidak terdapat selisih, karena analisis ini telah memasukkan seluruh komponen perhitungan yang dimungkinkan dalam menguji akun tersebut
SiLPA/(SiKPA) (LRA) = Kas dan Setara Kas (Neraca) - Utang PFK (Neraca)
SiLPA/SiKPA Tahun Berjalan (LRA) 102.908.463.819,62 102.908.463.819,62
Kas di Kasda Tahun Berjalan (Neraca) 26.889.344.541,30 26.889.344.541,30
Kas di Bendahara Penerimaan Tahun Berjalan (Neraca) 250.145.774,00 250.145.774,00
Kas di Bendahara Pengeluaran Tahun Berjalan (Neraca) 570.000,00 570.000,00
Kas di Bendahara BLUD Tahun Berjalan (Neraca) 64.012.281,68 64.012.281,68
Kas di Bendahara FKTP Tahun Berjalan (Neraca) 4.046.207.901,00 4.046.207.901,00
Kas di Bendahara BOS Tahun Berjalan (Neraca) 1.658.183.321,64 1.658.183.321,64
Setara Kas di BUD Tahun Berjalan (Neraca) 70.000.000.000,00 70.000.000.000,00
Kas Lainnya di Bendahara (Selain BUD) Tahun Berjalan - Terkait Utang PFK (Neraca) 11.664.794,84 11.664.794,84
Utang PFK Tahun Berjalan (Neraca) 11.664.794,84 11.664.794,84
Selisih - -
Seharusnya tidak terdapat selisih, karena analisis ini telah memasukkan seluruh komponen perhitungan yang dimungkinkan dalam menguji akun tersebut
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada Aset Tetap tersebut di atas yang mengungkapkan uraian di atas disertai lampiran terjadinya pada massing-
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada Aset Tetap tersebut di atas yang mengungkapkan uraian di atas disertai lampiran terjadinya pada massing-
Uraian Unaudited Audited
Belanja Modal Gedung & Bangunan (LRA) = Aset Tetap Gedung & Bangunan Tahun Berjalan (Neraca) -
Aset Tetap Gedung & Bangunan Tahun 20NN-1 (Neraca)
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan Tahun Berjalan (LRA) 32.518.505.054,00 32.518.505.054,00
Penambahan/(Penurunan)
Aset Tetap Gedung dan Bangunan Tahun Berjalan (Neraca) 336.636.952.001,05 336.636.952.001,05
Aset Tetap Gedung dan Bangunan Tahun 20NN-1 (Neraca) 305.610.999.398,26 305.610.999.398,26
Selisih (1.492.552.451,21) (1.492.552.451,21)
Penjelasan Unaudited dan Audited (lihat masing-masing kolom) - -
Jika terdapat selisih dapat didentifikasi dari:
Mutasi tambah
Penerimaan Hibah Barang
Perolehan Aset dari Hutang
Kapitalisasi dari Belanja Pegawai
Kapitalisasi dari Belanja Barang dan Jasa
Reklasifikasi antar Aset Tetap dari B. Modal Tahun Berjalan
Reklasifikasi dari Aset Lainnya karena Perubahan Kebijakan/Status Ditahun Berjalan
Koreksi Pencatatan Tahun Sebelumnya
- Barang Ekstrakompabel menjadi Intrakompabel (Perub. Kebijakan Batas Kapitalisasi)
- Reklasifikasi antar Aset Tetap
- Reklasifikasi dari Aset Lainnya
- Kurang catat saldo awal tahun
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Mutasi kurang
Pemberian Hibah Barang
Penghapusan
Penjualan
Salah Pos Belanja Modal (Seharusnya Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa)
Reklasifikasi antar Aset Tetap dari B. Modal Tahun Berjalan
Reklasifikasi ke Aset Lainnya karena Perubahan Kebijakan/Status Ditahun Berjalan
Koreksi Pencatatan Tahun Sebelumnya
- Barang Intrakompabel menjadi Ekstrakompabel (Perub. Kebijakan Batas Kapitalisasi)
- Reklasifikasi ke Aset Tetap
- Reklasifikasi antar Aset Lainnya
- Lebih catat saldo awal tahun
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada Aset Tetap tersebut di atas yang mengungkapkan uraian di atas disertai lampiran terjadinya pada massing-
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada Aset Tetap tersebut di atas yang mengungkapkan uraian di atas disertai lampiran terjadinya pada massing-
masing OPD
Uraian Unaudited Audited
Belanja Modal Aset Tetap Lainnya (LRA) = Aset Tetap Aset Tetap Lainnya Tahun Berjalan (Neraca) - Aset
Tetap Aset Tetap Lainnya Tahun 20NN-1 (Neraca)
Realisasi Belanja Modal Aset Tetap Lainnya Tahun Berjalan (LRA) 1.000.546.900,00 1.000.546.900,00
Penambahan/(Penurunan)
Aset Tetap Lainnya Tahun Berjalan (Neraca) 47.950.985.048,38 47.950.985.048,38
Aset Tetap Lainnya Tahun 20NN - 1 (Neraca) 7.590.282.245,12 7.590.282.245,12
Selisih 39.360.155.903,26 39.360.155.903,26
Penjelasan Unaudited dan Audited (lihat masing-masing kolom) - -
Jika terdapat selisih dapat didentifikasi dari:
Mutasi tambah
Penerimaan Hibah Barang
Perolehan Aset dari Hutang
Kapitalisasi dari Belanja Pegawai
Kapitalisasi dari Belanja Barang dan Jasa
Reklasifikasi antar Aset Tetap dari B. Modal Tahun Berjalan
Reklasifikasi dari Aset Lainnya karena Perubahan Kebijakan/Status Ditahun Berjalan
Koreksi Pencatatan Tahun Sebelumnya
- Barang Ekstrakompabel menjadi Intrakompabel (Perub. Kebijakan Batas Kapitalisasi)
- Reklasifikasi antar Aset Tetap
- Reklasifikasi dari Aset Lainnya
- Kurang catat saldo awal tahun
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Mutasi kurang
Pemberian Hibah Barang
Penghapusan
Penjualan
Salah Pos Belanja Modal (Seharusnya Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa)
Reklasifikasi antar Aset Tetap dari B. Modal Tahun Berjalan
Reklasifikasi ke Aset Lainnya karena Perubahan Kebijakan/Status Ditahun Berjalan
Koreksi Pencatatan Tahun Sebelumnya
- Barang Intrakompabel menjadi Ekstrakompabel (Perub. Kebijakan Batas Kapitalisasi)
- Reklasifikasi ke Aset Tetap
- Reklasifikasi antar Aset Lainnya
- Lebih catat saldo awal tahun
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada Aset Tetap tersebut di atas yang mengungkapkan uraian di atas disertai lampiran terjadinya pada massing-
masing OPD
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada Aset Tetap tersebut di atas yang mengungkapkan uraian di atas disertai lampiran terjadinya pada massing-
masing OPD
Analisis Horizontal antara LRA dan LAK
Uraian Unaudited Audited
Arus Kas Masuk Akt. Operasi (LAK) = Pendapatan Daerah (LRA) - Hasil Penjualan Aset Tetap ( Tanah,
Peralsin, Gedung, JIJ, Aset Tetap Lainnya) (LRA) - Hasil Penjualan Aset Lainnya (LRA)
Arus Kas Masuk Aktivitas Operasi Tahun Berjalan (LAK) 1.093.254.985.846,70 1.093.254.985.846,70
Pendapatan Daerah Tahun Berjalan (LRA) 1.093.254.985.846,70 1.093.254.985.846,70
Hasil Penjualan Tanah Tahun Berjalan (LRA) - -
Hasil Penjualan Peralatan dan Mesin Tahun Berjalan (LRA) - -
Hasil Penjualan Gedung dan Bangunan Tahun Berjalan (LRA) - -
Hasil Penjualan Jalan, Irigasi dan Jaringan Tahun Berjalan (LRA) - -
Hasil Penjualan Aset Tetap Lainnya Tahun Berjalan (LRA) - -
Hasil Penjualan Aset Lainnya Tahun Berjalan (LRA) - -
Selisih - -
Seharusnya tidak terdapat selisih, karena analisis ini telah memasukkan seluruh komponen perhitungan yang dimungkinkan dalam menguji akun tersebut
Pendapatan Hasil Pengl. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Berjalan (LO) 9.136.371.487,41 9.136.371.487,41
Pendapatan Hasil Pengl. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Berjalan (LRA) 5.243.193.348,50 5.243.193.348,50
Piutang Pendapatan Hasil Pengl. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Berjalan (Neraca) 6.896.247.390,65 6.896.247.390,65
Piutang Pendapatan Hasil Pengl. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun 20NN-1 (Neraca) 5.243.193.360,90 5.243.193.360,90
Pendapatan Hasil Pengl. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Diterima Dimuka Tahun Berjalan (Neraca) - -
Pendapatan Hasil Pengl. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Diterima Dimuka Tahun 20NN-1 (Neraca) - -
Selisih 2.240.124.109,16 2.240.124.109,16
Penjelasan Unaudited dan Audited (lihat masing-masing kolom) - -
Jika terdapat selisih dapat didentifikasi dari:
Koreksi Ekuitas - Piutang Pendapatan Hasil Pengl. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Koreksi Ekuitas - Pendapatan Hasil Pengl. Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Diterima Dimuka
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Adanya kemungkinan kesalahan penjurnalan sehingga DIPERLUKAN reklasifikasi antar akun (POIN INI
BUKANLAH MERUPAKAN PENJELASAN MELAINKAN HARUS DILAKUKAN REKLASIFIKASI)
PENGUJIAN INI DILAKUKAN JIKA ENTITAS MENYAJIKAN BEBAN PERSEDIAAN DI FACE LO - JIKA TIDAK ABAIKAN HASIL FORMULA INI
Pengujian persediaan hanya bisa diterapkan oleh satuan kerja yang menerapkan pencatatan periodik
Beban Persediaan (LO) = Belanja Barang dan Jasa Terkait Persediaan (LRA) - Persediaan Barang (Neraca) +
Persediaan Barang Tahun 20NN-1 (Neraca)
Beban Persediaan Tahun Berjalan (LO) - Diinput secara manual - -
Belanja Barang dan Jasa yang Menghasilkan Persediaan (LRA) - harap disiapkan lampiran rincian objek - -
belanja atau objek belanja (jika keseluruhan dari rincian objek belanja dalam objek belanja) yang
menjadi persediaan - Diinput secara manual
Persediaan Barang Tahun Berjalan (Neraca) 8.700.530.222,63 8.700.530.222,63
Persediaan Barang Tahun 20NN-1 (Neraca) 6.714.674.466,00 6.714.674.466,00
Selisih 1.985.855.756,63 1.985.855.756,63
Penjelasan Unaudited dan Audited (lihat masing-masing kolom) - -
Jika terdapat selisih dapat didentifikasi dari:
Bertambahnya persediaan karena penerimaan hibah barang persediaan (pendapatan hibah)
Berkurangnya persediaan karena pemberian hibah barang persediaan (beban hibah)
Berkurangnya persediaan karena adanya persediaan expired (beban luar biasa)
Adanya koreksi pencatatan tahun lalu (koreksi ekuitas persediaan) baik bertambah maupun
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Adanya kemungkinan kesalahan penjurnalan sehingga DIPERLUKAN reklasifikasi antar akun (POIN INI
BUKANLAH MERUPAKAN PENJELASAN MELAINKAN HARUS DILAKUKAN REKLASIFIKASI)
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada atas sebab - sebab perbedaan beban penyusutan dengan akumulasi penyusutan sebagaimana diungkap diatas
Uraian Unaudited Audited
Beban Penyu. Aset Tetap Gedung & Bangunan (LO) = Akm. Penyu. Aset Tetap Gedung & Bangunan Tahun
20NN-1 (Neraca) - Akm. Penyu. Aset Tetap Gedung & Bangunan (Neraca)
Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan Tahun Berjalan (LO) - -
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Gedung dan Bangunan Tahun Berjalan (Neraca) - -
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Gedung dan Bangunan Tahun 20NN-1 (Neraca) - -
Selisih - -
Penjelasan Unaudited dan Audited (lihat masing-masing kolom) - -
Jika terdapat selisih dapat didentifikasi dari:
Mutasi tambah
Penerimaan Hibah Barang yang Disertai dengan Akm. Sebagai Akibat Barang Tersebut Telah
Koreksi Pencatatan Tahun Sebelumnya
- Dikarenakan Salah Pencatatan Nilai Baik Karena Kapitalisasi atau Kurang Catat Nilai Aset
- Dikarenakan Salah Pencatatan Antar Aset Tetap yang Berdampak pada Perubahan Masa Manfaat
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Lainnya menjadi Aset Tetap (Digunakan Pihak
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Lainnya menjadi Aset Tetap (Akan
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Lainnya menjadi Aset Tetap (Rusak Berat)
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Mutasi kurang
Terdapat Aset Tetap yang Dihibahkan Tahun Berjalan
Terdapat Aset Tetap yang Dihapuskan Tahun Berjalan
Terdapat Aset Tetap yang Dijual Tahun Berjalan
Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Digunakan Pihak
Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Akan
Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Rusak Berat)
Koreksi Pencatatan Tahun Sebelumnya
- Dikarenakan Salah Pencatatan Nilai Baik Karena Kapitalisasi atau Lebih Catat Nilai Aset
- Dikarenakan Salah Pencatatan Antar Aset Tetap yang Berdampak pada Perubahan Masa Manfaat
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Digunakan Pihak
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Akan
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Rusak Berat)
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada atas sebab - sebab perbedaan beban penyusutan dengan akumulasi penyusutan sebagaimana diungkap diatas
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada atas sebab - sebab perbedaan beban penyusutan dengan akumulasi penyusutan sebagaimana diungkap diatas
Uraian Unaudited Audited
Beban Penyu. Aset Tetap Lainnya (LO) = Akm. Penyu. Aset Lainnya Tahun 20NN-1 (Neraca) - Akm. Penyu.
Aset Lainnya (Neraca)
Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya Tahun Berjalan (LO) - -
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya Tahun Berjalan (Neraca) - -
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya Tahun 20NN-1 (Neraca) - -
Selisih - -
Penjelasan Unaudited dan Audited (lihat masing-masing kolom) - -
Jika terdapat selisih dapat didentifikasi dari:
Mutasi tambah
Penerimaan Hibah Barang yang Disertai dengan Akm. Sebagai Akibat Barang Tersebut Telah
Koreksi Pencatatan Tahun Sebelumnya
- Dikarenakan Salah Pencatatan Nilai Baik Karena Kapitalisasi atau Kurang Catat Nilai Aset
- Dikarenakan Salah Pencatatan Antar Aset Tetap yang Berdampak pada Perubahan Masa Manfaat
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Lainnya menjadi Aset Tetap (Digunakan Pihak
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Lainnya menjadi Aset Tetap (Akan
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Lainnya menjadi Aset Tetap (Rusak Berat)
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Mutasi kurang
Terdapat Aset Tetap yang Dihibahkan Tahun Berjalan
Terdapat Aset Tetap yang Dihapuskan Tahun Berjalan
Terdapat Aset Tetap yang Dijual Tahun Berjalan
Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Digunakan Pihak
Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Akan
Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Rusak Berat)
Koreksi Pencatatan Tahun Sebelumnya
- Dikarenakan Salah Pencatatan Nilai Baik Karena Kapitalisasi atau Lebih Catat Nilai Aset
- Dikarenakan Salah Pencatatan Antar Aset Tetap yang Berdampak pada Perubahan Masa Manfaat
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Digunakan Pihak
Lainnya)
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Akan
- Dikarenakan Perubahan Kondisi/Status Aset dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya (Rusak Berat)
Dapat ditambahkan sesuai dengan kondisi yang ada…..
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada atas sebab - sebab perbedaan beban penyusutan dengan akumulasi penyusutan sebagaimana diungkap diatas
Diperlukan tambahan narasi pengungkapan pada atas sebab - sebab perbedaan beban amortisasi dengan akumulasi amortisasi sebagaimana diungkap diatas
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………………………………
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20NN DAN 20NN - 1
AUDITED
DALAM RUPIAH
TA 20NN REALISASI
URAIAN REFF CALK
ANGGARAN REALISASI % TA 20NN-1
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 1,00 59.263.253.432,35 101,46 58.412.148.044,70
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
….....................................
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………………………………
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 20NN DAN 20NN-1
AUDITED
DALAM RUPIAH
TAHUN
URAIAN REFF CALK
20NN 20NN-1
Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan 5.5.2 37.012.847.079,34 103.455.209.945,45
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
….....................................
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………………………………
NERACA
PER 31 DESEMBER 20NN DAN 31 DESEMBER 20NN-1
AUDITED
DALAM RUPIAH
URAIAN REFF CALK TAHUN 20NN TAHUN 20NN-1
DANA CADANGAN - -
Dana Cadangan - -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
….....................................
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………………………………
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20NN DAN 20NN - 1
AUDITED
DALAM RUPIAH
KENAIKAN/
URAIAN REFF CALK TAHUN 20NN TAHUN 20NN-1 %
(PENURUNAN)
KEGIATAN OPERASIONAL
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
….....................................
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………………………………
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20NN DAN 20NN - 1
AUDITED
DALAM RUPIAH
TAHUN
URAIAN REFF CALK
20NN 20NN-1
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
….....................................
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………………………………
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20NN DAN 20NN - 1
AUDITED
DALAM RUPIAH
URAIAN REFF CALK TAHUN 20NN TAHUN 20NN-1
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
….....................................
II LAPORAN OPERASIONAL
1 KEGIATAN OPERASIONAL
2 PENDAPATAN
3 PENDAPATAN ASLI DAERAH
4 Pendapatan Pajak Daerah 3 1 3 3 10 100% H
5 Pendapatan Retribusi Daerah 3 1 3 3 10 100% H
6 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 1 2 2 1 6 30% L
7 Pendapatan Asli Daerah Lainnya 3 2 3 3 11 100% H
8 PENDAPATAN TRANSFER
9 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN
10 Dana Bagi Hasil Pajak 1 2 2 1 6 30% L
11 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 1 2 2 1 6 30% L
12 Dana Alokasi Umum 1 2 2 1 6 30% L
13 Dana Alokasi Khusus 1 2 2 1 6 30% L
14 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA
15 Dana Otonomi Khusus 3 2 3 2 10 100% H
16 Dana Penyesuaian 3 2 3 2 10 100% H
17 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
18 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 2 2 2 2 8 70% M
19 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 2 2 2 2 8 70% M
20 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
21 Pendapatan Hibah 3 3 2 2 10 100% H
22 Pendapatan Hibah Aset 3 3 2 2 10 100% H
23 Pendapatan Dana Darurat 3 3 2 2 10 100% H
24 Pendapatan Dana BOS 3 3 2 2 10 100% H
25 Pendapatan Lainnya 3 3 2 2 10 100% H
26 BEBAN
27 Beban Pegawai 3 2 1 2 8 70% M
28 Beban Persediaan 3 2 3 3 11 100% H
29 Beban Jasa 3 2 3 3 11 100% H
30 Beban Pemeliharaan 3 2 3 3 11 100% H
31 Beban Perjalanan Dinas 3 2 3 3 11 100% H
32 Beban Bunga 1 2 1 2 6 30% L
33 Beban Subsidi 2 3 3 2 10 100% H
34 Beban Hibah 3 2 3 2 10 100% H
Bobot Penilaian Skala %
No Uraian Akun Laporan Keuangan Jumlah Tingkat IR
IR
A B C D
35 Beban Bantuan Sosial 3 2 3 2 10 100% H
36 Beban Penyusutan 3 2 2 3 10 100% H
37 Beban Penyisihan Piutang 3 2 2 3 10 100% H
38 Beban Cadangan Kerugian Investasi Non Permanen 3 2 2 3 10 100% H
39 Beban Transfer 3 1 1 1 6 30% L
40 Beban Penghapusan Aset 3 2 2 3 10 100% H
41 Beban Hibah Aset 3 2 2 3 10 100% H
42 Beban Dibayar di Muka 3 2 2 3 10 100% H
43 Beban Lain-lain 3 3 2 3 11 100% H
44 Beban Dana BOS 3 2 3 2 10 100% H
45 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
46 Surplus Penjualan Aset Nonlancar 2 3 2,00 3 10 100% H
47 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang 2 3 2,00 3 10 100% H
48 Defisit Penjualan Aset Nonlancar 2 3 2,00 3 10 100% H
49 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang 2 3 2,00 3 10 100% H
50 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 2 3 2,00 3 10 100% H
51 POS LUAR BIASA
52 Pendapatan Luar Biasa 2 3 2,00 3 10 100% H
53 Beban Luar Biasa 2 3 2,00 3 10 100% H
II NERACA
1 ASET
2 ASET LANCAR
3 Kas di Bendahara Penerimaan 3 2 3 3 11 100% H
4 Bank 3 2 3 3 11 100% H
5 Deposito 3 2 3 3 11 100% H
6 Kas di Bendahara Pengeluaran 3 2 3 3 11 100% H
7 Kas di Bendahara Penerimaan 3 2 3 3 11 100% H
8 Kas di BLUD 3 2 3 3 11 100% H
9 Kas di Bendahara Dana BOS 3 2 3 3 11 100% H
10 Investasi Jangka Pendek 3 2 2 3 10 100% H
11 Piutang Pajak 3 2 1 3 9 70% M
12 Piutang Retribusi 3 2 1 3 9 70% M
Piutang Dana Bagi Hasil dari Pusat 3 2 1 3 9 70% M
Piutang DAU 3 2 1 3 9 70% M
Piutang DAK 3 2 1 3 9 70% M
Piutang Transfer Lainnya dari Pusat 3 2 1 3 9 70% M
Piutang Transfer Antar Daerah 3 2 1 3 9 70% M
Piutang Kelebihan Transfer 3 2 1 3 9 70% M
13 Penyisihan Piutang 3 3 1 1 8 70% M
14 Penyisihan Piutang Dana Bergulir 3 3 1 1 8 70% M
15 Belanja Dibayar Dimuka 2 3 2 3 10 100% H
16 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara 1 2 2 1 6 30% L
17 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 1 2 2 1 6 30% L
18 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat 1 2 2 1 6 30% L
19 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 1 2 2 1 6 30% L
20 Bgaian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 2 2 2 2 8 70% M
21 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 2 2 2 2 8 70% M
22 Piutang Lainnya 3 2 3 3 11 100% H
23 Persediaan 3 2 3 3 11 100% H
24 RK Dinas 2 2 2 2 8 70% M
25 INVESTASI JANGKA PANJANG
26 Investasi Non Permanen 2 3 2 3 10 100% H
27 Pinjaman Jangka Panjang 1 3 2 3 9 70% L
28 Investasi dalam Surat Utang Negara 1 3 2 3 9 70% L
29 Investasi dalam Proyek Pembangunan 1 3 2 3 9 70% L
30 Investasi Non Permanen Lainnya 2 3 2 3 10 100% H
31 Cadangan Kerugian Investasi Non Permanen 2 3 2 3 10 100% H
32 Investasi Permanen 2 3 2 3 10 100% H
33 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 2 3 2 3 10 100% H
34 Investasi Permanen Lainnya 2 3 2 3 10 100% H
35 ASET TETAP
36 Tanah 3 2 3 3 11 100% H
37 Peralatan dan Mesin 3 2 3 3 11 100% H
38 Gedung dan Bangunan 3 2 3 3 11 100% H
39 Jalan, Irigasi dan Jaringan 3 2 3 3 11 100% H
40 Aset Tetap Lainnya 2 2 3 3 10 100% H
41 Konstruksi dalam Pengerjaan 2 3 2 3 10 100% H
42 Akumulasi Penyusutan 3 3 2 3 11 100% H
Bobot Penilaian Skala %
No Uraian Akun Laporan Keuangan Jumlah Tingkat IR
IR
A B C D
43 RK Dinas Aset 2 2 2 2 8 70% M
44 DANA CADANGAN
45 Dana Cadangan 1 2 2 1 6 30% L
46 ASET LAINNYA
47 Tagihan Penjualan Angsuran 2 3 2 3 10 100% H
48 Tuntutan Ganti Rugi 2 3 2 3 10 100% H
49 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 2 3 2 3 10 100% H
50 Aset Tak Berwujud 2 3 2 3 10 100% H
51 Aset Lain-lain 2 3 2 3 10 100% H
52 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
53 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 2 3 2 3 10 100% H
54 Utang Bunga 2 3 2 3 10 100% H
55 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 2 3 2 3 10 100% H
56 Pendapatan Diterima Dimuka 2 3 2 3 10 100% H
57 Utang Belanja 2 3 2 3 10 100% H
58 Utang Jangka Pendek Lainnya 2 3 2 3 10 100% H
Pinjaman Angsuran Berjangka
59 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
60 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan 2 1 1 2 6 30% L
61 Utang Dalam Negeri - Obligasi 2 1 1 2 6 30% L
62 Premium (Diskonto) Obligasi 2 1 1 2 6 30% L
63 Pendapatan Diterima Dimuka 2 3 3 2 10 100% H
64 Utang Jangka Panjang Lainnya 2 3 2 3 10 100% H
65 EKUITAS DANA
66 Ekuitas Dana 3 2 2 3 10 100% H
Keterangan :
A = Jenis-jenis transaksi (rutin/non-rutin) dan tingkat kompleksitasnya
B = Tingkat subyektivitas atas pertimbangan-pertimbangan yang disyaratkan oleh standar akuntansi
C = Tingkat kerentanan terhadap penyalahgunaan/pencurian
D = Faktor-faktor terkait dengan salah saji dikarenakan adanya kecurangan terhadap laporan keuangan
Kriteria Bobot :
A= 1: Jika transaksi tidak rutin dan tidak kompleks
2: Jika transaksi tidak rutin dan namun kompleks, atau transaksi rutin namun tidak kompleks
3: Jika transaksi rutin dan kompleks
B= 1: Jika tingkat subyektivitas akun atas pertimbangan yang disyaratkan oleh standar akuntansi rendah
2: Jika tingkat subyektivitas akun atas pertimbangan yang disyaratkan oleh standar akuntansi sedang
3: Jika tingkat subyektivitas akun atas pertimbangan yang disyaratkan oleh standar akuntansi tinggi
C= 1: Jika kerentanan akun terhadap pencurian/penyalahgunaan rendah
2: Jika kerentanan akun terhadap pencurian/penyalahgunaan sedang
3: Jika kerentanan akun terhadap pencurian/penyalahgunaan tinggi
D= 1: Jika kemungkinan salah saji karena rekayasa penyajian laporan keuangan rendah
2: Jika kemungkinan salah saji karena rekayasa penyajian laporan keuangan sedang
3: Jika kemungkinan salah saji karena rekayasa penyajian laporan keuangan tinggi
PROVINSI/KAB/KOTA……………………
TAHUN ANGGARAN XXXX
KUESIONER SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Petunjuk
1 Kuesioner yang meliputi Lingkungan Pengendalian, Penaksiran Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan
Komunikasi, serta Pemantauan diberikan kepada responden, dengan ketentuan:
a. Responden Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, dan Sekretaris Daerah: Quesioner Unsur Lingkungan
Pengendalian
b. Responden Sekretaris Daerah dan BUD: Quesioner Unsur Penaksiran Risiko
c. Responden BUD: Quesioner Unsur Aktivitas Pengendalian
d. Responden BUD, Dispenda, dan Bapeda: Quesioner Unsur Informasi dan Komunikasi
e. Responden Inspektorat: Quesioner Unsur Pemantauan
2 Konversi jawaban responden ke dalam angka berikut:
a. TS = 1
b. R=2
c. S=3
3 Masukkan hasil konversi jawaban responden untuk setiap pertanyaan ke Sheet PERHITUNGAN SPI
4 Hitung total nilai jawaban untuk tiap pertanyaan (kolom 10)
5 Hitung rata-rata jawaban untuk tiap pertanyaan (kolom 11)
6 Hitung rata-rata jawaban untuk tiap unsur
7 Hitung rata-rata jawaban untuk keseluruhan unsur SPI
Kuesioner Lingk Pengendalian
PERNYATAAN TS R S KOMENTAR
1. Integritas dan nilai-nilai etika
a. Terdapat kebijakan atau aturan-aturan intern mengenai pedoman
berperilaku secara tertulis yang memberikan sanksi terhadap
pegawai yang melakukan kecurangan atau ketidakjujuran yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Kode etik dan sanksi atas
pelanggaran).
PERNYATAAN TS R S KOMENTAR
g. Kelanjutan pendidikan pegawai mendapat dukungan dari Pemda
(Terdapat anggaran Beasiswa dan diklat bagi pegawai yang telah
memenuhi kualifikasi)
h. Setiap pegawai mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing
Memiliki integritas
PERNYATAAN TS R S KOMENTAR
j. Terdapat kebijakan tertulis mengenai pola mutasi, rotasi, dan
promosi pegawai
4. Struktur organisasi
a. Struktur organisasi ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
b. Struktur organisasi telah menggambarkan tugas pokok, fungsi,
tanggung jawab dan wewenang bagi setiap unit kerja.
c. Struktur organisasi telah memberikan kecukupan kerangka kerja
secara keseluruhan untuk merencanakan, mengarahkan,
mengawasi, serta memfasilitasi akan kecukupan arus informasi.
d. Terdapat penyesuaian perubahan struktur organisasi sehubungan
dengan adanya perubahan peraturan perundangan dan lingkungan
strategis
e. Terdapat analisa jabatan untuk menentukan kebutuhan jumlah
pegawai untuk masing-masing unit dalam organisasi pemerintah
daerah
- Kepangkatan.
- Senioritas.
Kuesioner Lingk Pengendalian
PERNYATAAN TS R S KOMENTAR
yang dilaksanakan melalui Baperjakat
JUMLAH
Kuesioner Penaksiran Risiko
PERNYATAAN TS R S KOMENTAR
1. Pemerintah Daerah telah mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat
menghambat pembuatan Laporan Keuangan Daerah seperti
Penyampaian SPJ yang terlambat.
2. Pemerintah Daerah telah mengantisipasi perubahan peraturan, standar
akuntansi yang terkait dengan proses pencatatan dan pelaporan.
JUMLAH
Kuesioner AktivitasPengendalian
PERNYATAAN TS R S KOMENTAR
1. Pengendalian Pengolahan Informasi (Information Processing
Controls )
a. Penandatanganan SPM, check, SP2D atau dokumen-dokumen
lainnya hanya dilakukan oleh personil yang telah ditunjuk dalam SK
Kepala Daerah.
b. SPM, check, SP2D atau dokumen penting lainnya sebelum
ditandatangani oleh personil yang ditunjuk, diverifikasi secara detail.
PERNYATAAN TS R S KOMENTAR
4. Review atas Kinerja (Performance Reviews )
a. Pemerintah Daerah melakukan analisa penyebab selisih antara
anggaran dengan realisasi pendapatan dan belanja.
b. Terdapat mekanime pelaporan yang membandingkan antara target
kinerja dengan tingkat pencapaian (LAKIP atau dokumen lain)
PERNYATAAN TS R S KOMENTAR
1. Hanya bukti-bukti transaksi yang valid dan telah diverifikasi yang dicatat
atau dijurnal (terkait dengan Asersi Keberadaan dan Keterjadian)
2. Semua bukti transaksi yang valid atau telah diverifikasi dalam Tahun
Anggaran berkenan telah dibukukan atau dicatat (terkait dengan Asersi
Kelengkapan).
3. Semua hak dan kewajiban Pemerintah daerah yang disebabkan oleh
transaksi telah dicatat (terkait dengan Asersi Hak dan Kewajiban)
4. Semua transaksi telah diukur atau dinyatakan dengan nilai rupiah dan
dialoksikan sesuai pos-posnya masing-masing (terkait dengan Asersi
Penialaian dan Alokasi)
5. Semua transaksi telah dilaporkan dan diungkapkan secara memadai
(terkait dengan Asersi Penyajian dan Pengungkapan)
6. Ayat-ayat jurnal didukung oleh data pendukung yang lengkap/pencatatan
didasarkan atas sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang
lengkap.
7. Pencatatan dilakukan oleh pegawai yang diberi wewenang untuk itu.
JUMLAH
Kuesioner Pemantauan
PERNYATAAN TS R S KOMENTAR
1. Setiap rekomendasi untuk perbaikan Struktur Pengendalian Interen
yang disampaikan oleh Internal Auditor dan Eksternal Auditor telah
dilaksanakan dan dipantau oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
b. Kebijakan-kebijakan atau aturan-aturan tersebut telah dikomunikasikan 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
atau disosialisasikan kepada seluruh pegawai.
c. Terdapat pernyataan tertulis yang ditandatangani pegawai untuk 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
menerapkan aturan perilaku tersebut (Pembuatan Pakta Integritas
sebagaimana PermenPAN dan RB Nomor 60 Tahun 2012)
d. Terdapat unit khusus pada Pemda yang berfungsi sebagai penegak 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
aturan perilaku pegawai
e. Pegawai yang melanggar aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
dikenakan sanksi oleh atasan pegawai tersebut sesuai aturan.
f. Sanksi yang diberikan kepada pegawai yang melanggar telah 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
dikomunikasikan kepada seluruh pegawai sehingga pegawai
mengetahui konskuensi dari penyimpangan dan pelanggaran yang
dilakukan
g. Terdapat prosedur formal untuk menetapkan, merubah atau 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
menghilangkan suatu pengendalian dilingkungan Pemerintah Daerah.
b. Terdapat pengujian terhadap pegawai yang akan menduduki jabatan 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
atau pelaksana tugas-tugas tertentu.
c. Terdapat upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pengetahuan 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
dan keterampilan pegawai dengan diklat-diklat atau kursus-kursus.
d. Terdapat diklat-diklat atau kursus-kursus yang diadakan oleh 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
Pemerintah sesuai dengan kebutuhan pegawai atau kebutuhan kerja.
e. Terdapat program baik formal maupun informal untuk orientasi dan 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
pelatihan pegawai baru? Apakah ada pedomannya?
f. Para pegawai di lingkungan Pemda memiliki kompetensi sesuai standar 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
kompetensi yang ditetapkan untuk masing-masing bidang. (Misal:
penyusun laporan keuangan memiliki latar belakang pendidikan
akuntansi, dll)
g. Kelanjutan pendidikan pegawai mendapat dukungan dari Pemda 2,00 2,00 3,00 7,00 2,33
(Anggaran Beasiswa dan diklat bagi pegawai yang belum memenuhi
kualifikasi)
h. Setiap pegawai mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
berkesinambungan sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing
i. Terdapat mekanisme monitoring untuk memastikan bahwa setiap 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
pegawai mendapatkan pelatihan teknis sesuai bidang kerja
j. Terdapat standar minimal jam pelatihan yang harus dipenuhi oleh 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
setiap pegawai
3. Falsafah dan gaya operasi manajemen
a. Pimpinan SKPD membuat laporan rutin mengenai perkembangan 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
pelaksanaan program dan kegiatan untuk disampaikan kepada Kepala
Daerah
b. Laporan tersebut memuat target waktu, kendala, dan pencapaian dari 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
program dan kegiatan
c. Kepala Daerah melaksanakan rapat rutin dengan seluruh Kepala SKPD 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
untuk melakukan evaluasi pencapaian program dan kegiatan
berdasarkan laporan dari masing-masing pimpinan SKPD
d. Setiap keputusan yang dibuat oleh pimpinan didiskusikan dengan 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
bawahan.
e. Pemda terlibat dalam perancangan perubahan dalam struktur - -
pengendalian:
Apakah pengendalian dipantau secara memadai 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
Apakah terdapat tindak lanjut terhadap penyimpangan dari unsur 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
pengendalian yang berlaku
d. Pimpinan SKPD membuat prosedur baku untuk setiap proses kerja dan 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
mewajibkan kepada pegawai untuk mengikuti prosedur baku tersebut
e. Pemda bersedia menerima saran (advice) dari pihak yang berkompeten 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
mengenai hal-hal penting terkait masalah Akuntansi dan Pengendalian
Intern.
f. Pemda mempunyai rasa tanggung jawab atas Laporan Keuangan, 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
dengan menekankan pentingnya keakuratan data akuntansi dan metode
Akuntansi yang berlaku umum serta kewajiban melakukan rekonsiliasi
rutin antar unit-unit akuntansi terkait (Misal BUD dengan Bendahara
Pengeluaran, Bid. AKuntansi, Bid. Aset, dengan Pengurus Barang
SKPD).
g. Tidak ada salah satu pimpinan di lingkungan pemerintah daerah yang 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
dominan dibanding pimpinan lainnya sehingga cek and balance
diantara para pimpinan tersebut cukup memadai.
h. Terdapat petunjuk bahwa Kepala Daerah beserta jajarannya: 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
Menginginkan laporan keuangan yang wajar
Jujur dalam menanggapi pertanyaan- pertanyaan auditor
Sungguh-sungguh dalam membuat estimasi akuntansi
Memiliki integritas
Memiliki kesadaran pengendalian yang kuat
i. Kepala Daerah melakukan penyempurnaan/penyesuaian pimpinan SKPD 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
kunci segera setelah pengangkatan sebagai Kepala Daerah
j. Terdapat kebijakan tertulis mengenai pola mutasi, rotasi, dan promosi 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
pegawai
Rekap
b. Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh pimpinan untuk setiap 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
tugas telah dinyatakan secara tertulis sehingga pelaksana tugas tahu
wewenag dan tanggungjawabnya, terutama prosedur yang berkaitan
dengan pengelolaan anggaran (adanya SOP dalam setiap prosedur
pengelolaan anggaran mulai dari perencanaan sampai dengan
pelaporan)
c. Pegawai yang tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
mendapatkan sanksi.
d. Pendelegasian tugas dan wewenang diberikan kepada pegawai yang 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
mampu merealisasikan tujuan pokok dan fungsi unit kerja.
e. Kapasitas pendelegasian wewenang telah diatur dengan baik sehingga 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
pembagian tugas cukup merata diantara para pegawai (tidak terjadi
seseorang tidak banyak melakukan pekerjaan sementara yang lain
mempunyai pekerjaan berlebihan, namun tidak terdapat kompensasi
atas pekerjaan yang berlebihan tersebut).
6. Kebijakan dan praktek yang terkait dengan Sumber Daya Manusia.
a. Pemda memiliki standar kompetensi pegawai yang meliputis latar belakang 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan untuk setiap posisi dan jabatan
sebagai dasar rekrutmen pegawai baru
b. Pegawai yang direkrut atau diterima telah sesuai antara latar belakang 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
pengetahuan, keterampilan dan pendidikannya dengan kualifikasi yang
dibutuhkan.
c. Pegawai ditempatkan pada unit kerja yang sesuai dengan latar 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
belakang pendidikan dan kompetensi teknis yang dimiliki (Misal:
Pegawai dengan latar belakang pendidikan akuntansi ditempatkan pada
unit organisaai penyusun laporan keuangan dsb)
d. Promosi pegawai didasarkan pada pertimbangan : 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
- Prestasi kerja
- Kepangkatan.
- Senioritas.
yang dilaksanakan melalui Baperjakat
e. Terdapat mekanisme penilaian kinerja pegawai yang memadai selain 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
dengan DP3 yang dibuat pada akhir tahun
f. Setiap mutasi pegawai mempertimbangkan kemampuan teknis pegawai 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
dengan kebutuhan teknis suatu unit kerja.
g. Pemda menerapkan sistem reward and punishment atas pencapaian 2,00 2,00 3,00 7,00 2,33
kinerja pegawai
h. Terdapat ada kebijakan mutasi pegawai dilingkungan Biro/bagian 3,00 3,00 3,00 9,00 3,00
Keuangan (tugas-tugas dirotasikan secara periodik diantara pegawai)
3. Pemerintah Daerah telah mengantisipasi kelemahan-kelemahan penggunaan 3,00 3,00 6,00 3,00
teknologi informasi dalam pemrosesan transaksi, seperti back up data jika
data yang tersimpan dalam komputer hilang, kemacetan program dll.
4. Pemerintah Daerah telah mengantisipasi jika terjadi perubahan personil, 3,00 3,00 6,00 3,00
seperti melakukan mutasi dilingkungan Biro/Bagian Keuangan atau unit kerja
yang mengangani keuangan dan pembukuan.
5. Pemerintah Daerah telah mengantisipasi kemungkinan kolusi antar karyawan 3,00 3,00 6,00 3,00
yang merupakan family. (Pegawai yang memiliki hubungan keluarga tidak
ditempatkan pada unit/jabatan/posisi yang memiliki hubungan strategis.
Misal: kakak sebagai panitia pengadaan sedangkan adik sebagai pemeriksa
barang)
6. Terdapat penghitungan saldo kas (cash opname ) yang ada ditangani fungsi 3,00 3,00 6,00 3,00
pemegang kas/bendaharawan secara periodik dan secara mendadak oleh
fungsi pemeriksa intern.
7. Terdapat sistem (teknologi informasi) baru atau diperbaiki yang telah 3,00 3,00 6,00 3,00
diterapkan oleh Pemerintah Daerah dalam pemrosesan transaksi keuangan.
8. Semua sistem (teknologi informasi) yang dibuat atau diseleksi telah dicoba 3,00 3,00 6,00 3,00
sebelum diterapkan dalam pengolahan data transaksi.
9. Tingkat rotasi (turnover ) pegawai cukup tinggi pada bagian pembukuan dan 1,00 2,00 3,00 1,50
keuangan.
10. Terdapat tekanan (pressure ) kepada pegawai untuk segera menyelesaikan 2,00 2,00 4,00 2,00
laporan keuangan dalam waktu yang terlalu pendek.
RATA-RATA UNSUR PENAKSIRAN RISIKO 2,75
Rekap
a. Penandatanganan SPM, check, SP2D atau dokumen-dokumen lainnya 3,00 3,00 3,00
hanya dilakukan oleh personil yang telah ditunjuk dalam SK Kepala
Daerah.
b. SPM, check, SP2D atau dokumen penting lainnya sebelum 3,00 3,00 3,00
ditandatangani oleh personil yang ditunjuk, diverifikasi secara detail.
c. SPM, check, SP2D dan dokumen-dokumen penting lainnya yang tidak 3,00 3,00 3,00
digunakan disimpan ditempat yang aman.
d. Terdapat nomor urut tercetak (prenumbered) pada SPM, check, SP2D 3,00 3,00 3,00
dan formulir-formulir yang lain.
e. Terdapat mekanisme pengecekan independen terhadap penerimaan 3,00 3,00 3,00
dan pembayaran secara periodik.
f. Terdapat rekonsiliasi antara rekening kas daerah, kas di bendahara 3,00 3,00 3,00
pengeluaran, kas dibendahara penerimaan dengan catatan pembukuan
penerimaan dan pengeluaran secara periodik dan rutin.
g. Terdapat pencocokan antara buku besar dengan buku pembantu secara 3,00 3,00 3,00
periodik.
2. Pemisahan Tugas (Segregation of duties )
a. Tanggungjawab terhadap pelaksanaan transaksi, pencatatan transaksi, 3,00 3,00 3,00
dan penyimpanan terhadap asset yang diperoleh dari transaksi
dilaksanakan oleh orang atau bidang yang berbeda dalam organisasi
SKPD maupun Pemda.
b. Setiap tahap pelaksanaan suatu transaksi dilaksanakan oleh orang yang 3,00 3,00 3,00
berbeda.
c. Pemegang buku besar dan buku pembantu dilaksanakan oleh orang 3,00 3,00 3,00
yang berbeda.
d. Pegawai yang melakukan rekonsiliasi bank terpisah dengan yang 3,00 3,00 3,00
menyiapkan cek/SP2D.
e. SPM, cek atau surat berharga lainnya ditandatangani oleh orang yang 3,00 3,00 3,00
berbeda dengan orang yang menyiapkannya
f. Terdapat pemisahan antara orang menandatangani cek dengan bagian 3,00 3,00 3,00
penerimaan kas.
g. Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melaksanakan pengadaan 3,00 3,00 3,00
barang, memeriksa barang hasil pengadaan, menerima barang hasil
pengadaan, dan mengadministrasikan pembukuan barang
f. Lemari besi dikunci bila tidak digunakan dan apakah kunci kombinasi 3,00 3,00 3,00
juga kunci-kunci lainnya dibatasi hanya pada orang-orang tertentu
g. Pengendalian yang ada didokumentasikan dalam prosedur uraian, flow 3,00 3,00 3,00
chart atau form lainnya
4. Review atas Kinerja (Performance Reviews )
a. Pemerintah Daerah melakukan analisa penyebab selisih antara 3,00 3,00 3,00
anggaran dengan realisasi pendapatan dan belanja.
b. Terdapat mekanime pelaporan yang membandingkan antara target 3,00 3,00 3,00
kinerja dengan tingkat pencapaian (LAKIP atau dokumen lain)
c. Pemerintah Daerah melakukan perbandingan antara Laporan 3,00 3,00 3,00
Pertanggungjawaban yang dibuat dengan Laporan yang sejenis oleh
Pemerintah Daerah Lain serta data-data yang relevan seperti data
Statistik.
d. Pimpinan di lingkungan Pemerintah Daerah mereview/melakukan 3,00 3,00 3,00
analisa perbandingan antara realisasi dengan anggaran dan ramalan
tahun lalu.
e. Hasil analisa perbandingan anggaran dan realisasi pendapatan dan 3,00 3,00 3,00
belanja serta pencapaian kinerja mengungkap
permasalahan/kendala/hambatan tidak tercapainya target yang telah
ditetapkan
f. Kepala Daerah memerintahkan kepada SKPD untuk menindaklanjuti 3,00 3,00 3,00
hasil analisa tersebut dan tindak lanjut tersebut didokumentasikan
untuk perbaikan kinerja
RATA-RATA AKTIVITAS PENGENDALIAN 3,00
Rekap
KESIMPULAN
NO UNSUR SKOR
1 Lingkungan Pengendalian 2,97
2 Penaksiran Risiko 2,75
3 Aktivitas Pengendalian 3,00
4 Informasi dan Komunikasi 3,00
5 Pemantauan 3,00
SKOR RATA-RATA PENILAIAN SPI 2,94
Nilai KESIMPULAN
EFEKTIVITAS
SPI COSO
2,34 - 3,00 Efektif
1,67 - 2,33 Belum
Sepenuhnya
1,00 - 1,66 Tidak Efektif
PROVINSI/KAB/KOTA……………………
TAHUN ANGGARAN XXXX
KUESIONER SISTEM PENGENDALIAN INTERN
TERKAIT SISTEM/TEKNOLOGI INFORMASI
Petunjuk
1 Kuesioner disampaikan kepada responden yang relevan, yakni BUD dan Kepala Bidang
Akuntansi dan Pelaporan
2 Konversi jawaban responden ke dalam angka berikut:
a. TS = 1
b. R=2
c. S=3
3 Masukkan hasil konversi jawaban responden untuk setiap pertanyaan ke Sheet
PERHITUNGAN SPI TI
4 Hitung rata-rata jawaban untuk tiap unsur berdasarkan hasil kuesioner
5 Hitung rata-rata jawaban untuk keseluruhan unsur SPI TI berdasarkan hasil kuesioner
6 Berikan pertimbangan penilaian keseluruhan unsur SPI TI dengan hasil wawancara unsur-
unsur TI
Kuesioner
C Pengembangan Sistem
1 Pemakai, manajemen dan Inspektorat berpartisipasi dalam
pengembangan, pengawasan, review akhir, dan pengujian
aplikasi baru serta modifikasi aplikasi yang ada
2 Spesifikasi sistem di reviu dan disetujui oleh tingkat
manajemen yang tepat
3 Semua perubahan program disetujui oleh kepada divisi TI
atau bagian yang mengelola TI
4 Terdapat metode pengembangan sistem aplikasi yang dimiliki
di Pemerintah Daerah
5 Terdapat prosedur tertulis untuk pemeliharaan program yang
menyediakan:
a. Permohonan formal untuk merubah program
b. Persetujuan oleh individu yang bertanggung jawab atas
perubahan program
c. Pengujian atas perubahan program sebelum diterima?
D Keamanan Fisik dan On Line
1 Terdapat penggunaan username dan password (menu
log-in) pada aplikasi entitas
2 Ketika pengentrian password dilakukan, karakter
password yang dientry tersamarkan
II Pengendalian Aplikasi
A Pengendalian Input
1 Penginputan data dilakukan dengan menggunakan metode
keyboarding
2 Penginputan data transaksi selalu dilakukan berdasarkan
dokumen sumber
3 Dilakukan pemeriksaan kembali (checking ) atas data-data
yang diinput terhadap dokumen sumber, sebelum save
dilakukan
4 Terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas
atas kebenaran data yang termuat pada dokumen
sumber
5 Setiap jenis transaksi menggunakan template (format) form
dokumen sumber yang berbeda
6 Terdapat penggunaan judul yang secara jelas
mengidentifikasikan maksud dari setiap dokumen sumber
yang ada
7 Selalu diperlukan tabbing untuk pindah ke pengentrian field
berikutnya
8 Tampilan caption secara jelas dapat dibedakan dari data-
entry field terkait
9 Caption secara jelas mengidentifikasikan maksud dari data-
entry field yang harus diisi
10 Warna yang digunakan pada form-form aplikasi
menyilaukan mata
11 Terdapat menu fasilitas help pada aplikasi
12 Terdapat fasilitas prompting yang menampilkan pesan
informasi atas tindakan yang harus diambil oleh user dalam
melakukan pengentrian data
13 Kode transaksi yang digunakan terdiri dari gabungan antara
karakter angka dan karakter huruf (alphanumeric mix)
C Pengendalian Output
1 Pada setiap jenis laporan yang dicetak, tercantum informasi
mengenai:
a. nama laporan
b. waktu dan tanggal laporan dicetak (time stamping ).
c. cakupan periode atas laporan.
d. staf yang mencetak laporan terkait.
e. nomor halaman dari laporan.
f. total halaman dari laporan yang dicetak.
2 Nama laporan yang tercantum secara jelas
mengidentifikasikan isi dari laporan terkait
3 Terdapat pembedaan printer untuk keperluan pencetakan
jenis laporan yang berbeda
4 Laporan yang sensitif, dikontrol dan didistribusikan hanya
pada pihak yang berhak
5 Laporan-laporan selalu diserahkan secara langsung kepada
user yang dituju
6 Dilakukan pengecekan atas kebenaran dari isi laporan
yang dicetak sebelum digunakan
7 Koreksi dan penyesuaian kesalahan pada master file:
a) Disiapkan oleh supervisor
b) Direview dan disetujui oleh pejabat yang bertanggung
jawab atas hal itu
8 Terdapat prosedur yang menjamin bahwa semua koreksi
yang telah diotorisasi segera diproses dengan tepat dan
hasilnya adalah file yang sesuai dengan control total
9 Pada awal penggunaan aplikasi, dilakukan pengujian
untuk mengecek keakuratan dan kehandalan dari aplikasi
10 Terdapat lemari tempat penyimpanan dokumen arsip
11 Terdapat pembatasan hak akses terhadap dokumen arsip
yang disimpan
12 Dilakukan penataan atas dokumen arsip yang disimpan
15. Dimanakah dokumentasi atas aset-aset sistem informasi disimpan? sitem aplikasi barang milik daerah
C Pengendalian Batasan
1. Apakah setiap staf dapat mengakses aplikasi? tidak. staf tertentu
2. Apakah terdapat penggunaan username dan password pada ya
aplikasi?
3. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas mengenai pengendalian hak penggunaan username dan password
akses aplikasi ini?
4. Pada saat penginputan password , apakah karakter yang diinput ya
disamarkan pada layar komputer?
5. Berapakah jumlah paling sedikit digit untuk karakter password? 4
Mengapa jumlah paling sedikit digit password hanya sebatas 3 lebih dari 3
karakter saja?
6. Apakah semua staf menggunakan jumlah digit password paling tidak
sedikit 6 buah karakter?
7. Apakah dilakukan penggantian password secara berkala? tidak
8. Apakah username dan password pada aplikasi bersifat case ya
sensitive?
9. Pada username dan password , apakah dapat digunakan ya
penggunaan campuran karakter angka dan huruf?
10. Apakah dilakukan penghapusan username dan password terhadap ya
staf yang sudah mengundurkan diri/pindah?
11. Apakah dilakukan perubahan level akses aplikasi terhadap staf yang ya
dipindahtugaskan ke bagian lain?
12. Apakah aplikasi akan secara otomatis melakukan log-out apabila ya
dalam selang waktu tertentu tidak terdapat aktivitas penggunaan?
13. Apakah setelah berhasil melakukan log-in, aplikasi akan tidak, tapi terecord di database
menampilkan pesan informasi mengenai waktu akses terakhir yang
dilakukan oleh user?
14. Berapa kali usaha percobaan (limited trial) untuk melakukan log- tidak terbatas
in dapat dilakukan?
15. Pada aplikasi, apakah terdapat menu untuk mengatur level akses ya
(dalam hal melakukan read, add, modify, ataupun delete) dari setiap
user?
16. Siapakah yang berhak untuk melakukan perubahan atas level akses administrator
user?
17. Bagaimana kebijakan level akses yang ditetapkan pimpinan entitas dengan Surat Keputusan
atas aplikasi?
18. Apakah dilakukan evaluasi secara berkala atas audit trail yang ya
terdapat pada aplikasi?
19. Berapa level akses yang disediakan oleh aplikasi ? Dan apa 3 level (admin. sub admin dan operator). Admin bisa mengatur
keistimewaan yang dimiliki level administrator dibandingkan level otoritas user dan masuk ke program file
lainnya?
20. Apakah pada aplikasi terdapat fasilitas user logs ? ya
21. Apakah dilakukan evaluasi secara berkala atas informasi yang jarang
terdapat pada user logs tersebut?
Teknik Wawancara
13. Apakah aplikasi ….. merupakan software yang dibuat oleh entitas tidak
sendiri?
14. Apakah dilakukan perhitungan secara manual terhadap total tidak. Otomatis terhitung
nilai dari setiap transaksi yang diinput?
15. Apakah sistem akan menolak penginputan karakter huruf yang ya
dilakukan oleh user pada data-entry field yang seharusnya memuat
data angka?
16. Apakah pada form aplikasi, terdapat data-entry field yang ya
memiliki pembatasan dalam hal rentang nilai yang dapat diisi?
17. Apabila user melakukan kesalahan dalam pengentrian kode barang, tidak
apakah aplikasi memberikan pesan pemberitahuan akan hal
tersebut?
18. Apabila kode form tidak terisi apakah aplikasi akan memberikan ya
pesan informasi atas hal tersebut?
19. Apakah aplikasi memunculkan kode form secara otomatis atas setiap tidak
data transaksi baru yang dibuat oleh user?
20. Apakah para staf mengalami kesulitan dalam memberikan tidak
instruksi-instruksi untuk dijalankan oleh aplikasi?
E Pengendalian Output
1. Apakah pada semua jenis laporan tercantum informasi mengenai ya
total halaman dari laporan yang dicetak?
2. Apakah pada akhir halaman dari laporan terdapat penanda akhir atas ya
detail halaman yang dicetak?
3. Berdasarkan jenis laporan apa, pembedaan penggunaan printer tidak terdapat pembedaan, hanya pembedaan ukuran kertas
dilakukan?
4. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas dalam hal pencetakan laporan laporan harus sudah diotorisasi pimpinan
yang sensitif?
5. Dalam kondisi apa, laporan tidak diserahkan secara langsung kepada laporan yang belum final
user yang dituju?
6. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas dalam hal pendistribusian laporan yang didistribusikan telah diotorisasi secara cukup dan
laporan? telah diverifikasi pimpinan
7. Setiap berapa lama sekali perbandingan sisa stok antara antara data tiga bulan sekali
yang tercatat pada DBS dengan hasil opname fisik dilakukan?
8. Apakah sofware ….. dibeli dari software developer (bukan built in software developer (BPKP)
house)?
9. Pada awal pembelian aplikasi, langkah pengujian apa yang sebelum dishare ke Pemda, aplikasi telah diujicoba oleh tim
dilakukan untuk mengecek kehandalan dari aplikasi DBS? pengembang BPKP dan dikonsultasikan ke BPK
10. Apakah lemari tempat menyimpan dokumen arsip selalu dikunci? ragu
Teknik Wawancara
12. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas dalam hal pengendalian memberikan kode dan penataan arsip sesuai ketentuan pengarsipan
terhadap report collection ?
13. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan pelaksana teknis dan atasan langsung
mengamankan laporan output yang tertinggal pada printer?
14. Berapa lama jangka waktu penyimpanan laporan output (yang 5 tahun
dihasilkan oleh module inventory) yang ditetapkan oleh entitas?
15. Atas arsip yang sudah berumur lebih dari 5 (lima) tahun, apa bentuk untuk arsip yang besifat pertanggungjawabankeuangan masih
kebijaksanaan yang ada mengenai prosedur penghancuran arsip? disimpan digudang
16. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas terhadap laporan yang sudah disimpan di gudang / tetap diarsipkan
tidak dibutuhkan?
17. Apakah setiap laporan yang sudah tidak dibutuhkan selalu di- ya
shredding?
Rekap
Kabid
Rata-Rata
No. Pernyataan BUD Akuntansi dan Jumlah
(Skor)
Pelaporan
I Pengendalian Umum
A Administrasi dan Fungsi TI
1 Terdapat bagan organisasi yang khusus menangani - -
TI
2 Semua fungsi atas data input dilakukan oleh personil - -
yang lain dari pemrogram
3 Terdapat program rotasi tugas secara priodik, misal - -
operator ditugaskan pada aplikasi tertentu, lain dari
yang bisa dikerjakan
4 Tugas karyawan TI terpisah dari semua tugas yang - -
berhubungan dengan inisiasi transaksi dan
perubahan master file
5 Dilakukan pelatihan bagi pegawai baru dalam hal - -
pengoperasian aplikasi
B Pemisahan Tugas TI
1 Terdapat job description yang jelas bagi setiap staf - -
TI
2 Terdapat buku panduan atas aplikasi dan peralatan- - -
peralatan komputer yang dimiliki entitas
Kabid
Rata-Rata
No. Pernyataan BUD Akuntansi dan Jumlah
(Skor)
Pelaporan
c. Pengujian atas perubahan program sebelum - -
diterima?
D Keamanan Fisik dan On Line
1 Terdapat penggunaan username dan - -
password (menu log-in) pada aplikasi entitas
2 Ketika pengentrian password dilakukan, karakter - -
password yang dientry tersamarkan
3 Dilakukan penggantian password secara berkala, - -
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan
a. Pegawai (PNS/PTT) - -
b. Tamu - -
19 Terdapat pengisian buku kunjungan tamu bagi - -
setiap pihak luar yang memasuki gedung entitas
Kabid
Rata-Rata
No. Pernyataan BUD Akuntansi dan Jumlah
(Skor)
Pelaporan
3 Entitas memiliki lokasi cadangan untuk tempat - -
beroperasi apabila sewaktu-waktu gedung entitas
tidak dapat digunakan untuk bekerja
F Pengendalian Perangkat Keras
1 Pada ruangan kantor terdapat:
a. tabung pemadam kebakaran - -
b. alarm kebakaran - -
c. water sprinkler - -
d. detektor asap - -
2 Dilakukan perawatan secara berkala terhadap - -
tabung pemadam kebakaran, alarm kebakaran,
water sprinkler dan detektor asap
3 Digunakan penutup / bahan pelindung terhadap - -
peralatan komputer yang sudah selesai digunakan
4 Terdapat penggunaan UPS (Uninterruptible - -
Power Supply) pada komputer
5 Tidak pernah terjadi variasi tegangan listrik, - -
termasuk terjadinya pemadaman listrik PLN dalam
waktu singkat
6 Terdapat generator/genset pada gedung Entitas - -
7 Terdapat penggunaan petugas keamanan kantor - -
8 Terdapat alarm keamanan pada gedung entitas - -
9 Terdapat kebijakan dilarang merokok dalam - -
ruangan kantor
10 Dilakukan penguncian pada ruangan kantor setelah - -
para pegawai pulang kerja
11 Langit-langit gedung dilapisi dengan bahan - -
waterproof
12 Terdapat kebijaksanaan entitas yang melarang - -
pegawai untuk membawa masuk makanan dan
minuman ke dalam ruangan kantor
II Pengendalian Aplikasi
A Pengendalian Input
1 Penginputan data dilakukan dengan menggunakan - -
metode keyboarding
2 Penginputan data transaksi selalu dilakukan - -
berdasarkan dokumen sumber
3 Dilakukan pemeriksaan kembali (checking ) atas - -
data-data yang diinput terhadap dokumen sumber,
sebelum save dilakukan
4 Terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab - -
yang jelas atas kebenaran data yang termuat
pada dokumen sumber
5 Setiap jenis transaksi menggunakan template - -
(format) form dokumen sumber yang berbeda
6 Terdapat penggunaan judul yang secara jelas - -
mengidentifikasikan maksud dari setiap dokumen
sumber yang ada
7 Selalu diperlukan tabbing untuk pindah ke - -
pengentrian field berikutnya
8 Tampilan caption secara jelas dapat dibedakan dari - -
data-entry field terkait
9 Caption secara jelas mengidentifikasikan maksud - -
dari data-entry field yang harus diisi
10 Warna yang digunakan pada form-form aplikasi - -
menyilaukan mata
11 Terdapat menu fasilitas help pada aplikasi - -
Rekap
Kabid
Rata-Rata
No. Pernyataan BUD Akuntansi dan Jumlah
(Skor)
Pelaporan
12 Terdapat fasilitas prompting yang menampilkan - -
pesan informasi atas tindakan yang harus diambil
oleh user dalam melakukan pengentrian data
Kabid
Rata-Rata
No. Pernyataan BUD Akuntansi dan Jumlah
(Skor)
Pelaporan
3 Jika tidak, terdapat ada metode pengganti yang - -
efektif untuk memverifikasi semua transaksi yang
diproses
4 Record input , terutama field-field yang penting - -
seperti nomor STS, SP2D, Jumlah Rp., dan lain-lain
diuji untuk:
a) Charakter checks
b) Sign checks
c) Validity checks
d) Limit and resaonables checks
e) Sequance checks
f) Arithmetic checks
g) Self-checking digit
h) Control total checks
i) Run to run checks
j) Over-flow checks
5 Terdapat program checks untuk mendeteksi data - -
yang hilang atau tidak diproses
Kabid
Rata-Rata
No. Pernyataan BUD Akuntansi dan Jumlah
(Skor)
Pelaporan
11 Terdapat pembatasan hak akses terhadap dokumen - -
arsip yang disimpan
12 Dilakukan penataan atas dokumen arsip yang - -
disimpan
13 Laporan yang dicetak selalu dikumpulkan secara - -
seketika
14 Terdapat staf yang bertanggung jawab untuk - -
mengumpulkan dan mengamankan laporan
output yang tertinggal pada printer
15 Terdapat kebijakan entitas yang menetapkan - -
mengenai jangka waktu penyimpanan atas
laporan yang dihasilkan
16 Setiap laporan yang sudah tidak dibutuhkan - -
dihancurkan dengan menggunakan paper shredder
Nilai KESIMPULAN
EFEKTIVITAS
SPI
2,34 - 3,00 Efektif
1,67 - 2,33 Belum
Sepenuhnya
1,00 - 1,66 Tidak Efektif
HASIL WAWANCARA SISTEM PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI
TERKAIT PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Bagaimana bentuk perawatan yang dilakukan terhadap Setiap setahun sekali petugas dari kantor pemadam kebakaran datang untuk
2. tabung pemadam kebakaran? melakukan pengecekan terhadap kondisi kelayakan dan melakukan pengisian ulang
terhadap tabung pemadam kebakaran.
Apakah terdapat material yang mudah terbakar di Tidak, keberadaan peralatan komputer sangat dijaga. Semua material yang mudah
3. sekitar lokasi peralatan komputer diletakkan terbakar, dan juga yang berbentuk liquid tidak boleh diletakkan di dekat peralatan
komputer.
Apakah peralatan komputer tidak pernah ditutup dengan Tidak, peralatan komputer tidak pernah ditutupi dengan bahan pelindung. Diakhir jam
4. pelindung, misalkan. setiap di akhir jam kerja kantor? kerja kantor, semua peralatan komputer hanya dimatikan saja.
Apakah perusahaan terletak di daerah yang rawan Tidak, gedung perusahaan berada di daerah yang bebas banjir dan tidak rawan gempa.
5. banjir dan gempa?
Apakah makanan dan minuman diperbolehkan untuk Ya, makanan dan minuman boleh dibawa masuk ke dalam ruangan kantor. Meskipun
diletakkan pada ruangan kantor? demikian, terdapat kebijakan perusahaan mengenai peletakkan minuman dan semua
6. material yang berbentuk cairan harus jauh dari tempat aset-aset sistem informasi berada
Apakah pegawai diijinkan untuk merokok di dalam Tidak, terdapat kebijakan perusahaan yang menetapkan bahwa seluruh ruangan di gedung
7. gedung entitas? perusahaan merupakan daerah bebas rokok.
Apakah banyak pegawai entitas yang memiliki Tidak, sebagian besar karyawan tidak memiliki kebiasaan merokok.
8.
kebiasaan merokok?
Apakah UPS digunakan pada semua komputer Ya, semua komputer yang ada dilengkapi dengan UPS.
9. yang ada?
Apakah sering terjadi variasi tegangan listrik PLN di Ya, aliran listrik dari PLN sering kali tidak menentu, dan sering terjadi pemadaman
10.
gedung perusahaan? listrik sekejap dari pihak.
Software anti virus apa yang digunakan oleh Perusahaan menggunakan symantec anti virus.
11.
perusahaan?
Apakah full system scan dilakukan secara berkala? Tidak, full system scan pada komputer jarang dilakukan.
12.
Apakah entitas sering menggunakan data-data masukan Tidak, para staf jarang menggunakan data masukan yang berasal dari removable disk.
13. yang berasal dari removable disk (e.g.flash disk)? Data masukan yang digunakan hampir selalu berupa dokumen sumber.
Apakah terdapat kebijakan entitas dalam rangka Ya, adanya kebijakan perusahaan yang melarang para staf untuk meng-install
14. mencegah risiko virus komputer? software tambahan ke dalam komputer tanpa seijin dari pimpinan perusahaan; dan
dilakukannya backup data secara berkala.
Berapa orang petugas keamanan yang digunakan oleh Terdapat dua orang petugas keamanan yang ditempatkan di pintu masuk gedung.
15. entitas?
Ada berapakah jumlah jalur akses untuk masuk ke dalam Hanya terdapat satu jalur akses untuk memasuki gedung perusahaan, yaitu pintu
16. gedung entitas? masuk yang dijaga oleh petugas keamanan.
Apakah setiap tamu yang datang diwajibkan untuk Tidak, perusahaan tidak memiliki buku kunjungan yang wajib diisi oleh tamu yang
17. mengisi buku kunjungan? datang ke perusahaan.
Apakah ruangan tempat aset sistem informasi berada Ya, ruangan selalu dikunci setelah para karyawan selesai bekerja di akhir hari.
18. selalu dikunci setelah jam kerja kantor selesai?
Apa saja fasilitas yang telah tersedia pada lokasi Fasilitas generator, air conditioning (AC), dan semua perabotan kantor.
19. cadangan untuk tempat beroperasi entitas?
20. Berapa lama sekali backup data dilakukan? Setiap 1 (satu) bulan sekali backup data dilakukan.
Disimpan dalam bentuk apakah backup data yang Backup data yang dilakukan tidak disimpan ke cd, semua data backup disimpan pada
21. dilakukan setiap bulan? Apakah ke media optical disk ? drive d: server.
Dimana letak lokasi cadangan tempat operasional Ada di Jl.Karang Cantik BBV B 17. Jakarta Utara.
22. entitas tersebut?
Diletakkan dimanakah generator yang dimiliki Generator diletakkan di lantai 3 gedung perusahaan.
entitas?
Asuransi apa yang dimiliki oleh entitas? Mencakup apa Asuransi ACA, yang mencakup asuransi atas gedung dan seluruh isinya, termasuk
23. saja asuransi tersebut? peralatan komputer yang ada.
Apakah para pegawai mengenakan badge tanda Tidak, perusahaan tidak menggunakan badge bagi para karyawan.
pengenal diri dalam entitas?
B Pengendalian Manajamen Operasi
1. Apakah terdapat pemisahan tugas yang jelas antara Ya, kepala gudang bertanggung jawab atas penyimpanan stok barang, dan kepala gudang
bagian otorisasi, pengentrian data, dan penyimpanan mengeluarkan barang dari gudang berdasarkan faktur yang telah terotorisasi, sedangkan
stok barang? staf admin menangani masalah pengentrian data.
2. Apakah buku panduan atas aplikasi dan peralatan Ya, semua dokumentasi yang berkaitan dengan aset informasi tersedia dengan
komputer yang digunakan entitas masih tersedia dengan lengkap dan dikelola dengan baik.
lengkap?
3. Pada departemen mana saja supervisi dilaksanakan? Supervisi dilakukan pada semua bagian atau departemen yang ada.
4. Apakah selalu dilakukan pelatihan terhadap pegawai Ya, setiap karyawan baru yang diterima bekerja selalu diberikan pelatihan atas aplikasi-
baru dalam pengoperasian aplikasi? aplikasi yang akan digunakan dalam tugasnya sehari-hari.
5. Seberapa sering peralatan komputer yang ada (server, Peralatan komputer digunakan secara aktif setiap hari untuk kegiatan operasional
komputer client, dan printer ) digunakan? perusahaan selama jam kerja kantor.
6. Apakah dilakukan perawatan terhadap peralatan Ya, setiap staf bertanggung jawab atas kebersihan dan perawatan terhadap peralatan
komputer yang ada? komputer yang digunakan dalam keseharian pekerjaannya.
7. Bagaimana bila terjadi masalah atas peralatan Perusahaan pada hari yang sama akan menghubungi pihak teknisi dari luar untuk
komputer yang ada? dilakukan service atau perbaikan.
8. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas mengenai masalah Khusus untuk maintenance terhadap CPU, apabila memungkinkan, pemindahan atas
maintenance ini? data-data dan program penting dari mesin harus dilakukan sebelum diserahkan kepada
pihak teknisi.
9. Apakah peralatan kantor (seperti meja dan kursi) Ya, meja dan kursi yang ada nyaman untuk digunakan.
yang ada cukup nyaman untuk digunakan?
10. Apakah cahaya penerangan pada ruangan kantor cukup Ya, penerangan ruangan yang ada sangat memadai dan tentunya kondusif bagi aktivitas
memadai? kerja karyawan.
11. Apakah udara dalam ruangan kantor selalu dalam Ya, ruangan kantor tidak pernah berbau apek, ataupun tidak segar.
kondisi yang segar, tidak berbau apek?
12. Apakah gedung entitas terletak di daerah yang bising Tidak, daerah lokasi gedung berada tidak bising/ramai.
atau ramai?
13. Apakah pada layar komputer terpantul cahaya lampu? Tidak, karena setiap staf memposisikan layarnya sedemikian rupa agar tidak terjadi
pantulan cahaya.
14. Apakah terdapat pengaturan atas peralatan yang Ya, setiap staf menata mejanya dengan baik, yang mendukung efektifitas kerjanya
terletak di atas meja dalam rangka mendukung kegiatan masing-masing.
pengentrian data?
15. Dimanakah dokumentasi atas aset-aset sistem Semua dokumentasi atas aset sistem informasi disimpan di lemari kantor.
informasi disimpan?
16. Apakah terdapat pembatasan hak akses terhadap Ya, terdapat staf yang bertanggung jawab atas penyimpanan dokumentasi-
dokumentasi aset sistem informasi tersebut? dokumentasi tersebut. Akses ke dokumentasi harus melalui persetujuan dari staf
tersebut.
17. Apakah dilakukan penataan atas arsip dokumentasi Tidak, arsip-arsip dokumentasi tersebut langsung disimpan pada lemari, tanpa dilakukan
yang ada? pengelompokan.
C Pengendalian Batasan
1. Apakah setiap staf dapat mengakses aplikasi? Tidak. Tidak semua komputer staf terhubung dalam jaringan client-server untuk keperluan
penggunaan aplikasi DBS.
2. Apakah terdapat penggunaan username dan password Ya, setiap staf untuk dapat masuk ke menu utama DBS harus memasukkan username
pada aplikasi? dan password terlebih dahulu.
3. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas mengenai Adanya penekanan dari pihak pimpinan untuk tidak memberitahukan username dan
pengendalian hak akses aplikasi ini? password yang dimiliki oleh staf pengguna aplikasi DBS.
4. Pada saat penginputan password , apakah karakter yang Ya, setiap karakter password yang dimasukkan, akan tampak pada layar komputer berupa
diinput disamarkan pada layar komputer? dot hitam ( ● ).
5. Berapakah jumlah paling sedikit digit untuk karakter Minimal jumlah digit untuk karakter password sebanyak 3 (tiga) buah.
password?
Mengapa jumlah paling sedikit digit password hanya Karena pada saat pembelian aplikasi, hal itu tidak dipermasalahkan oleh pimpinan
sebatas 3 (tiga) karakter saja? perusahaan.
6. Apakah semua staf menggunakan jumlah digit password Tidak, sebagian dari para karyawan menggunakan jumlah digit password kurang dari
paling sedikit 6 (enam) buah karakter? enam buah.
7. Apakah dilakukan penggantian password secara Tidak, penggantian password jarang sekali dilakukan.
berkala?
8. Apakah username dan password pada aplikasi Ya, apabila kita salah memasukkan jenis huruf (uppercase/lowercase) secara tidak
bersifat case sensitive ? tepat maka aplikasi akan men-denied login yang kita lakukan.
9. Pada username dan password , apakah dapat Ya, alphanumeric mix dapat digunakan untuk pengisian username dan password.
digunakan penggunaan campuran karakter angka dan
huruf?
10. Apakah dilakukan penghapusan username dan Tidak, username dan password atas karyawan yang sudah mengundurkan diri
password terhadap staf yang sudah mengundurkan dibiarkan begitu saja, tidak dihapus.
diri/pindah?
11. Apakah dilakukan perubahan level akses aplikasi Tidak, sebab semua staf di-set sebagai level ”administrator”.
terhadap staf yang dipindahtugaskan ke bagian lain?
12. Apakah aplikasi akan secara otomatis melakukan log- Tidak, user harus mengklik menu ”Exit ” untuk keluar dari sistem aplikasi.
out apabila dalam selang waktu tertentu tidak terdapat
aktivitas penggunaan?
13. Apakah setelah berhasil melakukan log-in, aplikasi akan Tidak, setelah log-in berhasil dilakukan, maka akan langsung masuk ke menu
menampilkan pesan informasi mengenai waktu akses tampilan utama.
terakhir yang dilakukan oleh user?
14. Berapa kali usaha percobaan (limited trial) untuk Tiga kali, apabila telah 3 kali gagal, maka account user yang bersangkutan akan diblokir.
melakukan log-in dapat dilakukan?
15. Pada aplikasi, apakah terdapat menu untuk mengatur Ya, pada aplikasi DBS terdapat menu untuk pengaturan batasan tindakan yang dapat
level akses (dalam hal melakukan read, add, modify, dilakukan oleh setiap user dalam mengakses DBS, yaitu pada menu ”User Setup ”.
ataupun delete ) dari setiap user?
16. Siapakah yang berhak untuk melakukan perubahan atas Penetapan action privilege terhadap masing-masing staf pengguna aplikasi
level akses user? hanya dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan.
17. Bagaimana kebijakan level akses yang ditetapkan Semua staf pengguna aplikasi DBS di-set sebagai level administrator.
pimpinan entitas atas aplikasi?
18. Apakah dilakukan evaluasi secara berkala atas audit Tidak, tidak pernah dilakukan evaluasi atas audit trail yang ada.
trail yang terdapat pada aplikasi?
19. Berapa level akses yang disediakan oleh aplikasi ? Dan Terdapat 2 level, yaitu level administrator dan level user. Level administrator dapat
apa keistimewaan yang dimiliki level administrator melakukan read, add, modify, dan delet e pada semua modul yang terdapat pada aplikasi,
dibandingkan level lainnya? sedangkan untuk level user, terdapat pembatasan akses sesuai setting yang dapat di-
customized.
20. Apakah pada aplikasi terdapat fasilitas user logs ? Ya, aplikasi DBS menyediakan fasilitas user logs.
21. Apakah dilakukan evaluasi secara berkala atas informasi Tidak, fasilitas user logs tidak pernah digunakan.
yang terdapat pada user logs tersebut?
D Pengendalian Input
1. Apakah digunakan metode penginputan data yang lain Tidak, untuk keperluan pengentrian data hanya menggunakan keyboard dan mouse
selain menggunakan keyboard dan mouse (e.g. optical saja.
scanner)?
2. Apakah penginputan data transaksi selalu dilakukan Ya, setiap kegiatan pengentrian data transaksi harus didasarkan atas dokumen sumber.
berdasarkan dokumen sumber?
3. Apakah dilakukan rechecking atas data yang diinput Ya, terdapat kebijakan perusahaan untuk dilakukannya pemeriksaan kembali atas
sebelum tombol “save” ditekan? data-data yang diinput terhadap dokumen sumber sebelum saving dilakukan.
4. Apakah terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab Ya, staf yang membuat dan memberikan otorisasi bertanggung jawab atas kebenaran
yang jelas atas kebenaran data dokumen sumber? data yang termuat pada dokumen sumber yang bersangkutan.
5. Apakah digunakan template form khusus untuk setiap Tidak, untuk keperluan barang rusak, barang renovasi, dan koreksi stok digunakan nota
jenis transaksi? memo serba guna.
6. Apakah tercantum judul yang jelas pada semua dokumen Tidak, dokumen sumber yang digunakan untuk keperluan pencatatan barang rusak,
sumber yang ada? barang renovasi, dan koreksi stok tidak tercantum judul dokumen yang bersangkutan.
7. Apakah terdapat penggunaan tabbing untuk keperluan Ya, user harus selalu melakukan tabbing untuk pindah ke field berikutnya.
perpindahan antar field pada form aplikasi?
8. Apakah warna yang digunakan pada form-form Ya, penggunaan warna yang ada pada aplikasi sudah baik.
aplikasi mendukung user dalam melakukan pengentrian
data?
9. Apakah semua kode yang digunakan oleh entitas Tidak. Untuk beberapa kategori produk, kode yang digunakan hanya terdiri dari
menggunakan karakter alphanumeric mix? angka saja.
10. Apakah terdapat standar yang ditetapkan entitas Tidak ada. Perusahaan memberikan kewenangan kepada staf admin untuk
mengenai format pengkodean atas produk dan transaksi? menentukan sendiri format kode transaksi yang diperlukan. Sedangkan untuk keperluan
pengkodean atas produk, perusahaan secara langsung menggunakan kode produk dari
supplier.
11. Apakah digunakan kombinasi antara huruf besar dan Tidak. Semua kode hanya menggunakan huruf besar.
kecil untuk keperluan pengkodean?
12. Bagaimana format pengkodean yang digunakan Dua digit awal dari setiap kode barang berperan sebagai identifier atas kategori
dalam rangka membedakan antara kategori produk yang produk,misalnya.01-kategori ”Camera”, 02- kategori ”Golden”.
satu dengan yang lainnya?
13. Apakah aplikasi ….. merupakan software yang dibuat Tidak, aplikasi tersebut dibeli dari software developer, yang merupakan paket aplikasi
oleh entitas sendiri? terstandardisasi untuk kebutuhan perusahaan skala menengah.
14. Apakah dilakukan perhitungan secara manual Ya, dilakukan perhitungan secara manual untuk mengetahui total nilai dari setiap
terhadap total nilai dari setiap transaksi yang diinput? transaksi yang terjadi.
15. Apakah sistem akan menolak penginputan karakter huruf Ya, karakter huruf yang diinput oleh user tidak akan muncul pada data entry field yang
yang dilakukan oleh user pada data-entry field yang bersangkutan.
seharusnya memuat data angka?
16. Apakah pada form aplikasi, terdapat data-entry field Ya, biasanya rentang nilai berlaku pada field ”Lokasi”.
yang memiliki pembatasan dalam hal rentang nilai yang
dapat diisi?
17. Apabila user melakukan kesalahan dalam pengentrian Ya, aplikasi akan secara otomatis memunculkan tampilan list daftar kode barang
kode barang, apakah aplikasi memberikan pesan yang paling mendekati kode barang yang salah dientri tersebut.
pemberitahuan akan hal tersebut?
18. Apabila kode form tidak terisi apakah aplikasi akan Ya, aplikasi akan memunculkan pesan kesalahan, yang memberitahukan bahwa kode
memberikan pesan informasi atas hal tersebut? form tidak terisi. Kode form harus diisi terlebih dahulu sebelum data dapat diproses
lebih lanjut.
19. Apakah aplikasi memunculkan kode form secara Ya, kode form secara otomatis dihasilkan berdasarkan abjad dan nomor urut terakhir yang
otomatis atas setiap data transaksi baru yang dibuat oleh ada, dimana user dapat mengubah kode form sesuai dengan jenis transaksi yang
user? diperlukan.
20. Apakah para staf mengalami kesulitan dalam Tidak, karena aplikasi yang ada user friendly (berbasis menu), dan juga oleh karena
memberikan instruksi-instruksi untuk dijalankan oleh adanya kebijakan perusahaan dalam hal perekrutan karyawan, yaitu untuk jabatan staf
aplikasi? admin diharuskan.
E Pengendalian Output
1. Apakah pada semua jenis laporan tercantum informasi Tidak, tetapi sebagian besar dari jenis laporan yang ada tidak memuat informasi
mengenai total halaman dari laporan yang dicetak? mengenai total halaman.
2. Apakah pada akhir halaman dari laporan terdapat Ya. Pada setiap halaman akhir laporan terdapat penanda akhir atas detail yang dicetak,
penanda akhir atas detail halaman yang dicetak? bisa berupa garis pembatas tebal ataupun berupa baris yang berisi keterangan ”Total”.
3. Berdasarkan jenis laporan apa, pembedaan penggunaan Berdasarkan jenis laporan transaksi biasa (reguler) dan laporan yang bersifat sensitif.
printer dilakukan?
4. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas dalam hal Bahwa setiap staf yang melakukan pencetakan laporan harus melakukan
pencetakan laporan yang sensitif? pengecekan atas correct printer yang dipilih sebelum menekan tombol ”print”.
5. Dalam kondisi apa, laporan tidak diserahkan secara Bila user yang dituju sedang tidak berada di tempat, maka biasanya laporan diletakkan
langsung kepada user yang dituju? langsung di atas meja kerja user yang dituju dan hanya ditempeli dengan memo.
6. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas dalam hal Bahwa pendistribusian laporan harus dilakukan secara langsung kepada user yang dituju.
pendistribusian laporan?
7. Setiap berapa lama sekali perbandingan sisa stok antara Setiap satu bulan sekali dilakukan perbandingan sisa stok antara antara data yang
antara data yang tercatat pada DBS dengan hasil tercatat pada DBS dengan hasil opname fisik dilakukan.
opname fisik dilakukan?
8. Apakah sofware ….. dibeli dari software developer Ya, software DBS Solutions dibeli dari software developer (bukan built in house ).
(bukan built in house )?
9. Pada awal pembelian aplikasi, langkah pengujian apa Dengan melakukan perbandingan antara data inputan dengan output yang dihasilkan
yang dilakukan untuk mengecek kehandalan dari apakah sesuai ataukah tidak. Termasuk juga dilakukan uji perhitungan secara manual
aplikasi DBS? atas data yang ada.
10. Apakah lemari tempat menyimpan dokumen arsip selalu Ya, dan staf admin bertanggung jawab terhadap penyimpanan arsip tersebut.
dikunci?
11. Bagaimana bentuk penataan atas dokumen arsip yang Dokumen arsip disusun berdasarkan kategori, yaitu customer/consignee,sample-out,
disimpan? sample-in , dan juga surat jalan.
12. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas dalam hal Bahwa terdapat kebijakan untuk tidak membiarkan laporan yang dicetak tergeletak
pengendalian terhadap report collection ? pada printer. Laporan harus langsung dikumpulkan dan disimpan pada tempat yang
aman.
13. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan Chief Accounting yang bertanggung jawab untuk mengamankan semua laporan output
dan mengamankan laporan output yang tertinggal pada yang tertinggal di printer.
printer?
14. Berapa lama jangka waktu penyimpanan laporan output Perusahaan menetapkan jangka waktu penyimpanan semua laporan output dari modul
(yang dihasilkan oleh module inventory) yang inventory selama 5 (lima) tahun
ditetapkan oleh entitas?
15. Atas arsip yang sudah berumur lebih dari 5 (lima) tahun, Untuk arsip-arsip dokumen output yang sudah berumur lebih dari 5 tahun yang akan
apa bentuk kebijaksanaan yang ada mengenai prosedur dihancurkan, perlu dibuat dokumen yang memuat list arsip yang akan dishredding; dan
penghancuran arsip? dokumen tersebut harus ditandatangani baik oleh yang memberikan otorisasi maupun
yang melakukan penghancuran arsip-arsip tersebut.
16. Kebijakan apa yang ditetapkan entitas terhadap laporan Semua laporan yang sudah tidak dibutuhkan dihancurkan dengan menggunakan paper
yang sudah tidak dibutuhkan? shredder .
17. Apakah setiap laporan yang sudah tidak dibutuhkan Tidak, para staf terkadang memotong laporan yang tidak dibutuhkan menjadi
selalu di-shredding ? beberapa bagian untuk dijadikan kertas memo.
TANGGAL : 2020
Keterangan:
Penanggung Jawab,
……………………………..
NIP. ...
From A.13.3.1 From A.13.3.2 From A.13.3.3 From A.13.3.4 From A.13.3.5 From A.13.3.6 From A.13.3.7 From A.13.3.8 From A.13.3.9
1 2 3 4 5 7
1 Kas di Kas Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
2 Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
3 Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
4 Kas di Bendahara BLU 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
5 Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00 0,00 L %
6 Piutang Pajak Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
7 Piutang Retribusi Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
8 Piutang PAD Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
9 Piutang Dana Bagi Hasil dari Pusat 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
10 Piutang Dana Alokasi Umum 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
11 Piutang Dana Alokasi Khusus 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
12 Piutang Transfer Lainnya dari Pusat 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
13 Piutang Pendapatan Bagi Hasil dari Propinsi 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
14 Piutang Transfer Antar Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
15 Piutang Kelebihan Transfer 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
16 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
17 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
18 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
31 Investasi Non Permanan Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
32 Investasi Non Permanan Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Lainnya
33 Investasi Non Permanan SUN dan SBI 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
34 Investasi Non Permanan Proyek Pembangunan 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Nilai Rata-rata Pada Tiap Proses Bisnis
From A.13.3.1 From A.13.3.2 From A.13.3.3 From A.13.3.4 From A.13.3.5 From A.13.3.6 From A.13.3.7 From A.13.3.8 From A.13.3.9
1 2 3 4 5 7
35 Pinjaman angsuran Berjangka 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
36 Investasi Non Permanen Dana Bergulir 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
37 Investasi Non Permanen Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
38 Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
39 Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
40 Aset Tetap Tanah 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
41 Aset Tetap Peralatan dan Mesin 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
42 Aset Tetap Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
43 Aset Tetap Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
44 Aset Tetap Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
45 Aset Tetap Konstruksi dalam Pengerjaan 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
46 Aset Tetap Akumulasi Penyusutan 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
47 Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
48 Aset Lainnya Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
49 Aset Lainnya Tuntutan Perbendaharaan 0,00 0,00 0,00 L %
50 Aset Lainnya Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
51 Aset Lainnya Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
52 Aset Lainnya Aset Tak Berwujud 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
53 Aset Lainnya Aset Lain-Lain 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
54 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
55 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PPK)/Utang Belanja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
56 Utang Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Ke Kab/Kota/Desa 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
57 Utang Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
58 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
59 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
60 Utang Jangka Pendek Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
61 Utang Jangka Panjang Utang Dalam Negeri 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
62 Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
63 PAD Pendapatan Pajak Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
64 PAD Pendapatan Retribusi Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
65 PAD Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Dipisahkan
66 PAD Lain-lain PAD yang sah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
67 Transfer Pusat Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
68 Transfer Pusat Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Sumber Daya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Alam
69 Transfer Pusat Dana Perimbangan Dana Alokasi Umum 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
70 Transfer Pusat Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
71 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Dana Otonomi Khusus 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
72 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Dana Penyesuaian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
73 Transfer Pemerintah Provinsi BHP Pendapatan Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Daerah **)
74 Transfer Pemerintah Provinsi BHP Pendapatan Bagi Hasil 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Retribusi Daerah **)
75 Transfer Pemerintah Provinsi BHP Pendapatan Bagi Hasil 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Lainnya**)
76 Transfer Pemerintah Provinsi Lainnya Bantuan Keuangan dari 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Propinsi **)
77 Transfer Pemerintah Provinsi Lainnya Bantuan Dana Pemekaran 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
dari Propinsi **)
Nilai Rata-rata Pada Tiap Proses Bisnis
From A.13.3.1 From A.13.3.2 From A.13.3.3 From A.13.3.4 From A.13.3.5 From A.13.3.6 From A.13.3.7 From A.13.3.8 From A.13.3.9
1 2 3 4 5 7
78 Transfer Pemerintah Provinsi Lainnya Bantuan Keuangan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
dari Propinsi **)
79 Lain-lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
80 Lain-lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
81 Lain-lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
82 Belanja Pegawai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
83 Belanja Barang dan Jasa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
84 Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
85 Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
86 Belanja Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
87 Bantuan Sosial 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
88 Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
89 Belanja Tanah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
90 Belanja Peralatan dan Mesin 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
91 Belanja Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
92 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
93 Belanja Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
94 Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
95 Belanja Tak Terduga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
96 Transfer ke Kab/Kota Bagi Hasil Pendapatan Pajak**) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
97 Transfer ke Kab/Kota Bagi Hasil Pendapatan Retribusi **) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
98 Transfer ke Kab/Kota Bagi Hasil Pendapatan Lainnya**) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
99 Transfer ke Kab/Kota Bantuan Keuangan **) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
100 Penerimaan Pembiayaan Penggunaan SiLPA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
101 Penerimaan Pembiayaan Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
102 Penerimaan Pembiayaan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Dipisahkan
103 Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
104 Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Perusahaan Negara
105 Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Perusahaan Daerah
106 Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Pemerintah Daerah Lainnya
107 Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Kembali Investasi Proyek 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Pembangunan
108 Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Kembali Investasi SUN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
dan SBI
109 Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Kembali Pinjaman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
angsuran Berjangka
110 Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Kembali Dana Bergulir 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
111 Penerimaan Pembiayaan Utang Belanja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
112 Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
113 Pengeluran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
114 Pengeluran Pembiayaan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
115 Pengeluran Pembiayaan Pembayaran Pokok Utang Pinjaman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Dalam Negeri
116 Pengeluran Pembiayaan Pemberian Pinjaman Kepada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Perusahaan Negara
117 Pengeluran Pembiayaan Pemberian Pinjaman Kepada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Perusahaan Daerah
118 Pengeluran Pembiayaan Pemberian Pinjaman Kepada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Pemerintah Daerah Lainnya
Nilai Rata-rata Pada Tiap Proses Bisnis
From A.13.3.1 From A.13.3.2 From A.13.3.3 From A.13.3.4 From A.13.3.5 From A.13.3.6 From A.13.3.7 From A.13.3.8 From A.13.3.9
1 2 3 4 5 7
119 Pengeluran Pembiayaan Investasi SUN dan SBI 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
120 Pengeluran Pembiayaan Investasi Proyek Pembangunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
121 Pengeluran Pembiayaan Pinjaman angsuran Berjangka 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
122 Pengeluran Pembiayaan Penyaluran Dana Bergulir 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
123 Pengeluran Pembiayaan Utang Belanja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
124 PAD - Pendapatan Pajak Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
125 PAD - Pendapatan Rettribusi Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
126 PAD - Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
127 PAD - PAD lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
128 Pendapatan Transfer 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
129 Lain-Lain Pendapatan yang Sah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
130 Beban Pegawai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
131 Beban Persediaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
132 Beban Jasa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
133 Beban Pemeliharaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
134 Beban Perjalanan Dinas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
135 Beban Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
136 Beban Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
137 Beban Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
138 Beban Bantuan Sosial 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
139 Beban Penyusutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
140 Beban Transfer 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
141 Beban Lain-Lain 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
142 Surplus Penjualan Aset 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
143 Defisit Penjualan Aset 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
144 Pendapatan Luar Biasa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
145 Beban Luar Biasa 0,00 0,00 0,00 0,00 L %
Lampiran 3.2
PETUNJUK UMUM PENGISIAN
1 Pemeriksa dapat menambahkan dan/atau mengurangi risiko audit dan pengendalian lainnya yang relevan
terkait risiko audit, di masing-masing proses bisnis.
2 Pada Kolom, 4, pemeriksa harus mengidentifikasi apakah pengendalian yang seharusnya ada pada Kolom 3
dilakukan atau tidak oleh entitas tersebut.
3 Pemeriksa melakukan analisis pada kolom 5, apakah risiko yang diidentifikasi tersebut telah dapat dimitigasi
dengan pengendalian yang seharusnya ada atau pengendalian pengganti (compensating control) yang
dilakukan oleh entitas. Jika risiko tersebut masih ada, lakukan identifikasi dampaknya terhadap akun dan asersi
mana dari akun tersebut yang terpengaruh.
4 Lakukan skoring Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test) pada kolom 8 s.d 13 sesuai pedoman
berikut.
Keterangan Asersi:
Keberadaan : Bahwa semua transaksi dan kejadian yang dicatat adalah benar-benar terjadi.
Kelengkapan : Bahwa semua transaksi dan kejadian yang seharusnya dicatat telah dicatat.
Akurasi : Bahwa semua informasi akuntansi atas transaksi telah dicatat dengan tepat atau
Pembukuan dan : Bahwa semua transfer informasi dari data rekaman transaksi pada jurnal ke sub
Pengikhtisasaran akun dan buku besar adalah akurat
Klasifikasi : Bahwa semua transaksi dan kejadian telah diklasifikasikan pada akun yang tepat
Timing : Bahwa semua transaksi dan kejadian dicatat pada waktu yang tepat
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A.13.2.1 Indeks KKP
ATAS Disusun Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
LAPORAN KEUANGAN Direviu Oleh :
[inisial/tgl/bln/thn/paraf]
PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA………………….
TAHUN ANGGARAN 20XX
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Penilaian Risiko di Tingkat Proses Bisnis Penganggaran
E Pembahasan Raperda APBD dan Penyusunan Raper KDH Penjabaran APBD (Suplemen A.5)
1 Persetujuan Bersama Raperda KDH melakukan koordinasi dengan DPRD Seluruh akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
APBD terlambat dilaksanakan. TAPD atas penyerahan Raperda APBD LRA
beserta lampiran dan Nota Keuangan
paling lambat minggu pertama bulan
Oktober.
KDH melakukan koordinasi dengan DPRD
dalam membuat Persetujuan Bersama
Raperda APBD selambat-lambatnya 1
bulan sebelum tahun anggaran
bersangkutan dilaksanakan.
F Evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH Penjabaran APBD (Suplemen A.6)
1 KDH terlambat menyerahkan KDH melalui Kepala SKPKD menyerahkan Seluruh akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Raperda APBD beserta Raperda APBD beserta lampiran dan LRA
lampiran dan Raper KDH Raper KDH Penjabaran APBD kepada
Penjabaran APBD kepada Gubernur/Mendagri paling lambat 3 hari
Gubernur/Mendagri kerja setelah disetujui.
Jumlah 0 0 0 0 0 0
Keterangan
Skor Pengaruh Resiko Keterangan Total Risiko
Jika, semua unsur pengendalian kunci Total
Skor 1 Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
terpenuhi.
Pembukuan
dan
Skor 3 > 50% unsur pengendalian kunci terpenuhi Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing
Pengikhtisasa
ran
Skor 5 < 50% unsur pengendalian kunci Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
B Pemungutan dan
Penyetoran
3 Pemungutan pajak dan a. otorisasi dan pemisahan Kas di 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
retribusi tidak fungsi antara petugas Bendahara
berdasarkan SKPD dan pemungut dan penerimaan penerimaan;
SKRD Kas di Kasda
Pendapatan
b. verifikasi jumlah PAD
penetapan dan jumlah
yang dipungut
4 Pemungutan pajak dan Adanya verifikasi jumlah Kas di 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
retribusi tidak sesuai pajak dan jumlah retribusi Bendahara
dengan SKPD/SKRD yang dipungut dengan penerimaan;
belum diakui sebagai SKRD/SKPD Kas di Kasda
piutang pajak/retribusi Pendapatan
atau hutang PAD
b. Adanya verifikasi
atasan langsung yang
menyakinan kebenaran
pencatatan tersebut
Jumlah nominal STS Kas di
dan jumlah uang yang Bendahara
disetorkan ke Kasda penerimaan;
(rekening kasda) dan Kas di Kasda Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
BKU penerimaan harian Pengendalian Kunci Pendapatan Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
tidak sama Analisis Kelemahan PADAkun Lokasi
No. Risiko Audit Terpengaru Pembukuan
Pengendalian SKPD Tingkat
Pengendalian sesuai Pengendalian yang h Kelengkapa dan Total Rata-rata
Keterjadian Akurasi Klasifikasi Timing Risiko
ketentuan dilakukan dientitas n Pengikhtisa
saran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
c. Adanya rekonsiliasi R/C
Kas Daerah, R/C
Bendahara Penerimaan,
STS dan Pembukuan
(BKU penerimaan harian)
serta bukti transaksi
penerimaan oleh
Bendahara
Penerimaan/Pembantu dan
BUD secara periodik
d. Adanya
otorisasi/validasi untuk
yang berwenang menerima
pendapatan
9 Pajak dan retribusi yang a. penggunaan Kas di 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak disetorkan/tidak prenumbered untuk tanda Bendahara
dicatat atau penerimaan bukti pembayaran pajak penerimaan;
yang disetor ke Kasda dan retribusi Kas di Kasda
tidak sesuai dengan Pendapatan
Pendapatan yang b. Rekonsiliasi pencatatan PAD
diterima bendahara penerimaan dan
rekening kas daerah
b. Verifikasi dan
rekonsiliasi fungsi
penerimaan dengan
pencatatan
16 Pencatatan atas a. pemisahan fungsi Kas di 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Penerimaan fiktif untuk penerimaan dan Bendahara
meningkatkan kinerja pencatatan penerimaan;
b. Rekonsiliasi STS, BKU Kas di Kasda
penerimaan harian, Buku Pendapatan
Pembantu Per Obyek PAD
Penerimaan, Rekening Kas
daerah
17 Kesalahan aritmatika a. verifikasi laporan Kas di 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dalam pelaporan pertanggungjawaban Bendahara
bendahara penerimaan dan penerimaan;
dokumen sumber Kas di Kasda
penerimaan Pendapatan
b. Reviu berjenjang atas PAD
penyusunan laporan
penerimaan
18 Perbedaan penyajian rekonsiliasi pencatatan Kas di 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
jumlah dan jenis realisasi antara petugas pemungut, Bendahara
penerimaan antara bendahara penerimaan , penerimaan;
petugas pemungut, dan BUD Kas di Kasda
bendahara penerimaan Pendapatan
dan BUD PAD
Sub Proses:
Penerimaan yang
langsung masuk ke
Kas Daerah
PAD
A Penyetoran
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
Akun
Analisis Kelemahan Lokasi
No. Risiko Audit Terpengaru Pembukuan
Pengendalian SKPD Tingkat
Pengendalian sesuai Pengendalian yang h Kelengkapa dan Total Rata-rata
Keterjadian Akurasi Klasifikasi Timing Risiko
ketentuan dilakukan dientitas n Pengikhtisa
saran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Jumlah a. Verifikasi R/C Kas Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pendapatan/retribusi Daerah dengan Piutang
yang disetor ke Kas SKPD/SKRD dan Slip Pajak,
Daerah tidak sama Setoran/Bukti Lainnya Piutang
dengan yang sah/Nota Kredit Retribusi dan
pendapatan/retribusi b. Rekonsiliasi pencatatan utang
yang ditetapkan di penerimaan di Bendahara
SKPD/SKRD belum akui Penerimaan dan BUD
sebagai piutang
pajak/retribusi dan
hutang
2 Slip setoran/bukti lain a. Rekonsiliasi pencatatan Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
yang sah yang penerimaan di Bendahara Piutang
diterbitkan oleh Bank, Penerimaan dan BUD Pajak,
fiktif atau dibuat ganda Piutang
Retribusi dan
b. Verifikasi R/C Kas utang
Daerah dengan
SKPD/SKRD dan Slip
Setoran/Bukti Lainnya
yang sah/Nota Kredit dan
pencatatan penerimaan
baik di Bendahara
Penerimaan maupun di
BUD
B Pencatatan dan
Pelaporan
1 Ketidaksesuaian antara Rekonsiliasi R/C Kas Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
jumlah PAD di Kas Daerah dengan Laporan PAD
Daerah dengan catatan Pendapatan/Retribusi
Bendahara Bendahara Penerimaan,
Penerimaan/BUD atas Nota Kredit dan Slip
jumlah penerimaan yang Setoran/bukti lainnya yang
telah disetor ke kas sah
daerah
b. verifikasi pendapatan
dengan peraturan bagi
hasil investasi
b. Sisdur penagihan
penjualan aset
4 Pengendalian atas a. Ada sisdur penagihan Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
kegiatan penagihan dan penjualan aset PAD
penyetoran hasil
penjualan asset pemda b. Penilaian kinerja dan
lemah monitoring dari atasan
langsung dan inspektorat
Penerimaan
Pendapatan Transfer
(Pusat dan Propinsi)
A Penerimaan
1 Penerimaan pendapatan a. Penetapan kas Daerah Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
transfer tidak melalui sebagai rekening Pendapatan
rekening kas daerah penampung penerimaan Transfer
dana transfer
b. Rekonsiliasi antara
BUD dengan Dirjen
Perimbangan/Provinsi
terkait jumlah pendapatan
transfer
2 Pendapatan transfer a. Rekonsiliasi antara Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
diterima tidak sesuai BUD dengan Dirjen Pendapatan
dengan Surat Ketetapan Perimbangan/Provinsi Transfer
Pendapatan Transfer terkait jumlah pendapatan
transfer
b. Verifikasi pencatatan
penerimaan pendapatan
transfer dengan ketetapan
besaran pendapatan
transfer
B Pencatatan dan
Pelaporan
1 Pencatatan dan a. Sisdur pencatatan dan Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pelaporan pendapatan pelaporan Pendapatan
transfer tidak didukung Transfer
dengan dokumen
pencatatan dan bukti
yang memadai
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
Akun
Analisis Kelemahan Lokasi
No. Risiko Audit Terpengaru Pembukuan
Pengendalian SKPD Tingkat
Pengendalian sesuai Pengendalian yang h Kelengkapa dan Total Rata-rata
Keterjadian Akurasi Klasifikasi Timing Risiko
ketentuan dilakukan dientitas n Pengikhtisa
saran
Pencatatan dan Kas di Kasda,
(1) pelaporan (2)pendapatan (3) (4) (5) (6)
Pendapatan (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
transfer tidak didukung b. Verfikasi kelengkapan Transfer
dengan dokumen penatausahaan
pencatatan dan bukti penerimaan
yang memadai
2 Pendapatan transfer a. rekonsiliasi penerimaan Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
salah diklasifikasikan transfer dengan pemerintah Pendapatan
pusat/provinsi Transfer
Sub Proses:
penerimaan melalui
Bank Lain
A. Penyetoran
1 Jumlah Verifikasi SKPD/SKRD, Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pendapatan/retribusi Slip Setoran/bukti lainnya PAD
yang disetor ke Bank yang sah, nota kredit
tidak sama dengan
pendapatan/retribusi
yang ditetapkan di
SKPD/SKRD piutang
pajak/retrubusi dan
utang
B. pencatatan dan
Pelaporan
1 Jumlah Rekonsiliasi R/C Kas Kas di Kasda, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pendapatan/retribusi Daerah dengan Laporan PAD
yang disetorkan ke Kas Pendapatan/Retribusi
Daerah oleh Bank Lain Bendahara Penerimaan,
tidak sama dengan Nota Kredit dan Slip
jumlah Setoran/bukti lainnya yang
pendapatan/retribusi sah
Keterangan
Tingkat CR
Nilai
Proses Bisnis
4–5 Tinggi
2 - 3,99 Sedang
1 - 1,99 Rendah
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A.13.2.3 Indeks KKP
ATAS Disusun Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
LAPORAN KEUANGAN Direviu Oleh :
[inisial/tgl/bln/thn/paraf]
PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA………………….
TAHUN ANGGARAN 20XX
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Penilaian Risiko di Tingkat Proses Bisnis Kepegawaian dan Penggajian
5 Pajak atas honor belum Adanya verifikasi PPK atas kelengkapan Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dipungut oleh Bendahara dokumen pemungutan pajak di
SKPD/PPKD berupa surat setoran pajak
(SSP).
6 Pajak yang dipungut atas honor Adanya verifikasi atas perhitungan pajak Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak sesuai ketentuan yang telah dipungut.
perpajakan.
7 Pegawai fiktif Adanya hasil verifikasi data pegawai yang Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
memadai Rendah
8 Pegawai tercatat di dua atau Rekonsiliasi data pegawai BKD dengan data Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
lebih SKPD SKPD Rendah
9 Database pegawai tidak update/ Rekonsiliasi data pegawai BKD dengan data Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
Rendah
valid. SKPD secara periodik
Pendataaan data pegawai SKPD secara
periodik
10 Pengendalian sistem aplikasi Pengendalian (control ) atas sistem aplikasi Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
penggajian tidak berjalan penggajian memadai dan direviu secara Rendah
dengan baik. periodik
11 Tarif dan pembayaran gaji dan Pembuat daftar gaji membandingkan data Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
tunjangan tidak sesuai ketentuan gaji pegawai dengan peraturan terkait Rendah
(melebihi hak pegawai,
pembayaran dobel) Pembuat daftar gaji memverifikasi dokumen
absen dan surat tugas
12 Pembayaran gaji dan tunjangan Rekonsiliasi data gaji dengan peraturan Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
tidak sesuai dengan ketentuan terkait Rendah
(kepangkatan, golongan Update data pegawai SKPD
pegawai, jumlah tanggungan,
tunjangan jabatan dll) Rekonsiliasi antara bendahara gaji dengan
bagian kepegawaian SKPD
13 Pembayaran SP2D atas gaji Verifikasi dokumen pendukung pembayaran Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
dan tunjangan melebihi rincian gaji oleh PPK Rendah
daftar gaji.
14 Pembayaran tidak sesuai jumlah Rekonsiliasi data pegawai BKD dengan data Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
pegawai (telah SKPD secara periodik Rendah
meninggal/pensiun)
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
Analisis Kelemahan
No. Risiko Audit Akun Terpengaruh Lokasi SKPD
Pengendalian Pembukuan Tingkat Risiko
Pengendalian yang dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing Setelah TOC
dilakukan dientitas Pengikhtisasa
ran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
15 Dokumen gaji tidak Verifikasi dokumen gaji oleh PPK Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
ditandatangani penerima gaji/ Rendah
tandatangan palsu.
16 Kegiatan fiktif (SK tanpa Pengawasan dari atasan langsung Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0
Rendah
kegiatan)
Verifikasi SPJ oleh PPK
17 Adanya Belanja Pegawai Selain Verifikasi (atas jenis kegiatan) oleh PPK, Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Gaji yang Tidak Diperbolehkan diantaranya melalui pembandingan dengan
(contoh: belanja operasional DPA SKPD
sekda dan kepala dinas)
19 Tarif honor tidak standar Pencocokkan tarif dengan standar biaya Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
yang telah disahkan oleh Kepala Daerah
20 Daftar penerima honor tidak Verifikasi SPJ oleh PPK Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
sesuai dengan yang
dipertanggung-jawabkan
21 Pemberian Honor tidak memiliki Konfirmasi dengan Bagian Hukum Setda Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dasar hukum (SK Kepala yang menerbitkan SK Honor tersebut.
Daerah/SK Kepala SKPD)
22 Pemberian tunjangan Verifikasi data base anggota DPRD yang Belanja pegawai, Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
perumahan untuk anggota memiliki istri sebagai anggota DPRD
DPRD yang berstatus suami istri dengan SPJ pembayaran tunjangan
terdeteksi doble perumahan
Jumlah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Keterangan
Skor Pengaruh Resiko Keterangan Total Risiko
Jika, semua unsur pengendalian kunci Total
Skor 1 Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
terpenuhi.
Pembukuan
dan
Skor 3 > 50% unsur pengendalian kunci terpenuhi Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing
Pengikhtisasa
ran
Skor 5 < 50% unsur pengendalian kunci Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
maka penilaian hanya memberikan skor 1
Jika pengendalian kunci hanya
ada satu
jika pengendalian kunci dilaksanakan dan 5 Tingkat Risiko Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah To A.13.3 kolom (3)
jika tidak dilaksanakan.
Tingkat CR Proses
Nilai
Bisnis
4–5 Tinggi
2 - 3,99 Sedang
1 - 1,99 Rendah
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A.13.2.4 Indeks KKP
ATAS Disusun Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
LAPORAN KEUANGAN Direviu Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
Disetujui Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA………………….
TAHUN ANGGARAN 20XX
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Penilaian Risiko di Tingkat Proses Bisnis Subsidi, Hibah, Bansos dan Transfer
2 Kepala Daerah tidak membuat Kepala daerah menunjuk Belanja Hibah dan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
keputusan tertulis tentang SKPD terkait untuk Bansos
penunjukkan SKPD yang menjadi melakukan evaluasi usulan
leading sector yang akan
melakukan evaluasi atas
permohonan tertulis Hibah dan
Bansos
3 Usulan hibah dan Bansos tidak SKPD yang ditunjuk sebagai Belanja Hibah dan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dilakukan evaluasi oleh SKPD leading sektor melakukan Bansos
leading sector evaluasi berupa
rekomendasi kepada Kepala
Daerah melalui TAPD.
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
6 Penerima hibah uang tidak Hibah uang harus tercantum Belanja Hibah dan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tercantum dalam RKA PPKD dalam RKA PPKD dan Bansos
menjadi dasar pencantuman
dalam APBD
7 Penerima hibah barang dan jasa Hibah barang dan jasa harus Belanja Hibah dan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak tercantum dalam RKA tercantum dalam RKA Bansos
SKPD SKPD dan menjadi dasar
pencantuman dalam APBD
8 Penerima Hibah dan Bansos RKA-PPKD dan RKA-SKPD Belanja Hibah dan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
yang tercantum dalam RKA menjadi dasar Bansos
PPKD dan RKA SKPD Leading penganggaran hibah dan
sektor tidak menjadi dasar Bansos dalam APBD sesuai
penganggaran hibah dan Bansos peraturan perundang-
dalam pembahasan dan undangan
penetapan APBD
9 Penganggaran hibah uang dan Penganggaran hibah uang Belanja Hibah dan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
bansos uang tidak dalam Belanja dan Bansos uang dalam Bansos
Tidak Langsung dan hibah Belanja Tidak Langsung,
barang dan jasa dan Bansos penganggaran hibah barang
barang dan jasa tidak dalam dan jasa dan Bansos barang
Belanja Langsung dan jasa dalam Belanja
Langsung
11 Tidak terdapat peraturan internal Tata cara penganggaran, Belanja Hibah dan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
daerah yang mengatur tata cara pelaksanaan dan Bansos
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pertanggungjawaban dan pertanggungjawaban dan
pelaporan belanja hibah dan pelaporan serta monitoring
bansos sedangkan daerah dan evaluasi hibah dan
tersebut telah menganggarkan bantuan sosial diatur lebih
hibah dan bantuan sosial lanjut dengan peraturan
kepala daerah dan
Pemerintah daerah dapat
menganggarkan hibah dan
bantuan sosial apabila telah
menetapkan peraturan
kepala daerah
Belanja Transfer
1 Perhitungan alokasi transfer tidak adanya evaluasi dan Belanja Transfer; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
sesuai ketentuan, misalnya dana verifikasi perhitungan atas Kas di Kas Daerah
bagi hasil pajak/retribusi provinsi alokasi dana transfer
kepada kabupaten kota, dana
bagi hasil kabupaten kota ke
desa
2 Tidak terdapat peraturan internal terdapat peraturan internal Belanja Transfer 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
daerah yang mengatur tata cara daerah yang mengatur tata
perencanaan, pelaksanaan, cara perencanaan,
pertanggungjawaban dan pelaksanaan,
pelaporan belanja hibah dan pertanggungjawaban dan
bansos sedangkan daerah pelaporan belanja transfer
tersebut telah menganggarkan
hibah dan bantuan sosial
B. Pelaksanaan
Umum
1 Pelaksanaan anggaran hibah dan Pelaksanaan anggaran Belanja Hibah; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Bansos berupa uang tidak hibah dan Bansos berupa Belanja Bansos
berdasarkan dokumen DPA- uang berdasarkan atas DPA-
PPKD PPKD
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
3 Kepala Daerah tidak membuat Kepala daerah menetapkan Belanja Hibah; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
keputusan dengan dasar daftar penerima hibah Belanja Bansos
dokumen APBD dan Penjabaran beserta besaran uang atau
APBD tentang penetapan daftar jenis barang atau jasa yang
penerima hibah dan besaran akan dihibahkan dengan
uang dan jenis barang atau jasa keputusan kepala daerah
yang akan dihibahkan berdasarkan peraturan
daerah tentang APBD dan
peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD
7 pencairan Hibah dalam bentuk Pencairan hibah dalam Belanja Hibah 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
uang tidak dilakukan dengan bentuk uang dilakukan
mekanisme LS dengan mekanisme
pembayaran langsung (LS)
8 Pengadaan barang dan jasa Pengadaan barang dan jasa Belanja Hibah 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dalam rangka Hibah dan Bansos dalam rangka hibah
tidak dilaksanakan sesuai berpedoman pada peraturan
peraturan pengadaan barang dan perundang-undangan
jasa yang berlaku tentang pengadaan barang
dan jasa yang berlaku
4 PPK SKPKD tidak membuat PPK harus membuat surat Belanja Hibah; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
surat penolakan SPM atas SPP penolakan SPM dan Belanja Bansos;
yang tidak lengkap dan regster dimonitor oleh PA serta Belanja Subsidi;
surat penolakan harus membuat register Belanja Transfer
surat penolakan atas
penerbitan SPM
5 PPK tidak membuat register PPK wajib membuat Belanja Hibah; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
SPM LS sehingga terjadi Register SPM LS Belanja Bansos;
penomoran SPM yang lompat Belanja Subsidi;
dan atau ganda, pembayaran Belanja Transfer
ganda
6 Surat Penolakan penerbitan SPM Bendahara Pengeluaran Belanja Hibah; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
LS tidak diotorisasi oleh PPKD membuat register surat Belanja Bansos;
sehingga berpotensi diterbitkan penolakan SPM untuk Belanja Subsidi;
SPM yang telah ditolak memantau SPM yang telah Belanja Transfer
ditolak
7 Penolakan SPM LS Bendahara harus memonitor Belanja Hibah; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
ditandatangani lebih dari 1 hari surat penolakan SPM yang Belanja Bansos;
kerja akan diotorisasi oleh PA Belanja Subsidi;
Belanja Transfer
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
9 SP2D tidak diotorisasi oleh SP2D harus diotorisasi oleh Belanja Hibah; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
PPKD/BUD sebelum diajukan ke PPKD/BUD Belanja Bansos;
Bank untuk dicairkan Belanja Subsidi;
Belanja Transfer
Khusus Belanja Subsidi
1 Jumlah Subsidi yang diterima Pencairan Belanja subsidi Belanja Subsidi; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
berbeda dengan yang dicairkan dari Kas Daerah melalui Kas di Kas Daerah
dari kas daerah/ dana tidak mekanisme transfer ke
diterima oleh pihak yang berhak. rekening pihak yang berhak
(mekanisme LS) -
kecukupan bukti pendukung
2 Hibah dan bantuan berupa Pengendalian atas proses Belanja Bansos 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
barang yang belum diserahkan pelaporan keuangan oleh
ke masyarakat tidak dicatat PPK SKPD
sebagai persediaan di Neraca
Keterangan
Skor Pengaruh Resiko Keterangan Total Risiko
Jika, semua unsur Total
Skor 1 pengendalian kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
terpenuhi.
Pembukuan
> 50% unsur pengendalian Kelengkapa dan
Skor 3 Keterjadian Akurasi Klasifikasi Timing
kunci terpenuhi n Pengikhtisa
saran
< 50% unsur pengendalian
Skor 5 Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
kunci
maka penilaian hanya
memberikan skor 1 jika
Jika pengendalian kunci hanya Tingkat
ada satu
pengendalian kunci
Risiko
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah To A.13.3 kolom (3)
dilaksanakan dan 5 jika tidak
dilaksanakan.
Tingkat CR Proses
Nilai
Bisnis
4–5 Tinggi
2 - 3,99 Sedang
1 - 1,99 Rendah
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A.13.2.5 Indeks KKP
ATAS Disusun Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
LAPORAN KEUANGAN Direviu Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
Disetujui Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA………………….
TAHUN ANGGARAN 20XX
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Penilaian Risiko di Tingkat Proses Bisnis Belanja Barang Jasa dan Pengelolaan Persediaan
2 Pengajuan SPP UP melebihi PPK menverifikasi pengajuan SPP dengan Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
ketetapan SK Kepala Daerah tentang batas penetapan di Bendahara
UP Pengeluaran
3 PPTK tidak menyerahkan SPJ Bendahara harus mempunyai check list Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
yang lengkap kepada Bendahara kelengkapan bukti untuk pengajuan SPP di Bendahara
Pengeluaran dalam rangka GU/TU/LS Pengeluaran
pengajuan SPP GU/TU/LS
berpotensi kelebihan
pembayaran
4 SPJ untuk pencairan GU/TU/LS PPTK harus menyiapkan dokumen untuk Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
diserahkan langsung oleh pihak pembayaran kepada pihak ketiga sesuai di Bendahara
ketiga kepada Bendahara persyaratan pembayaran yang ditetapkan Pengeluaran
Pengeluaran bukan oleh PPTK
yang berpotensi adanya
kelebihan pembayaran,
kesalahan penghitungan, dsb
5 PPK tidak membuat surat PPK harus membuat surat penolakan SPM Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
penolakan SPM apabila ada dan dimonitor oleh PA di Bendahara
SPP UP/GU/TU/LS yang tidak Pengeluaran
lengkap yang berpotensi SPM
ganda dan kelebihan
pembayaran dan tidak sesuai
peruntukan
6 Register SPP UP/GU/TU/LS PPK wajib membuat Register SPP Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak dibuat/ tidak tertib dibuat UP/GU/TU/LS di Bendahara
sehingga terjadi penomoran SPP Pengeluaran
yang lompat dan atau ganda,
pembayaran ganda
7 PPK tidak membuat register PPK wajib membuat Register SPM Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
SPM UP/GU/TU/LS sehingga UP/GU/TU/LS di Bendahara
terjadi penomoran SPP yang Pengeluaran
lompat dan atau ganda,
pembayaran ganda
8 PPK tidak membuat register PPK harus membuat register surat Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
surat penolakan penerbitan SPM penolakan SPM dan dimonitor oleh PA di Bendahara
UP/GU/TU/LS Pengeluaran
9 Perangkapan fungsi PPK oleh PPK harus melakukan meneliti kelengkapan Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Bendahara Pengeluaran (PPK SPP, dan memverifikasi SPP di Bendahara
hanya jabatan formalitas) yang Pengeluaran
mengakibatkan berpotensi SPJ
tidak lengkap
10 Penerbitan SPM UP/GU/TU/LS PPK harus memonitor rancangan SPM yang Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
lebih dari 2 hari kerja akan diotorisasi oleh PA di Bendahara
Pengeluaran
11 Penelitian SPP UP/GU/TU/LS PPK harus melakukan meneliti kelengkapan Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
oleh PPK tidak dibandingkan bukti pendukung SPP, dan memverifikasi di Bendahara
dengan SPD, DPA SKPD dan SPP, menguji kebenaran SPP Pengeluaran
kelengkapan dokumen sehingga
berpotensi terjadi pengeluaran
melebihi anggaran dan/atau tidak
sesuai anggaran serta tidak sah.
12 SPP UP/GU/TU/LS dan Bendahara Pengeluaran mengarsipkan dan Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dokumen lain tidak diarsipkan mengamankan data dengan baik di Bendahara
dengan baik berpotensi tidak ada Pengeluaran
pengamanan data
13 Surat Penolakan SPM Bendahara Pengeluaran membuat register Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
UP/GU/TU/LS tidak diotorisasi surat penolakan SPM untuk memantau SPM di Bendahara
oleh Pengguna Anggaran yang telah ditolak Pengeluaran
sehingga berpotensi diterbitkan
SPM yang telah ditolak
14 Penolakan SPM UP/GU/TU/LS Bendahara harus memonitor surat Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
ditandatangani lebih dari 1 hari penolakan SPM yang akan diotorisasi oleh di Bendahara
kerja PA Pengeluaran
Tingkat Risiko Pada Akun
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test) Terpengaruh
16 Penerbitan dan otorisasi SPM PA harus mengotorisasi SPM dan BUD Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
UP/GU/TU/LS tanpa SPP tidak menerbitkan SP2D jika tidak didukung di Bendahara
sehingga SPM dan belanja tidak SPP dan SPM (yang telah diotorisasi) Pengeluaran
sah
17 Proses Penerbitan SP2D Adanya verifikasi Kuasa BUD atas Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
GU/TU/LS tanpa Didukung kelengkapan SPM GU/TU/LS. di Bendahara
dengan dokumen/bukti yang Pengeluaran
memadai (kelengkapan
dokumen).
2 Transaksi dicatat terlambat/ tidak PPK memverifikasi ketepatan waktu Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tertib berpotensi keterlambatan pembuatan SPJ di Bendahara
pengajuan SPJ Pengeluaran
3 Pengajuan SPJ terlambat Bendahara mengajukan SPJ paling lambat Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
sehingga berpotensi pencairan tanggal 10 bulan berikutnya di Bendahara
terlambat Pengeluaran
4 Penyerahan SPJ ke PA lebih PPK menyerahkan SPJ ke PA tepat waktu Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dari 10 hari bulan berikutnya di Bendahara
berakibat keterlambatan Pengeluaran
pencairan SPJ
5 PPK tidak memverifikasi SPJ PPK memverifikasi setiap SPJ yang Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
sehingga berpotensi SPJ fiktif disampaikan di Bendahara
Pengeluaran
6 PPK tidak membuat register PPK membuat register penerimaan/ Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
penerimaan SPJ/ penolakan SPJ penolakan SPJ di Bendahara
sehingga berpotensi Pengeluaran
pembayaran ganda
7 PA tidak mengesahkan SPJ PA mengesahkan SPJ dan BUD tidak Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
sehingga berakibat menerbitkan SP2D yang tidak didukung di Bendahara
pertanggungjawaban tidak sah/ pengesahan SPJ dari PA Pengeluaran
fiktif
8 PA tidak membuat register PA membuat register pengesahan SPJ Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pengesahan SPJ sehingga di Bendahara
berakibat berpotensi Pengeluaran
pengeluaran tidak terkendali
9 Pengarsipan surat pengesahan PA memonitor pengarsipan pengesahan Belanja Barang/Jasa Kas 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
SPJ tidak tertib sehingga SPJ di Bendahara
berakibat berpotensi Pengeluaran
pengamanan data tidak memadai
3 Barang/jasa yang s.d. 31 Verifikasi Laporan Perkembangan fisik dan Kewajiban; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Desember telah diterima (telah realisasi keuangan oleh pengguna anggaran persediaan;belanja
ada berita acara penerimaan barang dan jasa
barang & jasa) tetapi belum
dilakukan pembayaran per 31
Desember
4 Barang dan jasa yang diterima Panitia pemeriksa barang melakukan Belanja barang jasa: 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak sesuai dengan surat pemeriksaan jumlah dan spesifikasi Persediaan
perjanjian, baik secara kuantitas barang/jasa dan membandingkan dengan
dan kualitas. pesanan/perjanjian serta
mendokumentasikan hasil pemeriksaan
dalam berita acara.
Tingkat Risiko Pada Akun
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test) Terpengaruh
7 Surat Tugas SPPD dibuat Perjalanan Dinas tidak dapat dilaksanakan Belanja Barang dan Jasa 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
belakangan sehingga berpotensi sebelum Surat Tugas ditandatangani
pencairan SPPD fiktif
10 Pelaksanaan kegiatan/ Setiap kegiatan harus didukung SK, Surat Belanja Barang dan Jasa 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
perjalanan tidak didukung Tugas, SPPD yang ditandatangi oleh pejabat
dengan SK Pembentukan Tim, yang berwenang.
SK Penerima Bantuan, Surat
Perintah, SPPD sehingga
berpotensi kegiatan fiktif
9 PPTK tidak verifikasi nama- PPTK harus memverifikasi nama penerima Belanja Barang dan Jasa 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
nama penerima honor sesuai honor sesuai SK
SK, sehingga berpotensi
kelebihan pembayaran
11 PPTK tidak mengecek jumlah PPTK harus menyiapkan dokumen untuk Belanja Barang dan Jasa 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dan nama pelaksana perjalanan pembayaran sesuai persyaratan pembayaran
dinas atau nama penerima yang ditetapkan
bantuan sehingga berpotensi
terjadinya belanja fiktif.
10 Bendahara Pengeluaran tidak Bendahara Pengeluaran melakukan Belanja Barang dan Jasa 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
memverifikasi kelengkapan verifikasi, evaluasi atas kelengkapan dalam
sehingga berpotensi kelebihan rangka pembayaran
pembayaran, tidak sesuai
peruntukan
10 Pengguna Anggaran tidak PA harus membuat Surat Tugas, SK Tim Belanja Barang dan Jasa 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
membuat ST, SK Tim sehingga
berpotensi fiktif
12 Para pelaksana perjalanan dinas Para pelaksana perjalanan dinas wajib Belanja Barang dan Jasa 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak membuat laporan kegiatan membuat dan menyampaikan laporan
dan atau dokumentasi kegiatan kegiatan kepada pejabat yang berwenang.
sehingga berpotensi fiktif
14 Penilaian dan penyajian belanja Verifikasi data anggaran dengan realisasi Belanja Barang Jasa; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
barang/jasa dan modal tidak belanja, Aset tetap
sesuai dengan substansinya Evaluasi Pencatatan dan Pembukuan di
SKPKD
15 Penggunaan dana yang tidak Adanya otorisasi dan verifikasi atas Kas di kasda; Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
sesuai peruntukan (contoh: dana penggunaan dana sesuai dengan
DAK digunakan untuk peruntukkannya
membiayai pengeluaran rutin)
PEMBELANJAAN DANA NON GAJI ( Suplemen B.5.3 , B.6.3 , B.7.3 , dan B.10.4)
1 Terjadi penyalahgunaan kas, Adanya pemeriksaan kas oleh PA sewaktu- Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
misalnya PPh dan pajak lainnya waktu dan sekurang-kurangnya 1 kali dalam Pengeluaran, Belanja
yang telah dipungut tidak 3 bulan Barang dan Jasa
disetorkan seluruhnya ke Monitoring dari atasan langsung, SKPKD
rekening kas umum negara, sisa dan Inspektorat.
2 UP tidak disetor
Bendahara ke Kasda,
pengeluaran dll
belum Monitoring dari atasan langsung Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
memungut pajak Pengeluaran, Belanja
Verifikasi dari Kuasa BUD (PMK 64 Tahun Barang dan Jasa
2013)
3 Kelebihan pembayaran belanja Adanya verifikasi atas pembayaran belanja Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dari yang seharusnya oleh PPK Pengeluaran, Belanja
Barang dan Jasa
Tingkat Risiko Pada Akun
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test) Terpengaruh
2 SPJ Pengeluaran terlambat Adanya pengawasan dari PPK dan PA Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
diserahkan terkait batas waktu penyerahan SPJ Pengeluaran
Pengeluaran Bendahara Pengeluaran ke
PPK SKPD, dari PPK SKPD ke PA dan PA
ke BUD, paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya
4 Jasa giro rekening Bendahara Adanya perjanjian dengan pihak perbankan Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Pengeluaran tidak disetor ke atas sistem auto debet atas jasa giro Pengeluaran
Kasda rekening Bendahara Pengeluaran
2 Persediaan tidak disimpan dalam Adanya gudang/tempat penyimpanan yang Persediaan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tempat yang aman sehingga aman untuk menyimpan persediaan yang
berpotensi hilang hanya dapat diakses personil yang memiliki
kewenangan.
4 Tidak ada pemeriksaan fisik dan Penyimpan barang dan atasan langsung Persediaan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pelaporan persediaan secara melakukan pemeriksaan fisik persediaan
berkala. yang hasilnya didokumentasikan dalam
suatu berita acara dan disampaikan kepada
Kepala SKPD sebagai bahan penyusunan
LKPD.
Jumlah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Keterangan
Skor Pengaruh Resiko Keterangan Total Risiko
Jika, semua unsur pengendalian kunci Total
Skor 1 Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
terpenuhi.
Pembuku
Kelengkapa an dan Klasifikas
Skor 3 > 50% unsur pengendalian kunci terpenuhi Keterjadian Akurasi Timing
n Pengikhti i
sasaran
Skor 5 < 50% unsur pengendalian kunci Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
maka penilaian hanya memberikan skor 1
Jika pengendalian kunci hanya Tingkat
ada satu
jika pengendalian kunci dilaksanakan dan 5
Risiko
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah To A.13.3 kolom (3)
jika tidak dilaksanakan.
Tingkat CR Proses
Nilai
Bisnis
4–5 Tinggi
2 - 3,99 Sedang
1 - 1,99 Rendah
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A.13.2.6 Indeks KKP
ATAS Disusun Oleh :
LAPORAN KEUANGAN [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA…………………. Direviu Oleh :
TAHUN ANGGARAN 20XX
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Penilaian Risiko di Tingkat Proses Bisnis Pengelolaan Kas
Analisis Kelemahan
No. Risiko Audit Akun Terpengaruh Lokasi SKPD Tingkat
Pengendalian Pembukuan Risiko
Pengendalian yang dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing Setelah
dilakukan dientitas Pengikhtisasa TOC
ran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
I KAS DI BUD
A PENERBITAN SP2D UP/GU/TU/LS (Suplemen B.5.2 , B.6.2 , B.7.2 , B.8.2)
1 Penerbitan SP2D UP/GU/TU/LS Monitoring oleh Kuasa BUD atas 0 0 Rendah
melebihi batas waktu yang penerbitan SP2D 0 0 0 0 0 0
ditentukan
2 Penerbitan SP2D UP melebihi Pengguna Anggaran 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
nilai ketetapan Kepala Daerah - Bukti-bukti pengeluaran yang sah dan
lengkap
Adanya verifikasi oleh Kuasa BUD
3 Penerbitan SP2D GU/TU/LS
tidak sesuai prosedur dan tidak
didukung dengan kelengkapan
yang memadai
4 Surat Penolakan SP2D Adanya mekanisme penerbitan surat 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
UP/GU/TU/LS tidak dibuat penolakan penerbitan SP2D atas SPM
secara tertulis yang tidak lengkap oleh Kuasa BUD paling
lambat 1 hari kerja sejak SPM diterima
3 Pajak telah dipungut namun Adanya verifikasi atasan langsung Kas di kasda DPPK. 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
belum disetor atau terlambat bendahara pengeluaran dan rekonsiliasi
disetor antara register setoran pajak dengan saldo
PFK.
Bendahara Pengeluaran membuat Daftar
Transaksi Harian (DTH) atas transaksi
Belanja yang dipungut pajaknya oleh
Bendahara Pengeluaran
DTH Disampaikan kepada Kuasa BUD
dilampiri dengan SSP lembar ketiga paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya
7 Pengeluaran kas tanpa SP2D Adanya Register SP2D dan kelengkapan Kas di kasda DPPK. 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dokumen pengajuannya
Adanya otorisasi pengeluaran kas
8 Dana Titipan (Jasa Bongkar Rekonsiliasi antara data buku dan Kas di kasda DPPK. 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Reklame, PDAM, PLN, dll) Rekening Koran Bank.
tidak didokumentasikan dalam
pembukuan Kuasa BUD
Analisis Kelemahan
No. Risiko Audit Akun Terpengaruh Lokasi SKPD Tingkat
Pengendalian Pembukuan Risiko
Pengendalian yang dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing Setelah
dilakukan dientitas Pengikhtisasa TOC
ran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
3 Rekening yang dikuasai BUD Adanya persetujuan Kepala Daerah atas Kas di kasda DPPK 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
belum dilaporkan sebagai semua rekening Kasda.
rekening Kasda
4 Rekening Kasda belum Adanya kecukupan dokumen berupa Kas di kasda DPPK 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dilengkapi Surat Perjanjian perjanjian dengan Bank atas rekening
dengan Bank Kasda.
5 Terdapat penerimaan dan Adanya rekonsiliasi penerimaan antara Kas di kasda; DPPK 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pengeluaran yang tidak bisa bidang akuntansi, bidang pendapatan, dan Pendapatan; belanja
dijelaskan SKPD terkait (dokumen STS, SKPD,
SKRD).
Adanya rekonsiliasi pengeluaran antara
bidang akuntansi, bidang perbendaharaan
dan SKPD terkait (dokumen SPP, SPM,
SP2D, SPD, SPJ administratif dan
fungsional, rekening koran).
6 Penatausahaan Kuasa BUD Pencatatan SP2D dan Nota Debet oleh Kas di kasda DPPK 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak lengkap Kuasa BUD pada dokumen penatausahaan
(Register SP2D, Register Penolakan
SP2D, Buku Kas Penerimaan dan Buku
Kas Pengeluaran)
2 Bendahara Penerimaan/ Adanya verifikasi dari atasan langsung dan Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Pembantu tidak Bendahara Penerimaan atas kelengkapan Penerimaan, PAD
menyelenggarakan pembukuan penatausahaan dokumen penerimaan
sesuai dengan ketentuan
3 Terdapat perbedaan jumlah Adanya rekonsiliasi BKU Penerimaan, Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
penerimaan berdasarkan BKU Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Penerimaan, PAD
Penerimaan, Buku Rekapitulasi Pembantu, dan SPJ penerimaan
Penerimaan Harian Pembantu,
dan SPJ (dokumen pendukung)
penerimaan
4 Penyetoran penerimaan ke Adanya pengawasan oleh atasan langsung Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Bendahara Penerimaan/ Kasda dan Bendahara Penerimaan atas waktu Penerimaan, PAD
terlambat dari ketentuan penyetoran penerimaan
5 Penyalahgunaan kas oleh Adanya pengawasan oleh atasan langsung Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Bendahara Penerimaan/ dan Bendahara Penerimaan atas nilai Penerimaan, PAD
Pembantu penyetoran penerimaan
2 Jasa giro rekening Bendahara Adanya perjanjian dengan pihak perbankan Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Pengeluaran tidak disetor ke atas sistem auto debet atas jasa giro Pengeluaran
Kasda rekening Bendahara Pengeluaran
3 Terdapat selisih antara BKU Adanya cash opname secara berkala oleh Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Bendahara Pengeluaran atasan langsung bendahara pengeluaran Pengeluaran
dengan kas tunai, rekening
bank, dan buku panjar yang
tidak dapat dijelaskan
4 Adanya pemotongan dan Terdapat otorisasi dan verifikasi untuk Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pemungutan yang tidak memastikan pembayaran SP2D LS hanya Pengeluaran
seharusnya atas pembayaran melalui rekening bank milik pihak ketiga
SP2D LS tunai
5 Pengeluaran UP (SP2D GU) Adanya verifikasi yang memadai dari PPK Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak didukung SPJ yang atas SPJ SPM GU Pengeluaran, Belanja
memadai Pengawasan dari Inspektorat Barag/Jasa
6 Penyimpanan uang panjar Adanya ketentuan tentang nilai maksimal Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
(misal pada PPTK) tidak penyimpanan uang tunai Pengeluaran
memadai
7 Pengelolaan uang panjar tidak Terdapat format dokumen pencatatan uang Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
diadministrasikan secara panjar Pengeluaran
memadai
8 Penyalahgunaan kas (UP) Adanya pengawasan oleh atasan langsung Kas di Bendahara 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dan Inspektorat Pengeluaran
IV KAS DI BLUD
1 BLUD tidak melaporkan seluruh Adanya mekanisme pelaporan atas seluruh Kas di BLUD RSUD (BLUD) 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pendapatan dan biaya kepada pendapatan dan biaya BLUD yang
PPKD dilaporkan kepada PPKD berupa laporan
operasional dan laporan arus kas setiap
triwulan, paling lambat 15 hari setelah
periode pelaporan selesai.
Adanya kewajiban menyampaikan laporan
keuangan lengkap kepada PPKD setiap
semesteran dan tahunan BLUD untuk
dikonsolidasikan ke dalam laporan
keuangan pemda, paling lambat 2 bulan
setelah periode pelaporan berakhir.
2 Penerimaan BLUD tidak setiap Adanya kewajiban penyetoran seluruh Kas di BLUD, PAD RSUD (BLUD) 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
hari disetorkan seluruhnya ke penerimaan BLUD setiap hari ke rekening
rekening kas BLUD berpotensi kas BLUD
kehilangan dan atau Adanya kewajiban melaporkan Penerimaan
penyalahgunaan BLUD kepada pejabat keuangan BLUD
3 Transaksi penerimaan dan Transaksi penerimaan dan pengeluaran Kas di BLUD, PAD, RSUD (BLUD) 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pengeluaran kas tidak melalui kas dilaksanakan melalui rekening kas belanja
rekening kas BLUD yang BLUD
berpotensi terdapat penerimaan Rekening kas BLUD ditetapkan oleh
dan pengeluaran yang tidak Kepala Daerah
4 Kesalahan pencatatan atas verifikasi bukti penerimaan oleh bagian Kas di BLUD, PAD RSUD (BLUD) 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
penerimaan deposit/uang muka akuntansi
dari pasien sebagai pendapatan
Tingkat Risiko Pada Akun
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test) Terpengaruh
Analisis Kelemahan
No. Risiko Audit Akun Terpengaruh Lokasi SKPD Tingkat
Pengendalian Pembukuan Risiko
Pengendalian yang dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing Setelah
dilakukan dientitas Pengikhtisasa TOC
ran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
5 Tidak ada pengesahan dari Verifikasi dan otorisasi SPM Pengesahan Kas di BLUD, belanja RSUD (BLUD) 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
BUD berupa SPM Pengesahan oleh BUD atas seluruh pengeluaran biaya
atas pengeluaran biaya BLUD BLUD yang bersumber dari jasa layanan,
hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain
dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah,
dilakukan dengan menerbitkan SPM
Pengesahan yang dilampiri Surat
Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ)
6 Terdapat selisih kas BLUD Rekonsiliasi bank Kas di BLUD RSUD (BLUD) 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
antara BKU dan rekening koran Kas opname
Verifikasi bukti penerimaan dan
pengeluaran oleh pejabat keuangan BLUD
7 Rekening BLUD tidak Ada penetapan Kepala Daerah atas Kas di BLUD 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
ditetapkan Kepala Daerah rekening BLUD
8 Penyimpanan dan pengeluaran Kepala Daerah menetapkan tata cara Kas di BLUD 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
kas BLUD tidak tertib (misal. pengelolaan keangan BLUD, yang
Menyimpan uang tunai dalam diantaranya mengatur tentang belanja
jumlah yang sangat besar BLUD secara LS dan pembatasan
karena belum ada pengaturan penyimpanan uang tunai.
belanja LS)
7 Pengelolaan uang panjar tidak Terdapat format dokumen pencatatan uang Kas di FKTP FKTP/Puskesma 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
diadministrasikan secara panjar s
memadai
8 Penyalahgunaan kas/dana Adanya pengawasan oleh atasan langsung Kas di FKTP FKTP/Puskesma 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
kapitasi dan Inspektorat s
Keterangan
Skor Pengaruh Resiko Keterangan Total Risiko
Jika, semua unsur pengendalian kunci Total
Skor 1 Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
terpenuhi.
Pembukuan
dan
Skor 3 > 50% unsur pengendalian kunci terpenuhi Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing
Pengikhtisasa
ran
Skor 5 < 50% unsur pengendalian kunci Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
maka penilaian hanya memberikan skor 1
Jika pengendalian kunci hanya
ada satu
jika pengendalian kunci dilaksanakan dan 5 Tingkat Risiko Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah To A.13.3 kolom (3)
jika tidak dilaksanakan.
Tingkat CR Proses
Nilai
Bisnis
4–5 Tinggi
2 - 3,99 Sedang
1 - 1,99 Rendah
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A.13.2.5 Indeks KKP
ATAS Disusun Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
LAPORAN KEUANGAN Direviu Oleh :
PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA…………………. [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
TAHUN ANGGARAN 20XX Disetujui Oleh :
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Penilaian Risiko di Tingkat Proses Bisnis Belanja Modal dan Pengelolaan Aset Tetap
2 Transaksi Belanja Modal dicatat PPK memverifikasi ketepatan waktu Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
terlambat/ tidak tertib berpotensi pembuatan SPJ Modal
keterlambatan pengajuan SPJ
Belanja Modal
3 Pengajuan SPJ Belanja Modal Bendahara harus mengajukan SPJ Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
terlambat sehingga berpotensi tepat waktu Modal
pencairan terlambat
6 Perangkapan fungsi PPK oleh PPK harus melakukan meneliti Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Bendahara Pengeluaran (PPK kelengkapan SPP, dan Modal
hanya jabatan formalitas) yang memverifikasi SPP
mengakibatkan berpotensi SPJ
Belanja Modal tidak lengkap
7 PPK tidak memverifikasi SPJ PPK harus memverifikasi setiap Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Belanja Modal sehingga pengajuan SPJ Modal
berpotensi SPJ Belanja Modal
fiktif
8 Penelitian SPP Belanja Modal PPK harus melakukan meneliti Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
oleh PPK tidak dibandingkan kelengkapan SPP, dan Modal
dengan SPD dan DPA SKPD memverifikasi SPP, menguji
sehingga berpotensi melebihi kebenaran SPP
anggaran dan atau tidak sesuai
anggaran
11 Penerbitan SPM Belanja Modal PPK harus memonitor rancangan Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
lebih dari 2 hari kerja SPM yang akan diotorisasi oleh PA Modal
13 Penolakan SPM Belanja Modal Bendahara harus memonitor surat Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
ditandatangani lebih dari 1 hari penolakan SPM yang akan Modal
kerja diotorisasi oleh PA
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
Akun
Analisis Kelemahan Lokasi Pembukuan
No. Risiko Audit Terpengaru Tingkat
Pengendalian yang dilakukan Pengendalian SKPD Kelengkapa dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan h Keterjadian Akurasi Klasifikasi Timing Risiko
dientitas n Pengikhtisa
saran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
14 Tidak ada otorisasi SPM PA harus mengotorisasi SPM dan Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Belanja Modal oleh Pengguna BUD tidak menerbitkan SP2D jika Modal
Anggaran berpotensi dasar tidak ada otorisasi SPM
penerbitan SP2D Belanja Modal
tidak sah
15 Penerbitan dan otorisasi SPM PA harus mengotorisasi SPM dan Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Belanja Modal tanpa SPP BUD tidak menerbitkan SP2D jika Modal
Belanja Modal sehingga SPM tidak didukung SPP dan SPM (yang
dan belanja modal tidak sah telah diotorisasi)
16 Metode pengadaan aset tetap persetujuan dan verifikasi pemilihan Belanja 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak sesuai pepres 54 th 2010 metode pengadaan yg sesuai Modal
dan perubahannya (tidak dengan ketentuan oleh Pengguna
melakukan survey harga) Anggaran
17 HPS tidak ada atau tidak Kecukupan dokumen/data yang belanja modal 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
disusun/dikalkulasi secara digunakan untuk menyusun HPS dan aset
keahlian dan tidak berdasarkan tetap
data yang dapat Monitoring yang dilakukan oleh
dipertanggungjawabkan (mark Pengguna Anggaran dan
up, biaya-biaya yang tidak Inspektorat
seharusnya, dll). Otorisasi dan Verifikasi penetapan
HPS oleh PPK
1 SKPD tidak memiliki Rencana 1. Adanya kebijakan Kepala Daerah Persediaan, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Kebutuhan BMD (RKBMD) dan tentang mekanisme perencanaan Aset Tetap,
Rencana Kebutuhan anggaran pengadaan BMD (SE Belanja
Pemeliharaan BMD (RKPBMD) Kepala Daerah tentang Penyusunan
RKA-SKPD)
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
Akun
Analisis Kelemahan Lokasi Pembukuan
No. Risiko Audit Terpengaru Tingkat
Pengendalian yang dilakukan Pengendalian SKPD Kelengkapa dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan h Keterjadian Akurasi Klasifikasi Timing Risiko
dientitas n Pengikhtisa
saran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
2 RKBMD dan RKPBMD tidak 1. Adanya kebijakan Kepala Daerah Persediaan, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dijadikan dasar dalam tentang mekanisme perencanaan Aset Tetap,
penyusunan RKA SKPD anggaran pengadaan BMD (SE Belanja
Kepala Daerah tentang Penyusunan
RKA-SKPD)
6 Pemda tidak memiliki Daftar 1. Adanya kebijakan Kepala Daerah Persediaan, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Kebutuhan Barang Milik Daerah tentang mekanisme perencanaan Aset Tetap,
(DKBMD) dan Daftar anggaran pengadaan BMD (SE Belanja
Kebutuhan Pemeliharaan Kepala Daerah tentang Penyusunan
Barang Milik Daerah RKA-SKPD)
(DKPBMD)
2. Adanya daftar BMD yang
memadai
3. Adanya mekanisme verifikasi atas
kebutuhan barang
b Pengadaan (Permendagri
Nomor 17 Tahun 2007 Pasal
11 s.d. 15)
1 Pengadaan barang tidak 1. Adanya pembentukan ULP pada Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dilaksanakan oleh Panitia tingkat Pemda dan Panitia Belanja
Pengadaan maupun ULP Pengadaan pada tiap SKPD
2. Adanya kebijakan Kepala Daerah
tentang pengadaan barang yang
dilaksanakan oleh ULP dan Panitia
Pengadaan
2 Pengadaan fiktif 1. Adanya pembentukan Tim Aset Tetap, 0 0
Pemeriksa Barang pada tiap SKPD Belanja 0 0 0 0 0 0 Rendah
3 SKPD tidak menyusun laporan 1. Adanya mekanisme pelaporan Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
hasil pengadaan barang kepada hasil pengadaan dari SKPD kepada Belanja
Kepala Daerah Kepala Daerah
3 Potensi kehilangan barang hasil 1. Adanya gudang penerimaan hasil Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pengadaan dan hasil pengadaan sebelum didistribusikan
pengadaan fiktif atas barang kepada unit pengguna
yang disimpan di gudang
rekanan/unit pengguna
4 Potensi kehilangan barang hasil 1. Adanya pencatatan pada Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pengadaan dan hasil catatan/buku penerimaan gudang
pengadaan fiktif atas barang dan kartu barang yang dibuat oleh
yang disimpan di gudang SKPD penyimpan barang (kelengkapan
dokumen)
2. Pengawasan dan/atau stock
opname oleh atasan langsung
penyimpan barang terhadap barang
persediaan secara rutin dan
insidentil
5 Potensi kekurangan barang 1. Adanya kartu barang dan buku Persediaan, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
(terjadi pendistribusian fiktif) pengeluaran barang (dokumen Belanja
pengganti ) yang dibuat penyimpan
barang yang menjelaskan
penerimaan dan pengekuaran
barang
2. Adanya nota permintaan barang
yang ditandatangani pihak yang
meminta, penyimpan barang, dan
atasan langsung penyimpan barang.
(verifikasi, otorisasi dan
kelengkapan dokumen)
1 Penggunaan aset tetap oleh 1. Adanya catatan yang dibuat Aset Tetap 0 0
pihak yang tidak berhak pengurus barang SKPD atas 0 0 0 0 0 0 Rendah
penggunaan BMD
2. Adanya pengawasan dari atasan
langsung pengurus barang terhadap
penggunaan aset tetap
2 BMD tidak dimanfaatkan SKPD 1. Adanya penetapan status Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dan tidak diserahkan kepada penggunaan oleh Kepala Daerah
Kepala Daerah untuk ditetapkan melalui pengelola BMD atas status
ulang status penggunaannya penggunaan barang milik daerah
yang belum dimanfaatkan.
4 Pemda tidak memiliki Daftar 1. Adanya pelaporan BMD dari Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Barang Milik Daerah (DBMD) SKPD kepada pembantu pengelola
secara rutin tiap semesteran dan
tahunan
2. Adanya rekonsiliasi data aset
antara Bidang Aset (SKPKD) dan
Pengurus Barang SKPD
5 BMD milik pihak lain dicatat dan 1. Setiap pencatatan didasarkan Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dilaporkan sebagai BMD milik pada bukti kepemilikan dan BAST
Pemda (Aset dari Dana yang valid
Dekonsentrasi dan TP serta
aset lain yang bukan milik
Pemda)
2. Adanya rekonsiliasi data aset
antara Bidang Aset (SKPKD) dan
Pengurus Barang SKPD
Inventarisasi
6 Database BMD tidak lengkap 1. Adanya SK Kepala Daerah Aset Tetap 0 0
dan akurat tentang Pelaksanaan Sensus BMD 0 0 Rendah
(otorisasi)
2. Adanya updating data BMD dan
rekonsiliasi antara data dengan
kondisi fisik barang
3. Adanya Rekapitulasi hasil
sensus, Buku Inventaris, Buku
Induk Inventaris, dan Rekapitulasi
BMD
7 Kekurangan/kehilangan BMD 1. Adanya SK Kepala Daerah 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
yang tidak terdeteksi tentang daftar barang pengguna
yang ditetapkan tiap tahun
Pelaporan
8 SKPD tidak menyusun laporan 1. Adanya kewajiban pemutakhiran Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
barang semesteran dan dan penyampaian laporan barang
tahunan semesteran dan tahunan oleh
pengguna barang kepada Kepala
Daerah
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
Akun
Analisis Kelemahan Lokasi Pembukuan
No. Risiko Audit Terpengaru Tingkat
Pengendalian yang dilakukan Pengendalian SKPD Kelengkapa dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan h Keterjadian Akurasi Klasifikasi Timing Risiko
dientitas n Pengikhtisa
saran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
2. Adanya rekonsiliasi data aset
antara Bidang Aset (SKPKD) dan
Pengurus Barang SKPD
10 Terdapat perbedaan catatan 1. Adanya kewajiban bagi SKPD Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
BMD antara SKPD dengan untuk menyampaikan laporan BMD
Bidang Aset dan Bidang kepada Bidang Aset
Akuntansi
2. Adanya rekonsiliasi data aset
antara Bidang Aset (SKPKD),
Bidang Akuntansi SKPKD, dan
Pengurus Barang SKPD secara
periodik
11 Laporan BMD yang disusun Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak akurat dan valid
(kesalahan aritmatik, komponen
laporan tidak lengkap, dll) 1. Adanya petunjuk penyusunan
laporan BMD
1 Potensi Pengalihan kepemilikan 1. Adanya surat perjanjian dan Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
oleh pihak lain atas persetujuan (dari pengelola, Kepala
pemanfaatan BMD tanpa Surat Daerah atau DPRD) atas
Perjanjian pemanfaatan BMD yang mengatur
hak dan kewajiban masing-masing
pihak dan lamanya waktu
pemanfaatan
2. Pengawasan terhadap
pemanfaatan BMD dilakukan oleh
rutin oleh Inspektorat, Kepala
SKPD, dan atau pengelola BMD
2 Perjanjian Pemanfaatan BMD 1. Adanya telaahan dan survey Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak memberikan keuntungan kelayakan pelaksanaan Pendapatan
bagi Pemda pemanfaatan BMD Asli Daerah
2. Adanya penunjukan tim untuk
melaksanakan lelang atas
pemanfaatan BMD yang menurut
ketentuan diharuskan
menggunakan sistem lelang
3. Adanya Peraturan yang mengatur
tarif retribusi, bagi hasil, dan
pendapatan lainnya atas
pemanfaatan BMD
3 Keamanan obyek BGS(Bangun 1. Adanya larangan penjaminan, Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Guna Serah) dan BSG (Bangun penggadaian, atau
Serah Guna) tidak terjamin pemindahtanganan obyek BGS
pada Surat Perjanjian
2. Perjanjian BGS dilakukan
terhadap BMD dengan sertifikat hak
pengelolaan milik Pemda
g Pengamanan dan pemeliharaan
(Pasal 45 s.d. 49)
Pengamanan Hukum
1 BMD tidak dilengkapi dengan 1. Setiap pengadaan barang Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
bukti kepemilikan yang sah dilengkapi denga BAST antara
penyedia barang dengan pengguna
barang
2. Pengguna/Kuasa Pengguna
menyimpan dokumen kepemilikan
barang milik daerah selain tanah
dan bangunan
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
Akun
Analisis Kelemahan Lokasi Pembukuan
No. Risiko Audit Terpengaru Tingkat
Pengendalian yang dilakukan Pengendalian SKPD Kelengkapa dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan h Keterjadian Akurasi Klasifikasi Timing Risiko
dientitas n Pengikhtisa
saran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
3. Pengelola menyimpan seluruh
dokumen kepemilikan tanah
dan/atau bangunan milik pemerintah
daerah
4. Adanya pengendalian fisik
dokumen atas bukti kepemilikan
barang daerah
2 Bukti kepemilikan tanah 1. Adanya pengendalian (termasuk Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dan/atau bangunan milik penyimpanan) atas dokumen
pemerintah daerah tidak kepemilikan dan pencatatan dalam
disimpan/ditatausahakan oleh KIB terkait informasi kepemilikan
pembantu pengelola tanah dan/atau bangunan di
barang/BUD dan terdapat bukti pengelola BMD
kepemilikan bukan atas nama
pemda, 2. Adanya rekapitulasi penyimpanan
dokumen kepemilikan sesuai
wewenangnya dalam Permendagri
17/2007, yaitu: tanah/bangunan
oleh pengelola BMD dan selain
tanah/bangunan oleh
pengguna/kuasa pengguna BMD
Pengamanan Fisik
3 Potensi kehilangan dan 1. Tersedianya gudang yang Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
kerusakan BMD memadai di setiap SKPD untuk
penyimpanan barang sebelum
dipergunakan
2. Adanya aturan atas pembatasan
akses fisik BMD oleh pihak lain
Pemeliharaan
4 Potensi kerusakan serta 1. Adanya kebijakan pemeliharaan Aset Tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
penurunan nilai ekonomis dan yang ditetapkan oleh pengguna
fungsi BMD barang
2. Adanya kartu pemeliharaan yang
dibuat oleh pengurus barang di tiap
SKPD
3. Adanya pengawasan atas
kegiatan pemeliharaan oleh
pengguna barang dan bagian aset
atas BMD yang dipinjampakaikan
5 Potensi pemeliharaan fiktif atas 1. Adanya kebijakan pemeliharaan Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
aset yang dipinjampakaikan atas BMD yang dipinjampakaikan Belanja
Barang dan
Jasa
2. Adanya RKPBMD pada setiap
SKPD dengan validasi atas data
BMD yang akan dipelihara
2 Pencatatan aset belum 1. Adanya Peraturan Kepala Daerah Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
mempertimbangkan seluruh tentang kebijakan kapitalisasi aset Belanja
komponen harga perolehan. dan penyusutan aset tetap
4 Penjualan kendaraan dinas 1. Adanya Berita Acara hasil Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
operasional dijual belum penelitian Panitia Penjualan Pendapatan
berumur lebih dari 5 tahun Kendaraan (verifikasi) dan SK Asli Daerah
Kepala Daerah tentang penetapan
penjualan kendaraan (otorisasi)
5 Penjualan kendaraan dinas 1. Adanya Berita Acara hasil Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
operasional khusus dijual belum penelitian Panitia Penjualan Pendapatan
berumur lebih dari 10 tahun Kendaraan (verifikasi) dan SK Asli Daerah
Kepala Daerah tentang penetapan
penjualan kendaraan (otorisasi)
7 Penjualan rumah dinas selain 1. Adanya Penetapan golongan Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
rumah dinas golongan III dan rumah dinas oleh Kepala Daerah Pendapatan
belum berumur 10 tahun atau Asli Daerah
lebih 2. Adanya pencatatan yang
memadai perihal perolehan rumah
dinas
3. Adanya verifikasi atas usulan
penjualan rumah dinas
8 Penjualan rumah dinas kepada 1. Adanya data pegawai yang Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pegawai yang tidak berhak menempati rumah dinas dan Pendapatan
penerbitan Surat Ijin Penghunian Asli Daerah
oleh Kepala Daerah
12 Tukar menukar tanah dan/atau 1. Adanya berita acara hasil Aset tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
bangunan tidak penelitian/taksiran dari panitia yang
mempertimbangkan aspek bertanggungjawab atas tukar
teknis, ekonomis, dan yuridis menukar BMD (verifikasi)
bagi daerah
13 Hibah BMD kepada pihak yang 1. Adanya usulan penerima hibah Aset tetap 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak berhak BMD dari SKPD
2. Adanya verifikasi atas usulan
penetapan penerimaan hibah BMD
1 Kasus kehilangan BMD tidak 2. Adanya Tim Pemantauan Aset Tetap, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
diproses melalui Tuntutan Ganti Kerugian Daerah yang proaktif Pendapatan
Rugi melaksanakan tugas dan fungsinya Asli Daerah
Keterangan
Skor 5 < 50% unsur pengendalian kunci Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tingkat CR
Nilai
Proses Bisnis
4–5 Tinggi
2 - 3,99 Sedang
1 - 1,99 Rendah
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A.13.2.8 Indeks KKP
ATAS Disusun Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
LAPORAN KEUANGAN Direviu Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA…………………. Disetujui Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
TAHUN ANGGARAN 20XX
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Penilaian Risiko di Tingkat Proses Bisnis Pengelolaan Investasi dan Pembiayaan
No. Risiko Audit Pengendalian Kunci Analisis Kelemahan Akun Terpengaruh Lokasi SKPD Tingkat Risiko Pada Akun
Pengendalian Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test) Terpengaruh
Total Rata-rata Tingkat
Pengendalian sesuai ketentuan Pengendalian yang Risiko
Pembukuan
dilakukan dientitas
dan
Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing
Pengikhtisasa
ran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
PEMBIAYAAN
Penganggaran
1 Pengeluaran/Penerimaan a. Setiap pengeluaran/penerimaan Penerimaan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Investasi/Divestasi Tidak investasi/ divestasi harus melalui proses Pembiayaan;
dianggarkan atau tidak tepat persetujuan anggaran oleh DPRD. Pengeluaran
anggaran. Pembiayaan; Investasi.
b. Verifikasi pengeluaran oleh PPK.
2 Kepala Daerah belum/tidak Penetapan SK Kepala Daerah tentang Penerimaan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
menetapkan Bendahara penetapan Bendahara Pengeluaran Pembiayaan;
Pengeluaran pengelola pengelola pembiayaan Pengeluaran
pembiayaan pada SKPKD Pembiayaan; Investasi.
5 PPK tidak membuat register Adanya verifikasi dan pengawasan oleh PA Pengeluaran 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
SPM LS Pengeluaran atas kewajiban PPK membuat Register Pembiayaan, Investasi
Pembiayaan sehingga terjadi SPM LS
penomoran SPM yang lompat
dan atau ganda, pembayaran
ganda
6 PPK tidak membuat register Adanya verifikasi dan pengawasan oleh PA Pengeluaran 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
surat penolakan penerbitan atas kewajiban PPK membuat register Pembiayaan, Investasi
SPM LS Pengeluaran surat penolakan SPM
Pembiayaan
7 Perangkapan fungsi PPK oleh Adanya pengawasan oleh PA atas tugas Pengeluaran 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Bendahara Pengeluaran (PPK PPK dan bendahara pengeluaran Pembiayaan, Investasi
hanya jabatan formalitas) yang
mengakibatkan adanya potensi
Pengawasan periodik oleh Inspektorat
SPJ tidak lengkap
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
14 Penerbitan dan otorisasi SP2D BUD tidak menerbitkan SP2D jika tidak Pengeluaran 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
LS Pengeluaran Pembiayaan didukung SPP dan SPM (yang telah Pembiayaan, Investasi
tanpa SPP sehingga SPM dan diotorisasi)
belanja tidak sah
15 Proses Penerbitan SP2D LS Adanya verifikasi Kuasa BUD atas Pengeluaran 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
untuk investasi dan kelengkapan SPM LS untuk penerbita Pembiayaan, Investasi
pembiayaan tanpa didukung SP2D.
dengan dokumen yang
memadai (kelengkapan
dokumen).
INVESTASI JANGKA
PANJANG
Perencanaan
1 Pengelola Investasi Adanya perencanaan investasi Pemda Investasi Jangka 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
(BUD/PPKD) belum menyusun yang disertai dengan alasan dan Panjang
perencanaan investasi Pemda pertimbangan
yang memadai
2 Perencanaan investasi Pemda Adanya surat persetujuan kepala daerah Investasi Jangka 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
belum disetujui Kepala Daerah atas perencanaan investasi Pemda Panjang
3 Pemda tidak memiliki Adanya Surat Ketetapan Kepala Daerah Investasi Jangka 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
penasehat investasi dari tenaga atas pengangkatan Penasehat Investasi Panjang
profesional independen yang
ditetapkan Kepala Daerah.
4 Investasi pada surat berharga Adanya hasil analisis investasi Pemda Investasi Jangka 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
tidak berdasarkan analisis sebelum melakukan investasi Panjang
investasi yang disusun - Saham: Analisis nilai wajar
penasehat investasi untuk - Surat utang: analisis penilaian & risiko
mendapatkan nilai wajar - Penyertaan modal & pinjaman: analisis
kelayakan, portofolio, risiko
Pelaksanaan
Investasi Non Permanen
5 Pengeluaran investasi non Adanya Keputusan Kepala Daerah terkait Pengeluaran 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
permanen (dana bergulir) tidak penyaluran dan penerima Dana Bergulir pembiayaan, investasi
berdasarkan Keputusan Kepala non permanen.
Daerah
6 Pengeluaran investasi non - Adanya SOP dalam pengelolaan dana Pengeluaran 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
permanen (dana bergulir) tidak bergulir. pembiayaan, investasi
tepat sasaran kepada non permanen.
penerima.
- Adanya verifikasi dan pencocokan antara
pengeluaran dana bergulir dengan daftar
penerima.
7 Nilai pokok dan bunga dana Adanya pembukuan dan monitoring dana Investasi non 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
bergulir sulit diketahui sehingga bergulir permanen, pendapatan
saldo tidak akurat Adanya monitoring dari leading sector bila bunga.
pengelolaannya diserahkan kepada bank
(channeling).
Adanya SOP dalam dalam pengelolaan
dana bergulir.
8 Penerima dana bergulir tidak - Perjanjian pemberian pinjaman Investasi non 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
mengembalikan dana pinjaman permanen, pendapatan
- Adanya jadwal angsuran
bunga.
- Monitoring rutin dari SKPD leading sector
9 Penerimaan pengembalian Monitoring dari SKPD leading sector. Investasi non 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pokok dan bunga dana bergulir permanen, pendapatan
Rekonsiliasi antara SKPD leading sector
melalui SKPD leading sector bunga. Kas di Kas
dengan PPKD.
tidak disetor ke Kasda. Daerah, Kas di
10 Penerimaan pengembalian Monitoring dari SKPD leading sector. Investasi non 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pokok dan bunga dana bergulir permanen, pendapatan
Rekonsiliasi antara SKPD leading sector
(yang tidak digulirkan lagi) bunga. Kas di Kas
dengan PPKD.
melalui bank (channeling) tidak Daerah
Investasi Permanen
11 Investasi tidak ditetapkan Setiap investasi harus ada persetujuan Investasi Permanen 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dengan Perda DPRD dan diperda-kan.
12 Penyertaan modal Pemda/ Penyaluran investasi dituangkan dalam Investasi Permanen 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Investasi tidak didukung perjanjian investasi
dengan perjanjian investasi
13 Kepemilikan terhadap BUMD/ Adanya penatausahaan investasi daerah. Investasi Permanen 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Badan Usaha Lainnya tidak
disertai bukti kepemilikan yang
Adanya pengendalian fisik atas bukti
sah kepemilikan di BUMD/Badan Usaha
Lainnya.
14 Laporan Keuangan BUMD Monitoring LK BUMD oleh Bagian Investasi Permanen 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Belum ada/ Belum diaudit oleh Perekonomian dan BUD
KAP
15 Investasi pada Setiap pengeluaran/penerimaan investasi Investasi Permanen 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Bank/Perusahaan yang Tidak harus melalui proses verifikasi kelayakan
Sehat penempatan investasi.
20 Pemda Tidak Menganggarkan Ada skedul pembayaran cicilan pokok dan Kewajiban Jk.Pendek; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pembayaran Bunga Obligasi bunga. Kewajiban Jk.Panjang;
Mekanisme pengawasan penganggaran Pembiayaan
dari DPRD pengeluaran; Belanja
21 Pemda tidak membayarkan Ada skedul pembayaran cicilan pokok dan Bunga.
Kewajiban Jk.Pendek; 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
bunga obligasi secara tepat bunga. Kewajiban Jk.Panjang;
waktu Adanya kelengkapan dokumen terkait Pembiayaan
jumlah dan waktu pembayaran cicilan pengeluaran; Belanja
pokok dan bunga. Bunga.
Rekonsiliasi dengan Depkeu terkait jumlah
dan waktu pembayaran cicilan dan bunga.
DANA CADANGAN
23 Pembentukan/penambahan Pembentukan Dana Cadangan ditetapkan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dana cadangan tidak didukung dengan Peraturan Daerah
peraturan daerah
24 Dana cadangan digunakan Program dan kegiatan ditetapkan 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
untuk membiayai program dan berdasarkan Peraturan daerah tentang
kegiatan lain diluar yang telah Dana cadangan
ditetapkan dalam peraturan
daerah tentang pembentukan
dana cadangan
Keterangan
Skor Pengaruh Resiko Keterangan Total Risiko
Jika, semua unsur pengendalian kunci Total
Skor 1 Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
terpenuhi.
Pembukuan
dan
Skor 3 > 50% unsur pengendalian kunci terpenuhi Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing
Pengikhtisasa
ran
Skor 5 < 50% unsur pengendalian kunci Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
maka penilaian hanya memberikan skor 1
Jika pengendalian kunci hanya
ada satu
jika pengendalian kunci dilaksanakan dan Tingkat Risiko Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah To A.13.3 kolom (3)
5 jika tidak dilaksanakan.
Tingkat CR Proses
Nilai
Bisnis
4–5 Tinggi
2 - 3,99 Sedang
1 - 1,99 Rendah
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN A.13.2.9 Indeks KKP
Disusun Oleh : [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
ATAS
Direviu Oleh :
LAPORAN KEUANGAN [inisial/tgl/bln/thn/paraf]
PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA………………….
TAHUN ANGGARAN 20XX
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Penilaian Risiko di Tingkat Proses Bisnis Pelaporan Keuangan
Analisis Kelemahan
No. Risiko Audit Akun Terpengaruh Lokasi SKPD
Pengendalian Pembukuan Tingkat
Pengendalian yang dilakukan dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing Risiko
dientitas Pengikhtisa
saran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
A Akuntansi dan Laporan keuangan SKPD (termasuk SKPKD sebagai SKPD) Suplemen D.1 dan D.2
1 Transaksi tidak didukung dengan bukti Setiap transaksi yang dicatat telah Semua akun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
pendukung yang valid sebagai dasar melalui proses verifikasi oleh PPK
pencatatan. SKPD
2 Pengelompokan penyajian akun tidak sesuai Adanya sistem yang secara otomatis Semua akun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dengan kelompok kode perkiraan. dapat menolak input transaksi yang
tidak sesuai kode rekeningnya dan
dilengkapi dengan SOP yang jelas
dan legal (persetujuan).
3 LK tidak didukung Buku Besar yang PA untuk melakukan otorisasi setiap Semua akun 0 0 0 0 0 0 0 0 0
memadai. transaksi yang dijurnal oleh PPK
SKPD harus diposting secara benar Rendah
ke buku besar dan buku besar
pembantu.
Reviu oleh Inspektorat atas LK
SKPD
4 LK SKPD yang disajikan belum dilakukan Adanya kecukupan dokumen dan Semua akun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
penyesuaian, koreksi, penutupan dan jurnal data dalam menyusun LK SKPD
balik. (kecukupan dokumen dan data);
5 Penyajian dan Pengungkapan LK LK disusun oleh PPK SKPD bukan Semua akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
SKPD/PPKD/BLUD tidak memadai. oleh Bendahara
Pengeluaran/SKPKD (pemisahan
tugas );
2 Penyajian dan Pengungkapan LKPD LK disusun oleh PPK SKPD bukan Semua akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Konsolidasian tidak memadai. oleh Bendahara
Pengeluaran/SKPKD (pemisahan
tugas );
3 LKPD terlambat disampaikan kepada BPK. Monitoring dan reviu dari Inspektorat - 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
atas penyelesaian LK Pemda
4 LKPD yang disampaikan kepada BPK belum Kepala Daerah hanya melakukan Semua akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
direviu oleh Inspektorat Daerah/Bawasda. otorisasi atas LK Pemda yang telah
direviu oleh Inspektorat
Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD (Suplemen
C D.5 dan D.6)
Tingkat Risiko Pada Akun Terpengaruh
Pengendalian Kunci Asersi Pengujian Proses Bisnis (Setelah Control Test)
Analisis Kelemahan
No. Risiko Audit Akun Terpengaruh Lokasi SKPD
Pengendalian Pembukuan Tingkat
Pengendalian yang dilakukan dan Total Rata-rata
Pengendalian sesuai ketentuan Keterjadian Kelengkapan Akurasi Klasifikasi Timing Risiko
dientitas Pengikhtisa
saran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Raperda yang dibuat oleh PPKD tidak PPKD melakukan verifikasi atas Pendapatan, belanja, Aset, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
berdasarkan hasil audit BPK (khususnya penyusunan Raperda sesuai hasil Kewajiban
untuk saldo-saldo tahun sebelumnya) audit BPK.
2 Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan Laporan keuangan secara berjenjang Pendapatan, belanja, Aset, 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
LKPD terlambat disampaikan kepada Menteri disampaikan tepat waktu. Kewajiban
Dalam Negeri (untuk tingkat pemerintah
provinsi), dan gubernur (untuk tingkat
pemerintah kab/kota).
a Fungsi SDM TI tidak berjalan optimal Lihat kuesioner TI Bagian Seluruh akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
Administrasi dan fungsi TI; dan
Bagian Pemisahan Tugas TI
b Keberlanjutan output laporan keuangan yang Lihat kuesioner TI Bagian Seluruh akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dihasilkan dari sistem TI tidak terjamin Pengembangan Sistem
c Manipulasi input, proses, dan output serta Lihat kuesioner TI Bagian Keamanan Seluruh akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
distribusi output laporan yang tidak legal fisik dan on line; Bagian
Pengendalian Aplikasi Input; Bagian
Pengendalian Aplikasi Proses; dan
Bagian Pengendalian Aplikasi Output
d Kehilangan data dan informasi yang diproses Lihat kuesioner TI Bagian Rencana Seluruh akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
melalui sistem TI Cadangan (back up) dan contigency
e Kerusakan/kehilangan alat yang digunakan Lihat kuesioner TI Bagian Seluruh akun 0 0 0 0 0 0 0 0 Rendah
dalam sistem TI Pengendalian Perangkat Keras
Keterangan
Skor 5 < 50% unsur pengendalian kunci Rata-rata 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sub Total
Total
Untuk setiap faktor pengukur, terdapat 3 skor sebagai ukuran nilai dari pengaruh faktor
terhadap risiko pemeriksaan yang dapat diterima. Nilai 1 (satu) mewakili nilai risiko tinggi, dan
nilai 3 (tiga) mewakili nilai risiko rendah. Skor nilai untuk masing-masing faktor pengukur
diberikan dengan dasar perbandingan kriteria dan kondisi yang ada serta menggunakan
pertimbangan profesional. Skor nilai total untuk keseluruhan faktor kemudian dijumlahkan.
Keterangan:
Perhitungan Materialitas
Jumlah yang Mendasari (Total Realisasi 2.473.490.609.437,00
Belanja)
Tingkat Materialitas 3,50%
Overall Materiality Materiality (OM) 86.572.171.330,30
Batas akun signifikan (50% dari OM) 43.286.085.665,15
Keterangan
Pengujian Akun Signifikan (> 50% dari PM) dan Pertimbangan Lain Alokasi TM
Nilai dalam Laporan
Uraian (akun) Akun-akun yang diaudit
Keuangan (dengan rumus) Uraian Pertimbangan
Batas Akun Signifikan Pertimbangan
Nilai Akun Signifikan dan pertimbangan Kualitatif
(50% PM) Kualitatif
kualitatif
1 2 3 4 5 6 7 8
NERACA
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 905.050.079.880,00 905.050.079.880,00 43.286.085.665,15 905.050.079.880,00 500.000,00 Kas memiliki risiko salah saji
tinggi (RoMM=H)
Kas di Bendahara Pengeluaran 978.269.516,00 978.269.516,00 43.286.085.665,15 978.269.516,00 Kas memiliki risiko 500.000,00 Kas memiliki risiko salah saji
tinggi tinggi (RoMM=H)
Kas di Bendahara Penerimaan 65.432.500,00 65.432.500,00 43.286.085.665,15 65.432.500,00 Kas memiliki risiko 500.000,00 Kas memiliki risiko salah saji
tinggi tinggi (RoMM=H)
Kas di Bendahara BLUD 11.656.105.709,00 11.656.105.709,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Kas di Bendahara Dana BOS 5.001.829.739,00 5.001.829.739,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Investasi Jangka Pendek - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Piutang Pajak Daerah 271.832.216.871,00 271.832.216.871,00 43.286.085.665,15 271.832.216.871,00 2.196.899.285,91
Piutang Retribusi Daerah 8.865.794.451,00 8.865.794.451,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Penyisihan Piutang (245.564.896.340,00) 245.564.896.340,00 43.286.085.665,15 245.564.896.340,00 1.984.611.506,41
Penyisihan Piutang Dana Bergulir - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Belanja Dibayar Dimuka 3.170.117.701,00 3.170.117.701,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Negara
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Daerah
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Pemerintah Daerah Lainnya
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Piutang Lainnya 16.335.377.691,00 16.335.377.691,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Penyisihan Piutang Lainnya (5.873.609.198,00) 5.873.609.198,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Persediaan 44.361.323.750,00 44.361.323.750,00 43.286.085.665,15 44.361.323.750,00 358.520.272,51
Jumlah Aset Lancar (3 s.d 23) 1.015.878.042.270,00
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemda 62.846.543.502,00 62.846.543.502,00 43.286.085.665,15 62.846.543.502,00 507.914.507,45
Investasi Permanen Lainnya - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Jumlah Investasi Permanen (34 s.d 35) 62.846.543.502,00
Jumlah Investasi Jangka Panjang (32 + 36) 66.465.922.740,00
ASET TETAP
Tanah 3.623.084.124.539,00 3.623.084.124.539,00 43.286.085.665,15 3.623.084.124.539,00 29.281.116.924,31
Peralatan dan Mesin 989.497.933.801,00 989.497.933.801,00 43.286.085.665,15 989.497.933.801,00 7.996.945.061,18
Gedung dan Bangunan 1.457.131.509.262,00 1.457.131.509.262,00 43.286.085.665,15 1.457.131.509.262,00 11.776.275.855,10
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 1.279.544.234.937,00 1.279.544.234.937,00 43.286.085.665,15 1.279.544.234.937,00 10.341.047.313,60
Aset Tetap Lainnya 62.232.661.307,00 62.232.661.307,00 43.286.085.665,15 62.232.661.307,00 502.953.221,51
Konstruksi dalam Pengerjaan 109.950.402.504,00 109.950.402.504,00 43.286.085.665,15 109.950.402.504,00 888.599.458,62
Akumulasi Penyusutan (1.401.823.977.729,00) 1.401.823.977.729,00 43.286.085.665,15 1.401.823.977.729,00 11.329.290.291,98
Jumlah Aset Tetap (40 s.d 46) 6.119.616.888.621,00
DANA CADANGAN
Dana Cadangan 47.183.424.649,00 47.183.424.649,00 43.286.085.665,15 47.183.424.649,00 381.327.986,47
Jumlah Dana Cadangan (50) 47.183.424.649,00
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Tuntutan Ganti Rugi - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 66.053.931.000,00 66.053.931.000,00 43.286.085.665,15 66.053.931.000,00 533.836.038,70
Aset Tak Berwujud 18.095.485.406,00 18.095.485.406,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Aset Lain-Lain 111.085.904.808,00 111.085.904.808,00 43.286.085.665,15 111.085.904.808,00 897.776.384,85
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya (14.571.270.036,00) 14.571.270.036,00 43.286.085.665,15 14.571.270.036,00 Berisiko tinggi terjadi 117.762.394,41
kesalahan
Jumlah Aset Lainnya (54 s.d 59) 180.664.051.178,00
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 4.442.638.263,00 4.442.638.263,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Utang Bunga 62.604.529,00 62.604.529,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 1.816.665.353,00 1.816.665.353,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Pendapatan Diterima Dimuka 1.964.887.805,00 1.964.887.805,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Utang Belanja 19.105.494.255,00 19.105.494.255,00 43.286.085.665,15 19.105.494.255,00 Berisiko tinggi, dan 154.407.182,37
berdampak pada
penganggaran
berikutnya
Utang Jangka Pendek Lainnya - 0,00 43.286.085.665,15 0,00 0,00
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (66 s.d 27.392.290.205,00
71)
EKUITAS
Ekuitas 7.402.393.039.253,00
Jumlah Ekuitas (84) 7.402.393.039.253,00
Cara Pengisian:
Kolom 1: Diisi sesuai nama akun sesuai dengan LK Unaudited
Kolom 2: Diisi sesuai saldo akun dalam LK Unaudited
Kolom 3: Diisi sesuai dengan akun-akun yang akan diperiksa (selain ekuitas dana)
Kolom 4: Diisi sesuai dengan nilai batas akun signifikan, yakni 50% dari PM
Kolom 5: Diisi sesuai dengan nilai saldo akun yang dianggap signifikan dalam LK Unaudited . Di dalam perhitungan akun
signifikan di atas memasukkan juga diantaranya akun Kas di Bendahara Pengeluaran dan Kas di Bendahara Penerimaan serta
akun lainnya yang signifikan "by nature "
Kolom 6: Diisi alokasi PM dalam perhitungan TM masing-masing akun berdasarkan proporsinya, dengan pertimbangan
profesional lainnya. Misalnya, TM untuk akun Kas dibatasi sampai dengan jumlah yang sangat minimal (sebesar nilai
pembukaan rekening di bank) dikarenakan sifatnya yang sangat berisiko "by nature "
Kolom 7: Diisi dengan uraian pertimbangan kualitatif dalam menentukan nilai TM.
Perhitungan OM
Jumlah yang Mendasari (Total Realisasi 2.473.490.609.437,00
Belanja)
Tingkat Materialitas 3,50%
Planning Materiality (OM) 86.572.171.330,30
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA
PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak 120.223.608.244,00 120.223.608.244,00 43.286.085.665,15 120.223.608.244,00 a) Akun dana perimbangan 500.000,00 RoMM tinggi 500.000,00 500.000,00
menjadi perhatian
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 1.878.324.513,00 1.878.324.513,00 43.286.085.665,15 1.878.324.513,00 b) Besaran penerimaan 500.000,00 RoMM tinggi 500.000,00 500.000,00
Dana Alokasi Umum 1.054.002.569.000,00 1.054.002.569.000,00 43.286.085.665,15 1.054.002.569.000,00 ditetapkan dengan regulasi 500.000,00 RoMM tinggi 500.000,00 500.000,00
Dana Alokasi Khusus 14.993.022.000,00 14.993.022.000,00 43.286.085.665,15 14.993.022.000,00 tertentu 500.000,00 RoMM tinggi 500.000,00 500.000,00
c) Pengujian relatif mudah
Jumlah Pendapatan Transfer Dana 1.191.097.523.757,00
Perimbangan (11 + 14)
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 1.290.880.031.132,00 1.290.880.031.132,00 43.286.085.665,15 1.290.880.031.132,00 18.978.363.300,20 18.978.363.300,20 20.811.478.713,64
Belanja Barang dan Jasa 545.272.678.680,00 545.272.678.680,00 43.286.085.665,15 545.272.678.680,00 8.016.533.484,21
Belanja Bunga 378.295.400,00 378.295.400,00 43.286.085.665,15 - - -
Belanja Subsidi - - 43.286.085.665,15 - - -
Belanja Hibah 41.621.315.866,00 41.621.315.866,00 43.286.085.665,15 - - -
Bantuan Sosial 2.731.600.000,00 2.731.600.000,00 43.286.085.665,15 - - -
Bantuan Keuangan 788.567.000,00 788.567.000,00 43.286.085.665,15 - - -
Jumlah Belanja Operasi (39 s.d 45) 1.881.672.488.078,00
BELANJA MODAL
Belanja Tanah 55.557.059.733,00 55.557.059.733,00 43.286.085.665,15 55.557.059.733,00 816.793.224,84
Belanja Peralatan dan Mesin 132.632.841.323,00 132.632.841.323,00 43.286.085.665,15 132.632.841.323,00 1.949.952.115,97
Belanja Gedung dan Bangunan 143.715.016.979,00 143.715.016.979,00 43.286.085.665,15 143.715.016.979,00 2.112.880.932,50
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 252.075.125.515,00 252.075.125.515,00 43.286.085.665,15 252.075.125.515,00 3.705.978.243,98
Belanja Aset Tetap Lainnya 7.031.368.712,00 7.031.368.712,00 43.286.085.665,15 - -
Belanja Aset Lainnya - - 43.286.085.665,15 - -
Jumlah Belanja Modal (49 s.d 54) 591.011.412.262,00
TRANSFER
TRANSFER/BAGI HASIL PENDAPATAN KE
DESA
Bagi Hasil Pajak ke Desa - - 43.286.085.665,15 - -
Bagi Hasil Retribusi ke Desa - - 43.286.085.665,15 - -
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa - - 43.286.085.665,15 - -
Jumlah Transfer/Bagi Hasil ke Desa (63 s.d -
65)
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SiLPA 635.457.569.772,00 635.457.569.772,00 43.286.085.665,15 635.457.569.772,00 500.000,00
Pencairan Dana Cadangan - - 43.286.085.665,15 - -
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang - - 43.286.085.665,15 - -
Dipisahkan
Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - 43.286.085.665,15 - -
Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah - - 43.286.085.665,15 - -
Lainnya
Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan - - 43.286.085.665,15 - -
Bank
Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan - - 43.286.085.665,15 - -
Bukan Bank
Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi - - 43.286.085.665,15 - -
Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya - - 43.286.085.665,15 - -
Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada - - 43.286.085.665,15 - -
Perusahaan Negara
Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada - - 43.286.085.665,15 - -
Perusahaan Daerah
Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada - - 43.286.085.665,15 - -
Pemerintah Daerah Lainnya
Jumlah Penerimaan Pembiayaan (74 s.d 85) 635.457.569.772,00
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pembentukan Dana Cadangan 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00 43.286.085.665,15 15.000.000.000,00 Terdapat persyaratan 220.528.199,86
regulasi yang harus ditaati
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 29.000.000.000,00 29.000.000.000,00 43.286.085.665,15 29.000.000.000,00 Terdapat persyaratan 426.354.519,73
regulasi yang harus ditaati
Pembayaran Pokok Utang Pinjaman Dalam - - 43.286.085.665,15 - -
Negeri - Pemerintah Pusat
Pembayaran Pokok Utang Pinjaman Dalam - - 43.286.085.665,15 - -
Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya
Pembayaran Pokok Utang Pinjaman Dalam 1.816.665.353,00 1.816.665.353,00 43.286.085.665,15 - -
Negeri - Lembaga Keuangan Bank
Pembayaran Pokok Utang Pinjaman Dalam - - 43.286.085.665,15 - -
Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pembayaran Pokok Utang Pinjaman Dalam - - 43.286.085.665,15 - -
Negeri - Obligasi
Pembayaran Pokok Utang Pinjaman Dalam - - 43.286.085.665,15 - -
Negeri - Lainnya
Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan - - 43.286.085.665,15 - -
Negara
Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan - - 43.286.085.665,15 - -
Daerah
Pemberian Pinjaman Kepada Pemerintah - - 43.286.085.665,15 - -
Daerah Lainnya
Jumlah Pengeluaran Pembiayan (89 s.d 99) 45.816.665.353,00
PEMBIAYAAN NETTO (86 - 100) 589.640.904.419,00
Cara Pengisian:
Kolom 1: Diisi sesuai nama akun sesuai dengan LK Unaudited
Kolom 2: Diisi sesuai saldo akun dalam LK Unaudited
Kolom 3: Diisi sesuai dengan akun-akun yang akan diperiksa (selain ekuitas dana)
Kolom 4: Diisi sesuai dengan nilai batas akun signifikan, yakni 50% dari PM
Kolom 5: Diisi sesuai dengan nilai saldo akun yang dianggap signifikan dalam LK Unaudited . Di dalam perhitungan akun signifikan di
atas memasukkan juga diantaranya akun Kas di Bendahara Pengeluaran dan Kas di Bendahara Penerimaan serta akun lainnya yang
signifikan "by nature "
Kolom 6: Diisi alokasi PM dalam perhitungan TM masing-masing akun berdasarkan proporsinya, dengan pertimbangan profesional
lainnya. Misalnya, TM untuk akun Kas dibatasi sampai dengan jumlah yang sangat minimal (sebesar nilai pembukaan rekening di bank)
dikarenakan sifatnya yang sangat berisiko "by nature ". Selain itu, untuk akun-akun dalam LRA dan LO yang sama (serupa), maka
dengan pertimbangan konservatif dapat dialokasikan nilai TM yang terkecil.
Perhitungan PM
Jumlah yang Mendasari (Total Realisasi 2.473.490.609.437,00
Belanja)
Tingkat Materialitas 3,50%
Planning Materiality (PM) 86.572.171.330,30
LAPORAN OPERASIONAL
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah 735.254.951.590,00 735.254.951.590,00 43.286.085.665,15 735.254.951.590,00 10.051.800.167,92 11.829.661.860,56 10.051.800.167,92
Pendapatan Retribusi Daerah 103.248.367.515,00 103.248.367.515,00 43.286.085.665,15 103.248.367.515,00 1.511.134.337,25 1.661.183.338,81 1.511.134.337,25
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan 7.862.169.853,00 7.862.169.853,00 43.286.085.665,15 - - - -
Daerah yang Dipisahkan
Pendapatan Asli Daerah Lainnya 149.576.802.039,00 149.576.802.039,00 43.286.085.665,15 149.576.802.039,00 1.937.339.245,98 2.406.570.654,82 1.937.339.245,98
Jumlah Pendapatan Asli Daerah (4 S.D 7) 995.942.290.997,00
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA
PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak 120.223.608.244,00 120.223.608.244,00 43.286.085.665,15 120.223.608.244,00 a) Akun dana perimbangan 500.000,00 500.000,00 500.000,00
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 1.878.324.513,00 1.878.324.513,00 43.286.085.665,15 1.878.324.513,00 menjadi perhatian 500.000,00 500.000,00 500.000,00
Dana Alokasi Umum 1.054.002.569.000,00 1.054.002.569.000,00 43.286.085.665,15 1.054.002.569.000,00 b) Besaran penerimaan 500.000,00 500.000,00 500.000,00
Dana Alokasi Khusus 14.993.022.000,00 14.993.022.000,00 43.286.085.665,15 14.993.022.000,00 ditetapkan dengan regulasi 500.000,00 500.000,00 500.000,00
tertentu
c) Pengujian relatif mudah
Jumlah Pendapatan Transfer Dana 1.191.097.523.757,00
Perimbangan (12 + 15)
BEBAN
Beban Pegawai 1.293.506.353.307,00 1.293.506.353.307,00 43.286.085.665,15 1.293.506.353.307,00 18.978.363.300,20 20.811.478.713,64 18.978.363.300,20
Beban Persediaan 215.591.805.185,00 215.591.805.185,00 43.286.085.665,15 215.591.805.185,00 3.468.699.054,30
Beban Jasa 218.830.676.896,00 218.830.676.896,00 43.286.085.665,15 218.830.676.896,00 3.520.809.899,75
Beban Pemeliharaan 58.266.171.067,00 58.266.171.067,00 43.286.085.665,15 58.266.171.067,00 937.455.912,59
Beban Perjalanan Dinas 41.554.300.158,00 41.554.300.158,00 43.286.085.665,15 - -
Beban Bunga 253.270.899,00 253.270.899,00 43.286.085.665,15 - - -
Beban Subsidi - - 43.286.085.665,15 - - -
Beban Hibah 41.621.315.866,00 41.621.315.866,00 43.286.085.665,15 - - -
Beban Bantuan Sosial 2.731.600.000,00 2.731.600.000,00 43.286.085.665,15 - - -
Beban Bantuan Keuangan 788.567.000,00 788.567.000,00 43.286.085.665,15 - - -
Beban Penyusutan 451.136.318.529,00 451.136.318.529,00 43.286.085.665,15 451.136.318.529,00 7.258.421.163,54
Beban Penyisihan Piutang 53.086.103.433,00 53.086.103.433,00 43.286.085.665,15 53.086.103.433,00 854.112.783,26
Beban Kerugian Investasi Non Permanen - 43.286.085.665,15 - -
Beban Transfer 1.044.000,00 1.044.000,00 43.286.085.665,15 - -
Beban Penghapusan Aset - 43.286.085.665,15 - -
Beban Hibah Aset 738.891.572,00 738.891.572,00 43.286.085.665,15 - -
Beban Lain-lain 1.167.404.129,00 1.167.404.129,00 43.286.085.665,15 - -
Beban Dana BOS 86.768.024.408,00 86.768.024.408,00 43.286.085.665,15 86.768.024.408,00 1.396.027.849,71
JUMLAH BEBAN (40 + 57) 2.466.041.846.449,00
LAPORAN OPERASIONAL
Cara Pengisian:
Kolom 1: Diisi sesuai nama akun sesuai dengan LK Unaudited
Kolom 2: Diisi sesuai saldo akun dalam LK Unaudited
Kolom 3: Diisi sesuai dengan akun-akun yang akan diperiksa (selain ekuitas dana)
Kolom 4: Diisi sesuai dengan nilai batas akun signifikan, yakni 50% dari PM
Kolom 5: Diisi sesuai dengan nilai saldo akun yang dianggap signifikan dalam LK Unaudited . Di dalam perhitungan akun signifikan di
atas memasukkan juga diantaranya akun Kas di Bendahara Pengeluaran dan Kas di Bendahara Penerimaan serta akun lainnya
yang signifikan "by nature "
Kolom 6: Diisi alokasi PM dalam perhitungan TM masing-masing akun berdasarkan proporsinya, dengan pertimbangan profesional
lainnya. Misalnya, TM untuk akun Kas dibatasi sampai dengan jumlah yang sangat minimal (sebesar nilai pembukaan rekening di
bank) dikarenakan sifatnya yang sangat berisiko "by nature ". Selain itu, untuk akun-akun dalam LRA dan LO yang sama (serupa),
maka dengan pertimbangan konservatif dapat dialokasikan nilai TM yang terkecil.
Kolom 7: Diisi dengan uraian pertimbangan kualitatif dalam menentukan nilai TM.
Berdasarkan Pertimbangan Kualitatif/Kondisi yang Ditemukan pada Saat Pemeriksaan Terinci pemeriksa
memodifikasi materialitas tingkat laporan dari 3,50% menjadi 2,00%.
Keterangan:
Lampiran 5.2
LAMPIRAN V.2 : KEPUTUSAN BPK-RI
NOMOR : /K/I-XIII.2/ /2020
TANGGAL : 2020
INDEKS A PERENCANAAN
Judul Kertas Kerja Pemeriksaan Indeks
Surat Tugas A.1
Program Pemeriksaan A.2
Program Kerja Perorangan A.3
Indeks Kertas Kerja Pemeriksaan A.4
Struktur Organisasi Entitas A.5
Peraturan-Peraturan dan Perjanjian A.6
Peraturan Negara [UU, PP, Perpu, Kepres, Inpres, Permen, dll] A.6.1
Peraturan Daerah [Perda, SK Gubernur, dll ] A.6.2
Kontrak/Perjanjian Jangka Panjang/MOU A.6.3
Hasil Pemeriksaan BPK dan APIP Sebelumnya A.7
Pemantauan Tindak Lanjut LHP Sebelumnya A.8
Rencana Aksi Peningkatan Opini dan Pemantauannya A.9
Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan A.10
Pemahaman atas Entitas A.11
Pemahaman atas Sistem Pengendalian Intern A.12
Pemahaman dan Penilaian Risiko A.13
Pemahaman dan Pengujian Teknologi Informasi A.14
Penentuan Tingkat Materialitas Awal dan Salah Saji Tertolerir A.15
[PM dan TE]
Penentuan Metode Uji Petik Pemeriksaan A.16
Laporan Keuangan Unaudited A.17
Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal A.18
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan dan Permintaan Data Awal A.19
Laporan Hasil Pemeriksaan Interim A.20
Risalah Komunikasi dengan Tim Pemeriksaan Sebelumnya A.21
Surat Pernyataan Gangguan Independensi A.22
Matriks KKP Indeks B
INDEKS B PELAKSANAAN
Judul Kertas Kerja Pemeriksaan Indeks
Pengujian Akun-Akun Neraca B.1
Aset Lancar B.1.1
Kas di Kas Daerah B.1.1.1
Kas di Bendahara Pengeluaran B.1.1.2
Kas di Bendahara Penerimaan B.1.1.3
Kas di BLUD B.1.1.4
Investasi Jangka Pendek B.1.1.5
Piutang B.1.1.6
Bagian Lancar Pinjaman Jangka Panjang B.1.1.7
Bagian Lancar TP TGR B.1.1.8
Persediaan B.1.1.9
Belanja Dibayar Dimuka B.1.1.10
Investasi Jangka Panjang B.1.2
Investasi Non Permanen B.1.2.1
Investasi Permanen (Penyertaan Modal Pemerintah Daerah) B.1.2.2
Aset Tetap B.1.3
Aset Tetap B.1.3.1
Dana Cadangan B.1.4
Dana Cadangan B.1.4.1
Aset Lainnya B.1.5
Aset Lainnya B.1.5.1
Kewajiban B.1.6
Kewajiban Jangka Pendek B.1.6.1
Kewajiban Jangka Panjang B.1.6.2
Pengujian Akun-Akun Laporan Realisasi Anggara (LRA) B.2
Pendapatan B.2.1
Pendapatan PAD B.2.1.1
Pendapatan Transfer Pusat B.2.1.2
Pendapatan Transfer Pusat Lainnya B.2.1.3
Pendapatan Transfer Provinsi *) B.2.1.4
INDEKS B PELAKSANAAN
Judul Kertas Kerja Pemeriksaan Indeks
Pendapatan Transfer Provinsi Lainnya *) B.2.1.5
Lain-lain Pendapatan yang Sah B.2.1.6
Belanja B.2.2
Belanja Pegawai B.2.2.1
Belanja Barang dan Jasa B.2.2.2
Belanja Bunga B.2.2.3
Belanja Subsidi B.2.2.4
Bantuan Hibah B.2.2.5
Belanja Bansos B.2.2.6
Belanja Modal B.2.2.7
Belanja Tidak Terduga B.2.2.8
Transfer B.2.3
Transfer /Bagi Hasil Pendapatan B.2.3.1
Transfer Lainnya /Bantuan Keuangan B.2.3.2
Pembiayaan B.2.4
Penerimaan Pembiayaan B.2.4.1
Pengeluaran Pembiayaan B.2.4.2
Pengujian Akun-Akun Laporan Operasional (LO) B.3
Pendapatan B.3.1
Pendapatan PAD B.3.1.1
Pendapatan Transfer Pusat B.3.1.2
Pendapatan Transfer Pusat Lainnya B.3.1.3
Pendapatan Transfer Provinsi *) B.3.1.4
Pendapatan Transfer Provinsi Lainnya *) B.3.1.5
Lain-lain Pendapatan yang Sah B.3.1.6
Beban B.3.2
Beban Pegawai B.3.2.1
Beban Persediaan B.3.2.2
Beban Jasa B.3.2.2
Beban Pemeliharaan B.3.2.3
Beban Perjalanan Dinas B.3.2.4
Beban Bunga B.3.2.4
INDEKS B PELAKSANAAN
Judul Kertas Kerja Pemeriksaan Indeks
Beban Subsidi B.3.2.5
Beban Hibah B.3.2.6
Beban Bansos B.3.2.7
Beban Bantuan Keuangan B.3.2.8
Beban Penyusutan B.3.2.9
Beban Penyisihan Piutang B.3.2.10
Beban Kerugian Investasi Non Permanen B.3.2.11
INDEKS C
Judul Kertas Kerja Pemeriksaan Indeks
Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan C.1
Risalah Diskusi Penyusunan Konsep LHP C.1.1
Kertas Kerja Perumusan Opini C.1.2
Nota Penyampaian & Konsep LHP C.1.3
Analisis/reviu Konsep LHP C.1.4
Analisis/reviu Konsep LHP oleh Pengendali Teknis C.1.4.1
Analisis/reviu Konsep LHP oleh Tim Reviu C.1.4.2
Analisis/reviu Konsep LHP oleh Penanggung Jawab C.1.4.3
Laporan Kendali Pelaksanaan Laporan C.1.5
Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan Hasil Analisis C.1.6
Surat Pengantar Penyampaian Konsep LHP kepada Entitas C.1.7
Tanggapan atas Konsep LHP oleh Pimpinan Entitas dan Rencana Aksi C.1.8
Risalah Pembahasan Konsep LHP dengan Pemberi Tugas C.1.9
Nota Penyampaikan Kembali Konsep LHP Final C.1.10
Laporan Hasil Pemeriksaan C.2
Surat Keluar LHP C.2.1
Surat Representasi Manajemen C.2.2
Laporan Hasil Pemeriksaan C.2.3
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan [Bahan Hapsem] C.3
Matriks Hasil Pemeriksaan C.3.1
INDEKS C
Judul Kertas Kerja Pemeriksaan Indeks
Berita Acara Serah Terima KKP C.4
SPM Kinerja Pemeriksaan C.5
Kuesioner Kepuasan Pemilik Kepentingan atas Kinerja BPK terkait Hasil C. 6
Pemeriksaan.
Catatan:
Indeksasi KKP Akun dapat disesuaikan dengan Bagan Akun Standar yang berlaku pada masing-masing entitas
yang diperiksa.
LEMBAR SAMPUL
Nama Akun : (7)
Kode Akun : (8)
Deskripsi Akun : (9)
Saldo Akun : a. saldo sebelum pemeriksaan : ....... (10)
b. penyesuaian : .......
c. saldo setelah penyesuaian : .......
(Lembar sampul merupakan kertas kerja yang berisi ringkasan hasil pemeriksaan atas akun yang
diperiksa. Lembar sampul ini dibuat setelah seluruh prosedur pemeriksaan telah dilakukan dan angka
dalam laporan keuangan sudah dinyatakan final. Lembar sampul ini diletakkan di bagian terdepan dari
setiap akun yang diperiksa, dilampiri dengan Kerta Kerja Utama, Kertas Kerja Pendukung dan Hasil
Pelaksanaan Prosedur Pemeriksaan )
1. Hasil Pemeriksaan (11)
…………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………(Ref:…..)
2. Simpulan (12)
…………………………………………………………………………………………....
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Keterangan:
(1) : Diisi dengan laporan keuangan yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP
tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok
akun, contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan pendapatan pajak daerah.
(8) : Diisi dengan kode akun.
(9) : Diisi dengan keterangan singkat mengenai akun dan saldo normal akun.
(10) : Diisi dengan saldo atas akun sebelum diperiksa (unaudited), nilai koreksi atas saldo
(koreksi pemeriksaan) dan saldo akhir setelah diperiksa (audited)
(11) : Diisi dengan hasil pemeriksaan dan dilengkapi dengan referensi indeks KKP.
Pada kolom ini juga dapat diisi dengan temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan
SPI maupun kepatuhan, yang diperoleh pada saat pemeriksaan.
(12) : Diisi dengan simpulan atas hasil pemeriksaan. Simpulan ini berisi tentang penilaian
pemeriksa atas kewajaran penyajian saldo akun dalam laporan keuangan.
Keterangan:
(1) : Diisi dengan nama entitas yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun laporan keuangan yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4)-(6) : Diisi dengan nama dan paraf pemeriksa yang membuat, yang mereviu dan yang menyetujui
KKP disertai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok akun,
contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan pendapatan pajak daerah.
(8) : Diisi dengan kode akun.
(9) : Diisi dengan referensi indeks KKP.
(10) : Diisi dengan saldo akun tahun berjalan yang belum diperiksa (unaudited current year balance).
(11), (12) : Diisi dengan jurnal koreksi penyesuaian hasil pemeriksaan (adjustment journal entries).
(13), (14) : Diisi dengan jurnal koreksi reklasifikasi hasil pemeriksaan (reclassification journal entries).
(15) : Diisi dengan saldo akhir setelah diperiksa (audited balance).
(16) : Diisi dengan saldo akun yang telah diperiksa tahun sebelumnya (prior year audited balance).
Koreksi Pemeriksa
Saldo Saldo setelah
Uraian Kode Akun Jurnal Penyesuaian Jurnal Reklasifikasi KKP Ref
Tahun Berjalan diperiksa
Debet Kredit Debet Kredit
(10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Kantor Pusat …………………...
…………………...
Total Kantor Pusat …………………...
Keterangan:
(1) : Diisi dengan laporan keuangan yang diperiksa.
(2) : Diisi dengan tahun yang diperiksa.
(3) : Diisi dengan nomor indeks.
(4) : Diisi dengan nama dan paraf pembuat KKP serta tanggal pembuatan KKP tersebut.
(5) : Diisi dengan nama dan paraf yang mereviu KKP serta tanggal reviu KKP tersebut.
(6) : Diisi dengan nama dan paraf yang menyetujui KKP serta tanggal persetujuan KKP tersebut.
(7) : Diisi dengan nama akun dalam laporan keuangan yang diperiksa dan bukan kelompok akun,
contoh: kas di bendaharawan, piutang pajak, dan pendapatan pajak daerah.
(8) : Diisi dengan kelompok akun, misalnya kelompok akun Kas, Aset Tetap, dan sebagainya.
(9) : Diisi dengan saldo akun tahun yang diperiksa.
Cukup jelas
(10) :
(11) : Diisi dengan rincian dari akun (sub akun).
(12) : Diisi dengan kode tiap rincian dari sub akun.
(13) : Diisi dengan saldo tahun berjalan yang belum diperiksa.
(14)-(15) : Diisi dengan nilai jurnal penyesuaian pemeriksaan.
(16)-(17) : Diisi dengan nilai jurnal reklasifikasi pemeriksaan.
(18) : Diisi dengan saldo akhir setelah koreksi pemeriksaan.
(19) : Diisi dengan referensi indeks KKP atas kertas kerja pendukung yang lebih rinci.
(20) : Diisi dengan penjelasan pemeriksa atas selisih yang ditemukan berdasarkan hasil analisisnya
(bila ada).
(21) : Diisi dengan kesimpulan pemeriksa tentang akun ini, berdasarkan hasil pemeriksaannya.
Pemeriksaan Atas
.....…..
Tahun…..
BPK RI
Objek Pemeriksaan
:
Nama Reviewer
:
Jabatan dalam ST
:
Prosedur yang di-reviu*
: 1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pelaporan
*diisi dengan prosedur pemeriksaan yang di-reviu serta diberikan tickmark jika sudah di-reviu
Pemeriksaan Atas
.....…..
Tahun…..
BPK RI
KKP Indeks A
Dokumen-dokumen yang dikelompokkan dalam KKP Indeks A:
Dan seterusnya
Keterangan:
1. Untuk daftar isi yang dilekatkan pada ordner /map, daftar isi KKP ini diletakkan di bagian dalam
sampul ordner/map. Isi KKP dalam daftar isi ini harus sesuai dengan setiap judul KKP yang
dikelompokkan dalam kelompok KKP ini.
2. Untuk daftar isi yang dilekatkan pada kardus, daftar isi KKP ini diletakkan pada bagian samping
kardus. Isi KKP dalam daftar isi cukup diisi dengan jenis/kelompok akun yang diperiksa, untuk
pemeriksaan keuangan, atau jenis area kunci/objek tertentu untuk pemeriksaan kinerja atau PDTT.
Pemeriksaan Atas
.....…..
Tahun…..
BPK RI
_________________ __________________
NIP. NIP.
Keterangan:
Berita Acara Penyerahan KKP ini sebaiknya dilampiri dengan Daftar Indeks KKP yang berisi tentang
seluruh isi KKP yang diserahterimakan beserta indeksasinya.
2. Peraturan Pemerintah
a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2018 tentang Pinjaman Daerah;
dan
f. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
3. Peraturan Presiden
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
5 Penetapan/pelaksanaan kebijakan
tidak tepat atau belum dilakukan
berakibat hilangnya potensi
penerimaan/pendapatan
6 Penetapan/pelaksanaan kebijakan
tidak tepat atau belum dilakukan
berakibat peningkatan biaya/belanja
Lampiran ini mengatur bagaimana pemeriksa memperoleh informasi dari hasil pemeriksaan
kinerja maupun PDTT dalam menentukan area risiko yang mendukung pemeriksaan
keuangan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari salah saji material dan sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
A. Pengertian
Integrasi merupakan pembauran menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Dalam
konteks pemeriksaan LKPD, integrasi adalah menyatukan hasil Pemeriksaan Kinerja
dan PDTT dalam Pemeriksaan LKPD untuk mencapai tujuan pemeriksaan keuangan.
Integrasi yang dimaksud terbatas pada temuan-temuan pemeriksaan yang
mempengaruhi asersi manajemen, yaitu keterjadian, keberadaan, kelengkapan,
penilaian, hak dan kewajiban, serta penyajian dan pengungkapan.
B. Tahapan Kegiatan
Kegiatan integrasi dilakukan pada tahap perencanaan pemeriksaan. Kegiatan
tersebut meliputi Panduan Umum dan Panduan Khusus.
1. Panduan Umum
Kegiatan pada tahap ini bersifat umum, yaitu beberapa rangkaian kegiatan, yaitu.
2. Panduan Khusus
Kegiatan integrasi pada tahap ini meliputi kegiatan yang bersifat khusus, yaitu.
2. Terdapat kekurangan volume sebesar Rp……. Dalam pemeriksaan atas LK Pemda ABC,
BPK juga telah melakukan pengujian atas sampel tambahan terhadap 30 kontrak
pengadaan barang dengan nilai kontrak Rp…….. Hasil pengujian atas pelaksanaan kontrak
tersebut menunjukkan bahwa terdapat kekurangan volume senilai Rp….. pada 15 kontrak
pengadaan barang dengan nilai kontrak sebesar Rp… dengan rincian sebagai berikut.
--Tabel rincian--
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan [sebutkan kriteria yang dilanggar].
Kondisi tersebut mengakibatkan:
a. [akibat khusus untuk kondisi sampel tambahan];
b. [akibat untuk akumulasi kondisi 1 dan kondisi 2 terhadap kewajaran laporan keuangan]
Kondisi tersebut terjadi karena [sebab untuk kondisi 2].
BPK merekomendasikan kepada Kepala Daerah ABC agar ……..[rekomendasi khusus
untuk kondisi 2].
C. Kriteria Pemilihan Temuan yang Dapat Diintegrasikan dalam Pemeriksaan
Keuangan LKPD
Siklus kegiatan pemeriksaan di BPK secara umum terbagi menjadi dua semester.
Semester I karena memenuhi amanat Undang-Undang, BPK melaksanakan
pemeriksaan keuangan dengan tujuan menilai kewajaran atas laporan keuangan
entitas pemerintah, Sedangkan Semester II, BPK melaksanakan Pemeriksaan Kinerja
dan PDTT. Pada prinsipnya LHP Kinerja dan PDTT tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menunjang pemeriksaan keuangan. Oleh karena itu, perlu suatu kriteria atau
koridor tertentu untuk mengintegrasikan LHP PDTT dan Kinerja kedalam Pemeriksaan
LK.
1. Kriteria LHP Pemeriksaan Kinerja dan PDTT yang dapat diintegrasikan ke
LHP LKPD TA 2014
a. Pemeriksaan Kinerja
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal 4 ayat (3) tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara
yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Secara
singkat, Juklak Pemeriksaan Kinerja menjelaskan bahwa aspek ekonomi
berkaitan dengan perolehan sumber daya yang akan digunakan dalam proses
biaya, waktu, tempat, kualitas, dan kuantitas yang benar. Fokusnya adalah
meminimalkan biaya perolehan input yang akan digunakan dalam proses,
dengan tetap menjaga kualitas sejalan dengan prinsip dan praktik administrasi
yang sehat dan kebijakan manajemen.
Selanjutnya aspek efisiensi merupakan hubungan optimal antara input dan
output. Sehingga entitas dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan
output maksimal dengan jumlah input tertentu atau mampu menghasilkan
output tertentu dengan memanfaatkan input minimal. Terakhir aspek efektivitas
yang secara prinsip berhubungan dengan pencapaian tujuan. Efektivitas
berhubungan dengan output yang dihasilkan dengan tujuan yang dicapai
(outcome). Berdasarkan aspek 3E pemeriksaan kinerja tersebut, maka kriteria
LHP Kinerja yang dapat dihubungkan dengan pemeriksaan LK yakni;
1) Coverage Tahun Anggaran pemeriksaan Kinerja masih termasuk
coverage Tahun Anggaran Pemeriksaan LK.
Contoh, Pemeriksaan Kinerja Program ABC yang menggunakan
anggaran Tahun 2014 di Pemda Y; maka coverage Pemeriksaan
kinerja tersebut masih termasuk dalam coverage pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemda Y untuk Tahun Anggaran 2014.
2) Faktor 3E yang menjadi perhatian ("temuan") di LHP Kinerja yang
dapat dihubungkan dengan asersi laporan keuangan entitas.
Contoh program XYZ di suatu entitas Pemda membutuhkan input
sejumlah aset A. Aset A tersebut dapat tersedia di suplier B seharga
Rp100.000.000,00 dengan cara pembayaran, kualitas, dan layanan
purnajual yang sama, Aset A juga tersedia di suplier C seharga
Rp90.000.000,00. Jika entitas membeli Aset A di suplier B, maka
dikatakan entitas tersebut telah melakukan pemborosan atau
ketidakekonomisan sebesar Rp10.000.000,00. Maka nilai
ketidakekonomisan tersebut dapat menjadi bahan evaluasi untuk
dihubungkan dengan asersi aset di entitas kementerian tersebut.
3) Kelemahan SPI yang dapat berpengaruh pada keandalan atau
kewajaran suatu siklus atau akun dalam Laporan Keuangan.
Seringkali pada saat melakukan pemeriksaan kinerja suatu program di
entitas pemerintah, tim pemeriksa juga melihat keandalan SPI entitas
tersebut untuk melaksanakan programnya. Sepanjang kelemahan SPI
untuk program tersebut dapat dihubungkan dengan keandalan suatu
siklus atau akun di dalam laporan keuangan, maka kelemahan SPI ini
dapat dipertimbangkan.
II. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-Undangan. Laporan ini memuat:
a. Resume Laporan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap
Peraturan Perundang-Undangan;
b. Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap
Peraturan Perundang-Undangan; dan
c. Ikhtisar Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Keuangan sebelumnya.
III. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Aspek Kinerja Tertentu …… dalam Laporan
Keuangan. (agar disesuaikan dengan penugasan terkait aspek kinerja yang
diperiksa).
Laporan ini memuat:
a. Resume Laporan Hasil Pemeriksaan atas Aspek Kinerja dalam Laporan
Keuangan; dan
b. Hasil Pemeriksaan atas Hasil Pemeriksaan atas Pengungkapan Aspek Kinerja
dalam Laporan Keuangan.
2. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah (Kabupaten/Kota
Kementerian/Lembaga/ ……………) Tahun 20xx berpedoman pada SPKN yang
ditetapkan dengan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2017.
3. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah (Provinsi/Kabupaten/Kota
……………) Tahun 20xx bertujuan untuk memberikan opini atas kewajaran Laporan
Keuangan Pemerintah (Provinsi/Kabupaten/Kota/Kementerian/Lembaga/ ……………)
Tahun 20xx yang didasarkan pada kriteria:
a. kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;
b. kecukupan pengungkapan (adequate disclosures);
c. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; dan
d. efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
4. Entitas yang Diperiksa
Pemeriksaan dilakukan pada Pemerintah (Provinsi/Kabupaten/Kota ……………) yang
memiliki …. SKPD.
5. Lingkup Pemeriksaan
Lingkup pemeriksaan adalah Laporan Keuangan Pemerintah
(Provinsi/Kabupaten/Kota ……………) yang terdiri dari:
a. Neraca per 31 Desember 20xx;
b. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
c. Laporan Operasional (LO);
d. Laporan Arus Kas (LAK);
e. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL);
f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); dan
g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Pengujian atas laporan keuangan tersebut di atas meliputi:
a. Kewajaran penyajian saldo akun dalam Neraca dan Laporan Perubahan SAL per
31 Desember 20xx;
b. Kewajaran penyajian saldo akun dan transaksi pada Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Operasional dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir sampai
dengan 31 Desember 20xx;
c. Kewajaran penyajian saldo akun dan transaksi pada Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas untuk periode yang berakhir sampai dengan 31
Desember 20xx;
d. Kecukupan pengungkapan informasi keuangan pada Catatan Atas Laporan
Keuangan;
e. Konsistensi penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan LKPD;
f. Efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern termasuk
pertimbangan hasil pemeriksaan sebelumnya yang terkait dengan penyajian dan
pengungkapan akun-akun dalam laporan keuangan; dan
g. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait pengelolaan
keuangan daerah dalam rangka penyusunan LKPD.
6. Metodologi Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan selama xx hari mulai tanggal ……… 20xx s.d. ………….. 20xx
berdasarkan Surat Tugas Nomor ………….. tanggal …………20xx.
8. Batasan Pemeriksaan
Semua informasi yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan tanggung jawab
manajemen. Oleh karena itu, BPK tidak bertanggung jawab terhadap salah
interpretasi dan kemungkinan pengaruh atas informasi yang tidak diberikan baik yang
sengaja maupun tidak disengaja oleh manajemen.
Pemeriksaan BPK meliputi prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya kesalahan dan salah saji yang
berpengaruh material terhadap laporan keuangan. Pemeriksaan BPK tidak ditujukan
untuk menemukan kesalahan atau penyimpangan. Walaupun demikian, jika dari hasil
pemeriksaan ditemukan penyimpangan, akan diungkapkan.
Dalam melaksanakan pemeriksaan, BPK juga menyadari kemungkinan adanya
perbuatan-perbuatan melanggar hukum yang timbul. Namun pemeriksaan BPK tidak
memberikan jaminan bahwa semua tindakan melanggar hukum akan terdeteksi dan
hanya memberikan jaminan yang wajar bahwa tindakan melanggar hukum yang
berpengaruh secara langsung dan material terhadap angka-angka dalam laporan
keuangan akan terdeteksi. BPK akan menginformasikan bila ada perbuatan-perbuatan
melanggar hukum atau kesalahan/penyimpangan material yang ditemukan selama
pemeriksaan.
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI ..............…………………………………………………. i
DAFTAR TABEL ..............…………………………………………………......
DAFTAR LAMPIRAN…………………………….....……............................
RESUME HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDAL IAN
INTERN DAN KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN ............................................................................................
BAB I HASIL PEMERIKSAAN
A. Penyusunan Laporan Keuangan
1. [ judul temuan pemeriksaan ]................................................................
2. dst.. ...................................................................................................
B. Pendapatan
1. [ judul temuan pemeriksaan ................................................................
2. [ judul temuan pemeriksaan ] ..............................................................
3. dst.. ...................................................................................................
C. Belanja
D. Pembiayaan
E. Aset
F. Kewajiban
LAMPIRAN
.............................
[ Uraian kondisi ]
[ Uraian kriteria ]
[ Uraian akibat ]
[ Uraian sebab ]
[ Uraian Komentar Instansi ]
[ Uraian rekomendasi jika ada ]
B. Pendapatan
[ Uraian kondisi ]
[ Uraian kriteria ]
[ Uraian akibat ]
Badan Pemeriksa Keuangan, berdasarkan Undang Nomor 15 Tahun 2006 dan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004, telah melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan [nama Pemda] Tahun
20XX, yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Berdasarkan surat BPK Nomor [nomor surat keluar penyampaian], BPK telah menyampaikan
Laporan Hasil Pemeriksaan Nomor [nomor laporan opini], [nomor laporan SPI dan Kepatuhan]
masing-masing tertanggal [tanggal laporan].
Selain permasalahan yang diungkap dalam laporan hasil pemeriksaan dimaksud, terdapat ......
permasalahan yang tidak signifikan namun perlu diperbaiki beserta rekomendasinya, sebagaimana
terlampir.
Atas perhatian dan kerjasama [Pimpinan Entitas], kami ucapkan terima kasih.
[Nama Kalan]
[NIP]
Tembusan Yth. :
1. Tortama .....
2. Inspektur ....
MANAGEMENT LETTER
PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA [NAMA]
TAHUN 20XX
2
dst
GUIDELINE
TINGKAT KOMPLEKSITAS AKUN PADA PEMERIKSAAN LKPD
Persediaan Rendah
BebanTransfer Rendah
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
1 Pendapatan yang Kelengkapan LRA: Ketidaksesuaian Pada prinsipnya semua pendapatan dan belanja APBD
digunakan langsung tanpa Pendapatan dengan SAP dilaporkan dalam LRA.
melalui APBD/LRA retribusi, Jika nilai yang dikelola di luar APBD sudah
(misalnya pendapatan Belanja diadministrasikan dan dipertanggungjawabkan secara tertib
yang berasal dari Pajak, Barang/Jasa serta pemeriksa dapat menguji bukti-bukti, maka :
Retribusi, dan atau LO: Jika nilainya lebih kecil dari 50% PM setelah revisi, maka
Pendapatan Lainnya) Pendapatan cukup dapat dipertimbangkan diungkapkan dalam CaLK
Operasional tanpa mempengaruhi opini.
dan Beban
Operasional Jika nilainya melebihi 50% dari PM setelah revisi,
dipertimbangkan untuk mempengaruhi opini.
2 Permasalahan kas tekor. • Keberadaan Neraca: Ketidaksesuaian • Permasalahan kas tekor mencakup Kas Tekor yang
Kas tekor yang disajikan • Penyajian • Kas; atau dengan SAP terjadi Tahun Lalu dan Kas Tekor yang terjadi pada
dalam akun Kas, ataupun • Penilaian • Piutang; atau Tahun Berjalan
telah dilakukan reklasifikasi • Aset Lainnya • Untuk Kas Tekor yang terjadi Tahun Lalu, terdapat 3
ke akun Piutang atau Aset (tiga) perlakuan:
Lainnya.
1
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
a. Jika sudah terbit SKTJM bendahara atau penetapan
majelis/ peradilan yang menyebut dengan jelas pihak
yang dibebani dan nilai piutangnya, maka disajikan
pada akun Piutang pada kelompok Aset Lancar atau
Aset Lainnya (lihat Bultek 16 tentang Akuntansi
Piutang Berbasis Akrual), dengan melakukan koreksi
terhadap penggunaan SiLPA tahun lalu pada LRA.
Dalam hal SKTJM bendahara jumlahnya lebih kecil
daripada kas tekor maka SKTJM bendahara tersebut
ditolak dan tidak dapat diakui sebagai piutang,
sehingga hal tersebut dapat dipertimbangkan untuk
berpengaruh terhadap opini. Dalam hal penetapan
pengadilan jumlahnya lebih kecil daripada jumlah kas
tekor, selisih tersebut disajikan dalam Akun Aset
Lain-lain kelompok Aset Lainnya.
b. Jika sudah dalam proses majelis atau peradilan
namun belum terbit penetapan majelis/peradilan,
maka sajikan di akun aset lain-lain kelompok aset
lainnya, dengan melakukan koreksi penggunaan
SiLPA tahun lalu pada LRA dan diungkap dalam
CALK. Angka yang disajikan pada akun aset lain-lain
adalah sebesar nilai kas tekor. Apabila jumlah yang
dapat dikembalikan/tertagih sudah dapat dipastikan
misal adanya nilai maksimal penjaminan oleh LPS
2
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
dalam kasus kas tekor terjadi karena kebangkrutan
bank tempat kas daerah ditempatkan, maka angka
yang disajikan pada akun Piutang adalah sebesar
nilai yang diperkirakan dapat tertagih, sedangkan
sisanya disajikan pada akun aset lain-lain kelompok
aset lainnya.
c. Jika belum ada SKTJM maupun belum diproses
majelis atau peradilan, maka sesuai Bultek No. 14
Akuntansi Kas dan Bultek No.20 Akuntansi Kerugian
Negara/Daerah, pemeriksa mengusulkan koreksi
kepada pemda untuk mereklas ke aset lainnya
dengan terlebih dahulu melengkapi bukti memorial
yang diperlukan. Apabila koreksi tidak diterima oleh
pemda dan nilainya material, maka dapat
dipertimbangkan mempengaruhi opini.
3
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
b. Namun demikian, apabila ketekoran kas tersebut
bersifat sistemik dan masif, jika material tetap dapat
dipertimbangkan berdampak terhadap opini
(misstatement), meskipun telah disetor kembali
secara keseluruhan.
c. Jika permasalahan kas tekor tersebut belum disetor
kembali secara keseluruhan, maka mendasarkan
Bultek 14 Akuntansi Kas dan Bultek 20 Akuntansi
Kerugian Negara/Daerah, pemeriksa mengusulkan
koreksi kepada pemda untuk mereklas ke aset
lainnya dengan terlebih dahulu melengkapi bukti
memorial yang diperlukan. Apabila koreksi tidak
diterima oleh pemda dan nilainya material maka
dapat dipertimbangkan mempengaruhi opini.
Jika pemda telah mereklas ke akun aset lainnya,
pemeriksa perlu mencermati ada atau tidaknya
indikasi fraud. Dalam hal indikasi fraud ditemukan
maka dapat dipertimbangkan mempengaruhi opini
dengan memperhatikan nilai TM atas akun aset
lainnya.
• Pemeriksa mempertimbangkan batas materialitas terkait
permasalahan kas tekor adalah sebesar TM, jika
meyakini adanya fraud.
4
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
3 Perbedaan penyajian/ • Kelengkapan Neraca: Pembatasan • Pemeriksa perlu mempertimbangkan untuk melakukan
pelaporan penyertaan • Hak dan Investasi lingkup prosedur alternatif untuk menguji kewajaran saldo
modal pemda yang kewajiban Permanen penyertaan modal tersebut.
disebabkan • Penilaian • Jika dari hasil pelaksanaan prosedur alternatif pemeriksa
ketidaksesuaian dapat meyakini kewajaran nilai Investasi Permanen,
antara Neraca Pemda maka dapat dipertimbangkan tidak berdampak pada
dengan Neraca BUMD opini.
(LK BUMD). • Jika tidak dapat dilakukan prosedur alternatif atau dapat
dilakukan prosedur alternatif tetapi tidak memadai
sehingga kewajaran saldo Investasi Permanen tersebut
tidak dapat ditentukan, maka jika berdampak material
dapat dipertimbangkan mempengaruhi opini karena
pembatasan lingkup.
• Batas materialitas untuk permasalahan ini dapat
dipertimbangkan maksimal 50% PM.
4 Penyertaan modal pemda • Keberadaan Neraca: Pembatasan • Keberadaan penyertaan modal pemerintah daerah
pada BUMD berbentuk • Hak dan Investasi Lingkung dalam bentuk PD harus didukung dengan perda
Perusahaan Daerah (PD) kewajiban Permanen pendirian jika PD tersebut hanya dimiliki oleh satu pemda
tidak ada Perda Pendirian, • Kelengkapan tersebut.
penyertaan Pemda pada • Keberadaan penyertaan modal pemerintah daerah pada
BUMD atau perusahaan BUMD atau perusahaan lainnya berbentuk PT harus
lainnya berbentuk didukung dengan dokumen legalitas pendirian (Akta
Perseroan Terbatas (PT) Notaris, Anggaran Dasar, Pengesahan dari pihak
tidak memiliki dokumen berwenang).
legalitas pendirian atau
penyertaan modal pemda
5
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
belum disertai dengan bukti • Dengan demikian, dalam kondisi penyertaan modal
kepemilikan. tanpa perda pendirian pada PD yang hanya dimiliki oleh
satu pemda, atau penyertaan pada BUMD/perusahaan
lainnya berbentuk PT yang tidak memiliki dokumen
legalitas pendiriannya, maka jika berdampak material
dapat dipertimbangkan mempengaruhi opini karena
pembatasan lingkup. Hal ini mengingat keberadaan
perda pendirian PD ataupun dokumen legalitas pendirian
BUMD/perusahaan lainnya berbentuk PT merupakan
sesuatu hal yang sangat signifikan dalam menentukan
eksistensi penyertaan modal pemerintah daerah tersebut
secara hukum/legal.
• Terkait dengan penyetoran penyertaan modal berikutnya
dalam batas tidak melampaui jumlahnya yang ditetapkan
dalam Perda Pendirian yang di dalamnya mengatur
Anggaran Dasar, ketiadaan bukti kepemilikan (misalnya
lembar saham) tidak serta merta dianggap sebagai
pembatasan lingkup pemeriksaan. Pemeriksa perlu
mempertimbangkan untuk melakukan prosedur alternatif
untuk menguji kewajaran saldo penyertaan modal
tersebut.
• Jika berdasarkan prosedur alternatif yang memadai
diyakini kewajaran nilai Investasi Permanen tersebut,
Pemeriksa dapat mempertimbangkan ketiadaan bukti
pendukung penyetoran modal berikutnya (di luar
penyertaan untuk pendirian) tidak berdampak pada opini.
6
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
• Namun sebaliknya, jika tidak dapat dilakukan prosedur
alternatif atau dapat dilakukan prosedur alternatif tetapi
tidak memadai sehingga kewajaran saldo Investasi
Permanen tersebut tidak dapat ditentukan, ketiadaan
bukti pendukung penyetoran modal berikutnya (di luar
penyertaan untuk pendirian) tersebut jika berdampak
material dapat dipertimbangkan mempengaruhi opini
karena pembatasan lingkup.
• Penyertaan modal pemda yang melampaui batas yang
ditetapkan dalam Perda Pendirian/Anggaran Dasar
harus didukung dengan Perda Penambahan Penyertaan
Modal/Anggaran Dasar dan pengesahan dari pejabat
yang berwenang. Jika dukungan dokumen tersebut tidak
ada, maka tidak serta merta dianggap sebagai
pembatasan lingkup pemeriksaan. Pemeriksa perlu
mempertimbangkan untuk melakukan prosedur alternatif
untuk melakkan prosedur alternatif unuk menguji
kewarajan saldo penyertaan modal tersebut.
• Jika tidak dapat dilakukan prosedur alternatif' atau dapat
dilakukan prosedur alternatif tetapi tidak memadai
sehingga kewajaran saldo Investasi Permanen tersebut
tidak dapat ditentukan dan berdampak material,
dipertimbangkan mempengaruhi opini karena
pembatasan lingkup.
• Batas materialitas untuk permasalahan ini dapat
dipertimbangkan maksimal 50% (lima puluh persen) PM
setelah revisi.
7
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
5 Metode Pencatatan • Kelengkapan Neraca: • Ketidaksesuaian • Menurut Lampiran I.07 PSAP 06 paragraf 36 dan 37,
Penyertaan Modal • Hak dan Investasi dengan SAP metode pencatatan penyertaan modal pemda yang lebih
Pemda yang lebih dari kewajiban Permanen • Pembatasan dari 20% dilakukan dengan menggunakan metode
20%. • Penilaian lingkup ekuitas. Penggunaan metode ekuitas tersebut akan lebih
valid jika didasarkan pada informasi LK BUMD terkait
yang sudah diaudit.
• Dalam kondisi LK BUMD terkait belum diaudit, tidak serta
merta dianggap sebagai pembatasan lingkup
pemeriksaan. Pemeriksa perlu mempertimbangkan
untuk melakukan prosedur alternatif untuk menguji
kewajaran saldo penyertaan modal tersebut.
• Kondisi tersebut dapat dipertimbangkan tidak berdampak
pada opini jika berdasarkan prosedur alternatif yang
memadai diyakini kewajaran nilai Investasi Permanen
tersebut. Misalnya, BUMD memiliki saldo ekuitas dalam
neraca unaudited negatif. Jika pemeriksa meyakini
bahwa kalaupun dilakukan pemeriksaan maka saldo
ekuitas tersebut tidak akan mencapai positif, maka nilai
penyertaan modal pemda pada BUMD tersebut dapat
diyakini kewajarannya yakni maksimal sebesar nihil.
• Namun sebaliknya, jika kondisi LK BUMD terkait telah
diaudit atau diaudit tetapi hasil opininya bukan wajar
tanpa pengecualian (WTP), dapat dipertimbangkan
berdampak pada opini karena pembatasan lingkup jika
tidak dapat dilakukan prosedur alternatif atau dapat
dilakukan prosedur alternatif tetapi tidak memadai,
8
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
sehingga kewajaran saldo Investasi Permanen tersebut
tidak dapat ditentukan.
• Batas materialitas untuk permasalahan ini dapat
dipertimbangkan maksimal 50% (lima puluh persen) PM.
6 Pemberlakuan aturan Penilaian Neraca: • Ketidak sesuaian • Menurut Bultek SAP Nomor 7 penyajian dana bergulir
mengenai penyisihan Investasi dengan SAP adalah sebesar NRV atau nilai bersih yang dapat
piutang terhadap Dana Permanen • Pembatasan direalisasikan. NRV diperoleh dengan mengurangkan
Bergulir. LO: Lingkup perkiraan dana bergulir tidak tertagih dari dana bergulir
Beban Lain-lain yang dicatat sebesar harga perolehan ditambah
Penyisihan dana pendapatan.
bergulir • Jika pemda belum menerapkan kebijakan tentang NRV
(belum memiliki kebijakan aging schedule), tetapi telah
mengungkapkan kondisi tersebut dalam CaLK, maka:
Jika berdasarkan prosedur alternatif dapat diyakini
kewajaran nilai dana bergulir tersebut, maka dapat
dipertimbangkan tidak berdampak pada opini.
Pelaksanaan prosedur alternatif tersebut diantaranya
dengan melihat kondisi apakah dana bergulir
tersebut ada yang macet (tidak tertagih)
atau tidak.
Jika tidak dapat dilakukan prosedur alternatif atau
dapat dilakukan prosedur alternatif tetapi tidak
memadai sehingga kewajaran saldo dana bergulir
tersebut tidak dapat ditentukan, maka jika
berdampak material dapat dipertimbangkan
mempengaruhi opini karena pembatasan lingkup.
9
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
• Jika Pemda telah menetapkan kebijakan akuntansi
penyisihan piutang dana bergulir, tetapi tidak
menerapkan, maka jika berdampak material dapat
dipertimbangkan mempengaruhi opini (misstatement).
• Batas materialitas untuk permasalahan ini dapat
dipertimbangkan maksimal 50% PM setelah revisi.
7 Pemda baru menyajikan Neraca: Ketidaksesuaian a. Jika diperoleh nilai pada saat neraca awal, Auditor
Penilaian
pada tahun berjalan nilai Aset Tetap dengan SAP mengusulkan Pemda untuk melakukan koreksi;
aset tetap yang sudah Akumulasi b. Penilaian atas aset yang telah lama dimiliki dan tidak
diperoleh/dikuasai Penyusutan diketahui biaya perolehannya mengacu pada BULTEK
sebelum neraca awal, PSAP No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal
dengan menggunakan nilai LPE: Pemerintah Daerah
saat penyajian bukan nilai Koreksi Nilai c. Batas dampak materialitas untuk permasalahan ini
saat perolehan Aset Tetap dipertimbangkan maksimal 50% PM setelah revisi.
LO:
Beban
Penyusutan
8 Penyajian Aset Tetap yang Penilaian Neraca: Pembatasan a. Ketidaksesuaian penyajian jumlah Aset Tetap yang
diperoleh sebelum dan Aset Tetap Lingkup diperoleh sebelum tanggal Neraca Awal menurut
sesudah tanggal Neraca Akumulasi berbagai sumber data dan penyajian nilai Aset Tetap
Awal dengan nilai Rp1,00 Penyusutan yang diperoleh sampai dengan tanggal Neraca awal
sebesar Rp1,00 tidak serta merta diperlakukan sebagai
LPE: pembatasan lingkup, tetapi perlu dilakukan prosedur
Koreksi Nilai alternatif untuk meyakinkan saldo Aset Tetap yang
Aset Tetap diperoleh sampai dengan tanggal Neraca Awal tersebut
10
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
LO: b. Jika dari hasil pelaksanaan prosedur alternatif
Beban pemeriksa yakin kewajaran aset tetap yang diperoleh
Penyusutan sebelum tanggal neraca, maka dapat dipertimbangkan
tidak berdampak pada opini
c. Namun, jika tidak dapat dilakukan prosedur alternatif
atau prosedur alternatif dapat dilakukan tetapi tidak
memadai sehingga pemeriksa tidak dapat
menyimpulkan tingkat kewajarannya dan apabila
berdampak material, dipertimbangkan mempengaruhi
opini karena pembatasan lingkup atas bagian nilai :yang
tidak dapat diyakini kewajarannya.
d. Batas dampak materialitas untuk perrnasalahan ini
dipertirnbanqkan maksimal 50% PM setelah revisi.
9 Saldo aset tetap tidak • Eksistensi Neraca: Pembatasan Untuk aset tetap, pemeriksa dapat memberikan
didukung rincian data yang Aset tetap Lingkup pertimbangan materialitas 50% PM setelah revisi. Aset tetap
• Kelengkapan
mernadai. Akumulasi biasanya merupakan nilai yang dominan dibanding aset
• Penilaian Penyusutan lainnya. Sehingga secara proporsi dapat menjadi pervasive
Pemeriksa tidak dapat Ekuitas (sangat material), sehingga mungkin dapat mengakibatkan
menjalankan prosedur • Hak dan
opini TMP.
audit untuk meyakini asersi kewajiban
LO:
manajemen. • Penyajian dan Beban
pengungkapan Penyusutan
11
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
10 Penyajian Aset Penilaian Neraca: Ketidaksesuaian • Pemerintah daerah harus menerapkan
Tetap/Piutang yang belum Aset Tetap, dengan SAP penyusutan/amortisasi/penyisihan untuk Aset
menerapkan Ekuitas Tetap/Piutang/ sesuai dengan Lampiran I PSAP 07
penyusutan/amortisasi/ Paragraf 52 yang menyatakan bahwa Aset tetap
penyisihan. LO: disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap
Beban tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.
Penyusutan • Apabila Pemda tidak menerapkan penyusutan,
pemeriksa harus menilai dampaknya terhadap penyajian
Aset Tetap tersebut, jika berdampak material dapat
dipertimbangkan mempengaruhi opini (misstatetement)
dengan batas materialitas sebesar 50% PM setelah
revisi.
11 Pembayaran belanja LRA: Ketidak sesuaian • Permasalahan ini merupakan ketidakpatuhan terhadap
• Keterjadian
pegawai tidak sesuai/ Belanja Pegawai dengan SAP peraturan perundang-undangan yang berdampak pada
melebihi ketentuan • Hak dan salah saji dalam LK.
Misalnya: kewajiban • Pemeriksa perlu mempertimbangkan penyebab
LO:
• Kelebihan tarif, terjadinya permasalahan tersebut, apakah terdapat
Beban Pegawai
• Belanja pegawai fiktif, unsur fraud atau tidak. Jika pemeriksa yakin terdapat
• Belanja pegawai tidak unsur fraud maka batas materialitas dapat ditetapkan
sah sebesar TM. Sebaliknya apabila pemeriksa tidak dapat
meyakini adanya unsur fraud maka pemeriksa dapat
menggunakan batas materialitas maksimal 50% PM
setelah Revisi.
• Jika material dan belum tercermin secara memadai
dalam laporan keuangan (belum dilakukan
pengembalian kelebihan pembayaran dan/atau belum di
12
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
terbitkan SKTJM/SK Pembebanan sebelum tanggal LHP
dan belum diungkapkan dalam CaLK), maka dapat
dikualifikasikan pada opini (misstatement).
• Jika material (melebihi TM) dan sudah tercermin secara
memadai dalam laporan keuangan, tetapi permasalahan
tersebut bersifat sistemik dan massive, maka dapat
dipertimbangkan tetap berdampak pada opini
(misstatement).
• Jika material (melebihi TM) dan sudah tercermin secara
memadai dalam laporan keuangan, serta bukan
merupakan permasalahan yang bersifat sistemik dan
masif, maka dipertimbangkan tidak berdampak pada
opini.
12 Kegiatan pengadaan Keterjadian LRA: Ketidaksesuaian • Permasalahan ini merupakan ketidakpatuhan terhadap
barang dan jasa tidak • Belanja dengan SAP peraturan perundang-undangan yang berdampak pada
sesuai ketentuan Barang dan salah saji dalam LK.
Jasa • Pemeriksa perlu mempertimbangkan penyebab
Misalnya: Kelebihan • Belanja terjadinya permasalahan tersebut, apakah terdapat
pembayaran karena Modal unsur fraud atau tidak. Jika pemeriksa yakin terdapat
kekurangan volume dan unsur fraud maka batas materialitas dapat ditetapkan
pemahalan (mark up) sebesar TM. Sebaliknya apabila pemeriksa tidak dapat
meyakini adanya unsur fraud maka pemeriksa dapat
menggunakan batas materialitas maksimal 50% PM
setelah Revisi.
13
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
• Jika material dan belum tercermin secara memadai
dalam laporan keuangan (belum dilakukan
pengembalian kelebihan pembayaran dan/atau belum di
terbitkan SKTJM/SK Pembebanan sebelum tanggal LHP
dan belum diungkapkan dalam CaLK), maka dapat
dikualifikasikan pada opini (misstatement).
• Jika material (melebihi TM) dan sudah tercermin secara
memadai dalam laporan keuangan, tetapi permasalahan
tersebut bersifat sistemik dan massive, maka dapat
dipertimbangkan tetap berdampak pada opini
(misstatement).
• Jika material (melebihi TM) dan sudah tercermin secara
memadai dalam laporan keuangan, serta bukan
merupakan permasalahan yang bersifat sistemik dan
massive, maka dipertimbangkan tidak berdampak pada
opini.
13 Pembayaran belanja Keterjadian LRA: Ketidaksesuaian • Permasalahan ini merupakan ketidakpatuhan terhadap
barang dan jasa tidak Belanja Barang dengan SAP peraturan perundang-undangan yang berdampak pada
sesuai/melebihi ketentuan dan Jasa salah saji dalam LK.
LO: • Pemeriksa perlu mempertimbangkan penyebab
Misalnya: Belanja Beban Perjalan terjadinya permasalahan tersebut, apakah terdapat
perjalanan dinas fiktif/ Dinas/Beban unsur fraud atau tidak. Jika pemeriksa yakin terdapat
belanja material/belanja Persediaan/Beb unsur fraud maka batas materialitas dapat ditetapkan
pemeliharaan fiktif atau an pemeliharaan sebesar TM. Sebaliknya apabila pemeriksa tidak dapat
perjalanan dinas ganda meyakini adanya unsur fraud maka pemeriksa dapat
atau kelebihan tarif
14
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
menggunakan batas materialitas maksimal 50% PM
setelah Revisi.
• Jika material dan belum tercermin secara memadai
dalam laporan keuangan (belum dilakukan
pengembalian kelebihan pembayaran dan/atau belum di
terbitkan SKTJM/SK Pembebanan sebelum tanggal LHP
dan belum diungkapkan dalam CaLK), maka dapat
dikualifikasikan pada opini (misstatement).
• Jika material (melebihi TM) dan sudah tercermin secara
memadai dalam laporan keuangan, tetapi permasalahan
tersebut bersifat sistemik dan massive, maka dapat
dipertimbangkan tetap berdampak pada opini
(misstatement).
14 Permasalahan klasifikasi Penyajian dan LRA: Ketidaksesuaian Jika hibah/bantuan sosial dalam bentuk barang dianggarkan
belanja barang, belanja Pengungkapan Belanja dengan SAP dan dalam belanja barang dan penyajian LRA dan LO telah
sosial dan hibah Barang/Jasa, atau pembatasan dikonversi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (2)
Belanja lingkup dan pasal 21 ayat (1) Permendagri No 32 Tahun 2011 dan
Bantuan Sosial perubahannya, dipertimbangkan tidak mempengaruhi opini,
dan Belanja sepanjang sifat dari pembelian barang tersebut adalah
Hibah untuk diberikan kepada masyarakat.
Namun jika belanja barang digunakan untuk hibah dalam
LO: bentuk tunai, dipertimbangkan mempengaruhi opini,
Beban dengan pertimbangan materialitas sebesar 50% dari PM
Operasional: setelah revisi. Sedangkan apabila Pemda tidak melakukan
konversi dalam penyajian realisasi belanja barang/jasa
tersebut maka pemeriksa mengusulkan koreksi/reklasifikasi
15
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
Beban dan apabila usulan koreksi/reklasifikasi tidak diterima dan
Persediaan, atau data tidak tersedia, maka dipertimbangkan
Beban Jasa, mempengaruhi opini dengan pertimbangan materialitas
sebesar 50% dari PM setelah revisi.
15 Laporan pertanggung- • Keterjadian • LRA: • Ketidaksesuaian • Permasalahan ini merupakan ketidakpatuhan terhadap
jawaban penggunaan • Penilaian Belanja dengan SAP peraturan perundang-undangan yang berdampak pada
belanja bantuan sosial dan Bantuan • Pembatasan salah saji dalam LK.
belanja hibah tidak ada Sosial dan Lingkup • Belanja Bansos:
Belanja Hibah Berdasarkan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011
dan perubahannya, pertanggungjawaban
• LO: penyaluran bansos dari Pemda berupa usulan dari
Beban penerima, keputusan kepala daerah tentang
penetapan daftar penerima bansos, pakta integritas
dan bukti transfer/penyerahan uang.
Apabila tidak ada pertanggungjawaban, maka tidak
serta merta diperlakukan sebagai pembatasan
lingkup, tetapi perlu dilakukan prosedur alternatif
untuk meyakinkan ada tidaknya penyaluran bansos
fiktif, salah sasaran, atau penggunaan yang tidak
sesuai proposal.
Apabila setelah dilakukan prosedur alternatif diyakini
terdapat penyaluran bansos fiktif, salah sasaran,
atau penggunaan yang tidak sesuai proposal yang
berindikasi fraud dan bersifat sistemik, maka jika
material dapat dipertimbangkan mempengaruhi opini
16
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
(misstatement) dengan batas materialitas sebesar
TM.
Apabila tidak dapat dilakukan prosedur alternatif
atau dapat dilakukan prosedur alternatif tetapi tidak
memadai, maka jika dampaknya material dapat
dipertimbangkan mempengaruhi opini (pembatasan
lingkup) dengan batas materialitas 50% PM setelah
revisi.
• Belanja Hibah
Berdasarkan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011
dan perubahannya, pertanggungjawaban
penyaluran bansos dari Pemda berupa usulan dari
penerima, keputusan kepala daerah tentang
penetapan daftar penerima bansos, NPHD, pakta
integritas dan bukti transfer/penyerahan uang.
Apabila tidak ada pertanggungjawaban, maka tidak
serta merta diperlakukan sebagai pembatasan
lingkup, tetapi perlu dilakukan prosedur alternatif
untuk meyakinkan ada tidaknya penyaluran bansos
fiktif, salah sasaran, atau penggunaan yang tidak
sesuai proposal.
17
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
Apabila setelah dilakukan prosedur alternatif diyakini
terdapat penyaluran bansos fiktif, salah sasaran,
atau penggunaan yang tidak sesuai proposal yang
berindikasi fraud dan bersifat sistemik, maka jika
material dapat dipertimbangkan mempengaruhi opini
(misstatement) dengan batas materialitas sebesar
TM.
Apabila tidak dapat dilakukan prosedur alternatif atau
dapat dilakukan prosedur alternatif tetapi tidak
memadai, maka jika dampaknya material dapat
dipertimbangkan mempengaruhi opini (pembatasan
lingkup) dengan batas materialitas 50% PM setelah
revisi.
16 SPJ belum lengkap di • Keterjadian • LRA: • Ketidaksesuaian • Permasalahan ini merupakan ketidakpatuhan terhadap
Bendahara Pengeluaran • Penilaian Belanja dengan SAP. peraturan perundang-undangan yang berdampak pada
• Pembatasan salah saji dalam LK. Namun, mengacu pada SAP hal
• LO: lingkup. tersebut tidak dapat dilakukan koreksi;
• Beban • Apabila tidak ada SPJ pada Bendahara Pengeluaran
berupa bukti pengeluaran yang lengkap dan sah, maka
tidak serta merta diperlakukan sebagai pembatasan
lingkup, tetapi perlu dilakukan prosedur alternatif untuk
meyakinkan realisasi belanja tersebut.
18
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
• Apabila setelah dilakukan prosedur alternatif diyakini
terdapat pengeluaran tidak sesuai ketentuan yang
berindikasi fraud dan bersifat sistemik, maka jika material
dapat dipertimbangkan mempengaruhi opini
(misstatement) dengan batas materialitas sebesar TM.
• Apabila tidak dapat dilakukan prosedur alternatif atau
dapat dilakukan prosedur alternatif tetapi tidak memadai,
maka jika dampaknya material dapat dipertimbangkan
mempengaruhi opini (pembatasan lingkup) dengan batas
materialitas sebesar 50% PM setelah revisi.
• SPJ yang dapat dipertimbangkan untuk menilai
kewajaran pengeluaran adalah SPJ yang diperoleh
sampai dengan akhir pemeriksaan lapangan.
17 Kesalahan klasifikasi • Penyajian dan LRA: Ketidaksesuaian • Pemeriksa perlu mempertimbangkan penyebab
belanja yang ditemukan pengungkapan Belanja dengan SAP ketidaksesuaian klasifikasi jenis belanja tersebut apakah
dalam pemeriksaan disebabkan dari kesalahan pada saat menganggarkan
LO: ataukah dari pengeluaran yang tidak sesuai
Misalnya ditemukan Beban peruntukannya.
adanya realisasi belanja • Terjadinya kesalahan pada saat menganggarkan dapat
barang/jasa untuk dilihat jika kesalahan klasifikasi terjadi sejak awal
pembelian aset tetap penganggaran (DPA) atas belanja terkait, sedangkan
(seharusnya belanja pengeluaran yang tidak sesuai peruntukkan terjadi
modal). manakala belanja direalisasikan tidak sesuai dengan
peruntukkan belanja yang tertera dalam dokumen
penganggaran.
19
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
• Pemeriksa harus menguji apakah kesalahan
penganggaran tersebut telah dikoreksi untuk penyajian
akun terkait di LO. Jika belum, pemeriksa harus
mengusulkan untuk dikoreksi. Jika koreksi yang
diusulkan ditolak, permasalahan ini dapat mempengaruhi
opini. Batas materialitas yang dipertimbangkan adalah
50% PM setelah revisi.
• Pemeriksa mempertimbangkan penentuan batas
materialitas sebesar 10% dari total belanja atas
kesalahan klasifikasi belanja yang disebabkan oleh
kesalahan pada saat menganggarkan jika
dipertimbangkan tidak ada risiko lain yang signifikan
terkait penyajian Aset Tetapnya dalam Neraca.
• Pemeriksa mempertimbangkan penentuan batas
materialitas maksimal sebesar 50% PM setelah revisi
untuk kesalahan klasifikasi belanja yang disebabkan oleh
pengeluaran yang tidak sesuai peruntukannya.
20
Pembatasan
Asersi Akun Lingkup/
No Masalah Pertimbangan Profesional
Terkait Terpengaruh Ketidaksesuaian
dengan SAP
18 Realisasi Pengeluaran • Penyajian LRA: Ketidaksesuaian Pada dasarnya setiap pengeluaran harus dilakukan melalui
yang tidak tersedia • Kelengkapan Belanja dengan SAP mekanisme APBD. Berdasarkan PP 58 Tahun 2005 bahwa
anggarannya • Hak dan LO: SKPD dilarang melakukan pengeluaran atas beban
(voorfinanciring) dan tidak Kewajiban Beban anggaran daerah untuk tujuan yang tidak tersedia
termasuk pengeluaran Penilaian anggaran, dan/atau yang tidak cukup tersedia anggarannya
yang mendesak dana atau dalam APBD. Pemeriksa harus menguji apakah terdapat
darurat indikasi fraud atas pelaksanaan belanja tersebut. Apabila
terdapat indikasi fraud menggunakan materialitas TM dan
apabila tidak terdapat indikasi fraud menggunakan batas
materialitas 50% PM setelah revisi.
21
LAMPIRAN IX.3 : KEPUTUSAN BPK-RI
NOMOR : /K/I-XIII.2/ /2020
TANGGAL : 2020
Masukan/
Kategori (Pembatasan
Pertimbangan Apakah Pertimbangan
Akun yang Asersi yang Lingkup atau
No Pokok Masalah Nilai profesional terhadap mempengaruhi dari Tim
terpengaruh terpengaruh Ketidaksesuaian
materialitas akun Review
dengan SAP)
Perwakilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kesimpulan:
• Jika jawaban atas kolom 8 seluruhnya adalah “tidak”, maka opininya adalah “wajar tanpa pengecualian (WTP)”;
• Jika jawaban atas kolom 8 ada yang “ya”, maka penentuan opini mengikuti langkah selanjutnya dalam lampiran 9.4
Penjelasan:
1. Kolom 1 diisi nomor urut;
2. Kolom 2 diisi judul temuan atau pokok masalah;
3. Kolom 3 diisi nilai dampak atau kemungkinan dampak suatu permasalahan terhadap akun atau LK. Dalam hal nilai dampak atau kemungkinan dampak
tidak dapat diukur, kolom ini tidak perlu diisi tetapi ditambahkan penjelasan di pertimbangan profesional (kolom 7) apakah kemungkinan dampak tsb dapat
menjadi material atau tidak;
4. Kolom 4 diisi akun yang terpengaruh (dapat lebih dari satu akun);
5. Kolom 5 diisi asersi yang terpengaruh (dapat lebih dari satu asersi). Jika tidak ada asersi yang dilanggar, dapat dikosongkan;
6. Kolom 6 diisi kategori pembatasan lingkup atau ketidaksesuaian dengan standar (pilih salah satu, jika tidak termasuk dalam kedua kategori tsb, bisa
dikosongkan, misalnya temuan administratif);
7. Kolom 7 diisi pertimbangan profesional pemeriksa terhadap materialitas, baik kuantitatif maupun kualitatif, pertimbangan apakah masuk dalam
pembatasan lingkup atau ketidaksesuaian dengan standar, dan pertimbangan lainnya yang dianggap perlu untuk menentukan apakah permasalahan tsb
berpengaruh terhadap kewajaran akun atau tidak;
8. Kolom 8 diisi “ya” jika berpengaruh terhadap kewajaran akun, atau “tidak” apabila tidak mempengaruhi kewajaran akun. Hal ini tergantung dengan
pertimbangan profesional yang dijelaskan pada kolom 7.
9. Kolom 9 diisi masukan/pertimbangan dari Tim Review Perwakilan (jika ada)
1 2 3 4 5 6
Total
Kesimpulan Opini :
Ditandangani oleh : Pemberi Tugas/Kalan, Penanggung Jawab, Wakil Penanggung Jawab, Pengendali Teknis, Ketua Tim
Catatan Paraf
Kepala Perwakilan
(Pemberi Tugas)
Penanggung Jawab
Wakil Penanggung
Jawab
Pengendali Teknis
Ketua Tim
Keterangan:
1. Kolom 1 diisi nomor urut;
2. Kolom 2 diisi temuan atau gabungan beberapa temuan yg mempunyai poko masalah yang sama;
3. Kolom 3 diisi akun yang terpengaruh;
4. Kolom 4 diisi nilai dampak terhadap salah saji, nilai salah saji atau kemungkinan dampak salah saji (atau potensi salah saji);
5. Kolom 5 diisi pertimbangan profesional penentuan opini dengan memperhatikan pervasiveness serta kejadian-kejadian penting yang berpengaruh
terhadap kewajaran LK;
6. Kolom 6 diisi kesimpulan opini berdasarkan pertimbangan profesional pada kolom 5.
CONTOH OPINI
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,
BPK telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota......, yang terdiri dari Neraca
tanggal 31 Desember 20XX, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai
untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan
pemeriksaan BPK. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik BPK, serta merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan tersebut bebas dari
kesalahan penyajian material.
Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung angka-angka dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Prosedur yang dipilih mendasarkan pada pertimbangan profesional pemeriksa, termasuk
penilaian risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko, Pemeriksa mempertimbangkan pengendalian intern
yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan Pemerintah
BPK yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat, sebagai dasar untuk
menyatakan opini BPK.
Opini
Menurut opini BPK, laporan keuangan yang disebut di atas, menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..... tanggal 31 Desember 20XX, dan
realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran lebih, operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga
melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor ..../LHP/XV/05/20XX tanggal
...Mei 20XX, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.
............................., CA
Register Negara Akuntan No ..........
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,
BPK telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota......, yang terdiri dari Neraca
tanggal 31 Desember 20XX, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai
untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan
pemeriksaan BPK. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik BPK, serta merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan tersebut bebas dari
kesalahan penyajian material .
BPK yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat, sebagai dasar untuk
menyatakan opini BPK.
Opini
Menurut opini BPK, laporan keuangan yang disebut di atas, menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..... tanggal 31 Desember 20XX, dan
realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran lebih, operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
BPK menekankan pada Catatan ...... atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang
menjelaskan bahwa pada TA 20XX terjadi perubahan struktur organisasi di lingkungan Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota ...... yang mengakibatkan perubahan jumlah laporan keuangan entitas akuntansi
pada TA 20XX dibandingkan jumlah laporan keuangan entitas pada TA 20XX. Opini BPK tidak dimodifikasi
sehubungan dengan hal tersebut.
Hal Lain
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota telah melakukan beberapa upaya perbaikan guna menindaklanjuti
rekomendasi BPK atas permasalahan selisih data piutang Pajak Bumi dan Bangunan yang terjadi pada
periode sebelumnya, dengan melakukan inventarisasi piutang PBB, melakukan rekonsiliasi data piutang
secara periodik, serta memperbaiki sistem dan prosedur pengelolaan piutang PBB.
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga
melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor ..../LHP/XV/05/20XX tanggal
...Mei 20XX, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.
............................., CA
Register Negara Akuntan No ........
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,
BPK telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota......, yang terdiri dari Neraca
tanggal 31 Desember 20XX, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai
untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan
pemeriksaan BPK. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik BPK, serta merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan tersebut bebas dari
kesalahan penyajian material .
Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung angka-angka dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Prosedur yang dipilih mendasarkan pada pertimbangan profesional Pemeriksa,
termasuk penilaian risiko kesalahan penyajian yang material dalam laporan keuangan, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko, Pemeriksa
mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan
keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... untuk merancang prosedur pemeriksaan yang tepat
sesuai dengan kondisi yang ada, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas efektivitas pengendalian
BPK yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat, sebagai dasar untuk
menyatakan opini BPK.
Opini
Menurut opini BPK, laporan keuangan yang disebut di atas, menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..... tanggal 31 Desember 20XX, dan
realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran lebih, operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Hal Lain
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga
melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor ..../LHP/XV/05/20XX tanggal
...Mei 20XX, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.
............................., CA
Register Negara Akuntan No ........
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,
BPK telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota......., yang terdiri dari
Neraca tanggal 31 Desember 20XX, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai
untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan
pemeriksaan BPK. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik BPK, serta merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan tersebut bebas dari
kesalahan penyajian material .
Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung angka-angka dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Prosedur yang dipilih mendasarkan pada pertimbangan profesional Pemeriksa,
termasuk penilaian risiko kesalahan penyajian yang material dalam laporan keuangan, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko, Pemeriksa
mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan
keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... untuk merancang prosedur pemeriksaan yang tepat
sesuai dengan kondisi yang ada, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas efektivitas pengendalian
intern Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... Pemeriksaan yang dilakukan BPK juga mencakup
BPK yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat, sebagai dasar untuk
menyatakan opini wajar dengan pengecualian.
Sebagaimana Diungkap dalam Catatan ...... dan lampiran 1.I.3 atas Laporan Keuangan, Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota ......... menyajikan nilai Aset Tetap per 31 Desember 20XX sebesar Rp1,27 triliun.
Dari nilai tersebut, diantaranya sebesar Rp234,66 milyar tidak didukung dengan rincian. Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota ...... telah memiliki kebijakan pencatatan, penyajian dan pengungkapan Aset
Tetap, namun belum dilaksanakan secara memadai. BPK tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang
cukup dan tepat tentang nilai tersebut, karena tidak tersedia data dan informasi pada satuan kerja terkait.
Sebagai akibatnya, BPK tidak dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap angka tersebut
di atas.
Menurut opini BPK, kecuali untuk dampak hal yang dijelaskan dalam paragraf dasar opini wajar dengan
pengecualian, laporan keuangan yang disebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..... tanggal 31 Desember 20XX, dan
realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran lebih, operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga
melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor ..../LHP/XV/05/20XX tanggal ...
Mei 20XX, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.
............................., CA
Register Negara Akuntan No ........
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,
BPK telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota......., yang terdiri dari
Neraca tanggal 31 Desember 20XX, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai
untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan
pemeriksaan BPK. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik BPK, serta merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan tersebut bebas dari
kesalahan penyajian material .
Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung angka-angka dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Prosedur yang dipilih mendasarkan pada pertimbangan profesional Pemeriksa,
termasuk penilaian risiko kesalahan penyajian yang material dalam laporan keuangan, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko, Pemeriksa
mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan
keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... untuk merancang prosedur pemeriksaan yang tepat
sesuai dengan kondisi yang ada, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas efektivitas pengendalian
intern Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... Pemeriksaan yang dilakukan BPK juga mencakup
evaluasi atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat
BPK yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat, sebagai dasar untuk
menyatakan opini wajar dengan pengecualian.
Menurut opini BPK, kecuali untuk dampak hal yang dijelaskan dalam paragraf dasar opini wajar dengan
pengecualian, laporan keuangan yang disebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..... tanggal 31 Desember 20XX, dan
realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran lebih, operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga
melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan
terhadap Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor ..../LHP/XV/05/20XX tanggal ...
Mei 20XX, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.
............................., CA
Register Negara Akuntan No ........
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,
BPK telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota..........., yang terdiri dari
Neraca tanggal 31 Desember 20XX, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai
untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan
pemeriksaan BPK. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik BPK, serta merencanakan dan melaksanakan
pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan tersebut bebas dari
kesalahan penyajian material .
Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung angka-angka dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Prosedur yang dipilih mendasarkan pada pertimbangan profesional Pemeriksa,
termasuk penilaian risiko kesalahan penyajian yang material dalam laporan keuangan, baik yang
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko, Pemeriksa
mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan
keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... untuk merancang prosedur pemeriksaan yang tepat
sesuai dengan kondisi yang ada, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas efektivitas pengendalian
BPK yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat, sebagai dasar untuk
menyatakan opini tidak wajar.
Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan ...... atas Laporan Keuangan, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......
menyajikan penyertaan modal per 31 Desember 20XX sebesar Rp75 miliar. Penyertaan tersebut merupakan
penyertaan kepada dua BUMD sebesar nilai perolehan. Kepemilikan pemerintah daerah atas BUMD tersebut
adalah 100%. Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan, nilai investasi tersebut seharusnya dicatat berdasarkan
metode ekuitas. Seandainya Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ....... mencatat investasi tersebut dengan metode
ekuitas, maka nilai investasi akan menurun sebesar Rp25 miliar untuk Tahun 20XX. Penurunan ekuitas terjadi
karena kedua BUMD tersebut mengalami kerugian sesuai dengan laporan keuangan yang telah diaudit pada
kedua perusahaan tersebut.
Menurut opini BPK, karena signifikansi dari hal yang dijelaskan dalam paragraf Dasar Opini Tidak Wajar,
laporan keuangan yang disebut di atas tidak menyajikan secara wajar, posisi keuangan Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota ....... tanggal 31 Desember 20XX, d a n realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran
lebih, operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut,
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga
melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern Kepatuhan terhadap
Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor ..../LHP/XV/05/20XX tanggal ... Mei 20XX,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.
............................., CA
Register Negara Akuntan No .............
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,
BPK berwenang memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota....., yang terdiri dari
Neraca tanggal 31 Desember 20XX, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .......... bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai
untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan
pemeriksaan BPK yang sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Namun, karena hal yang
dijelaskan dalam paragraf Dasar Opini Tidak Memberikan Pendapat, BPK tidak dapat memperoleh bukti
pemeriksaan yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu dasar bagi opini pemeriksaan.
Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan ..... atas Laporan Keuangan, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota .........
melaporkan persediaan per 31 Desember 20XX sebesar Rp25,00 miliar. Satuan kerja pengelola persediaan di
lingkungan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ......... tidak menyelenggarakan kartu persediaan untuk mencatat
mutasi persediaan secara memadai. Satuan kerja tidak melakukan inventarisasi fisik atas Persediaan yang
dimilikinya per 31 Desember 20XX. BPK tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan tepat
tentang nilai tersebut di atas posisi per 31 Desember 20XX. Sebagai akibatnya, BPK tidak dapat menentukan
apakah diperlukan penyesuaian terhadap angka tersebut di atas.
Sebagaimana Diungkap dalam Catatan ...... atas Laporan Keuangan, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
......... menyajikan nilai Aset Tetap per 31 Desember 20XX sebesar Rp1,27 triliun. Dari nilai tersebut,
diantaranya sebesar Rp806,66 milyar tidak didukung dengan rincian. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
...... telah memiliki kebijakan pencatatan, penyajian dan pengungkapan Aset Tetap, namun belum
dilaksanakan secara memadai. BPK tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan tepat
tentang nilai tersebut di atas posisi per 31 Desember 20XX, karena tidak tersedia data dan informasi pada
satuan kerja terkait. Sebagai akibatnya, BPK tidak dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian
terhadap angka tersebut di atas.
Karena signikansi dari hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf Dasar Opini Tidak Menyatakan Pendapat, BPK
tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu dasar bagi opini
pemeriksaan. Oleh karena itu, BPK tidak menyatakan suatu opini atas Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota .........tanggal 31 Desember 20XX serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga
melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern Kepatuhan terhadap
Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor ..../LHP/XV/05/20XX tanggal ... Mei 20XX,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan ini.
............................., CA
Register Negara Akuntan No ........
Entitas Pemeriksaan
Jenis Pemeriksaan
Tahun Pemeriksaan
TIM PEMERIKSA
1. PenanggungJawab :
3. Pengendali Teknis :
4. Ketua Tim :
o Jika kesimpulannya negatif, tanda √ harus dimasukkan pada kolom “T (Tidak)”, diikuti dengan
alasan/penjelasan yang tepat dalam kolom komentar. Sebagai contoh, apabila ada jawaban tidak,
maka komentar harus diisi penjelasan yang masih dalam lingkup memadai. Hal ini berarti Ketua Tim,
Pengendali Teknis, dan Penanggung Jawab mengetahui dan menyadari adanya situasi seperti itu.
o Jika suatu pertanyaan tidak dapat diaplikasikan, tanda √ harus dimasukkan dalam kolom “not
applicable (tidak dapat diaplikasikan)”, bersama dengan penjelasan yang memadai.
Not
No. Elemen Uraian Ya Tidak Komentar Keterangan
Applicable
1. Perencanaan a. Objek Pemeriksaan ditetapkan
Pemeriksaan dalam RKP
h. Pemahaman SPI
didokumentasikan dalam KKP
i. Penilaian risiko
didokumentasikan dalam KKP
m. P2 didokumentasikan dalam
KKP
e. Pemeriksa
mendokumentasikan hasil
pengujian pengendalian intern
dan kepatuhan dalam KKP
f. Pemeriksa melakukan
pengujian substantif atas
transaksi/saldo/kegiatan/
objek yang diperiksa yang
didokumentasikan dalam KKP
j. Pemeriksa memeriksa
kewajiban kontinjensi,
Not
No. Elemen Uraian Ya Tidak Komentar Keterangan
Applicable
komitmen jangka panjang dan
kejadian setelah tanggal
neraca pada pemeriksaan
keuangan sebelum menyusun
TP
m. Pemeriksa menggunakan
referensi silang dalam TP dan
KKP
n. Untuk pemeriksaan
keuangan, Tim Pemeriksa
menyusun skedul utama (lead
schedule) LK dan skedul
pendukungnya (supporting
schedule)
o. Pemeriksa membuat
penomoran indeks KKP
p. Pemeriksa memberikan
identitas KKP yang jelas
(nama objek/kegiatan, tahun
yang diperiksa)
q. Pemeriksa mengungkapkan
identitasnya sebagai
penyusun KKP dan
tanggalnya
u. Tim pemeriksaan
melaksanakan dan
menyelesaikan pemeriksaan
di lapangan sesuai dengan
waktu yang ditetapkan
i. Ketua Tim/Pengendali
Teknis/Penanggung Jawab
memberikan persetujuan
berupa paraf/lainnya dan
tanggal reviu dalam KKP
c. Penanggung Jawab
pemeriksaan memperoleh
tanggapan dari pimpinan
Not
No. Elemen Uraian Ya Tidak Komentar Keterangan
Applicable
entitas yang diperiksa atas
konsep LHP. Khusus untuk
pemeriksaan atas LK,
Penanggung Jawab harus
memperoleh surat
representasi atas LK yang
disampaikan.
(diisi nama pemeriksaan, misal: Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi........Tahun........
(.................................) (....................................)