DISUSUN OLEH :
KELOMPOK SGD 6
I Wayan Agus Merta Wiguna (019.06.0043)
Irawati Sofia (019.06.0044)
Kadek Artana Kusumajaya (019.06.0045)
Lalu Muhamad Hafis Al Alim (019.06.0051)
Linda Irma Septiana (019.06.0052)
Dedi Sutomo (014.06.0069)
Dimas Agung Okoputra (015.06.0015)
Lilik Indrawati (015.06.0016)
Ardian Ansari (016.06.0018)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2020/2021
Puji syukur penulis sampaikan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya penulis dapat melaksanakan dan menyusun makalah LBM 1 yang berjudul “Ngos
Ngosan” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyaratan sebagai syarat nilai SGD
(Small Group Discussion). Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. dr. Aulia Mahdaniyati S., S.Ked, selaku tutor dan fasilitator SGD (Small Group
Discussion) kelompok penulis.
2. Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan masukan terkait
makalah yang penulis buat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Tn. X berusia 60 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas sejak
sebulan yang lalu. Keluhan ini hilang timbul sejak setahun yang lalu. Pasien
mengeluhkan jika berjalan ringan keluhan semakin memberat dan sedikit
berkurang jika beristirahat. Selain itu juga saat malam hari tiba-tiba sering
terbangun karena timbul sesak. Sewaktu-waktu pasien juga mengeluhkan nyeri
dada sebelah kiri menjalar hingga ke tengkuk serta lengan kiri sehingga pasien
juga merasa keringat dingin sehingga pasien segera dilarikan ke UGD.
Pasien pernah diberi obat digoksin 0,25 mg dan merasa keluhannya berkurang.
Pasien memiliki tekanan darah tinggi tidak terkontrol. Hasil pemeriksaan fisik
ditemukan JVP meningkat, ronki basah basal paru kanan dan kiri, batas jantung
bergeser ke kaudolateral, pitting oedem kedua kaki.
ETIOLOGI
DD DEFINISI
GEJALA KLINIS
EPIDEMOLOGI
Ngos-ngosan
P FISIK
DIAGNOSIS
P. PENUNJANG
PATOFISIOLOGI
DX
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
FARMAKOLOGI
TATA LAKSANA
NONFARMAKOLOGI
Di sumber menerangkan bahwa untuk gejala khas gagal jantung yakni : sesak
nafas saat istirahat atau aktifitas, kelelahan, edema tungkai dan tanda khas gagal
jantung yakni: takikardia, takipnu, ronki paru, efusi pleura, peningkatan tekanan
vena jugularis dan hepatomegali ( PERKI, 2015)
2.5 Diagnosis Tetap pada Skenario
Kelompok kami mengambil diagnosis kerja yakni Gagal Jantung. Dimana
berdasarkan anamnesis pasien diskenario didapatkan Tn. X berusia 60 tahun dengan
keluhan sesak nafas sejak satu bulan yang lalu lalu dan semakin memberat saat
berjalan ringan serta berkurang jika istirahat,dimana juga akan semakin memberat
saat beristirahat. Pada pemeriksaan fisik didaparkan JVP meningkat, ronki basah basal
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Tn. X
mengalami penyakit Gagal Jantung Kongestif atau Congestif Heart Failure (CHF)
terkait dengan manifestasi klinis dan hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan kepada
Tn. X yang menunjukkan adanya gejala dan tanda dari Gagal Jantung Kongestif.
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang pasien harus
memiliki tampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat
istrahat atau saat melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda retensi cairan
(kongesti paru atau edema pergelangan kaki); adanya bukti objektif dari gangguan
struktur atau fungsi jantung saat istirahat. Gagal jantung sering juga diklasifikasikan
sebagai gagal jantung dengan penurunan fungsi sistolik (fraksi ejeksi) atau dengan
gangguan fungsi diastolik (fungsi sistolik atau fraksi ejeksi normal), yang selanjutnya
akan disebut sebagai Heart Failure with Preserved Ejection Fraction (HFPEF). Selain
itu, myocardial remodeling juga akan berlanjut dan menimbulkan sindroma klinis
gagal jantung