DISUSUN OLEH :
KELOMPOK SGD 6
I Wayan Agus Merta Wiguna (019.06.0043)
Irawati Sofia (019.06.0044)
Kadek Artana Kusumajaya (019.06.0045)
Lalu Muhamad Hafis Al Alim (019.06.0051)
Linda Irma Septiana (019.06.0052)
Dedi Sutomo (014.06.0069)
Dimas Agung Okoputra (015.06.0015)
Lilik Indrawati (015.06.0016)
Ardian Ansari (016.06.0018)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya penulis dapat melaksanakan dan menyusun makalah LBM 4 yang berjudul “Aduh
Kakiku Sakit” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyaratan sebagai syarat nilai SGD
(Small Group Discussion). Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. dr. Halia Wanadiatri,M.Si. selaku tutor dan fasilitator SGD (Small Group Discussion)
kelompok penulis.
2. Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan masukan terkait
makalah yang penulis buat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
BAB III Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
ETIOLOGI
DD DEFINISI
GEJALA KLINIS
EPIDEMOLOGI
ADUH KAIKU SAKIT
P FISIK
DIAGNOSIS
P. PENUNJANG
PATOFISIOLOGI
DX
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
FARMAKOLOGI
TATA LAKSANA
NONFARMAKOLOGI
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi, etiologi dan gejala klinis dan tatalaksana awal dari Penyakit Arteri Perifer
Definisi
Penyakit arteri perifer ( PAP ) adalah semua penyakit yang terjadi pada pembuluh
darah setelah keluar dari jantung dan aorta. Penyakit arteri perifer meliputi arteri karotis,
arteri renalis, arteri mesentrika dan semua percabangan setelah melewati aortoiliaka,
termasuk ekstremitas bawah dan ekstremitas atas.
Etiologi
Etiologi penyakit arteri perifer bisa berasal dari non aterosklerotik dan
aterosklerotik. Penyebab non aterosklerotik seperti trauma, vasculitis, dan emboli, namun
aterosklerotik lebih banyak menunjukkan PAP dan menyebabkan dampak epidemiologi
yang besar.
Gejala Klinis
Berdasarkan gambar diatas ada beberapa klasifikasi dari penyakit arteri perifer. Nyeri
yang dirasakan akan bertambah buruk ketika penderita beraktivitas (misalnya berjalan atau
naik tangga), dan akan reda setelah penderita beristirahat. Kondisi ini disebut
juga klaudikasio.
Critical Limb Ischemic bentuk paling berat dari PAP, sekitar 1% pasien PAP.CLI
ditandai dengan kondisi kronis lebih dari 2 minggu ditandai dengan Nyeri saat istirahat
(ischemic rest pain) Luka/ulkus yang tidak sembuh Gangrene pada satu atau kedua kaki. CLI
berhubungan dengan risiko kehilangan tungkai bawah (amputasi) jika tidak dilakukan
revaskularisasi.
Acute Limb Ischemic . yang dimana Terjadi penurunan perfusi oklusi arteri secara
tiba-tiba selain itu juga ALI dapat disebabkan oleh emboli atau thrombus,Terjadi secara
tiba-tiba, kurang dari 24 jam dan Sub-acute onset 24 jam sampai 2 minggu. Kemudian
adapun Presentasi klinis klasik ALI ini biasa disebut dengan 6P yaitu
Pain,Pallor,Pulselessness, Paresthesia, Paralysis, dan Poikilotermia (cold). Seperti pada
gambar diatas.
2.3 Definisi, etiologi dan gejala klinis dari Neuropati Deabetik
Definisi
Neuropati diabetik adalah adanya gejala dan atau tanda dari disfungsi saraf
penderita diabetes tanpa ada penyebab lain selain Diabetes Melitus (DM) (setelah
dilakukan eksklusi penyebab lainnya). Apabila dalam jangka yang lama glukosa darah
tidak berhasil diturunkan menjadi normal maka akan melemahkan dan merusak dinding
pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan saraf
yang disebut neuropati diabetic.
Etiologi
Penyebab neuropatik diabetic muingkin berbeda untuk setiap klasifikasinya. Para
peneliti sedang mempelajari bagaimana hiperglikemia yang terlalu lama menyebabkan
kerusakan saraf. Kerusakan saraf mungkin terjadi karena kombinasi dari factor-faktor:
1. Faktor metabolic, seperti hiperglikemia, lama menderita diabetes, kadar lemak darah
yang abnormal, dan kemungkinan rendahnya kadar insulin.
2. Faktor Neurovaskular, menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang membawa
oksigen dan nutrisi ke saraf.
3. Faktor autoimun, yang menyebabkan peradangan pada saraf
4. Codera mekanik pada saraf, seperti carpal tunnel syndrome
5. Genetik, yang meningkatkan kerentanan terhadap penyakit saraf
6. Faktor gaya hidup, seperti merokok dan penggunaan alcohol.
Gejala Klinis
Gejala bergantung pada tipe neuropati dan saraf yang terlibat. Gejala bisa tidak
dijumpai pada beberapa orang. Kesemutan, tingling atau nyeri pada kaki sering
merupakan gejala pertama. Gejala bisa melibatkan sistem saraf sensoris, motorik atau
otonom.
Nyeri neuropati diabetik merupakan bagian dari neuropati perifer, lebih sering
terjadi pada penderita DM tipe 2 dibanding tipe 1. Awitan NND berbeda dengan nyeri
nosiseptif, yaitu NND memiliki awitan yang tidak jelas dan perkembangan keluhannya
memberat secara bertahap. Ada 3 gejala khas pada NND yaitu disestesia, parestesia dan
nyeri otot. Disestesia merupakan rasa tidak nyaman yang abnormal, terjadi baik secara
spontan (tanpa stimulus) maupun dengan stimulus. Alodinia, hiperalgesia dan nyeri
spontan merupakan bagian dari disestesia. Alodinia yaitu nyeri yang timbul akibat
stimulus yang normalnya tidak menyakitkan. Hiperalgesia yaitu rasa nyeri yang
meningkat setelah mendapat rangsangan yang normalnya menyakitkan. Nyeri spontan
yaitu adanya rasa nyeri walau tanpa adanya stimulus yang menyebabkan nyeri. Disestesia
merupakan keluhan dengan rasa seperti terbakar yang berat dan rasa gatal. Parestesia
merupakan rasa abnormal baik spontan maupun dicetuskan, keluhannya berupa seperti
tertusuk jarum, tersetrum listrik dan teriris benda tajam. Nyeri otot yang kerap dirasakan
penderita berupa nyeri yang dalam dan terasa tumpul disertai rasa kaku atau kram pada
otot. Ciri-ciri utama nyeri neuropatik adalah gejala hiperalgesia, alodinia dan nyeri
spontan. Keluhan NND yang sering dikeluhkan penderita yaitu sensasi tidak
menyenangkan seperti tersetrum listrik, terbakar, terasa panas, tertembak, ditusuk,
ditikam, disobek, diikat, alodinia, hiperalgesia dan disestesia.
Berdasarkan tabel diatas dan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang pada skenario
didapatkan bahwa tekanan darah pada pasien mengalami kenaikan dan sudah dikatakan
hipertensi derajat I, ABI tidak normal akan tetapi masuk kategori ringan karena berkisar
antara 0,4-0,9. Dan untuk nadi, respiratori, suhu tubuh masih dalam batas normal. Dan
pada anamnesa didapatkan pasien memiliki Riwayat dislipidemia.
2.6 Menentukan Dx
Kelompok kami mengambil diagnosis “Penyakit Arteri Perifer” karena sesuai dengan
tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh pasien di skenario LBM 4. Selain itu dapat dilihat
juga dari pemeriksaan fisik tekanan darah meningkat yakni 150/90 mmHG dan sisanya
masih dalam batas normal. lemudian dari pemeriksaan Indeks Ankle Bracjial untuk kedua
kakai masih dikatakan ringan. Dimana mirip dengan Penyakit Arteri Perifer derajat
ringan.
3. Tes darah
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk mengukur kadar kolesterol
atau gula darah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer.
Saat kondisi arteri perifer semakin parah dan tidak dapat diatasi dengan obat-
obatan, maka dilakukan prosedur revaskularisasi yang bertujuan untuk memulihkan
peredarah darah pada arteri di kaki, terutama setelah pemberian obat tidak dapat
mengatasinya. Jenis revaskularisasi yang dapat dilakukan pada penyakit arteri perifer
adalah:
Operasi pintasan arteri (artery bypass graft), yaitu mengambil pembuluh darah
yang dari bagian tubuh lain untuk menjadi pintasan aliran darah arteri yang
menyumbat atau menyempit.
Angioplasti adalah operasi pelebaran bagian arteri yang tersumbat atau
menyempit dengan mengembungkan balon kecil di dalam pembuluh darah.
Terapi Non-Farmakologi
Cara terbaik untuk mencegah claudicatio adalah untuk mempertahankan gaya
hidup sehat. Artinya:
a. Berhenti Merokok.
b. Jaga gula darah dalam kontrol yang baik.
c. Berolahraga secara teratur. Selama 30 menit setidaknya tiga kali seminggu setelah
mendapatkan persetujuan dari dokter.
d. Menurunkan kolesterol dan tingkat tekanan darah.
e. Makan makanan yang rendah lemak jenuh.
f. Mempertahankan berat badan yang sehat.