Anda di halaman 1dari 6

 TERAPI PASIEN AKUPUNKTUR

Persiapan pasien Akupunktur secara singkat merupakan pengobatan dengan menusukkan


beberapa jarum, namun agar pengobatan ini aman dan efektif, beberapa persiapan perlu
dilakukan.
Salah satu aspek dalam mengobati pasien adalah adanya komunikasi yang baik antara seluruh
praktisi tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien. Dokter harus memberikan
penjelasan yang realistis dan jujur terhadap apa yang dapat dicapai dari pengobatan akupunktur.
Adanya klaim bahwa akupunktur dapat mengobati seluruh penyakit atau keluhan apa saja adalah
tidak benar dan membuat preseden yang buruk terhadap ilmu akupunktur.

Seperti kebanyakan pengobatan lainnya, akupunktur juga memiliki kisah keberhasilan dan
kegagalan. Informasi dan informed consent Pasien yang mendapat pengobatan akupunktur harus
diseleksi untuk kemungkinan adanya kontraindikasi dan kebutuhan perlu tidaknya tindakan
pencegahan khusus. Pasien harus menerima akupunktur secara sukarela dan jangan biarkan pasien
membujuk dokter untuk memberikan akupunktur pada kasus yang dokter yakin hal itu merupakan
kontraindikasi.

 PENYEBAB PASIEN AKUPUNTUR

Beberapa pasien dapat bereaksi lebih kuat terhadap efek akupunktur, bahkan ketika diberikan
stimulasi yang normal, pasien tipe ini cenderung mengalami:
1. Memburuknya gejala penyakit
2. Rasa lelah segera setelah mendapat akupunktur
3. Rasa malaise setelah akupunktur, kadang-kadang seperti gejala influenza selama 2 atau 3
hari. Kadang pasien tipe ini dapat memberikan petunjuk ada tidaknya reaksi dari
perawatan fisik sebelumnya – misalnya setelah pijat atau manipulasi fisik lainnya.
Dalam hal ini, dokter dapat berasumsi bahwa akupunktur akan memberikan efek yang sama.
Pasien harus diberikan informasi yang memadai tentang manfaat dan risiko akupunktur , Agar
pasien dapat membuat keputusan sendiri tentang akupunktur.
Informasi ini harus mencakup:
1. Informasi realistis tentang manfaat yang diharapkan dari akupunktur
2. Informasi tentang risiko akupunktur yang diketahui terkait dengan kasus pasien
3. Perawatan lain yang tersedia untuk kondisi pasien, jika ada
4. Tidak etis untuk merekomendasikan akupunktur pada suatu kondisi yang tidak terbukti
meyakinkan efektif, malah ketika pengobatan lain diketahui lebih efektif. Pasien harus
diberi tahu dan biarkan pasien membuat keputusan sendiri. Biasanya, persetujuan lisan
untuk akupunktur sudah cukup. Beberapa rumah sakit atau dokter akupunktur mungkin
bersikeras untuk memberikan informasi tertulis dan terkadang memperoleh persetujuan
tertulis.
Kontraindikasi dan efek samping Untuk alasan keamanan, akupunktur harus dihindari pada kondisi
berikut:
1. Kegawatdaruratan medik dan kasus yang memerlukan pembedahan
2. Akupunktur merupakan kontraindikasi dalam keadaan darurat. Dalam kasus seperti itu,
pertolongan pertama harus diterapkan dan transportasi ke pusat darurat medis harus
segera dilakukan. Akupunktur tidak boleh digunakan untuk menggantikan intervensi bedah
yang diperlukan Keganasan
3. Akupunktur tidak boleh digunakan untuk pengobatan tumor ganas. Secara khusus,
penusukan jarum di lokasi tumor tidak diperbolehkan. Namun, akupunktur dapat
digunakan sebagai pengobatan komplementer atau pelengkap, berupa kombinasi dengan
pengobatan lain, untuk menghilangkan nyeri atau gejala lainnya, untuk mengurangi efek
samping kemoterapi dan radioterapi, dan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Penggunaan obat anti-koagulan dan gangguan pendarahan
4. Penusukan jarum harus dihindari pada pasien dengan gangguan perdarahan dan
pembekuan darah, atau yang sedang menjalani terapi antikoagulan atau mengonsumsi
obat dengan efek antikoagulan.
5. Akupunktur dapat menginduksi persalinan, oleh karena itu, tidak boleh dilakukan dalam
kehamilan, kecuali diperlukan untuk tujuan terapeutik lainnya dan dilakukan dengan
sangat hati-hati. Penusukan saja dengan manipulasi tertentu pada titik akupunktur
tertentu dapat menyebabkan kontraksi uterus yang kuat dan menyebabkan aborsi.
Namun, akupunktur dapat digunakan dalam kehamilan untuk tujuan menginduksi
persalinan atau memperpendek durasinya, mengurangi nyeri persalinan dan mual-muntah
selama kehamilan. Efek samping yang mungkin timbul selama tindakan akupunktur berupa
rasa tidak nyaman atau nyeri di tempat penusukan, hematom, acushock, infeksi. Efek
samping dapat diminimalkan dengan teknik penusukan yang tepat dan terlatih,
penggunaan jarum sekali pakai dan memberikan perhatian khusus pada individu yang baru
pertama kali menjalani tindakan akupunktur atau dalam kondisi lemah (sakit berat, kurang
istirahat, intake makanan yang kurang) dan memberikan penjelasan secara adekuat
kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan dan rasa nyeri/tidak nyaman yang
mungkin timbul sehingga pasien tidak merasa takut berlebihan.

Kondisi yang cocok dengan akupunktur Akupunktur paling sering digunakan untuk
berbagai masalah musculoskeletal
1. (myofascial trigger point, epikondilitis lateral and medial, nyeri leher, nyeri punggung
unilateral, nyeri lutut, kaki dan telapak). Nyeri akibat myofascial trigger point (MTrP)
tampaknya berespon paling baik dan paling cepat, diikuti oleh cedera jaringan lunak,
kemudian osteoartritis (khususnya OA lutut, pergelangan kaki, sendi acromioclavicular,
cervical spine). Kondisi nyeri lainnya: nyeri kepala tipe tegang, nyeri wajah atipikal,
nyeri gigi,
2. nyeri dada yang bukan karena gangguan jantung dan migrain. Kondisi lainnya:
dysmenorrhoea, nyeri akibat irritable bowel syndrome,
3. irritative bladder syndrome, mual, hay fever, rinitis alergi, xerostomia, menopausal
hot flushes, dan masalah kulit lokal yang reversibel. Akupunktur tidak akan
mengembalikan perubahan struktural, seperti degenerasi permukaan sendi pada
osteoarthritis, namun dapat mengurangi nyeri dan peradangan. Nyeri nosiseptif
berespon lebih baik daripada nyeri neurogenik atau nyeri yang tidak diketahui
penyebabnya. Seperti banyak pengobatan lain, akupunktur paling baik pada kasus-
kasus pada awal onset dan pada kasus yang ringan, sebelum penyakit menjadi lebih
kompleks yang disertai dengan perubahan psikologis. Pemeriksaan tambahan: titik
nyeri tekan/titik pemicu (MTrP) Titik nyeri tekan (myofascial trigger point atau MTrP)
merupakan tempat yang sangat iritan pada otot yang tegang (taut band) di otot
skeletal, yang terletak di jaringan otot atau fasia terkait (Travell & Simons 1983).

Gambaran klinis yang penting dari MTrP adalah: pita otot tegang yang dapat dipalpasi
di badan otot; bagian dari taut band sangat nyeri; penekanan di tempat yang nyeri
tersebut menyebabkan rasa sakit yang dapat dilokalisasi pasien. Titik pemicu sering
terletak di titik akupunktur. Sebuah studi populer menemukan adanya korelasi 100%
antara MTrP dan titik akupunktur (Melzack et al 1977). Ahli akupuntur tradisional
menyebut titik nyeri tekan dengan sebutan titik ah shi. Mereka telah menggunakan
titik-titik ah shi selama bertahun-tahun untuk mengobati penyakit. Titik ah shi adalah
titik yang ketika ditekan, menyebabkan pasien tanpa sadar untuk berteriak “ah shi”,
yang berarti “Oh ya!” (di situ nyeri saya). MTrP dapat disebabkan oleh cedera atau
peregangan pada otot, tetapi juga dapat terjadi akibat sekunder dari berbagai kondisi
nyeri. Peregangan pada otot paling umum terjadi ketika otot kelebihan beban,
misalnya karena mengangkat sesuatu yang terlalu berat, atau akibat posisi yang tidak
anatomis. Nyeri myofasial onsetnya bertahap, kemungkinan disebabkan peregangan
kumulatif yang lama. Misalnya, pada otot trapezius, ketika berjamjam waktu
dihabiskan dalam postur kerja yang buruk. MTrP sering disebabkan akibat cedera,
sehingga biasanya klinisnya unilateral, meskipun hal ini tidak selalu jelas pada MTrP
yang berkembang di otot tulang belakang. Penting untuk mengidentifikasi MTrP
dengan palpasi, untuk membuat diagnosis dan melakukan penjaruman dengan tepat.
Sangat penting menempatkan jari-jari di serabut otot pada sudut yang tepat. Palpasi
mendatar cocok untuk sebagian besar otot, jari telunjuk dan ibu jari pemeriksa
mengelilingi otot, dengan lembut dan sistematis meraba di antara ujung jari telunjuk
dan ujung ibu jari. Tidak perlu waktu lama untuk belajar mengenali kerapatan serat
otot normal dan mengidentifikasi “taut band” yang lebih kencang, seperti tali yang
memanjang di otot. Setelah mengidentifikasi taut band, kemudian periksa dengan
lembut untuk mencari tempat yang paling nyeri. Akhirnya, tekan di tempat nyeri
selama sekitar 5 detik dan tanyakan pasien apa yang dia rasakan. Respon terbaik
adalah: “di situlah nyeri saya”. Lokasi hasil pemeriksaan titik nyeri tekan kemudian
dituliskan status pasien. Peralatan akupunktur Jarum standar Jarum akupunktur terdiri
atas ujung jarum (tip), batang jarum (shaft/body), akar jarum (root), pegangan
(handle) dan ekor jarum (tail). Batang jarum umumnya terbuat dari baja stainless; dan
pegangan jarum mungkin terbuat dari logam atau plastik. Diameter dan panjang jarum
akupunktur yang umum digunakan adalah kisaran diameter 0.12 – 0.35 mm,
standarnya 0.25 atau 0.30 mm; panjangnya berkisar 7–125 mm, standarnya 25 atau 40
mm. Secara tradisional, panjang jarum akupunktur diukur dengan ukuran cun, 1 cun
sekitar 1 inci atau 2,5 cm.

Perlengkapan tambahan
Sangat penting untuk memiliki item berikut ini ketika melakukan tindakan akupunktur:
Fasilitas untuk mencuci dan mengeringkan tangan sebelum merawat setiap pasien
1. sabun cuci tangan atau handrub)
2. Bantal untuk mendukung pasien dalam posisi yang benar
3. Bola kapas untuk menekan titik penusukan setelah mengeluarkan jarum
4. Kotak pembuangan yang aman untuk jarum dan alkohol swab
5. Rekam medis menyimpan catatan.

Dalam ilmu akupunktur, pengobatan yang efektif dan penyembuhan pasien sangat ditentukan oleh
kepedulian yang ditunjukkan oleh dokter berupa: kasih sayang, kemauan untuk mendengarkan,
dan hadir ketika pasien mengutarakan keluhannya. Walaupun terdapat beberapa kelemahan pada
penegakan diagnosis, rencana terapi, modalitas, lokasi titik akupunktur, dan teknik penjaruman;
penyembuhan masih dapat terjadi ketika pengobatan yang diberikan berasal dari hati. Hal ini tidak
berarti bahwa aspek fisik pengobatan yang disebutkan di atas tidak penting, tentu saja sangatlah
penting. Namun, seorang dokter harus selalu memberikan yang terbaik kepada pasien semampu
mereka. Maka dalam praktek akupunktur, jangan lalai untuk memberikan perhatian penuh kepada
pasien, memberikan respon yang nyata atas kehadiran pasien, pada hal-hal yang simpel sekalipun
seperti menawarkan tissue atau dengan sepenuh hati mengatakan “pasti sangat tidak
menyenangkan ya pak/bu” atau “saya turut merasakan penderitaan ibu/bapak”. Jangan biarkan
seluruh pekerjaan, kendala waktu, mood hari itu, atau hal yang lainnya menjadi lebih penting
daripada pasien, yang akan kita rawat dalam profesi yang mulia ini.

 Tata Cara Pelaksanaan Terapi Akupuntur

1. Diagnosis Pasien
Diagnosis pasien dapat dilakukan dengan 4 cara pemeriksanaan yaitu : Wang
(pengamatan), Wen (pendengaran dan penghiduan), Wun (wawancara) dan Cie
(perabaan). Pemahaman yang baik seorang akupunturis terhadap teori Wu Xing
(Pergerakan 5 Unsur), Zang Xiang (Fenomena Organ dan Manifestasinya) serta Jing Luo
(Teori Meridian) akan semakin memperkuat ketepatan diagnosisnya terhadap pasien yang
sakit.
2.  Menentukan Penyakit Apakah pada Meridian ataukah Organ
Dari data yang diperoleh melalui 4 cara pemeriksaan dapat ditentukan apakan sebuah
penyakit masih terdapat dalam meridian ataukah sudah masuk ke dalam organ. Salah satu
cara yang dapat digunakan adalah dengan melihat shen pada pasien. Jika shen pada pasien
masih baik, penyakit memiliki kecenderungan masih berada pada meridian. Dan jika shen
pada pasien terlihat memburuk maka penyakit memiliki kecenderungan sudah masuk ke
dalam organ.

Tentunya pengamatan terhadap shen tidak berdiri sendiri dan harus didukung oleh data
yang lain, misalnya pada perabaan (cie) denyut nadi apakah sifat nadinya bersifat
superfisial (mengambang) ataukah tenggelam dan sebagainya.
3. Sindrom pada Meridian
Jika dari hasil diagnosis telah menetapkan penyakit seorang pasien pada meridian,
selanjutnya terapis melanjutkan diagnosisnya apakah sindrom penyakitnya shi (ekses)
ataukah defisien (xu) serta memeriksa pada meridian manakah penyakit tersebut berada.
Contoh : Sindrom Xu pada Meridian Tai-yin Tangan Paru atau Sindrom Shi pada Meridian
Yang-ming Kaki Lambung.
4. Pemilihan Titik
Berikut salah satu teknik/metode pemilihan titik :

Jika Sindromnya adalah Meridian maka titik yang dipilih adalah Titik Luo dan Titik Shu dari
U-Shu. Contoh : Jika yang terkena adalah pada bagian Meridian Taiyin Tangan Paru, maka
yang ditusuk adalah Titik Lieque (LU 7) dan Titik Taiyuan (LU 9). Jika yang terkena adalah
pada bagian Meridian Yangming Kaki Lambung, maka yang ditusuk adalah Titik Fenglung
(ST 40) dan Titik Xiangu (ST 43)
Jika Sindromnya adalah Organ, maka perlu dibagi lagi menjadi dua, apakah Organ Cang
(Padat) atau Organ Fu (Berongga).

Untuk Organ Cang, titik yang ditusuk adalah Titik Yuan dan Titik Shu Belakang. Contoh :
Organ Paru, maka yang ditusuk adalah Titik Taiyuan (LU 9) dan Titik Feishu (BL 13).
Untuk Organ Fu, titik yang ditusuk adalah Titik Mu Depan dan Titik He Bawah. Contoh :
Organ Lambung, maka yang ditusuk adalah Titik Zhongwan (CV 12) dan Titik Zusanli (ST
36).
5. Manipulasi Titik
Manipulasi titik adalah teknik melakukan sedasi atau tonifikasi terhadap titik yang
ditusuk. Kaidahnya, jika sindrom bersifat ekses maka teknik manipulasinya bersifat sedasi
dan jika sindrom bersifat defisien maka manipulasinya bersifat tonifikasi.

Salah satu cara manipulasi yang digunakan adalah denga teknik Bing Xie-Bing Bu.

a. Teknik Bing Xie adalah Teknik Sedasi. Dilakukan dengan cara : Setelah De Qi, jarum
ditusuk dengan perlahan, setelah manipulasi pemutaran setiap 5 menit (lama penusukan
biasanya di atas 10 menit) lalu diangkat dengan cepat. Pemutaran dilakukan dengan
amplitudo (putaran) panjang dengan cepat.

 Manfaat yang dirasakan dengan menggunakan terapi akupuntur

Efek sebagai pereda nyeri (analegsik) pada akupunktur sangat kuat. Akan tetapi, penelitian
yang berkembang mengungkapkan bahwa manfaatnya bisa lebih luas.

Sebagai contoh, penderita alergi yang memulai akupunktur dapat berhenti mengonsumsi
antihistamin 9 hari lebih cepat daripada mereka yang tidak menggunakannya. Studi lain
menunjukkan bahwa praktik ini mungkin berguna untuk mengobati masalah usus, termasuk
sindrom iritasi usus.

Sementara, menurut sebuah studi dari Arizona State University, akunpunktur juga sangat


bermanfaat bagi kesehatan mental, ditunjukkan dapat mengurangi stres hingga 3 bulan setelah
perawatan.

Adapun efek jangka panjang dari teknik akupunktur, ini dikaitkan dengan sebuah sistem yang
mengendalikan reaksi terhadap stres. Dalam sebuah penelitian pada hewan di Georgetown
University Medical Center, tikus yang stres kronis dan diberi perawatan akupunktur mengalami
penurunan hormon stres secara signifikan.

Selain itu, para ilmuwan juga meyakini bahwa akupunktur merupakan metode pengobatan
yang mampu mengurangi frekuensi migrain, meringankan gejala PMS, meredakan insomnia,
meningkatkan efektivitas obat depresi, menurunkan tekanan darah pada orang dengan
hipertensi, dan mengurangi efek samping obat kemoterapi

Analisa Pasien Terapi Akupuntur


Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah rerata jumlah kunjungan klien dengan
nyeri kepala primer yang datang ke Praktik Perawat Mandiri Latu Usadha antara bulan Agustus-
Desember 2014 yaitu sebesar 71. Jumlah seluruh sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 35 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik konsekutif .
sampling.Instrument Penelitian Data yang dikumpulkan adalah jenis data primer, yaitu hasil
pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan Numerical Rating Scale terhadap intensitas
nyeri pada klien dengan nyeri kepala primer dengan menggunkan terapi akupunktur.
Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penetapan klien yang akan menjadi sampel dalam
penelitian sesuai dengan kriteria inklusi seperti klien yang mengeluh nyeri kepala primer, berusia
≥12 tahun dan ≤65 tahun, tidak mendapatkan terapi farmakologi sebelumnya, responden
yangkooperatif, bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent, serta
dapat mengenal angka-angka dan mampu membaca angka. Sebelum klien menjadi sampel,
diberikan penjelasan atau informed consent tentang penelitian yang akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai