Anda di halaman 1dari 6

Nama : Debi Cinta Marito Ritonga

NIM : 1032018025
Mitem : Telaah Dan Perencanaan Pembelajaran Matematika
Dosen : Fenny Anggreni, S.Pd.I., M.Pd
Soal dan Jawaban
1. Menurut kalian setiap perubahan kurikulum apakah ada dampak positif dan negatifnya ?
Berikan alasan kalian !
Jawab :
Menurut saya, setiap perubahan dilakukan pasti untuk ke ranah yang lebih baik dari
sebelumnya. Sama hal nya dengan perubahan kurikulum. Setiap kebijakan baru yang
ditetapkan oleh pemerintah tentunya sudah melalui berbagai pertimbangan. Namun, sekalipun
sudah ada upaya untuk mematangkan itu semua, tak dapat dipungkiri  bahwa akan ada
dampak positif dan negatif yang menyertainya.
Adapun dampak positifnya adalah Kurikulum yang baru tentunya di desain setelah menelaah
lebih lanjut apa saja yang menjadi kendala atau kekurangan pada kurikulum sebelumnya. Nah
disini tujuan dari kurikulum yang baru adalah untuk melengkapi kekurangan-kekurangan
yang ada pada kurikulum sebelumnya. Kemudian Perkembangan zaman yang semakin maju
tentunya membutuhkan suatu sistem pendidikan yang mampu menyesuaikan itu semua. Nah
disinilah fungsi kurikulum yang baru yaitu untuk menghadapi tantangan masa depan akibat
tuntutan perubahan zaman yang semakin maju tersebut sehingga tetap mampu merealisasikan
tujuan pendidikan yang ada.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu pada Sumber Daya Manusia yang ada, atau bisa
dikatakan Pendidik maupun Peserta didik yang kadang belum mampu menerapkan kurikulum
secara menyeluruh menyebabkan pergantian kurikulum tersebut belum bisa dijalankan sesuai
yang ditetapkan sehingga tujuan pendidikan belum tercapai secara maksimal. Kemudian
karena pergantian kurikulum selalu mengikuti kemajuan zaman, tentu penggunaan teknologi
sangat dibutuhkan. Suatu kurikulum yang dirancang tentunya harus mempertimbangkan
fasilitas yang ada di setiap sekolah. Karena faktanya fasilitas yang tidak merata di semua
daerah dapat menjadi salah satu kendala pelaksanaan kurikulum tidak berjalan lancar.
Bayangkan saja jika di dalam kurikulum terdapat tuntutan untuk penggunaaan teknologi
sebagai media pembelajaran, namun di beberapa sekolah faktanya belum mengenal adanya
teknologi, maka sudah jelas perubahan kurikulum tersebut tidak akan berhasil dijalankan.
2. Apa yang membuat pemerintah merubah kurikulum setiap tahunnya dan bahkan bisa 4 tahun
sekali ? Berikan alasannya !
Jawab :
Menurut saya, Pemerintah melakukan perubahan kurikulum tentu untuk menyesuaikan sistem
Pendidikan di Indonesia dengan Negara-negara maju yang ada di dunia. Nah, apa sebenarnya
penyebab kurikulum selalu berganti ?
a. Perkembangan Zaman
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, kita tercatat sudah berganti kurikulum
sebanyak 11 kali dari kurikulum tahun 1947 hingga kurikulum 2015 yang katanya
adalah penyempurnaan dari kurikulum 2013 lalu. Nah, hal tersebut dikarenakan
zaman yang terus-menerus berkembang dan mengalami kemajuan. Perubahan dan
perkembangan zaman yang terjadi secara terus menerus ini tentunya juga menjadi
tuntutan pagi pendidikan di Indonesia untuk berubah menjadi lebih baik lagi,
termasuk penyempurnaan kurikulum sebagai alat yang sangat penting untuk
keberhasilan pendidikan suatu negara.
b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sesuai dengan berkembangnya suatu zaman, maka ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) pun ikut berkembang dengan pesatnya. Perkembangan iptek ini tentunya
mengalami perkembangan dalam berbagai cabang ilmu, menghasilkan teori-teori baru,
dan metode-metode baru dalam memenuhi proses belajar mengajar. Hal inilah yang
menyebabkan kurikulum sebagai alat yang memuat satuan pendidikan pun ikut
melakukan perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan mengenai sistem
pendidikan.
3. Kurikulum sekarang yaitu Kurikulum 2013. Apakah menurut kalian sudah baik atau masih
kurang ? Kalaupun kurang dibagian yang mana ? Dan apa keinginan kalian untuk kurikulum
kedepannya ?
Jawab :
Menurut saya, Penerapan Kurikulum 2013 (K13) masih belum berjalan sesuai yang
diharapkan (masih kurang). Menapa demikia ? berikut alasan-alasannya :
1) Pertama, Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam
belajar, kegiatan belajar sepenuhnya diserahkan pada murid. Pembelajaran berpusat
pada siswa (student center learning) sehingga Guru bukanlah sumber belajar utama.
Nah, dalam hal ini tentu kita tidak bisa menyamakan IQ semua siswa, karena bagi
siswa dengan IQ rendah jelas ini sangat menyulitkan terlebih lagi untuk mata
pelajaran yang memerlukan penjelasan guru misal; Matematika dan Fisika.
2) Kedua, diadakannya lintas minat. mengapa diadakannya penjurusan namun kita harus
tetap mempelajari jurusan lain, jika halnya pemerintah berkata agar murid berpeluang
untuk mengambil jurusan lain di Perkuliahan. padahalkan kita sudah memilih dari
awalnya jurusan apa yang kita minati, malah membuat itu menjadi paksaan.
3) Ketiga, Beban belajar siswa dan guru terlalu berat sehingga waktu belajar di sekolah
terlalu lama apalagi setelah itu kita perlu mengikuti ekstrakulikuler yang diwajibkan .
4) Keempat, Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum
2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat
sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar
bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan
dan pendidikan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru
yang dapat memotivasi siswa agar kreatif dan inovatif.
5) Kelima, sistem penilain yang rumit. dari semester 1 hingga semester 5 penilain
berupa huruf namun nilai tersebut diubah lagi saat semseter 6 menjadi angka. dan
untuk mendaftar lewat jalur undangan untuk perguruan tinggi dibutuhkan nilai angka
yang membuat guru harus mengubah lagi nilai-nilainya.
Pada awalnya memang terasa sulit tetapi jika sudah terbiasa dengan sistemnya, kita
akan terbiasa menjalani program ini. Saya berharap program ini bisa sukses dalam prosesnya
dan tidak banyak menuai kontra lagi di kehidupan masyarakat. dan untuk pemerintah
terutama menteri pendidikan lebih melihat apa saja yang perlu diperbaiki dan menerima
keluhan dari siswa ataupun guru bukan hanya menerapkan saja.

4. Jelaskan tentang AKM (Asismen Kompetensi Minimal) ?


Jawab :
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang
diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi
positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu :
literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan
numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis,
keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta
keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan
beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi
literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur
kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten atau dapat dikatakan AKM
mengukur hasil belajar kognitif berupa literasi membaca dan literasi matematika (numerasi)
murid.
5. Jelaskan tentang Literasi Membaca dan Literasi Numerisasi ? Jelaskan perbedaannya !
Jawab :
Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi Membaca dan Literasi
Matematika (atau Numerasi). Keduanya dipilih karena merupakan kemampuan atau
kompetensi yang mendasar dan diperlukan oleh semua murid, terlepas dari profesi dan cita-
citanya di masa depan. Literasi dan numerasi juga merupakan kompetensi yang perlu
dikembangkan secara lintas mata pelajaran. Literasi dan numerasi juga merupakan
kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran. Kemampuan membaca
yang diukur melalui AKM Literasi sebaiknya dikembangkan tidak hanya melalui pelajaran
Bahasa Indonesia, tapi juga pelajaran agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya. Kemampuan
berpikir logis-sistematis yang diukur melalui AKM Numerasi juga sebaiknya dikembangkan
melalui berbagai pelajaran. Dengan mengukur literasi dan numerasi, Asesmen Nasional
mendorong guru semua mata pelajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi
membaca dan berpikir logis-sistematis. Berikut perbedaan Literasi Membaca dan Literasi
Numerisasi dari segi definisi :
 Literasi Membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan,
mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan
kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat
berkontribusi secara produktif kepada masyarakat. Sedangkan,
 Literasi Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta,
dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

6. Bentuk soal yang bagaimana yang diinginan di AKM ( Asesmen Kompetensi Minimal ) ?
Jawab :
Responden AKM dipilih secara acak oleh Kemdikbud untuk target sasaran kelas V, kelas
VIII, dan kelas XI. Adapun Bentuk soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan
ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
a. Pilihan ganda, murid hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
b. Pilihan Ganda Kompleks, murid dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
soal.
c. Menjodohkan, murid menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik
lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
d. Isian singkat, murid dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama
benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
e. Uraian, murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
7. Buatlah 2 soal dan pembahasan yang berkaitan dengan soal AKM berbasis Literasi
Numerisasi ! ( Soal tingkat SMP )
Jawab :
1) Bentuk Soal : Uraian
Halaman belakang sebuah rumah akan dibuat taman. Pengerjaan taman tersebut
memerlukan waktu 12 hari dengan 4 orang pekerja. Agar pekerjaan taman dapat
diselesaikan selama 8 hari, berapa orang tambahan pekerja yang diperlukan?
Pembahasan :
perbandingan berbalik nilai.
12 hari dikerjakan 4 orang, maka untuk 8 hari
12 x
=
8 4
12 ×4=8× x
48=8 x
48
=x
8
6=x
Agar pekerjaan taman dapat diselesaikan selama 8 hari diperlukan 6 orang pekerja. Maka
perlu penambahan pekerja sebanyak 2 orang.
2) Bentuk Soal : Pilihan Berganda Kompleks
Dalam acara permainan “Lets Make a Deal”, para peserta disuruh memilih satu dari 24
kotak misteri. Mereka memilih salah satu dan menyisihkannya, kemudian menyingkirkan
23 kotak lainnya selama acara berlangsung. 6 kotak misteri berisi hadiah uang
Rp10.000,00, Rp20.000,00, Rp25.000,00, Rp50.000,00, Rp75.000,00, dan Rp100.000.00.
Ada juga  4 kotak misteri berisi liburan, 4 kotak berisi perangkat hiburan di rumah, 2
kotak berisi mobil; dan sisanya berisi hadiah hiburan seperti penjepit kertas, permen
karet, dan bola pingpong. Di empat babak yang berbeda selama acara, para peserta
ditawari sebuah deal atau perjanjian dari pembawa acara yaitu menerima sejumlah uang
dan pergi, atau tetap bermain dan menerima isi kotak yang semula mereka pilih. Jeni telah
memilih sebuah kotak untuk disisihkan dan belum ada kotak lain yang disingkirkan.
Pernyataan berikut yang benar adalah ?
a) Peluang Jeni memilih satu hadiah uang adalah ¼ .
b) Peluang Jeni memilih satu hadiah uang yang lebih besar dari Rp40.000,00 adalah ¾.
c) peluang Jeni memilih satu hadiah hiburan lebih kecil dibandingkan peluang Jeni
memilih hadiah uang.
d) peluang Jeni memilih satu liburan atau seperangkat hiburan di rumah adalah 1/3.
Jawaban : Pernyataan a) dan b) Salah. Dan pernyataan c) dan d) Benar
8. Menurut kalian apakah kurikulum 2013 sudah ke ranah literasi ? Jelaskan jawaban kalian !
Jawab :
Menurut saya, kurikulum 2013 sudah ke ranah lietasi.
Alasan :
Pada kurikulum 2013 ditekankan tentang penguatan budaya literasi. Sebagaimana diketahui
bahwa minat baca di Indonesia yang masih rendah. Berdasarkan kepada hal tersebut, sejak
tahun 2015 melalui diterbitkannya Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan
Budi Pekerti menjadikan Gerakan Literasi jadikan sebagai salah satu bentuk penumbuhan
budi pekerti di sekolah. Salah satu bentuknya adalah pembiasaan membaca buku fiksi
maupun nonfiksi selama 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa.
Budaya literasi juga ditumbuhkan melalui integrasi dalam pembelajaran, utamanya dalam
penerapan pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar, dan mengomunikasikan yang dikenal dengan 5M. Skenario pembelajaran
juga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis (critical thinking) dan
penilaian hasil belajar pada level kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking
Skill/HOTS) siswa dimana arahnya pada menemukan dan menyelesaikan masalah. Hal
tersebut tentunya harus tergambar pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disusun oleh guru.
Literasi secara sederhana diartikan sebagai keberaksaraan. Dalam perkembangannya, literasi
bukan hanya diidentikkan dengan kemampuan calistung, tetapi juga pada aspek yang lain
seperti kemampuan memilih dan memilah informasi, berkomunikasi, dan bersosialisasi dalam
masyarakat. 
Nah,dari paparan diatas, sudah jelas bahwa Kurikulum 2013 sudah termasuk ke ranah literasi.
Saya sendiri juga sempat memperhatikan sekolah di daerah saya tinggal. Setelah menerapkan
Kurikulum 2013 sekolah tersebut semakin maju dari segi pengembangan kreatifitas peserta
didiknya, setiap hari sebelum masuk kelas semua siswa dikumpulkan dilapangan untuk
melakukan kegiatan literasi guna menumbuhkan rasa cinta baca pada peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai