Anda di halaman 1dari 5

Pemeriksaan ekstra oral, meliputi :

1. Pemeriksaan kepala, wajah, dan leher


A. Pemeriksaan kepala
Pemeriksaan pada kepala dilakukan untuk mengetahui bentuk dan
fungsi kepala serta kelainan yang terdapat dikepala. Pemeriksaan pada
kepala dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi.
Cara pemeriksaan kepala (inspeksi dan palpasi) :
- Atur posisi klien duduk atau berdiri karena posisi pasien akan
memudahkan pemeriksa dalam meakukan pemeriksaan.
- Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kacamata, dll yang
digunakan pada pasien. Area yang diperiksa harus jelas terlihat.
- Lakukan inspeksi dengan mengamati bentuk kepala, kesimetrisan
dan keadaan kulit kepala. Kepala yang normal adalah dalam posisi
tegak dan stabil. Bentuk tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal dibagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
Selain itu, ukuran, bentuk kepala, dan posisi kepala terhadap tubuh
adalah kepala tegak lurus dan digaris tengah tubuh. Namun,
ketidaksimetrisan dapat berasal dari cedera maupun gangguan
neurologis misalnya cedera kepala dan paralisis saraf fasial. Kulit
kepala normalnya halus dan tidak elastis.
- Lakukan palpasi dengan gerakan memutar yang lembut
menggunakan ujung jari, lakukan mulai dari depan turun ke bawah
melalui garis tengah kemudian palpasi setiap sudut garis kepala.
Rasakan apakah terdapat benjolan/massa, tanda bekas luka di
kepala, pembengkakan, nyeri tekan, dll. Jika hal tersebut
ditemukan,perhatikan beberapa besar/luasnya, bagaimana
konsisensinya dan dimana kedudukannya, apakah di dalam kulit,
pada tulang atau dibawah kulit terlepas dari tulang.

Kemungkinan kelainan pada kepala adalah :

a. Kelainan kulit kepala termasuk benjolan atau lesi dapat terjadi kista pilar,
psoriasis. Kista pilar (kista trichilemmal) adalah kista berisi cairan yang
terbentuk dari folikel rambut dan yang paling sering ditemukan di kulit
kepala.

Gambar. Pemeriksaan secara palpasi pada kepala


b. Kelainan tulang tengkorak termasuk ukuran dan kontur dapat terjadi
hidrosefalus atau lekukan pada kulit kepala karena trauma (cedera kepala).
Hidrosefalus (hydrocephalus) adalah keadaan dimana terdapat banyak
cairan di otak, yaitu pada ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau
ruang subdural. Cairan ini disebut sebagai cairan serebrospinal atau
cerebrospinal fluid (CSF). CSF adalah cairan bening yang lazim
mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Hidrosefalus bisa terjadi
sejak seseorang dilahirkan atau muncul setelah terkena cedera atau sakit.
Penyebabnya adalah produksi CSF (cairan serebrospinal) berlebihan,
terjadinya penyumbatan yang membuat CSF tidak bisa mengering. Cedera
kepala adalah cedera pada tengkorak, kulit kepala, atau otak yang
disebabkan karena trauma. gegar otak adalah jenis cedera otak traumatis
yang terjadi ketika otak bergetar atau terguncang cukup keras sehingga
membentur otak. Gejala cedera otak seperti kebingungan, depresi, pusing
atau masalah keseimbangan tubuh, sakit kepala, hiang ingata, dan
sebagainya.

B. Pemeriksaan wajah
Pemeriksaan bentuk wajah terdiri atas 3 pemeriksaan yaitu tipe wajah,
kesimetrisan wajah, dan profil wajah. Tipe wajah ada 3, yaitu sempit, normal,
dan lebar. Kesimetrisan wajah ada 2, yaitu simetris bilateral dan asimetris.
Dikatakan simetris bilateral apabila wajah terbagi 2 sama lebar dan
anatomisnya sama jika ditarik garis median dari garis rambut ke titik glabela,
subnasion (perbatasan septum nasal dengan bibir atas), dan menton. Profil
wajah terbagi menjadi wajah datar, cembung dan cekung. Untuk menentukan
profil wajah, tarik garis dari titik glablea, subnasion dan pogonion (dagu) dan
dilihat dari arah sagital.
Pemeriksaan pada wajah dapat dilakukan melalui pengamatan dan palpasi,
pemeriksa dapat mengamati simetris atau tidaknya wajah. Adanya
ketidaksimetrisan pada wajah secara jelas kemungkinan disebabkan oleh
masalah gigi geligi, khusunya yang berhubungan dengan nyeri. Adanya abses
pada gigi atau jaringan periodontal merupakan penyebab umum, adanya
pembengkakan pada wajah. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh adanya
trauma.
Cara pemeriksaan pada wajah :
Pemeriksaan visual (inspeksi) daerah wajah dan leher dilihat dari depan.
Perhatikan apakah ada tonjolan, cacat, bercak di kulit, tahi lalat, asimetri
wajah yang berlebihan (sebagian besar wajah memang sedikit asimetris)
ataupun facial palsy.
Kemungkinan kelainan pada wajah adalah:
a. Kelainan pada wajah bisa terjadi paralisis saraf fasial. Facial paralysis atau
kelumpuhan saraf di wajah atau bisa juga di sebut penyakit “bell’s palsy”
adalah hilangnya gerakan wajah karena kerusakan saraf. Otot-otot wajah
terkulai atau menjadi lemah. Ini biasanya terjadi pada salah satu sisi
wajah, tapi juga memungkinkan untuk terjadi pada kedua sisi wajah dan
ini biasanya disebabkan oleh: infeksi atau peradangan dari nervus facialis,
trauma kepala, tumor kepala atau leher, dan stroke. Penyebanya idiopatik,
meskipun kemungkinan penyebab dapat meliputi iskemik vaskuler,
penyakit virus seperti herpes zoster, penyakit autoimun, atau bahkan
kombinasi dari semua faktor ini. Bell’s Palsy juga sering disebut fasial
paralisis atau kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non-supuratif, non-
neoplasmik, non-degeneratif primer namun sangat mungkin akibat edema
jinak pada nervus fasialis di foramen stilomastoideus. suatu kelainan,
kongenital maupun didapat, yang menyebabkan paralisis seluruh ataupun
sebagian pada pergerakan wajah.

Gambar. Wajah yang tidak simetris


Gambar. Simetris wajah

Gambar. Profil wajah

Gambar. Profil wajah

Gambar. Pemeriksaan secara palpasi pada wajah

Anda mungkin juga menyukai