Anda di halaman 1dari 15

Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan

(Social and Behavioral Sciences)

Miniatur Ajaran Tri Hita Karana Dalam Lingkup Panglipuran (Kajian


Tentang Penerapan Ajaran Tri Hita Karana Dengan Hubungannya Terhadap
Tingkah Laku Masyarakat Bali Di Desa Adat Panglipuran)

DISUSUN OLEH:

Lilik Khoiriyah (9363)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 KEDIRI

JL. LETJEND SUPRAPTO NO.58 TELP.(0354) 687876 KEDIRI

2015
LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA KE-47 TAHUN 2015
1. Objek penelitian berupa
JUDUL : Miniatur Ajaran Tri Hita Karana Dalam Lingkup Panglipuran
 Manusia
(Kajian Tentang Penerapan Ajaran Tri Hita Karana Dengan Hubungannya o Hewan
Terhadap Tingkah Laku Masyarakat Bali Di Desa Adat Panglipuran) o Tumbuhan
o Pembuatan Alat
BIDANG : Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan o Lain-lain

(Social and Behavioral Sciences) 2. Apa penelitian ini lanjutan


dari penelitian sebelumnya
o Ya, dari tahun….
KATEGORI : Sosiologi
 Tidak

NAMA : Lilik Khoiriyah 3. Metodologi penelitian yang


digunakan
SEKOLAH : MAN 3 Kediri  Kualitatif
o Kuantitatif
o Analisis Wacana
o ……
Abstrak
4. Metode Penelitian
Khoiriyah Lilik.2015. Miniatur Ajaran Tri Hita Karana Dalam Naungan - Wawancara
Panglipuran (Kajian Tentang Penerapan Ajaran Tri Hita Karana Dengan - Kuisoner
Hubungannya Terhadap Tingkah Laku Masyarakat Bali Di Desa Adat - Studi Laboratorium
- Observasi
Panglipuran). Karya Tulis Ilmiah. MAN 3 Kediri. - Studi literatur
Pembimbing: Sunarsih, S.Pd.

Selama ini yang diketahui oleh masyarakat mengenai dasar kehidupan


adalah hubungan dengan Tuhan, manusia, dan alam. Ternyata dalam ajaran Tri
Hita Karana masyarakat Bali telah mengenal ketiga hubungan tersebut yang
merupakan dasar dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan
terpelihara dengan baik di Desa Adat Panglipuran. Ajaran Tri Hita Karana yang
merupakan landasan filosofis masyarakat Bali dalam bertingkah laku. Dan
keberadaannyapun menjadi pondasi penting dalam norma tingkah laku warga
desa adat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ajaran Tri Hita Karana
dan penerapannya dalam hubungannya dengan Tuhan, Manusia, dan alam.
Serta untuk mengetahui tanggapan dari masyarakat desa adat terhadap adanya
ajaran Tri Hita Karana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian deskriptif dengan prosedur pengumpulan data primer
yang dilakukan dalam bentuk wawancara. Adapun untuk data sekunder
dilakukan dalam bentuk studi pustaka. Data yang telah terkumpul selanjutnya
direvisi, direduksi, dan dianalisis, penyajian data dan terakhir adalah
pengambilan kesimpulan serta penulisan hasil penelitian.
Hasil penelitian terdiri atas: 1.) Pengertian ajaran Tri Hita Karana serta
ruang lingkupnya, 2.) Penerapan ajaran Tri Hita Karana di desa adat dalam
bertingkah laku dengan hubungannya terhadap Tuhan, sesama manusia, dan
alam sekitar, 3.) Serta tanggapan-tanggapan masyarakat mengenai ajaran Tri
Hita Karana.

Kata kunci: Tri Hita karana, desa adat, penerapan, tanggapan


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara geografis negara Indonesia adalah negara kepulauan dengan 13.000 lebih
pulau, membentang dari Sabang sampai Merauke. Terdiri dari 740 suku bangsa dan
etnis.Masing-masing pulau memiliki keunikan dan karakteristik budaya yang berbeda, salah
satu pulau dengan karakteristik yang khasdan citra budaya yang masih terjaga adalah Bali.
Bukti terjaganya keanekaragaman budaya dan keharmonisan yang ada diantara
masyarakatnya adalah dengan adanya desa adat atau yang sekarang berganti nama
menjadi Desa Pekraman.

Identitas etnik, kesenian, adat serta tradisi leluhur masyarakat Bali masih terjaga dan
terpelihara dengan baik di desa adat. Adanya rasa kesadaran masyarakat Bali ini diperkuat
dengan adanya kesamaan warga desa (krama desa) dari suatu desa adat. Konsep Tri Hita
Karana telah diterapkan masyarakat Bali dengan dasar kesadaran bahwa hubungan antar
Tuhan, manusia, dan alam yang terpelihara dengan baik dapat menjadikan kedamaian
disetiap sisinya.

Ajaran Tri Hita Karana adalah ajaran yang mendasarkan pada prinsip keharmonisan
dan keseimbangan dengan bertumpu pada nilai-nilai Agama Hindu dan falsafah hidup
masyarakat Bali. Antara Agama Hindu dan ajaran Tri Hita Karana mempunyai hubungan
yang erat. Agama Hindu menjiwai falsafah Tri Hita Karana, dan sebaliknya falsafah Tri Hita
Karana mendasarkan pada Agama Hindu. Penerapan ajaran Tri Hita Karana pada berbagai
aspek kehidupan baik dengan Tuhan, sesama manusia,maupun dengan alam sekitar sudah
seharusnya terus dipertahankan masyarakat desa adat yang masih menjunjung tinggi
peranan Tri Hita Karana dalam kehidupan.

Dari latar belakang yang telah dipaparkan mengenai ajaran Tri Hita Karana yang
mengedepankan keseimbangan dan perdamaian, maka peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai penerapan ajaran Tri Hita Karana baik terhadap Tuhan, sesama masyarakat,
maupun terhadap kelestarian alam sekitar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ajaran Tri Hita Karana ?
2. Bagaimana penerapan ajaran Tri Hita Karana di Desa Adat Panglipuran Kabupaten
Bangli, Bali ?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat desa adat terhadap penerapan ajaran Tri Hita
Karana di Desa Adat Panglipuran Kabupaten Bangli, Bali ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian dari ajaran Tri Hita Karana.
2. Untuk mengetahui penerapan ajaran Tri Hita Karana di Desa Adat Panglipuran
Kabupaten Bangli, Bali.
3. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat desa adat terhadap penerapan ajaran Tri
Hita Karana di Desa Adat Panglipuran Kabupaten Bangli, Bali.
1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang berjudul Miniatur Ajaran Tri Hita Karana Dalam Lingkup Panglipuran
(Kajian Tentang Penerapan Ajaran Tri Hita Karana Dengan Hubungannya Terhadap
Tingkah Laku Masyarakat Bali Di Desa Adat Panglipuran)ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi penting terhadap berbagai pihak antara lain sebagai berikut :
a. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai “modal telaah”
dalam rangka mengupas tentang ajaran Tri Hita Karana serta pada
penerapan dalam kehidupan sehari hari. Agar dapat mengetahui respon
masyrakat terhadap penerapan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupannya
di desa adat.
b. Pemerintah
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi sekaligus pengenalan lebih
lanjut ajaran Tri Hita Karana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
yang mengedepankan kebersamaan dan keharmonisan.
c. Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk


disampaikan kepada masyarakat agar lebih mengenal mengenai ajaran Tri
Hita Karana. Serta dapat memahami pentingnya manfaat penerapan ajaran
Tri Hita Karana dalam berbagai aspek kehidupan baik yang menyangkut
terhadap Tuhan, sesama manusia, maupun terhadap alam sekitar.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini difokuskan kepada penerapan ajaran Tri Hita Karana di desa
adat terhadap masyarakat Bali . Dan juga mengenai respon masyarakat Desa adat
terhadap adanya ajaran Tri Hita Karana yang menjadi dasar bertingkah laku dan
bertindak. Dan juga mengenai pengertian dari ajaran Tri Hita Karana. Adapun lingkup
formal dalam penulisan ini terfokus pada perihal tentang penerapan ajaran Tri Hita
Karana dalam bertingkah laku masyarakat Bali dengan hubungannya terhadap Tuhan,
sesama manusia, dan alam sekitar.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tri Hita Karana

Agama Hindu mengajarkan umat manusia melalui konsep-konsep yang memiliki nilai
universal dan relevan dengan permasalahan saat ini, salah satunya adalah Tri Hita Karana
yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, antar manusia dan alam lingkungan.  
Tri Hita Karana berarti bahwa kesejahteraan umat manusia di dunia ini hanya dapat
terwujud bila terjadi keseimbangan hubungan antara unsur-unsur Tuhan, manusia, dan
alam.Tri Hita karana bersumber dari ajaran Agama Hindu, yang secara tekstual berarti tiga
penyebab kesejahteraan (Tri=Tiga, Hita=kesejahteraan, Karana=sebab). Tiga unsur
tersebut adalah Sanghyang Jagatkarana (Tuhan sang pencipta), Bhuana (alam semesta),
dan Manusa (Manusia) (Astiti,2005:26).

a. Gambar logo ajaran Tri Hita karana

Ketiga keseimbangan tersebut merupakan penyebab terjadinya kebahagiaan. Sebagai


salah satu ajaran, Tri Hita Karana selalu dijadikan landasan filosofis dalam
pembangunan, baik pembangunan di tingkat daerah maupun pembangunan di tingkat
desa. Desa adat sendiri adalah kesatuan masyarakat hukum adat di Provinsi Bali yang
mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu
secara turun temurun dalam ikatan Kahyangan Tiga atau Kahyangan Desa yang
mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah
tangganya sendiri (Pasal 1 no urut 4, Perda Provinsi Bali No 3 Tahun 2001 tentang Desa
Pakraman).
Konsep ajaran Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh, falsafah tersebut
memiliki konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di
tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita
Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan didunia ini yang saling terkait
satu sama lain, setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek
sekelilingnya. Prinsip pelaksanaan harus seimbang, selaras antar satu dan yang lainnya.
Tiga penyebab kebahagiaan (Tri Hita Karana) adalah sebagai berikut:
1. Manusia dengan Tuhan(Parahyangan), manusia adalah ciptaan Tuhan sedangkan
Atman (jiwa) yang ada dalam diri manusia merupakan kebesaran Tuhan yang
menyebabkan manusia dapat hidup didunia.
2. Manusia dengan sesama manusia(Pawongan) , sebagai makhluk sosial manusia
tidak dapat hidup menyendiri. Mereka memerlukan bantuan dan kerja sama dengan
orang lain. Karena itu hubungan antara sesamanya harus selalu harmoni dan baik.
3. Manusia dengan alam lingkungannya(Palemahan), manusia hidup dalam lingkungan
tertentu. Manusia memperoleh keperluan hidup dari lingkungannya. Manusia
dengan demikian sangat tergantung dengan alam, oleh karena itu manusia harus
selalu memperhatikan kondisi lingkungannya. Lingkungan harus dijaga keselarasan,
kerapian, dan kelestariannya, yang pada akhirnya akan menimbulkan ketentraman
pada setiap manusia.
Tri Hita Karana tidak cukup dipelajari secara verbalis tetapi nilai-nilai tersebut harus
menginternalisasi di dalam diri, yang diimplementasikan dalam perilaku sehari-hari.

2.2 Penerapan Ajaran Tri Hita Karana


Di lingkup Desa Pakraman (desa adat), ajaran Tri Hita karana ini dengan jelas
disebutkan sebagai pamikukuh (dasar) dalam setiap tingkah laku dan norma masyarakat
Bali. Terkait dengan ketiga bentuk keseimbangan antara Tuhan, sesama manusia, dan
alammenyebutkan bahwa :
1. Keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan harus diwujudkan dalam
bentuk bakti. Bakti berarti melaksanakan segala perintah yang diwajibkan , dan
tidak melanggar setiap pantangan (larangan) baik perbuatan kecil maupun besar.
2. Hubungan manusia dengan manusia diwujudkan dalam bentuk tresna. Kasih
sayang adalah kunci dari kebersamaan dan keselarasan dari setiap kehidupan
manusia, dan tresna (cinta) merupakan dasar perasaan untuk menjunjung tinggi dan
menghormati antar sesama krama desa (warga desa).
3. Dan hubungan manusia dengan lingkungannya diwujudkan dalam bentuk asih.
Asih berarti saling mengasihi untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan antar
umat manusia dan alam semesta, karena umat manusia dan alam memiliki
hubungan yang erat. Ketergantungan antar keduanya dapat terjaga dan terpelihara
dengan baik apabila timbul rasa kesadaran dan toleransi. (wawancara:18 Desember
2014).
Dalam kehidupan kesehariannya, perilaku masyarakat Bali juga mendasarkan pada
nilai-nilai Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana. Falsafah hidup Tri Hita Karana
sangat menekankan adanya keharmonisan dan keseimbangan hidup antara manusia
dengan manusia, manusia dengan Sang Pencipta, dan manusia dengan lingkungannya.
Prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dengan baik dalam struktur sosial masyarakat Bali
dan menjadi pandangan hidup masyarakat Bali, baik dalam mengembangkan
sistempengetahuan, pola-pola perilaku, sikap, nilai-nilai, tradisi, seni, dan sebagainya.
Pada akhirnya falsafah Tri Hita Karana ini menjadi ideologi dan core values (inti ajaran)
dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Bali.Unsur-unsur dalam struktur sosial
yang membangun masyarakat Bali senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Tri Hita
Karana sesuai dengan lingkungan kehidupannya (Astiti,2005:26).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati dari orang (subyek) itu sendiri.
Dengan pendekatan kualitatif ini, semua data berupa kata-kata lisan maupun tulisan
dari sumber data manusia yang telah diamati disajikan dan digambarkan apa adanya
dan selanjutnya ditelaah guna menemukan makna yang sebenarnya (Moleong,
2002:3).

Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang sah, akurat serta
mudah dipahami dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif. Adapun pengertian
penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau
karakteristik individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu (Arifin, 1996:13).

Jadi, penelitian diskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,


tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau
keadaan (Suharsimi, 1996:310).

3.2 Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan pendekatan penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, maka


kehadiran peneliti di lapangan adalah sangat penting dan diperlukan secara optimal,
karena peneliti merupakan salah satu instrumen kunci dalam menangkap makna dan
sekaligus sebagai alat pengumpul data dalam pengumpulan data. Kehadiran
penelitian di lapangan bersifat non partisiptif yaitu peneliti tidak ikut terlibat secara
langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek penelitian. Adapun tahapan
dalam penelitian di lapangan adalah sebagai berikut:
a. Penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mendpatkan data informasi
secara umum.
b. Penelitian di lapangan yang bertujuan untuk memperoleh data secara khusus.
c. Kunjungan sewaktu-waktu yang bertujuan untuk melengkapi data-data yang
telah terkumpul.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis memperlukan data-data yang akurat dan sesuai
dengan hasil yang diperlukan, oleh karena itu teknik pengumpulan data dari suatu
karya menjadi salah satu hal pokok yang harus dibahas. Teknik pengumpulan data
penelitian ini adalah :
3.4.1 Studi pustaka
Metode studi pustaka adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip,buku,surat kabar, majalah, prasati,
notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1996:236).
Metode ini diperlukan untuk memperoleh data mengenai pengertian,
dan maksud mengenai tri hita karana, dan penerapannya pada beberapa
daerah desa adat di Bali.
3.4.2 Interview atau Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara tanya jawab oleh peneliti dengan objek penelitian (Moleong,
2002:135).
Adapun wawancara dalam penelitian kali ini diajukan kepada pihak
terkait yaitu beberapa masyarakat desa adat Panglipuran. Pengambilan
narasumber dalam penelitian ini tidak dilakukan kepada semua masyarakat
di Desa Adat Panglipuran. Namun hanya diambil beberapa sampel yang
dianggap representatif yang bisa mewakili masyarakat.
3.4.3 Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan
indrawi dengan melakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang
terjadi pada objek penelitian secara langsung di tempat penelitian (M.
Sitorus, 2003:36).
3.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Desa Adat Panglipuran Kabupaten Bangli, Bali.
Penentuan lokasi ini dilakukan secara porposive (sengaja) dengan beberapa
pertimbangan diantaranya adalah penelitian ini merupakan penelitian tentang
penerapan ajaran Tri Hita Karana Terhadap masyrakat Desa Adat Panglipuran.
Sedangkan waktu penelitian dimulai dari minggu kedua Desember sampai dengan
Minggu keempat bualn Maret 2015. Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Waktu
No. Jenis Kegiatan Desember 2014 Januari 2015 Pebruari 2015 Maret 2015
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Menentukan judul 
penelitian
2. Menyusun Rumusan 
masalah
3. Mencari data
pendukung
4. Menyusun metode
penelitian
5. Penyusunan
proposal penelitian
6. Evaluasi pengajuan
proposal penelitian
7. Menyusun panduan
pertanyaan untuk
studi awal terjun
lapangan pertama
( observasi awal)
8. Analisis data dan
evaluasi
9. Menyusun panduan
pertanyaan untuk
observasi
10. Persiapan observasi
dan pengumpulan
data observasi
11. Pengumpulan data
12. Analisis data
13. Evaluasi
14. Pengetikan karya
tulis
15. Evaluasi
penyempurnaan
karya tulis

3.5 Tahap-tahap penelitian


Dalam penelitian diperlukan 2 macam tahap agar hasil yang ingin dicapaibisa
maksimal yaitu tahap persiapan dan tahap lapangan.
3.5.1 Tahap pra-lapangan
a. Menentukan topik dan judul yang akan di teliti
b. Merumuskan masalah yang hendak di angkat
c. Menentukan metode dan pendekatan yang sesuai denagn jenis peristiwa
d. Mencari referensi yang berhubungan dengan objek penelitian
e. Membuat pertanyaan untuk wawancara
Memilih narasumber yang sesuai
3.5.2 Tahap-tahap lapangan
Tahap ini merupakan cara utama untuk mendapatkan data meliputi:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data selengkap mungkin
tentang penerapan ajaran Tri Hita Karana yang ada di Desa dat Panglipuran,
dan tanggapan masyarakat terhadap Tri Hita Karana.
b. Observasi
Untuk mengetahui keadaan objek yang diteliti secara langsung, observasi
ini dilakukan dengan mendatangi Desa Adat Panglipuran, Kabupaten Bangli,
Bali.

3.6 Prosedur dan Teknik Penelitian

Sebuah penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan dalam


penelitian, maka diharuskan melalui serangkaian kegiatan yang di laksanakan
dengan mengindahkan berbagai tahapan secara rinci. Seperti halnya sebuah
penelitian sosial, proses ini menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut:
(1)Tahap pengumpulan data,(2) Tahap revisi data,(3) Tahap reduksi data, (4)
Tahap analisa data, (5) Tahap pengambilan kesimpulan, dan (6) Tahap penulisan
hasil penelitian, mengenai metode dan tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini
di lakukan sesuai dengan sumber data yang di gunakan.
3.6.1 Tahap pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam rangka pengumpulan data tidak selalu
sama antarasumber data satu dengan yang lain, hal ini disesuaikan dengan
jenis sumber data yang digunakan serta dimungkinkan agar lebih mudah bagi
peneliti untuk mengumpulkan sumber data yang akan digunakan dalam
penelitian.
a. Sumber data primer
Data primer adalah data yang didapatkan dari sumber data. Dari penelitian
ini diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang bukan
sumber utama, biasanya data sekunder diperoleh melalui sumber tulisan.
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan
3.6.2 Tahap revisi data
Setelah semua data lengkap, maka selanjutnya dilakukan revisi atau
perbaikan dengan jalan :
3.6.2.1 Pengamatan yang mendalam
3.6.2.2 Memilih keabsahan data yang mendalam
3.6.2.3 Pengulangan

4. Tahap reduksi data


Setelah direvisi maka dilanjutkan dengan mereduksi data, dengan cara data
yang terkumpul dan terekam dalam catatan-catatan lapangan kemudian
dirangkum dan diseleksi. Merangkum dan menyeleksi data didasarkan pada
fokus kategori atau pokok permasalahan tertentu yang telah ditetapkan dan
dirumuskan sebelumnya.
Klasifikasi tersebut didasarkan pada permasalahan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Apa maksud Tri Hita Karana.
b. Bagaimana penerapan ajaran Tri Hita Karana pada masyarakat di desa adat
dalam bertingkah laku dengan hubungannya terhadap Tuhan, sesama
manusia, dan alam sekitar,
c. Bagaimana tanggapan-tanggapan masyarakat mengenai ajaran Tri Hita
Karana.
5. Analisa data
Setelah data dikumpulkan dan dideskripsikan langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis data. Dalam hal ini, kosep dan teori yang telah diuraikan di
atas dapat dijadiakan sebagai perangkat bantu anlisis dalam memecahkan ke
tiga permasalahan pada rumusan masalah yaitu:
a. Permasalahan tentang maksud dari Tri Hita Karana
Teknik pengumpulan data pada masalah ini menggunakan sumber data
sekunder berupa kajian pustaka. Kajian pustaka dilakukan dengan mencari
literatur yang sesuai dengan maksud dari ajaran Tri Hita Karana.
b. Permasalahan tentang penerapan ajaran Tri Hita Karana pada masyarakat di
desa adat dalam bertingkah laku dengan hubungannya terhadap Tuhan,
sesama manusia, dan alam sekitar,
Teknik pengumpulan data pada masalah ini mengunakan data primer berupa
observasi mengenai penerapan ajaran Tri Hita Karana pada masyarakat .
Dan upaya pensosialisasiannya. Selain itu juga menggunakan sumber data
sekunder yaitu kajian pustaka dengan mencari berbagai literatur yang
berkaitan dengan permasalahan ini.
d. Permasalahan tentang tanggapan-tanggapan masyarakat mengenai ajaran
Tri Hita Karana.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada masalah ini menggunakan
sumber data primer berupa observasi dan wawancara. Observasi dilakukan
dengan mengamati tanggapan masyarakat mengenai ajaran Tri Hita Karana
Sedangkan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
analisa tanggapan dari narasumber yang merupakan masyarakat Desa adat
Panglipuran terhadap ajaran Tri Hita Karana.
6. Tahap Pengambilan kesimpulan
Pengambilan kesimpulan adalah menarik kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan. Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan
data maka akan ditarik kesimpulan sebagi inti dari jawaban-jawaban pada
rumusan masalah.
7. Tahap penulisan hasil penelitian
Adalah tahap yang paling akhir dalam suatu penelitian. Seluruh data
yang telah disimpulkan akan ditulis kedalam suatu karya tulis yang sesuai
dengan sistematika penulisan karya tulis ilmiah.

SKEMA PROSEDUR DAN TEKHNIK PENELITIAN

Pengumpulan Data Revisi Data

Analisis Data Reduksi Data

Pengambilan Kesimpulan Penulisan Hasil Penelitian


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lilik Khoiriyah


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat,tanggal lahir : Nganjuk,27 Mei 1998
Alamat :Dsn.Dingin , Ds. Ngronggot ,Kec. Ngronggot, Nganjuk
Sekolah : MAN 3 Kediri
No.Telp : 082336559344
Alamat e-mail : Biologililik@yahoo.com
Alamat Sekolah : Jln.Letjend Soeprapto , No .58 , Kediri
Alamat e-mail : mandiga@man3kdr.sch.id
Orangtua :
Ayah : Hamid
Ibu : Maslamatul Munawaroh
Pekerjaan Orangtua :
Ayah : Wiraswasta
Ibu : PNS
Cita-Cita : Guru, Pengusaha

Anda mungkin juga menyukai