IDENTITAS PASIEN
II. ANAMNESIS
Pasien Perempuan berusia 27 tahun datang ke Klinik Prostodonsia RSGM UNPRI, dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan yang tidak bisa dilepas-lepas,
oleh karena pasien merasa tidak nyaman dan sulit saat mengunyah makanan pada sisi sebelah kanan. Pasien kehilangan gigi posteriornya sekitar 6 bulan yang
lalu dan belum pernah dibuatkan gigi tiruan.
1
III. DIAGNOSA DAN RENCANA PERAWATAN
2
Klasifikasi hubungan rahang :
Gambar Wajah depan Gambar Wajah samping 1. Klas I : Normal
2. Klas II : Retrognathic
f. PEMERIKSAAN INTRA ORAL 3. Klas III : Prognathic
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 X 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
3
Karies : tidak ada Klas II, ada 2 jenis :
Tambalan : tidak ada a. Ketebalan mukosa tipis dan mudah
Fraktur mahkota : tidak ada mengalami iritasi apabila mengalami
Resesi gingiva : tidak ada tekanan.
Elongasi : tidak ada b. Ketebalan mukosa 2X lebih tebal dari
Crown to root ration : normal (flabby)
Gigi 37 : gigi 35 Klas III : Ketebalan mukosa sangat
9 : 18 = 9 : 13 berlebihan (sangat flabby) dan memerlukan
1:2=1:1 pembedahan.
PENCETAKAN ANATOMIS
a. Bahan : Alginate (irreversible hydrocolloids impressions Kegunaan rontgen foto, untuk melihat:
material) Ukuran, bentuk dan posisi akar
b. Pemilihan sendok cetak : Kelainan apikal
RA : Sendok cetak buatan pabrik # L modifikasi Keadaan tulang alveolar
RB : Sendok cetak buatan pabrik # L modifikasi Tebalnya dinding pulpa
Kedalaman karies
c. Teknik mencetak
Alasan pemilihan gigi penyangga :
Bahan cetak alginate dicampur dengan air sesuai petunjuk
Gigi vital, rasio mahkota akar cukup,
pabrik, kemudian diaduk hingga merata
memiliki bulk (ketebalan dinding pulpa
Bahan cetak diletakkan di dalam sendok cetak dan
cukup), berdiri tegak di prosessus alveolaris,
disebarkan secara merata
akar cukup panjang dan dukungan oleh tulang
Sejumlah kecil alginate diletakkan pada daerah yang kasar alveolar, jaringan periodontal sehat.
pada palatum keras untuk membantu menahan udara yang Gigi penyangga dipilih berdasarkan Hukum
terpenrangkap pada bagian ini Ante: jumlah luas membran periodontal dan
Sendok cetak diletakkan ke dalam mulut dan ditekan gigi-gigi penyangga harus sama atau lebih
hingga seluruh daerah yang akan dicetak tercakup besar dari jumlah luas membran periodontal
Setelah cetakan mengeras, cetakan dapat dilepas dari dalam gigi yang diganti. Luas membran periodontal
mulut dalam satu gerakan diperkirakan dengan melihat rontgen foto.
d. Evaluasi hasil cetak :
Bahan cetak (alginate) harus tercampur dengan baik, licin Pemilihan Sendok Cetak Buatan Pabrik
dan creamy (Stock Tray)
4
2. Diagnostic sendok cetak berada di tengah, di atas linggir. terdapat ruang 5-7 mm antara sendok cetak
impressions Tidak terdapat kontak signifikan antara sendok cetak dengan dan jaringan untuk menyediakan “baik” untuk
jaringan lunak atau gigi kekuatan dan akurasi bahan cetak.
Tepi cetakan harus membulat dan sendok cetak tidak tampak
Hasil cetakan tidak poreus dan permukaan cetakan terisi Modifikasi sendok cetak
penuh Sendok cetak buatan pabrik kadang-kadang
Struktur anatomi pendukung harus tercakup (hamular diperlukan penambahan/ pengurangan pada
notches, retromolar pads, dll). daerah tertentu.
Tujuannya :
1. Untuk mendapatkan cetakan yang baik
2. Untuk mendapatkan peripheal seal yang baik
3. Mengirit bahan cetak
4. Pembagian tekanan yang merata
5
Gambar. Hasil cetakan Gambar. Hasil cetakan
anatomis RA anatomis RB
RA :
RB :
6
4. Diagnosa
7
c.Alasan Adhesive bridge regio 47,46,45:
Preparasi gigi penyangga minimal mempertahankan
struktur jaringan sehat
Indikasi menggantikan kehilangan gigi anterior short span
f. Prognosis PROGNOSIS
Baik
Watak pasien : Philospical bersifat rasional, tenang
dan seimbang
Kesehatan umum pasien : baik, tidak ada penyakit
sistemik
Kondisi lokal :
Kondisi jaringan periodontal gigi penyangga masih baik
II PERAWATAN Perawatan Pendahuluan / Persiapan
PENDAHULUAN Periodonsia : Scalling RA dan RB
8
6. Menetralisir dengan warna biru
7. Penerangan yang dipakai : lampu neon, sinar matahari atau
lampu halogen
Pemilihan warna :
Menggunakan shade guide Vita 3 Dmaster
Kemudian gigi dibagi menjadi 3 bagian (servikal, tengah
dan insisal), dari bagian tersebut dibagi atas 3 bagian
(mesial, distal dan tengah) untuk memudahkan
komunikasi warna gigi dengan pihak laboratorium Gambar Tooth Colour Space
3. Kesejajaran preparasi
Preparasi gigi penyangga harus membentuk arah
pemasangan dan pelepasan yang sama antara satu gigi
penyangga dengan gigi penyangga yang lain.
11
Gambar mata bur untuk preparasi gigi penyangga
12
a) Pengasahan permukaan proksimal :
Preparasi dengan menggunakan bur fissure taper yang
kecil.
Preparasi konus ke arah oklusal 10-150 sehingga tidak
membentuk undercut. 5. Pembulatan sudut-sudut preparasi
Ketebalan preparasi 1-1,5 mm. Preparasi akan menciptakan sudut-sudut yang merupakan
pertemuan dua bidang preparasi. Sudut ini harus
dibulatkan, karena sudut yang tajam akan menimbulkan
tegangan pada restorasi dan sulit dalam pemasangan
jembatan.
13
sedangkan bagian lingual chamfer panjang gigi.
Akhiran servikal berada setinggi puncak gingiva.
2. Shoulder beveled
Bentuk akhiran servikal yang dianjurkan, karena
disertai dengan prinsip-prinsip geometris untuk
memperkecil ketidakakuratan akhiran servikal.
Keuntungannya adalah berkurangnya perubahan
bentuk yang terjadi selama pembakaran keramik yang
mempengaruhi ketepatan adaptasi akhiran servikal.
Bevel juga menghasilkan perlindungan terhadap
enamel margin dan menambah retensi mahkota.
Hasilnya segaris logam pada akhiran servikal atau
kerah logam selalu akan nampak sehingga
15
menimbulkan masalah estetis dan rasa tidak nyaman
pada pasien.
Diindikasikan pada gigi posterior RB atau untuk
permukaan gigi yang tidak mementingkan estetis.
Diindikasikan untuk mahkota berlapis porcelain.
4. Chisel edge
Merupakan suatu modifikasi flat shoulder dengan
membuat bentuk antara bahu dengan dinding tegak
sebesar 135o.
Bentuk ini lebih mudah dikerjakan langsung di dalam
mulut dibandingkan flat shoulder.
Menghasilkan ketebalan yang lebih tipis pada servikal
untuk menjaga terkenanya pulpa pada waktu preparasi.
Kekurangan bentuk ini keramik dan logam menjadi
lebih tipis pada daerah servikal sehingga menghasilkan
mahkota yang kurang estetis.
Diindikasikan untuk preparasi permukaan proksimal
16
atau lingual.
17
bersama dengan wash. No Type bahan cetak Rentang nilai viscositas
7. Cetakan dilepas dari dalam mulut pasien. 1 Putty 400.000 - 700.000
2 Heavy body 200.000 - 300.000
3 Regular / Medium 40.000 - 150.000
4 Light body dan 10.000 - 70.000
wash
20
margin teknik. Kekuatan mekanis baik dibandingkan
Cara pengadukan semen: dengan polikarboksilat dan zinc phospat.
1. Bubuk dan cairan ditempatkan pada glass slab 4. Zinc oxide cement : Biokompatibel, dan
2. Bubuk dicampurkan dengan mengambil cairan sedikit menghasilkan sela yg baik. ZOE hanya digunakan
demi sedikit hingga rata pada restorasi dengan bentuk retensi yang baik, karena
3. Adonan semen diisi ke dalam retainer GTC diratakan kekuatannya lebih rendah dibandingkan semen yang
hingga tipis lain.
4. GTC ditempatkan ke gigi penyangga ditekan dengan kuat
dan merata
5. Pasien menggigit gulungan kapas pada GTC
6. Setelah mengeras dibersihkan dan dirapikan
7. Periksa oklusi.
21
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemeriksaan objektif :
- Oral Hygiene
Buruk, dimana terdapat penumpukan sisa makan
didaerah interdental dan sevikal gigi tiruan. Oleh
karena itu, operator membersihkan gigi tiruan dan
diajarkan cara menyikat gigi tiruan yang benar
- Oklusi
Baik, oklusi pasien sebelum memakai gigi tiruan sama
dengan setelah pemasangan gigi tiruan
- Inflamasi
Tidak ada terjadi inflamasi
- Perkusi dan Palpasi
Perkusi dan Palpasi : Negatif
Yang menyatakan bahwa tidak adanya lesi periapikal
DAFTAR PUSTAKA
1. Principles, concepts, and practices-1994. J.Prosthet Dent 1995; 73(1): 73-94.
2. Tarigan S. Ilmu gigitiruan cekat. Buku ajar. Departemen prostodonsia FKG USU. Medan. 2006.
3. Rossentiel F S, Land F M, Fujimoto. Contemporary fixed prosthodontics-fourth edition. Mosby Elsevier 2006.
4. Clinician technique guide. The dental advisor. Number 3. july 2009.
5. Syafrinani. Pengaruh desain preparasi gigi terhadap kekuatan lekat jembatan adhesif. Tesis. Bandung: Bagian Ilmu Gigitiruan FKG UNPAD, 2003:
14-6, 39.
6. Prajitno HR. Ilmu geligi tiruan jembatan pengetahuan dasar dan rancangan pembuatan. Jakarta, EGC 1994.
7. Allan DN. Petunjuk bergambar Mahkota dan jembatan . Hipokrates, edisi 1, jakarta 1994.
8. Ibeston R. Clinical Considerations for Adhesive Bridgework. Dent Update 2004; 31: 254–265.
9. Thompson V. Resin retained fixedpartial dentures. Section 3, Laboratory procedures. Chapter twenty six. Hal 673-696.
10. DR. matthew CA et al. the sieved resin bonded prosthesis.JIADS vol 1, issue 2 april – june 2010.
11. Richard ibbetson. Clinical consideration for adhesive bridgework. Dent update 2004: 31 : 254-265.
22