6 Karangan Ilmiah
6 Karangan Ilmiah
1
2
filial cabang
filter saringan
finis/final akhir
formasi susunan
format ukuran
fragmen penggalan
friksi bagian, pecahan
frustrasi rasa kecewa
harmoni sesuai
indeks petunjuk
infeksi peradangan
informasi keterangan
introduksi pendahuluan
kapitulasi penyerahan
konklusi kesimpulan
konservatif kolot
konsesi izin
kontamninasi pencemaran
kontemporer masa kini, mutakhir
kontradiksi pertentangan
linguistik ilmu bahasa
matematika ilmu hitung
modern maju
narator pencerita
prediksi ramalan
pasien orang sakit
sinopsis ringkasan
sitat kutipan
sitasi pengutipan
urine air seni/kencing
Dari contoh tersebut, biasanya yang dipilih untuk digunakan dalam karangan
ilmiah populer adalah kata-kata populer, bukan kata-kata ilmiah.
Karangan ilmiah populer menggunakan kalimat-kalimat yang mudah
dipahami. Kalimat-kalimat yang demikian adalah kalimat-kalimat yang pen-
dek, bukan yang panjang; yang disusun dengan kata-kata yang tidak berlebihan
atau hemat; yang tidak berbelit; yang tidak rancu; yang disusun dengan bentuk-
bentuk kata yang sejajar atau parallel; yang tidak terpenggal; yang disusun
menurut kaidah tata bahasa; dan yang ditulis sesuai dengan kaidah ejaan resmi
(Effendi, 1992:11-16). Perhatikanlah kalimat-kalimat dalam karangan berikut.
4
Tri Mastoyo
dan bahasa sebenarnya justru terletak pada peranan konteks situasi itu.
Sekalipun terdapat tuturan yang tidak taat aturan logika dan kaidah ber-
bahasa yang benar, tetapi bila masih bisa dinalar, tuturan itu tetap akan
muncul dalam tindak komunikasi. Anggapan itu kiranya tidak berlebih-
an sebab yang bagaimanakah aturan logika dan kaidah berbahasa yang
baik dan benar itu dan di manakah letak persinggungannya sulit untuk
diraba. Dalam berkomunikasi, orang lebih banyak terpengaruh oleh
konteks situasi daripada atuan dan kaidah berbahasanya. Apakah
kenyataan seperti itu akan dikikis? Wallahu alam bisawab.
(dimuat pada Harian Berita Nasional, 23 Januari 1988:IV)
Jika diamati secara saksama, karangan tersebut mudah dipahami karena disam-
paikan dengan kalimat-kalimat yang tidak berbelit. Pilihan kata dalam kalimat-
kalimat pun tidak menyusahkan pembaca.
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat
yang berhubungan satu sama lain. Dalam karangan populer, paragraf yang
dipilih adalah paragraf yang mudah dimengerti. Paragraf yang demikian adalah
paragraf yang memiliki kesatuan dan paragraf yang pendek, bukan yang pan-
jang (Effendi, 1992:17-18). Contohnya sebagai berikut.
Ketersediaan Pangan
Kesiapan dan ketersediaan bahan pangan pokok bagi masyarakat juga
perlu dipetakan strategi distribusi logistiknya. Fokus pada peningkatan
produksi pangan dengan stimulus pelaku usaha pertanian, seperti
relaksasi kredit usaha rakyat (KUR) pertanian, serta mempercepat
bantuan sarana dan prasarana serta subsidi pertanian. Subsidi
transportasi pangan dari daerah surplus ke daerah minus juga disiapkan
guna distribusi pangan dapat menjangkau seluruh wilayah.
Insentif
Insentif bagi petani saat pandemi didorong berupa insentif benih,
peningkatan anggaran guna menyubsidi kebutuhan pupuk, dan asuransi
petani, termasuk pembiayaan atau keringanan kredit bagi petani. Petani
dalam usaha taninya pasti membutuhkan input berupa modal, baik
berupa dana segar maupun sarana produksi, apalagi jika petani
mengalami risiko kerugian dalam proses usaha taninya, termasuk
dalam kondisi social/physical distancing.
7
PEDAGANG LOUHAN
Saeful (54) biasa di panggil Mang Eep, saat itu sudah tidak bekerja lagi
di salah satu perusahaan yang memproduksi aksesoris motor seperti
pijakan karet untuk kaki. Eep bingung untuk menghidupi keluarganya.
Eep kerap melakukan banyak hal, mulai mengambil botol bekas,
berdagang hinga mencari pekerjaan baru. Namun, semua itu tidak
cukup untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya. Eep juga
berpikir jika harus bekerja lagi dia takutnya akan berakhir sama seperti
di tempat kerjaan yang dulu.
Beberapa bulan setelah pertemuan itu, Eep kerap berpikir mungkin jika
menjadi pengusaha akan lebih enak, memiliki banyak waktu, dan tidak
harus terpikat oleh jam kerja pabrik lagi. Eep kemudian kembali ke
rumah temannya dan ingin belajar bisnis usaha ikan hias tersebut.
Mengawali bisnis ikan pada tahun 2000-an, Eep mendapatkan saran
dari Ma’mun untuk berdagang ikan louhan, awal mulanya Eep ragu
untuk berdagang ikan louhan, namun karena dipaksa oleh temannya
dan saat itu penjualan ikan louhan sedang bumingnya. Eep akhirnya
mempelajari teknik dan budidaya bersama temannya. Ikan yang berasal
dari Taiwan tersebut pernah populer di awal tahhun 2000-an. Banyak-
nya permintaan membuat pedagang senang karena transaksi yang
didapat setiap bulannya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Dengan
penghasilan segitu, Eep bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya
dan bisa menyekolahkan anaknya hingga kuliah.
Tidak hanya itu, turunnya penjualan ikan louhan di 2005 juga dise-
babkan adanya tren Aquascape. Aquascape adalah seni yang mengatur
tanaman, air, batu, karang, ikan hias, dan kayu di dalam satu akuarium.
Persoalannya adalah ikan louhan merupakan jenis ikan yang tidak bisa
dicampur dengan beberapa jenis ikan lain atau tanaman di dalam satu
aquarium. Ini yang menyebabkan orang enggan memelihara ikan
louhan. “Mungkin juga orang sekarang lebih milih Aquascape. Satu sisi
karena bagus terus ikan juga bisa beragam, beda kalau louhan
digabungkan sama ikan lain malah bisa dimakan”, imbuhnya.
3. Artikel (Populer)
Artikel populer merupakan bentuk karangan istimewa yang jauh
berbeda dengan feature (Soeseno, 1993:101). Feature berisi fakta, peristiwa,
dan proses, sedangkan artikel berisi pendapat dan sikap atau pendirian sub-
jektif mengenai masalah yang sedang dibahas (Soeseno, 1993:101).
Artikel populer terdiri atas beberapa jenis, opini dan resensi. Opini
berisi pendapat penulis. Opini tidak mempunyai struktur tertentu; langsung
saja berisi tubuh yang mengemukakan apa masalah yang menjadi pokok ba-
hasan, diikuti langsung pula bagaimana pendapat penulis mengenai masalah
yang dibahas. Karangan opini biasanya pendek, biasanya hanya satu kolom.
Contohnya sebagai berikut.
11
Sangat Terbatas
Konsep Pendidikan 4.0, sebagaimana mengikuti perkembangan
teknologi inovasi 4.0 harus memanfaatkan teknologi canggih. Pen-
didikan dicirikan dengan penggunaan kecerdasan buatan, data terpadu,
jarak jauh, mobile, games, cocok untuk generasi milenial, emas,
futuristik. Namun demikian, hal itu menjadikan impersonal, egosentris,
kurang interaktif, kurang berbudaya, kehilangan empati, kehilangan
nilai sosial kemanusiaan. Namun demikian, fasilitas, infrastruktur, in-
trastruktur, suprastruktur teknologi, maupun jaringan pendukung da-
lam pelaksanaan SfH di Indonesia masih sangat terbatas.
Falsafah Jawa
Ajaran KHD tercermin dalam konsep Ikigai dari Jepang dan falsafah
Jawa untuk menjadi jalma kang utama. Bahwa pendidikan harus mena-
jamkan potensi anak didik sesuai kodrat alam, kehendak jiwa, bakat,
hobi, talenta, dan merdeka.
buku ini. Di samping itu, buku ini juga membicarakan sejumlah masa-
lah, seperti asal mula dan sejarah kritik sastra, poetika, dan bidang-
bidang kritik sastra.
Buku ini bermanfaat bagi mereka yang ingin menjadi dedengkot di
bidang kritik sastra. Minimal, buku ini dapat berfungsi sebagai penam-
bah khazanah pengetahuan karena di dalamnya juga ditampilkan masa-
lah-masalah baru yang belum dipaparkan di dalam buku-buku kritik
sastra Indonesia yang mendahuluinya.
(Dimuat di harian Kedaulatan Rakyat, 24 Maret 1983)
DAFTAR RUJUKAN
Dalman. (2015). Penulisan Populer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Effendi, S. 1992. “Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karangan
Ilmiah Populer” dalam Majalah Bahasa dan Sastra Tahun IX, No. 2,
hlm. 1-19.
Sarwono, Jonathan. (2010). Pintar Menulis Karangan Ilmiah. Yogyakarta:
Andi.
Soeseno, Slamet. 1993. Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis Non-
fiksi untuk Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suhadi. 2001. Memenangkan Lomba Mengarang. Jakarta: Balai Pustaka.