Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

NUTRISI TEPAT PENAMBAH KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN ANEMIA

DISUSUN OLEH :

SAFITRI GUNAWAN, S. Kep


NIM. 736080729021

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA
T.A. 2020-2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
NUTRISI TEPAT PENAMBAH KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN ANEMIA

Pokok Bahasan : Peningkatan Kadar Hemoglobin


Sub Pokok Bahasan : Nutrisi tepat penambah kadar hemoglobin pasien anemia
Hari/Tanggal : Sabtu / 30 Januari 2021
Waktu : 16.00 WIB
Penyuluh : Safitri Gunawan, S.Kep

A. Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang masih sering
ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Anemia dapat
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin
(Rasmaliah,2004).
Secara umum tingginya prevalensi anemia disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya seperti vitamin
A, C, folat, riboplafin dan B12 untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam
seharinya bisa dilakukan dengan mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai
salah satu sumber zat besi yang mudah diserap, mengkonsumsi sumber makanan
nabati yang merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap (Merlina,
2016).
Anemia kurang besi adalah salah satu bentuk gangguan gizi yang
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, terutama
di negara berkembang termasuk Indonesia. Konsumsi zat besi dari makanan sering
lebih rendah dari dua pertiga kecukupan konsumsi zat besi yang dianjurkan, dan
susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong pada tipe makanan yang
rendah absorbsi zat besinya (Rasmaliah,2004).
Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan zat besi dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi sayuran yang berwarna hijau salah satunya bayam. Zat besi
yang terkandung didalam bayam sangat tinggi sebesar 3,9 mg / 100 gram. Selain
itu, bayam juga memiliki kandungan mineral dalam bayam cukup tinggi, terutama
Fe yang dapat digunakan untuk mencegah kelelahan akibat anemia (Merlina,
2016).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang nutrisi tepat
penambah kadar hemoglobin pada pasien anemia diharapkan pasien dapat
mengetahui dan mengkonsumsi nutrisi yang tepat untuk menambah kadar
hemoglobin.
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima penyuluhan kesehatan selama 20 menit tentang
nutrisi tepat penambah kadar hemoglobin pada pasien anemia, pasien mampu:
a. Kadar Hemoglobin
b. Definisi Anemia
c. Tanda dan Gejala Anemia
d. Upaya Penanggulangan Anemia
e. Zat Besi (Fe)
f. Vitamin B9 (Asam Folat)
g. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
h. Definisi Sayur Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.)
i. Manfaat Bayam Hijau
j. Kandungan Nutrisi Bayam Hijau
k. Terapi Nonfarkamologi (Jus Bayam Hijau)

C. Sasaran
Pasien Anemia
D. Pembahasan Materi
1. Kadar Hemoglobin
2. Definisi Anemia
3. Tanda dan Gejala Anemia
4. Upaya Penanggulangan Anemia
5. Zat Besi (Fe)
6. Vitamin B9 (Asam Folat)
7. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
8. Definisi Sayur Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.)
9. Manfaat Bayam Hijau
10. Kandungan Nutrisi Bayam Hijau
11. Terapi Nonfarkamologi (Jus Bayam Hijau)

E. Metode
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan informasi.
2. Metode Demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan
3. Tanya jawab

F. Media
a. Leaflet
Yang berisi penjelasan dalam gambar dan tulisan tentang nutrisi tepat untuk
meningkatkan kadar hemoglobin

G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media dan Metode
1. 5 menit Pembukaan  Menjawab salam Media:
 Salam pembuka  Menyimak  Leaflet,
 Menyampaikan tujuan  Mendengarkan Metode :
penyuluhan dan menjawab  Ceramah
 Kontrak waktu penyuluhan pertanyaan
2. 10 Pelaksanaan  Mendengarkan Media:
Menit Penyampaian garis besar materi: dengan penuh  Leaflet,
1. Kadar Hemoglobin perhatian Metode :
2. Definisi Anemia  Menanyakan hal-  Ceramah
3. Tanda dan Gejala Anemia hal yang belum  Tanya
4. Upaya Penanggulangan jelas jawab
Anemia  Memperhatikan
5. Zat Besi (Fe) jawaban dari
6. Vitamin B9 (Asam Folat) penceramah
7. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
8. Definisi Sayur Bayam Hijau
(Amaranthus hybridus L.)
9. Manfaat Bayam Hijau
10. Kandungan Nutrisi Bayam
Hijau
11. Terapi Nonfarkamologi (Jus
Bayam Hijau)

12. Menjawab pertanyaan


13. Evaluasi
3. 5 menit Penutup  Mendengarkan Media:
 Menyimpulkan  Menjawab salam  Leaflet,
 Salam penutup Metode :
 Ceramah

H. Setting Tempat
Keterangan :

: Pemateri

: Dokumentasi

: Pasien

: Keluarga pasien

: Media
I. Struktur Peran Organisasi
1. Penyaji : Safitri Gunawan, S. Kep
2. Moderator : Safitri Gunawan, S. Kep
3. Notulen : Safitri Gunawan, S. Kep
4. Dokumentasi : Maifirda Tanjung

J. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Pada acara pembukaan
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan anggota
3. Menjelaskan tujuan dan topik
4. Menjelakan kontrak waktu
b. Pada kegiatan inti
1. Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atau penjelasan
yang tidak dipahami
2. Memberikan kesempatan pada penyaji untuk menjawab pertanyaan
dari audiens
c. Pada acara penutup
1. Menyimpulkan dan menutup penyuluhan
2. Mengucapkan salam
2. Penyaji
a. Mempresentasikan materi penyuluhan
b. Menanggapi pertanyaan dari audiens
3. Notulen
Mencatat pertanyaan dari perserta dan hasil kegiatan penyuluhan.
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta diharapkan duduk kea arah penyaji
b. Peserta turut serta dalam kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan kadar hemoglobin
b. Peserta mampu menyebutkan definisi anemia
c. Peserta dapat mengetahui tanda dan gejala anemia
d. Peserta dapat mengetahui upaya penanggulangan anemia
e. Peserta dapat mengetahui manfaat dan sumber dari zat besi (Fe), Vitamin
B9 (asam folat), dan vitamin B12 (sianokobalamin)
f. Peserta dapat mengetahui definisi bayam hijau (Amaranthus hybridus L.)
g. Peserta dapat mengetahui manfaat dan kandungan nutrisi bayam hijau
h. Peserta mampu melakukan nerapi Nonfarkamologi (Jus Bayam Hijau)

L. Materi
1. Kadar Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer dan mengangkut CO 2
dari jaringan perifer ke paru-paru. Batas normal kadar hemoglobin menurut
Departemen Kesehatan RI, (2002) yaitu :
Kelompok Umur Kadar Hemoglobin (g/dL)
Balita 11
Anak usia sekolah 12
Pria dewasa 13
Wanita dewasa 12
Ibu hamil 11
2. Definisi Anemia
Anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, terutama besi, asam folat, vitamin B12. Selebihnya merupakan akibat
dari berbagai kondisi seperti pendarahan, kelianan genetik penyakit kronik atau
keracunan (Hoffbrand, 2005).
Anemia yang paling sering terjadi adalah anemia yang disebabkan
karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul
akibat kosongnya cadangan besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang
(Handayani & Haribowo, 2008).

3. Tanda Dan Gejala Anemia


Tanda dan gejala yang sering muncul (Nurarif, 2015) :
a. Pusing
b. Konjungtiva Anemis
c. Mudag berkunang-kunang
d. Lesu
e. Aktivitas kurang
f. Rasa mengantuk
g. Susah konsentrasi
h. Cepat lelah
i. Prestasi kerja fisik/pikiran menurun

4. Upaya Penanggulangan Anemia


Menurut Departemen Kesehatan RI (2007) terdapat beberapa upaya
yang dapat dilakukan untuk penanggulangan anemia, yaitu :
a. Meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami melalui penyuluhan
gizi. Selain itu perlu ditingkatkan juga makanan yang banyak mengandung
vitamin C dan vitamin A untuk membantu penyerapan besi dan membantu
proses pembentukan hemoglobin. Mengurangi konsumsi makanan yang
bisa menghambat penyerapan zat besi seperti: fitat, fosfat dan tannin.
b. Pemberian suplementasi dengan tablet besi untuk menanggulangi akibat
buruk yang diderita penderita anemia terutama yang disebabkan oleh
kekurangan zat besi maka perlu diberi tambahan zat besi.

5. Zat Besi (Fe)


a. Fungsi Zat Besi (Fe)
Salah satu fungsi utamanya adalah transportasi utama dalam
mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. jadi fungsinya betul betul
sangat penting. selain itu zat besi berperan dalam produksi hemoglobin dan
menyokong sistem kekebalan tubuh. jadi jika kekurangan zat besi, resiko
terserang penyakit jadi besar (Setyawati, 2013).
b. Sumber Zat Besi (Fe)
Sumber zat besi yang baik adalah pada makanan hewani seperti
daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia, kacang-
kacangan, sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Disamping jumlah besi,
perlu diperhatikan kualitas besi di dalam makanan. Pada umumnya zat besi
di dalam daging, ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi,
zat besi di dalam serealia dan kacang- kacangan mempunyai ketersediaan
biologik sedang, dan zat besi di dalam sebagian besar sayuran, terutama
yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai
ketersediaan biologik rendah. Konsumsi makanan sehari-hari sebaiknya
memperhatikan kombinasi zat gizi yang terdiri atas campuran sumber besi
berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat
membantu absorpsi besi (Setyawati, 2013).

6. Vitamin B9 (Asam Folat)


a. Fungsi Vitamin B9 (Asam Folat)
Asam Folat berperan dalam metabolisme asam amino yang
diperlukan dalam pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dan
pematangannya. Vitamin B12 dibutuhkan untuk mengaktifkan asam folat,
dan dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran
cerna, sumsum tulang dan jaringan syaraf. Stabilitas membran sel darah
merah dipengaruhi oleh vitamin E (Setyawati, 2013).
b. Sumber Vitamin B9 (Asam Folat)
Sumber Vitamin B9 (asam folat) dari Asparagus, bayam masak,
selada romaine, kubis brussel, brokoli, jagung, kacang hijau, jeruk, jus
jeruk, roti, pasta, bibit gandum Hati, kacang kering, kacang kedelai, kacang
polong, buncis, lentil, biji bunga matahari, biji rami dan produk sereal
gandum (Setyawati, 2013).

5. Vitamin B12 (Sianokobalamin)


a. Fungsi Vitamin B12
Vitamin B12 berperan untuk meningkatkan pemanfaatan protein,
lemak dan karbohidrat, penting untuk pembentukan sel darah merah
membangun asam nukleat, mencegah anemia megaloblastik, membantu
fungsi sistem saraf (Setyawati, 2013).
b. Sumber Vitamin B12
Sumber Vitamin B12 yaitu Susu, keju, yoghurt, nasi, daging sapi,
ikan, ayam, hati, telur, produk-produk dari kacang kedelai dan produk
olahan susu (Setyawati, 2013).

6. Definisi Sayur Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.)


Merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya
sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi
yang penting. Bayam merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika tropic,
namun kini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis seluruh dunia. Di
Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun tumbuh di daerah panas dan
dingin, tetapi tumbuh lebih subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang
udaranya gak panas (Dalimarta, 2006).

7. Manfaat Bayam Hijau


Menurut Dalimarta (2006), bahwa bayam hijau memiliki manfaat baik
bagi tubuh karena merupakan sumber kalsium, vitamin A, vitamin E dan
vitamin C, serat, dan juga betakaroten. Selain itu, bayam juga memiliki
kandungan zat besi yang tinggi untuk mencegah anemia. Kandungan mineral
dalam bayam cukup tinggi, terutama Fe yang dapat digunakan untuk mencegah
kelelahan akibat anemia.

8. Kandungan Nutrisi Bayam Hijau


Bayam hijau (Amaranthus tricolor L) adalah salah satu sayuran yang
sering dijadikan sebagai olahan makanan, baik itu menu utama ataupun olahan
cemilan yang kaya akan gizi. Amaranthus tricolor memiliki banyak sekali
kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh manusia, di dalam daun tanaman
bayam terdapat cukup banyak kandungan protein, mineral, kalsium, zat besi
dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. komposisi kandungan zat gizi yang
terkandung tiap 100g pada daun tanaman bayam, yaitu (Wahyuni, 2018) :
Kandungan Gizi Jumlah per 100g Bahan Bayam

Energi 36 kkal
Protein 3,5 gram
Lemak 0,5 gram
Karbohidrat 6,5 gram
Vitamin B1 908 mg
Vitamin A 6,090 IU
Vitamin C 80 mg
Kalsium 267 mg
Fosfor 67 mg
Zat Besi 3,9 mg
Air 86,9 mg

9. Terapi Nonfarmakologi Jus Bayam Hijau


Bayam hijau dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengobatan
secara nonfarmakologi untuk meningkatkan kadar hemoglobin seseorang yang
mengalami anemia, seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa bayam memiliki
kandungan yang bermanfaat untuk meningkatkan kadar hemoglobin, sehingga
anemia yang dialami dapat berkurang dengan mengonsumsi bayam hijau. Hasil
dari penelitian yang dilakukan oleh Kundaryanti (2019), penderita anemia dapat
mengkonsumsi jus bayam hijau sebanyak 500 ml, pada pagi dan sore hari
selama 7 hari. Dan didapatkan hasil bahwa dengan mengkonsumsi jus bayam
hijau secara teratur berpengaruh terhadap peningkatan kadar haemoglobin pada
penderita yang mengalami anemia.

DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, S. (2006). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta : Puspa
Swara.

Handayani, W dan Haribowo, A.S (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba medika.

Hoffbrand, A.V, et al. (2005). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Kundaryanti, R. (2019). Pengaruh Pemberian Jus Bayam Hijau Terhadap


Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Merlina, A. (2016). Investasi emas hijau dari budidaya bayam. Depok : Villam
Media

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.

Rasmaliah. (2004). Anemia Kurang Besi Dalam Hubungannya Dengan Infeksi


Cacing Pada Ibu Hamil. Universitas Sumatra Utara.
Setyawati, B. 2013. Perbedaan Asupan Protein, Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin
B12 Antara Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia di
Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Artikel Penelitian
Universitas Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai