DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang masih sering
ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Anemia dapat
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin
(Rasmaliah,2004).
Secara umum tingginya prevalensi anemia disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya seperti vitamin
A, C, folat, riboplafin dan B12 untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam
seharinya bisa dilakukan dengan mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai
salah satu sumber zat besi yang mudah diserap, mengkonsumsi sumber makanan
nabati yang merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap (Merlina,
2016).
Anemia kurang besi adalah salah satu bentuk gangguan gizi yang
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh dunia, terutama
di negara berkembang termasuk Indonesia. Konsumsi zat besi dari makanan sering
lebih rendah dari dua pertiga kecukupan konsumsi zat besi yang dianjurkan, dan
susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong pada tipe makanan yang
rendah absorbsi zat besinya (Rasmaliah,2004).
Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan zat besi dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi sayuran yang berwarna hijau salah satunya bayam. Zat besi
yang terkandung didalam bayam sangat tinggi sebesar 3,9 mg / 100 gram. Selain
itu, bayam juga memiliki kandungan mineral dalam bayam cukup tinggi, terutama
Fe yang dapat digunakan untuk mencegah kelelahan akibat anemia (Merlina,
2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang nutrisi tepat
penambah kadar hemoglobin pada pasien anemia diharapkan pasien dapat
mengetahui dan mengkonsumsi nutrisi yang tepat untuk menambah kadar
hemoglobin.
2. Tujuan Khusus
Setelah menerima penyuluhan kesehatan selama 20 menit tentang
nutrisi tepat penambah kadar hemoglobin pada pasien anemia, pasien mampu:
a. Kadar Hemoglobin
b. Definisi Anemia
c. Tanda dan Gejala Anemia
d. Upaya Penanggulangan Anemia
e. Zat Besi (Fe)
f. Vitamin B9 (Asam Folat)
g. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
h. Definisi Sayur Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.)
i. Manfaat Bayam Hijau
j. Kandungan Nutrisi Bayam Hijau
k. Terapi Nonfarkamologi (Jus Bayam Hijau)
C. Sasaran
Pasien Anemia
D. Pembahasan Materi
1. Kadar Hemoglobin
2. Definisi Anemia
3. Tanda dan Gejala Anemia
4. Upaya Penanggulangan Anemia
5. Zat Besi (Fe)
6. Vitamin B9 (Asam Folat)
7. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
8. Definisi Sayur Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.)
9. Manfaat Bayam Hijau
10. Kandungan Nutrisi Bayam Hijau
11. Terapi Nonfarkamologi (Jus Bayam Hijau)
E. Metode
1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menyampaikan informasi.
2. Metode Demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan
3. Tanya jawab
F. Media
a. Leaflet
Yang berisi penjelasan dalam gambar dan tulisan tentang nutrisi tepat untuk
meningkatkan kadar hemoglobin
G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media dan Metode
1. 5 menit Pembukaan Menjawab salam Media:
Salam pembuka Menyimak Leaflet,
Menyampaikan tujuan Mendengarkan Metode :
penyuluhan dan menjawab Ceramah
Kontrak waktu penyuluhan pertanyaan
2. 10 Pelaksanaan Mendengarkan Media:
Menit Penyampaian garis besar materi: dengan penuh Leaflet,
1. Kadar Hemoglobin perhatian Metode :
2. Definisi Anemia Menanyakan hal- Ceramah
3. Tanda dan Gejala Anemia hal yang belum Tanya
4. Upaya Penanggulangan jelas jawab
Anemia Memperhatikan
5. Zat Besi (Fe) jawaban dari
6. Vitamin B9 (Asam Folat) penceramah
7. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
8. Definisi Sayur Bayam Hijau
(Amaranthus hybridus L.)
9. Manfaat Bayam Hijau
10. Kandungan Nutrisi Bayam
Hijau
11. Terapi Nonfarkamologi (Jus
Bayam Hijau)
H. Setting Tempat
Keterangan :
: Pemateri
: Dokumentasi
: Pasien
: Keluarga pasien
: Media
I. Struktur Peran Organisasi
1. Penyaji : Safitri Gunawan, S. Kep
2. Moderator : Safitri Gunawan, S. Kep
3. Notulen : Safitri Gunawan, S. Kep
4. Dokumentasi : Maifirda Tanjung
J. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Pada acara pembukaan
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan anggota
3. Menjelaskan tujuan dan topik
4. Menjelakan kontrak waktu
b. Pada kegiatan inti
1. Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atau penjelasan
yang tidak dipahami
2. Memberikan kesempatan pada penyaji untuk menjawab pertanyaan
dari audiens
c. Pada acara penutup
1. Menyimpulkan dan menutup penyuluhan
2. Mengucapkan salam
2. Penyaji
a. Mempresentasikan materi penyuluhan
b. Menanggapi pertanyaan dari audiens
3. Notulen
Mencatat pertanyaan dari perserta dan hasil kegiatan penyuluhan.
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta diharapkan duduk kea arah penyaji
b. Peserta turut serta dalam kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan
b. Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan kadar hemoglobin
b. Peserta mampu menyebutkan definisi anemia
c. Peserta dapat mengetahui tanda dan gejala anemia
d. Peserta dapat mengetahui upaya penanggulangan anemia
e. Peserta dapat mengetahui manfaat dan sumber dari zat besi (Fe), Vitamin
B9 (asam folat), dan vitamin B12 (sianokobalamin)
f. Peserta dapat mengetahui definisi bayam hijau (Amaranthus hybridus L.)
g. Peserta dapat mengetahui manfaat dan kandungan nutrisi bayam hijau
h. Peserta mampu melakukan nerapi Nonfarkamologi (Jus Bayam Hijau)
L. Materi
1. Kadar Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer dan mengangkut CO 2
dari jaringan perifer ke paru-paru. Batas normal kadar hemoglobin menurut
Departemen Kesehatan RI, (2002) yaitu :
Kelompok Umur Kadar Hemoglobin (g/dL)
Balita 11
Anak usia sekolah 12
Pria dewasa 13
Wanita dewasa 12
Ibu hamil 11
2. Definisi Anemia
Anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, terutama besi, asam folat, vitamin B12. Selebihnya merupakan akibat
dari berbagai kondisi seperti pendarahan, kelianan genetik penyakit kronik atau
keracunan (Hoffbrand, 2005).
Anemia yang paling sering terjadi adalah anemia yang disebabkan
karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul
akibat kosongnya cadangan besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk
eritropoesis berkurang yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang
(Handayani & Haribowo, 2008).
Energi 36 kkal
Protein 3,5 gram
Lemak 0,5 gram
Karbohidrat 6,5 gram
Vitamin B1 908 mg
Vitamin A 6,090 IU
Vitamin C 80 mg
Kalsium 267 mg
Fosfor 67 mg
Zat Besi 3,9 mg
Air 86,9 mg
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, S. (2006). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta : Puspa
Swara.
Handayani, W dan Haribowo, A.S (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba medika.
Hoffbrand, A.V, et al. (2005). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta : EGC.