Makalah Siklus Bisnis
Makalah Siklus Bisnis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Tingkat upah dan kesempatan kerja pada berada dalam kondisi
ideal.
Pertumbuhan ekonomi disebut mencapai Boom apabila kegiatan
ekonomi meningkat dengan pesat, sehingga pertumbuhan ekonomi
naik dan kemakmuran mencapai puncak (peak) atau
perekonomian disebut mencapai upper-turning point.
2. Fase contraction; terdapat dua kondisi ekonomi pada fase ini yaitu:
a. Recession merupakan fase perekonomian yang sedang mengalami
kemunduran. Laju pertumbuhan ekonomi turun ditandai dengan:
Nilai produk nasional (GNP) yang semakin rendah.
Tingkat upah dan kesempatan kerja menurun.
Keuntungan perusahaan mengalami kemerosotan.
b. Depression merupakan fase di mana perekonomian mengalami krisis.
Kegiatan perekonomian menurun secara sangat tajam,
kesempatan kerja sangat rendah dan tingkah upah berada di
bawah tingkat subsisten.
Selanjutnya bila krisis ekonomi berlangsung terus akan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi mencapai titik lembah
paling rendah (Trough) atau perekonomian disebut mencapai
lower-turning point.
3
Keterangan Gambar 9.1
4
C. Teori Siklus Bisnis
Teori yang berkaitan dengan siklus bisnis dikemukakan oleh Samuelson
(2001). Menurut pandangannya siklus bisnis terjadi sebagai akibat dari pergeseran
permintaan aggregate (AD). Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya siklus
bisnis yang dapat dijelaskan melalui Gambar 9.2 berikut:
5
b. Aktivitas akselerator multiplier karena terjadi kegiatan investasi.
c. Aktivitas kebijakan fiskal dalam mengendalikan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN).
6
F. Dasar Teori Tentang Kebijakan Pengelolaan Siklus Bisnis
1. Teori Klasik dan Pengikutnya
Dalam pengelolaan siklus bisnis, kaum klasik yang kemudian berpendapat
bahwa kebijakan moneter lebih efektif mempengaruhi kegiatan ekonomi terutama
dalam upaya pengendalian inflasi. Pendapat ini di dasarkan pada anggapan bahwa
dalam perekonomian yang terus mencapai full employment, fungsi permintaan uang
hanya terbatas pada alat transaksi saja. Permintaan uang akan berubah jika terjadi
perubahan pendapatan, namun karena uang hanya digunakan untuk transaksi maka
permintaan uang tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan tingkat bunga. Hal ini
digambarkan dengan kurva LM yang vertikal, di mana elastisitas permintaan terhadap
tingkat bunga nol.
Dalam konteks perekonomian telah mencapai full employment di
mana outputkeseimbangan telah mencapai tingkat maksimum, maka kebijakan
moneter dengan menambah jumlah uang beredar hanya akan meningkatkan harga.
Hal inilah yang mendasari pendapat bahwa inflasi adalah permasalahan moneter yang
lebih efektif jika dikendalikan dengan kebijakan moneter pula. Kaum klasik menolak
anggapan bahwa fenomena-fenomena moneter dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi secara keseluruhan. Hal ini terkait tentang mekanisme pasar yang akan terus
mencapai keseimbangan dalam perekonomian. Dengan kata lain, tambahan jumlah
uang beredar tidak akan berpengaruh terhadap sektor riil, tetapi akan sangat efektif
dalam mempengaruhi inflasi.
Teori klasik kemudian berkembang dan memiliki pengikut yang kemudian
disebut teori kuantitas modern. Pengikut aliran ini di juluki sebagai kaum monetarist
yang di pelopori oleh Prof. Milton Friedman dari Universitas Chicago pada tahun
1956. Beberapa perubahan dan perbaikan aliran ini meliputi efektivitas kebijakan
moneter terhadap sektor riil. Menurut aliran ini, pada perekonomian yang belum
mencapai full employment, kebijakan moneter dengan menambah jumlah uang
7
beredar selain berpengaruh langsung terhadap harga juga dapat meningkatkan outpu
tperekonomian. Kaum monetarist berpendapat bahwa kebijakan moneter saja sudah
cukup untuk mempengaruhi perekonomian karena pengaruhnya bersifat langsung.
Dari sisi fiskal, kaum klasik dan pengikutnya kaum monetarist mempercayai
bahwa mekanisme pasar akan bekerja dalam mencapai keseimbangan ekonomi tanpa
harus ada campur tangan pemerintah. Kebijakan fiskal hanya akan menimbulkan apa
yang disebut”Crowding Out”di mana kenaikan pengeluaran pemerintah akan
mendorong tingkat bunga naik sehingga akan menghambat investasi swasta. Akibat
dari penurunan investasi menyebabkan permintaan agregat tidak bertambah
dan outputjuga tidak mengalami peningkatan. Selain itu, pengeluaran pemerintah
yang tidak di sertai dengan penambahan jumlah uang beredar dari sisi moneter tidak
akan menambah permintaan agregat. Lebih jauh, karena tingkat perputaran
uang (velocity) relatif stabil maka penambahan pengeluaran pemerintah dengan
mencetak uang akan meningkatkan permintaan agregat, tetapi itu lebih disebabkan
karena penambahan jumlah uang beredar.
8
Kebijakan moneter juga dapat mempengaruhi output, hanya saja pengaruhnya
bersifat tidak langsung atau disebut mekanisme transmisi. Keynes menekankan
adanya tambahan motif permintaan uang yaitu motif memegang uang untuk
berspekulasi. Permintaan uang untuk berspekulasi sangat dipengaruhi oleh tingkat
bunga. Tingkat bunga kemudian juga mempengaruhi investasi pada umumnya. Jika
tingkat bunga tinggi maka investasi akan menurun sehingga pertumbuhan output juga
menurun. Begitu juga sebaliknya jika ingin menstimulus perekonomian dapat dengan
cara menurunkan tingkat bunga sehingga investasi meningkat dan tujuan akhir yaitu
peningkatan output dapat dicapai.
Dalam perkembangannya teori Keynes memiliki pengikut yang disebut
dengan Teori Permintaan Uang Setelah Keynes dimana, pengikut aliran ini disebut
kaumFiscalist. Aliran permintaan uang setelah Keynes dipelopori oleh Prof. James
Tobin dan Prof. William Baumol. Aliran ini berkeyakinan bahwa uang hanya
merupakan suatu aktiva keuangan di antara banyak aktiva lainnya, bahwa perubahan-
perubahan dalam kuantitas uang mempengaruhi sektor riil hanya secara tidak
langsung yaitu melalui penyesuaian-penyesuaian portofolio. Untuk mencapai
stabilitas ekonomi, penggunaan kebijaksanaan fiskal lebih ampuh dibandingkan
dengan kebijaksanaan moneter karena pengaruhnya bersifat langsung.
9
Kurva IS memiliki slope yang negatif dimana tingkat bunga dan pendapatan memiliki
hubungan yang negatif yang berarti jika tingkat bunga pasar barang meningkat maka
pendapatan akan menurun, begitu juga sebaliknya. Penurunan pendapatan ini
disebabkan oleh penurunan investasi.
G. Kegiatan perekonomian
Kegiatan perekonomian suatu negara dan pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat
dalam perekonomian tersebut dapat dilihat dari circular flow diagram di bawah ini.
1. Kegiatan Ekonomi Dua Sektor
Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi, yaitu
rumah tangga dan perusahaan.
a. Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem
Dalam corak kegiatan ekonomi subsistem penerima-penerima pendapatan,
dalam hal ini rumah tangga, tidak menabung, dan para pengusaha tidak
menanam modal. Dalam masyarakat yang seperti ini aliran pendapatannya
adalah seperti yang tampak pada Gambar berikut :
Dalam kegiatan ekonomi seperti ini sekiranya sektor produksi
menggunakan seluruh faktor produksi yang ada dalam perekonomian,
pengeluaran sektor rumah tangga akan sama dengan nilai barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian. Ini adalah gambaran yang sangat sederhana
yang terjadi pada suatu perekonomian, di mana kegiatan perdagangan pada
umumnya masih menggunakan cara barter.
b. Corak Perekonomian Modern
Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan
akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini
akan dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk
investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal.
2. Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor
10
Dalam kegiatan ekonomi tiga sektor, pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat
selain dari rumah tangga dan perusahaan, diperlihatkan juga peranan dan pengaruh
pemerintah atas kegiatan perekonomian.
3. Kegiatan Ekonomi Empat Sektor
Kegiatan ekonomi empat sektor sering disebut perekonomian terbuka karena
kegiatan ini tidak hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi
juga masyarakat ekonomi di luar negeri.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Siklus bisnis (business cycle) merupakan gelombang turun naikknya kegiatan
perekonomian suatu negara. Gelombang siklus bisnis terdiri atas dua fase, yaitu :
Fase Expansion dan Fase Contraction,. Durasi Siklus bisnis terjadi menjadi beberapa
varian, yaitu siklus jangka pendek, menengah dan panjang. Siklus bisnis terjadi akibat
adanya pergeseran kurva permintaan. Dalam durasi siklus diperlukan beberapa
kebijakan di antaranya kebijakan fiskal dan moneter yang bertujuan agar siklus
perekonomian dapat berjalan dengan lancar. Beberapa teori berpandangan bahwa
dalam sebuah siklus ekonomi dibutuhkan sebuah kebijakan moneter untuk menekan
sekecil mungkin dampak dari inflasi, sedangkan teori lain mengatakan yang
dibutuhkan dalam sebuah siklus bisnis adalah peran pemerintah. Corak perekonomian
yang terlihat terdiri dari tiga macam, yaitu perekonomian dua sektor, perekonomian
tiga sektor dan perekonomian empat sektor.
12
13