SKRIPSI
OLEH:
ANDIKA KURNIAWAN
NIM: IPT.140318
Kepada Yth,
Ibu Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
Di –
Jambi
NOTA DINAS
)27(
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Al Anfal: 27)”1
1
Al-Qur‟an dan Terjemahan, Perilaku Tercela Departemen Republik Indonesia, hal. 239
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, Tuhan yang maha Esa yang menciptakan
alam semesta beserta isinya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan guna
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.1) pada
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, sholawat beriring salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya ke jalan Islam dan Ilmu
pengetahuan.
1. Bapak Drs Sayuti S, M.Pd.I selaku pembimbing I dan Ibu Athiatul Haqqi
S.Ag S.IPI M.Ikom selaku pembimbing II yang selalu meluangkan waktu
dalam bimbingan penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Prof.Dr.Maisah, M.Pd.I sebagai Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
STS Jambi.
3. Bapak Alfian,S.Pd, M.Ed sebagai wakil Dekan I, Dr.H.Muhammad Fadhil,
M.Ag sebagai Wakil Dekan II dan Ibu Dr. Raudhoh,S.Ag,S.S,M.Pd.I sebagai
Wakil Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.
4. Bapak Ibrohim sebagai kepala Desa Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi yang
telah memberikan pengetahuannya kepada penulis.
6. Para karyawan dan karyawati Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan kepada penulis baik secara
langsung maupun tidak langsung menjadi amal baik serta diterima oleh Allah
SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Amin Ya Rabbal „Alamin.
Penulis
Andika Kurniawan
IPT.140318
ABSTRAK
.
Kata Kunci : Literasi Media, Perilaku Negatif Anak.
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ........................................................................................................ii
MOTTO ..................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN
C.Literasi Media Pada Orang Tua Dalam Media Parenting Pada Anak Usia
Dini Menonton Televisi Di Kalangan Masyarakat Desa Tanjung Agung
Kab Bungo ................................................................................................... 60
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 63
B. Saran ........................................................................................................ 65
C. Kata Penutup .......................................................................................... 66
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
PENDAHULUAN
dipengaruhi oleh pesan media massa. Saat ini Indonesia telah memasuki media
saturated era, yaitu era dimana media massa mengalami perkembangan yang sangat
pesat, baik dari sisi teknologi media maupun konten medianya sendiri. Pada dasarnya
media massa dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media massa cetak dan media
elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah
surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media
membuat masyarakat lebih mudah dan bebas dalam memenuhi kebutuhannya akan
media massa. Bahkan bagi beberapa kalangan, kecanggihan perangkat media massa
seperti televisi telah dianggap bukan barang mewah lagi oleh masyarakat di Indonesia.
Televisi sebagai salah satu media informasi, pendidikan dan hiburan murah yang dapat
dinikmati oleh setiap usia selama 24 jam telah dianggap sebagai kotak ajaib yang bisa
menghadirkan gambar, suara dan tulisan dalam waktu yang hampir bersamaan dengan
terjadinya peristiwa. Melalui tayangan program acara yang disuguhkan, televisi telah
sebuah persaingan bisnis dalam sebuah industri. Stasiun televisi saling bersaing
1
Ardianto, Elvinaro dkk. 2007. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media. : 103
menyuguhkan acara yang dapat digemari banyak penonton berdasarkan rating,
sehingga penonton hanya dianggap satuan jumlah berdasarkan suatu ukuran dan dijual
oleh stasiun televisi kepada pemasang iklan sehingga mampu menjadi gerbang utama
Pada dasarnya rating sama sekali tidak ada hubungan dengan kualitas acara.
Namun bergantung pada banyak atau tidaknya jumlah penonton program acara
tersebut. Semakin banyak jumlah penonton dalam rating, maka semakin banyak pula
perusahaan yang beriklan pada televisi tersebut. Rating begitu keras memacu sebuah
keinginan para pelaku industri untuk meniru program acara stasiun televisi lain yang
memiliki rating tinggi, bukan menciptakan program acara yang memiliki inovasi baru
dan berbeda. Sehingga munculah duplikasi besar – besaran dari suatu genre program
acara, seperti sinetron bertema cerita cinta remaja, program acara klenik (mistis), esek-
para pelaku industri televisi menjadikan prioritas utama dalam pengambilan keputusan
penonton. Sesuatu yang seharusnya menjadi bumbu cerita kini justru menjadi sarat
utama dan harus ditonjolkan dalam sebuah tayangan program acara. Seperti contoh
adegan perkelahian yang disetting terlalu berlebihan secara mendramatisir, gaya anak
remaja pacaran yang dibuat kelewatan batas dengan memberikan sentuhan adegan
ciuman.3Keberadaan televisi telah dianggap pisau bermata dua yang memiliki dampak
positif dan negatif bagi penontonnya. Selain memberikan tayangan yang sesuai
dengan fungsi media massa yaitu sebagai media informasi, edukasi, iburan, dan sosial
2
Panjaitan, Iqbal. (2006). Matinya Rating Televisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal.
56.
3
http://www.jawaban.com/news/spiritual/detail.php?id_news=071213130638&off=0
diakses 02 Desember 2017 / 20.50
kontrol. Pada saat beriringan banyak kalangan yang menjadi khawatir akan dampak
institusi yang sarat akan kepentingan ekonomi, pilitik, dan budaya. Sejumlah tayangan
televisi pun banyak mendapat kritikan dari masyarakat karna tidak mencerdaskan atau
tidak memberikan manfaat, namun tetap saja ditayangkan karna memberikan manfaat
mampu menertibkan para pemilik stasiun televisi dan rumah produksi untuk membuat
acara yang bermutu. Aturan tata karma penyiaran dan rambu rambu penyiaran yang
disusun Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) secara jelas dalam Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran ( P3 & SPS ) pun juga dilanggar bahkan tetap
Dampak tayangan televisi juga telah mempengaruhi perilaku dan moral anak dan
remaja. Kehidupan glamoritas dan hedonisme yang didukung lengkapnya sarana dan
dalam layar kaca. Tak heran jika banyak anak SD di perkotaan yang tidak malu lagi
menyatakan cinta terhadap lawan jenisnya. Lain lagi kasus ABG yang nekat merayakan
kelulusan SMP dengan memperkosa pacarnya.4 Remaja kini tidak malu lagi show up di
depan umum. Jika dulu memakai rok mini maupun tang top dianggap masyarakat tabu,
tapi sekarang justru telah menjadi tren di kalangan remaja. Para remaja pun tak malu lagi
melakukan pelukan mesra hingga ciuman di tempat umum telah mereka anggap biasa dan
wajar. Bahkan seks pranikah pun dianggap pembuktian cinta yang wajar.
4
http://surabaya.okezone.com/read/2012/06/11/521/644767/abglulusan-smp-perkosa-
pacar diakses 02 Desember 2017 / 21.12
Penelitian psikolog Universitas Michigan, Leonard Eron dan Rowell Huesmann
yang memantau kebiasaan anak menonton televisi. Kedua pakar tersebut melihat bahwa
kebiasaan menonton tayangan televisi yang berisikan tindak kekerasan selama berjam-
jam cenderung mendorong anak bersifat agresif. Setelah kemudian pada usia 19 sampai
30 tahun menjadi sangat agresif, dan mereka juga melakukan tindak kekerasan dalam
rumah tangganya.5
Di Indonesia mayoritas orang tua menganggap televisi telah menjadi bagian dari
keluarga, bahkan ada yang menganggap sebagai baby sister. Orangtua juga mengganggap
televisi sebagai "teman" saat anak sendirian. Karena, seringkali anak-anak terlihat lebih
tenang saat ditinggal menonton televisi.6 Bagi orangtua membiarkan anaknya menonton
televisi sepanjang waktu dianggap lebih baik daripada anaknya bermain di luar rumah.
Para orangtua khususnya para ibu, merasa nyaman melihat anaknya duduk manis di
Dalam konsep keluarga Indonesia, kaum ibu adalah kalangan yang paling
memiliki ketergantungan pada media televisi. Hal ini dapat dilihat bahwa seorang ibu bisa
menghabiskan waktunya di depan televisi. Kaum ibu seringkali dijadikan target audience
yang utama dalam tayangan program acara televisi, terbukti banyak program acara yang
memang khusus ditujukan untuk kaum ibu. Ketergantungan para ibu terhadap tayangan
televisi membuat para ibu juga menjadi sasaran konsumen iklan-iklan komersial yang
mendorong sikap konsumtif. Dengan demikian ibu rumah tangga turut memberikan
5
Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi),
Jakarta : Rineka Cipta, hal. 142
6
Familia. 2006. Konsep diri positif, menentukan prestasi anak. Yogyakarta : Kanisius. :
62 – 64
dan kritis terhadap media yang disebut literasi media (media literacy). Konsep literasi
produksi pesan media. Konsep berkehendak untuk mendidik publik agar mampu
berinteraksi dan memanfaatkan media secara cerdas dan kritis. Sehingga publik tidak
mudah dibodohi media dan tidak gampang dieksploitasi media untuk kepentingan –
Ibu Rumah Tangga dipilih sebagai obyek penelitian karena ibu rumah tangga
sebagai salah satu figure lekat anak dan ibu menjadi salah satu sumber rujukan perilaku
anak. Ibu rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga
yang hanya bekerja mengurus pekerjaan rumah dan mempunyai anak pada usia dini.
Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau masa emas yaitu
anak-anak yang berada pada rentang usia 0 - 8 tahun. Pada masa ini hampir seluruh
potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan
hebat. Pada usia ini anak paling peka dan potensial untuk mempelajari sesuatu, rasa ingin
tahu anak sangat besar. Anak usia dini suka berfantasi dan berimajinasi. Hal ini penting
bagi pengembangan kreativitas dan bahasanya. Anak usia dini suka membayangkan dan
mengembangkan suatu hal melebihi kondisi yang nyata. Anak usia dini merupakan peniru
ulung yang dilakukan terhadap lingkungan sekitarnya. Proses peniruan terhadap orang-
orang disekelilingnya yang dekat dan berbagai perilaku ibu, ayah, kakak maupun tokoh-
Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat sebuah karya ilmiah yang penulis
tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Literasi Media Massa Dalam Kontek
sebagai Media Akses Informasi di Kalangan Masyarakat Desa Tanjung Agung Kab.
Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
3. Bagaimana Literasi Media Pada Orang Tua Dalam Media Parenting Pada
C. Batasan Penelitian
Pada dasarnya, banyak permasalah yang dapat diangkat atau dibahas dalam
penelitian ini, namun karena beberapa sebab dan sebagainya penulis membuat batasan
dalam penelitian ini pemanfaatan televisi sebagai media akses informasi di kalangan
masyarakat Desa Tanjung Agung Kab. Bungo Provinsi Jambi dalam penanggulangan
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
komunikasi massa.
b. Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak pihak
F. Kerangka Teori
1. Definisi Media
sebagai: (1) alat, dan (2) alat atau sarana komunikasi seperti majalah, radio,
televisi, film, poster, dan spanduk.7 Definisi lain media adalah segala bentuk
2013: 39). Selain itu definisi media adalah sebagai benda yang dapat
7
Tamburaka, Apriadi. 2013. Lierasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa,
Jakarta: Rajawali Pers, hal. 39
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
proses komunikasi seperti ketika seseorang menulis surat, maka media yang
Peran media massa dalam ekonomi juga terus meningkat bersamaan dengan
maka dapat pula dikorelasikan dengan teori kognitif sosial. Teori tersebut
bahwa manusia meniru perilaku yang dilihatnya, terutama dari media massa,
dan proses peniruan ini terjadi melalui 2 cara yaitu imitasi dan identifikasi.
Imitasi adalah replikasi atau peniruan secara langsung dari perilaku yang
khusus yang mana pengamat tidak meniru secara persis sama apa yang
tanggapan yang berhubungan. Misal anak kecil yang menonton film kartun
8
Morissan, dkk. 2013. Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat,
Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 1
Tom and Jerry tidak memukul dengan tongkat tetapi menyiram kakaknya
sebagai proses dari apa yang dinamakan dengan “tiga penyebab timbal
perilaku ditentukan oleh tiga faktor berbeda yang saling berinteraksi dan
Ketiga penyebab timbal balik itu adalah: (1) perilaku; (2) karakteristik
personal seperti kualitas kognitif dan biologis (misal tingkat kecerdasan atau
IQ, jenis kelamin, tinggi badan atau ras), dan (3) faktor lingkungan atau
peristiwa.
3. Definisi Anak
yang berbeda dengan yang dimiliki manusia dewasa. Anak adalah tetap
anak-anak, bukan orang dewasa berukuran mini. Dunia anak lekat dengan
dunia bermain. Sifat anak senang meniru hal-hal yang dilihat dan
tumbuh secara fisik dan psikis. Ada fase-fase perkembangan pada anak yang
9
Morissan, 2010. Psikologi Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 242.
mendidik dan mengasuh anak agar bisa sukses, termasuk dalam
masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel,
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
memenuhi fungsinya.
4. Pengertian Literasi
efektif dan efisien. Istilah literasi informasi dibentuk dari dua padanan kata
10
Adrianto, Tuhana T. 2011. Mengembangkan Karakter Sukses Anak di Era Cyber,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 39-40.
11
Oxford Learner‟s Pocket Dictionary : new edition, Oxford: Oxford University Press,
2008, hal.251.
rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan
yang dibuat.12
prasyarat untuk dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat informasi
12
Pawit, M. Yusuf, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi : information retrieval,
(Jakarta :Kencana, 2010), hal.1.
13
ALA, op. Cit (diakses 15 september 2017)
14
Suherman, Perpustakaan sebagai Jantung Sekolah, (Bandung : MQS Publishing, 2009).
Hal.175
Baru, dan negara Scandinavia meneliti dan mengembangkan konsep ini.Inggris
mencari solusi atas masalah yang dihadapi juga persyaratan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat informasi dan merupakan hak asasi manusia untuk belajar
sepanjang hayat.
15
Blasius Sudarsono, Pustakawan Cinta dan Teknolog), ( Jakarta : Sagung Seto, 2009),
hal. 144.
16
Lasa Hs, Kamus Kepustakawanan Indonesia, (Yogyakarta : Pustaka Book Publisher,
2009), hal. 190
Federation of Library Associations and Institution (IFLA). Standar IFLA
17
Lau Jesus. 2006. Guidelines on Information Literacy for Lifelong Learning. Veracrus:
IFLA. Hal.25.
informasi menyajikan dan menggunakan
informasi
Mengaplikasikan informasi
yang ditemukan
Mempelajari dan mendalami
informasi yang ditemukan untuk
menjadi pengetahuan pribadi
Mempresentasikan hasil
motivasi
Mengkomunikasi Memahami etika penggunaan
dan menggunakan informasi
informasi Mematuhi peraturan
penggunaan informasi
Mengkomunikasikanhasil
pembelajaran dengan
pengetahuan intelektual yang
dimiliki
Menggunakan pengetahuan
yang relevan sesuai dengan
standar
Menggunakan standar penulisan
yang di akui
6. Manfaat Literasi
Manfaat literasi ada banyak terutama dalam dunia persaingan.
a. Untuk Pelajar
18
Hancock, Vicky E. 1993. Information Literacy for Lifelong
Learning.http://ericae.net/edo/ED358870.htmDiakses: 14-08-2017, 11:23 Wib.
karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi
yang dimiliki. Hal inidapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka
informasi.
b. Untuk Masyarakat
misalnya saat mencari bisnis atau mengelolah bisnis dan berbagi informasi
c. Untuk Pekerja
dalam dunia pekerjaan, karena pada saat ini terjadi ledakan informasi
demikian, ada 2 hal yang membuat perlunya literasi informasi, yaitu agar
seseorang dapat hidup dan sukses dalam masyarakat infomasi, dan secara
khusus, dalam penerapan kurikulim berbasis kompetensi di sekolah dan
perguruan tinggi.19
penyelidikan seseorang.
emosional. Dalam hal ini, berbagai media sering dijadikan alat untuk
19
Agustin widya gunawan dkk. 2008.7 langkah literasi informasI: Knowledge
Management. Jakarta: Universitas Atmajaya. Hal. 3.
20
Repository Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34481/4/Chapter%20II.pdfDiakses: 14-08-2017,
11:59 Wib.
d. Kebutuhan integrasi sosial (Social Integrative Needs). Kebutuhan ini
terdiri dari 2 suku kata Media berarti media tempat pertukaran pesan dan
Dalam hal ini literasi media merujuk khalayak yang melek terhadap media
dan pesan media massa dalam konteks komunikasi massa.21 Literasi media
and evaluate the powerful images, words and sounds that make up our
21
Tamburaka, Apriadi. 2013. Lierasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa,
Jakarta: Rajawali Pers. Hal. 7
society. Literasi media adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan
segenap di dalam semua media, baik media cetak dan elektronik selama itu
bisa diakses, diteliti dan dievaluasi secara maksimal berupa gambar, kata-
kata dan suara/bunyi yang membentuk kebudayaan media massa saat ini.
Kemampuan literasi media sangat penting bagi masa depan kita sebagai
8. Pengertian Televisi
ketika berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan
pesan secara efektif untuk berkomunikasi.23 Dan salah satu media komunikasi yang
ada dalam masyarakat salah satunya adalah televisi. Televisi adalah alat penangkap
siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara
broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu tele (jauh) dan vision
(melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh
dari studio tv.24 Televisi juga merupakan sistem elektronik yang mengirimkan
gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini
elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan
Prinsip televise ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884,
kamera atau iconoscope yang bias menangkap dan mengirim gambar ke kotak
22
Ibid. Hal. 9.
23
Muhamad Mufid, Komunikasi Regulasi & Penyiaran, Prenada Media group, Jakarta,
2005, Hal.19
24
Ilham Zoebazary. Kamus Istilah Televisi dan Film, Gramedia, Jakarta 2010, Hal.225
25
Soerjokanto, Teori Komunikasi, Erlangga, Jakarta,2003. Hal 9
bernama televisi. Iconoscope bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis
melalui satelit.
c. Daya rangsang terhadap medai televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan
sistematis.
b. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara
Bersifat “trasnsitory” karena sifat ini membuat isi pesan tidak dapat di
26
Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran (Jakarta:KencanaPrenada Media Group,
2015). Hlm. 6
memori oleh pemirsanya. Berbeda dengan media cetak, informasi dapat
disaksikan pada waktu dan tempat yang sama dengan proses produksinya. Pada
siaran live, segala persiapan harus dirancang dengan matang karena tidak ada
diperbaiki kembali. Siaran langsung juga memiliki slot waktu program yang
print.
27
IswandiSyahputra. Jurnalistik Infotainment. (Yogyakarta:Pilar Media, ,2006) Hal.70
28
Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV,(Yogyakarta:Graha Ilmu, 2006).Hal.29
semua perubahan kultural, ekonomi, politik dan sosial secara pasti
komunikasi memainkan peran penting dalam tatanan sosial dan budaya baru
membawa perubahan dari media cetak ke media elektronik. Ada tiga bagian
1) Global Village (desa global), sebuah bentuk baru organisasi sosial yang
tatanan.
waktu.29
langsung atau tidak, telah ikut andil dalam mendorong berbagai kasus yang
VCD porno, bahkan lewat HP. Tayangan sinetron yang menyuguhkan cerita
atau adegan yang mengarah pergaulan bebas, seks di luar nikah, pornoaksi,
29
Ibid. Hal. 71.
dan pornografi bentuk lain (lesbian dan homoseks) yang disiarkan televisi
atau lewat VCD porno memberikan andil cukup besar terhadap perilaku
ditonton oleh anak-anak, hal itu akan berbahaya bagi mental anak-anak.30
mana semua konten media baik cetak dan elektronik dapat digabungkan dan
“Digital media are forms of media content that combine and integrated data,
text, sound, and images of all kinds; are stored in digital formats; and are
dalam format digital dan didistribusikan melalui suatu jaringan seperti kabel
setiap komputer yang ada di dunia dan membentuk suatu komunitas maya
yang dikenal sebagai global village (desa global). Media baru menyatukan
semua yang dimiliki media lama, jika surat kabar hanya dapat dibaca dalam
media kertas, radio hanya dapat didengar, televisi hanya menyatukan audio
dan visual. Melalui internet semua itu dapat disatukan baik tulisan, suara
30
Adrianto, Tuhana T. 2011. Op. Cit. Hal. 77
31
Tamburaka, 2013. Op. Cit. Hal. 72.
dan gambar hidup. Pengguna internet kini dapat membaca tulisan melalui
blog, website dapat mendengar radio melalui radio internet, dapat menonton
video.
Media dapat disatukan dalam dunia New Media.32 Salah satu bentuk dari
Mengapa disebut jejaring sosial oleh karena ternyata aktivitas sosial ternyata
tidak hanya dapat dilakukan di dunia nyata (real) tetapi juga dapaat
berkomentar, berbagi foto dan video layaknya ketika kita berada dalam
lingkungan sosial. Hanya saja medianya yang berbeda. Ada banyak jejaring
sosial yang cukup familiar antara lain: Facebook, Twitter, dan YouTube.
Tayangan Televisi.
32
Ibid. Hal, 75.
b. Latifah, 2014.Analisis Literasi Media Televisi Dalam Keluarga
orang tua dalam penelitian ini dapat dikategorikan sebagai literasi media
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Bathin VII Kabupaten Bungo. Dalam hal ini, peneliti mengupayakan agar tidak
kalangan masyarakat Desa Tanjung Agung Kab. Bungo Provinsi Jambi. Pada
penelitian apa adanya atau gambaran yang menjelaskan tentang keadaan yang akan
diteliti.
pada kondisi obyek yang alamiah, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi. Kualitatif merupakan metode yang digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, data yang pasti dan mengandung makna dengan
Jenis data yang digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berupa teks hasil wawancara dan di peroleh
Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data berupa indikator untuk
Potensi terjadinya Dampak Negatif dalam Literasi Media terhadap Anak dalam
Menonton Televisi, Literasi Media Pada Orang Tua Dalam Media Parenting Pada
2. Data Sekunder
ini adalah data yang sudah terdokumentasi yang ada hubungannya dengan
33
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Hlm: 1
34
Iskandar. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persda. Hlm: 118
35
Ibid. hlm: 119
Sumber data merupakan subyek dari mana data yang diperoleh.36
c. Anak
C. Subyek Penelitian
yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.37 Subjek yang diteliti
orang itu dianggappaling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin
anak karena media. Sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian ini maka
yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah orang tua (Ibu) yang
36
Suhaimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta. Hlm: 129
37
Sanapiah Faisal. 2007. Format-format penelitian social.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hlm: 109
38
Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hlm: 54
Setelah penulis memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan
berikut:
1. Metode Observasi
tetapi cukup melihat dari dekat dan mengamati peristiwa yang sedang
39
Margono. 2000. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka. Hlm: 158
2. Metode wawancara
ini penulis gunakan untuk memperoleh data secara langsung dari informan
dalam penelitian.
3. Metode Dokumentasi.
catatan harian, dan sebagainya.43 Yang dilakukan dengan cara melihat, mencatat,
dokumen, serta data pendukung lainnya yang dapat menjadi sumber dalam
40
Ibid. hlm: 165
41
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Jakarta: Alfabeta. Hlm: 165
42
Ibid. hlm: 233
43
Suhaimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta. Hlm: 135
Menurut Sugiyono “analisa data adalah proses mencari dan menyususn secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain44. Adapun teknik analisis data yang digunakan
adalah:
a. Analisis Domain
secara umum atau ditingkat permukaan, namun relative utuh tentang objek
permasalahan yang bersifat pengertian secara umum yang berkaitan dengan fokus
b. Analisis Taksnomik
yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat diurai lebih rinci dan
permasalahan yang lebih khusus, sehingga bisa menemukan suatu sasaran dan
44
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Hlm: 244
tujuan peneliti pemanfaatan televisi sebagai media akses informasi di kalangan
c. Analisis Kompenensial.
internal dengan cara mengkontraskan antara element dan data ini dicari melalui
media akses informasi di kalangan masyarakat Desa Tanjung Agung Kab. Bungo
Provinsi Jambi.
F. Trianggulasi Data
memanfaatan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekkan
atau sebagai pembanding terhadap data itu; tekhnik trianggulasi yang banyak
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif, hasil ini dicapai dengan jalan:
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
45
Moleong. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Hlm:
330
c) Membandingkan apa yang dikatakan masyarakat tentang situasi penelitian
berkaitan.46
46
Ibid. hlm: 331
BAB III
Agung adalah merupakan kedudukan jenang dan ini terbukti ada beberapa
nama sebagai pengikut sultan thaha bergeliya karena anti penjajah. Salah satu
yang dapat dibuktikan adalah adanya makam jenang buncit yang tewas
diujung tanjung tebo karena dibunuh belanda pada saat mengambil air wudhu.
dengan tubuh sulthan thaha. Selain jenang buncit terdapar nama nama yang
juga anti penjajah yaitu. Jenang M,, Nuh, Kedemang samad, Abdul latis dan
lain lain47.
Berdasaran sejarah yang penulis dapat dari orang tua tua yang masih
hidup, pada awalnya desa Tanjung Agung berdiri tidak disahkan oleh suatu
merupakan asal kata susunan . yang artinya mudah tersusun. Hal ini dapat
47
Dokumentasi (2-april-2018)
dibuktikan sampai saat ini, masyarakat desa Tanjung Agung paling mudah
menyusunnya.
memang masih dapat dilihat dan dirasakan sampai saat ini masyarakat desa
tinnggi, namun ada sisi negatifnya dilihat oleh masyarakat luar. Karena harus
memang sanggat tinggi ini dapat dibuktikan mulai dari mendapat kemalangan
dari keluarga yang mendapat musibah, begitu juga dari pesta perkawinan
Agung mengadakan pesta perkawinan anaknya baik itu orang kaya maupun
penghulu sekitar tahun 1930, yang pada saat itu di bawah pimpinan penghulu
Abdul Muis copot48. Sehingga sejak saat itu sampai sekarang sudah 14 orang
yang menjadi penghulu atau kepala desa didesa Tanjung Agung ini dengan
48
Dokumentasi, (02 April 2018)
susunan sebagai berikut: Abdul Muis (Copot), H.zuhur saini Hutagalung,
M.Sa‟ari dan Kentot Bin Pidin, keenam penghulu tersebut tidak dipilih
penghulu atau kepala desa dipilih langsung secara demokrasi oleh masyarakat
atau rakyat. Sejak tahun 1960 yang menjadi kepala desa Tanjung Agung
adalah: (1),M.Saini (1959 s/d 1967). (2),Kasim Kamarudin (1967 s/d 1979)
(3),Sarudin Majid (1979 s/d 1983) (4),M yasin Rusli (1983 s/d 1998) (5),
Ramli B (1998 s/d 1999) (6),Ramli B (1999 s/d 2007) (7),Al furqon (2007 s/d
Desa Tanjung Agung saat ini tidak lagi seluas asalnya semula
pemekaran dari desa Tanjung Agung, yang pada saat itu dipimpin arahman
di Desa Suka Jaya (daerah transmingarsi lokal) saat itu dari hari kehari
kurang dari 100 kk akan digabunng dengan desa tetangga. Oleh karena itu
pada saat M.yasin rusli (alm) sebagai kepala desa Tanjung Agung, saat itu
desa Tanjung Agung terdiri dari enam dusun yaitu (a) Dusun Pancuran
49
Dokumentasi,(02 April 2018)
Gading (b)Dusun Suka Jaya (c). Dusun Pasar Raya (d). Dusun Kampung
Tanjung Agung dari tahun ketahaun terus bertambah, maka pada tahun 2006
desa Tanjung Agung kembali dimekarkan, yaitu dusun Suka Jaya menjadi
A. Letak geografis
suhu maksimum 29-33 derajat celcius, dengan macam macam musim yaitu
kemarau, hujan, dan pancaroba. Luas wilayah desa Tanjung Agung adalah
dari roda pemerintahan Desa Tanjung Agung diperlukan jarak tempuh sebagai
berikut50:
50
Dokumentasi, (02 April 2018)
Jarak tempuh ke ib kota kecamatan 4 km
B. Struktur organisasi
pemerintah ataupun swasta, kecil maupun besar tidak terlepas dari suatu
yang dipimpinya.
sekretaris desa serta staf atau perangjat desa. Dengan adanya kerjasama
yang baik maka roda pemerintahan tentu berjalan dengan baik, sesuai
Agung.
bawah ini :
Tabel:1
yang pada giliranya akan bekerja sesuai dengan tugasnya sserta dinilai
C. Keadaan Penduduk
3,444 jiwa. Dari tahun ketahun penduduk Desa Tanjung Agung selalu
banyak perempuan dari penduduk laki laki 1,705 jiwa. Jumlah penduduk
kk.Penduduk Desa Tanjung Agung rata rata adalah berasal dari suku melayu
dan tidak ditemukan yang berasal dari suku lain. Sebagaimana hasil
2. Ekonomi
Desa Tanjung Agung merupakan suatu daerah yang agraris karena banyak
lahan pertanian dan perkebunan yang menjadi mata pencarian hidup bagi
untuk dijadikan lahan persawahan dan juga lahan perkebunan, hal ini
berupa beras dari hasil saah yang mereka garap sendiri. Disektor pertanian
masyarakat Desa Tanjung Agung lebih dominan pada petani sawah, petani
karet dan petani kepala sawit. Selain itu juga ada yang mengandalkan
bertani sayur mayur, namun jumlahnya lebih sedikit dan bersifat musiman.
Disamping sebagai petani ada juga penduduk desa yang bekerja sebagai
Desa Tanjung Agung Kabupaten Muaro Bungo umumnya adalah petani. Hal ini dapat
dipahami karena potensi masyarakat Desa Tanjung Agung adalah petani karet, petani
sawah, dan petani sawit sebagai mata pencaharian utama mereka. Hal tersebut seperti
yang dijelaskan oleh bapak Ibrohim kepala Desa Tanjung Agung Kecamatan Muko-
1. Agama
Dalam kehidupan sehari hari manusia tidak terlepas dari hubungan sesama
manusia dan hubungan kepada sang pencipta oleh karena itu harus ada
agama islam. Sedangkan yang menganut agama selain islam tidak terdapat
sama sekali di desa Tanjung Agung. Untuk dapat mengetahui secara lebih jelas
tentang keadaan agama penduduk Desa Tanjung Agung dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel : III
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa islam menjadi keyakinan paling banyak
dianut oleh masyarkat Desa Tanjung Agung sampai hari ini. Tiap tiap agama mempunyai
tempat ibadah masing masing sesuai keyakinan mereka, berikut dapat kita lihat jumlah
tempat ibadah yang dimiliki Desa Tanjung Agung pada tabel dibawah ini:
Tabel: IV
dilaksanakan oleh warga Desa Tanjung Agung. Kegiatan yang dilaksanakan dimasjid atau
di mushola meliputi sholat jum‟at, shola terawih, witir, sholat idul fitri, idul adha, sholat
lima waktu, memperingati hari besar islam mengaji dan kegiatan kegiatan agama lainya.
Kegiatan keagamaan yang dilakukan didesa Tanjung Agung hampir sama
dengan daerah lainya seperti : yasinan ibu-ibu dan bapak bapak yang diadakan secara
rutin dari masjid, langar dan rumah ke rumah. Yasinan untuk ibu ibuk biasanya
dilaksanaka pada hari jumat pukul 14.00 wib. Selain hari jumat yasinan ada juga antar
dimana kita bertempat tingal. Selain itu ada juga mengadakan yasinan bulanan yang
dipimpin oleh Bupati Muaro Bungo, ibuk camat dan lain llain yang diadakan di masjid
Yasin bapak bapak diadakan setiap malam jumat di masjid. Langar dan rumah
kerumah. Hampir seluruh bapak bapakk di anjurkan mengikuti acara rutin itu. Walaupun
kaya atau miskin, karena ada istilah kita harus mengumpuulkan uang sebesar Rp. 5000
perkepala keluarga, dana tersebut digunakan untuk uang kosumsi atau yang lain, yang di
laksanakan pada malam senin dirumah guru atau ustadz. Dan bapak bapak juga
mengadakan pengajian acaranya sebulan sekali dari rumah kerumah, acaranya seperti :
Yasinan untuk anak remaja diadakan pada malam rabu yang diadakan di masjid dan boleh
khotam qur‟an dan yasinannbersama. Dan untuk anak anak yang ingin belajar mengaji
iqro, dan al qor‟an di adakan setiap malam habis mangrib sampai mejelang isya, diadakan
Terhadap pelaksanaan hari besar islam, masyarakat Desa Tanjung Agung sangat
rutin melaksanakannya yang dihimbau oleh kepala desa dan sekretaris dan staf stafnya.
Hari besar islam yang diperingati misalnya hari besar Isra mi‟raj, maulid nabi, dan hari
besar islam lainya. Masyarakat Desa Tanjung Agung juga ikut serta dalam lomba lomba
dalam keberadaannya, dibidang kesehatan desa Tanjung Agung sangat banyak perhatian
dari kepala desa dan perangkat desa, baik dalam puskesmas, posyandu, dalam prasarana
penerangan air bersih dan listrik, untuk sarana kesehatan penduduk Desa Tanjung Agung
Tabel: V
misalnya 1(satu). Dari sarana prasarana kesehatan masyarakat yang terdapat di seluruh
sudah dianggap mencapai untuk ukuran. Masyarakat Desa Tanjung Agung kedepan
diharapkan ada jenjangan jenjangan sarana prasarana penduduk lainnya, baik secara
3. Pendidikan
melanjutkan kejenjang lebih tinggi dengan sarana dan prasarana yang ada pada
untuk pendidikan.
Tabel : VI
Dokumentasi : Kantor Kepala Desa Tanjung Agung Kec. Muko-Muko Bathin VII
DiJenjang Pendidikan Seperti TK, SD, SMP dan Madrasayah beragam jenis
sekolah baik swasta atau sudah baik dari segi mutu maupun kurikulum pendidikan
didalamnya dimana sekolah tidak hanya memberikan pendidikan secara umum tetapi juga
menitik beratkan pendidikan agama dan bahasa asing seperti bahasa inggris pada murid
muridnya. Dan jenjang pendidkan ini mengalami peningkatan dari segi minat yang sangat
pesat dari tahun ketahun. Ini juga di dorong oleh minat orang tua yang inggin memasukan
anaknya kesekolah/jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Dan setiap tahun murid
murid baru dri sekolah berupaya mendaftarkan ke jenjang yang lebih tinggi.
BAB IV
dibentuk oleh berbagai macam pengetahuan yang telah terstruktur rapi, yakni
lebih banyak.
51
Potter, W. J. 2010. The State of Media Literacy. Journal of Broadcasting & Electronic
Media 54(4). Hlm. 675–696.
Berdasarkan wawancara dan pengamatan peneliti, kemampuan orang
televisi secara kritis masih terbatas. Orang tua paham tentang dampak negatif
dan positif televisi terkait dari tayangan tersebut. Namun untuk pemahaman
secara lebih mendalam terkait dampak jangka panjang atau psikologis anak
mengenai tayangan televisi yang baik dan buruk untuk anak hanya sebatas
pada jenis tayangan, kalau tayangan itu berjenis kartun orang tua tidak akan
terlalu khawatir.
Hal tersebut seperti apa yang disampaikan oleh salah seorang ibu rumah
tangga di Desa Tanjung Agung yaitu Ibu Kustaniah kepada penulis dalam
Begitu juga dengan apa yang disampaikan oleh ibu Misdayati yang
“Televisi menurut saya sudah menjadi suatu yang cukup penting bagi
setiap orang. Karena dengan adanya televisi kita dapat mengetahui
banyak informasi dan juga banyak hiburannya. Dan tidak ada masalah
buat saya jika anak sering menonton televisi selama yang ditontonya itu
biasa-biasa aja, apalagi kalau film kartun. Daripada mereka main di luar
rumah.”53
52
Wawancara dengan Ibu Kustaniah pada tanggal 4 Maret 2018
53
Wawancara dengan Ibu Misdayati pada tanggal 14 Maret 2018
Jika informan sudah berasumsi tidak ada kekhawatiran terhadap
beberapa jenis tayangan di televisi itu suatu hal yang kurang baik, sebab
tayangan televisi tidak hanya memiliki efek kognitif saja melainkan juga
berhubungan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu
tindakan, karena berbentuk perilaku, maka efek konatif ini sering juga disebut
orang tua. Seperti penjelasan dari beberapa infroman dibawah ini kepada
54
Effendy, O. U. 1993. Siaran Televisi: Teori dan Praktek. Bandung: Mandar Maju
55
Ariyanti, Riza Dwi. 2010. “Analisis Alih Kode dan Campur Kode Penggunaan Bahasa
Indonesia pada Percakapan Bukan Empat Mata Bulan Juli 2010”. Skripsi S1. Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Ibu Maryati:
“Kalau masalah larangan menonton televisi bagi anak kami, tidak ada
larangan khusus, karena kami juga sering bersama anak dalam
menonton televisi. Disamping itu juga, TV berada di ruang keluarga,
jadi kalaupun anak menonton sendiri kami tetap dapat memperhatikan
mereka, karena saya kan setiap harinya di rumah saja.56
Ibu Henni :
“Tidak ada masalah bagi kami jika anak nonton TV, apalagi yang
ditonton itu acara kartun. Kemudian juga, kan ketika anak nonton sering
dengan kami.”57
Ibu Renni:58
“Tidak ada yang perlu ditakutkan ketika anak saya menonton televisi,
karena televisi kami berada di ruang keluarga dan ketika menonton pun
bersama-sama. Jadi apa yang ditonton anak, kami tahu dan juga
menontonnya.”
Ibu Diah Maryana:
“Selama tidak mengganggu waktu belajar sih, tidak ada masalah jika
anak lebih memilih menonton tv dari pada bermain di luar rumah.
Malah hal itu akan membuat kami lebih mudah mengontrol kegiatan
anak setiap harinya.”59
Hanya saja informan masih belum menangkap keterkaitan dan pengaruh antara
kedua hal tersebut pada konten televisi dan pengaruhnya pada efek televisi
khususnya kultivasi.
buruk kepada anak selama kita sebagai orang tua tahu apa yang ditonton oleh
56
Wawancara dengan Ibu Maryati pada tanggal 16 Maret 2018
57
Wawancara dengan Ibu Henni pada tanggal 15 Maret 2018
58
Wawancara dengan Ibu Renni pada tanggal 16 Maret 2018
59
Wawancara dengan Ibu Diah Maryana pada tanggal 16 Maret 2018
anak itu bukanlah acara-acara yang tidak baik unuk mereka. Hal ini seperti apa
Ibu Maryati:
“Kalau pengaruh buruk yang diakibatkan oleh menonton televisi bagi
anak, saya rasa tergantung bagaimana kita sebagai orang tua
mengetahui apa yang ditonton anak itu merupakan acara-acara yang
baik untuk mereka atau tidak. Jadi selama kita mengawasi mereka saya
rasa tidak ada yang perlu dicemaskan. Kemudia juga menurut saya,
terkadang dengan menonton televisi anak bisa banyak belajar tentang
sesuatu yang bagus asal kita selalu mengawasi yang meraka lihat itu.60
Ibu Henni:
“Menurut saya, pengaruh buruk dari televisi sih tergantung apa yang
ditonton oleh anak. Jika yang ditonton itu acaranya bagus, malah bisa
memberi pengaruh yang baik untuk anak, jadi intinya bagaimana kita
mengatur apa yang ditonton oleh anak.”61
Ibu Diah Maryana:
“Untuk pengaruh dari televisi kepada anak itu dilihat dari apa yang
mereka tonton. Jadi kita lah sebagai orang tua yang harus terus
memperhatikan apa yang ditonton.”62
televisi yang dihadapibukan lagi pesan yang memiliki konteks sosial, tetapijuga
hal ini berperan dalam menanamkan literasi media pada anak-anak. Latar
60
Wawancara dengan Ibu Maryati
61
Wawancara dengan Ibu Henni
62
Wawancara dengan Ibu Diah Maryana pada tanggal 16 Maret 2018
sehingga dampaknya bisa buruk bagi anak. Disini, peran orang tua sangat
mengenai media maka orangtua dapat membentengi diri sendiri sehingga dapat
Dalam pencegahan konflik, teori yang lebih relevan dan harus didorong
menonton televisi,kapan tidak menonton. Apa yang akan merekatonton, dan apa
yang mereka tidak ingin tonton.Termasuk kapan dan dimana mereka ingin danakan
Keaktifan atau dalam hal ini bisa disebutkebebasan memilih media hanya
yang mereka diskusikan dengan diri mereka sendiri. Mereka mendapatkan lebih
Dalam konteks literasi media untuk anak, konsep user atau audience
konten yang bermanfaat dengan tidak bagi dirinya masih dianggap lemah.Justru
banyak yang dilanggar dengan sadar oleh anak-anak yang dijadikan informanitu
sendiri.
Bahkan anak yang memahami kategorisasi sekalipun tetap menonton acara itu
dengan alasan hiburan,bukan karena ia tidak tahu.Potensi konflik yang bisa hadir
dalam pandangan ini adalah, anak menganggap ia bisa membedakan konten media
mana yang baik dan buruk (sadar) akan tetapi sesungguhnya, kontenyang sensitif
mungkin suatu saat akan keluar. Dari pengakuan informan juga, mereka sering
menggunakan temuan diksi yang sensitif konflik itu dalam keseharian,meski diakui
sebagai bercandaan saja. Di sinilah yang harus diwaspadai, karena meskisi anak
menyebut hanya bercanda, belum tentu dengan anak yang dijadikan „korban‟
tersinggung.
harus bisa dihindari, tidak cukup dengan anggapan bahwa seorang anak cukup aktif
memilih dan memilah acara sendiri. Dalam hal ini, pendampingan aktif orang tua
menonton sendiri.
Secara umum ditemukan bahwa sumber potensi konflik sosial tidak selalu
didapatkan dari media. Interaksi sosial anak juga berpengaruh dalam hal ini.
Sebagian besar tindakan yang dilakukan anak ketika menggunakan bahasa yang
bisa memicu konflik diakui hanya dalam konteks main-main atau bercanda, akan
tetapi jika kebiasaan ini berlanjut, di kemudian hari sangat memungkinkan bisa
menjadi penyebab konflik, baik individu maupun sosial. Merujuk pada tiga tujuan
kegiatan literasi media yang dikemukakan dalam Workshop Nasional Konsep dan
studi media, maka model literasi media yang diperlukan dalam pencegahan konflik
dan dapat menimbulkan dampak negatif sehingga khalayak pengguna media perlu
diberi kegiatan literasi media. Dalam hal ini, perlindungan terhadap anak dari
membuat apa yang dimaksud oleh Pottersebagai „filtering‟ karena berusaha untuk
mereduksikonten negatif yang masuk ke dalam diri anak. Seharusnya, filtering ini
dilakukan pertama kali oleh media itu sendiri sebelum menayangkan programnya,
selain itu, ada juga badan lain yang berwenang melakukan filtering, misalnya saja
Lembaga Sensor Film (LSF) yang bahkan memiliki wewenang untuk melakukan
sensor. Model literasi media bagi anak dalam pencegahan konflik sosial ini, meski
bertujuan proteksi tidak selalu harus kemudian membatasi dengan ketat hak anak
dimulai dari pengelola stasiun televisi yang lebih peka terhadap potensi konflik.
Kesadaranatau kepekaan terhadap konflik tidakselalu harus saat konflik itu terjadi,
dengan hal yang sebetulnya remeh, misalnya saja mengurangi penggunanan label
tindakan kekerasa verbal dan non verbal, meskipun disajikan dalam konteks
sekalipun.
4. Dalam model literasi media yang bertujuan proteksi ini, juga perlu
anak dari sumber lain, media lain yang dikonsumsi seperti internet, radio,
buku, dan lain sebagainya. Sesekali orang tua perlu meluangkan waktu
C. Literasi Media Pada Orang Tua Dalam Media Parenting Pada Anak
yaitu : pertama, pembatasan jam menonton dan pemilihan isi program tv.
Kedua, melalui diskusi dan bertukar pikiran dengan anak, sebelum, saat,
intelektual, kepedulian sosial, literasi sosial dan literasi teknologi dalam skala
tertentu atas issue-issue media dan masyarakat. Dalam hal ini literasi media
masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini. Seperti apa yang
disampaikan oleh Ibu Herni yang merupakan seorang guru di salah satu SMA
“Pendampingan atau metode yang saya lakukan sebagai orang tua untuk
mengontrol kelakuan anak anak dalam menonton televisi ialah dengan
membatasi jam atau waktu menonton dan pemilihan isi program
televisi. Anak tidak boleh menonton televisi sebelum menyelesaikan
pekerjaan rumah atau PR serta waktu belajar yang sudah ditentukan
seperti pada jam 7 sampai jam 8 malam. Kemudian juga, acara yang
boleh ditonton anak hanya film-film kartun atau acara anak-anak
saja.”63
63
Wawancara dengan Ibu Herni pada tanggal 15 Maret 2018
Kemudian apa yang disampaikan oleh Ibu Anita kepada penulis dalam
Dan tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh ibu Henni
kepada penulis yang menerapkan dari kedua metode tersebut. Seperti hasil
“Dalam mengawasi anak terpengaruh dari hal yang tidak baik dari
tayangan televisi, saya sebagai orang tua memiliki dua cara yaitu
dengan membatasi waktu mereka untuk menonton dan dengan selalu
berbicara kepada mereka tentang apa yang baik dan yang tidak baik dari
acara televisi tersebut. Anak saya, hanya boleh nonton waktu pulang
sekolah saja paling lama sekitar 2 jam.”65
media televisi keluarga ialah Ibu. Karena dalam penelitian ini, seorang ayah
menyatakan bahwa ayah lebih fokus pada fungsi televisi sebagai sarana
politik di Indonesia. Sedangkan untuk Ibu yang tidak bekerja di luar rumah
(IRT), akan lebih fokus dalam mengurus anak dalam menerapkan praktik
literasi media karena memiliki waktu yang lebih banyak dalam mendampingi
64
Wawancara dengan Ibu Anita pada tanggal 14 Maret 2018
65
Wawancara dengan Ibu Henni
anak dibandingkan ibu yang bekerja. Namun bukan berarti ibu yang bekerja
membiarkan begitu saja anak mereka terpapar media secara bebas. Bagi ibu
penerapan literasi media tidak selalu berada dalam wujud fisik, yakni
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jambi
dengan dua cara, yaitu: pembatasan jam menonton dan pemilihan isi
tayangan serta melalui diskusi dan bertukar pikiran sebelum, saat, ataupun
menjelaskan konten media yang ditanyakan oleh anak. Persoalan tabu juga
jelas, bukan jawaban yang menggantung. Dalam model literasi media yang
bertujuan proteksi ini, juga perlu diperhatikan konsumsi konten media yang
sudah terlanjur didapatkan anak dari sumber lain, media lain yang
dikonsumsi seperti internet, radio, buku, dan lain sebagainya. Sesekali orang
Kedua, melalui diskusi dan bertukar pikiran dengan anak, sebelum, saat,
skala tertentu atas issue-issue media dan masyarakat. Dalam hal ini literasi
media bukan berarti melarang menonton televisi. Ini adalah tindakan
B. Saran
sekalipun.
2. Memperhatikan waktu dan tempat anak menonton. Dalam usia yang masih
menonton.
menggantung.
4. Dalam model literasi media yang bertujuan proteksi ini, juga perlu
dari sumber lain, media lain yang dikonsumsi seperti internet, radio, buku,
dan lain sebagainya. Sesekali orang tua perlu meluangkan waktu untuk
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan izin dan
ini.
Akhir kata penulis menyadari akan segala kesalahan dan kekeliruan yang
terdapat dalam penulisan skripsi ini, oleh sebab itu dengan segala kerendahan
oleh penulis melalui karya tulis ilmiah ini adalah suatu kebaikan dan semoga
Penulis
Andika Kurniawan
IPT.140318
DAFTAR PUSTAKA