Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN DESA TERPADU – PS PWK UNISBA – MH ASOEN 1

Modul 3
KARAKTER PERDESAAN
Introduksi :
 Kajian terhadap karakter perdesaan dapat didekati dari berbagai aspek.
 Suatu desa / kawasan perdesaan mempunyia karakter yang merupakan gabungan
aspek-aspek di atas.
 Berdasarkan karakter ini dapat diidentifikasikan atau diindikasikan atau dirumuskan isu-
isu pengembangannya.

1. LETAK / POSISI GEOGRAFIS

a. Morfologi / topografi wilayah / kawasan


 Perdesaan di pesisir pantai;
 Perdesaan di dataran rendah;
 Perdesaan di dataran tinggi;
 Perdesaan di pegunungan.

b. Aliran sungai / river valley / catchment area  DAS


 Perdesaan di hilir (down-stream);
 Perdesaan di “tengah” (mid-stream);
 Perdesaan di hulu (up-stream);
(dengan perbedaan karakter lanjut yaitu : )
- terletak di tepi sungai; atau
- terletak tidak di tepi sungai.

c. Aksesibilitas wilayah / kawasan ( Jalan, kereta api, sungai, laut)


 Perdesaan dengan aksesibilitas tinggi / pada akses utama wilayah;
 Perdesaan dengan aksesibilitas sedang / ada hubungan dengan akses utama;
 Perdesaan terisolasi, remote / kurang atau tidak ada hubungan.
(untuk a,b, dan c di atas umumnya terletak pada pulau-pulau yang relatif besar)

d. Pada pulau-pulau kecil


 Perdesaan pada pulau-pulau kecil.
PERENCANAAN DESA TERPADU – PS PWK UNISBA – MH ASOEN 2

2. KEGIATAN EKONOMI atau PRODUKSI

 Perdesaan pertanian lahan basah / pertanian tanaman pangan lahan basah :


o Sawah tadah hujan;
o Sawah lebak (pada lahan-lahan rawa);
o Sawah beririgasi (teknis, setengah teknis, sederhana);
o Sawah pasang-surut.

 Perdesaan pertanian lahan kering / pertanian tanaman pangan lahan kering;

 Perdesaan perkebunan besar :


o Dengan pola PIR / NES (perkebunan inti rakyat / nucleus estate smallholders);
o Tanpa pola PIR / NES.

 Perdesaan perkebunan rakyat;

 Perdesaan nelayan (perikanan tangkap);

 Perdesaan perikanan budidaya / tambak :


o Dengan pola TIR (Tambak Inti Rakyat);
o Tanpa pola TIR.

 Perdesaan peternakan :
o Dataran tinggi (ternak besar, ternak kecil, unggas);
o Dataran rendah (ternak besar, ternak kecil, unggas);

 Perdesaan kehutanan;

 Perdesaan pertambangan :
o Pertambangan besar;
o Pertambangan rakyat / galian;

 Perdesaan pariwisata :
o Pariwisata alam;
o Pariwisata budaya.
PERENCANAAN DESA TERPADU – PS PWK UNISBA – MH ASOEN 3

3. PERKEMBANGAN & KEKHUSUSAN

a. Latar belakang historis perkembangan / pengembangan :


 Perdesaan konvensional, asli;
 Perdesaan resettlement (pemukiman kembali);
 Perdesaan transmigrasi.

b. Tingkat kemajuan :
 Perdesaan maju / relatif maju;
 Perdesaan tertinggal / relatif miskin.

c. Kaitan dengan karakter perkotaan (urban) :


 Perdesaan yang mulai bergeser menjadi urban / semi-urban;
 Perdesaan yang terletak dekat kawasan perkotaan.

d. Permasalahan khusus :
 Perdesaan di perbatasan negara;
 Perdesaan suku terasing;
 Perdesaan yang mengalami endemik penyakit tertentu;
 Perdesaan “langganan” becana ataupun “laten” bencana :
o Banjir,
o Letusan gunung api,
o Gempa,
o Kebakaran hutan,
o Longsor / abrasi sungai / laut,
o Gelombang laut termasuk gelombang tsunami,
o Gangguan binatang buas.

4. LAY-OUT PERMUKIMAN PERDESAAN


 Perdesaan berpola “terkumpul” (clustered / gathered);
 Perdesaan berpola “terpencar/tersebar” (scattered).

(dalam perencanaan / desain ideal : )

 Ribbon pattern / system (Pola Pita);


 Concentrated ribbon pattern / system (Pola Pita Terkonsentrasi);
 Hamlet pattern / system (Pola dukuh / dusun);
 Village pattern / system (Pola desa terkonsentrasi).
PERENCANAAN DESA TERPADU – PS PWK UNISBA – MH ASOEN 4

(Hilir
)))
PERENCANAAN DESA TERPADU – PS PWK UNISBA – MH ASOEN 5
PERENCANAAN DESA TERPADU – PS PWK UNISBA – MH ASOEN 6
PERENCANAAN DESA TERPADU – PS PWK UNISBA – MH ASOEN 7
PERENCANAAN DESA TERPADU – PS PWK UNISBA – MH ASOEN 8

Drs. H. Abu Ahmadi : “Ilmu Sosial Dasar”, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, p.230-231

Perbedaan perkotaan dan perdesaan (Urban vs Rural), dengan ciri-ciri :


1. Jumlah dan kepadatan penduduk,
2. Lingkungan hidup,
3. Mata pencaharian,
4. Corak kehidupan sosial,
5. Stratifikasi sosial,
6. Mobilitas sosial,
7. Pola interaksi,
8. Solidaritas sosial,
9. Kedudukan dalam hirarki sistem administrasi nasional.
p.242 :
Ciri-ciri masyarakat perdesaan :
a). Di dalam masyarakat perdesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat perdesaan lainnya di luar batas-
batas wilayahnya.
b). Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau
Paguyuban).
c). Sebagian besar warga masyarakat perdesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan
yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai
pengisi waktu luang.
d). Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat,
dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai