PERSEBARAN PEMUKIMAN
Dosen Pengampu : Drs. Karmalin Pinem,M,Si
Disusun oleh :
• Keadaan iklim
Iklim memiliki unsur-unsur di antaranya curah hujan, intensitas
cahaya matahari, suhu udara, dan sebagainya yang berbeda-beda
di setiap daerah. Perbedaan iklim ini akan membuat kesuburan
tanah dan keadaan alam di setiap daerah berbeda-beda yang tentu
membuat pola permukiman penduduk berbeda pula. Sebagai
contoh penduduk di pegunungan cenderung bertempat tinggal
berdekatan, sementara penduduk di daerah panas memiliki
permukiman yang lebih terbuka (agak terpencar).
• Keadaan ekonomi
Kita tentu ingin beraktifitas sehemat-hematnya. Kita tidak ingin
tinggal jauh dari pusat perkantoran, sekolah, dan pasar. Jika kita memilih
rumah, tentu kita akan memilih tempat yang tepat sebagai salah satu faktor
utama. Kondisi ini jelas berpengaruh terhadap pola permukiman penduduk
(ini jelas terlihat di kota).
• Kultur penduduk
Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau daerah gunung api
dan daerah-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi atau daerah
gunung api penduduk akan mendirikan pemukiman secara tersebar karena mencari
daerah yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman. Sedangkan pada
daerah kapur pemukiman penduduk akan tersebar mencari daerah yang memiliki
kondisi air yang baik. Mata pencaharian penduduk pada pola pemukiman ini
sebagian besar dalam bidang pertanian, ladang, perkebunan dan peternakan.
Pemukiman Desa dan Pemukiman Kota
1. Pemukiman Desa
Pemukiman desa model ini biasanya akan dijumpai rumah, lumbung
padi, gudang perkakas, tempat ibadah hingga sekolah. Setiap penduduk
yang hidup disana akan diberikan sebidang lahan atau menyewa lahan
untuk diusahakan. Saat populasi tumbuh semakin pesat maka
pemukiman baru akan dibangun di dekat rumah yang sudah ada. Pola
pemukiman seperti ini membuat kekerabatan diantara penduduk sangat
erat karena jarak yang berdekatan.
Teori-teori yang melandasi struktur ruang kota yang paling dikenal yaitu:
Teori Konsentris Teori ini menyatakan bahwa Daerah Pusat Kota (DPK) atau
Central Business District (CBD) adalah pusat kota yang letaknya tepat di tengah kota
dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan
politik, serta merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi dalam suatu kota.
DPK atau CBD tersebut terbagi atas dua bagian, yaitu: pertama, bagian paling inti
atau RBD (Retail Business District) dengan kegiatan dominan pertokoan,
perkantoran dan jasa; kedua, bagian di luarnya atau WBD (Wholesale Business
District) yang ditempati oleh bangunan dengan peruntukan kegiatan ekonomi skala
besar, seperti pasar, pergudangan (warehouse), dan gedung penyimpanan barang
supaya tahan lama (storage buildings).
1. Zona pusat daerah kegiatan (Central Business District), yang merupakan pusat
pertokoan besar, gedung perkantoran yang bertingkat, bank, museum, hotel, restoran
dan sebagainya.
2. Zona peralihan atau zona transisi, merupakan daerah kegiatan. Penduduk zona
ini tidak stabil, baik dilihat dari tempat tinggal maupun sosial ekonomi. Daerah ini
sering ditemui kawasan permukiman kumuh yang disebut slum karena zona ini
dihuni penduduk miskin. Namun demikian sebenarnya zona ini merupakan zona
pengembangan industri sekaligus menghubungkan antara pusat kota dengan daerah
di luarnya.
3. Zona permukiman kelas proletar, perumahannya sedikit lebih baik karena dihuni
oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah,
ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah
susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini
yaitu working men's homes.
4. Zona permukiman kelas menengah (residential zone), merupakan kompleks
perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu.
Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan kelas proletar.
5. Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai dengan
adanya kawasan elit, perumahan dan halaman yang luas. Sebagian penduduk
merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar, dan pejabat tinggi.
6. Zona penglaju (commuters), merupakan daerah yang yang memasuki daerah
belakang (hinterland) atau merupakan batas desa-kota. Penduduknya bekerja di
kota dan tinggal di pinggiran.
Teori Sektoral Teori ini menyatakan bahwa DPK atau CBD memiliki
pengertian yang sama dengan yang diungkapkan oleh Teori
Konsentris.