Disusun oleh:
1. Karini
2. Melisa
3. Damar
Bismillahirrahmanirrahim puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya
saya selaku penyusun dapat meyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kami curahkan kepada
rasulullah SAW, keluarga, dan sahabatnya.
Selanjutnya, kami selaku penyusun ingin meyampaikan rasa terimakasihyang tak terhingga kepada
semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan makalah ini, baik berupa dorongan moril maupun
materi. Terimakasih kepada Pak Guru mata pelajaran Geografi yang telah membimbing. Semoga
makalahini dapat berguna baik untuk diri kami, teman-teman, maupun yang membacamakalah ini.
Saya selaku penyususn memohon maaf atas segala kekurangan yangterdapat dalam makalah ini.Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapatmemenuhi tugas yang diberikan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa merupakan sebuah aglomerasi permukiman di area pedesaan (rural). Sementara itu, di
Indonesia sendiri, istilah desa yaitu pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan yang
dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit
pemukiman kecil yang disebut dengan kampung atau dusun atau banjar atau jorong.Kata Desa secara
etimologi berasal dari bahasa Sansekerta, deca adalah tanah air, tanah kelahiran maupun tanah asal.
Secara geografis, Desa atau village diartikan sebagai “a groups of houses or shops in a country area,
smaller than a town”. Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai kewenangan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak, asal-usul dan adat istiadat yang diakui dalam
Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. Desa merupakan suatu kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai kewenangan untuk mengurus dan mengatur para kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat dalam sistem pemerintahan nasional dan
berada di daerah kabupaten. Selain itu, desa juga dapat disebut sebagai suatu hasil perpaduan antara
kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya yang saling bergotong royong. Hasil dari
perpaduan ini merupakan dari suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang saling berinteraksi antar unsur
tersebut serta dalam menjaga hubungan dengan daerah-daerah lain.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar teman-teman dapat mengetahui bagaimana
struktur keruangan desa dan apa saja yang ada di struktur keruangan desa itu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Keruangan Desa
Umumnya terdiri dari pemukiman, jalan-jalan desa, daerah persawahan
denganirigasinya dsbAda 3 pola persebaran desa dalam hubungannya dengan
bentang alamnya, sbb :
a. Pola Terpusat (nucleated agricultural village community type)Pemukiman
desa saling menggerombol/ mengelompok, jarak lahan pertanian jauh dari
pemukiman penpenduduk
b. Pola tersebar (open country or trade center community type)Pemukiman
penduduk menyebar di darah pertaniannya. Antara perumahanyang satu
dengan yang lain dihubungkan dengan jalur lalu lintas untukkepentingan
perdagangan
c. Pola memanjang (line village community type)Pemukiman berupa deretan
memanjang dikanan kiri jalan atau sungai.
Bentuk-bentuk desa secara sederhana adalah sbb :
1. Bentuk desa menyusur sepanjang pantai
2. Bentuk desa terpusat
3. Bentuk desa linier didataran rendah
4. Bentuk desa mengeilingi fasilita tertentuPola Keruangan desa
Secara umum permukiman pedesaan berbentuk memusat, linier, terpencar, dan mengelilingi
fasilitas tertentu.
• Desa berpotensi sedang, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian agak subur dengan topografi tidak
rata. Fasilitas irigasi yang ada di desa sebagian teknis dan sebagian lainnya teknis. Ini menyebabkan
desa berkembang dengan lambat.
• Desa berpotensi rendah, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian tidak subur dengan topografi
berbukit. Sumber air sukat didapat dan kegiatan pertanian bergantung pada curah hujan. Ini
menyebabkan desa sukar berkembang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu lokasi di pedesaan memiliki kondisi lahan yang sangat heterengendan topografi yang
beraneka ragam. Pola tata ruangnya sangatlah tergantung pada topografi yang ada. Pola tata ruang
yang sering di jumpai pada daerah pedesaan seperti Clustered Rural SSettlement (Pola pemukiman
desa inicenderung berkelompok), Circular Rural SSettlement (Pola pemukiman inimembentuk
lingkaran dengan ruang terbuka di tengah-tengah pemukiman), Linier Rural Settlements (Pola
pemukiman ini berbentuk memanjang), dispersed Rural Settlements (Pola pemukiman ini tersebar
tidak merata di berbagai titik).
3.2 Saran
Dalam upaya memajukan desa, pemahaman mengenai pola pemukimansangatlah penting dimiliki
agar potensi desa tersebut dapat dimanfaatkan secaramaksimal