Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

STRUKTUR KERUANGAN DESA

Disusun guna Memenuhi Tugas Geografi


Guru Pembimbing: Agus Susanto, S.Pd

Disusun oleh:
1. Karini
2. Melisa
3. Damar

SMA NEGERI 2 SENAYANG


KEPULAUAN RIAU KABUPATEN LINGGA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan hidayahnya
saya selaku penyusun dapat meyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam kami curahkan kepada
rasulullah SAW, keluarga, dan sahabatnya.
Selanjutnya, kami selaku penyusun ingin meyampaikan rasa terimakasihyang tak terhingga kepada
semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan makalah ini, baik berupa dorongan moril maupun
materi. Terimakasih kepada Pak Guru mata pelajaran Geografi yang telah membimbing. Semoga
makalahini dapat berguna baik untuk diri kami, teman-teman, maupun yang membacamakalah ini.
Saya selaku penyususn memohon maaf atas segala kekurangan yangterdapat dalam makalah ini.Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapatmemenuhi tugas yang diberikan.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Desa merupakan sebuah aglomerasi permukiman di area pedesaan (rural). Sementara itu, di
Indonesia sendiri, istilah desa yaitu pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan yang
dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit
pemukiman kecil yang disebut dengan kampung atau dusun atau banjar atau jorong.Kata Desa secara
etimologi berasal dari bahasa Sansekerta, deca adalah tanah air, tanah kelahiran maupun tanah asal.
Secara geografis, Desa atau village diartikan sebagai “a groups of houses or shops in a country area,
smaller than a town”. Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai kewenangan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak, asal-usul dan adat istiadat yang diakui dalam
Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. Desa merupakan suatu kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai kewenangan untuk mengurus dan mengatur para kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat dalam sistem pemerintahan nasional dan
berada di daerah kabupaten. Selain itu, desa juga dapat disebut sebagai suatu hasil perpaduan antara
kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya yang saling bergotong royong. Hasil dari
perpaduan ini merupakan dari suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang saling berinteraksi antar unsur
tersebut serta dalam menjaga hubungan dengan daerah-daerah lain.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana struktur keruangan desa ?
2. Apa saja yang ada di struktur keruangan desa ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar teman-teman dapat mengetahui bagaimana
struktur keruangan desa dan apa saja yang ada di struktur keruangan desa itu.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Keruangan Desa
Umumnya terdiri dari pemukiman, jalan-jalan desa, daerah persawahan
denganirigasinya dsbAda 3 pola persebaran desa dalam hubungannya dengan
bentang alamnya, sbb :
a. Pola Terpusat (nucleated agricultural village community type)Pemukiman
desa saling menggerombol/ mengelompok, jarak lahan pertanian jauh dari
pemukiman penpenduduk
b. Pola tersebar (open country or trade center community type)Pemukiman
penduduk menyebar di darah pertaniannya. Antara perumahanyang satu
dengan yang lain dihubungkan dengan jalur lalu lintas untukkepentingan
perdagangan
c. Pola memanjang (line village community type)Pemukiman berupa deretan
memanjang dikanan kiri jalan atau sungai.
Bentuk-bentuk desa secara sederhana adalah sbb :
1. Bentuk desa menyusur sepanjang pantai
2. Bentuk desa terpusat
3. Bentuk desa linier didataran rendah
4. Bentuk desa mengeilingi fasilita tertentuPola Keruangan desa

Desa memiliki empat ciri:

 Perbandingan lahan dengan manusia (man Land ratio) cukup besar


 Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian (agraris).
 Hubungan antar warga desa masih sangat akrab
 Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku.

Secara umum permukiman pedesaan berbentuk memusat, linier, terpencar, dan mengelilingi
fasilitas tertentu.

Bentuk Perdesaan Memusat


Bentuk perdesaan memusat banyak ditemukan di daerah pegunungan. Bentuk perdesaan ini terpencar
menyendiri (agglomerated rural settlement). Biasanya dihuni oleh penduduk yang berasal dari satu
keturunan sehingga merupakan satu keluarga atau kerabat. Jumlah rumah umumnya kurang dari 40
rumah.

Bentuk Perdesaan Linier


Bentuk perdesaan linier banyak ditemukan di daerah pantai, jalan raya, dan sepanjang sungai. Bentuk
perdesaan ini memanjang mengikuti jalur jalan raya, alur sungai atau garis pantai. Pola ini digunakan
masyarakat dengan tujuan untuk mendekati prasana transportasi (jalan dan sungai) atau untuk
mendekati lokasi tempat bekerja, seperti nelayan di pinggiran pantai.
Bentuk Perdesaan Terpencar
Bentuk perdesaan terpencar sulit ditemukan di Indonesia karena hanya terdapat di Negara-Negara
Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Bentuk perdesaan yang terpencar cenderung
menyendiri (disseminated rural settelment). Biasanya perdesaan seperti ini hanya merupakan farm
stead, yaitu sebuah rumah petani yang terpencil, tetapi lengkap dengan gudang alat mesin,
penggilingan gandum, lumbung, kandang ternak, dan rumah petani.

Bentuk Perdesaan Mengelilingi Fasilitas


Bentuk perdesaan seperti ini umumnya ditemukan di daerah dataran rendah, di mana banyak fasilitas-
fasilitas umum yang dimanfaatkan penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan potensi yang dimilikinya, perdesaan dapat dikelompokkan menjadi tiga.


• Desa berpotensi tinggi, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian yang subur dengan topografi datar
atau agak miring. Desa juga dilengkapi dengan fasilitas irigasi teknis sehingga memiliki kemampuan
besar untuk berkembang lebih lanjut.

• Desa berpotensi sedang, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian agak subur dengan topografi tidak
rata. Fasilitas irigasi yang ada di desa sebagian teknis dan sebagian lainnya teknis. Ini menyebabkan
desa berkembang dengan lambat.

• Desa berpotensi rendah, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian tidak subur dengan topografi
berbukit. Sumber air sukat didapat dan kegiatan pertanian bergantung pada curah hujan. Ini
menyebabkan desa sukar berkembang.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu lokasi di pedesaan memiliki kondisi lahan yang sangat heterengendan topografi yang
beraneka ragam. Pola tata ruangnya sangatlah tergantung pada topografi yang ada. Pola tata ruang
yang sering di jumpai pada daerah pedesaan seperti Clustered Rural SSettlement (Pola pemukiman
desa inicenderung berkelompok), Circular Rural SSettlement (Pola pemukiman inimembentuk
lingkaran dengan ruang terbuka di tengah-tengah pemukiman), Linier Rural Settlements (Pola
pemukiman ini berbentuk memanjang), dispersed Rural Settlements (Pola pemukiman ini tersebar
tidak merata di berbagai titik).

3.2 Saran
Dalam upaya memajukan desa, pemahaman mengenai pola pemukimansangatlah penting dimiliki
agar potensi desa tersebut dapat dimanfaatkan secaramaksimal

Anda mungkin juga menyukai