Something to buy
Something to buy disuatu objek wisata adalah sesuatu yang bisa dibeli oleh
wisatawan, entah itu berupa barang, makanan ataupun souvenir. Tentusaja sesuatu
tersebut memiliki kekhasan yang tidak bisa ditemui ditempat lain.
Hal itulah yang akan menjadikan perjalanan wisata pengunjung menjadi
berkesan, karena selain telah melihat keindahan tujuan wisata yang telah dikunjungi
kemudian dapat melakukan kegiatan yang menarik ditempat wisata tersebut dan yang
terakhir wisatawan dapat membawa oleh-oleh khas dari daerah tujuan wisata yang telah
ia kunjungi. Diharapkan wisatawan akan selalu mengingat kunjungannya tersebut.
Didekat objek wisata hutan pinus manguna ada satu oleh-oleh kuliner yang
sangat terkenal yaitu Thiwul Ayu Mbok Sum, tempat ini menjajakan oleh-oleh khas dari
Mangunan. Bagi wisatawan yang berkunjung ke objek wisata hutan pinus mangunan
penulis sarankan untuk singgah sejenak untuk merasakan cita rasa kuliner khas ala
perdesaan yang sayang sekali jika dilewatkan.
Lokasi dari toko oleh-oleh ini Terletak di Jalan Mangunan KM.4,5 Rt 15,
Mangunan,Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55783. Sangat dekat dengan
objek wisata hutan pinus mangunan.Jam operasional dari hari Senin sampai Minggu
sama yaitu mulai dari jam 05.00 pagi hingga jam 07.00 malam.
Sudah tidak asing lagi jika mendengar nama panganan Thiwul khususnya bagi
orang jawa, Thiwul merupakan salah satu makanan pokok yang sering kali digunakan
pengganti beras. Panganan ini berbahan dasar ketela pohon atau singkong, yang sudah
bukan rahasia umum lagi bahwa singkong memiliki kandungan karbohidrat yang cukup
tinggi. Daerah yang terkenal akan panganan thiwul adalah daerah Gunung Kidul, karena
Gunung Kidul adalah penghasil singkong mengingat tanah dikawasan itu tergolong jenis
tanah yang tandus dan gersang maka masyarakat lokal beralih dari menanam padi
digantikan menjadi menanam singkong yang tidak terlalu mmbutuhkan kelembaban
dalam perawatannya.Karena tanaman singkong adalah jenis tanaman yang dapat hidup
ditanah yang minim akan pasokan air.
Lalu apa yang membedakan thiwul dari Gunung Kidul dengan thiwul yang
diproduksi di toko oleh-oleh Thiwul Ayu Mbok Sum yaitu pada cita rasa yang disajikan,
Thiwul Ayu Mbok Sum memiliki variasi rasa yang cukup banyak. Inovasi rasa ini
dilakukan oleh pemilik usaha untuk mempertahankan kuliner tradisional tetapi dengan
variasi yang diharapkan orang-orang yang mencicipi tidak akan merasa bosan dan terus
menerus akan tertarik dengan cita rasa baru.
Beberapa rasa yang bisa menjadi pilihan wisatawan jika berkunjung di di toko
oleh-oleh Thiwul Ayu Mbok Sum yaitu seperti varian thiwul rasa gula jawa, thiwul gula
pasir, thiwul sambal, thiwul rasa gurih, thiwul rasa coklat dan yang terakhir thiwul
bercita rasa keju.Pada awalnya pengelola menciptakan thiwul rasa gula pasir semakin
hari dilakukan inovasi hingga muncullah beberapa cita rasa baru. Tentu saja rasa yang
ditawarkan akan memanjakan setiap lidah yang mencicipinya, perpaduan antara rasa
thiwul yang bertekstur kenyal dengan rasa-rasa varian seperti coklat atau keju atau
perpaduan dengan rasa lainnya tentu akan menggugah selera dan membuat orang ingin
datang berkunjung lagi untuk menyantapnya.
a. Amenitas
Amenitas adalah segara sarana dan prasarana yang harus disediakan oleh pengelola
untuk memebuhi kebutuhan wisatawan selama berada diobjek wisata tersebut. Karena
kebutuhan wisatawan tidak hanya ingin menikmati keindahan alam suatu objek,
melainkan memerlukan pula sarana dan prasarana untuk meningkatkan kenyamanannya.
Pengelola objek wisata hutan pinus manguna juga tidak mengabaikan soal hal
penyediaan fasilitas karena kepuasan pelayanan yang diberikan kepada wisatawan akan
mempengaruhi citra dari objek wisata tersebut, semakin baik pelayanan maka semakin
baik pula citra dari objek tersebut. Fasilitas tersebut antara lain sebagai berikut :
Fasilitas umum
Fasilitas yang disediakan oleh pengelola untuk para pengunjung disuatu objek wisata
dengan tujuan meningkatkan kenyamanan wisatawan selama berada di objek wisata
tersebut, berikut adalah beberapa fasilitas yang ada di objek wisata hutan pinus
mangunan :
1. Area parkir yang luas (parking area)
Objek wisata hutan pinus mangunan ini memiliki 2(dua) area parkir yang
berbeda yaitu parkiran utama yang dekat dengan pintu masuk dan parkiran kedua
berada berpisah berjarak sekitar 200 m dari lahan parkir utama.
Awalnya pengelola hanya menjediakan satu lahan parkir yang sudah cukup luas
tetapi karena semakin hari semakin banyak jumlah pengunjung yang datang apalagi
saat musin libuan atau saat akhir pekan dan lahan utama tersebut tidak lagi dapat
menampung jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas, lalu pengelola berinisiatif
membuka lahan guna pembuatan area parkir yang akan menampung jika terjadi
kelebihan jumlah kendaraan di area parkir utama.
Pemilik kendaraan tidak perlu khawatir akan keamanan kendarannya karena
pengelola telah menyiapkan petugas parkir yang akan siaga menjaga keamanan dari
kendaraan pengunjung.
2. Toilet umum
Fasilitas toilet di objek hutan pinus mangunan ini tersebar dibeberapa titik agar
memudahkan wisatawan dalam menjangkaunya. Toilet umum ini dialiri air dari
sumber yang jernih sehingga terjamin kebersihannya. Untuk menggunakan fasilitas
toilet ini wisatawan hanya membayar sebesar Rp. 2.000/ orang .
3. Layanan pusat informasi
Fasilitas ini seringkali dilupakan disuatu objek wisata, padahal termasuk
dalam pelayanan yang cukup penting karena jika sewaktu-waktu ada penggumuman
tentang suatu hal seperti wisatawan yang kehilangan anggota keluarga atau
temannya, wisatawan yang kehilangan barangnya atau penggumuman-
penggumuman penting dari piihak pengelola biasanya diinformasikan lewat layanan
pusat informasi.
4. Tempat ibadah (Mushola)
Objek wisata ini juga menyediakan tempat ibadah bagi agama islam, yaitu
mushola yang cukup luas dilengkapi dengan tempat wudhu dan tentu saja
perlengkapan shalat
5. Warung Kuliner
Didalam kawasan objek wisata hutan pinus mangunan juga terdapat deretan
waraung kuliner yang dibuka oleh masyarakat lokal menyediakan makanan ringan
seperti snack hingga beraneka macam makanan yang lainnya. Hal ini untuk
menyediakan para pengunjung agar tidak merasa kelaparan selama berwisata
diobjek wisata tersebut.
6. Jalan setapak
Untuk mempermudah wisatawan mengakses tempat wisata hutan
pinusMangunan pengelola membuat jalan setapak, mengingat letak objek tersebut
berada ditengah hutan. Hal ini akan mempermudah wisatawan dalam menjangkau
spot-spot tertentu dan menghindari licin saat hujan tiba.
7. Homestay
Homestay adalah jenis akomodasi yang meyediakan layanan kamar, makan dan
minum, di objek wisata hutan pinus ini telah banyak homestay-homestay yang
bermunculan. Homestay disekitar objek wisata tersebut biasanya letaknyan menjadi
satu dengan si pemilik rumah, hal ini justru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan karena disamping sebagai tempat singgah sementara wisatawan juga bisa
mempelajari kehidupan masyarakat asli Mangunan dari cara memasak, dll.
Keunikan beberapa homestay yang berada disekitar objek wisata hutan pinus
mangunan berbentuk rumah asli jawa joglo, namun kebanyakan berbentuk rumah
modern.
Saat ini jumlah homesatay masih berjumlah puluhan, namun menurut pengelola
wisata kawasan Mangunan bapak Aris Purwanto bahwa pada tahun 2019 akan ada
sejumlah 500 homestay yang dibangun disekitar objek wisata Mangunan tersebut.
Karena menurut beliau setiap musim liburan dan akhir pkan selalu terjadi lonjakan
jumlah wisatawan yang ingin bermalam disekitar objek wisata Mangunan ini untuk
hari selanjutnya dapat berkaliling ke objek yang lain.
Bapak Aris Purwanto juga menambahkan tujuan ditingkatkannya pembangunan
homestay ini guna menambah waktu singgah wisatawan di Mangunan, hal ini akan
secara otomatis menambah pengeluaran biaya oleh wisatawan yang selanjutnya
menjadi pemasukan bagi pengembangan objek Hutan Pinus Mangunan itu sendiri.
Dan beliau menambahkan pula bahwa tujuan pengembangan jumlah homestay ini
adalah guna memberdayakan masyarakat sekitar objek Hutan Pinus Mangunan.
Pemerintah daerah dalam hal ini mendukung dalam pemberian perijinan usaha
bagi masyarakat sekitar yang ingin menjalankan usaha wisata akomodasi jenis
homestay. Dengan begitu tidak hanya masyarakat yang memiliki usaha yang
mendapatkan benefit secara ekonomi tetapi pemerintah juga karena dalam setiap
pendapatan tersebut sebagian akan masuk dalam kas daerah, dan kas daerah tersebut
digunakan oleh pemerintah guna meningkatkan pembangunan infrastruktur
dikawasan Mangunan.
Beberapa homestay yang ada disekitaran objek Hutan Pinus Mangunan
1. Rahayu Homestay
2. Widodo Homestay
3. Homestay Arya Mangunan
4. Homestay Family 96 Mangunan
5. Omah Limasan Homstay
6. Kencrung Homestay Mangunan
7. Nara Homestay Watu Goyang Mangunan
8. Joyo Homestay
9. Sahara Homestay
10. Mbah Mul Homestay
11. Dika Jaya Homestay Watu Goyang
12. Homestay Adiluhung
13. Amanda Homestay
Homestay di kawasan Mangunanmemiliki fasilitas yang cukup lengkap
seperti :
1. Layanan kamar yang nyaman
2. Kamar mandi dalam serta perlengkapan mandi
3. Sarapan dan makan malam (dikenakan charge)
4. Televisi
5. Wifi
6. Taman mini.
7.
A. Pilar Pariwisata
Hutan Pinus Mangunan saat ini telah menjadi objek unggulan di kabupaten Bantul,
hal tersebut tidak lepas dari peran para pemangku kepentingan. Menurut informasi yang
dikumpulkan oleh penulis pemangku kepentingan dalam pengelolaan objek wisata ini
hanya ada 2(dua) pihak yaitu masyarakat lokal serta pemerintah daerah dan pemerintah
pusat.
Tiga pihak tersebut saling berkaitan dan saling berkontribusi dalam hal
pengelolaan objek wisata ini karena tidak mungkin masyarakat sebagai pelaku utama
penggerak kegiatan wisata di kawasan objek Hutan Pinus Mangunan bergerak sendiri
tanpa bantuan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan demikian pula
pemerintah daerah dan pusat tidak mungkin menggerakan roda pariwisata tanpa peran
dari masyarakat sekitar destinasi tersebut. [5,6,7,8]
1. Masyarakat
Masyarakat sebagai pilar utama atau sebagai pelaku utama terjadinya kegiatan
pariwisata disuatu tempat wisata, karena masyarakatlah yang mengelola dan
menjalankan roda kegiatan pariwisata tersebut. Menurut informasi yang didapatkan
penulis saat sesi wawancara dengan pengeloala objek wisata ini hanya terdapat 2 (dua)
pemangku kepentingan yaitu pihak masyarakat dan pemerintah , baik pemerintah pusat
maupun daerah dan tidak ada capur tangan sama sekali dengan industri dan investor.
Mengapa demikian, karena sejak awal pembukaan objek ini masyarakat sudah sepakat
bahwa untuk kedepannya tidak akan menerima pihak swasta untuk ikut serta bergabung
masyarakatlah yang akan mengelola secara mandiri hal-hal yang berkenaan dengan
pengelolaan, pengembangan dan perencanaan untuk kedepannya tentunya dengan
bantuan dari pemerintah daerah dan pusat. Mengingat di wisata ini hanya dkelola oleh
masyarakat lokal dibantu oleh pemerintah, otomatis semua pendapatan pemasukan hasil
kegiaatan pariwisata ini digunakakn untuk pembuatan serta perbaikan fasilitas diobjek itu
sendiri serta digunakan untuk perbaikan infrastruktur di kawasan Mangunan.
Pengelola juga mengatakan pada penulis pemasukan sebesar 25% dari hasil
kegiatan pariwisata di objek wisata Hutan Pinus Mangunan ini dimasukan ke pemerintah
daerah dan sisanya sebesar 75% dimasukan ke pengajian serta pembangunan fasilitas
diobjek wisata serta pembangunan infrastruktur guna kesejahteraan masyarakat
dikawasan Hutan Pinus Mangunan.
2. Pemerintah Daerah dan Pusat
Pemerintah sangat berperan dalam mengeembangkan objek wisata ini, peran
pemerintah antara lain seperti memberi dana untuk pembangunan fasilitas umum
misalnya toilet umum, bangku-bangku kayu, dan musholla, dan selanjutnya masyarakat
sedsng mengajukan proposal untuk pemerintah segera memperbaiki jalan utama untuk
mempermudah aksesibilitas wisatawan berkunjung ke objek wisata dikawasan
Mangunan.
Sinergi antara masyarakat lokal dan pemerintah menimbulkan sinergi saling selaras,
sehingga membuat objek wisata Hutan Pinus Mangunan ini menjadi destinasi wisata
unggulan sampai saat ini. Penulis berharap walaupun tidak ada pihan swasta entah itu
pihak investror antaupun industri objek ini akan terus mengalami perkembangan dan
akan selalu memberi benefit guna kesejahteraan masyarakat lokal untuk kedepannya.
Saran
1. Lebih ditingkatkan keragaman dari Something To Do diobjek wisata Hutan Pinus
Mangunan agar menambah daya tarik diobjek tersebut.
2. Perlu dibuatnya Kelembagaan Pemasaran Pariwisata yang dibuat oleh pemerintah atau
pengeola sebagai sarana pembagian informasi agar potensi-potensi baru yang ada diobjek
tersebut dapat diketahui oleh masyarakat luas
[1] Nugraha, B. S., Mayandini, H., Putra, F. A., Madani, H., & Maulana, N. (2017).
Pendampingan Pengembangan Potensi Kampung Wisata Langenastran Menuju
Sustainable Tourism Development. Jurnal Kepariwisataan, 11(3), 13-24.
[2] Isdarmanto, I. (2016). Analysis Strategy of Tourism Development at Kalibiru, Kulon
Progo as A Leading Tourist Attracction in Yogyakarta Special Region. Jurnal
Kepariwisataan, 10(3), 1-12
[3] Sudiro, S. (2014). PENGEMBANGAN EKOWISATA TAMAN NASIONAL
KARIMUNJAW. Jurnal Kepariwisataan, 8(1), 55-70
[4] Isdarmanto, I. (2018). ANALISIS POTENSI PANTAI GLAGAH SEBAGAI
EKOWISATA UNGGULAN DI KABUPATEN KULON PROGO. Jurnal
Kepariwisataan, 12(2), 1-12
[5] Prakoso, A. A. (2018). ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA
SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG. Jurnal Arsitektur dan Perencanaan, 1(1).
[6] Kiswantoro, A. (2017). Pengaruh Kenyamanan Fasilitas Wisata dan Kepuasan
Wisatawan Terhadap Keputusan Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali ke Kawasan
Wisata Goa Rancang Kencana dan Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul
Yogyakart. Jurnal Kepariwisataan, 11(1), 27-38
[7] Nugraha, B. S., Mayandini, H., Putra, F. A., Madani, H., & Maulana, N. (2017).
Pendampingan Pengembangan Potensi Kampung Wisata Langenastran Menuju
Sustainable Tourism Development. Jurnal Kepariwisataan, 11(3), 13-24