Anda di halaman 1dari 4

Transduksi Suara

Gambar Transduksi suara

Proses pendengaran terjadi ketika gelombang suara mencapai membran


timpani. Gelombang suara yang bertekanan tinggi dan rendah berselang seling
menyebabkan gendang telinga yang sangat peka tersebut menekuk keluar-masuk
seirama dengan frekuensi gelombang suara. Ketika membran timpani bergetar
sebagai respons terhadap gelombang suara, rantai tulang-tulang tersebut juga
bergerak dengan frekuensi sama, memindahkan frekuensi gerakan tersebut dari
membrana timpani ke jendela oval. Tulang stapes yang bergetar masuk-keluar dari
tingkat oval menimbulkan getaran pada perilymph di scala vestibuli. Oleh karena
luas permukaan membran timpani 22 kali lebih besar dari luas tingkap oval, maka
terjadi penguatan tekanan gelombang suara 15-22 kali pada tingkap oval. Selain
karena luas permukaan membran timpani yang jauh lebih besar, efek dari
pengungkit tulang-tulang pendengaran juga turut berkontribusi dalam peningkatan
tekanan gelombang suara.
Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap jendela oval
menyebabkan timbulnya gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena cairan
tidak dapat ditekan, tekanan dihamburkan melalui dua cara sewaktu stapes
menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam yaitu, perubahan posisi jendela
bundar dan defleksi membrana basilaris.
Pada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe ke depan di
kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikoterma, dan ke kompartemen
bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar
untuk mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika stapes bergerak mundur dan
menarik jendela oval ke luar, perilimfe mengalir ke arah yang berlawanan
mengubah posisi jendela bundar ke arah dalam.
Pada jalur kedua, gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan
penerimaan suara mengambil jalan pintas. Gelombang tekanan di kompartemen
atas dipindahkan melalui membrana vestibularis yang tipis, ke dalam duktus
koklearis dan kemudian melalui mebrana basilaris ke kompartemen bawah,
tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar-masuk
bergantian.
Membran basilaris yang terletak dekat telinga tengah lebih pendek dan
kaku, akan bergetar bila ada getaran dengan nada rendah. Hal ini dapat
diibaratkan dengan senar gitar yang pendek dan tegang, akan beresonansi dengan
nada tinggi. Getaran yang bernada tinggi pada perilymp scala vestibuli akan
melintasi membrana vestibularis yang terletak dekat ke telinga tengah. Sebaliknya
nada rendah akan menggetarkan bagian membrana basilaris di daerah apex.
Getaran ini kemudian akan turun ke perilymp scala tympani, kemudian keluar
melalui tingkap bulat ke telinga tengah untuk diredam.
Karena organ corti menumpang pada membrana basilaris, sewaktu
membrana basilaris bergetar, sel-sel rambut juga bergerak naik turun dan rambut-
rambut tersebut akan membengkok ke depan dan belakang sewaktu membrana
basilaris menggeser posisinya terhadap membrana tektorial. Perubahan bentuk
mekanis rambut yang maju mundur ini menyebabkan saluran-saluran ion gerbang
mekanis di sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. Hal ini
menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang
bergantian. Sel-sel rambut berkomunikasi melalui sinaps kimiawi dengan ujung-
ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius (koklearis).

Depolarisasi sel-sel rambut menyebabkan peningkatan kecepatan


pengeluaran zat perantara mereka yang menaikan potensial aksi di serat-serat
aferen. Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel-
sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami hiperpolarisasi
(sewaktu membrana basilaris bergerak ke bawah). Perubahan potensial berjenjang
di reseptor mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang
merambat ke otak. Impuls kemudian dijalarkan melalui saraf otak statoacustikus
(saraf pendengaran) ke medula oblongata kemudian ke colliculus. Persepsi auditif
terjadi setelah proses sensori atau sensasi auditif.

Daftar Pustaka
Sherwood, L. Human Physiology. 6thed. USA: The Thomson Corporation. 2007
Guyton A.C. Physiology of The Human Body. 11th ed. Philadelphia: W.B.
Saunders Company. 2003

Anda mungkin juga menyukai