Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN

MEMILIH PENDEKATAN

DOSEN PENGAMPU : Dr. H. SAINIL AMRAL M.Pd.

Di revisi

1. Rini pudyastuti (1800888201035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATANGHARI
JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah subhanahu wataala, atas karunianya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini. Makalah yang berjudul “Memilih Pendekatan” di susun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan yang di ampu oleh bapak Drs. H.
Sainil Amral M.Pd. Makalah ini dapat di selesaikan pada waktunya, meski telah di susun secara
maksimal namun, kami sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Karenanya kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian untuk kami jadikan bahan evaluasi. Demikian semoga makalah ini dapat di terima
sebagai ide atau gagasan yang membangun. Akhir kata kami ucapkan terimakasih atas perhatian
pembaca.

Jambi 24 September 2010

Hormat Kami

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Daftar isi Halaman

Kata Pengantar...............................................................................................................................................ii

Daftar Isi.......................................................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1 latar Belakang...................................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................................1

BAB II Pembahasan

2.1 Jenis-jenis Pendekatan.....................................................................................................................2

2.2 prinsif Penelitian tindakan...............................................................................................................6

2.3 Sasaran Objek Penelitian Tindakan.................................................................................................8

BAB III Penutup

3.1 kesimpulan.....................................................................................................................................14

3.2 Saran..............................................................................................................................................14

Daftar pustaka..............................................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan zaman saat ini tidak lepas dengan penelitian. Banyak sekali orang meneliti untuk
sekedar tau atau untuk membuat satu inovasi. Dalam dunia pendidikan, baik guru, kepala sekolah
meneliti agar pendidikan mengalami peningkatan.

Penelitian dilaksanakan melalui suatu prosedur dan alur tertentu. Apapun jenis
penelitiannya, selalu dimulai dengan adanya permasalahan, hal tersebut merupakan suatu
kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti. Kesenjangan tersebut dapat terjadi karena beberapa
kemungkinan sebab. Dengan kondisi yang demikian, peneliti berusaha mencari jalan keluar
dengan mengadakan penelitian berdasarkan teori yang tepat.

Untuk mengadakan penelitian diperlukan beberapa langkah atau prosedur yang harus
dilalui. Salah satunya yaitu memilih pendekatan. Langkah ini merupakan langkah kesepuluah
setelah merumuskan hipotesis. Memilih pendekatan ini merupakan langkah yang penting dan
harus dilalui peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Oleh karena itu dalam
makalah ini akan dibahas lebih dalam tentang Memilih pendekatan

1.2  Rumusan Masalah

1.   Apa sajakah jenis-jenis pendekatan?

2. bagaimana prinsip penelitian tindakan?

3. apakah sasaran objek penelitian tindakan?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pendekatan
2. Untuk mengetahui prinsip penelitian tindakan
3. Untuk mengetahu sasaran objek penelitian

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis-jenis Pendekatan

A. Berbagai jenis-jenis pendekatan

Langkah memilih pendekatan ini sebenarnya bisa lebih tepat ditempatkan setelah peneliti
menentukan dengan tegas variable penelitian. Dalam hal ini antara penentuan variable penelitian
dan pemilihan pendekatan sebenarnya dilakukan maju-mundur, bolak-balik. Variable penelitian
memang sangat menentukan bentuk atau peranannya dalam menentukan perincian variable
secara teliti.

Pendekatan suatu penelitian ditentukan berdasarkan jenis penelitian apa yang kita
lakukan. Jadi jenis-jenis pendekatan juga dapat dikelompokkan berdasarkan jenis penelitian yang
kita lakukan, adapun jenis-jenis pendekatan adalah sebagai berikut :

1. Jenis Pendekatan menurut Teknik Samplingnya Jenis pendekatan ini menggunakan


objek yang diteliti dalam menggambil pendekatan suatu penelitian. Yang termasuk kedalam jenis
pendekatan ini adalah:

a. Pendekatan Populasi

b. Pendekatan Sampel

c. Pendekatan Kasus

2. Jenis Pendekatan menurut Timbulnya Variabel

a. Pendekatan Non-Eksperimen

b. Pendekatan Eksperimen

3. Jenis Pendekatan menurut Pola-pola atau Sifat penelitian Non-eksperimen Yang


termasuk kedalam jenis pendekatan penelitian menurut pola-pola sifat peneliatian Non-
eksperimen adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Kasus (case-studies)

b. Penelitian Kausal Komparatif

c. Penelitian Korelasi

d. Penelitian Histori

2
e. Penelitian Filosofis

4. Jenis Pendekatan menurut Model Pengembangan atau Model Pertumbuhan


a. One-shot Model Pendekatan one-shot model adalah model pendekatan yang menggunakan
satu kali pengumpulan data pada suatu saat. Misalnya, penelitian yang dilakukan untuk meneliti
perkembangan motorik pada anak usia 1 tahun, penelitian dilakukan pada satu waktu terhadap
satu kelompok.

b. Longitudinal Model Pendekatan longitudinal model adalah mempelajari berbagai tingkat


pertumbuhan dangan cara mengikuti perkembangan individu-individu yang sama. Misalnya,
meneliti perkembangan motorik sekelompok anak umur 7 bln, 8, 9, 10, 11, 12 bulan, dst, dengan
demikian, penelitian dilakukan pada beberapa waktu terhadap 1 kelompok.

c. Cross-sectional model atau pendekatan silang Pendekatan cross-sectional model atau


pendekatan silang adalah gabungan antara one-shot model dan longitudinal metodel untuk
memperoleh data yang lebih lengkap yang dilakukan dengan cepat, sekaligus dapat
menggambarkan perkembangan individu selama dalam masa pertumbuhan karena mengalami
subjek dari berbagai tingkat umur.

5. Jenis pendekatan menurut desain atau rancangan penelitiannya

a. Rancangan rambang lugas

b. Rancangan ulangan

c. Rancangan factorial

Campbell dan Stanly membagi jenis-jenis desain ini berdasarkan atas baik buruknya
eksperimen, atau sempurna tidaknya eksperimen. Secara garis besar mereka mengelompokan
menjadi:
1. Pre Eksperimental Design Jenis ini seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak
sebenarnya. Oleh karena itu sering disebut juga dengan istilah quasi experiment atau eksperimen
pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti
cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengukuti peraturan-peraturan tertentu. Ada tiga
jenis design yang dimaksukkan ke dalam kategori pre experimental design, diantaranya:
a. One shot case study

b. Pre test and post test group

c. Static group comparison

2. True Experimental Design Yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena
sudah memenuhi persyaratan, yang dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen adalah
adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut mendpatkan pengamatan.

3
B. Penelitian Tindakan

Dari penjelasan tentang berbagai model eksperimen tersebut dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa penelitian eksperimen sifatnya ketat dalam arti bahwa desainnya harus
mantap dan tidak dapat berubah selama penelitian berlangsung. Sekitar kira-kira sepuluh tahun
yang lalu muncul sebuah pendekatan penelitian yang langsung menjadi terkenal. Pendekatan
tersebut dikenal dengan nama Penelitian Tindakan Kelas, penelitian ini muncul karena adanya
kesadaran pelaku kegiatan yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya. Dengan didasari atas
kesadaran sendiri pelaku yang bersangkutan mencoba menyempurnakan pekerjaannya denga
cara melakukan percobaan yang dilakukan berulang-ulang prosesnya diamati dengan sungguh-
sungguh sampai mendapatkan proses yang dirasakan memberukan hasil yang lebih baik dari
semuanya

Mengingat bahwa permasalahan pendidikan itu tidak hanya terjadi dikelas saja, tetapi
juga diluar kelas tetapi masih di dalam lingkup sekolah maka guru dapat melakukan perbaikan
terhadap proses kerjanya. Oleh karena itu istilah Penelitian Tindakan Kelas dapat dimaknai
sempit istilah yang lebih luasnya adalah Penelitian Tindakan, dengan istilah tersebut maka bukan
hanya guru saja yang dapat melakukan penelitian dengan pendekatan ini tetapi juga kepala
sekolah dan pengawas bahkan diperguruan tinggi dapat dilakukan penelitian tindakan.

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi
dimasyarakat atau kelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat
yang bersangkutan. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya
partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggoa kelompok sasaran. Penelitian tindakan
adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk
proses pengenbangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah.

Dengan sifat dan tujuan seperti itu maka penelitian tindakan yang dIakukan harus
memiliki beberapa prinsip sebagai berikut :

1. Permasalahan topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan
penting, menarik perhatian dan mampu di tangani serta dalam jangkauan wewenang penelitian
untuk melakukan perubahan.

2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengematan yang dilakukan tidak boleh sampai
mengganggu atau menghambat kegiatan utama.

3. Jika intervensi di cobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan
tidak membocorkan waktu, tenaga, dan dana.

4
4. Metologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka setiap langkah dan tindakan
dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat tehadap penelitian tersebut dan
mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.

Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata yang dapat dipahami pengertiannya sebagai
berikut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertrntu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang
dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama
dari seorang guru. Batasan yang ditulis melumpuhkan pengertian yang salah dan difahami secara
luas oleh umum dengan ruangan tempat guru mengajar, kelas bukan wujud ruangan tetapi
sekelompok peserta didik yang sedang belajar

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan satu di antara bermacam-macam lokasi atau setting
penelitian tindakan yang dalam bahasa inggris adalah Classroom Action Research (CAR).
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan misalnya untuk meningkatkan efektifitas metode
mengajar, memberi tugas kepada siswa, penilaian, dan lain sebagainya.

Saat ini penelitian tindakan kelas sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di semua jenjang dan
sekolah. Keunggulan penelitian ini adalah karena guru diikutsertakan dalam penelitian sebagai
objek yang melakukan tindakan, yang diamati, sekaligus yang diminta untuk merefleksikan hasil
pengalaman selama melakukan tindakan, tentu lamo kelamaan akan terjadi perubahan dalam diri
mereka suatu kebiasaan untuk mengevaluasi diri (self evaluation). Keunggulana lain adalah
bahwa dengan tumbuhnya budaya meneliti pada guru dari dilaksanakannya PTK yang
berkesinambungan, berarti kalangan guru makin diberdayakan mengambil prakarsa profesional
yang semakin mandiri, percaya diri, dan makin berani mengambil resiko dalam mencoba hal-hal
yang baru (inovasi) yang patut diduga akan memberikan perbaikan serta peningkatan.

Melakukan penelitian tindakan kelas, dapat dianggap bekerja seperti biasa saja, tanpa ada
kekakuan, baik situasi maupun tindakannya sendiri.

Penelitian tindakan yang tepat mengarah ke jenis penelitian disebut sebagai penelitian
eksperimen. Penelitian tindakan ini dapat dimasukkan dalam kelompok penelitian eksperimen

5
dengan ciri yang khusus. Dengan kalimat sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan
adalah penelitian eksperimen berulang dan berkelanjutan. Penelitan eksperimen ini juga
termasuk penelitian kualitatif, karena menggali informasi secara rinci. Namun demikian,
penelitian tindakan tidak menolak penggunaan angka-angka untuk melengkapi data
penelitiannya agar pengambilan keputusannya lebih tepat.

2.2 Prinsip Penelitian Tindakan


Ciri terpenting dari penelitian tindakan adalah bahwa penelitian tersebut merupakan suatu
upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Dari ciri tersebut
maka penelitian tindakan dapat dilakukan dengan tujuan, setting dan lokasi yang sekaligus
tertuang dalam namanya, antara lain:
1. Penelitian tindakan partisipatori (participatory action research), yaitu kegiatan
penelitian yang dilakukan dengan menekankan keterlibatan masyarakat agar merasa
ikut serta memiliki kegiatan program tersebut serta berniat ikut aktif memecahkan
masalah berbasis masyarakat.
2. Penelitian tindakan kritis (critical action research), yaitu penelitian yang dilakukan
dengan menekankan adanya niat yang tinggi untuk bertindak memecahkan masalah
dan menyempurnakan situasi
3. Penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang
dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan menekankan
pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.
4. Penelitian tindakan institusi (institutional action research), yaitu dilakukan oleh pihak
pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan untuk meningkatkan kinerja,
proses, dan produktifitas lembaga.
A. Model Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan bukan hanya mengetes sebuah perlakuan tetapi terlebih dahulu
peneliti sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan, selanjutnya dalam
penelitian tindakan ini peneliti langsung mencoba menerapkan perlakuan tersebut dengan
hati-hati seraya mengikuti proses serta dampat perlakuan dimaksud. Dengan demikian

6
penelitian tindakan ini dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun
eksperimen.
- Dikatakan sebagai kelanjutan penelitian eksperimen karena: (a) Penelitian tindakan
dimulai dari mencari informasi tentang keadaan sesuatu dalam rangka mencari
kelemahan dengan mendeskripsikan hal-hal yang terkait dengan kelemahan tersebut;
(b) Selama penelitian tindakan berlangsung, peneliti mengamati terjadinya tindakan
kemudian mendeskripsikan dalam bentuk informasi.
- Dikatakan sebagai kelanjutan penelitian eksperimen karena tujuan dari penelitian
tindakan adalah mengetahui dampat dari suatu perlakuan, yaitu mencoba sesuatu, lalu
dicermati akibat dari perlakuan tersebut. Merupakan kelanjutan karena sesudah
diketahui dampak perlakuan, peneliti melanjutkan dengan berpikir tentang perlakuan
yang lebih baik. Perlakuan tersebut dicermati lagi untuk diketahui dampaknya,
kemudian peneliti berpikir tentang yang lebih baik, dan sebagainya.
Ada suatu pendekatan pembelajaran yang populer di Jepang yang dikenal dengan nama
Lesson Study. Kalau dialihbahasakan ke bahasa Indeonesia dibaca dari belakang menjadi
Study Lesson, diterjemahkan menjadi “Penelitian Pembelajaran”. Makna dari terjemahan ini
adalah bahwa penelitian mencermati proses pembelajaran untuk mengetahui apakah proses
tersebut sudah baik, yaitu memberikan dampak pada siswa yang sedang belajar sehingga
prestasinya juga baik.
Lesson Study hampir bersamaan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jika dicermati
model di dua jenis penelitian tersebut hampir sama, yaitu sama-sama mengutamakan
pengamatan terhadap proses. Perbedaannya terletak pada pengamat. Pengamat dalam PTK
dapat satu orang, kalau pengamat dalam Lesson Study merupakan kelompok, sehingga dapat
didiskusikan peristiwa pembelajaran yang baru saja mereka amati.
Setelah proses pembelajaran selesai, guru mengadakan refleksi, yaitu pengamatan masa
lalu, bertanya kepada siswa apakah pembelajaran yang sudah dilalui dapat dirasakan enaknya
untuk mencerna materi pelajaran. Jika siswa mengatakan ada sesuatu yang tidak tepat, dapat
mengusulkan kepada guru untuk diubah agar lebih baik.
Dalam pelaksanaan PTK, siswa bukan hanya diajar seperti biasa dan mengerjakan LKS
yang intinya mengerjakan soal-soal setelah mempelajari ringkasan, tetapi harus melakukan
suatu tindakan. Siswa harus aktif bekerja melakukan sesuatu yang diarahkan oleh guru.

7
Model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang paling
terkenal dan biasa digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart.
Tahap-tahap yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas adalah:
 Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan.
Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak
yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Pihak
yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan
terhadap berlangsung proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang
melakukan tindakan.
 Tahap 2: Pelaksanaan tindakan
Yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan
tindakan kelas.
 Tahap 3: Pengamatan
Yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.
 Tahap 4: Refleksi atau pantulan
Yaitu kegiatan untuk mengembangkan kembali apa yang sudah terjadi.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan merupakan suatu siklus, yaitu satu putaran
kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain
adalah evaluasi. Apabila dikaitan dengan contoh tindakan perbaikan cacatan sebagaimana
dikemukakan dalam bagian terdahulu, maka yang dimaksud dengan tindakan adalah
pengumpulan catatan, mengoreksi, dan memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara
membuat catatan yang baik.

2.3 Sasaran Objek Penelitian Tindakan

Yang dibicarakan dalam bagian ini adalah sasaran atau objek yang dijadikan pokok
pembicaraan dalam penelitian tindakan kelas. Sesuai dengan prinsif kedua bahwa penelitian
tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Maka marilah kita
mencoba menganalisis sosok sebuah kelas. Pengertian kelas dalam penelitian tindakan kelas ini
tidak hanya terbatas pada kelas ysng sedang aktif melangsungkan pembelajaran didalam sebuah
ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang tidak aktif belajar, yaitu ketika sedang

8
melakukan karyawisata di objek wisata, di laboratorium, di rumah, atau di tempat lai, ketika
siswa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan sebagainya. Dengan lokasi bukan
kelas ini, yang diamati harus berupa kegiatan yang sedang dilakukan oleh anak.

Hal-hal yang dapat diamati sehubungan dengan setiap unsur pembelajaran tersebut antara
lain adalah sebagaimana yang disajikan dalam bagian berikut:

a. Unsur siswa, dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti
proses pembelajaran di kelas/ lapangan/ laboratorium/ atau bengkel, maupun ketika
sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau sedang mengikuti kerja
bakti di luar sekolah.
Dalam setiap pembelajaran, siswa diharapkan memperhatikan dan melakukan apa
yang diarahkan oleh guru. Tandanya bahwa siswa belajar adalah otak siswa tersebut aktif.
Kondisi yang diperlukan pada siswa yang bersangkutan adalah adanya minat yang tinggi,
kesungguhan, kecermatan, keaktifan, dan lain-kain sehingga materi yang diterima dari
guru dan kegiatan yang dilakukan, dapat berdampak pada hail belajar yang optimal.

b. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang
membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru sedang
mengadakan kunjungan ke rumah siswa. Judul-judul atau permasalahan yang berkenaan
dengan guru yang dapat di angkat menjadi judul penelitian tindakan adalah hal-hal yang
terkait dengan guru.
c. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan
yang ditugaskan kepada siswa.
d. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar.
Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang bisa diamati guru, siswa, atau
keduanya.
e. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang
harus dicapai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkatan pencapaian. Oleh
karena hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan
tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru,
atau siswa sendiri.

9
f. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa dikelas, sekolah, maupun yang melindungi
siswa di rumahnya. Dalam penelitian tindakan, bentuk perlakuan atau tindakan yang
dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
g. Unsur pengelolaan, yang merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan
direkayasa dalam bentuk tindakan. Judul yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan
misalnya cara menggelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan
urutan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, dan sebagainya.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan bekali-kali, fokus PTK adalah proses
pembelajaran, yang mengutamakan aktivitas siswa. Meskipun demikian, guru yang
mengaktifkan siswa juga perlu dijadikan fokus. Untuk keperluan pengamatan terhadap
proses inilah maka penelitian harus menyiapkan lembar pengamatan. Ada empat hal yang
termuat sebagai butir-butir pengamatan, yaitu:
1. Siswa, mengenai minat, semangat belajar, keaktifan, keseriusan, kerja sama dan lain-lain.
2. Suasana belajar yang diharapkan kondusif.
3. Kelancaran pembelajaran.
4. Prestasi atau hasil belajar siswa.
Dengan penjelasan ini kiranya bagi pembaca akan semakin paham akan PKT, bahwa
yang diamati difokuskan pada proses terlebih dahulu, kemudian pada hasil yang
merupakan danpak dari proses. Siapakah yang mengamati proses itu? Jika yang ingin
meningkatkan kemampuan mengajar adalah guru peneliti, maka diusahakan guru tersebut
mampu mengamati dirinya, yakni ketika sedang mengajar dan sesudah selesai mengajar .
tugas ini memang sulit, tetapi guru duharapkan mampu melaksanakan.
A. Laporan Penelitian Tindakan

Penjelasan tentang penyusunan laporan penelitian tindakan ini penting terutama bagi
guru-guru yang pada saat ini masih menduduki golongan 1V/a. selanjutnya apabila guru
pelaksana peneliti tindakan kelas sudah merasa puas dengan siklus-siklus itu, tentu saja langkah
berikutnya tidak lain adalah menyusun laporan kegiatannya. Proses penyusunan laporan ini tidak
akan dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah dusiplin mencatat apa saja yang sudah ia
lakukan.

10
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam karya tulis ilmiah laporan penelitian bahwa
sistematika laporan harus urut sesuai aturan penelitian, hasil harus jelas, dan sebaiknya
dilengkapi dengan data akurat. Lebih baik lagi kalau “dihias” dengan tampilan visual seperti
grafik, tabel, bagian dan lain-lain.

B. Contoh Rencana Penelitian Tindakan Kelas

Bentuk peneliti tindakan kelas adalah pembiasaan siswa untuk meningkatkan sikap
tanggap terhadap apa yang ada disekitarnya. Penyegaran lingkungan dengan membiasakan siswa
menanam batang pohon apa saja yang berdampak menghijaukan juga perlu digalakkan. Hal
yang saat ini memprihatinkan bagi siswa adalah kecanggungan bertindak, bekerja, dan
melakukan kegiatan yang dapat membantu diri mereka menghasilkan uang untuk mendukung
kehidupannya. Kalau dapat, sejak dini anak dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang sekiranya
dapat memberikan kesempatan untuk dapat berlatih berwirausaha. Acara ini dapat dilakukan
apabila guru memang bersedia mengkaitkannya dengan pelajaran ilmu pengetahuan alam dan
pendidikan lingkungan

C. Penelitian Tindakan Untuk kepala Sekolah dan Pengawas

Kepala sekolah dan pengawas, status kedudukan dan tugasnya berbeda. Jika kepala
sekolah status kepegawaiannya sama dengan guru karena masih berstatus sebagai guru yang
diberi tugas tambahan kepala sekolah sehingga masih mempunyai tugas mengajar. Pengawas
tidak lagi mempunyai hak untuk mengajar, kecuali dalam rangka memberikan contoh kepada
guru mengajar dengan baik. Oleh karena itu jenis penelitian tindakannya tidak persis sama
dengan guru. Kepala sekolah dapat melakukan dua lokasi penelitian, yaitu di kelas dan dapat
juga dilakukan di luar sekolah. Dikelas karena kepala sekolah juga seorang guru, di luar sekolah
dapat meningkatkan kualitas aspek-aspek kepemimpinannya yang diarahkan kepada guru, siswa,
dan staf sekolah lainnya.

Pengawas pun dapat melakukan penelitian tindakan, dengan tujuan meningkatkan kinerja
mereka. Apabila pengawas melakukan penelitian yang kolaboratif, pasangan penelitiannya dapat

11
mengambil kepala sekolah dan atau guru yang disupevisi. Kerjasama yang dilakukan dengan
pengawas lain, juga sangat memungkinkan.

D. Penentuan Pendekatan

Telah disinggung pada permulaan bab ini bahwa rancangan atau pendekatan penelitian
banyak dipengaruhi oleh jenis dan banyaknya variabel, tetapi sebaliknya jenis variabel juga
dipengaruhi jenis pendekatan. Selain pendekatan penelitian ini dipengaruhi oleh banyak dan jenis
variabel, tetapi masih ada faktor lain yang juga tidak kalah penting artinya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi jenis pendekatan ini antara lain:

1) Tujuan penelitian
2) Waktu dan dana yang tersedia
3) Tersedianya subjek penelitian
4) Minat atau “selera” peneliti

E. Survei Sebagai Salah Satu Pendekatan

Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah atau sering mendengar berita berita bahwa
departemen/pemerintah, lembaga, kantor, dan sebagainya sedang mengadakan survei. Mereka
mengumpulkan banyak data, informasi atau keterangan tentang sesuatu hal secara meluas.

Apakah survei dilakukan secara sistematis? Ya. Pemerintah, lembaga, dan sebagainnya
sebelum mengadakan survei sudah ditentukan: siapa pelaksananya, dilaksanakan di mana, kapan,
berapa lama, apa saja yang di lihat, data apa yang di kumpulkan, menggunakan instrumen apa,
bagaimana cara menarik kesimpulan dan bagaimana cara melaporkan. Jadi, survei bukanlah
hanya bermaksud mengetahui status gejala, tetapi juga bermaksud menentukan kesamaan status
dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan.

F. Penelitian Penelusuran, Pendekatan yang Jarang Disentuh

Sebuah pendekatan penelitian yang sangat jarang dikenal apalagi dugunakan adalah “penelitian
penelusuran” atau dalam bahasa inggrisnya trace study. To trace. Artinya mengikuti jejak yang
tidak lain adalah menelusuri. Dari arti kata menelusuri dapat diketahui bahwa kegiatan yang ada
dalam penelitian ini adalah mengikuti jejak seseorang yang sudah pergi atau sesuatu yang sudah

12
lewat waktu. Penelitian penelusuran dilakukan untuk mengikuti jejak lulusan sebuah sekolah
atau kegiatan lain yang berupa proses. Bagi sebuah sekolah, penelitian penelusuran mempunyai
arti melihat hasil dari apa yang sudah diupayakan di sekolah ketika lulusan sudah
mempraktikkan kepandaian di tempat kerja. Bagi sekolah dasar atau sekolah umum, bagaimana
kualitas lulusannya di lembaga pendidikan kelanjutan.

Penelitian penelusuran yang dilakukan terhadap lulusan sebuah SLTP misalnya


dimaksudkan untuk mengetahui ke sekolah mana saja para lulusan melanjutkan dan bagaimana
prestasi di sekolah lanjutan tersebut. Selain itu, juga ditelusuri lulusan yang terpaksa tidak dapat
mendapatkan sekolah lanjutan karena kemampuannya kurang. Hasil dari penelitian penelusuran
adalah informasi yang lengkap tentang tuntutan yang menjadi incaran lulusan, sekaligus tentang
kelebihan atau kekurangan dari penyelenggaraan sekolah yang bersangkutan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah merumuakan hipotesis, maka langkah selanjutnya memilih pendekatan. Dari
penjelasan tentang berbagai model eksperimen tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa penelitian eksperimen sifatnya ketat dalam arti bahwa desainnya harus mantap dan
tidak dapat berubah selama penelitian berlangsung. Penelitian tindakan kelas merupakan
jenis penelitian yang muncul kira-kira sepuluh tahun yang lalu. Sudah dijelaskan bahwa
penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti atas dasar kesadaran untuk meningkatkan
kinerja. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan atas dasar kerelaan. Ciri terpenting dari
penelitian tindakan adalah bahwa penelitian tersebut merupakan suatu upaya untuk
memecahkan masalah sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.

3.2 Saran
Sebaiknya kita semua haru mampu menguasai konsep dasar metode penelitian. Agar
dalam meneliti kita sudah mengetahui semua yang akan diperlukan dan dilakukan.
Dengan begitu kegiatan dengan begitu kegiatan meneliti baik dulam kelas maupun di luar
akan lebih mudah dan terorganisir dengan baik

14
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2013. Posedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.. Jakarta: Rineka cipta

https://www.researchgate.net/publication/330824470.Pdf

15

Anda mungkin juga menyukai