Anda di halaman 1dari 1

Mata Pelajaran : Kimia mengalami oksidasi dan zat-zat yang mengalami reduksi

Kelas :X maka reaksi tergolong reaksi redoks.


Materi : Konsep Redoks
2. Reaksi Bukan Redoks
Pengertian oksidasi dan reduksi dapat ditinjau berdasarkan 3 Pada  reaksi  bukan  redoks,  bilangan  oksidasi 
landasan teori, yaitu : setiap  unsur  dalam  reaksi  tidak  berubah. Dengan kata lain,
pada reaksi ini tidak terjadi perubahan biloks. Contoh reaksi
1. Reaksi Pengikatan dan pelepasan unsur oksigen bukan redoks adalah
    CaCO₃ → CaO + CO₂
Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa Pada reaksi di atas biloks masing-masing unsur baik di ruas
penggabungan suatu zat dengan oksigen. kiri atau kanan adalah sama yaitu biloks Ca = +2, biloks
Contoh: C=+4, dan biloks O=-2. Oleh karena unsur-unsur yang
    Si  +  O2      →   SiO2 terlibat dalam reaksi tidak mengalami perubahan biloks maka
    4 Fe  +  3 O2   →    2 Fe2O3 reaksi tersebut tergolong reaksi bukan redoks.
Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan.
Reaksi pembakaran juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya 3. Reaksi Disproporsionasi
pembakaran minyak bumi, kertas, kayu bakar, dll. Suatu reaksi redoks tergolong reaksi
    disproporsionasi atau reaksi autoredoks jika terdapat suatu
Reaksi reduksi adalah peristiwa pengeluaran oksigen dari zat yang mengalami oksidasi (reduktor) sekaligus reduksi
suatu zat. (oksidator). Contoh reaksi disproporsionasi adalah
Contoh:
    2 CuO      →  2 Cu  + O2
    H2O    →    H2   + O2

2.  Reaksi pelepasan dan pengikatan elektron

Reaksi oksidasi dan reduksi juga dapat dibedakan


dari pelepasan dan penangkapan elektron.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron Sebagian dari gas klorin (Cl2) (biloks = 0) mengalami reduksi
Contoh: menjadi NaCl (biloks = -1) dan sebagian lagi mengalami
    Na    →    Na +  +  e oksidasi menjadi NaClO ( biloks = +1).
    Zn    →    Zn +2    + 2e
    Al     →   Al +3    + 3e 4. Rekasi Konproporsionasi
Reaksi konproporsionasi adalah kebalikan reaksi
Reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron disproporsionasi yaitu suatu reaksi redoks yang hasil oksidasi
Contoh: dan hasil reduksinya sama.
    Na +  + e   →   Na Contoh :
    Fe +3  + e   →   Fe +2
Dari konsep kedua ini dapat disimpulkan bahwa reaksi
oksidasi dan reduksi tidak hanya hanya melibatkan reaksi
suatu zat dengan oksigen.

3. Reaksi penambahan dan pengurangan bilangan


oksidasi

    Oksidasi adalah peristiwa naiknya / bertambahnya


bilangan oksidasi suatu unsur, sedangkan reduksi adalah Pada reaksi tersebut hasil reduksi dan oksidasinya merupakan
peristiwa turunnya / berkurangnya bilangan oksidasi. zat yang sama, yaitu belerang (S).

Suatu unsur pada keadaan biloks maksimal maupun minimal


tidak dapat mengalami reaksi disproporsionasi (autoredoks).
- Unsur yang tidak dapat mengalami oksidasi : biloks
maksimal
- Unsur yang tidak dapat mengalami reduksi : biloks
minimal
Berdasarkan perubahan bilangan oksidasinya maka suatu - Unsur tidak dapat berdisproporsionasi : biloks
reaksi dibedakan menjadi Reaksi Redoks, Bukan Redoks, maksimal/minimal
Disproporsionasi, Konproporsionasi. Berikut penjelasannya:
Periksalah apakah reaksi berikut tergolong reaksi redoks
1. Reaksi Redoks atau bukan!
Suatu reaksi termasuk reaksi redoks jika terdapat a. 3CuS(aq) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(aq)
suatu zat yang mengalami oksidasi dan zat lain mengalami + 3S(s) + 4H2O(l)
reduksi. Reaksi redoks ditandai dengan adanya perubahan b. Fe2O3(s) + 3H2SO4(aq) → Fe2(SO4)3(aq) + 3H2O(l)
bilangan oksidasi. Contoh reaksi redoks adalah c. O2(g) + O(g) → O3(g)
d. Ag2O(s) + C(s)  → 2Ag(s) + CO(g)
Agᐩ + Na → Ag + Naᐩ
e. N2(g) + 3H2(g)  → 2NH3(aq)
Unsur Ag mengalami penurunan biloks dari +1 menjadi 0,
f. 2K2CrO4(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) +
artinya unsur Ag mengalami reduksi sementara unsur Na
K2Cr2O7(aq) +H2O(l)
mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +1, artinya unsur
Na mengalami oksidasi. Oleh karena itu terdapat zat-zat yang
g. 2FeCl3(aq) + H2S(g) → 2FeCl2 (aq) + 2HCl(aq) + S(s)

Anda mungkin juga menyukai