Anda di halaman 1dari 4

JURNAL REFLEKSI

HARI X

NUR’AINA SURYA
I4051201030

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


STASE KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
JURNAL REFLEKSI
JURNAL REFLEKSI HARI KE X( KESEPULUH)

Hari/Tanggal: Kamis, 15 Oktober 2020

Hai, selamat pagi. Kembali lagi dijurnal refleksi saya...saya sebenarnya sudah
bingung mau nulis apa, karen ahari saya sudah disii dengan keluhan kan harus nya
tidak boleh seperti itu, astagfirullah. Baiklah, hari ini kami mendapatkan kasus baru.
Yaitu seorang laki laki, dengan risiko perilaku kekerasan.
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan yang bertujuan untuk melukai secara fisik maupun psikologis,
bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Fitria, 2014). Perilaku kekerasan
adalah ungkapan perasaan marah dan bermusuhan yang mengakibatkan hilangnya
kontrol diri dimana individu bisa berperilaku menerang atau melakukan suatu
tindakan yang dapat membahayakan dri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Ada beberapa penyebab terjadinya risiko perilaku kekkerasan, menurut Keliat
dkk (2019), penyebab seeseorang berisiko perilaku kekerasan antara lain:
1. Waham
2. Isolasi sosial
3. Halusinasi
4. Berencana bunuh diri
5. Gangguan konsep diri
6. Depresi
7. Disorientas atau konfusi
8. Penyalahgunaan NAPZA
9. Curiga pada orang lain
10. Kerusakan kogitif
11. Kerusakan kontrol impuls
Hal hal seperti ini banyak ditemui di rumah sakit jiwa, tentu saja perawat
harus tetap berhati hati ketika merawat klien dengan risiko perilaku kekerasan. Klien
dengan risiko perilaku kekerasan akan melakukan tindakan yang berbahaya secara fisik
maupun psikologis yang dapat membahayakan diri sendiri orang lain maupun
lingkunga. Klien dengan masalah perilaku kekerasan biasa nya memliki tanda dan
gejala sebagai berikut :
1) Fisik : mata melotot/ pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup
kuat, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
2) Verbal : berbicara kasar, suara tinggi, menjerit atau berteriak mengancam
secara verbal dan fisik.
3) Perilaku : melempar atau memukul benda/orang lai, merusak barang atau benda,
melukai diri sendiri/ orang lain, merusak lingkungan, amuk/agresif.
4) Emosi :tidak mempunyai kemampuan mencegah atau mengontrol perilaku
kekerasan tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan
dan menuntut.
5) Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak
jarang mengeluarkan kata-kata sarkasme.
6) Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keraguan-raguan, tidak
bermoral, dan kreativitas terhambat.
7) Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan sindiran
8) Perhatian : bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual.
(Kandar & Iswanti, 2019)
Untuk teman teman tetap lah berhati hati saat merawat klien yang mengalami
maslaah ini, dan ingat pakai masker. Covid semakin melunjak ketika warga kita
mulai lengah, jaga kesehatan jasmani dan rohani ya !
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. (2014). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika.
Kandar, & Iswanti, D. (2019). Faktor Predisposisi Dan Prestipitasi Pasien Risiko
Perilaku Kekerasan. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 2 No 3.
Keliat, B. A., Hamid, A. Y. S., Putri, Y. S. E., Daulima, N. H. C., dkk. (2019).
Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai