Anda di halaman 1dari 21

Epidemiologi dalam Keperawatan

Nina Dwi Lestari, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom

A. Konsep Epidemiologi
Berasal dari bahasa yunani: epi (upon)/ pada, demos
(the people)/penduduk, logos (knowledge)/ilmu/
pengetahuan: suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
mengenai tentang apa yang terjadi pada penduduk (Allender,
Nector & Warner, 2014)
Epidemiologi berfokus pada distribusi dan
determinan kesehatan dan penyakit, morbiditas, cedera,
disabilitas, dan mortalitas pada suatu populasi (Friis &
Sellers, 2009)
Epidemiologi adalah suatu studi tentang distribusi
dan determinan kesehatan dan penyakit pada populasi
manusia (Nies & Mc ewen, 2015)
Metode investigasi yg digunakan untuk mendeteksi
penyebab atau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau
risiko yg menyebabkan penyakit, cedera, cacat atau kematian
dalam suatu populasi atau kelompok manusia.
Ilmu yg mempelajari sifat, penyebab, pengendalian
dan faktor-faktor yg mempengaruhi frekuensi dan distribusi
penyakit, kecacatan, kematian dalam populasi manusia.

B. Klasifikasi epidemiologi (Stanhope & Lanchaster, 2014)


1. Descriptive Epidemiology
Health outcome are considered in term “what”,
“who”, “where”, “when”: menjelaskan pola penyakit
berdasarkan orang, tempat dan waktu
• What is the outcome?
• Who is affected?
• Where are they?
• When do events occur?
2. Analytic epidemiology
Health outcome are determinant of health events.
The patterns: “How” and “Why”. Difokuskan untuk
menjelaskan penyebab dan faktor yang berhubungan
pada suatu penyakit
• How does it occur?
• Why are some people affected more than others?
C. 3 Hal Pokok dalam Pengertian Epidemiologi
1. Frekuensi : merupakan upaya melakukan kuantifikasi/
proses patologis atas kejadian untuk mengukur besarnya
kejadian/ masalah serta melakukan perbandingan.
2. Distribusi : menunjukkan bahwa dalam memahami
kejadian yang berkaitan dengan penyakit atau masalah
kesehatan, epidemiologi menggambarkan kejadian
tersebut menurut karakter/ variabel orang, tempat,
waktu
3. Determinan : faktor yang mempengaruhi,
berhubungan atau memberi risiko terhadap terjadinya
penyakit/ masalah kesehatan
D. Tujuan Epidemiologi
The ultimate goals dari epidemiologi adalah
(Aschengrau & Seage, 2008):
1. mendeskripsikan keberadaan penyakit di suatu populasi
2. mengidentifikasi pola dan kecenderungan kejadian
penyakit
3. mengidentifikasi penyebab penyakit
4. mengevaluasi program pencegahan dan penatalaksanaan
penyakit.
Tujuan epidemiologi adalah untuk mendeskripsikan
distribusi penyakit (berdasarkan orang, tempat dan
waktu) dan faktor yang dapat menjelaskan pola penyakit
atau faktor risiko penyakit (bisa berupa penyakit, injury,
accident, wellness) (Stanhope & Lanchaster, 2014)
E. Manfaat Epidemiologi
1. Mempelajari riwayat penyakit
Mempelajari tren penyakit yg ada saat ini dan
memprediksi tren yg mungkin akan terjadi--->dapat
digunakan untuk perencanaan pelayanan kesehatan
masayarakat.
2. Diagnosis Masyarakat
Epidemiologi dapat menggambarkan kondisi status
kesehatan masyarakat
3. Mengkaji risiko
Epidemiologi dapat memberikan gambaran faktor
risiko, masalah dan perilaku yg mempengaruhi
kesehatan suatu populasi. Kesehatan individu akan
mempengaruhi kesehatan suatu populasi.
4. Pengkajian, evaluasi dan penelitian
Data epidemiologi dapat menjadi data besar untuk
suatu penelitian dan menguji suatu hipotesis. Data
epidemiologi juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas, efisiensi , kualitas, kuantitas, akses dan
ketersediaan layanan untuk mencegah dan
mengendalikan suatu penyakit.
5. Melengkapi gambaran klinis
Epidemiologi dapat digunakan untuk menentukan
sebab akibat dari suatu penyakit, cedera sehingga dapat
memperkuat gambaran klinis untuk menentukan suatu
diagnosis.
6. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.
Epidemiologi membantu pekerjaan dalam
Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan kesehatan,
Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian ( Evaluation )
suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari
pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk
melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai
dengan rencana atau tidak (Pemantauan) dan ataukah
tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak
(Penilaian).
7. Menjelaskan Perkembangan Alamiah Suatu
Penyakit.
Epidemiologi dapat menerangkan perkembangan
alamiah suatu penyakit melalui manfaat epidemiologi
dalam menjelaskan tentang frekuensi dan penyebaran
penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu.
Dengan diketahuinya waktu muncul dan
berakhirnya suatu penyakit, maka dapatlah
diperkirakan perkembangan penyakit tersebut.
F. Trias Epidemiologi
Konsep epidemiological yang menjelaskan
bagaimana hubungan host, agent dan lingkungan yang
digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana proses suatu
penyakit terjadi (Nies & Mc Ewen, 2015).

Host

Agent Environment

1. Agent

Faktor yang menyebabkan atau berkontribusi


terhadap timbulnya masalah kesehatan

 Biologic: Protozoa, cacing, bakteri, virus,


jamur
 Kimia: misalnya pestisida, logam berat,
obat-obatan
 Nutrisi: misalnya kekurangan /kelebihan gizi
(karbohididrat, lemak, mineral, protein dan
vitamin)
 Fisik: misalnya suhu, kelembaban panas,
radiasi, kebisingan

2. Host

A living Species (manusia atau hewan) yang dapat


terinfeksi atau terpengaruh oleh agen.

a. Manusia sebagai makhluk biologis:


 Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan
 Bentuk anatomis tubuh
b. Manusia sebagai makhluk social:
 adat, kebiasaan, agama, hubungan
keluarga, hubungan sosial kemasyarakatan.
 Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial
sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat
 Psikologis: gangguan psikologis, stress,
depresi

3. Environment

a. Lingkungan Biologis
Segala flora dan fauna yang berada di sekitar
manusia yang antara ,lain meliputi :
 Beberapa mikroorganisme patogen dan tidak
patogen;Vektor pembawa infeksi
 Berbagai binatang dan tumbuhan yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia, baik
sebagai sumber kehidupan (bahan makanan dan
obat-obatan), maupun sebagai reservoir/sumber
penyakit
 Fauna sekitar manusia yang berfungsi sebagai
vektor penyakit tertentu terutama penyakit
menular.
b. Lingkungan fisik
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh
terhadap manusia baik secara langsung, maupun
terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial
manusia.
Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta
radiasi) meliputi :
 Udara
 keadaan cuaca
 Kondisi geografis
 Air
 Pencemaran udara, tanah dan air,
 radiasi
c. Lingkungan social
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi,
politik, sistem organisasi serta instusi/peraturan yang
berlaku bagi setiap individu yang membentuk
masyarakat tersebut.
Lingkungan sosial ini meliputi :
 Sistem hukum, administrasi dan lingkungan
sosial politik, serta sistem ekonomi yang
berlaku;
 Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku
setempat
 Sistem pelayanan kesehatan
 Kebiasaan hidup masyarakat
 Kepadatan penduduk
 Kepadatan rumah tangga

G. Hub. HOST-AGEN-ENVIRONMENT
Model 1.

Pada model ini, seseorang berada pada kondisi sehat, dimana


host, agen dan environment berada pada kondisi seimbang.

Model 2.
Pada model ini, seseorang berada pada kondisi tidak sehat,
dimana daya tahan penjamu (host) berkurang dan
kemampuan agent meningkat

Model 3.

Adanya kepekaan host terhadap penyakit, perubahan


komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
(peningkatan penduduk usia rentan)

Model 4.

Pergeseran lingkungan memperberat host, lingkungan


menurunkan daya tahan Host

Model 5.
Pergeseran lingkungan yang memudahkan agent menyebar.
H. Parameter Epidemiologi
Ukuran-ukuran yang dipergunakan untuk mengukur
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok penduduk.
Terdapat 3 parameter matematis yang digunakan
untuk menggambarkan hubungan antara jumlah kejadian
penyakit dengan besarnya populasi yaitu
1. Ratio : membagi atau membandingkan suatu jumlah
dengan yang lainnya (pembilang dan penyebut) tanpa
memperhatikan hubungan antara penyebut dan
pembilang. Contoh jumlah kelahiran mati
dibagi/dibandingkan jumlah kelahiran hidup
2. Proporsi : Merupakan bentuk lain dari ratio, dimana
pembilang merupakan bagian dari penyebut. Contoh
jumlah kelahiran mati dibagi keseluruhan jumlah
kelahiran (kelahiran hidup+mati)
3. Rate: merupakan bentuk lain dari proporsi, dimana ada
hubungan antara pembilang dan penyebut, disamping
itu ada elemen waktu yang merupakan bagian intrinsik
dari penyebut. Contoh jumlah kejadian penyakit flu
pada anak sekolah dibagi 1000 anak sekolah selama
periode 1 bulan.
I. Jenis Parameter Epidemiologi
a) Ukuran Frekuensi Penyakit
Merefleksikan besar kejadian penyakit (morbiditas)
atau kematian karena penyakit (mortalitas) dalam suatu
populasi
Biasanya diukur sebagai suatu rate atau proporsi
Beberapa ukuran frekuensi penyakit dalam
epidemiologi dibagi menjadi tiga yaitu angka insidensi,
prevalensi dan mortalitas.
a) Incidence
Insiden ialah gambaran tentang frekuensi
penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat.
Untuk menghitung angka insiden diperlukan dua
angka yakni jumlah penderita baru serta jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut
(population at risk)
Dalam melakukan perhitungan angka insiden
perlu dilakukan dua kali penelitian yakni
1) Penelitian tentang jumlah penderita baru
Untuk dapat memastikan apakah seseorang
merupakan penderita baru atau tidak, harus
diketahui kapan mulai sakitnya orang
tersebut. Untuk penyakit yang bersifat akut,
memastikan saat munculnya penyakit adalah
mudah, tetapi tidak demikian dengan penyakit
yang sudah kronis, misal penyakit kanker.
Karena sulit memastikan kapan seseorang
mulai menderita penyakit kronik, maka yang
dipakai sebagai pegangan untuk memastikannya
sebagai penderita baru, bukan saat orang
tersebut mulai menderita kanker melainkan
saat orang tersebut didiagnosa menderita
penyakit kanker
Pada perhitungan insiden, yang
dipergunakan adalah jumlah penderita baru.
Namun dalam kehidupan sehari-hari
seseorang dapat saja menderita penyakit yang
sama lebih dari satu kali. Lalu berapakah
jumlah penderita baru disana? Satu orang
atau dua orang?
Dalam menghitung angka insiden memang
dikenal dua cara. Pertama, yang lebih
mementingkan jumlah orang yang terkena.
Jika pendapat ini yang dipergunakan, maka
jumlah penderita baru pada kondisi di atas
adalah satu orang. Kedua, yang lebih
mementingkan jumlah peristiwa penyakitnya
(kasus). Jika pendapat ini yang dipergunakan,
maka jumlah penderita baru pada keadaan di
atas adalah dua orang.
2) Penelitian tentang jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit
Masalah yang dihadapi ialah karena di
masyarakat mungkin saja ditemukan kelompok
penduduk yang karena satu dan lain hal, kebal
terhadap suatu penyakit. Namun untuk
kepentingan praktis, biasanya perhitungan
untuk kelompok masyarakat yang kebal
tidak diikutsertakan.
Koreksi hanya dilakukan jika memang
banyak ditemukan penduduk yang kebal
terhadap penyakit yang ingin dihitung.

Macam – macam insiden

1) Insiden rate
Incidence rate ialah jumlah penderita baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu (umumnya satu tahun) dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
tersebut pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan dalam persen atau permil.
Angka incidence rate dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi, risiko
untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi, serta
untuk mengetahui beban tugas yang harus
diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan
kesehatan.
Rumus insiden rate

Jumlah penderita baru


Incidence rate = x 100% (10000/00)
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada pertengahan
Contoh soal:
Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk pada
tanggal 2 Agustus 2011 sebanyak 600.000 orang yang
semuanya rentan terhadap penyakit, ditemukan laporan
penderita baru sebagai berikut : bulan Januari 50 orang,
bulan Maret 100 orang, bulan Juni 150 orang, bulan
September 20 orang dan bulan Desember 80 orang. Hitung
Insiden Rate pada kasus tersebut?

2) Attack rate
Attack rate ialah jumlah penderita baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat yang sama dalam persen
atau permil.
Nilai attack rate dapat dimanfaatkan dalam
memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu
penyakit.
Makin tinggi nilai attack rate, maka penyakit
tersebut makin memiliki derajat serangan atau penularan
yang tinggi pula.
Rumus attack rate

Jumlah penderita baru satu saat


Attack rate = x 100% (10000/00)
Jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut pada
saat itu

Contoh Soal:

Dari 500 orang yang tercatat pada SD Raudah, ternyata


25 orang di antaranya tiba-tiba menderita muntah berak
setelah makan gado-gado dari kantin sekolah. Hitung Attack
Rate pada kasus tersebut?

3) Secondary attack rate


Secondary attack rate ialah jumlah penderita baru
suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua
dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi yang
telah pernah terkena pada serangan pertama dalam
persen atau permil.
Secondary attack rate biasanya dihitung untuk suatu
penyakit menular serta populasi penduduk yang lebih
kecil, misalnya satu keluarga
Rumus Secondary attack rate

Jumlah penderita baru pd serangan kedua


Secondary = x 100% (10000/00)
attack rate Jumlah penduduk – jlh penderita pd serangan pertama

b) Prevalen
Prevalen adalah gambaran tentang frekuensi
penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat
tertentu.
Pada perhitungan nilai prevalen, kebal atau tidaknya
seseorang terhadap suatu penyakit tidak dihitung.
Dengan perkataan lain, pada perhitungan nilai
prevalen dipergunakan seluruh jumlah penduduk.
1) Period Prevalen Rate
Period prevalence rate ialah jumlah
penderita lama dan baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi
dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka
waktu yang bersangkutan dalam persen atau
permil.
Nilai period prevalence rate sebenarnya
jarang dipergunakan, karena di dalam nilai ini
terkandung nilai point prevalence yakni jumlah
penderita yang ditemukan pada awal pengamatan
serta nilai incidence rate yakni jumlah penderita
baru yang muncul pada periode pengamatan.
Nilai period prevalence rate hanya
dipergunakan untuk suatu penyakit yang sulit
diketahui saat munculnya,misalnya pada penyakit
kanker atau penyakit kelainan jiwa.
Rumus Periode Prevalen

Jumlah penderita lama&baru


Period prevalence = x 100% (10000/00)
Jumlah penduduk pada pertengahan

Contoh soal

Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk pada tanggal 20 Agustus 2011
sebanyak 500.000 orang, dilaporkan keadaan penyakit A sebagai berikut :
Januari 100 kasus lama dan 150 kasus baru, Maret 50 kasus lama dan 50 kasus
baru, Juli 30 kasus lama dan 100 kasus baru, September 50 kasus lama dan
50 kasus baru dan Desember 200 kasus lama dan 200 kasus baru

2) Point Prevalen Rate


Point prevalence rate ialah jumlah penderita
lama dan baru pada satu saat dibagi dengan jumlah
penduduk pada saat itu dalam persen atau permil.
Apabila saat yang dipakai dalam
menghitung point prevalence terlalu singkat maka
angka yang diperoleh sama dengan angka insiden
dari penyakit tersebut.
Nilai prevalence rate dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan suatu institusi RS. Apabila di
suatu daerah telah disediakan pelayanan kesehatan
untuk penyakit B, tetapi nilai prevalence rate
penyakit B tetap tinggi, ini memberi petunjuk
bahwa mutu pelayanan yang disediakan tidak baik.
Rumus Point prevalen
Jumlah penderita lama & baru
satu saat
Point prevalence = x 100% (10000/00)
rate Jumlah penduduk saat itu

Contoh Soal :

Satu sekolah dengan murid sebanyak 300 orang, kemarin 15 orang menderita
penyakit campak, dan hari ini 10 orang lainnya menderita penyakit campak
b) Ukuran Dampak
Merefleksikan dampak suatu faktor risiko terhadap
timbulnya suatu masalah (outcome) kesehatan
Ukuran dampak berkaitan dengan penelitian kohort.
Penelitian kohort: penelitian epidemiologi analitik
yang bersifat observasi dimana dilakukan perbandingan
antara sekelompok orang yang terkena penyebab
(terpapar) dengan sekelompok lainnya yang tidak
terkena penyebab (tidak terpapar), kemudian dilihat
akibat yang ditimbulkannya (melihat masa depan)
Ukuran dampak meliputi: Relative Risk (RR)

    MEROKOK TOTAL
    YA TIDAK

KANKE POSITIF a b a+b


R
NEGATIF
c d c+d
PARU

JUMLAH a+c b+d a+b+c+d

Kelompok Interpretasi

Contoh : a adalah kelompok perokok yang


a
positif terkena kanker paru

c  

a+b

c+d

a+c

b+d  

1) Relative Risk
Risiko relatif ialah perbandingan antara
insiden penyakit yang muncul dalam kelompok
terkena penyebab (terpapar) dengan insiden
panyakit yang muncul dalam kelompok yang
tidak terkena penyebab (tidak terpapar).
Rumus
Risiko Relatif: a
RR = a c
b
bd
Kasus :

Pada penelitian kohort untuk melihat pengaruh merokok terhadap


kanker paru ditemukan data sebagai berikut :

MEROKOK
TOTAL
YA TIDAK
KANKER POSITIF 500 20 520
PARU NEGATIF 10 600 610
JUMLAH 510 620 1130

c) Ukuran Asosiasi
Ukuran asosiasi merefleksikan kekuatan atau besar
asosiasi/hubungan antara suatu eksposur/faktor risiko
dengan kejadian suatu penyakit
Ukuran asosiasi berkaitan dengan penelitian case
control
Penelitian kasus kontrol/ case control adalah
penelitian epidemiologi analitik yang bersifat observasi
dimana dilakukan perbandingan antara sekelompok
orang yang menderita penyakit (kasus) dengan
sekelompok lainnya yang tidak menderita penyakit
tersebut (kontrol), kemudian dicari faktor-faktor
penyebab timbulnya penyakit tersebut.
Karena yang diketahui adalah akibat (kasus) dan
yang ingin dilihat adalah penyebab (faktor-faktor yang
ditemukan) maka sifat penelitian kasus kontrol
umumnya mengacu kepada masa lampau dan karena itu
disebut sebagai penelitian retrospektif (retrospective
study). 
Ukuran asosiasi meliputi: Odd Ratio (OR)

    MAKAN MAKANAN
BERLEMAK TOTAL
    KASUS KONTROL

JANTUN POSITIF a B a+b


G
KORONE NEGATI c D c+d
R F

JUMLAH a+c b+d a+b+c+d

Kelompok Interpretasi

b  

c   

d  

a+b  

c+d  

a+c  

b+d  

1) Odds Ratio
Menilai besarnya risiko terkena penyakit
yang mungkin terjadi karena adanya
pengalaman atau faktor risiko. Yang dapat
dihitung pada penelitian kasus kontrol/ case
control yang hanya bersifat dugaan, karena itu
disebut Estimated Relative Risk (ERR) atau
dikenal pula dengan nama Odd ratio (OR).
Rumus OR

axd
ERR (OR) =
bxc
Dari suatu penelitian kasus kontrol untuk mengetahui penyebab
timbulnya penyakit jantung koroner ditemukan hasil sebagai berikut :

MAKAN
MAKANAN
TOTA
BERLEMAK
L
KASU KONTRO
S L
PENYAKI POSITIF 200 50 250
T NEGATI
JANTUNG F 80 70 150
KORONER
JUMLAH 280 120 400

Artinya: orang yang mengalami jantung coroner, sebanyak


……………….. lebih besar disebabkan oleh makan makanan
berlemak

J. Keadaan Masalah Kesehatan


1. EPIDEMI : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu
daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam
frekwensi yang meningkat. biasa disebut wabah
Epidemi biasa dikenal sbg wabah (masalah kesh yg
telah lama ada/masalah baru ttp suatu saat meningkat
dgn cepat
Terminologi
- wabah (epidemi)
- Kejadian luar biasa (unusual event)
- letusan (outbreak)
Wabah :adl berjangkitnya penyakit menular yg jml
penderitanya meningkat scr nyata melebihi keadaan yg
lazim, pd waktu dan daerah tertentu serta dpt
menimbulkan malapetaka (UU No. 4 th 1984)
Kejadian Luar Biasa/KLB : timbul atau
meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yg
bermakna scr epidemiologis, pd suatu daerah dan waktu
tertentu dan dpt menjurus terjadinya wabah (PP 40 th
1991)
Wabah-KLB mrp hal yg emergensi (darurat)
karena :
- adanya resiko menyebar
- sejumlah besar kasus mungkin akan tjd
- mungkin menimbulkan kecacatan / kematian
- dpt menimbulkan kekacauan sosial &/ekonomi
- daerah/negara ybs mungkin tak mampu mengatasi
- mungkin dpt membahayakan daerah/negara lain
2. PANDEMI : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit ) yang ditemukan pada suatu
daerah tertentu dalam waktu yang singkat
memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta
penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang
amat luas.
3. ENDEMI : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit ) yang frekwensinya pada suatu
wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
4. SPORADIK : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit ) yang ada di suatu wilayah tertentu
frekwensinya berubah – ubah menurut perubahan
waktu.
K. Aplikasi Epidemiologi Dalam Keperawatan Komunitas
Perawat komunitas menggunakan konsep
epidemiologi untuk memperbaiki kesehatan suatu kelompok
populasi dengan mengidentifikasi factor risiko dan sebagai
pendekatan yang optimal dalam menurunkan risiko serta
promosi kesehatan.
Metode epidemiological merupakan metode akurat
dalam pengkajian komunitas, diagnosis, perencanaan serta
evaluasi efektitifitas dari intervensi komunitas (Nies &
Mc.Ewen,2015).
Melalui pendekatan ini, akan memberikan gambaran
distribusi atau pola penyebaran penyakit dan determinan
(causal factors) dari suatu penyakit atau masalah kesehatan
(Allender, Rector & Warner, 2014)
Teori Triad epidemiological efektif digunakan
sebagai pendekatan dalam asuhan keperawatan komunitas
karena pendekatan epidemiologi merupakan pendekatan
berbasis populasi (population-based focus), yang
memberikan gambaran populasi secara lebih lengkap
dibandingkan hanya melalui studi klinik dan pengkajian
risiko secara statistic (statistic risk assessment).
Hasil assessment dengan pendekatan epidemiologi
dapat digunakan sebagai dasar melakukan pencegahan.

Anda mungkin juga menyukai