Puji Dan Syukur Kami Panjatkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena Berkat Limpahan Rahmat Dan Karunia-Nya Sehingga Saya Dapat Menyusun Critical
Puji Dan Syukur Kami Panjatkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena Berkat Limpahan Rahmat Dan Karunia-Nya Sehingga Saya Dapat Menyusun Critical
OLEH :
NAMA : PUTRI HANDAYANI
SIAHAAN
NIM : 3163131028
KELAS : C REGULER
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga Saya dapat menyusun Critical
Book Review ini dengan baik dan tapat pada waktunya.
Critical Book Review ini dibuat dengan mengambil berbagai sumber dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan
1
dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan Critical Book Review ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
Critical Book Review ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk
memberikan saran dan keritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan Critical Book Review ini
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 4
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................... 5
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................... 5
DAFTARPUSTAKA............................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
membuat horizon kehidupan didunia semakin meluas dan sekaligus semakin
mengerut. Hal ini berarti berbagai masalah kehidupan manusia menjadi masalah
global atau setidak-tidaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kejadian
dibelahan bumi yang lain, baik masalah politik, ekonomi , maupun sosial.
1.2 Tujuan
Penulis critical books review ini bertujuan untuk :
1. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam memahami isi buku.
2. Memberikan penilaian terhadap buku.
3. Mengulas Sebuah buku.
1.3 Manfaat
Penulisa critical books review ini memberikan banyak manfaat
diantaranya yaitu :
1. Sebagai media informasi
2. Sebagai penambah wawasan / pengetahuan
5
BAB II
ISI BUKU
6
SD Inti adalah sckolah dasar konvensional yang menyelenggarakan
pendidikan guru mata pelajaran Pendidikan Agama, satu orang guru mata
pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, satu orang kepala sekolah,
dan satu orang pesuruh Jumlah siswa dan guru dalam satu kelas umumnya
memiliki perbandingan 40 1. Hanya saja sekolah dasar ini ditunjuk sebagai
pusat bagi pengembangan sekolah dasar lain di sekitamya pada tingkat
gugus. Dalam rangka memainkan perannya sebaga pusat pengembangan
sekolah dasar di sekitarnya. SD Inti ini dilengkapi denga satu ruang
Kelompok Kerja Guru (KKG), satu ruang perpustakaan sekolah, da satu
ruang serbaguna.
Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan enam tahun. Sekolah dasar merupakan
bagian dari pendidikan dasar Di dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar disebutkan
bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri
atas program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program
pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) Ada
beberapa jenis sekolah dasar (SD) di Indonesia, yaitu SD konvensional,
SD percobaan, SD inti, SD kecil, SD satu guru, SD pamong, dan SD
terpadu Di Indonesia penyelenggaraan sekolah dasar berpijak pada
beberapa peraturan umdangan yang dijadikan landasan yuridis
penyelenggaraan sekolah dasar, baik sehagai satuan pendidikan maupun
dalam kerangka sistem pendidikan nasional yaitu Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar (PP
Nomor 28 Tahun 1990) Sebagai satu bentuk satuan pendidikan, sckolah
dasar merupakan satuan paling penting keberadaannya. Setiap orang
mengakui hahwa tanpa menyelesaikan pendidikan pada sekolah dasar atau
yang sederajat, secara formal seseorang tidak mungkin dapat mengikuti
pendidikan di SLTP Besanya dengan semakin meningkatnya investasi
pemerintahnya pada sektor tersebut dari tahun ke tahun. Memperhatikan
7
penting dan peranannya yang demikian besar itu, sekolah dasar harus
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, baik secara sosial esunp ip ueau
enuos yao uepesip rues sesep yejoyae ip uripd uruead dikelola dengan
sehaik-baiknya sehingga menjadi sekolah dasar yang bermutu.
Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan enam tahun. Sekolah dasar merupakan
bagian dari pendidikan dasar Di dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar discbutkan
bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri
atas program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program
pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) Ada
beberapa percobaan, SD inti, SD kecil, SD satu guru, SD pamong, dan SD
terpadu. Di Indonesia penyelenggaraan sekolah dasar berpijak pada
beberapa peraturan perundang-undangan sebagai landasan yuridis. Ada
tiga peraturan perundang undangan yang dijadikan landasan yuridis
penyelenggaraan sekolah dasar, baik sebagai satuan pendidikan maupun
dalam kerangka sistem pendidikan nasional, yaitu Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dara (PP
Nomor 28 Tahun 1990) Sebagai satu bentuk satuan pendidikan, sekolah
dasar merupakan satuan pendidikan yang paling penting keberadaannya.
Setiap orang mengakui bahwa tanpa menyelesaikan pendidikan pada
sekolah dasar atau yang sederajat, secara formal seseorang tidak mungkin
dapat mengikuti pendidikan di SLTP Besarmya is sekolah dasar (SD) di
Indonesia, yaitu SD konvensional, SD dengan semakin meningkatnya
investasi pemerintahnya pada sektor tersebut dari tahun ke tahun.
Memperhatikan penting dan peranannya yang demikian besar itu maka
sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, baik secara
sosial- institusional maupun fungsional-akademik. Oleh karena itu,
sekolah dasar harus dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi
sekolah dasar yang bermutu Sepanjang perkembangan teori manajemen
8
pendidikan ada dua model teoretik sebagai pendekatan yang sangat
berguna dalam menctapkan sekolah yang baik, yaitu model tujuan dan
model sistem. Atas dua model tersebut dikembangkanlah model
perpaduannya, yaitu model tujuan-sistem. Sedangkan menurut Direktorat
Pendidikan Dasar ada tiga misi yang diemban oleh setiap sekolah dasar,
yaitu kerangka berpikir di atas, sekolah dasar yang bermutu baik itu adalah
sekolah dasar yang mampu berfungsi sebagai wadah proses edukasi,
wadah proses melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses
transformasi. Atas dasar sosialisasi, dan wadah proses transformasi
sehingga mampu mengantarkan anak didik menjadi seorang terdidik,
memiliki kedewasaan mental dan sosial, serta memiliki ilmu pengetahuan
dan teknologi, termasuk juga kebudayaan bangsa. Lebih lanjut, menurut
Direktorat Pendidikan Dasar ada lima komponen yang menentukan mutu
pendidikan, yaitu
(1) kegiatan belajar mengajar;
(3) buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap
pakai,
(4) fisik dan penampilan sekolah yang baik
(2) manajemen pendidikan yang efektif dan efisien;
(5) partisipasi aktif masyarakat.
Bangsa Indonesia memasuki abad ke-21, suatu abad yang penuh
dengan persaingan yang menuntut bangsa Indonesia mampu mengikuti
persaingan bebas Konsekuensinya, pengembangan sumber daya manusia
Indonesia yang memiliki wawasan keunggulan mutlak dibutuhkan, dan
merupakan tantangan tersendiri bagi pembangunan sektor pendidikan
Wawasan keunggulan merupakan cara pandang bangsa Indonesia untuk
mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap
yang terbaik menurut kemampuan warga negara secara konsisten, dan
berdisiplin dalam rangka pembangunan bangsa. Wawasan keunggulan
meliputi iman dan takwa kepa da Tuhan Yang Maha Esa, kemandirian
yang mampu menghadapi era globalisasi, keunggulan yang dapat
menghasilkan karya yang bermutu, keahlian dan profesionalisme dalam
9
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebersamaan dan
kekeluargaan dalam mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Banyak
alternatif yang dapat ditempuh dalam rangka mengimplementasikan
wawasan keunggulan melalui sistem pendidikan di sekolah dasar, yaitu
melalui program percepatan, program khusus, program kelas khusus dan
program pendidikan khusus, sekolah unggulan dan Lelas unggulan Secara
konseptual, sekolah unggulan maupun kelas unggulan memang baik.
Melalui sekolah unggulan dan kelas unggulan dimungkinkan untuk
melahirkan lulusan yang unggul pula Namun secara teknis maupun
psikologis pengembangan kelas unggulan tersebut perlu dicermati lebih
lanjut. Hipotesis yang dikedepankan adalah pembelajaran unggulan (the
excellent teaching learning process). Pembelajaran unggulan adalah proses
belajar mengajar yang dikembangkan dalam rangka membelajarkan semua
siswa berdasarkan perbedaan tingkat keunggulannya (individual
differencesa), untak menjadikannya beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara
mandiri namun tepat dalam kebersamaan mampu menghasifkan karya
yang terbaik dalam menghadapi persaingan bebas dunia Dalam
pengembangan pembelajaran unggulan sebagaimana dikonsepsikan di
atas, tidak mudah. Mempersyaratkan kegiatan guru yang juga bernilai
keunggulan, pembelajaran dan mewujudkannya dalam bentuk perilaku dan
sikapnya dalam mengelola proses belajar mengajar sehingga tercipta
sistem pembelajaran terbaik yaitu secara kontinu mengembangkan
gagasan, ide, dan pemikiran terbaik mengenai bagi siswanya, melalui
kegiatan-kegiatan guru bersifat evaluatif, reaktif/proaktif. dan
implementatif.
Manajemen Peningkatan Mutu SD Telah ditegaskan di dalam Bab
1 bahwa sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang paling penting
keberadaannya, sebab pendidikan di sekolah dasar merupakan dasar dari
semua pendidikan. Keberhasilan seorang anak didik mengikuti pendidikan
pada jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi sangat
ditentukan oleh keberhasilannya dalam mengikuti pendidikan di sekolah
10
dasar Oleh karena itu, keberadaan sekolah dasar di Indonesia harus
bermutu,. yaitu baik dan berwawasan keunggulan dengan cin-ciri yang
telah dikedepankan di dalam Bab 2 dan 3 Pada prinsipnya, sekolah dasar
sebagai satuan pendidikan tidak akan menjadi bermutu baik atau unggul
dengan sendirinya, melainkan melalui berbagai upaya peningkatan mutu
pendidikannya Di sini kepala sekolah dasar bersama stakeholders lainnya
berusaha melakukan sesuatu, mengubah "status quo" agar sekolahnya
menjadi lebih baik (Collier, dkk. 1971; Daresh, 1989, dan Sergiovanni
1987). Demikianlah, sehingga bilamana ada sekolais dasar yang baik, di
samping banyak sekolah dasar yang tidak baik maka dapat diamati
bagaimana sekolah yang baik tersebut melakukan berbagai program
peningkatan mutu reeqa perubahan, atau berbagai pembaruan Feningkatan
mutu pendidikan di sekolah dasar hanya akan terjadi secara efektif
bilamana dikelola melalui manajemen yang fepat. Selama ini peningkatan
mutu pendidikan cenderung melalui manajemen yang sentralistik. Begitu
banyak program peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar ditetapkan
dan diupayakan secara scntralistik oleh pemerintah pusat. Begitu beragam
program pelatilhan guru dirancang sekolah dasar. Betapa banyak dropping
buku-buku perpustakaan, buku-baku pelajaran diupayakan secara terpusat,
dan sekolah dasar tinggal menerima apa yang telah dialokasikan oleh
pemerintah pusat, terlepas apakah barang-barang tersebut dibutuhkan oleh
sekolah atau tidak. Langkah manajemen sebagaimana dikedepankan oleh
para pakar manajemen onsep tentang administrasi dan diakhiri dengan
pembahasan tentang langkah Mudah memperoleh ikhtisarnya secara
menyelunuh Dengan kata lain, dalam arti mencatat, mengolah,
menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan- leterangan yang
diperlukan dalam setiap kerja sama Dari pengertian secara sempit
chagaimana diuraikan di atas, tidak salah bilamana banyak orang yang
beranggapan buhwa konsep administrasi sama dengan pekerjaan
ketatausahaan Dalam arti luas, administrasi merupakan keseluruhan proses
kerja sama antara daa orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan
secara efektif dan efisien., di situlah sedang terjadi administrasi. Dengan
11
demikian, ada tiga ciri pokok administrasi, seperti berikut administrasi
merupakan sebuah proses, dalam arti, terdiri atas serangkaian kegiatan.
Proses tersebut dimulai sejak adanya dua orang atau lebih yang bersepakat
melakukan kerja sama dalam bidang tertentu. Apabila yang disepakati
mengenai kerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan kantor maka yang
terwujud berupa administrasi kantor. Dalam setiap administrasi, baik
administrasi perkantoran, administrasi sekolah, administrasi bisnis,
maupun administrasi bidang lainnya terdapat dua orang atau lebih yang
bekerjasama. Setiap kerja sama dalam administrasi, terlepas dari bentuk
proses maupun bidang kerja samanya, dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan dan efisien. Tujuan tersebut ditetapkan sebelumnya berdasarkan
kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang decca un euies efiay
ueynyerouu qa nee Sueo enp epe ruru ip per bekerja sama. Di atas telah
disimpulkan tiga ciri administrasi. Salah satu di antaranya adalah atiwa
administrasi merupakan suatu proses kerja sama. Dalam proses kerja
tersebut tentunya menyertakan banyak orang dan menggunakan berbagai
fasilitas, tidak saja berupa sarana dan prasarana, melainkan juga dana
Semakin luas kerja samanya semakin banyak pula orang yang dilibatkan
dan atau fasilitas ng digunakan. Agar dapat mencapai tujuan secara efektif
dan efisien, tentunya mua orang yang dilibatkan dan fasilitas yang
digunakan perlu didayagunakan ledemikian rupa. Proses pendayagunaan s
semua orang dan fasilitas itulah yang disebut dengan manajemen. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen itu merupakan proses,
terdiri atas kegiatan-kegiatan dalam upaya mencapai tujuan kerja sama
secara efisien.
Sebuah kebijakan pemerintah dalam bentuk Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah dikeluarkan
oleh pemerintah. Dengan lahirnya undang-undang tersebut pengelolaan
berbagai sektor pembangunan. termasuk pengelolaan sekolah dasar,
menjadi hak otonom daerah. Sebenarnya, eotonomi daerah merupakan
peluang versus tantangan bagi peningkatan mutu pendidikan. Dengan
adanya otonomi daerah mutu pendidikan lebih berpeluang untuk
12
ditumbuhkembangkan berdasarkan kebutuhan lokal, namun, dengan
adanya otonomi daerah maka satuan-satuan pendidikan (sekolah) ditantang
untuk menjadi satuan pendidikan yang bermutu sehingga menjadi agen
pengembangan sumber manusia yang mampu berpacu dalam membangun
daerahnya masing-masing dengan tetap dalam kerangka persatuan dan
kesatuan pembangunan nasional. Reformasi formula penyelenggaraan
pendidikan dalam kerangka otonomi daerah memerlukan dukungan
konsensus dan komitmen bersama dari semua komponen bangsa yang
terkait.
Beberapa tahun terakhir ini dunia pendidikan di Indonesia
menggalakkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah, yang akhir-
akhir ini lebih dikenal dengan manajemen berbasis sekolah. Konsep
tersebut sebenarnya telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun
1997/1998. Ada berbagai istilah lain untulk MPBS selain manajemen
berbasis sekolah, yaitu site-based management, delegated management,
school authonomy, dan local management of school. Secara konseptual
MPMBS dapat didefinisikan sebagai proses manajemen sekolah yang
diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan, secara otonomi
direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dievaluasi sendiri oleh
sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah dengan melibatkan semua
stakeholder sekolah. MPMBS merupakan pemberian olonomi kepada
sekolah untuk secara aktif serta mandiri mengembangkan dan melakukan
berbagai program peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan
sekolah itu sendiri. Banyak sekali pakar manajemen pendidikan dari
berbagai pakar manajemen pendidikan dari berbagai negara yang
menyebut MPMBS atau MBS sebagai otonomi sekolah, atau kewenangan
yang didesentralisasikan tidak saja ke tingkat kabupaten dan kota,
melainkan juga sampai ke sekolah. Dengan demikian, di masa depan akan
terjadi peralihan pendekatan makro menuju pendekatan mikro, atau
peralihan dari pendekatan yang sentralistik menuju district approach dan
school approach, atau peralihan dari district authonomy (sentralistik)
menuju school authonomy (desentralistik) dalam upaya peningkatan mutu
13
pendidikan. Ada tiga karakteristik kunci MPMBS, sebagai berikut I
Adanya kekuasaan dan tanggung jawab dalam pengambilan kepuusan
mengenai peningkatan mutu pendidikan yang didesentralisasikan kepada
para stakeholder sekolah 2. Dominan manajemen peningkatan mutu
pendidikan yang didesentralisasikan mencakup keseluruhan aspek
peningkatan mutu pendidikan. keuangan, kepegawaian, sarana dan
prasarana, penerimaan siswa baru, dan kurikulum. 3. Walaupun
keseluruhan domain manajemen peningkatan mutu pendidikan
didesentralisasikan ke sekolah-sekolah, namun diperlukan adanya
sejumlah regulasi yang mengatur fungsi kontrol pusat terhadap
keseluruhan pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab sekolah.
Bab ini pada dasarnya merupakan bab penutup, menguraikan
proses MPMBS dan empat pilar atau fondasi yang sangat menentukan
keberhasilan implementasi MPMBS di Sekolah Dasar. Berkenaan dengan
prosesnya, ada banyak model implementasi MPMBS yang dapat
diupayakan di sekolah dasar, sebagaimana dikedepankan oleh para pakar
manajemen pendidikan. Namun, dari keseluruhan model tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada dasamya MPMBS merupakan sebuah proses
yang bersiklus, terdiri dari: I pengembangan visi sekolah; 2 evaluasi diri
dalam rangka mengidentifikasi berbagai kebutuhan pengembangan, 3
identifikasi kebutuhan-kebutuhan pengembangan, uen(ni uesnunuad
penyusunan program peningkatan, 6 implementasi program; 7 evaluasi diri
kembali untuk kepentingan peningkatan mutu berikutnya. Sedangkan
berkenaan dengan empat pilar atau fondasi tersebut, keberhasilan
implementasi MPMBS meliputi wawasan mutu, kemandirian, partisipasi,
dan transparansi Perihal mutu telah banyak dibahas di dalam buku ini,
tepatnya pada Bab 2 dan Bab 3. Kemandirian tidak bisa terlepas dari
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, dan merupakan tugas
pokok dan fungsi manajemen personalia sekolah, dan merupakan tugas
pokok dan fungsi manajemen personalia sekolah. Partisipasi dapat terjadi
bila ada hubungan baik antara sekolah dan masyarakat. Di sinilah letak
pentingnya manajemen hubungan sekolah dan masyarakat dan strategie
14
marketing for school. Di samping itu, partisipasi sangat mpersyaratkan
adanya transparansi, terutama dalam hal keuangan Transparansi euangan
sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orang tua dan
ayarakat dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah.
15
BAB III
PEMBAHASAN
Kelemahan Buku
Pada sistematika penulisan banyak sekali terdapat kekurangan yaitu
diantaranya spasi pada halaman 4 diantar tulisan yang ada. Paragraph tidak
teratur dengan baik, spasi yang masih kurang rapi ( ada yang terlalu dekat ada
yang terlalu jauh ). Seharusnya penulis teliti untuk mengatur spasi antar
tulisan agar terlihat spasi yang sama dan terlihat rapi agar buku tersebut lebih
sempurna dan banyak pembaca yang menyukainya.
16
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Seiring perkembangan zaman yang sangat cepat dan modern membuat
dunia pendidikan semakin penuh dengan dinamika. Di Indonesia sendiri dinamika
itu tampak dari tidak henti-hentinya sejumlah masalah yang melingkupi dunia
pendidikan. Merosotnya mutu pendidikan di Indonesia secara umum dan mutu
pendidikan tinggi secara sfesifik dilihat dari persfektif makro dapat disebabkan
oleh buruknya sistem pendidikan nasional dan rendahnya sumber daya manusia
(Hadis dan Nurhayati, 2010:2). Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha
pengembangan sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha pengembangan
SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal
( sekolah ). Tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana
dan wahana utama untuk pengembangan SDM yang dilakukan dengan sistematis,
programatis, dan berjenjang.
Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan dari
masyarakat untuk menangkap proses informatisasi dan kemajuan teknologi.
Karena Proses informatisasi yang cepat karena kemajuan teknologi semakin
membuat horizon kehidupan didunia semakin meluas dan sekaligus semakin
mengerut. Hal ini berarti berbagai masalah kehidupan manusia menjadi masalah
global atau setidak-tidaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kejadian
dibelahan bumi yang lain, baik masalah politik, ekonomi , maupun sosial.
SARAN
Semoga dengan Adamya Critical Book Review ini dapat menambah
wawasan bagi semua.
17
DAFTAR PUSTAKA
18