Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DOKTRIN TRINITAS

DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR


TEOLOGI SISTEMATIKA

DISUSUN OLEH :

ANUGRAH SARO IMAN

0114-1-001-20

DOSEN PENGAMPU :

DR. STENLY R. PAPARANG

PROGRAM STUDI TEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MORIAH TANGERANG BANTEN

TAHUN AJARAN 2020-2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Analisa Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
A. Pernyataan tentang doktrin Allah Tritunggal..........................................................5
B. Istilah ‘hakekat’ dan ‘pribadi’....................................................................................6
C. Dasar Kitab Suci dari doktrin Allah Tritunggal......................................................7
BAB III....................................................................................................................................10
KESIMPULAN...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan kita Yesus kristus yang telah melimpahkan rahmat-
Nya dan kasih-Nya kepada kita semua karena atas limpahan berkat dan kasihnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Makalah ini berisi tentang Doktrin Trinitas.

Penulisan makalah ini didasarkan pada materi-materi yang penulis dapat dari berbagai
sumber. Penulisan materi menggunakan langkah-langkah dan metode yang sistematis dan
simple, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahaminya.

Saya memahami bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan dalam hal
pembuatan,penyususunan ataupun materi yang disajikan belum lengkap. Namun berkat
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih
banyak kekurangan.

Untuk itu saya harapkan kritik dan saran yang dapat mendorong saya untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya. Semoga bermanfaat, Terima kasih. Tuhan Yesus
memberkati.

Tangerang, 3 November 2020

Anugrah Saro Iman


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trinitas adalah kata Latin, berasal dari istilah Platonik “trias” yang berarti “tiga”.
Kata ini hanya berdasarkan filsafat manusia, bukan berdasarkan konsep Alkitab. Doktrin
Allah adalah hasil dari proses interpretasi Alkitab yang panjang penuh kerja keras. Suatu
pengetahuan tentang sejarahnya akan sangat membantu di dalam memperhatikan bentuk-
bentuk ajaran sesat yang dilawan dengan perumusan doktrin ini.

1
Trinitas memiliki signifikansi praktis yang paling besar bagi kita. Calvin
berkata,”Tetapi ada satu tanda khusus lainnya yang dengannya Dia menunjukkan diri-Nya,
untuk memberikan lebih banyak pengetahuan yang intim dengan natur-Nya. Meskipun Dia
menyatakan keesaan-Nya, Dia menyampaikan kepada kita secara distingsi bahwa dia
bereksistensi di dalam tiga pribadi. Ini harus kita pegang, kecuali jika kita menginginkan
nama Allah yang telanjang dan kosong mondar-mandir di dalam pikiran kita tanpa ada
pengetahuan apa pun yang sejati”.

Diperkenalkan oleh Tertullian (160-225 AD/Sesudah Masehi), seorang penyembah


berhala yang kemudian menjadi seorang filsuf dan salah satu Bapa dari gereja Katolik, yang
pada abad ketiga mengajarkan tentang ilmu Ketuhanan. Dia menyimpulkan bahwa Allah
Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu unsur tetapi bukan satu oknum. Namun dia tidak
mengajarkan bahwa Anak Allah dan Bapa adalah sama kekal.

B. Analisa Masalah
1. Apa saja bukti penyataan tentang Trinitas?
2. Mengapa digunakan istilah-istilah seperti person (pribadi) dan essence (hakekat)
padahal istilah-istilah tersebut tidak ada di dalam kitab suci?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bukti (dasar-dasar Kitab Suci) tentang penyataan Trinitas.
2. Untuk mengetahui mengapa istilah person (pribadi) dan essence (hakekat) ada di
dalam kitab suci.

1
Cornelius Van Till, Pengantar Theologi Sistematik, (Surabaya: Momentum 2010) Hal. 403
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pernyataan tentang doktrin Allah Tritunggal.
1. Dalam diri Allah hanya ada 1 hakekat yang tidak terbagi-bagi (one indivisible
essence), tetapi ada 3 pribadi yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Allah menyatakan
diriNya dalam 3 pribadi bukan karena Ia memilih / menghendaki hal itu, tetapi karena
memang Ia adalah demikian.
2
Louis Berkhof: “Keberadaan yang bersifat tiga pribadi ini adalah suatu keharusan
dalam diri Allah, dan sama sekali bukanlah hasil dari pilihan Allah. Ia tidak bisa
berada dalam sesuatu yang lain dari pada bentuk tiga pribadi”
3
2. Ketiga pribadi dalam diri Allah itu ditandai dengan urut-urutan (order) yang tertentu.
Allah Bapa adalah yang pertama; Allah Anak yang ke 2; dan Allah Roh Kudus yang
ke 3. Urut-urutan ini tidak berhubungan dengan waktu atau hakekat, tetapi hanya
dengan urut-urutan asal mula mereka secara logika.
Louis Berkhof: “Hampir tidak perlu dikatakan bahwa urut-urutan ini tidak
berhubungan dengan keberadaan lebih dulu atau kewibawaan hakiki, tetapi hanya
dengan urut-urutan asal mula secara logika”.
4
3. Doktrin Allah Tritunggal adalah suatu misteri yang melampaui pengertian manusia.
a) Manusia tidak dapat mengertinya atau membuatnya bisa dimengerti.
Otak kita yang terbatas tidak mungkin bisa mengerti sepenuhnya tentang Allah
yang tak terbatas! Seseorang pernah berkata bahwa kalau ada seseorang yang bisa
mengajarkan Doktrin Allah Tritunggal sehingga bisa dimengerti sepenuhnya,
maka itu pasti adalah ajaran sesat.
b) Kesulitan yang terbesar terletak pada hubungan antara pribadi-pribadi dalam diri
Allah dengan hakekat illahi dan hubungan antara pribadi yang satu dengan pribadi
yang lain. Kesulitan-kesulitan ini tidak pernah bisa dipecahkan oleh manusia.
Kita berusaha untuk menyatakan doktrin Allah Tritunggal ini sedemikian rupa,
bukan supaya semua ini bisa dimengerti dengan jelas, tetapi hanya supaya kita
terhindar/terlindung dari ajaran-ajaran sesat tentang Allah Tritunggal.

2
Louis Berkhof, Teologi Sistematika : 5 Doktrin Gereja, (Surabaya:Momentum 1993) Hal.84
3
Louis Berkhof, Teologi Sistematika : 5 Doktrin Gereja, (Surabaya:Momentum 1993 Hal. 88-89
4
Budi Asali, Makalah Doktrin Allah Tritunggal (2020)
B. Istilah ‘hakekat’ dan ‘pribadi’.
Calvin (pada waktu ia berbicara tentang Allah Tritunggal dalam Yoh 1:1-2)
menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut :

“Dan penulis-penulis kuno dari gereja bisa dibenarkan, karena pada waktu mereka melihat
bahwa tidak ada jalan lain untuk mempertahankan doktrin yang sehat dan murni untuk
menentang penyusunan kata yang membingungkan dan berarti dua dari orang-orang sesat,
maka mereka terpaksa menciptakan beberapa kata-kata, yang sebetulnya tidak mempunyai
arti lain dari pada apa yang diajarkan dalam Kitab Suci. Mereka berkata bahwa ada tiga
pribadi dalam hakekat Allah yang satu dan sederhana".

5
Herman Bavinck mengatakan sebagai berikut: “Jelaslah bahwa pengakuan iman
Nicea dan Chalcedon tidak bisa dianggap infallible / tidak bisa salah. Istilah-istilah yang
digunakan oleh gereja dan theologinya, seperti pribadi, hakekat, kesatuan hakekat / zat, dan
sebagainya, tidak ditemukan dalam Kitab Suci, tetapi merupakan hasil pemikiran yang secara
bertahap / perlahan-lahan harus diberikan oleh kekristenan kepada misteri tentang
keselamatan ini. Gereja dipaksa untuk melakukan pemikiran ini oleh bidat-bidat yang muncul
dan mengancam dari semua sisi, baik di dalam maupun di luar gereja. Semua istilah dan
pernyataan yang digunakan dalam pengakuan iman gereja dan dalam bahasa theologia, tidak
dimaksudkan untuk menjelaskan misteri yang dihadapi, tetapi untuk menjaganya supaya tetap
murni dan tak terganggu dari mereka yang ingin melemahkan atau menyangkalnya”.

Bavinck melanjutkan lagi: “Pernah ada banyak orang, dan sampai sekarang masih ada banyak
orang, yang dari tempat yang tinggi dan menguntungkan, meremehkan / memandang rendah
doktrin tentang 2 hakekat ini, dan mencoba untuk menggantinya dengan kata-kata dan
ungkapan-ungkapan yang lain. Mereka memulainya dengan berkata: apa bedanya apakah
kami menyetujui doktrin ini atau tidak? Yang penting adalah bahwa kami memiliki pribadi
Kristus, yang berdiri jauh di atas pengakuan yang aneh ini. Tetapi sebentar lagi, orang-orang
ini sendiri mulai memperkenalkan kata-kata dan istilah-istilah untuk menggambarkan pribadi
Kristus yang mereka terima. ... Dan sejarah telah mengajar bahwa istilah-istilah dari para
penyerang doktrin tentang 2 hakekat ini, jauh lebih jelek dalam nilainya dan kekuatannya,
dan bahwa mereka bahkan sering terlibat dalam perlakuan yang tidak benar terhadap
inkarnasi seperti yang dijelaskan oleh Kitab Suci kepada kita”.

5
Herman Bavinck, Dogmatika Reformed : Prolegomena (Surabaya:Momentum 2011) Hal. 332
C. Dasar Kitab Suci dari doktrin Allah Tritunggal.
1. Kitab Suci menunjukkan ketunggalan Allah.
a) Ayat-ayat Kitab Suci yang secara explicit menyatakan bahwa Allah itu satu.
Ulangan 6:4 - “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu
esa!”.
1Korintus 8:4 - “Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: ‘tidak
ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.’”.
1Timotius 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”. Yakobus 2:19 - “Engkau
percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga
percaya akan hal itu dan mereka gemetar”.
Yes 45:5-6,14,18,21-22 - “(5) Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali
Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak
mengenal Aku, (6) supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai
terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak
ada yang lain, … (14) Beginilah firman TUHAN: ‘Hasil tanah dari Mesir dan
segala laba dari Etiopia dan orang-orang Syeba, orang-orang yang tinggi
perawakannya, akan pindah kepadamu dan menjadi kepunyaanmu, mereka akan
berjalan di belakangmu dengan dirantai; mereka akan sujud kepadamu dan akan
membujuk engkau, katanya: Hanya di tengah-tengahmu ada Allah, dan tidak ada
yang lain; di samping Dia tidak ada Allah! … (18) Sebab beginilah firman
TUHAN, yang menciptakan langit, - Dialah Allah - yang membentuk bumi dan
menjadikannya dan yang menegakkannya, - dan Ia menciptakannya bukan supaya
kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami - : ‘Akulah TUHAN dan tidak ada
yang lain. … (21) Beritahukanlah dan kemukakanlah alasanmu, ya, biarlah
mereka berunding bersama-sama: Siapakah yang mengabarkan hal ini dari zaman
purbakala, dan memberitahukannya dari sejak dahulu? Bukankah Aku, TUHAN?
Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari padaKu! Allah yang adil dan
Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku! (22) Berpalinglah kepadaKu dan
biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan
tidak ada yang lain”.
Yesaya 43-10 - "Kamu inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan
hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan
mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah k dibentuk, dan
sesudah Aku l tidak akan ada lagi”.
Yesaya 46:9 - “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya
Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti
Aku”.
b) Penggunaan kata-kata bentuk tunggal untuk Allah atau dalam hubungannya
dengan Allah.
1) Penggunaan kata ganti orang bentuk tunggal.
Contoh:
1. Kalau Allah berbicara tentang diriNya sendiri, maka pada umumnya Ia
menggunakan kata ’Aku’ (bahasa Inggris: ‘I’).
2. Kalau orang lain berbicara tentang Allah, maka pada umumnya digunakan
kata ‘Dia’ (bahasa Inggris: ‘He’).
3. Kalau orang berbicara kepada Allah, maka pada umumnya digunakan kata
‘Engkau’ (bahasa Inggris: ‘You’). Dalam bahasa Yunani maupun
Ibraninya terlihat bahwa yang digunakan adalah ‘You’ dalam bentuk
tunggal.
2) Penggunaan kata kerja bentuk tunggal.
Contoh: dalam bahasa Ibraninya, kata ‘menciptakan’ dalam Kej 1:1 adalah
kata kerja bentuk tunggal.
Kejadian 1:1 - “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”.
3) Penggunaan kata sifat bentuk tunggal.
Contoh: dalam bahasa Ibraninya, kata-kata ‘baik’ dan ‘benar’ dalam Maz 25:8
adalah kata sifat bentuk tunggal.
Mazmur 25:8 - “TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan
kepada orang yang sesat”.
2. Allah mempunyai sifat self-existent, dan sifat ini tidak memungkinkan adanya lebih
dari satu makhluk seperti Dia.
a) Sifat self-existent (= ada dengan sendirinya / ada dari dirinya sendiri) dari Allah,
jelas merupakan ajaran dalam Kitab Suci, karena Kitab Suci menunjukkan bahwa
segala sesuatu diciptakan oleh Allah (Kejadian 1:1-31 Yohanes 1:3,10), tetapi
Kitab Suci tidak pernah menceritakan tentang terjadinya Allah, dan ini
menunjukkan bahwa Allah sendiri tidak pernah diciptakan / dijadikan oleh
siapapun / apapun juga.
b) Sifat self-existent ini mempunyai 2 perwujudan:

1. Allah adalah makhluk yang independent (= bebas / tak tergantung) secara


mutlak.

a. DiriNya / keberadaanNya / hidupNya independent (Yoh 5:26).


b. PikiranNya / rencanaNya / kehendakNya / tindakanNya independent
(Roma 11:33-34 9:10-24, Daniel 4:35, Efesus 1:5, Mazmur 115:3, 1
Yohanes 5:14).
3. Segala sesuatu ada hanya melalui Dia, dan Ia membuat segala sesuatu tergantung
kepada Dia (Nehemia 9:6, Mazmur 104:27-30, Yohanes 1:3, Kis 17:28, Ibrani 1:3,
1Tim 6:13a).
a) Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa tidak mungkin ada lebih dari satu
makhluk yang seperti itu! Karena tidak mungkin bisa ada 2 makhluk yang
sama-sama tidak tergantung apapun / siapapun, dan yang membuat segala
sesuatu tergantung dirinya.
b) Kitab Suci menunjukkan adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’.
BAB III
KESIMPULAN
1. Doktrin Allah Tritunggal adalah suatu misteri yang melampaui pengertian manusia.
2. Sebenarnya tidak mempunyai arti lain dari pada apa yang diajarkan dalam Kitab
Suci. Mereka berkata bahwa ada tiga pribadi dalam hakekat Allah yang satu dan
sederhana.
3. Saya tidak menyebut adanya ‘banyak Allah’, tetapi adanya ‘kejamakan dalam diri
Allah’. Jadi, saya tetap percaya pada ketunggalan / keesaan Allah, tetapi dalam
keesaan-Nya itu terdapat suatu kejamakan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Van Till, Cornelius. 2010. “Pengantar Theologi Sistematik : Prolegomena”.
Surabaya : Momentum.
Berkhof, Louis. 1993. “Teologi Sistematika : 5 Doktrin Gereja”. Surabaya :
Momentum
Asali, Budi. 2020. “Makalah Doktrin Allah Tritunggal” :
https://teologiareformed.blogspot.com/2020/04/makalah-allah-tritunggal.html
Bavinck, Herman. 2011. “Dogmatika Reformed : Prolegomena”. Surabaya :
Momentum

Anda mungkin juga menyukai