Anda di halaman 1dari 50

Aristo Alhakim A

140710190031

LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

KARAKTERISTIK BEBERAPA ELEMEN LISTRIK


(L – 6)

Nama : Aristo Alhakim


NPM : 140710190031
Partner : Alifia, Farah, Irta, Cindy
NPM : 32, 33, 34, 35
Fakultas / Departemen : FMIPA / GEOFISIKA
Kelas / Kelompok : A / 06
Tanggal : 29 April 2020
Hari / Jam : Rabu / 11.00 - 13.30
Nama Asisten : Aldi Prasetyo Hari

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
Aristo Alhakim A
140710190031

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KARAKTERISTIK BEBERAPA ELEMEN LISTRIK

L -6

Nama : Aristo Alhakim


NPM : 140710190031
Partner : Alifia, Farah, Irta, Cindy
NPM : 32, 33, 34, 35
Fakultas / Departemen : FMIPA / GEOFISIKA
JADWAL PRAKTIKUM : Rabu, 11.00 - 13.30

KOLOM NILAI
Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor,
Asisten

NPM

i
Aristo Alhakim A
140710190031

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan…………………………………………...……………… i
Daftar Isi………………………………………………………….…………… ii
Abstrak……………………………………………………………………..….. 1
BAB 1
1.1 Latar belakang……………………………………………………… 3
1.2 Tujuan…………………………………………………………….... 4
BAB 2
2.1 Alat dan Bahan……………………………………………………... 4
2.2 Prosedur Penelitian…………………………………………………. 5
BAB 3
3.1 Data hasil percobaan……………………………………………….. 7
3.2 Pengolahan data……………………………………………………. 7
3.3 Analisa……………………………………………………………... 11
BAB 4
4.1 Kesimpulan………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
Aristo Alhakim A
140710190031

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum modul L-6 dengan judul Karakteristik


Beberapa Elemen Listrik. Yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik
beberapa elemen listrik yaitu lampu, hambatan tunggal, seri, dan paralel beserta
diode. Elemen listrik dapat diklasifikasikan 2 jenis yaitu elemen aktif dan elemen
pasif. Percobaan dilakukan dengan merangkai rangkaian listrik lalu amati arus
pada beberapa nilai beda potensial. Dilakukan secara seri dan paralel.

Kata kunci: osiloskop, tegangan listrik, frekuensi.

1
Aristo Alhakim A
140710190031

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu sifat atau karakteristik dari sebuah muatan listrik adalah muatan
tersebut dapat bergerak dengan mudah dari satu daerah ke daerah lain dalam
medium tertentu. Beberapa bahan yang ada di dunia ini memungkinkan
muatan listrik bergerak dengan mudah dalambahan tersebut. Misalkan sebuah
kawat tembaga yang ditopang oleh sebuah batang gelas. Misalkan Anda
menyentuhkan satu ujung kawat itu dengan sebuah batang plastic yang
bermuatan dan mengikatkan ujung yang lainnya pada sebuah bola logam yang
pada mulanya tidak bermuatan; kemudian anda memindahkan batang
bermuatan itu dan kawat tersebut. JikaAnda membawa sebuah benda
bermuatan lainnya ke dekat bola tersebut maka bola itu akan ditarik atau
ditolak. Hal tersebut memperlihatkan bahwa bola tersebut mendapat muatan
listrik yang terjadi akibat perpindahan muatan listrik tersebut sehingga bola
tersebut menjadi bermuatan.
Kawat itu dinamakan konduktor listrik. Jadi, konduktor adalah bahan
yang dapat menghantarkan muatan listrik dengan baik. Nah, jika Anda
mengulangi eksperimen tersebutdan anda menggunakan sebuah pita karet
sebagai pengganti kawat tersebut, Anda mendapatkan bahwa tidak ada muatan
yang berpindah ke pita karet tersebut. Bahan-bahan yang serupa dengan pita
karet itu dinamakan dengan Isolator.Sebagian besar logam adalah konduktor
yang baik, sedangkan sebagian besar bahan non-logam adalah isolator. Di
dalam logam padat seperti tembaga, satu atau lebih elektron sebelah luar
dalam setiap atom menjadi tidak terikat dan dapat bergerak secara bebas di
seluruh bahanitu. Gerak elektron bermuatan positif dan inti-inti yang
bermuatan positif itu sendiri terikat dalam kedudukan yang hampir tetap di
dalam bahan tersebut. Dalam isolator tidak ada, atau sangat sedikit, elektron
bebas, dan muatan listrik tidak dapat bergerak secara bebas melaluibahan

3
Aristo Alhakim A
140710190031

tersebut. Bahan semikonduktor adalah bahan yang memiliki sifat-sifat di


antara sifat konduktor baik dan sifat isolator baik.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Praktikan dapat menyelidiki dan mempelajari karakteristik
beberapa elemen listrik, yaitu lampu, hambatan tunggal, hambatan seri
dan paralel, dan diode.

4
Aristo Alhakim A
140710190031

BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 ALAT DAN BAHAN


1. Sumber Arus

Alat untuk menghasilkan suatu arus yang mengalir

Gambar 1 Power Supply

2. Amperemeter DC
Alat untuk mengukur arus listrik pada suatu rangkaian listrik

4
Aristo Alhakim A
140710190031

Gambar 2 Amperemeter DC

3. Voltmeter DC
Alat untuk mengukur tegangan listrik pada suatu rangkaian listrik.

Gambar 3 Voltmeter DC
4. Kabel Penghubung
Untuk menghubungkan komponen-komponen listrik

4
Aristo Alhakim A
140710190031

Gambar 3. Kabel Penghubung


5. Elemen listrik (lampu, hambatan dan dioda).
Objek yang akan menjadi bahan pengamatan

Gambar 5 Elemen listrik

4
Aristo Alhakim A
140710190031

2.2 PROSEDUR PENELITIAN

1. Susunlah rangkain listrik pada Gambar 1 untuk elemen listrik


lampu (cara 1).
2. Amatilah nilai arus pada beberapa nilai beda potensial.
3. Ulangi percobaan 1 dan 2 untuk elemen-elemen listrik yang lain.
4.Ulangi percobaan 1 dan 2 untuk elemen-elemen yang
dihubungkan secara seri. Ulangi juga untuk elemen-elemen yang
dihubungkan secara parallel.
5.Ulangi percobaan 1 sampai 4 dengan menggunakan rangkaian
pada Gambar 2.

5
Aristo Alhakim A
140710190031

BAB III
HASIL DAN PERCOBAAN

3.1 DATA HASIL PERCOBAAN


Tabel 1. Tabel pengamatan rangkaian 1

Elemen Listrik Kuat Arus (A) Tegangan (V)


1 5,8
0,6 2
Lampu 0,4 0,6
0,3 0,2
0,2 0,2
0,8 5,8
0,5 2,8
Dioda Seri dengan
0,3 2
Lampu
0,2 1,8
0,2 1,6
1,5 0,6
0,6 0,6
Dioda Paralel
0,4 0,4
dengan Lampu
0,3 0,2
0,2 0,2
0,03 2
0,03 3,6
Resistor 0,02 2,4
0,02 2,2
0,02 2,2
1,6 0,8
0,3 0,6
Dioda 0,2 0,6
0,1 0,6
0,1 0,6

13
Aristo Alhakim A
140710190031

Tabel 2. Tabel Pengamatan Rangkaian 2

Elemen Listrik Kuat Arus (A) Tegangan (V)


1 6
0,6 2,2
Lampu 0,4 0,6
0,3 0,4
0,3 0,2
1,1 8
0,8 4
Dioda Seri dengan
0,5 2
Lampu
0,4 1,8
0,3 1,4
1,4 1
0,5 0,6
Dioda Paralel
0,2 0,2
dengan Lampu
0,2 0,2
0,2 0,1
0,027 3,2
0,025 3
Resistor 0,022 2,6
0,021 2,4
0,020 2,4
1,5 1
0,4 0,8
Dioda 0,2 0,8
0,2 0,8
0,1 0,8

Rumus yang akan digunakan dalam laporan ini adalah:


1. Menentukan Besar Hambatan
𝑉
𝑅 𝐼 ……………………………………………………………………. (1)

2. Menentukan Besar Daya


𝑃 = 𝑉. 𝐼……....……..……………………………………………...... (2)

12
Aristo Alhakim A
140710190031

3. Komponen at dan bt (V-I)


∑(𝑋. 𝑌) = 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + 𝑃4 + 𝑃5 ……….......………………… (3)
∑ 𝑋 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 + 𝐼5 ……......……….....……………….. (4)
∑ 𝑌 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 + 𝑉5 ………………..........…………… (5)
∑ 𝑋 2 = 𝐼1 2 + 𝐼2 2 + 𝐼3 2 + 𝐼4 2 + 𝐼5 2 …...……………...………… (6)
(∑ 𝑋)2 = (∑ 𝐼)2 ……...……...…………....…………………….. (7)

4. Komponen at dan bt (P-R)


∑(𝑋. 𝑌) = 𝑃𝑅1 + 𝑃𝑅2 + 𝑃𝑅3 + 𝑃𝑅4 + 𝑃𝑅5 ………………….… (8)
∑ 𝑋 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 + 𝑅5 ………………………………… (9)
∑ 𝑌 = 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + 𝑃4 + 𝑃5 ……………………...………….. (10)
∑ 𝑋 2 = 𝑅1 2 + 𝑅2 2 + 𝑅3 2 + 𝑅4 2 + 𝑅5 2 ………………………… (11)
(∑ 𝑋)2 = (∑ 𝑅)2 ……………....………………………………... (12)

5. Grafik Tegangan Terhadap Kuat Arus (V-I)


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑎𝑡 = 2 …………………………....………………… (13)
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌)
𝑏𝑡 = 2 …………………..……......…………........ (14)
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 …....………………………………….................... (15)

6. Grafik Daya Terhadap Hambatan (P-R)


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑎𝑡 = 2 ……………...........………………………… (16)
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌)
𝑏𝑡 = 2 ………………………………………........ (17)
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 .…...………………………………….................... (18)

12
Aristo Alhakim A
140710190031

3.2 PENGOLAHAN DATA


3.2.1 Besar Hambatan
𝑉
Rumus: 𝑅 = 𝐼

1. Rangkaian 1
a. Lampu
𝑉 5,8
 𝑅= = = 5,8 Ω
𝐼 1
𝑉 2
 𝑅= = = 3,33 Ω
𝐼 0,6
𝑉 0,6
 𝑅= = = 1,5 Ω
𝐼 0,4
𝑉 0,2
 𝑅= = = 0,67 Ω
𝐼 0,3
𝑉 0,2
 𝑅= = =1Ω
𝐼 0,2

b. Dioda Seri dengan Lampu


𝑉 5,80
 𝑅= = = 7,25 Ω
𝐼 0,8
𝑉 2,8
 𝑅= = = 5,60 Ω
𝐼 0,5
𝑉 2
 𝑅= = = 6,67 Ω
𝐼 0,3
𝑉 1,8
 𝑅= = = 9,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 1,6
 𝑅= = = 8,00 Ω
𝐼 0,2

c. Dioda Paralel dengan lampu


𝑉 0,6
 𝑅= = = 0,40 Ω
𝐼 1,5
𝑉 0,6
 𝑅= = = 1,00 Ω
𝐼 0,6
𝑉 0,4
 𝑅= = = 1,00 Ω
𝐼 0,4
𝑉 0,2
 𝑅= = = 0,67 Ω
𝐼 0,3
𝑉 0,2
 𝑅= = = 1,00 Ω
𝐼 0,2

d. Resistor
𝑉 2
 𝑅= = = 76,92 Ω
𝐼 0,026

12
Aristo Alhakim A
140710190031

𝑉 3,60
 𝑅= = = 144,00 Ω
𝐼 0,025
𝑉 2,40
 𝑅= = = 109,09 Ω
𝐼 0,022
𝑉 2,20
 𝑅= = = 104,76 Ω
𝐼 0,021
𝑉 2,20
 𝑅= = = 110,00 Ω
𝐼 0,020

e. Dioda
𝑉 0,8
 𝑅= = = 0,50 Ω
𝐼 1,6
𝑉 0,6
 𝑅= = = 2,00 Ω
𝐼 0,3
𝑉 0,6
 𝑅= = = 3,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,6
 𝑅= = = 6,00 Ω
𝐼 0,1
𝑉 0,6
 𝑅= = = 6,00 Ω
𝐼 0,1

2. Rangkaian 2
a. Lampu
𝑉 6
 𝑅= = = 6,00 Ω
𝐼 1
𝑉 2,2
 𝑅= = = 3,67 Ω
𝐼 0,6
𝑉 0,6
 𝑅= = = 1,50 Ω
𝐼 0,4
𝑉 0,4
 𝑅= = = 1,33 Ω
𝐼 0,3
𝑉 0,2
 𝑅= = = 0,67 Ω
𝐼 0,3

b. Dioda Paralel dengan lampu


𝑉 1
 𝑅= = = 0,71 Ω
𝐼 1,4
𝑉 0,6
 𝑅= = = 1,20 Ω
𝐼 0,5
𝑉 0,2
 𝑅= = = 1,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,2
 𝑅= = = 1,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,1
 𝑅= = = 0.50 Ω
𝐼 0,2

c. Dioda seri dengan lampu

12
Aristo Alhakim A
140710190031

𝑉 8
 𝑅= = = 7,27 Ω
𝐼 1,1
𝑉 4
 𝑅= = = 5,00 Ω
𝐼 0,8
𝑉 2
 𝑅= = = 4,00 Ω
𝐼 0,5
𝑉 1,8
 𝑅= = = 4,50 Ω
𝐼 0,4
𝑉 1,4
 𝑅= = = 4,67 Ω
𝐼 0,3

d. Resistor
𝑉 3,2
 𝑅= = = 118,52 Ω
𝐼 0,027
𝑉 2
 𝑅= = = 120,00 Ω
𝐼 0,025
𝑉 2,6
 𝑅= = = 118,18 Ω
𝐼 0,022
𝑉 2,4
 𝑅= = = 114,29 Ω
𝐼 0,021
𝑉 2,4
 𝑅= = = 120,00 Ω
𝐼 0,020

e. Dioda
𝑉 1
 𝑅= = = 0,67 Ω
𝐼 1,5
𝑉 0,8
 𝑅= = = 2,00 Ω
𝐼 0,4
𝑉 0,8
 𝑅= = = 4,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,8
 𝑅= = = 4,00 Ω
𝐼 0,2
𝑉 0,8
 𝑅= = = 8,00 Ω
𝐼 0,1

3.2.2 Besar Daya


Rumus: 𝑃 = 𝑉. 𝐼
1. Rangkaian 1
a. Lampu
P1 = V1.I1
= 5,8 V x 1 A
= 5,8 Watt
P2 = V2.I3

12
Aristo Alhakim A
140710190031

= 2 V x 0,6 A
= 1,2 Watt
P3 = V3.I3
= 0,6 V x 0,4 A
= 0,24 Watt
P4 = V4.I4
= 0,2 V x 0,3 A
= 0,06 Watt
P5 = V5.I5
= 0,2 V x 0,2 A
= 0,04 Watt
b. Dioda paralel dengan lampu
P1 = V1.I1
= 0,60 V x 1,50 A
= 0,90 Watt
P2 = V2.I2
= 0,60 V x 0,60 A
= 0,36 Watt
P3 = V3.I3
= 0,40 V x 0,40 A
= 0,16 Watt
P4 = V4.I4
= 0,20 V x 0,30 A
= 0,06 Watt
P5 = V5.I5
= 0,20 V x 0,20 A
= 0,04 Watt
c. Dioda seri dengan lampu
P1 = V1.I1
= 5,80 V x 0,80 A
= 4,64Watt

12
Aristo Alhakim A
140710190031

P2 = V2.I2
= 2,80 V x 0,50 A
= 1,40 Watt
P3 = V3.I3
= 2,00 V x 0,30 A
= 0,60 Watt
P4 = V4.I4
= 1,80 V x 0,20 A
= 0,36 Watt
P5 = V5.I5
= 1,60 V x 0,20 A
= 0,32 Watt
d. Resistor
P1 = V1.I1
= 2,00 V x 0,026A
= 0,0520 Watt
P2 = V2.I2
= 3,60 V x 0,025A
= 0,0900Watt
P3 = V3.I3
= 2,40 V x 0,022A
= 00528 Watt
P4 = V4.I4
= 2,20 V x 0,021A
= 0,0462 Watt
P5 = V5.I5
= 2,20 V x 0,020A
= 0,0440 Watt
e. Dioda
P1 = V1.I1
= 0,8 V x 1,6 A

12
Aristo Alhakim A
140710190031

= 1,28 Watt
P2 = V2.I2
= 0,6 V x 0,3 A
= 0,18 Watt
P3 = V3.I3
= 0,6 V x 0,2 A
= 0,12 Watt
P4 = V4.I4
= 0,6 V x 0,1 A
= 0,06 Watt
P5 = V5.I5
= 0,6 V x 0,1 A
= 0,06 Watt
2. Rangkaian 2
a. Lampu
P1 = V1.I1
=6Vx1A
= 6 Watt
P2 = V2.I2
= 2,2 V x 0,6 A
= 1,32 Watt
P3 = V3.I3
= 0,4 V x 0,6 A
= 0,24 Watt
P4 = V4.I4
= 0,4 V x 0,3 A
= 0,12 Watt
P5 = V5.I5
= 0,2 V x 0,3 A
= 0,06 Watt
b. Dioda paralel dengan Lampu

12
Aristo Alhakim A
140710190031

P1 = V1.I1
= 1 V x 1,4 A
= 1,40 Watt
P2 = V2.I2
= 0,6 V x 0,5 A
= 0,30 Watt
P3 = V3.I3
= 0,2 V x 0,2 A
= 0,04 Watt
P4 = V4.I4
= 0,2 V x 0,2 A
= 0,04 Watt
P5 = V5.I5
= 0,1 V x 0,2 A
= 0,02 Watt
c. Dioda seri dengan Lampu
P1 = V1.I1
= 8 V x 1,1 A
= 8,80 Watt
P2 = V2.I2
= 4 V x 0,8 A
= 3,20 Watt
P3 = V3.I3
= 2 V x 0,5 A
= 1,00 Watt
P4 = V4.I4
= 1,8 V x 0,4 A
= 0,72 Watt
P5 = V5.I5
= 1,4 V x 0,3 A
= 0,42Watt

12
Aristo Alhakim A
140710190031

d. Resistor
P1 = V1.I1
= 3,2 V x 0,027 A
= 0,0864 Watt
P2 = V2.I2
= 3 V x 0,25 A
= 0,0750 Watt
P3 = V3.I3
= 2,6 V x 0,021 A
= 0,0572 Watt
P4 = V4.I4
= 2,4 V x 0,021 A
= 0,0504 Watt
P5 = V5.I5
= 2,4 V x 0,020 A
= 0,0480 Watt
e. Dioda
P1 = V1.I1
= 1 V x 1,5 A
= 1,5 Watt
P2 = V2.I2
= 0,8 V x 0,4 A
= 0,32 Watt
P3 = V3.I3
= 0,8 V x 0,2 A
= 0,16 Watt
P4 = V4.I4
= 0,8 V x 0,2 A
= 0,16 Watt
P5 = V5.I5
= 0,8 V x 0,1 A

12
Aristo Alhakim A
140710190031

= 0,08 Watt
3.2.3 Komponen at dan bt (V-I)
Rumus: ∑(𝑋. 𝑌) = 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + 𝑃4 + 𝑃5 , ∑ 𝑋 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + 𝐼4 + 𝐼5 ,
∑ 𝑌 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + 𝑉4 + 𝑉5 , ∑ 𝑋 2 = 𝐼1 2 + 𝐼2 2 + 𝐼3 2 + 𝐼4 2 + 𝐼5 2 ,
(∑ 𝑋)2 = (∑ 𝐼)2
X = Kuat arus, Y = Tegangan
1. Rangkaian 1
a. Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 5,8 + 1,2 + 0,24 + 0,06 + 0,04 = 7,34

∑ 𝑋 = 1 + 0,6 + 0,4 + 0,3 + 0,2 = 2,5

∑ 𝑌 = 5,8 + 2 + 0,6 + 0,2 + 0,2 = 8,8

∑ 𝑋 2 = 1 + 0,36 + 0,16 + 0,09 + 0,04 = 1,65

(∑ 𝑋)2 = 2,52 = 6,25


b. Dioda seri dengan lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 4,64 + 1,4 + 0,6 + 0,36 + 0,32 = 7,32

∑ 𝑋 = 0,8 + 0,5 + 0,3 + 0,2 + 0,2 = 2

∑ 𝑌 = 5,8 + 2,8 + 2 + 1,8 + 1,6 = 14

∑ 𝑋 2 = 0,64 + 0,25 + 0,09 + 0,04 + 0,04 = 1,06

(∑ 𝑋)2 = 22 = 4
c. Dioda paralel dengan lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 0,9 + 0,36 + 0,16 + 0,09 + 0,04 = 2,9

∑ 𝑋 = 1,5 + 0,6 + 0,4 + 0,3 + 0,2 = 3

∑ 𝑌 = 0,6 + 0,6 + 0,4 + 0,2 + 0,2 = 2

12
Aristo Alhakim A
140710190031

∑ 𝑋 2 = 2,25 + 0,36 + 0,16 + 0,09 + 0,04 = 2,9

(∑ 𝑋)2 = 32 = 9
d. Resistor

∑(𝑋. 𝑌) = 0,052 + 0,09 + 0,0528 + 0,0462 + 0,044 = 0,285

∑ 𝑋 = 0,03 + 0,03 + 0,02 + 0,02 + 0,02 = 0,11

∑ 𝑌 = 2 + 3,6 + 2,4 + 2,2 + 2,2 = 12,4

∑ 𝑋 2 = 0,000676 + 0,000625 + 0,000484 + 0,000441 + 0,0004

= 1,002626
(∑ 𝑋)2 = 0,112 = 0,012996
e. Dioda

∑(𝑋. 𝑌) = 1,28 + 0,18 + 0,12 + 0,06 + 0,06 = 1,7

∑ 𝑋 = 1,6 + 0,3 + 0,2 + 0,1 + 0,1 = 2,3

∑ 𝑌 = 0,8 + 0,6 + 0,6 + 0,6 + 0,6 = 3,2

∑ 𝑋 2 = 2,56 + 0,09 + 0,04 + 0,01 + 0,01 = 2,71

(∑ 𝑋)2 = 2,32 = 5,29


2. Rangkaian 2
a. Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 6 + 1,32 + 0,24 + 0,12 + 0,06 = 7,74

∑ 𝑋 = 1 + 0,6 + 0,4 + 0,3 + 0,3 = 2,6

∑ 𝑌 = 6 + 2,2 + 0,6 + 0,4 + 0,2 = 9,4

∑ 𝑋 2 = 1 + 0,36 + 0,16 + 0,09 + 0,09 = 1,7


(∑ 𝑋)2 = 2,62 = 6,76

b. Dioda Seri dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 8,8 + 3,2 + 1 + 0,72 + 0,42 = 14,14

12
Aristo Alhakim A
140710190031

∑ 𝑋 = 1,1 + 0,8 + 0,5 + 0,4 + 0,3 = 3,1

∑ 𝑌 = 8 + 4 + 2 + 1,8 + 1,4 = 17,2

∑ 𝑋 2 = 1,21 + 0,64 + 0,25 + 0,16 + 0,09 = 2,35


(∑ 𝑋)2 = 3,12 = 9,61

c. Dioda Paralel dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 1,4 + 0,3 + 0,04 + 0,04 + 0,02 = 1,8

∑ 𝑋 = 1,4 + 0,5 + 0,2 + 0,2 + 0,2 = 2,5

∑ 𝑌 = 1 + 0,6 + 0,2 + 0,2 + 0,1 = 2,1

∑ 𝑋 2 = 1,96 + 0,25 + 0,04 + 0,04 + 0,04 = 2,33


(∑ 𝑋)2 = 2,52 = 6,25

d. Resistor

∑(𝑋. 𝑌) = 0,0864 + 0,075 + 0,0572 + 0,0504 + 0,048 = 0,317

∑ 𝑋 = 0,027 + 0,025 + 0,022 + 0,021 + 0,02 = 0,12

∑ 𝑌 = 3,2 + 3 + 2,6 + 2,4 + 2,4 = 13,6

∑ 𝑋 2 = 0,000729 + 0,000625 + 0,000484 + 0,000441 + 0,0004


= 1,002679
(∑ 𝑋)2 = 0,122 = 0,013225

e. Dioda

∑(𝑋. 𝑌) = 1,5 + 0,32 + 0,16 + 0,16 + 0,08 = 2,22

∑ 𝑋 = 1,5 + 0,4 + 0,2 + 0,2 + 0,1 = 2,4

∑ 𝑌 = 1 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 0,8 = 4,2

∑ 𝑋 2 = 2,25 + 0,16 + 0,04 + 0,04 + 0,01 = 2,5


(∑ 𝑋)2 = 2,42 = 5,76

3.2.4 Komponen at dan bt (P-R)


Rumus: ∑(𝑋. 𝑌) = 𝑃𝑅1 + 𝑃𝑅2 + 𝑃𝑅3 + 𝑃𝑅4 + 𝑃𝑅5 ,
∑ 𝑋 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 + 𝑅5 ,

12
Aristo Alhakim A
140710190031

∑ 𝑌 = 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 + 𝑃4 + 𝑃5 , ∑ 𝑋 2 = 𝑅1 2 + 𝑅2 2 + 𝑅3 2 + 𝑅4 2 + 𝑅5 2 ,
(∑ 𝑋)2 = (∑ 𝑅)2
X = Hambatan, Y = Daya
1. Rangkaian 1
a.Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 33,64 + 4 + 0,36 + 0,04 + 0,04 = 38,08

∑ 𝑋 = 5,8 + 3,33 + 1,5 + 0,67 + 1 = 12,3

∑ 𝑌 = 5,8 + 1,2 + 0,24 + 0,06 + 0,04 = 7,34

∑ 𝑋 2 = 33,64 + 11,11 + 2,25 + 0,44 + 1 = 48,44556

(∑ 𝑋)2 = 12,32 = 151,29


b.Dioda Seri dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 33,64 + 7,84 + 4 + 3,24 + 2,56 = 51,28

∑ 𝑋 = 7,25 + 5,6 + 6,67 + 9 + 8 = 36,52

∑ 𝑌 = 4,64 + 1,4 + 0,6 + 0,36 + 0,32 = 7,32

∑ 𝑋 2 = 52,56 + 31,36 + 44,44 + 81 + 64 = 273,37

(∑ 𝑋)2 = 36,522 = 1333,467


c. Dioda Paralel dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 0,36 + 0,36 + 0,16 + 0,04 + 0,04 = 0,96

∑ 𝑋 = 0,4 + 1 + 1 + 0,67 + 1 = 4,07

∑ 𝑌 = 0,9 + 0,36 + 0,16 + 0,06 + 0,04 = 1,52

∑ 𝑋 2 = 0,16 + 1 + 1 + 0,44 + 1 = 3,6

(∑ 𝑋)2 = 4,072 = 16,53778

d.Resistor

12
Aristo Alhakim A
140710190031

∑(𝑋. 𝑌) = 4 + 12,96 + 5,76 + 4,84 + 4,84 = 32,4

∑ 𝑋 = 76,92 + 144 + 109,09 + 104,76 + 110 = 544,78

∑ 𝑌 = 0,052 + 0,09 + 0,0528 + 0,0462 + 0,044 = 0,285

∑ 𝑋 2 = 5917,16 + 20736 + 11900,83 + 10975,06 + 12100 = 61629,04

(∑ 𝑋)2 = 544,782 = 296780,8


e. Dioda

∑(𝑋. 𝑌) = 0,64 + 0,36 + 0,36 + 0,36 + 0,36 = 2,08

∑ 𝑋 = 0,5 + 2 + 3 + 6 + 6 = 17,5

∑ 𝑌 = 1,28 + 0,18 + 0,12 + 0,06 + 0,06 = 1,7

∑ 𝑋 2 = 0,25 + 4 + 9 + 36 + 36 = 85,25

(∑ 𝑋)2 = 17,52 = 306,25


2. Rangkaian 2
a.Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 36 + 4,84 + 0,36 + 0,16 + 0,04 = 41,4

∑ 𝑋 = 6 + 3,67 + 1,5 + 1,33 + 0,67 = 13,167

∑ 𝑌 = 6 + 1,32 + 0,24 + 0,12 + 0,06 = 7,74

∑ 𝑋 2 = 36 + 13,44 + 2,25 + 1,78 + 0,44 = 53,91667


(∑ 𝑋)2 = 13,1672 = 173,3611

b. Dioda Seri dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 64 + 16 + 4 + 3,24 + 1,96 = 89,2

∑ 𝑋 = 7,27 + 5 + 4 + 4,5 + 4,67 = 25,44

∑ 𝑌 = 8,8 + 3,2 + 1 + 0,72 + 0,42 = 14,14

∑ 𝑋 2 = 52,89 + 25 + 16 + 20,25 + 21,78 = 135,92


(∑ 𝑋)2 = 25,442 = 647,1628

12
Aristo Alhakim A
140710190031

c. Dioda Paralel dengan Lampu

∑(𝑋. 𝑌) = 1 + 0,36 + 0,04 + 0,04 + 0,01 = 1,45

∑ 𝑋 = 0,71 + 1,2 + 1 + 1 + 0,5 = 4,41

∑ 𝑌 = 1,4 + 0,3 + 0,04 + 0,04 + 0,02 = 1,8

∑ 𝑋 2 = 0,51 + 1,44 + 1 + 1 + 0,25 = 4,2


(∑ 𝑋)2 = 4,412 = 19,48592

d. Resistor

∑(𝑋. 𝑌) = 10,24 + 9 + 6,76 + 5,76 + 5,76 = 37,52

∑ 𝑋 = 118,52 + 120 + 118,18 + 114,29 + 120 = 590,99

∑ 𝑌 = 0,0864 + 0,075 + 0,0572 + 0,0504 + 0,048 = 0,317

∑ 𝑋 2 = 14046,64 + 14400 + 13966,94 + 13061,22 + 14400 = 69874,81


(∑ 𝑋)2 = 590,992 = 349264,5

e. Dioda

∑(𝑋. 𝑌) = 1 + 0,64 + 0,64 + 0,64 + 0,64 = 3,56

∑ 𝑋 = 0,67 + 2 + 4 + 4 + 8 = 18,67

∑ 𝑌 = 1,5 + 0,32 + 0,16 + 0,16 + 0,08 = 2,22

∑ 𝑋 2 = 0,44 + 4 + 16 + 16 + 64 = 100,44
(∑ 𝑋)2 = 18,672 = 348,44

5. Grafik Tegangan Terhadap Kuat Arus (V-I)


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 ∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌)
Rumus: 𝑎𝑡 = 2 , 𝑏𝑡 = 2 , 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

1. Rangkaian 1
a.Lampu
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 7,34 −2.5 𝑥 8,8
 𝑎𝑡 = 2 = = 7,35
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,65 − 6,25

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 1,65 𝑥 8,8 −2,5 𝑥 7,34


 𝑏𝑡 = 2 = = -1,915
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,65−6,25

12
Aristo Alhakim A
140710190031

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 1 – 1,915 = 5,435
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 0,6 – 1,915 = 2,495
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 0,4 – 1,915 = 1,025
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 0,3 – 1.915 = 0,290
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 7,35 x 0,2 – 1,915 = -0,445
Grafik :

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS LAMPU


V terhadap I Linear (V terhadap I)

7
6
y = 7.35x - 1.915
5
TEGANGAN (V)

4
3
2
1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
-1
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.1 Grafik tegangan terhadap kuat arus lampu pada rangkaian 1

b. Dioda Seri dengan Lampu


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 7,32−2 𝑥 14
 𝑎𝑡 = 2 = = 6,615384615
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,06−4

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 1,06 𝑥 14−2 𝑥 7,32


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,153846154
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,06−4

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,8 + 0,153 = 5,446153846
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,5 + 0,153 = 3,461538462
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,3 + 0,153 = 2,138461538
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,2 + 0,153 = 1,476923077
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 6,615 x 0,2 + 0,153 = 1,476923077

12
Aristo Alhakim A
140710190031

Grafik :

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS DIODA


SERI
V terhadap I Linear (V terhadap I)

7.00
6.00
y = 6.6154x + 0.1538
TEGANGAN (V)

5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.2. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda seri pada
rangkaian 1

c. Dioda Paralel dengan Lampu


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 1,52−3 𝑥 2
 𝑎𝑡 = 2 = = 0,290909091
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,9−9

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,9 𝑥 2−3 𝑥 1,52


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,225454545
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,9−9

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 1,5 + 0,225 = 1,036363636
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 0,6 + 0,225 = 0,774545455
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 0,4 + 0,225 = 0,716363636
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 0,3 + 0,225 = 0,687272727
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,290 x 0,2 + 0,225 = 0,658181818
Grafik :

12
Aristo Alhakim A
140710190031

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS DIODA


PARALEL
V terhadap I Linear (V terhadap I)

0.70
0.60 y = 0.2909x + 0.2255
TEGANGAN (V)

0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.3. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda paralel pada
rangkaian 1
d. Resistor
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 0,285−0,11 𝑥 12,4
 𝑎𝑡 = 2 = 5 𝑥 0,002626−0,012966 = 85,07462687
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 0,002626 𝑥 12,4 −0,11 𝑥 0,285


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,540298507
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 0,002626−0,012966

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,26 + 0,54 = 2,752238806
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,25 + 0,54 = 2,667164179
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,22 + 0,54 = 2,411940299
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,21 + 0,54 = 2,326865672
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 85,07 x 0,20 + 0,54 = 2,241791045
Grafik :

12
Aristo Alhakim A
140710190031

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS


RESISTOR
V terhadap I Linear (V terhadap I)

4.00
3.50
3.00
TEGANGAN (V)

y = 85.075x + 0.5403
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.00 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.4. Grafik tegangan terhadap kuat arus resistor pada rangkaian1

e. Dioda
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 1,7−2,3 𝑥 3,2
 𝑎𝑡 = 2 = = 0,138014528
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,71−5,29

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,71 𝑥 32−2,3 𝑥 1,7


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,576513317
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,71−5,29

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 1,6 + 0,576 = 0,797336562
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 0,3 + 0,576 = 0,617917676
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 0,2 + 0,576 = 0,604116223
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 0,1 + 0,576 = 0,59031477
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,138 x 0,1 + 0,576 = 0,59031477
Grafik :

12
Aristo Alhakim A
140710190031

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS DIODA


V terhadap I Linear (V terhadap I)

0.9
0.8 y = 0.138x + 0.5765
0.7
TEGANGAN (V)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.5. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda pada rangkaian 1
2. Rangkaian 2
a. Lampu
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 7,74−2,6 𝑥 9,4
 𝑎𝑡 = 2 = = 8,195402299
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,7−6,76

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 1,7 𝑥 9,4−2,6 𝑥 7,74


 𝑏𝑡 = 2 = = -2,381609195
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 1,7−6,76

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 1 – 2,381= 5,813793103
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 0,6 – 2,381= 5,813793103
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 0,4 – 2,381= 5,813793103
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 0,3 – 2,381= 5,813793103
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,195 x 0,3 – 2,381= 5,813793103
Grafik :

12
Aristo Alhakim A
140710190031

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS LAMPU


V terhadap I Linear (V terhadap I)

7
6 y = 8.1954x - 2.3816
5
TEGANGAN (V)

4
3
2
1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.6.. Grafik tegangan terhadap kuat arus lampu pada rangkaian 2

b. Dioda Seri dengan Lampu


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 14,14−3,1 𝑥 17,2
 𝑎𝑡 = 2 = = 8,121495327
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,35−9,61

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,35 𝑥 17,2−3,1 𝑥 14,14


 𝑏𝑡 = 2 = = -1,595327103
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,35−9,61

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 1,1 – 1,595= 7,338317757
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 0,8 – 1,595= 4,901869159
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 0,5 – 1,595= 2,465420561
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 0,4 – 1,595= 1,653271028
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 8,121 x 0,3 – 1,595= 0,841121495
Grafik :

12
Aristo Alhakim A
140710190031

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS DIODA


SERI
V terhadap I Linear (V terhadap I)

10

8
TEGANGAN (V)

y = 8.1215x - 1.5953
6

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.7. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda seri pada
rangkaian 2

c. Dioda Paralel dengan Lampu


𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 1,8−2,5 𝑥 2,1
 𝑎𝑡 = 2 = = 0,694444444
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,33−6,25

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,33 𝑥 2,1−2,5 𝑥 1,8


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,072777778
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,33−6,25

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 1,4 + 0,072 = 1,972222222
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 0,5 + 0,072 = 1,347222222
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 0,2 + 0,072 = 1,138888889
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 0,2 + 0,072 = 1,138888889
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,694 x 0,2 + 0,072 = 1,138888889
Grafik :

12
Aristo Alhakim A
140710190031

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS DIODA


PARALEL
V terhadap I Linear (V terhadap I)

1.2
1 y = 0.6944x + 0.0728
TEGANGAN (V)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.8. Grafik tegangan terhadap kuat arus dioda paralel pada
rangkain 2

d. Resistor
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 0,317−0,12 𝑥 13,6
 𝑎𝑡 = 2 = 5 𝑥 0,002679−0,013225 = 123,5294118
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 0,002679 𝑥 13,6−0,12 𝑥 0,317


 𝑏𝑡 = 2 = = -0,121176471
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 0,002679−0,013225

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,027 – 0,121= 3,214117647
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,025 – 0,121= 2,967058824
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,022 – 0,121= 2,596470588
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,021 – 0,121= 2,472941176
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,23,53 x 0,020 – 0,121= 2,349411765
Grafik :

12
Aristo Alhakim A
140710190031

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS


RESISTOR
V terhadap I Linear (V terhadap I)

3.5
3 y = 123.53x - 0.1212
TEGANGAN (V)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.9. Grafik tegangan terhadap kuat arus resistor pada rangkaian
2

e. Dioda
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 5 𝑥 2,22−2,4 𝑥 4,2
 𝑎𝑡 = 2 = = 0,151335312
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,5−5,76

∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌) 2,5 𝑥 4,2−2,4 𝑥 2,22


 𝑏𝑡 = 2 = = 0,76735905
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 5 𝑥 2,5−5,76

 𝑌
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 1,5 + 0,767 = 0,994362018
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 0,4 + 0,767 = 0,827893175
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 0,2 + 0,767 = 0,797626113
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 0,2 + 0,767 = 0,797626113
 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,151 x 0,1 + 0,767 = 0,782492582
Grafik :

12
Aristo Alhakim A
140710190031

TEGANGAN TERHADAP KUAT ARUS DIODA


V terhadap I Linear (V terhadap I)

1.2

1 y = 0.1513x + 0.7674
TEGANGAN (V)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
KUAT ARUS (I)

Gambar 3.10. Grafik tegangan terhadap arus dioda pada rangkaian 2


6. Grafik Daya Terhadap Hambatan (P-R)
𝑁 ∑(𝑋.𝑌)−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 ∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌−∑ 𝑋 ∑(𝑋.𝑌)
Rumus: 𝑎𝑡 = 2 , 𝑏𝑡 = 2 , 𝑌 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡
𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)

1. Rangkaian 1
a. Lampu
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(38,08)] − [(12,3)(7,34)]
𝑎𝑡 = 2 = = 1,100951
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(48,44556)] − [151,29]
∑ 𝑋2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(48,44556)(7,34)] − [(12,3)(38,08)]
𝑏𝑡 = 2 = = −1,24034
𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋) [5(48,44556)] − [151,29]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(5,8) + (−1,24034) = 5,15


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(3,33) + (−1,24034) = 2,43
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(1,5) + (−1,24034) = 0,41
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(0,67) + (−1,24034) = −0,51
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,100951(1) + (−1,24034) = −0,14

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN LAMPU


P terhadap R Linear (P terhadap R)

7
6
5 y = 1.101x - 1.2403

4
DAYA (P)

3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7
-1
HAMBATAN (R)

Grafik 3.11. Daya Terhadap Hambatan pada Lampu

b. Dioda Seri dengan Lampu


𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(51,28)] − [(36,52)(7,32)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,32672
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(273,37)] − [1333,467]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(273,37)(7,32)] − [(36,52)(51,28)]
𝑏𝑡 = 2 =
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(273,37)] − [1333,467]
= 3,850162

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(7,25) + (3,850162) = 1,48


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(5,6) + (3,850162) = 2,02
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(6,67) + (3,850162) = 1,67
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(9) + (3,850162) = 0,91
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,32672)(8) + (3,850162) = 1,24

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN DIODA SERI


P terhadap R Linear (P terhadap R)

5.00
4.50
4.00
3.50
DAYA (P)

3.00
2.50
2.00
1.50
1.00 y = -0.3267x + 3.8502
0.50
0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
HAMBATAN (R)

Grafik 3.12. Daya Terhadap Hambatan pada Dioda Seri dengan Lampu
c. Dioda Paralel dengan Lampu
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(0,96)] − [(4,07)(1,52)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,93054
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(3,6)] − [16,53778]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(3,6)(1,52)] − [(4,07)(0,96)]
𝑏𝑡 = 2 = = 1,060838
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(3,6)] − [16,53778]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(0,4) + (1,060838) = 0,69


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(1) + (1,060838) = 0,13
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(1) + (1,060838) = 0,13
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(0,67) + (1,060838) = 0,44
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,93054)(1) + (1,060838) = 0,13

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN DIODA


PARALEL
P terhadap R Linear (P terhadap R)

1.00

0.80
DAYA (P)

0.60

0.40

0.20
y = -0.9305x + 1.0608
0.00
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
HAMBATAN (R)

Grafik 3.13. Daya Terhadap Hambatan pada Dioda Paralel dengan Lampu
d. Resistor
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(32,4)] − [(544,78)(0,285)]
𝑎𝑡 = 2 = = 0,000593
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(61629,04)] − [296780,8]
∑ 𝑋2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(61629,04)(0,285)] − [(544,78)(32,4)]
𝑏𝑡 = 2 =
𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋) [5(61629,04)] − [296780,8]
= −0,00761

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(76,92) + (−0,00761) = 0,04


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(144) + (−0,00761) = 0,08
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(109,09) + (−0,00761) = 0,06
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(104,76) + (−0,00761) = 0,05
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,000593(110) + (−0,00761) = 0,06

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN RESISTOR


P terhadap R Linear (P terhadap R)

0.1000
0.0900
0.0800 y = 0.0006x - 0.0076
0.0700
DAYA (P)

0.0600
0.0500
0.0400
0.0300
0.0200
0.0100
0.0000
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00
HAMBATAN (R)

Grafik 3.14. Daya Terhadap Hambatan pada Resistor


e. Dioda
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(2,08)] − [(17,5)(1,7)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,16125
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(85,25)] − [306,25]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(85,25)(1,7)] − [(17,5)(2,08)]
𝑏𝑡 = 2 =
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(85,25)] − [306,25]
= 0,904375

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(0,5) + (0,904375) = 0,82


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(2) + (0,904375) = 0,58
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(3) + (0,904375) = 0,42
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(6) + (0,904375) = −0,06
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,16125)(6) + (0,904375) = −0,06

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN DIODA


P terhadap R Linear (P terhadap R)

1.4
1.2
1
0.8
DAYA (P)

0.6
0.4
0.2
0
y = -0.1613x + 0.9044
0 1 2 3 4 5 6 7
-0.2
HAMBATAN (R)

Grafik 3.15. Daya Terhadap Hambatan pada Dioda


2. Rangkaian 2
a. Lampu
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(41,4)] − [(13,167)(7,74)]
𝑎𝑡 = 2 = = 1,092159
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(53,91667)] − [173,3611]
∑ 𝑋2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(53,91667)(7,74)] − [(13,167)(41,4)]
𝑏𝑡 = 2 = = −1,32802
𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋) [5(53,91667)] − [173,3611]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(6) + (−1,32802) = 5,22


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(3,67) + (−1,32802) = 2,68
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(1,5) + (−1,32802) = 0,31
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(1,33) + (−1,32802) = 0,13
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 1,092159(0,67) + (−1,32802) = −0,6

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN LAMPU


P terhadap R Linear (P terhadap R)

7
6
5 y = 1.0922x - 1.328

4
DAYA (P)

3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7
-1
HAMBATAN (R)

Grafik 3.16. Daya Terhadap Hambatan pada Lampu


b. Dioda Seri dengan Lampu
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(89,2)] − [(25,44)(14,14)]
𝑎𝑡 = 2 = = 2,659982
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(135,92)] − [647,1628]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(135,92)(14,14)] − [(25,44)(89,2)]
𝑏𝑡 = 2 =
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(135,92)] − [647,1628]
= −10,7057

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(7,27) + (−10,7057) = 8,64


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(5) + (−10,7057) = 2,59
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(4) + (−10,7057) = −0,07
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(4,5) + (−10,7057) = 1,26
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 2,659982(4,67) + (−10,7057) = 1,71

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN DIODA SERI


P terhadap R Linear (P terhadap R)

10.00
9.00 y = 2.66x - 10.706
8.00
7.00
6.00
DAYA (P)

5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
-1.000 . 0 0 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00
HAMBATAN (R)

Grafik 3.17. Daya Terhadap Hambatan pada Dioda Seri dengan Lampu
c. Dioda Paralel dengan Lampu
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(1,45)] − [(4,41)(1,8)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,45919
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(4,2)] − [19,48592]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(4,2)(1,8)] − [(4,41)(1,45)]
𝑏𝑡 = 2 = = 0,765396
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(4,2)] − [19,48592]

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(0,71) + (0,765396) = 0,44


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(1,2) + (0,765396) = 0,21
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(1) + (0,765396) = 0,31
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(1) + (0,765396) = 0,31
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,45919)(0,5) + (0,765396) = 0,54

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN DIODA


PARALEL
P terhadap R Linear (P terhadap R)

1.60
1.40
1.20
DAYA (P)

1.00
0.80
0.60
0.40
0.20 y = -0.4592x + 0.7654
0.00
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40
HAMBATAN (R)

Grafik 3.18. Daya Terhadap Hambatan pada Dioda Paralel dengan Lampu
d. Resistor
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(37,52)] − [(590,99)(0,317)]
𝑎𝑡 = 2 = = 0,002351
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(69874,81)] − [349264,5]
∑ 𝑋2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(69874,81)(0,317)] − [(590,99)(37,52)]
𝑏𝑡 = 2 =
𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋) [5(69874,81)] − [349264,5]
= −0,21443

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(118,52) + (−0,21443) = 0,06


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(120) + (−0,21443) = 0,07
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(118,18) + (−0,21443) = 0,06
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(114,29) + (−0,21443) = 0,05
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = 0,002351(120) + (−0,21443) = 0,07

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN RESISTOR


P terhadap R Linear (P terhadap R)

0.1000
0.0900
0.0800
0.0700 y = 0.0024x - 0.2144
DAYA (P)

0.0600
0.0500
0.0400
0.0300
0.0200
0.0100
0.0000
114.00 115.00 116.00 117.00 118.00 119.00 120.00 121.00
HAMBATAN (R)

Grafik 3.19. Daya Terhadap Hambatan pada Resistor


e. Dioda
𝑁 ∑(𝑋. 𝑌) − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 [5(3,56)] − [(18,67)(2,22)]
𝑎𝑡 = 2 = = −0,15373
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(100,44)] − [348,44]
∑ 𝑋 2 ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑(𝑋. 𝑌) [(100,44)(2,22)] − [(18,67)(3,56)]
𝑏𝑡 = 2 =
𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋) [5(100,44)] − [348,44]
= 1,017919

𝑌1 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(0,67) + (1,017919) = 0,92


𝑌2 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(2) + (1,017919) = 0,71
𝑌3 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(4) + (1,017919) = 0,40
𝑌4 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(4) + (1,017919) = 0,40
𝑌5 = 𝑎𝑡 . 𝑋 ± 𝑏𝑡 = (−0,15373)(8) + (1,017919) = −0,21

12
Aristo Alhakim A
140710190031

DAYA TERHADAP HAMBATAN DIODA


P terhadap R Linear (P terhadap R)

1.6
1.4
1.2
1
0.8
DAYA (P)

0.6
0.4
0.2
0
-0.2 0 1 2 3 4 5 y =6-0.1537x +71.0179 8 9
-0.4
HAMBATAN (R)

Grafik 3.20. Daya Terhadap Hambatan pada Dioda

3.3 ANALISA

Pada praktikum osiloskop, praktikan diminta mencari tegangan listrik sesuai


yang didapatkan dengan literatur listrik PLN. KSR yang didapat berbagai macam
sesuai perbedaan literatur. Semakin tinggi tegangan literatur yang dipakai, maka
semakin rendah KSR yang didapatkan.
Hasil dari KSR percobaan adalah 0,027917 atau bisa ditulis 2,79% yang bisa
dikatakan cukup kecil. Kesalahan yang ada mungkin bisa disebabkan oleh
kesalahan dalam mengambil data saat melakukan percobaan, yaitu kesalahan
pembacaan div yang kurang tepat, generator frekuensi yang kurang baik karena
perbedaan tulisan skala yang ada pada generator frekuensi dan generator frekuensi
yang terkadang macet, kesalahan pembacaan multimeter, kerusakan pada
osiloskop yang sudah tua, kesalahan metode lissayou karna sulit menstabilkan
sinyal dalam gambar, dan kesalahan pembacaan skala pada generator frekuensi.
Untuk percobaan kali ini, bisa dianggap berhasil karena KP yang didapatkan
adalah 97,21%. Walaupun masih adanya kesalahan, ketelitian sangatlah
diperlukan untuk praktikum ini.

12
Aristo Alhakim A
140710190031

BAB IV
TUGAS AKHIR

1. Buatlah grafik karakteristik V – I untuk suatu elemen, baik menggunakan


cara 1 maupun cara 2 !
Jawab: Sudah terlampir pada pengolahan data, di grafik 3.1 sampai 3.10
2. Buatlah grafik hubungan daya terhadap hambatan untuk tiap elemen !
Jawab: Sudah terlampir pada pengolahan data, di grafik 3.11 sampai 3.20
3. Bahaslah tentang hasil-hasil grafik yang diperoleh ! Ambillah kesimpulan
mengenai setiap elemen!
Jawab: Hasil grafik yang ada menunjukan bahwa ada beberapa grafik yang
baik antara lain adalah grafik 3.1 sampai 3.10 dan yang nilai kesalahannya
cukup tinggi adalah grafik 3.11 sampai 3.20 karena ada beberapa faktor
yang bisa menjadi penyebabnya antara lain pengolahan data yang tidak
sempurna dan data yang kurang sempurna. Adapun hubungan setiap
elemen yang ada antaralain adalah ketika tegangan di suatu rangkaian itu
besar maka bisa dikatakan bahwa arusnya juga besar, jika daya dari suatu
benda elektronik itu besar maka teganngan dan arus yang dibutuhkan juga
besar begitupun sebaliknya dan pada rangkaian seri dan pararel ada sebuah
keistimewaan dimana pada seri kuat arusnya sama dan pada pararel
tegangan yang dimilikinya sama.
4. Apakah temperatur ruangan berpengaruh secara langsung terhadap grafik
karakteristik V – I ? jelaskan !
Jawab: Semakin besar suhu suatu tegangan maka hambatan yang terjadi
akan semakin besar, dan jika hambatan semakin bear maka akan
memepengaruhi besar arus listri yang masuk dalam rangkaian, karena
Semakin besar hambatan (R) maka arus yang mengalir akan semakin
kecil. Apabila suatu nilai hambatan berubah, maka nilai dari tegangan dan
arusnya pun berubah, dapat dilihat hubungannya dari persamaan V = I.R.
5. Buatlah grafik karakteristik V – I dioda yang diberi bias maju dan bias
mundur !

12
Aristo Alhakim A
140710190031

Jawab:

6. Apa yang dimaksud dengan tegangan lutut, arus saturasi, arus jenuh, dan
arus bocor balik pada dioda !
Jawab:

- Tegangan lutut atau knee voltage adalah tegangan pada saat arus mulai
naik secara cepat. Tegangan lutut juga dapat disebut dengan tegangan
konduksi, yaitu batas minimal tegangan yang diberikan pada komponen
dioda supaya dioda dapat mengalirkan arus listrik.

- Arus saturasi yaitu arus yang melintasi dioda yang bervariasi secara
exponensial saat dikenakan tegangan padanya.

- Arus jenuh adalah arus yang terjadi terjadi ketika tegangan dioda sama
dengan nol.

- Arus bocor balik adalah adalah arus dari perangkat semikonduktor


(dioda) pada saat dioda mengalami bias terbalik.

12
Aristo Alhakim A
140710190031

BAB V
KESIMPULAN
Setelah praktikum selesai dilakukan kita menyadari bahwa R atau hambatan
berbanding terbalik dengan I arus dan berbanding lurus dengan V tegangan dan
besar daya yang dibutuhkan adalah hasil daripada perkalian V tegangan dan I
arus, jadi semakin besar hambatan maka arus yang mengalir akan semain kecil
dan tegangan yang diperlukan akan semakin besar. Sedangkan untuk pemanfaatan
rangkaian seri dan pararel tergantung kebutuhan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

[1]Abdullah, M. (2016). FISIKA DASAR 1. Bandung: Institut Teknologi


Bandung.
[2] Purnomo, Eko . 2015 . Memahami Karakterisktik Dioda

[3]Giancoli, D. C. (t.thn.). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai