Anda di halaman 1dari 8

PENANAMAN MODAL UNTUK PERKEMBANGAN

SISTEM LINGKUNGAN

Oleh :

Arya Fathmanda Muhammad ( 2005561028 )

Program Studi Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik

Universitas Udayana

Bali

ABSTRAK

Investasi adalah penanaman modal untuk hubungan dengan investor dengan penerima
satu atau lebih aktiva yang dimiliki biasanya investasi tersebut. Investor tersebut
berjangka panjang dengan harapan memiliki peran untuk menjaga lingkungan
mendapatkan keuntungan di masa yang akan tersebut. menanamkan modalnya di
datang. Di dalam hukum lingkungan, Indonesia.
dirancang sebuah hukum untuk mengatur
Pengelolaan lingkungan hidup adalah salah
keseimbangan manusia dan lingkungan
satu hal yang sangat penting bagi
tempat tinggalnya. Hukum lingkungan
pembangunan, yang tidak saja konsen bagi
mengatur pola lingkungan beserta semua
kebutuhan generasi saat ini tapi juga
perangkat dan serta kondisi bersama
generasi yang akan datang.
manusia yang berada dan mempengaruhi
lingkungan tersebut.

Hukum investasi atau Penanaman modal


adalah salah satu hukum yang dapat
mendukung berjalannya hukum lingkungan.

Hubungan yang terdapat dalam hukum


investasi dengan hukum lingkungan yaitu
LATAR BELAKANG

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki biasanya
berjangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai
kompensasi secara profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang
ditanggung. Keputusan investasi dapat dilakukan individu, dari investasitersebut yang dapat
berupa capital gain/loss dan yield. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek
fisik (real asset) dan investasi pada aset finansial (financial asset). Aset fisik adalah aset
yangmempunyai wujud secara fisik, sedangkan asset finansial adalah surat-surat berharga yang
pada umumnya adalah klaim atau aktivariel dari suatu entitas.

Alasan seorang investor melakukan investasi adalah untukmendapatkan kehidupan yang


lebih baik di masa yang akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai kekayaan yang
dimiliki. Investasi juga dapat diartikan sebagai suatu komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainnya yang dilakukan padasaat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
di masa yang akan datang.

Di dalam hukum lingkungan, Dirancang sebuah hukum untuk mengatur keseimbangan


manusia dan lingkungan tempat tinggalnya. Hukum lingkungan mengatur pola lingkungan
beserta semua perangkat dan serta kondisi bersama manusia yang berada dan mempengaruhi
lingkungan tersebut.

Hukum investasi atau penanaman modal merupakan salah satu bidang hukum yang
memiliki pengaruh terhadap berjalannya keseimbangan hukum lingkungan ada. Salah satu
contohnya yang ada di Indonesia ialah memajukan bidang pertambangan yang ada di Indonesia,
seperti pertambangan minyak bumi di Maluku dan Riau. Para investor baik dari dalam maupun
luar menanamkann banyak yang menanam modal di pertambangan Indonesia yang tentunya
demin kemajuan pertambangan itu sendiri, serta menambah pendapatan perkapita negara.

Akan tetapi, di Indonesia walaupun investasi atau penanaman modal sudah dijalankan,
masih terdapat beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh investor yang ada. Pelanggaran yang
dilakukan oleh investor tentu saja akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan yang ada.
Oleh karena itu, penerapan hukum investasi terhadap hukum lingkungan memiliki peran yang
sangat penting bagi lingkungan.
PEMBAHASAN

Negara sebagai organisasi kekuasaan pasti memiliki tujuan. Begitu juga bagi Negara
Indonesia, tujuannya tertuang dalam alenia keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) mengindikasikan bahwa Indonesia sebagai negara
hukum yang menganut konsep negara kesejahteraan (welfare state).

Sebagai negara hukum yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum, setiap kegiatan,
di samping harus diorientasikan pada tujuan yang hendak dicapai, juga harus menjadikan hukum
yang berlaku sebagai aturan kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan termasuk
dalam kegiatan investasi.

Hukum dalam dunia investasi (bisnis) harus mampu menjamin certainty (kepastian),
predictability (bahwa setiap kasus yang sama harus diputus sama), calculability (bahwa setiap
ketentuan yang menyangkut finansial harus dapat diperhitungkan lebih dahulu). Ini semua
berhubung setiap keputusan di bidang investasi harus dapat menjangkau kemungkinan apa yang
terjadi untuk masa depan.

Akan menjadi tidak menarik bagi investor dalam menanamkan modal di Indonesia baik
penanam modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) apabila
hambatan karena ketiga hal tersebut di atas kurang mendapat jaminan nyata bagi pemerintah.
Fasilitas kemudahan-kemudahan dalam pemanfaatan dan penggunaan tanah berkenaan dengan
masa Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Hak Pakai (HP) dengan
batasan waktu tertentu yang masing-masing dapat diperpanjang sesuai ketentuan yang berlaku,
apabila ketiga faktor tersebut di atas utamanya kepastian hukum tidak dijamin tegaknya
berpotensi menghambat daya tarik investasi. Sebaliknya kewajiban investor untuk bina
lingkungan, misalnya mengakomodasi tenaga kerja masyarakat lokal, adalah bagian dari upaya
integrasi kepentingan investor dengan kepentingan masyarakat. Hukum hendaknya dapat
memelihara berbagai kepentingan itu hingga menjadi serasi.

Investor sebagai pemodal (pemilik capital), seharusnya tidak mengejar keuntungan


semata dengan mengorbankan rakyat sebagaimana kapitalisme kuno, tetapi harus mampu
menjadi kapitalisme yang menebarkan keadilan dan kesejahteraan sosial
Bagi Indonesia, investasi dipandang dapat mempercepat pembangunan ekonomi nasional
sehingga sejak tahun 1967 kebijakan investasi yang dibentuk cukup bebas bagi para investor,
yaitu dengan menyediakan bidang yang terbuka sepenuhnya bagi penanaman modal asing,
pemberian fasilitas bagi investor, dan dibolehkan penguasaan penuh terhadap modal. Landasan
berpikir ini terefleksi dalam hukum Indonesia, dalam Undang-undang Dasar 1945 yang menjadi
hukum dasar bagi Warga Negara Indonesia.

Hukum Investasi memiliki beberapa dasar, antara lain :

1. TAP MPR NO. 23/1/1996 dalam pasal 6,


2. Undang-undang nomor 25 tahun 2007,
3. Asas hukum investasi,
4. Asas ekonomis.

Manusia tumbuh dan berkembang bersama lingkungan di sekitarnya. Setiap interaksi


manusia baik sesama manusia dan dengan lingkungan akan memberikan dampak bagi
lingkungan baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, dirancang sebuah aturan hukum untuk
mengatur keseimbangan manusia dan lingkungan tempat tinggalnya. Hukum lingkungan
mengatur pola lingkungan beserta semua perangkat dan serta kondisi bersama manusia yang
berada dan mempengaruhi lingkungan tersebut.

Hukum lingkungan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No 32 tahun 2009, yang


merupakan generasi ketiga pengaturan hukum lingkungan di Indonesia. Undang-undang ini
mengatur bagaimana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan sistematis demi
tercapainya keseimbangan lingkungan serta kesejahteraan manusia sebagai satu kesatuan dalam
lingkungan. Selain demi kesejahteraan dan keseimbangan, Undang-Undang No 32 juga mengatur
tentang upaya untuk melestarikan lingkungan secara berkelanjutan serta mencegah kerusakan
lingkungan.

Lingkungan menjadi pertimbangan dan harus dilindungi sebab setiap orang berhak
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat (Pasal 28H ayat (1) Undang-undang Dasar
1945), sehingga dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan, perlindungan dan
peningkatan lingkungan harus dilakukan karena akan menyangkut kelangsungan ekosistem.
Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 yang menjadi dasar dalam pembentukan kebijakan
ekonomi menyebutkan lingkungan menjadi dasar dalam penyelenggaraannya, dalam menjaga
kesimbangan lingkungan dan ekosistem yang ada.

Pengaturan investasi asing di bidang pertambangan, dan permasalahannya diatur dalam


hukum pertambangan dengan maksud untuk menyeimbangkan kepentingan-kepentingan yang
bertentangan di dalam masyarakat yaitu menghindari kerusakan lingkungan hidup dan
memberikan keadilan bagi masyarakat lokal yang terimbas dengan adanya pertambangan.

Pertama, jika dilihat sekilas hubungan hukum investasi dengan hukum lingkungan adalah
dalam segi orang yang memberi investasi ( investor ) dan dengan orang yang menerima investasi
tersebut. Misalnya adalah seorang investor memberikan investasinya terhadap suatu perusahaan
yang menjaga lingkungan, tugas dari investor tersebut bukan hanya untuk menunggu hasil atau
keuntungan dari investasi yang ia berika. Tetapi investor tersebut juga memiliki peran untuk
menjaga lingkungan tersebut. Jika investor tersebut melanggar hukum lingkungan yang sudah
diterapkan, maka investasi dari investor tersebut akan ditarik atau dikembalikan.

Hubungan yang ada di antara penanaman modal dengan gejala kerusakan dan degradasi
kualitas lingkungan kian kuat seiring dengan kasus-kasus pencemaran lingkungan yang massif
yang “diduga” disebabkan oleh aktivitas perusahaan-perusahaan multinasional yang
menanamkan modalnya di Indonesia.

Permasalahan lingkungan hidup di Indonesia memang merupakan gejala sistemik, artinya


tidak hanya disebabkan oleh eksploitasi alam secara tidak bertanggung jawab, tetapi juga andil
dari pemerintah dan masyarakat. Birokrasi yang “njlimet” ditambah budaya korup pejabat serta
kultur masyarakat yang belum maju menjadi setumpuk masalah yang memicu kerusakan
lingkungan hidup yang kian parah.

Terdapat dua instrumen investasi yang penting yang berisi ketetapan lingkungan yaitu
General Agreemen on Tariff and Trade (GATT) yang dimasukkan dalam World Trade
Organization (WTO) dan the North American Free Trade Agreement (NAFTA). Salah satu hal
yang terdapat di dalam WTO adalah WTO memperkenalkan pemikiran ‘pembangunan
berkelanjutan’ (sustainable development) dalam pemanfaatan sumber kekayaan dunia dan
kebutuhan untuk melindungi serta melestarikan lingkungan.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu hal yang sangat penting bagi
pembangunan, yang tidak saja konsen bagi kebutuhan generasi saat ini tapi juga generasi yang
akan datang. Untuk mencapai pengeloaan yang rasional, negara akan melakukan beberapa
pendekatan. Beberapa dari pendekatan tersebut ialah pendekatan integratif dan koordinatif bagi
rencana pembangunannya guna menjamin bahwa pembangunan tersebut sesuai dengan
kebutuhan untuk melindungi dan meningkatkan lingkungan bagi keuntungan penduduk.

Kedepan perlu adanya pendekatan integratif yang memadukan perlindungan lingkungan


dalam proses pembangunan, untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, sehingga
perlindungan lingkungan tidak bisa diabaikan dari proses pembangunan.
SIMPULAN

Pengelolaan sumberdaya dan peningkatan lingkungan adalah suatu yang sangat penting
bagi pembangunan berkelanjutan yang tidak saja konsen bagi kebutuhan generasi saat ini tapi
juga generasi yang akan datang. Untuk mencapai pengeloaan yang rasional, negara akan
melakukan pendekatan integratif dan koordinatif bagi rencana pembangunannya guna menjamin
bahwa pembangunan tersebut sesuai dengan kebutuhan untuk melindungi dan meningkatkan
lingkungan bagi keuntungan penduduk.

Hubungan yang terdapat dalam hukum investasi dengan hukum lingkungan yaitu
hubungan dengan investor dengan penerima investasi tersebut. Pemanfaatan tanah dengan HGU,
HGB atau HP yang digunakan investor dalam menanamkan modal agar berwawasan lingkungan
untuk kemakmuran rakyat harus berdasarkan penatagunaan tanah yang merupakan bagian
subsistem dari RTRW yang ditetapkan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam kerangka
kebijakan pertanahan nasional. Dengan demikian kegiatan investasi (ekonomi/bisnis)
ditempatkan pada suatu zona wilayah tertentu yang dalam pelaksanaannya dapat dikendalikan
dan diawasi pertumbuh kembangnnya. Di samping itu tetap mewajibkan kepada perusahaan
penanaman modal agar melakukan bina lingkungan melalui Program CSR agar lingkungan
menjadi lestari dan masyarakat sekitar menjadi lebih makmur dan sejahtera yang sudah tentu
melalui pengalokasian dana yang disisihkan dari keuntungan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai