SISTEM LINGKUNGAN
Oleh :
Fakultas Teknik
Universitas Udayana
Bali
ABSTRAK
Investasi adalah penanaman modal untuk hubungan dengan investor dengan penerima
satu atau lebih aktiva yang dimiliki biasanya investasi tersebut. Investor tersebut
berjangka panjang dengan harapan memiliki peran untuk menjaga lingkungan
mendapatkan keuntungan di masa yang akan tersebut. menanamkan modalnya di
datang. Di dalam hukum lingkungan, Indonesia.
dirancang sebuah hukum untuk mengatur
Pengelolaan lingkungan hidup adalah salah
keseimbangan manusia dan lingkungan
satu hal yang sangat penting bagi
tempat tinggalnya. Hukum lingkungan
pembangunan, yang tidak saja konsen bagi
mengatur pola lingkungan beserta semua
kebutuhan generasi saat ini tapi juga
perangkat dan serta kondisi bersama
generasi yang akan datang.
manusia yang berada dan mempengaruhi
lingkungan tersebut.
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki biasanya
berjangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai
kompensasi secara profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang
ditanggung. Keputusan investasi dapat dilakukan individu, dari investasitersebut yang dapat
berupa capital gain/loss dan yield. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aspek
fisik (real asset) dan investasi pada aset finansial (financial asset). Aset fisik adalah aset
yangmempunyai wujud secara fisik, sedangkan asset finansial adalah surat-surat berharga yang
pada umumnya adalah klaim atau aktivariel dari suatu entitas.
Hukum investasi atau penanaman modal merupakan salah satu bidang hukum yang
memiliki pengaruh terhadap berjalannya keseimbangan hukum lingkungan ada. Salah satu
contohnya yang ada di Indonesia ialah memajukan bidang pertambangan yang ada di Indonesia,
seperti pertambangan minyak bumi di Maluku dan Riau. Para investor baik dari dalam maupun
luar menanamkann banyak yang menanam modal di pertambangan Indonesia yang tentunya
demin kemajuan pertambangan itu sendiri, serta menambah pendapatan perkapita negara.
Akan tetapi, di Indonesia walaupun investasi atau penanaman modal sudah dijalankan,
masih terdapat beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh investor yang ada. Pelanggaran yang
dilakukan oleh investor tentu saja akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan yang ada.
Oleh karena itu, penerapan hukum investasi terhadap hukum lingkungan memiliki peran yang
sangat penting bagi lingkungan.
PEMBAHASAN
Negara sebagai organisasi kekuasaan pasti memiliki tujuan. Begitu juga bagi Negara
Indonesia, tujuannya tertuang dalam alenia keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) mengindikasikan bahwa Indonesia sebagai negara
hukum yang menganut konsep negara kesejahteraan (welfare state).
Sebagai negara hukum yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum, setiap kegiatan,
di samping harus diorientasikan pada tujuan yang hendak dicapai, juga harus menjadikan hukum
yang berlaku sebagai aturan kegiatan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan termasuk
dalam kegiatan investasi.
Hukum dalam dunia investasi (bisnis) harus mampu menjamin certainty (kepastian),
predictability (bahwa setiap kasus yang sama harus diputus sama), calculability (bahwa setiap
ketentuan yang menyangkut finansial harus dapat diperhitungkan lebih dahulu). Ini semua
berhubung setiap keputusan di bidang investasi harus dapat menjangkau kemungkinan apa yang
terjadi untuk masa depan.
Akan menjadi tidak menarik bagi investor dalam menanamkan modal di Indonesia baik
penanam modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) apabila
hambatan karena ketiga hal tersebut di atas kurang mendapat jaminan nyata bagi pemerintah.
Fasilitas kemudahan-kemudahan dalam pemanfaatan dan penggunaan tanah berkenaan dengan
masa Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), dan Hak Pakai (HP) dengan
batasan waktu tertentu yang masing-masing dapat diperpanjang sesuai ketentuan yang berlaku,
apabila ketiga faktor tersebut di atas utamanya kepastian hukum tidak dijamin tegaknya
berpotensi menghambat daya tarik investasi. Sebaliknya kewajiban investor untuk bina
lingkungan, misalnya mengakomodasi tenaga kerja masyarakat lokal, adalah bagian dari upaya
integrasi kepentingan investor dengan kepentingan masyarakat. Hukum hendaknya dapat
memelihara berbagai kepentingan itu hingga menjadi serasi.
Lingkungan menjadi pertimbangan dan harus dilindungi sebab setiap orang berhak
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat (Pasal 28H ayat (1) Undang-undang Dasar
1945), sehingga dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan, perlindungan dan
peningkatan lingkungan harus dilakukan karena akan menyangkut kelangsungan ekosistem.
Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 yang menjadi dasar dalam pembentukan kebijakan
ekonomi menyebutkan lingkungan menjadi dasar dalam penyelenggaraannya, dalam menjaga
kesimbangan lingkungan dan ekosistem yang ada.
Pertama, jika dilihat sekilas hubungan hukum investasi dengan hukum lingkungan adalah
dalam segi orang yang memberi investasi ( investor ) dan dengan orang yang menerima investasi
tersebut. Misalnya adalah seorang investor memberikan investasinya terhadap suatu perusahaan
yang menjaga lingkungan, tugas dari investor tersebut bukan hanya untuk menunggu hasil atau
keuntungan dari investasi yang ia berika. Tetapi investor tersebut juga memiliki peran untuk
menjaga lingkungan tersebut. Jika investor tersebut melanggar hukum lingkungan yang sudah
diterapkan, maka investasi dari investor tersebut akan ditarik atau dikembalikan.
Hubungan yang ada di antara penanaman modal dengan gejala kerusakan dan degradasi
kualitas lingkungan kian kuat seiring dengan kasus-kasus pencemaran lingkungan yang massif
yang “diduga” disebabkan oleh aktivitas perusahaan-perusahaan multinasional yang
menanamkan modalnya di Indonesia.
Terdapat dua instrumen investasi yang penting yang berisi ketetapan lingkungan yaitu
General Agreemen on Tariff and Trade (GATT) yang dimasukkan dalam World Trade
Organization (WTO) dan the North American Free Trade Agreement (NAFTA). Salah satu hal
yang terdapat di dalam WTO adalah WTO memperkenalkan pemikiran ‘pembangunan
berkelanjutan’ (sustainable development) dalam pemanfaatan sumber kekayaan dunia dan
kebutuhan untuk melindungi serta melestarikan lingkungan.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah salah satu hal yang sangat penting bagi
pembangunan, yang tidak saja konsen bagi kebutuhan generasi saat ini tapi juga generasi yang
akan datang. Untuk mencapai pengeloaan yang rasional, negara akan melakukan beberapa
pendekatan. Beberapa dari pendekatan tersebut ialah pendekatan integratif dan koordinatif bagi
rencana pembangunannya guna menjamin bahwa pembangunan tersebut sesuai dengan
kebutuhan untuk melindungi dan meningkatkan lingkungan bagi keuntungan penduduk.
Pengelolaan sumberdaya dan peningkatan lingkungan adalah suatu yang sangat penting
bagi pembangunan berkelanjutan yang tidak saja konsen bagi kebutuhan generasi saat ini tapi
juga generasi yang akan datang. Untuk mencapai pengeloaan yang rasional, negara akan
melakukan pendekatan integratif dan koordinatif bagi rencana pembangunannya guna menjamin
bahwa pembangunan tersebut sesuai dengan kebutuhan untuk melindungi dan meningkatkan
lingkungan bagi keuntungan penduduk.
Hubungan yang terdapat dalam hukum investasi dengan hukum lingkungan yaitu
hubungan dengan investor dengan penerima investasi tersebut. Pemanfaatan tanah dengan HGU,
HGB atau HP yang digunakan investor dalam menanamkan modal agar berwawasan lingkungan
untuk kemakmuran rakyat harus berdasarkan penatagunaan tanah yang merupakan bagian
subsistem dari RTRW yang ditetapkan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam kerangka
kebijakan pertanahan nasional. Dengan demikian kegiatan investasi (ekonomi/bisnis)
ditempatkan pada suatu zona wilayah tertentu yang dalam pelaksanaannya dapat dikendalikan
dan diawasi pertumbuh kembangnnya. Di samping itu tetap mewajibkan kepada perusahaan
penanaman modal agar melakukan bina lingkungan melalui Program CSR agar lingkungan
menjadi lestari dan masyarakat sekitar menjadi lebih makmur dan sejahtera yang sudah tentu
melalui pengalokasian dana yang disisihkan dari keuntungan perusahaan.