Anda di halaman 1dari 31

PERALATAN

KERJA BANGKU
Untuk Lingkungan Sendiri

MECHANIC DEVELOPMENT
PT PAMAPERSADA NUSANTARA
2004
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat
tersusun buku “ PERALATAN KERJA BANGKU “ Buku ini disusun untuk
melengkapi bahan pelatihan di lingkungan PT Pamapersada Nusantara
khususnya Plant Departement.

Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam
pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior
Mekanik dibidang Alat-alat Berat.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih
jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat
mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan
kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman
dari isi dan makna terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.

Jakarta, Januari 2004

Penyusun
Mechanic Development

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

A. PERALATAN KERJA BANGKU


1. Ragum.......................................................…………………….1 - 28
2. Kikir........................................................................ …………..2 - 28
3. Pisau Kerataan ( Straight – Edge )...................................……. 5 - 28
4. Pneyiku...................................................................................... 6 - 28

B. PEKERJAAN MENGIKIR
1. Posisi Ragum....................................................................….6 - 28
2. Posisi Kaki dan Gerakan Badan............................................8 - 28
3. Cara Memegang Kikir.......................................................…9 - 28
4. Tekanan Pada Kikir..........................................................….10 - 28
5. Mengikir Champer............................................................… 10 - 28
6. Mengikir Permukaan Bertingkat.......................................…10 - 28
7. Meng24r Radius...............................................................….10 - 28

C. GERGAJI
1. Bagian Bentuk Gergaji......................................................... 11 - 28
2. Daun Gergaji Adalah Alat Potong...................................... . 12 - 28
3. Ukuran Daun Gergaji........................................................... 12 - 28
4. Kisar Mata Gergaji................................................................12 - 28
5. Kebebasan Daun Gergaji...................................................... 12 - 28
6. Teknik Menggergaji...................................................………13 - 28

D. GERINDA
1. Roda Gerinda................................................................ …... 14 - 28
2. Proses Pembuatan.............................................................… 14 - 28
3. Bahan Asah / Pengasah.........................................................15 - 28
4. Ukuran Butiran......................................................................15 - 28
5. Perekat.......................................................................... ……15 - 28
6. Bentuk Roda Gerinda............................................................16 - 28
7. Simbol Roda Ginda...............................................................16 - 28
8. Pemilihan Roda Gerinda....................................................... 18 - 28
9. Pemeriksaan Batu Gerinda................................................... 18 - 28
10. Balancing.............................................................. …………18 - 28
11. Gerakan Penggerindaan........................................................ 19 - 28
12. Metode Penggerindaan....................................................... ..19 - 28

E. PENGEBORAN
1. Mesin Bor.......................................................................... .. 20 - 28
2. Alat Penjepit Pada Mesin Bor......................……………….22 - 28
3. Alat Penjepit Benda Kerja.......................... ………………. 23 - 28
4. Mata Bor.......................................................................... … 24 - 28

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 1 - 28

A. PERALATAN KERJA BANGKU.

1. Ragum
Ragum adalah alat yang digunakan dalam kerja bangku yang berfungsi untuk menjepit
benda kerja pada pekerjaan yang meliputi: mengikir, menggergaji, memahat dll.
Ragum biasanya terpasang pada meja kerja dan terbuat dari besi tuang atau besi tempa.
Ada beberapa jenis ragum yang digunakan dalam kerja bangku. Pada buku ini hanya
diperkenalkan 2 jenis ragum.

a. Ragum Penjepit Belakang


Jenis ragum ini digunakan pada pekerjaan permesinan dan petukangan kayu.
Pergerakan penjepitnya dilakukan oleh poros berulir yang menggerakan bagian
belakang ragum.
Pelapis rahang ragum dapat diganti dan dikeraskan.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 2 - 28

b. Ragum Penjepit Depan


Ragum ini banyak digunakan untuk menjepit benda kerja yang panjang pada posisi
tegak. Apabila rahang digerakan kedepan, permukaan bawah akan bebas didepan
meja kerja sehingga dapat menjepit benda kerja panjang pada posisi menghadap
kebawah.

Catatan: Dilarang memukul langkai dengan palu atau memperpanjang dengan pipa
untuk menambah tegangan penjepit.

2. Kikir
Kikir banyak digunakan untuk pekerjaan - pekerjaan akhir seperti menghhilangkan
bagian - bagian tajam dari sisa-sisa pengerjaan mesin atau pada proses perakitan.

a. Jenis Kikir
• Berdasarkan Bentuk

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 3 - 28

a. Jenis Kikir
• Berdasarkan Proses Pembuatan
~ Gigi Pahatan
Gigi kikir ini dibuat dengan cara
dipahat sehingga menghasilkan
sudut tatal negatif dan sudut
potong lebih besar dari 90°.
Kikir ini digunakan untuk
mengerjakan benda yang bahan
dasarnya keras.

~ Gigi Yang Diprais


Gigi kikir yang diprais
menghasilkan sudut tatal yang
positip dengan sudut pemotong
lebih kecil dari 90°. Disebabkan
karena sudut tatal yang positip itu
maka kikir ini hanya digunakan
untuk mengerjakan bahan yang
lunak.

Catatan : Jangan lupa kikir itu rapuh dan karena kerapuhannya itu
mengakibatkan gigi kikir cepat rusak bila sejumlah kikir disimpan
bertumpuk – tumpuk. Kikir harus disimpan secara terpisah.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 4 - 28

• Berdasarkan Jumlah Gigi


~ Kikir Gigi Tunggal
Gambar samping menunjukan kedudukan gigi kikir tunggal yang menyudut
54° terhadap garis sumbu. Bram - bram tidak mudah dan gigi itu akan
terhalang. Saat ini gigir tipe ini hampir tidak digunakan lagi.

~ Kikir Gigi Ganda


Pada kikir ganda, pahatan bagian dalam dibuat lebih dalam dibandingkan
pahatan pada bagian yang membentuk sudut 70° terhadap garis sumbu.
Dengan demikian tidak akan terjadi alur - alur bekas pengikiran pada benda
pekerjaan.

b. Dimensi Kikir

Dimensi kikir ini terdiri dari panjang kikir dan jumlah gigi tiap cm atau tiap Inch.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 5 - 28

Tabel dibawah ini adalah contoh ukuran kikir :

Daftar ukuran kikir dan banyak gigi tiap cm.

Keterangan Mutu :

00 : K a s a r. 2 : S e'd a n g. 5 : Setengah lembut.


0 : Setengah Kasar 3 : Setengah Halus. 6 : L e m b u t.
1 : Agak Kasar. 4 : H a 1 u s. 8 : Lembut sekali.

3. Pisau Kerataan ( Straight – Edge )


Pisau kerataan berfungsi untuk mengukur dari benda kerja hasil pengiiran atau proses
permesinan. Pisau kerataan ini dibuat dari baja yang dikeraskan. Ukuran pisau
kerataan diperoleh dalam berbagai ukuran.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 6 - 28

4. Penyiku.
Penyiku berfungsi sebagai alat unmtuk mengukutr sudut dari benda kerja,. Penyiku
mempunyai dua jenis, yaitu penyiku yang ukurannya tetap 90º dan yang dapat disetel
sesuai dengan ukuran sudut yang diperlukan. Material dari penyiku ini hampir sama
dengan material pisau kerataan.

B. PEKERJAAN MENGIKIR

Sebelum melakukan pekerjaan mengikir ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Posisi Ragum
Tinggi ragum akan disesuaikan dengan bentuk benda kerja yang akan dikerjakan
dengan orang yang menggunakan.
Untuk pengikiran dengan tenaga yang besar, ragum akan dipasang lebih rendah.

a. Untuk pekerjaan yang teliti.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 7 - 28

b. Untuk pembuatan perkakas.

c. Untuk pekerjaan mesin.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 8 - 28

2. Posisi Kaki dan Gerakan Badan

a. Posisi Kaki
Selama mengikir, berdiri disebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada tempatnya.
Lutut harus dibentangkan. Jarak antara kaki harus disesuaikan dengan panjang kikir.
Sudut antara poros ragum dan kaki kira-kira 30° untuk kaki kiri dan kurang lebih
75° untuk kaki kanan.

b. Gerakan Badan
Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya dicondongkan kedepan
selama gerakan pemotongan.
Kaki kanan tetap lurus selama pengikiran berlangsung dan lutu kiri dibengkokkan
ke dalam.
Pandangan mata selalu dituiukan kepada benda kerja.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 9 - 28

3. Cara Memegang Kikir

a. Kikir Besar
Tangan kanan
Peganglah gagang kikir dengan kuat
dan tekanlah ujung gagang tersebut
dengan telapak tangan bagian
tengah. Ibu jari terletak diatas dan
jari jari lainnya dibawah gagang.
Tangan kiri
Tempatkan telapak tangan dan ibu
jari pada ujung kikir. Jari jari yang
lain terletak diluar ujung kikir
tersebut dengan keadaan rapat satu
sama lainnya dan melipat kebawah,
tetapi tidak menggenggam ujung
kikir tersebut.

b. Kikir Kecil.
Bekerja dengan kikir kecil, maka
gagang tersebut harus dipegang
dengan genggaman yang ringan dan
tekanannya cukup oleh jari jari dan
ibu jari.

4. Tekanan Pada Kikir

Tekanan pada kikir tergantung pada


ukuran kikir dan ukuran benda kerja.
~ Jika memulai mengikir, tekanan
yang besar harus terdapat pada
tangan kiri dan tekanan ringan pada
tangan kanan.
~ Tekanan kedua tangan itu harus
sama, manakala kikir berada
ditengah-tengah benda keda yang
dikikir.
~ Jika kedudukan kikir sudah diujung
langkah, tekanan tangan kiri harus
ringan dan tekanan tangan kanan
dalam keadaan maksimal.
~ Pada langkah kebelakang tidak ada
penekanan.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 10 - 28

5. Mengikir Champer

Gerakan mengikir champer hampir sama dengan gerakan pada saat mengikir
datar.
a. Letakan benda kerja tegak pada pelat
sudut dan goreslah garis dasar dengan
penggores dengan jarak 4 mm dari
permukaan patokan.
Letakan benda kerja dengan permukaan
yang telah digores pada meja pengukur
kerataan (meja penandaan) dan goreslah
pada permukaan yang berdekatan dengan
jarak 4 mm dari permukaan patokan.
Cekam benda kerja diragum atau diklem
sudut. Kikirlah sisi yang akan dichamper
dengan pengikiran silang dan gerakan
yang berganti-ganti miringnya.

b. Selesaikan permukaan tersebut dengan


mengikir memanjang untuk langkah
finishing.
6. Mengikir Permukaan Bertingkat.

a. Goreslah atau tandai bagian yang akan


dikikir bertingkat
b. Kikirlah berbentuk champer sampai Imm
dari batas garis yang akan di buat
bertingkat
c. Kikirlah bagian bagian champer tadi makin
kearah dalam mendekati horizontal
d. Kikirlah kedua permukaan bergantian,
hati - hati permukaan kikir yang tidak
bergigi harus berada disebelah permukaan.
e. Semua pengikiran hanya dilakukan secara
memanjang.

7. Mengikir Radius.

Langkah - langkah mengikir Radius


~ Tandai batas radius
~ Pengikiran kasar menyudut (arah
memanjang)
~ Pengikiran kasar radius
~ Penyelesaian radius dengan gerakan
berayun (arah memanjang)

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 11 - 28

a. Tandai pusat dari radius yang jaraknya R


dari permukaan patokan.
Pusat tersebut dititik dengan penitik dan
buat radius dengan jangka dari pusat
tersebut sepanjang R
b. Kikirlah dengan arah memanjang.
Beberapa permukaan menyudut sampai 0.5
mm dari batas radius dan sampai
mendekati bentuk radius.
c. Pengikiran kasar radius, kikir dipegang
90°dari permukaan yang lebar(arah lurus).
Bersama sama dengan gerakan
memanjang, kikir bergerak melingkar.
d. Untuk penyelesaian, radius dikikir arah
memanjang dengan gerakan berayun.
Mengikir mulai dad arah muka ke
belakang.
e. Untuk mengikir radius yang kecil hanya
langkah ini yang dipakai. Periksa radius
dengan pengukur radius.
C. GERGAJI

Gergaji digunakan digunakan untuk memotong dan mengurangi ketebalan benda kerja
sebelum dilakukan pengikiran.
1. Bagian dari bentuk gergaji

a. Bingkai
Terbuat dari pipa bajakuat dan kaku
agar mudah mengarahkan daun gergaji.
b. Tangkai
Terbuat dari logam lunak dan harus
nyaman dipegang.
c. Pasak
Bagian untuk memegang daun gergaji.
d. Nut kupu-kupu
Pengatur kekencangan daun gergaji.

2. Daun gergaji adalah alat potong


a. Daun Gergaji
Beberapa faktor yang harus diketahui
untuk memilih daun gergaji.
~ Material daun ergaji terbuat dari
baja karbon atau dari HSS ( high speed
steel).

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 12 - 28

~ Daun gergaji ini dikeraskan pada


bagian mata potongnya saja atau secara
keseluruhan tergantung dati kebutuhan.
~ Daun gergaji untuk memotong material
yang keras mempunyai sudut buang 0°,
sedangkan untuk memotong material
yang lunak sudut buangnya 5° - 20°.
bagian dalam daun gergaji dilengkapi
dengan radius untuk melingkamya
chips ( sisa potongan ).

3. Ukuran Daun Gergaji.

A = Jarak antar lubang


B = Lebar daun gergaji
C = Tebal daun gergaji

Ukuran daun gergaji yang biasa dipakai untuk


gergaji tangan adalah:

A = 300 mm B = 13 mm C = 0.65 mm
A = 12" B = 1/2“ C = 0.025"

4. Kisar Mata Gergaji

Ukuran kisar ditentukan dengan jumlah gigi


per inch, misalnya 14, 18, 24, dan 32
Contoh Aplikasinya:
a. 14 -18 gigi per inch
Untuk memotong material yang besar dan
pejal contoh : ST37, Tembaga, Kuningan,
Besi tuang.
b. 22 - 24 gigi per inch
Untuk memotong bahan tebal dan untuk
baja karbon tinggi.
c. 28 - 32 gigi per inch
Untuk material tipis, plat, kawat, pipa tipis.

5. Kebebasan Daun Gergaji

Untuk menghindari terjepitnya daun gergaji


maka dibuat gigi gergaji lebih lebar dari dad
daun gergajinya, seperti gambar disamping.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 13 - 28

6. Teknik Menggergaji
a. Persiapan gergaji
Daun gergaji harus ditegangkan
dibingkainya dengan gigi- gigi gergaji
mengarah kepada kearah pemotongan.
Gergaji harus kuat menahan tekanan akibat
penggergajian, jika kurang kuat
mengakibatkan pemotongan tidak akurat
b. Posisi tubuh dan gerakan menggergaji
Pegang bingkai gergaji dan dipegang
dengan kuat / mantap. Dalam menggergaji
posisi tubuh sama dengan posisi tubuh
pada saat mengikir.
Gerakan gergaji harus mantap dan kuat,
naikan sedikit pada waktu gergaji bergerak
kebelakang.
Kecepatan gerak :
~ 50 - 60 strok tiap menit digunakan untuk
memotong baja
~ 70 - 90 strok tiap menit digunakan untuk
bahan yang lunak

Catatan : Dilarang menggunakan oli


pemotongan atau pendingin
selama proses
pemotongan.
c. Permulaan Pemotongan
Sebelum memulai pemotongan, buat
alur dengan kikir segi tiga pada garis
yang akan digergaji.
Letakkan gergaji pada alur tersebut dan
dimiringkan kearah depan dengan sudut
kira-kira 10°. Tekanan yang tidak cukup
pada permulaan pemotongan akan
menyebabkan gigi-gigi gergaji
menggosok benda kerja yang
mengakibatkan gergaji tumpul.
d. Cara Menggergaji
~ Paling sedikit 2 atau 3 gigi gergaji
yang mengenai /menempel pada
permukaan yang digergaji.
~ Menggergaji sisi yang tajam akan
menyebabkan patahnya gigi gergaji.
~ Benda kerja yang tipis harus
dipotong dengan posisi mendatar,
tidak dimiringkan.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 14 - 28

D. GERINDA

1. Roda Gerinda

Roda gerinda mengandung dua bagian utama


yaitu:
a. Abrasive
Abrasive berfungsi sebagai sebagai
pemotong.
b. Bond ( perekat ).
Perekat berfungsi sebagai pengikat butiran-
butiran abrasive.
Diantara abrasive dan perekat ads bagian
rongga - rongga atau pori - pori.

2. Proses Pembuatan

Roda gerinda dilakukan dengan cara seperti


berikut :
a. Proses pemotongan
Proyeksi dari permukaan roda gerinda
akan terlihat beribu-ribu butiran tajam.
Apabila diputar dengan kecepatan tinggi
dan dipertemukan dengan permukaan
benda keras ( logam ) maka akan
memotong yang menghasilkan bram -
bram. Bram ini akan terbakar karena
gesekan yang keras.
b. Faktor yang mempengaruhi.
Proses pemotongan roda gerinda
dipengaruhi antara lain :
~ Pengasah.
~ Ukuran butiran
~ Tingkat kekerasan.
~ Structure.
~ Perekat ( bond ).

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 15 - 28

3. Bahan Asah / Pengasah.

Bahan asah / pengasah yang biasa digunakan


adalah : Amril, Corondum, Silicone carbide,
Aluminium oxide, boron nitirde, dan intan
( Diamond ).
dari jenis – jenis diatas yang banyak
digunakan untruk batu gerinda adalah
aluminium oxide dan silicone carbide.

4. Ukuran Butiran

ukuran butiran dapat ditujukan oleh


penyaringan butiran pengasaha melalui
saringan yang mempunyai jumlah lubang
perluasan ( Grit ).
Contoh : Ukuran butiran 30
Butiran akan lolos pada saringan yang
mempunyai 27 lubang per inchi dan akan
bertahan pada saringan yang mempunyai 33
lubang per inchi.

5. Perekat
Perekat harus mengikat butiran - butiran pengasah bersama - sama dan melengkapi
roda gerinda dengan kekuatan dan kekerasan.
Ada beberapa tipe perekat yang digunakan :
a. Vitrified bond
Perekat ini mempunyai sifat-sifat sbb:
~ Seneitif terhadap benturan dan hentakan.
~ Tidak berpengaruh terhadap temperature.
~ Tidak berpengaruh terhadap air, oli dan asam.
~ Tidak bisa dibentuk untuk gerinda tipis.
b. Silicate bond
Khusus untuk gerida alat potong mempunyai sifat mudah rontok butirannya.
c. Sellac bond.
Batu gerinda ini mampu dibentuk tipis dan dapat digunakan untuk Kekeraan halus
tetapi tidak tahan panas.
d. Rubber bond.
Untuk mesin gerinda center less dan sebagai gerinda pemotong.
e. Synthetic Resin Bond
Sebagai gerinda pemotong yang tipis, sebagai gerinda sisa - sisa pengelasan dan
sebagai gerinda besi twang.
Tingkat kekerasan Batu Gerinda
Kekerasan Batu gerinda tergantung perekat
menahan butiran abrasuive.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 16 - 28

Tingkat Kekerasan Batu Gerinda


Kekerasan batu gerinda tergantung perekat menahan butiran abrasuive

6. Bentuk Roda Gerinda

7. Simbol Roda Gerinda

Pemesanan batu gerinda tergantung dari kualitas bahan asah ukuran (Ø luar , tebal,dan
OJ dalam ), bentuk, ukuran butiran, tingkat dan structure.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 17 - 28

Struktur roda gerinda ditentukan oleh perbandingan dan penyusunan dari butiran
pengasah dan perekat.
Jumlah perekat sekitar 10% sampai 30% dari volume total roda gerinda.

a. Struktur padat :
butiran - butiran pangasah saling berdekatan
dibanding ukuran gerindanya, volume perekat dan
ruang udara sedikit.
Gerinda struktur padat mampu untuk
menggerinda akhir permukaan dengan bagus.

b. Struktur terbuka
Mempunyai ruang antara butiran - butiram
pengasah yang lebar, banyak digunakan untuk
pengasahan.

c. Struktur pori - pori


Mempunyai banyak ruang beram pada saat
pemotongan tetapi juga mudah lepas. Air
pendingin bisa ketempat terjadinya pemotongan
lebih dekat.
Roda gerinda Struktur ini dapat dibuat keras
dengan memakai perekat keras dan kuat.

Kepadatan dari.struktur dinyatakan dengan angka dari 1 sampai 9 untuk buatan


Inggris dan Jerman, untuk buatan Swiss angka 1 sampai 20.
Buatan Swiss ditunjukkan pula oleh banyaknya pori - pori dengan huruf l,m,n dan
ukuran f, ff.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 18 - 28

8. Pemilihan Roda Gerinda.

Sarat pemelihan roda gerinda :


~ Material dan kekerasan benda kerja yang.akan digerinda.
~ Jumlah benda keda dan hasil akhir yang diinginkan.
~ Besarnya busur singgungan.
Gunakan roda gerinda aluminium oxide untuk material yang mempunyai kekuatan
tarik tinggi.
Contoh : Baja karbon, baja campuran, HSS, perunggu, tungsten dll.
Gunakan roda gerinda silicone carbide untuk material yang mempunyai kekuatan tarik
rendah.
Contoh: besi kelabu, campuran kuningan dan perunggu, campuran aluminium dan
tembaga, carbide, granite, karet, kulit dll.
Gunakan coda gerinda yang kesar untuk material yang lunak Gunakan roda gerinda
lunak untuk menggerinda material yang keras.Gunakan roda gerinda yang kasar untuk
pengedaan kasar. Gunakan roda gerinda yang halus untuk pengedaan finishing.
Gunakan roda gerinda yang lunak pada saat menggerinda dengan singgungan besar.

9. Pemeriksaan Batu Gerinda

Sebelum digunakan batu gerinda harus diperiksa. Contoh cara pemeriksaan batu
gerinda adalah dengan cara dipukul dan didengar suaranya. Apabila suaranya nyaring
maka batu gerinda itu adalah baik untuk digunakan.

10.Balancing

Batu gerinda harus seimbang ( balance ) sebelum dipasang pada mesin gerinda. Hal ini
dilakukan untuk menghasilkan benda kerja yang baik dan juga untuk menghindari
rusaknya mesin gerinda.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 19 - 28

11.Gerakan Penggerindaan

a. Gerakan Utama
Gerakan perputaran batu gerinda. Kecepatan keliling dihitung dari kecepatan
potong dalam m/s.

b. Gerakan kedalam
Gerakan pemakanan yang dilakukan oleh batu gerinda secara tegak lurus.

c. Gerakan pemakanan
Gerakan ini dilakukan oleh benda kerja dan ditunjukan dalam
~ mm/r pemakanan memanjang dalam menggerinda silinder.
~ mm/menit pemakanan memanjang dalam menggerinda datar.

12.Metode Penggerindaan

a. Penggerindaan memanjang
Proses ini digunakan untuk menggerinda
benda, panjang
Contoh : Poros, spindle dll.
Pemakanan memanjang untuk tiap putaran
benda kerja ditentukan sbb :
~ 2/3 - 3/4 dari tebal batu gerinda untuk pengerjaan kasar.
~ 1/4 - 1/3 dari tebal batu gerinda untuk pengerjaan halus.
~ 1/10- 1/5 dari tebal batu gerinda untuk pengerjaan halus sekali.
Contoh:
Sebuah poros digerinda ( kasar ), hitung pemakanan memanjangnya.
D ( diameter benda kerja ) = 32 mm, A ( tebal rods, gerinda )= 30 mm, Nw ( rpm
benda kerja ) = -, Vw (kecepatan keliling Benda kerja )= 25m/menitSr (pemakanan
tiap putaran benda kerja ) = 2/3ALs, ( pemakanan memanjang meja kerja ) = -

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 20 - 28

E. PENGEBORAN.

1. Mesin Bor

Pada proses kerja tungku.trdapat berbagai macam mesin bor yang masing- masing
mempunyai fungsi tertentu
a. Mesin bor tangan.
Penggunaan mesin bor tangan terutama untuk benda yang telah terpasang. Selain
untuk pengeboran, mesin ini juga bisa dipasang gergaji putar, gerinda, polishing
disc dll.

b. Mesin bor bangku.


Mesin digunakan untuk pengeboran lubang dari diameter kecil sampai kira - kira
diameter 16 mm.
~ Cara kerja bor bangku ;
• Motor listrik memutar poros dengan belt.
• Poros berputar didalam sleeve yang dapat digerakan naik – turun dengan
bantuan dari roda gigi dan rack.
• Roda gigi berputar dengan tuas pemutar yang menghasilkan tekanan
pemakanan bagi alat potongnya.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 21 - 28

c. Mesin bor column dan pilar.


~ Mesin jenis column, terdiri dari sebuah batang tegak, pada batang tersebut
dipasang kepala mesin bor dan mesin kerja.
~ Meja kerja mesin dapat digerakkan ke atas dan ke abawah beguitu juga ke
samping.
~ Mesin bor tipe pillar meja kerja mestinya hanya dapat dinaik turunkan tetapi
tidak dapat diputar ke samping dan dapat digabungkan dengan meja lain
~ Kedua tipe mesin bor ini biasanya dilengkapi dengan pemakanan otomatis dan
juga dapat dilakukan dengan manual.

d. Mesin bor radial.


~ Mesin bor ini cocok untuk pekerjaan benda kerja yang lebar.
~ Poros utama dari bor dipasang di sadle yang dapat dipindahkan dalam arah radial
( jari – jari radius ).
~ Lengan mesin bor dapat diputar dan dinaik turunkan pada batang tegak mesin
bornya sehingga pergerakkan benda kerja dapat dikurangi seminal mungkin.
Pergerakkan poros dapat dilakukan secara otomatis atau secara manual.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 22 - 28

2. Alat Penjepit Pada Mesin Bor.


a. Cekam Bor ( Chuck ).
Penjepit digunakan untuk memegang perkakas potong yang silinder. Penjepit ini
mempunyai 2 atau 3 rahang.

b. Batang Tirus ( sarung pengurang ).


~ Batang tinrs digunakan memegang batang mata bor yang mempunyai bentuk
tangkainya thus.
~ Apabila ukuran dan ketirusannya mata bor sama dengan ukuran dan ketirusannya
mesin bor maka kita dapat langsung dipasang pada mesin.
~ Sedangkan apabila ukurannya lebih kecil dapat dipasang sarung pengurang.
~ Ketirusan mata bor disebut morse taper yang sudah distandarkan secara
international.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 23 - 28

3. Alat Penjepit Benda Kerja


a. Ragum tangan
Pengeboran benda-benda kecil dapat dilakukan dengan ragum tangan. Pengeboran
sampai diameter 6 mm ragum tidak perlu dijepit terhadap meja mesin untuk
mempercepat perpindahan pengeboran dalam satu benda kerja..

b. Ragum mesin
Pengeboran untuk diameter lebih besar dari 6mm sebaiknya dilakukan dengan
ragum mesim yang terikat pada meja mesin.

c. Penjepit baut T pada meja mesin.


Benda - benda yang besar yang tidak mampu dijepit oleh ragum mesin langsung
dijepit pada meja mesin dengan baut T dan bantalan - bantalan penjepit.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 24 - 28

4. Mata Bor
a. Dimensi mata bor.

Figure 1. Various types of twist drills used in drilling machines ( Courtesy of DoAll
Company ) :
(a) High helix drill
(b) Low helix drill
(c) Left-hand drill
(d) Three flute drill
(e) Taper shank twist drill
(f) Standard helix jobber drill
(g) Center drill

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 25 - 28

Alur bor tidak hanya sebagai digunakan untuk mengel;uarkan beram tetrapi juga
membentuk sudut tatal pad bibir potong.
Besarnya sudut tatal ini tergantung dari jenis bahan yang dikerjakan. Karenanya bor
spiral dibuat berbagai macam bentuk.

~ Kuningan dan perunggu

~ Baja, besi tuang, besi biasa dan baja tuang

~ Aluminium, tembaga, timah putih, seng,


timah hitam

~ Sudut alur = Sudut tatal = γ

~ Bibir Pemotong mempunyai garis


dan sudut potong.
~ Kedua bibir pemotong ini diusahakan
agar sama panjang untuk mendapatkan
ukuran lubang yang dikehendaki

~ Untuk memeriksa bagian ujung kita


menggunakan mal pengasah bor atau
protektor

~ Catatan : Mengebor dengan ujung bor


yang salah dan tidak simetri
( tidak sama panjang dan sama
besar ) akan menghasilkan lubang
yang lebih besar dari ukuran bor itu sendiri.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 26 - 28

b. Sudut bor spiral.


Ujung bor harus selalu tajam hanya kedua bidang bebas inilah yang harus diasah
dengan sudut bebas sebesar 5º - 8º sehingga mendapatkan sudut 55º antara mata sisi
silang dan bibir pemotong.

Akibat yang ditimbulkan pada kelainan mata bor.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 27 - 28

c. Counter boring
Pembesaran lubang berbentuk silinder untuk jarak tertentu misalnya : Sebuah
lubang untuk ekedudukan kepaal skrup atrau baut, ialah : Counter boring.
Operasi ini dikerjakan oleh counter boring cutter pada mesin bor.

Bentuk dan jenis counter boring cutter :

Counter boring cutter memotong dengan


permukaan. Pengarah ( pilot ) menjaga
kedudukan alat potong ( cutter ) untuk
menjaga keungkinan tidak lurus.
Beberapa counter boring cutter mempunyai
pilot yang dapat dirubah - rubah sesuai
kebutuhan diameter lubang terkecilnya.

Pengerjaan counter boring juga dapat


dilakukan dengan menggunakan mata
bor yang ujungnya digerinda sampai
rata dengan suidut bebas kira - kira 6º.
Pertama kali lubnag harus dibor dengan
diameter yang dikehendaki, kemudian
dilanjutkan dengan proses counter boring.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara
PERALATAN KERJA BANGKU 28 - 28

d. Countersinking.
Countersinking adalah proses pembuatan
champer pada lubang yang bertujuan untuk :
menghilangkan ketajaman pada sisa pengeboran
atau pembuatan dudukan paku keling atau
sebagai dudukan kepala baut.

Mechanic Development.
PT Pamapersada Nusantara

Anda mungkin juga menyukai